Seorang Pria tampan nampak sedang mondar mandir di depan ruangan VVIP rumah sakit besar di kota tersebut. Sesekali ia menoleh ke arah pintu dan menggigit ujung jarinya demi menyalurkan kegundahaan di hatinya.
"Ya Tuhan... semoga Nayra baik baik saja..."gumam Daniel khawatir
Bagaimana tidak khawatir, sang istri yg bernama Nayra itu baru sadar dari komanya yang hampir lima bulan. Beberapa saat lalu Daniel melihat pergerakan tangan Nayra, Awalnya Daniel bahagia mendapati Nayra yang selama ini ia tunggu kesadarannya akhirnya membuka mata.
Namun senyum Daniel yang sejak tadi mengembang itu pudar saat Nayra bertanya dengan suara lemahnya "Siapa Kamu?"
Deeeegghhh!
Jantung Daniel seakan akan di remas saat itu juga. Bagaimana bisa wanita yang mulai ia cintai, yang mulai ia sayangi bahkan ia berniat ingin merajut semua dari awal, dan kini wanita itu melupakan dirinya, tak mengingat dirinya yang saat ini masih berstatus suami.
"Sayang.. ini aku.. Daniel.. suami kamu.."Daniel menunjuk dirinya namun wanita di depannya itu hanya menatap nya bingung
"Su..suami??
"Iya suami.....
"Lalu Andrew..?
"Andrew...."lirih Daniel hampir tak terdengar
"Iya... di..dia dimana..."Nayra masih berucap dengan lemah
Daniel mengusap wajahnya kasar. Apa apaan ini? Istrinya koma hampir lima bulan lamanya, sadar sadarnya bukan dirinya yg jelas suaminya yang harus di ingat melainkan makhluk yang bernama Andrew
"Sayang.. dengar....a...aku suami kamu.. aku..
"Ssssttttt ...
"Nayraaaa!!
Kepanikan pun terjadi saat Nayra merasa kesakitan. Nayra terus memegang kepalanya mencengkram rambutnya kuat kuat
"Nay... Sayang...heyy!"Daniel memegang pundak Nayra mencoba menenangkan wanita itu, namun Nayra sudah tak peduli ia mengerang saat merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya
"Dokteeerrrr.... dokteerrrr..."Daniel berteriak memanggil dokter, saking paniknya ia sampai lupa jika ada tombol yang harus ia pencet saat itu
Melihat pria paruh baya ber jas putih itu masuk bersama seorang perawat di belakangnya Daniel mengatakan apa yang terjadi pada sang istri. Untuk itu Pria yang biasa di panggil Dokter Romi itu menyuruh Daniel menunggu di luar.
.
.
.
Ceklek
Daniel menoleh, ia melihat dokter kepercayaan keluarganya itu keluar dari ruangan Nayra. Dengan segera Daniel melontarkan berbagai pertanyaan hingga membuat sang dokter Romi menghela nafas panjang
"Mari ikut ke ruangan saya Tuan.."ucapnya seraya melenggang pergi di ikuti oleh Daniel di belakangnya.
Mereka masuk dan duduk saling berhadapan hadapan. Daniel terdiam mendengarkan semua yang dokter Romi katakan, pikirannya kemana mana dan ntah apa yang harus ia lakukan saat ini.
"Amnesia Anterograde..?"
"Benar Tuan.. dimana pasien yang mengalami amnesia jenis ini hanya akan mengingat masa lalu...
"Jadi? dia tidak mengingat begitu??" Dokter Romi mengangguk membenarkan ucapan Tuan mudanya itu.
"Tapi masalahnya kenapa harus Badjingan itu yang Nayra ingat?!! berbulan bulan aku menunggunya membuka mata dan saat dia sadar kenapa?? Aarrggghhh!..
"Dok.. Aku tidak mau tau.. kau harus bisa membuat istriku sembuh seperti sedia kala?
Dokter Romi lagi lagi menghela nafas pria di depannya ini memang keras dan harus mendapatkan apa yang di inginkan
"Masalahnya Tuan..hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengobati penderita amnesia. Namun, gejala amnesia bisa membaik ketika otak sudah sembuh... Syaratnya anda harus sabar dan jangan memancing kejadian-kejadian yang kiranya bisa berakibat fatal Insya Allah Nona Nayra pasti sembuh dan bisa mengingat semuanya kembali" tutur Dokter Romi panjang lebar
Daniel menghela nafas panjang. Lagi lagi ia mengusap wajahnya kasar
"Baiklah aku permisi.."ucapnya datar dengan raut wajah dingin seperti biasanya, dengan segera ia bangkit berjalan menuju pintu dan keluar dari ruangan sahabat ayahnya itu.
Daniel berjalan dengan gontai menuju kamar dimana sang istri di rawat. Sesampainya, pria berahang tegas itu membuka pintu dan terdiam, Ia menatap Nayra yang kini kembali memejamkan mata setelah di beri obat pemenang oleh Dr. Romi.
merasa tak sanggup Daniel berbalik badan, ia kembali menutup pintu dan memilih duduk di kursi yang sudah tersedia di depan kamar rawat tersebut.
"huuuuffftttt.... ini semua gara gara aku.."batin Daniel, matanya membasah saat ia mengingat kejadian itu, Dimana ia melihat dengan jelas sebuah mobil menghantam tubuh sang istri Nayra.
"maafkan aku...." Daniel menyadarkan tubuhnya, ia bersedekap dada sembari memejamkan matanya, Baru saja terpejam ia sudah mendengar suara yang tak asing baginya.
"Tuan....
"Hmmm...
"Kenapa Tuan berada Di luar kenapa tidak masuk?" Pria bernama Jhosua itu bertanya sembari memerhatikan sang Tuan yang tampak kacau
"Bukankah Nona sudah sadar??"
Daniel masih diam mendengar pertanyaan sang asisten walaupun kini ia bisa mendengar dengan seratus persen.
"Aku rasa tanpa kau bertanya kau sudah tau Josh.. mustahil jika ayahmu tak memberi tau.."Tutur Daniel tanpa membuka matanya
"Tapi Kenapa Harus Di luar? harusnya anda masuk dan temani nona.. bukan malah menghindar seperti ini.."
"Lagipula Nona hanya lupa ingatan, bukan mati dan harusnya anda senang bukan??" ucapan Jhos kali ini membuat Daniel membuka mata. ia sudah kacau sejak tadi dan sekarang mendengar penuturan putra tunggal Dr. Romi itu membuat Daniel naik darah.
Daniel menatap tajam sang asisten dengan tajam, Ia tak suka dengan kalimat itu.
"Apa kau bilang? istriku mengalami Amnesia dan kau bilang harusnya aku senang? dimana letak otakmu itu Jhos..?" Tak habis pikir dengan jalan pikiran pria ini, tidak ada orang yang ingin mengalami seperti ini, yaitu di lupakan orang yang kita cintai.
"Tuan jangan salah paham dulu.. maksud saya.. bukankah dengan begini Nona Nayra tidak akan minta bercerai dengan anda? Dengan lupa ingatan begini anda bisa tunjukkan pada nona Tuan.. jika anda adalah suaminya, berikan perhatian anda padanya dan yakinkanlah jika anda pria yang baik"
Daniel terdiam, ntahlah ia sendiri bingung apa yang harus ia lakukan mungkin ucapan Jhos ada benarnya.
"Tapi dia lupa siapa aku jhos.. Nayra hanya ingat dengan si badjingan itu, baru saja dia membuka mata yang dia tanya bukan aku! tapi dia... menurutmu jika nanti dia bertanya lagi aku harus jawab apa? dan jangan lupa Nayra seperti ini gara gara dia...
"Tapi jika bukan karena anda menurunkan nona di tengah jalan saat itu semua juga tidak akan mungkin terjadi Tuan.."Daniel lagi lagi di buat naik darah dengan ucapan jhosua
"Kau menyalahkan ku??" Jhosua hanya dia sembari menarik nafas, memang susah bicara dengan orang seperti ini, batinnya.
"Saya tidak menyalahkan siapapun Tuan.. anggap semua yang terjadi adalah takdir, dan keadaan nona yang sekarang pun takdir. wajar kalau nona hanya mengingat Andrew, walaupun dia itu pernah menoreh luka yang dalam untuk nona tapi pria itu adalah cinta pertamanya.. jika nanti nona bertanya tentang Andrew jawab saja sekenanya sembunyikan dulu fakta jika pria itu sudah bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir."
"Ck, " Daniel berdecak kesal dengan ucapan sang asisten, ia terdiam menerawang dan kembali mengingat betapa marahnya saat dirinya tau jika Nayra adalah mantan dari pria yang Bernama Andrew, bukan mantan kekasih melainkan mantan suami.
London, Lima Tahun Lalu
Buuuggghhhh
Sebuah tinjuan mendarat di wajah tampan Andrew, pria itu hanya terdiam sembari mengusap sudut bibirnya yang pecah dan berdarah.
"Apa-apaan kau!! Beraninya kau memukul putraku!!!!" Ucap Tuan Tama ayah dari Andrew dengan Berang. Pria paruh baya itu begitu marah saat melihat sang putra di pukul.
"Kalian... tega sekali kalian menipu kami.. apa salah kami pada kalian! "Tuan Radika ikut berteriak, ia begitu murka dengan keluarga ini.
Tuan Radika menarik kerah pakaian Andrew, pria paruh baya itu menarik pemuda di depannya itu dengan tahapan membunuh, Sungguh ia benar-benar marah.
Bagaimana tidak marah?, Nayra sang putri di talak setelah sebelumnya Andrew menikahinya. Tak main main Andrew dan seluruh keluarganya mempermalukan Tuan Radika dan Nayra di depan semua orang, lebih tepatnya di depan tamu undangan.
Tuan Radika mendorong Andrew hingga pria itu mundur beberapa langkah. Sementara Andrew ia hanya diam sesekali ia melirik ke arah Nayra yang nampak menangis, Senyum yang tak luntur sejak tadi itu kini berganti dengan deraian air mata.
Nayra marah, kecewa, sedih, hancur semua menjadi satu. Pernikahan yang ia impikan kini sudah hancur, belum satu jam menjadi istri andrew kini sang suami sudah mentalaknya.. Miris Bukan?
Nayra begitu kecewa dengan pria tampan di depannya ini, ia bertanya apa salahnya kenapa Ia begitu tega melakukannya. Tuan Radika pun demikian, sebagai seorang sahabat mengapa Tuan Tama begitu tega? Ia merasa di permainan, merasa di khianati.
Namun jawaban yang Tuan Tama membuat Tuan Radika dan Nayra terkejut bukan main. Bagaimana tidak? Selama ini sahabat yang Tuan Radika anggap baik ternyata tak lebih dari seorang badjingan.
Bukan hanya mentalak dan mempermalukan di depan semua orang, dengan gampangnya Tuan Tama mengatakan jika semua aset perusahaan kini sudah mengatas namakan dirinya, dan semua karena harta. Bahkan dengan tak tau malunya Tuan Tama menunjukkan berkas yang sudah Radika tandatangani, dan itu resmi dari tangan Radika sendiri bukan rekayasa.
Tuan Tama begitu iri pada Tuan Radika karena sejak awal mengenal Radika, keberuntungan seolah berpihak padanya. Berawal dari Anisa wanita yang ia sukai diam diam tapi justru wanita itu memilih Radika sebagai suami, lalu setelah itu karir, Radika lebih dulu sukses di banding dirinya.. bukan itu saja Radika selalu saja memenangkan tender yang selalu mereka rebutkan.
semua itu membuat penyakit hati Tuan Tama semakin menjadi, dia ingin semua yang ada pada Radika termasuk semua hartanya. Namun ia tak ingin gegabah, Tama menunggu waktu yang tepat demi membalas semuanya, dan sekarang inilah waktunya.
mendengar itu, Tuan Radika sangat begitu murka ia merasa sangat bodoh. Bagaimana ia tak menyadari jika selama ini ada musuh dalam selimut dalam lingkungannya. Dia di jebak oleh orang yang sangat ia percaya dan sudah ia anggap sodara sendiri.
Ia juga merasa bersalah pada Nayra putri satu satunya yang ia punya karena dengan gampangnya menerima permohonan perjodohan tersebut
.
.
Nayra Aulia Alfiany seorang gadis yang kala itu berusia sembilan belas tahun. Ia memiliki paras yang cantik, perawakan tinggi body seksi bak model, Rambut hitam bergelombang mempunyai sifat baik dan pembicaraan lemah lembut, siapa yang tidak ingin menjadi kekasih gadis tersebut.
Gadis yang biasa di sapa Nay itu adalah putri tunggal dari Tuan Radika Alfiany Ramadhan. Beliau pemilik perusahaan AR group yang bergerak di bidang Properti.
Radika begitu menyayangi Nayra karena sejak usianya genap sepuluh tahun, sang ibu yang bernama Anisa meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Oleh sebab itu Radika berperan sebagai ayah sekaligus ibu yang baik, apapun yang Nayra mau pasti selalu di turuti.
Suatu hari Tuan Radika menyetujui permintaan Sahabatnya Andi Pratama agar anak anak mereka bersatu, hal itupun di sanggupi oleh Tuan Radika. Radika juga dekat bahkan begitu percaya dengan Andrew, karena ia yakin bersama Andrew Nayra pasti bahagia, ia sudah mengenal Andrew sebelumnya dan pemuda itu memang anak yang baik.
Namun kepercayaan itulah yang membuat Tuan Radika buta. Bahkan ia sampai tidak tau jika sikap baik yang selama ini Tama tunjukkan hanya akting belaka.
Hancur sudah... Tama sang sahabat berkhianat dan merampas semua yang ia punya termasuk seluruh aset dan perusahaannya. Mau lapor polisi percuma, Tuan Radika tidak mempunyai bukti sama sekali.
Radika merasa bersalah pada sang putri tapi nayra hanya menanggapinya dengan senyum tulus seperti biasanya
"Sudal pa.... Papa tidak perlu menyalahkan diri sendiri.. aku baik baik aja kok..."ucapnya dengan tersenyum walaupun dalam hati siapa yang tau.
"Hidup itu tabur tuai... Tuhan tidak pernah tidur, Nay yakin semua pasti akan dapat balasannya nanti,," Ucap Nayra setelah drama di hotel itu selesai, dan keduanya memilih pergi.
Seminggu setelah kejadian Radika mengajak Nayra kembali ke tanah air, jujur Nayra berat meninggalkan negara tersebut. Bagaimana tidak? Banyak kenangan manis yang terjadi diantara ia dan Andrew namun Nayra segera menepis bayangan pria itu jauh jauh, Sungguh ia tak mau kembali pada pria itu lagi, walaupun jujur nama pria yang telah mengkhianatinya itu masih tertahta di hatinya.
Sampai di negara kelahiran Radika dan sang putri menempati sebuah rumah besar berlantai dua, sebuah harta peninggalan nenek Nayra ibu dari sang ayah, Radika. Beruntung rumah itu masih atas nama sang nenek hingga Radika dan Nayra pun bisa menempati rumah tersebut.
Awalnya mereka bingung hendak bagaimana? Karena sudah biasa hidup serba mewah dan di layanani membuat Nayra sekaan tertekan, namun Radika sang ayah terus menyemangati Nayra agar tak patah semangat.
Keduanya pun berniat mencari kerja, Awalnya semua baik baik saja Nayra yang biasa hidup bak Tuan putri kini serasa jungkir balik dengan keadaan. Bagaimana tidak, Nayra bekerja sebagai pelayan di Cafe, harusnya ia yang di layanani bukan dia yang melayani, namun ia tetap harus bersyukur Nayra ingin lulus kuliah dan bekerja dengan layak, bukan itu saja Nayra bekerja juga sekaligus untuk membantu sang ayah yang kini hanya menjadi seorang kuli bangunan.
Nayra tetap menyemangati diri sendiri walau Awalnya Radika menolak saat Nayra mengatakan ingin bekerja juga, Radika tak ingin putri yang ia sayangi itu lelah cukup dia saja yang bekerja dan mencari nafkah. Namun Nayra menegaskan jika ia ingin belajar mandiri itu saja, justru itu ia mulai melamar pekerjaan sana sini demi membantu sang ayah, mau bekerja di kantor pun Nayra belum lulus apa di terima?
Ujian Nayra tidak sampai situ setelah tiga bulan hidup dengan sederhana dan tenang Nayra yang sedang bekerja mendapat kabar jika sang ayah jatuh dari lantai tiga dan meninggal di tempat. Sungguh Tuhan masih mengujinya kali ini, mungkin benar, Tuhan tidak menguji hambanya di atas kemampuan hambanya itu sendiri. Jika sekarang ia di uji dengan sang ayah yang sudah berpulang itu artinya Nayra harus lebih bersyukur dan lebih semangat lagi menjalani hidup.
Hidup sebagai sebatang kara membuat Nayra lelah sendiri, bagaimana tidak? Ia sudah tak punya siapa-siapa di dunia ini, bahkan teman teman kuliahnya pun ikut iba namun Nayra selalu meyakinkan diri sendiri ia tak boleh patah semangat demi kedua orang tuanya Nayra bisa berdiri di bawah kaki sendiri. Dari semangat itulah setelah hampir dua tahun Nayra akhirnya bisa lulus dan menjadi sarjana dengan nilai terbaik.
.
.
.
Dan disinilah ia sekarang duduk berhadapan dengan seorang pria tampan berkacamata bening yang sejak tadi tak lepas bertengger di hidungnya. Nayra ******* ***** tangannya sungguh ia gugup kali ini, di hadapkan dengan seorang Pria tampan, berahang tegas, namun sikapnya dingin bicara saja sangat jarang.
"Jadi? Kau belum punya pengalaman kerja di kantor sama sekali?" Tanya pria itu datar dan dingin. Nayra yang sejak tadi menunduk kini mencoba mengangkat kepalanya menatap pria yang katanya direktur utama sekaligus pemilik perusahaan itu.
"Belum... ini adalah pengalaman saya yang pertama..."jawab Nayra mantap tanpa ada keraguan sedikitpun.
Pria yang bernama Daniel itu mengangguk, tangannya bergerak membenahi kacamata beningnya. Ia masih terus saja membuka dan membaca surat lamaran milik Nayra.
"Jika dilihat dari nilai nilai saat kau kuliah? Nilai mu tak ada yang mengecewakan sama sekali, sepertinya kau gadis yang pintar" mendengar di puji seperti itu bukan membuat Nayra bahagia ntah kenapa Ia merasa semakin gugup saja.
"Kau diterima...
"Hah!? Ba.. bapak serius...??" Wajah Nayra berbinar, ia sangat bahagia kali ini
"Hm... kau akan menjadi sekertarisku,, kau akan ikut mendampingiku saat asisten pribadiku berhalangan "ucapnya datar sekali membuat Nayra ntah kenapa sedikit takut, mungkin sudah begitu.
"Besok kau bisa bekerja.. "lanjutnya lagi
Nayra sungguh bahagia, setelah bersalaman Nayra keluar dari ruangan itu, ia menghela nafas seraya mengusap dadanya
"Alhamdulillah.. "ucapnya, kemudian melenggang pergi keluar dari kantor tersebut.
TBC
Daniel Satya Adiguna putra tunggal dari pasangan Tuan Danar Adiguna dan Nyonya Saras Minarsih yang kini menjadi pewaris satu satunya di perusahaan BCN group. Sebuah perusahaan besar yang di bangun oleh para leluhurnya terdahulu dan tetap jaya hingga sekarang.
Daniel adalah pria tampan, kulit putih dengan tinggi badan 180cm. Raut wajahnya datar tanpa senyuman serta bersifat dingin. Ia mulai bekerja di perusahaan sejak usianya dua puluh tiga tahun.
Beberapa bulan lalu dunia perbisnisan gempar dengan kabar Tuan Danar meninggal dunia, Beliau di temukan tewas secara mengenaskan di sebuah ruang kerjanya. Ntah siapa pelakunya belum di temukan hingga saat ini.
Semua itu terjadi saat setelah Daniel berhasil merebut sebuah perusahaan milik musuh bebubuyutan sang ayah. Semua terjadi bukan tanpa alasan, saat itu Tuan danar hampir saja mengalami kecelakaan di karenakan rem mobilnya blong, beruntung beliau masih bisa selamat dan hanya mengalami luka ringan.
Daniel tak tinggal diam, ia mencari tau siapa orang di balik semua itu. Hingga salah satu anak buahnya menemukan fakta baru Bahwa pria yang ia incar kini sedang bersenang senang karena baru saja mendapatkan perusahaan baru dan itu semua hasil dari menipu rekan kerjanya. Daniel tersenyum sinis, ia tau apa yang harus ia lakukan.
Daniel pun menggunakan otaknya agar bisa membalas perbuatan pria itu, karena bukan sekali dua kali ayahnya hampir celaka, dan lagi lagi yang akan mencelakainya adalah orang yang sama.
Dengan berbagai cara Daniel lakukan agar bisa bekerja sama dengan perusahaan tersebut, hingga apa yang ia incar kini berhasil. Daniel berhasil merebut apa yang ia inginkan, sebuah perusahaan yang sama sama di peroleh hasil menipu. Namun sayang perusahaan itu berada di luar negeri.
Sesaat setelah itu, beberapa hari kemudian Daniel mendengar kabar jika pria itu meninggal karena terkena serangan jantung. Tentu saja Daniel senang, namun semua itu tak berlangsung lama, sang ayah mati dengan keadaan terbunuh dengan cara mengenaskan, ntah siapa pelakunya?
.
.
.
Saat ini Daniel sudah berusia dua puluh delapan tahun, usia yang cukup matang untuk membina rumah tangga. Namun sepertinya Daniel enggan dengan semua itu semenjak di khianati, Daniel menutup hati, bagi Daniel semua wanita sama walau tak bisa di pungkiri jika dalam hatinya masih bersemayam nama wanita itu.
Kini Daniel sedang duduk berhadapan dengan seorang perempuan yang tak lain adalah sekertarisnya sendiri dan mungkin sudah naik pangkat menjadi Calon Istri.
Calon Istri??
Ya, calon istri. Semenjak Saras tau jika Nayra adalah putri sari Anisa sahabat baiknya, wanita paruh baya itu mencoba menjodohkan keduanya. Bukan tanpa alasan Nyonya Saras melakukan semua itu, semua karena Saras ingin jika sang putra berhenti berhubungan dengan wanita yang bernama Alexa.
Sebenarnya hubungan antara Daniel dan wanita yang bernama Alexa itu sudah lama berakhir, di karenakan wanita itu berselingkuh. Hanya saja mereka tetap saling berhubungan dan Ny. Saras tak mau itu terjadi, bisa saja nanti Daniel kembali terperangkap oleh rayuan mau wanita ular itu, karena bagi Ny. Saras Alexa bukan wanita yang baik. Jelas bukan wanita yang baik, jika baik wanita itu takkan berkhianat.
Daniel hanya bisa pasrah saja saat sang mama menjodohkan dirinya dengan Nayra, karena Daniel begitu sangat menyayangi wanita itu lebih dari segala galanya, mau tak mau Daniel harus mau.
"Kalian kan sudah bertunangan? Yang akur ya.... Nay sayang.. ingat kata mama mulai sekarang panggil Daniel mas yaa.. jangan bapak lagi... dia itu bukan atasan kamu lagi .. ok..."ucap Saras dengan senyum mengembang di bibirnya.
"I... iya maa...
"Good... ok mama tinggal arisan dulu yaa... akur akur Kalian.. " Saras memeluk sang calon menantu sebentar, setelah itu Saras pergi dan kini tinggalah Daniel dan Nayra di ruang tengah rumah megah itu.
Nayra hanya terdiam sebenarnya ia ragu menerima perjodohan ini, ia takut apa yang terjadi dulu kini terulang kembali. Ya, walaupun sebenarnya ia sudah mulai jatuh hati dengan Daniel sejak pertama pertemuan mereka.
Daniel menatap datar Nayra sambil bersedekap dada. " setelah ini ada pertemuan dengan klien, aku harap kau diam saja dan katakan pada mereka jika kau hanya sekertarisku.."Nayra menatap Daniel dengan tatapan bingung.
"Kenapa? "Nayra hanya menggeleng samar.
"Jangan kau pikir aku senang dengan perjodohan ini, sama sekali tidak...dan ingat! Saat di depan mama bersandiwaralah yang baik, karena aku tidak ingin mengecewakan wanita kesayanganku itu"
"I..iya m...mass....
"Heemm... sekarang bersiaplah kita akan ada pertemuan dengan Tuan Andrew jangan sampai kita terlambat"
"Tuan An... Andrew?"Tanya Nayra takut ia salah dengar.
"Ya..."sahut Daniel singkat dan melenggang pergi tanpa peduli pada Nayra yang masih tenggelam dengan rasa penasaran nya.
Selang beberapa saat kemudian,, kini keduanya sudah berada di dalam mobil yang sama. Daniel maupun Nayra sama sama diam, Daniel dengan sikap dinginnya dan Nayra dengan pikirannya pada sosok pria yang Bernama Andrew itu.
Apakah pria itu Andrew yang sama? Ntahlah namun Nayra kembali menepisnya. Nama Andrew kan banyak bukan cuma satu, pikirnya.
Setelah hampir dua puluh menit perjalanan kini mobil mewah itu sampai si sebuah Cafe besar di kota itu.
"Ayo masuk..."Nayra hanya mengangguk dan ikut berjalan di belakang Daniel.
Terlihat dari kejauhan seorang Pria berjas abu abu duduk dengan posisi membelakangi, Nayra memegang dadanya, Sungguh jantung nya berdegup dengan kencang, ntah kenapa tiba tiba ia memiliki firasat buruk kali ini.
"Tuan Andrew.. maaf saya terlambat..."sapa Daniel ramah sembari mengulurkan tangannya pada pria yang bernama Andrew tersebut.
Deeegghhh!!!!
Nayra hampir saja terjatuh karena sedikit kehilangan keseimbangan tubuhnya, bagaimana tidak? apa yang ia takutkan kini terjadi.. Andrew yang di maksud Daniel adalah Andrew masa lalunya, seorang pria yang sangat ingin ia hindari dan lagipula sejak kejadian itu Nayra berharap agar tak bertemu lagi dengan pengkhianat itu.
"Nayraaa... kenaikan ini Tuan Andrew.. beliau dari negara london" Dengan ramah Daniel memperkenalkan rekan kerjanya itu.
"Dan Tuan Andrew kenaikan ini Nayra.. sekertaris saya...."
Andrew tersenyum manis, ia menatap wanita yang pernah bertahan di hatinya itu, jika saat ini Andrea sudah lupa? jawabannya adalah tidak. Andrew mencintai Nayra dengan tulus bahkan hingga sekarang rasa cinta itu masih ada, walaupun semua sudah berakhir. Ia tak pernah tau tentang rencana ayah nya saat itu, tapi mau bagaimana lagi tidak ada pilihan lain, saat Tama memberitahu niatnya jika selama ini menjodohkan dirinya dan Nayra demi menjebaknya Radika mungkin ia bisa menolak, tapi semua sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur.
Andrew mengulurkan tangannya, ia berniat berkenalan dengan wanita yang di depannya ini, namun bukannya di sambut Nayra justru mengabaikan uluran tangan pria itu. Tak tau saja jika saat ini Nayra menahan emosi, sejak tadi dadanya bergemuruh mengingat apa yang telah Tama dan Andrew lakukan di masa lalu,, ingin sekali ia bunuh mantan suaminya itu sekarang juga.
"Nay..."tegur Daniel dengan tatapan tak suka
"Oh.. tidak apa apa Tuan ..."ucap Andrew sembari menarik tangannya kembali
Setelah itu mereka berdua duduk dan akan membahas tentang pekerjaan. Namun sesaat Andrew terdiam, ketika ia melihat sebuah cincin yang sama kini melingkar di jari manis Daniel dan Nayra.
"Apa-apaan?? mereka memakai cincin yang sama? apa mereka punya hubungan?" Begitulah hati Andrew bertanya tanya, namun untuk saat ini ia harus bersikap profesional.
sekitar satu jam kini meeting selesai, Daniel memesan makanan di Cafe tersebut dan makan siang bersama. Selesai dengan semuanya Daniel tak langsung pergi, pria itu masih betah mengobrol dengan Andrew tanpa peduli jika saat ini Nayra sudah gelisah.
"Ohya... sudah sangat lama kita tidak bertemu Nona Nayra.. Anda masih tetap sama yaa.. hanya sedikit pendiam saja.." Ntah apa maksud Andrew bicara seperti itu, tapi yang jelas saat ini dada Nayra semakin bergemuruh saja.
Daniel menoleh ke arah Nayra yang sejak tadi diam dan menundukkan kepalanya " Kalian saling kenal?" pertanyaan itu terlontar juga akhirnya, Daniel mulai penasaran karena sejak bertemu Andrew Nayra jadi pendiam. Sementara Nayra ia sudah pasrah saja, apa yang mau Andrew akan sampaikan ia takkan mengelak.
"Tentu saja saya Kenal Tuan.. Karena Nayra ini adalah mantan istri saya....
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!