Episode #1
Mata Sania tak pernah lepas dari pasangan yang kini sedang mengantri di ruang dokter kandungan, Tangannya gemetar saat melihat suaminya menggenggam tangan wanita di sebelahnya, matanya berair saat melihat senyuman di wajah mereka, Sania dan Kayla, melihat siapa pasangan yang terlihat begitu saling mencintai di hadapannya, saat ini Sania lupa, jika ada putrinya yang juga turut menyaksikan kebejatan sang ayah yang ada di hadapannya.
" Ayah, bunda Arumi!" Ucap putrinya Sania, Kayla , yang mampu membuat kedua manusia laknat itu berdiri karena terkejut, Sania tidak ingin mendekati mereka, tapi tangan putrinya terus menariknya.
" Sania, Aku bisa jelaskan ini!"ucap suami Sania yang bernama Beny.
" Mari kita bercerai!" ucap Sania to the poin.
Karena bagi Sania, pengkhianatan yang berupa perselingkuhan itu adalah sebuah kesalahan besar, Apalagi jika sang wanita sampai hamil, bahkan terang terangan di depan umum, dan menunjukkan kemesraan mereka.
" Tidak bisakah ini kita bicarakan di rumah?" tanya Beny.
" Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi, apa yang aku lihat ini sudah jelas!"ucap Sania.
Cantik dan usianya jauh di bawah Sania, dialah rahasia suaminya yang selama ini dia cari, perubahan sikap Beny selama ini, sudah membuat Sania curiga, hanya saja, Sania tidak menyangka, jika suaminya akan selingkuh darinya, dan dia adalah, guru dari les anak mereka, masih kuliah, Suami Sania adalah pria yang sangat bertanggung jawab, entah kenapa setiap malam dia jarang berada di sampingnya, mungkin wanita muda inilah alasannya.
Hancur, Seketika tubuh Sania lemas, seakan tidak ada tulang yang menyanggah
" Mari kita bercerai!" ucap Sania lagi, ketika mereka saling bertatapan, wanita muda itu terkejut, saat mendengar ucapan Sania, " Tidak bisakah kita bicarakan di rumah?" tanya Beny lagi.
" Tidak ada yang perlu kita bicarakan, itu rumah adalah rumahku, barang barangmu juga akan segera aku kemas, urus kehamilan gundikmu itu dengan baik, karena aku tahu, kehamilannya saat ini lemah, Benarkan Nona Arumi?"tanya Sania dengan senyum yang sangat manis.
" Dan aku sangat yakin, kalian sudah menikah siri, karena itulah kalian berani datang ke klinik yang jelas dokter kandungan nya adalah sahabatku? Oh, atau mungkin sahabatku juga tahu perselingkuhan kalian?" tanya Sania pada dua manusia yang ada di hadapannya saat ini.
Sania tidak menyangka, jika sampai sahabatnya juga tahu akan hal ini, mereka terdiam, wanita muda itu tertunduk malu.
" Bersiaplah mas, Aku ikhlas melepaskan lelaki sampah pada tong yang siap menampungnya, meski itu menjijikkan!" ucap Sania sinis.
" Sayang, ayo kita pulang nak!"ajak Sania pada putrinya.
" Apakah Bunda yang akan mengambil ayahku? Kenapa bunda tega sama Kayla, Dia ayah Keyla bunda, kenapa bunda mengambilnya dari Keyla, Keyla benci ayah dan bunda!" ucapan putrinya seolah menjadi sayatan bagi Beny dan guru yang di panggil bunda.
" Sayang, Ayah bisa jelaskan nak, Ayah,.."
"Beny, kenapa belum ma,..."
Suara itu mampu membuat Sania terkejut, ya, Suara itu adalah suara sahabatnya, dia adalah dokter kandungan sekaligus sahabat Sania.
" Sania, kau!" ucap Karina, sahabat Sania.
" Kalian sama sama pengkhianat!" ucap Sania dingin, yang kini matanya kembali berair.
Benar saja, saat ini mereka menjadi sebuah tontonan.
" Dengarkan aku baik baik Dokter Karina yang terhormat, mulai saat ini persahabatan kita sudah selesai, dan kalian semua perlu tahu, pasangan yang ada di hadapan kalian ini, mungkin usia mereka terpaut jauh, Dia adalah suamiku, dan wanita ini adalah guru les anak kami, dan Sekarang, kalian bisa menyaksikan sendiri, mereka datang sebagai pasangan suami-istri yang sedang bahagia karena kehamilan di luar nikah mereka, dan Dokter kebanggaan kalian adalah, saksi dari pengkhianatan itu, semoga tidak ada pasangan perselingkuhan yang di amankan oleh Dokter Karina yang lain di sini!"ucap Sania.
" Sania stop!, kau sudah mempermalukan Arumi, Dia wanita baik baik, dia juga sudah mengajarkan banyak hal pada putri kita!"ucap Beny.
" Aku tidak sudi, jika putriku di ajari oleh wanita l@nte seperti dirinya, mas, bisa bisa dia mengajarkan anakku untuk merebut suami orang!"
" Aku tidak seperti yang mbak kira, Ak,. "
" Halah, mana ada pelakor ngaku salah, udah jelas suami orang, masih aja di embat, bener tuh mbak, jangan sampai dia menjadi guru les Anakmu, bisa jadi wanita gak bener tuh!" sela ibu ibu yang ada di sana.
" Sania, sudah puas kau membuat kekacauan di klinik ku, hal ini adalah masalah keluarga, dan kau membahasnya di depan umum!"ucap Karina.
" Ha ha ha! hebat kau Karina, Aku minta kau bayar semua hutangmu sebesar seratus juta padaku, aku beri kau waktu satu Minggu, dan kau Beny, bersiaplah, kau akan jadi gembel kembali, dan untuk mu, Arumi!"
" Bersiaplah memulai lagi dari nol, karena suami kita ini datang padaku Hanya membawa kolornya saja, kau mengerti?" ucap Sania dengan tenang, namun, sudah membuat tiga manusia itu membulatkan matanya.
" Mas, Aku tidak mau di periksa di sini lagi, ayo kita pindah klinik!"ajak salah satu pasangan muda, yang mungkin takut jika apa yang di katakan Sania benar terjadi.
" Keterlaluan kau Sania!"pekik Karina.
" Aku tunggu, hanya satu Minggu, jika tidak, kau akan aku jebloskan ke dalam penjara, Ayo sayang, kita pulang nak!"ajak Sania kepada Keyla.
Sedangkan Beny masih termangu mendengar ucapan Sania, saat Beny sadar dia mengejar Sania dan putrinya.
" Sayang,..Sayang,.. Dengarkan aku, please, Dengarkan aku sayang!"ucap Beny yang berhasil meraih tangan Sania.
Namun Sania langsung menghempaskan nya.
Sania langsung membukakan pintu mobil dan menyuruh Keyla untuk masuk.
" Sayang, masuklah, Nanti mama nyusul, oke?"ucap Sania.
" Baik ma!" ucap Keyla yang menatap sinis ayahnya.
Saat Keyla masuk, Arumi sudah berada di dekat Sania dan Beny.
" Mbak, maafkan mas Beny, dia tidak salah, aku yang salah mbak!" ucap Arumi yang semakin membuat Sania makin membencinya.
" Lalu? Apakah Aku akan memaafkannya jika kau mengakuinya, j@l@ng?" tanya Sania.
" Sayang, aku khilaf, maafkan aku, tapi aku harus bertanggung jawab atas kekhilafan aku, apalagi saat ini, Arumi sedang hamil putraku, maafkan aku sayang, aku tidak bisa bercerai dari kamu, aku sangat mencintaimu sayang," ucap Beny berusaha meraih tangan Sania.
Terlihat Sania tersenyum, tak ada air mata di mata wanita cantik ini, meskipun kita yakin saat ini hatinya hancur remuk.
" Dan Aku harus mendengarkanmu begitu? Aku bisa menuntut kalian atas pernikahan rahasia kalian, jika aku mau mas! Dan apa yang terjadi jika kalian di hukum? Anakmu akan lahir di dalam penjara mas, apakah kau mau begitu?" Sania menatap keduanya.
" Mbak, jangan mbak, Aku tidak mau melahirkan di penjara mbak, dan,..aku masih kuliah, dua tahun ini adalah semester akhir ku mbak, orang tuaku pasti sangat terluka mengetahui ini mbak, aku mohon, jangan penjarakan kami!" mohon Arumi kepada Sania.
Makin terlihat senyum Sania.
" Bagaimana kalau orang tuamu tahu, kalau kau sudah menjadi j@l@ng kecil? pasti akan menjadi lebih seru, iya kan mas? atau, mereka sudah tahu pernikahan rahasia kalian?" tanya Sania dengan sok terkejut.
" Mbak, aku mohon mbak, orang tuaku tidak tahu apapun mbak, jangan libatkan orang tuaku, Aku mencintai mas Beny, jangan halangi cinta kami, mbak, aku siap berbagi, dan aku,.. Aku tidak akan membuat masalah pada mbak dan mas Beny!" ucapnya dengan derai air mata, terlihat Beny merangkul pundaknya.
" Tapi aku sudah tak menginginkan laki laki b@jingan seperti dia, silahkan kau miliki dia, Arumi, dan kau mas Beny, mana kunci mobilmu, mobil itu adalah milikku, mana,.!" pinta Sania seraya menengadah kan tangannya pada Beny.
" Sayang, jangan begitu, bagaimana aku bisa pulang jika kau membawa mobilku, lagian kau sudah membawa mobil kan?"ucapannya seolah tanpa punya dosa.
" Ha ha ha! Aku tak sudi ya mas, apa yang aku miliki di nikmati oleh j@l@ng mu ini, mana,..! atau aku publikasikan ke media!" ucap Sania seraya mengarahkan ponselnya pada wajah Arumi dan Beny.
Dengan terpaksa Beny menyerahkan kunci mobilnya.
" Datang hanya dengan kolor, jadi keluar hanya dengan kolor, kau paham!" ucap Sania seraya berlalu pergi masuk ke dalam mobilnya. dengan hati yang terluka.
Jebol sudah pertahanan Sania, air matanya mengalir deras, biar bagaimanapun Sania hanyalah seorang wanita, hatinya pasti sakit dan hancur, saat melihat orang yang kita cintai berkhianat.
" Ma, mama jangan nangis terus, Keyla akan selalu bersama mama, Keyla benci ayah, ma," ucap anak gadis Sania yang kini berusia sembilan tahun itu.
" Mama tidak apa apa Sayang," ucap Sania seraya mengusap air matanya, dan segera menghubungi seseorang.
" Aku ingin semua ATM mas Beny di bekukan sekarang juga!" ucap Sania.
" Tapi, pak Beny baru saja menarik uang sebesar tiga puluh juta, Bu?"ucap Orang itu.
" Biarlah! Bekukan semuanya sekarang juga!" perintah Sania.
****
Episode #2
Sesampainya di depan rumah, pintu pagar di bukakan oleh satpam.
" Pak, jika bapak datang, jangan kasih masuk, sebelum saya memberi ijin!" perintah Sania pada satpamnya.
" Baik Nyonya!"
Sania memasuki mobilnya kehalaman rumah yang luas itu.
Saat dia menoleh kesamping, ternyata putrinya sedang menatapnya.
" Keyla tidak apa apa ma! Keyla sudah besar dan akan menjadi teman mama!"ucap anak itu.
" Maafkan mama sayang, karena kau harus menyaksikan hal menyakitkan ini!" ucap Sania seraya memeluk putrinya.
" Ayah yang bersalah, dia sudah mengkhianati mama," ucap Keyla, seolah sudah faham atas apa yang terjadi saat ini.
" Masuklah, sayang, istirahatlah, ingat, kesehatan Keyla jauh lebih penting, oke!" Sania menyentuh kepala Keyla.
Keyla pun masuk dengan di temani mbok Mi ke kamarnya, sedangkan Sania pun masuk kedalam kamarnya, Dia langsung mengambil koper besar, dan memasukan semua pakaian suaminya dengan hati yang bergemuruh.dan jantung yang berpacu dengan cepat, hingga air mata lolos juga.
Setelah mengemasi semuanya, Sania duduk di tepi ranjang, ia mengusap air matanya.
" Apa kurangnya aku di matamu, mas? Aku sangat mencintaimu bukan karena rupa atau sebagainya, bahkan aku menyerahkan semuanya padamu, Aku menyerahkan perusahaan mama dan papaku sepenuhnya untuk mu, tapi apa yang kau lakukan, kau berkhianat mas, kau selingkuh, bahkan wanitamu sampai hamil, Apa kurangnya aku, kenapa kau tak mengatakannya padaku, mas! tidakkah kau lihat Keyla, yang masih butuh dukungan dari kita," ucap Sania pada diri sendiri.
***
" Mas, Aku takut, Aku takut jika mbak Sania akan melakukan sesuatu pada kita," ucap Arumi.
" Kau jangan takut, Aku tahu Sania, dia sangat mencintaiku, sayang, kau jangan nangis ya, ingat, anak kita butuh ketenangan, jadi kau jangan cemaskan apapun!" ucap Beny pada Arumi.
" Kenapa kalian bisa kepergok begini, akibatnya aku juga kena kan!"ucap Karina pada Beny dan Arumi.
" Aku juga gak tahu, kenapa Sania bisa ada di sini! Ucap Beny.
" Kau lupa? bukankah hari ini jadwal Keyla mengambil obat," ucap Karina yang tak habis pikir.
" Oh tuhan, kenapa aku jadi lupa begini," gerutu Beny.
" Aku tak mau tahu ya, kau harus bisa membujuk Sania, agar tak menagih uang itu padaku, mana punya aku uang sebanyak itu Ben!" ucap Karina kesal.
" Aku tahu, kalian tenanglah, aku akan membujuk dia nanti, dia tidak akan bersungguh-sungguh dengan ucapannya, dia selama ini sangat cinta mati denganku!"ucap percaya diri Beny.
Tiba tiba dering telepon Beny berbunyi, dan itu dari ibunya Beny.
" Halo Bu, ada apa?"tanya Beny.
" Ben, anak ibu, bisa kau transfer uang hari ini, tidak banyak kok, hanya dua juta, ibu kepepet Ben!" kata ibunya Beny.
" Untuk apa uang itu, Bu, bukankah Sania sudah memberi ibu kemarin?"tanya Beny.
" Iya, tapi itu sudah habis, untuk renovasi rumah Ben, emangnya kau tega sama ibu, kau sudah punya istri kaya tapi rumah ibu kayak gubug derita, kirimin ya, buat beli beras!"ucap ibunya Beny.
" Baiklah, Beny akan transfer sebentar lagi" ucap Beny seraya mematikan teleponnya.
Lalu dia membuka aplikasi untuk mentransfer uang kepada ibunya, namun ternyata usahanya nihil, rupanya asisten Sania sudah selesai dengan tugasnya.
" Rin, bisa pinjem uang kamu dulu gak? sepertinya M banking gue lagi error, dari tadi transfer gagal terus!"ucap Beny.
" Berapa?" tanya Karina.
" Dua juta, buat ibuku," yang mana aslinya Beny sudah sangat cemas, ini bukan karena jaringan M banking nya yang error, tapi Beny yakin, jika sesuatu telah terjadi.
" Sayang, kau bisa pulang sendiri kan? Karina, terima kasih ya, dan maaf, telah membuat beberapa pasienmu pindah dokter!"ucap Beny.
" Tidak masalah, asalkan kau Beneran mau ganti rugi padaku, dan ingatkan juga istrimu, jangan menagih hutangnya!"ucap Karina.
" Baiklah, Sayang, hati hati di jalan, nanti aku hubungi kamu," ucap Beny, seraya mengecup kening Arumi di depan Karina.
" Mas, orang yang punya rumah, minta kita melunasi sisa pembayaran rumah itu, Kalau tidak, mereka akan menjual rumah itu pada orang lain!"ucap Arumi.
" Nanti malam, aku akan selesaikan semuanya, kalau begitu aku pulang dulu, jaga anak kita baik baik!"ucap Beny, seraya keluar dari ruangan Karina.
Perasaannya pun tidak nyaman, dia mencintai Sania, tapi dia juga mencintai Arumi, kedua wanita itu melebihi kelebihan masing-masing di mata beny, sehingga membuat Beny jatuh cinta, dan berhasil membuat Arumi jadi miliknya.
" Bagaimana perasaanmu menjadi pelakor, apakah sangat puas?"tanya Karina pada Arumi.
" Maksud mbak Karina apa? Arumi sok polos.
" Arumi, aku tahu kau tipe wanita seperti apa, aku juga tahu bagaimana kehidupanmu di kampung, tapi aku sudah pernah mengatakan padamu kan? jika Beny kehilangan Sania, maka Beny bukanlah siapa-siapa," ucap Karina mengingatkan Arumi.
" Tapi, harta mbak Sania juga kan harta mas Beny mbak, selama ini mas Beny Sangat giat bekerja!" ucap Arumi.
" Oh, no Arumi, Perusahaan itu milik almarhum ayahnya Sania, tidak ada sepersen pun uang beny," ucap Karina dengan senyuman liciknya, tentu saja Karina bisa melihat kecemasan di wajah Arumi.
" Jangan sampai karena kejadian tadi, kalian akan di tendang oleh Sania, kau akan hidup jauh lebih melarat lagi, karena anak kalian tumbuh dengan kondisi lemah, kalian butuh perawatan mahal, agar anak itu terlahir sehat!"cecar Karina.
" Jika kami ada dalam masalah, bukankah mbak juga ada dalam masalah?" ucap Arumi dengan berani.
" Seratus juta, mungkin iya, aku akan sulit untuk mendapatkan uang itu selama satu Minggu, tapi Sania sahabatku, jika aku menceritakan kalau aku juga baru tahu, apakah dia akan marah? Tidak! Karena Aku sangat tahu Sania, Hufft,.. Arumi, Aku tak mentalahkanmu ataupun Sania, bahkan Beny sekalipun, Aku sudah memperingati kalian saat itu, tapi kalian tetap saja bandel, Aku diam karena aku menjaga perasaan Sania, tetapi aku juga kena getahnya karena kalian," ucap Karina..
***
" Maaf tuan! Tapi Nyonya melarang tuan masuk, ini barang barang tuan, semuanya sudah Nyonya kemas!" ucap satpam yang berjaga.
" Kau jangan keterlaluan, Aku ini masih majikanmu!" ucap Beny kesal.
" Dari dulu majikanku hanyalah nyonya, tuan!" ucap satpam itu bersikukuh melarang Beny masuk.
" Sania, dengarkan mas sayang, jangan begini, kau tak bisa memutuskan sebelah pihak begini, Nia!" teriak Beny.
Terlihat Sania tersenyum dari balkon kamarnya yang sudah pasti beny bisa melihatnya.
Namun, Sania tidak ada niatan untuk turun menemui Beny.
" Nia, Mas mohon, Kau juga kan yang sudah memblokir semua rekening aku! ku mohon, jangan begini Nia!"ucap Beny frustasi, apa yang akan dia katakan pada Arumi, jika Arumi tahu', kalau semua uangnya telah habis.
" Seharusnya jadi suami janganlah tamak, masih numpang hidup sama harta istri, sudah berani selingkuhi si isteri, memangnya istri kau kita ATM berjalan apa!"
" Aku benci denganmu mas, kau bahkan menolak untuk cuti hari ini, hanya demi mengantarkan J@l@ngmu ke klinik, padahal hari ini jadwal putrimu untuk ambil obat. Kau keterlaluan mas!"batin Sania, seraya menatap Beny yang masih duduk di dekat pos satpam rumahnya.
Saat hati sudah di sakiti, kadang kita bisa menjadi orang yang tega, Sania, istri yang sudah berjuang untuk menjadi istri yang baik dan terbaik, masih bisa di khianati.
****
Episode #3
( Pulanglah ke rumah gundikmu mas, kita bicarakan besok dengan pengacara kita masing-masing) pesan itu sudah di baca oleh Beny.
( tidak sayang, tidak usah melibatkan pengacara, kita selesaikan berdua, kumohon sayang, jangan besar besarkan masalah, apakah kau tidak kasihan dengan Kayla?) pesan itu terkirim ke Sania, dia hanya tersenyum membaca pesan dari Beny.
( Jangan bawa bawa Kayla sebagai alasanmu mas, bahkan Kayla sudah sangat membencimu saat ini, apakah kau ingat kemarin, saat Aku meminta kau cuti, kau bilang di kantor sangat sibuk, padahal itu adalah permintaan Keyla, ingin di temani papanya berobat, tapi apa! dia malah melihatmu di sana dengan gundikmu, apakah kau tahu perasaannya, mungkin lebih sakit dariku) pesan itu langsung di kirim oleh Sania dan dia menonaktifkan handphone nya.
Terlihat Beny yang putus asa.
" Selamat menikmati tuan, meskipun bukan saya yang melaporkan, tuhan akan menunjukkan sendiri kecurangan anda, tuan, dan saya merasa sangat bahagia akan hal itu, karena nona saya adalah berlian, tidak pantas bersanding dengan sampah seperti anda, karena anda adalah tipe lelaki yang tidak tahu akan rasa syukur, dan sekarang, nikmatilah buah dari perbuatan anda!" ucap satpam yang usianya sama dengan Beny.
" Sialan!" umpat Beny seraya masuk kedalam taksi yang tadi sudah mengantarkannya, di bawanya koper yang berisi pakaiannya.
***
Arumi, Aku juga tidak akan melepaskan mu, kau harus membayar apa yang sudah kau lakukan, aku sudah percaya padamu dengan memberimu melebihi gaji guru les pada umumnya, karena aku pikir kau gadis baik baik yang ingin sukses, tapi,.. ternyata kau sukses lebih dulu merampas suamiku, tepatnya kau sudah mengambil kebahagiaan putriku," gumam sania seraya terus menatap kepergian Beny.
Sania kini kembali masuk kedalam kamarnya, Arumi sudah dua tahun menjadi guru les Keyla, Sania berpikir keras, sejak kapan suaminya menjalani hubungan terlarang itu.
Tapi, semakin Sania berpikir, semakin kepalanya terasa sakit, saat dia memijat pelipisnya, pintu kamarnya terbuka, Keyla datang menghampirinya, Keyla sudah mengerti dengan apa yang dia lihat, Sania tersenyum melihat anaknya, dia menciumi pipi anaknya.
" Keyla sayang mama!" ucap Keyla seraya memeluk Sania.
" Mama juga sayang Keyla, Keyla segalanya bagi mama, apakah Keyla ingin ayah ada di samping kita?"tanya Sania serius, Keyla menggelengkan kepalanya.
" Ayah tidak sayang Keyla, Ayah jarang nemenin Keyla,Ayah juga tidak mau ambil obat Keyla, tapi kalau nemenin bunda periksa, Ayah bisa!" ucap anak yang hampir berusia sepuluh tahun itu.
Sania menatap Keyla dalam dalam lalu tersenyum.
" Kita akan hidup berdua tanpa ayah, tapi, Keyla janji, Jangan benci ayah, biar bagaimanapun dia adalah ayah Keyla yang harus Keyla hormati, mengerti kan sayang?" usap Sania.
" Mengerti ma!"ucap Keyla.
Sania tersenyum, berusaha menyembunyikan Hati yang terluka.
" Kau sudah minum obat, sayang?"
" Belum ma, nanti saja kalau sudah mau tidur, biar enak boboknya!" ucap Keyla tersenyum ceria pada mamanya.
***
Sementara itu di rumah Arumi.
" Mas, kenapa jadi begini, Apa kau tidak punya hak sama sekali di rumah itu, Seharusnya jika mbak Sania minta bercerai, mas masih punya harta yang dapat mas milikki, kalau sudah begini, bagaimana coba? Aku sedang hamil Anakmu loh, mas, Dia anak laki-laki yang selalu mas harapkan, masa iya, kau akan memberikan kehidupan yang susah kepadanya?" gerutu Arumi seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
" Kau jangan cemas, Sania hanya marah sesaat, Dia wanita yang sabar, dan juga begitu mencintaiku dan anaknya, tidak mungkin dia akan memisahkan ayah dari anaknya," ucap Beny seraya mengelus kepala Arumi yang sedang merajuk.
" Mas yakin?" tanya Arumi.
" Yakin dong sayang, Jadi malam ini kau jangan merajuk ya, nanti hilang cantiknya!"Goda Beny seraya mencubit dagu Arumi.
Setahun lalu, tepatnya ketika Keyla sedang di ajarkan les oleh Arumi untuk menghadapi ujian sekolah, Di sanalah Beny bermain api dengan Arumi.
Beny yang terpesona dengan kecantikan Arumi, tidak dapat berpikir panjang, jika apa yang di lakukannya akan berdampak buruk pada kehidupannya.
Sania, yang di wariskan sebuah perusahaan kosmetik oleh kedua orang tuanya, menyerahkan semua kepada suaminya, Beny, karena bagi sania sebelas tahun hidup bersama dengan Beny, sudah lebih dari cukup untuk melihat kriteria sang Suami.
Beny selalu menjadikan Sania dan Keyla prioritas utama.
Entah mengapa beberapa bulan terakhir ini sikap Beny terlihat sangat mencurigakan, Beny sering tidur di kamar lain jika Sania sudah terlelap, dia juga tak pernah menyentuh Sania lagi, dengan alasan, kasihan dengan istrinya karena lelah seharian mengurus rumah.
Pada saat Sania mendapatkan laporan dari asistennya, jika Beny selalu mengeluarkan uang yang lumayan dari rekening pribadinya.
Namun, tuhan sangat menyayangi Sania, karena sebelum Sania mencari kebenarannya, dia telah terlebih dahulu menunjukkan kebenarannya di depan matanya dan putrinya.
Keyla, Dia menderita penyakit TBC, yang mana setiap enam bulan sekali harus rutin memeriksakan kesehatannya dan meminum obatnya.
Awalnya, Beny Sangat peduli dengan kesehatan Keyla, namun sudah empat bulan ini sikapnya berubah, bukan hanya terhadap Sania, istrinya, tapi juga terhadap putrinya, Keyla.
" Cari bukti tentang perselingkuhan mereka, Aku yakin mas Beny akan menolak perceraian ini!" perintah Sania kepada asistennya.
" Baik Nyonya!"
" Dan juga, urus pemecatan Mas Beny dari perusahaan, lakukan dengan alasan korupsi, kau paham dengan apa yang aku katakan?" ucap Sania .
" Saya paham nyonya, saya akan melakukan yang terbaik,"ucap Rudi, sang asisten Sania.
" Terima kasih, kau memang yang terbaik Rud!"ucap Sania.
Sania mematikan ponselnya, dia berusaha untuk memejamkan matanya, Setelah kejadian ini, apa bisa dia tidur dengan pulas? pikirannya menerawang mengingat semua kejadian hari ini.
" Bajingan kau mm as! rutuknya, dengan air mata yang tiba tiba terjatuh dari matanya.
Sakit? Ya, memang sangat sakit, siapapun akan sakit jika berada di posisi Sania saat ini.
Sania mencoba untuk memejamkan matanya, namun rasanya sangat sulit, hatinya berkecamuk, memikirkan kehidupan rumah tangganya.
Sania tidak pernah merasa takut akan perpisahan dengan Beny karena baginya Beny Hanya sebuah benalu dalam hidupnya.
Dia Hanya memikirkan putrinya, namun jika memang perpisahan yang terbaik dia akan Lakukan, karena tanpa dirinya Beny bukanlah siapa-siapa.
Setelah lelah dengan pikiran dan air matanya, akhirnya Sania tertidur.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!