NovelToon NovelToon

Dipaksa Menikahi Gadis Belia

BAB. 1 Bahan Bakar

Siang itu mendadak Riza mendapat telfon dari pimpinan anak cabang Brahmana di pinggiran kota.Dengan memohon pada Inggira untuk menjaga Mina,dia pun berangkat menggunakan mobil Jeep milik Allan karena sudah bisa di pastikan jalan menuju sana berkelok dan memanjat.

Hanya membawa pakaian seadanya karena Ara yang biasa nya menyiapkan pun sedang keluar rumah dengan suami nya.Art disana juga sedang istirahat.Hanya ada Mbak Sri pengasuh Mina.Mana mungkin Riza berani memerintah untuk mengurus keperluan nya.

"Kenapa harus mendadak seperti ini?!"

Memanaskan mobil dengan perasaan yang dongkol.Ia bahkan terus bersembunyi demi Mina yang terus menangis mencarinya.

Sebelum ini memang Allan sudah pernah membicarakan anak cabang yang mulai meningkat pesat.Namun Riza tidak tahu jika secepat ini membutuhkan dirinya.

Melajukan mobil nya dengan kecepatan penuh,Riza sampai tidak sadar jika penanda bahan bakar berkedip di tengah jalan yang mulai sepi.

"Ahhh sial!!"

Masih dengan percaya diri dia pun tetap melajukan mobil.

Hingga mobil mulai terasa aneh,dan berhenti!

"Hadeuhhh!!! Kenapa harus sekarang?!!" Memukul setir nya dan membuka pintu.Dia pun keluar dari sana.Mencoba memandang jauh jalanan yang masih terjal.Sudah bisa di pastikan jika perjalanan masih panjang untuk menembus kota.

Riza membuka pintu kembali dan meraih ponsel nya.Mencari sinyal dan mengayunkan ponsel nya kesana kemari.

"Susah sekali!"

Begitulah Riza yang sangat emosian dan tak sabar.Tak berapa lama seorang petani memakai sepeda jaman kolonial dan caping di kepala.Riza mencoba melambai untuk bertanya.

Bapak tua itu pun tergopoh dan berjinjit untuk berhenti.

"Pak,maaf...Apa di dekat sini ada penjual bensin?"

Beliau pun berfikir sejenak "Tidak ada, coba kesana satu kilo meter.Ada perkampungan,barang kali ada yang jual" berbicara khas dengan logat daerah.

"Oh terimakasih banyak Pak!"

Riza menghela nafas nya.Satu kilo meter,dia bukan sedang joging pagi yang sengaja dilakukan karena sudah ada niat.Menengadah ke atas, matahari begitu menyilaukan.Rambut nya saja sudah bau dan berkuah.

"Ya ampun,aku tidak harus joging dua kali hari ini kan?"

Meraih ransel di dalam mobil,dan membawa satu botol besar air mineral.Dengan harapan jika menemukan pedagang bensin eceran,botol itu bisa untuk menampungnya.

.

.

.

Bukan perkampungan yang Riza temukan,melainkan sebuah gubug yang sangat usang.

Bola mata nya melihat kesana kemari, hanya ada rumah itu di sana.Riza pun mencoba mengetuk pintu,namun tak ada jawaban.Dengan pelan mendorong dan di sana memang benar gubuk kosong tak berpenghuni.

Mengelilingi dan menemukan sebuah ranjang yang kosong,seketika Riza menguap melihat nya,jiwa ***** nya meledak.*****,nempel molor 😁

Membuka tas yang berada di punggungnya,Riza mengeluarkan selimut keramat yang selalu dibawa kemanapun sejak dia kecil.Merentangkan di ranjang yang usang,dan berbantal tas ransel miliknya.

Riza mulai memejamkan mata,tujuan nya istirahat sejenak untuk kembali lagi berjalan mencari bahan bakar.

.

.

.

"Tidak Pak,aku masih sekolah.Mana mungkin bisa!"

Seorang buruh tani yang terlilit hutang dengan juragan tanah.Beliau mencoba membujuk anak gadis nya untuk di nikahkan dengan anak juragan yang terkenal sombong dan gila kerja.

"Sebentar lagi kamu lulus nduk,pernikahan ini akan di sembunyikan dulu sementara menunggu kamu selesai sekolah"

"Tapi Pak,Galina tidak mencintai anak juragan Tarjo!"

"Cinta bisa datang nanti nduk!".

Galina Ayu,harus menanggung beban hidup yang cukup keras.Pak Syamsir yang terpaksa terlilit hutang demi mengobati istrinya,namun sayang seribu sayang istrinya menghembuskan nafas terakhir setelah operasi tulang belakang.Usia dan fisik nya tidak mampu bertahan.

Dengan terpaksa menerima tawaran juragan Tarjo untuk menikahkan anak gadisnya dengan anak lelaki semata wayang yang sangat sombong dan angkuh.

Umur Pak Syamsir sudah tidak mampu lagi untuk berkerja seperti dulu lagi.Hanya dua ekor kambing lah harta yang masih tersisa.Juragan Tarjo tidak mau menerima itu karena tidak sebanding dengan hutang nya yang hampir ratusan juta.

"Bapak mohon Yu,jadilah anak yang berbakti.Bapak tidak bisa membayar hutang pada Juragan Tarjo.Dan Bapak sudah menyanggupi akan menikahkan mu dengan anak nya"

Tentang berbakti kepada orangtuanya,Galina bahkan sangat sadar jika dirinya hanyalah menjadi beban.Membayar sekolah yang tidak sedikit,kadang kala Pak Syamsir harus menjual pemberian dari pemilik tanah yang beliau kerjakan,padahal untuk lauk makan esok hari saja tidak ada.Galina sering sekali makan hanya memakai mie instan dan itu pun berbagi dengan Bapak nya.

"Nduk?.." Pak Syamsir mengulangi pertanyaan nya lagi.

"Apa tidak ada cara lain Pak selain itu,mungkin Galina bisa bekerja dan tidak usah sekolah!"

Pak Syamsir menggeleng dengan cepat.

"Tidak,kamu jangan putus sekolah.Sekolah mu tinggal beberapa bulan saja.Juragan Tarjo akan membiayai mu sampai kau selesai"

"Tapi Galina ingin kuliah..."

"Kuliah itu jika ada uang nduk!"

"Galina bisa pakai jalur beasiswa Pak.Lagipula bagaimana nanti dengan Mas Bayu?"

Bayu adiraja,kakak kelas Galina yang sedang merantau ke kota untuk mengadu nasib,dan kabar nya sekarang sudah bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan suku cadang motor ternama.

"Bayu..Dia mau menikahi mu pun tidak akan cukup membayar hutang Bapak!"

Galina menjadi dilema,antara permintaan orang tua atau cita-cita yang selama ini dia damba.

"Bersiaplah, Bapak mohon.Setelah Isa juragan Tarjo, Istri,dan anaknya akan kemari."

"Pak,Galina tidak mau!"

"Kamu mau kan menjadi anak yang berbakti?..Bapak mohon, turut tilah permohonan terakhir Bapak ini nduk!"

Mata Galina sudah mengembun,genangan air mata bahkan sudah penuh dan mungkin sebentar lagi akan menetes.

Bibirnya tak mampu lagi untuk membantah ucapan Pak Syamsir.

Dengan lemas Galina beranjak dari karpet yang hanya menempel di ubin,langkahnya gontai memasuki kamar yang pencahayaan nya sangat kurang.

Membuka jendela,hanya hamparan tanah yang di tumbuhi ubi dan kacang-kacang Ngan.

"Bu,kenapa sepahit ini hidup tanpa mu.Anak mu kuat Bu,tapi capek.Haruskah Galina menuruti Bapak dan menikah dengan anak juragan Tarjo yang bahkan Galina tak mengenali nya sama sekali?!".

Mata nya berkedip,seketika itu juga air menetes di pipi yang putih dan mulus.

.

.

.

To be continue

#Hai para reader,awalnya aku mau buat cerita Riza di selipin di part Hafi,tapi kayanya lebih seru kalau punya judul sendiri.

Terlebih sifat Riza yang dingin,tegas,dan tidak bisa di atur.Membuat aku sendiri tertantang..

Gimana ya...Riza yang cuek,galak,dan garang ketemu sama Galina ayu gadis belia yang ramah, lembut,dan sangat sabar.

Semoga suka ya 😘 Happy reading 🤗

BAB. 2 Hilang

"Syamsir! Kau jangan lupa,nanti setelah Isa aku dan keluarga akan kerumah mu meminang anak gadis mu itu!"

Pak Syamsir hanya menunduk,sangat sadar dengan dirinya yang bukan siapa-siapa dan tak ada seujung kuku pun di depan keluarga Tarjo.

Memilih diam dan hanya mengangguk.Di depan masjid,beliau bahkan sedang menyapu membersihkan masjid karena sebentar lagi adzan berkumandang.

"Tidak usah lah repot-repot membeli suguhan apapun,karena saya tahu kau tidak mampu membeli.Walau hanya sekedar pisang goreng!"

Mata Syamsir memejam kala Tarjo mengucapkan hal itu.Dia cukup berdoa,jika kesehatan lah nomor satu bagi dirinya dan anak satu-satunya Galina.

Tarjo pun berlalu dari hadapan Syamsir,seketika itu juga ia baru berani mengangkat kepala melihat punggung Tarjo hingga menghilang tertutup bangunan.

Menghela nafas nya kasar,di dalam hati nya yang terdalam beliau tidak mau memaksa Galina,namun hanya itu satu-satunya cara agar terbebas dari hutang.

Drung..Drung..Drung!!!

Bertepatan dengan Adzan magrib, seseorang lewat dengan mengendarai moge persis seperti di kota-kota besar.

Senda gurau orang di atas motor itu pun membuat Syamsir yang baru saja meletakkan sapu di ujung gudang,dan akan mengambil air wudhu langsung menoleh.

Jaelani anak Tarjo membonceng seorang wanita dengan sangat intim.Memakai kaos dan celana jeans.Punggungnya saja hampir terlihat semua.

"Astaghfirullah,apa itu yang akan di nikahkan dengan anak ku?!" Syamsir pun mengusap dada nya.

Pemandangan yang sangat tidak lazim jika di lihat,bahkan suara knalpot motor dan adzan yang bersautan saja sangat tidak pantas,terlebih lagi membawa seorang wanita dengan pakaian seperti itu ke desa.

.

.

.

Menjalankan sholat Maghrib,Syamsir dengan khusu berdoa memohon ampunan pada sang pencipta karena telah memaksa anak yang harus nya dia jaga.Meminta pertolongan bahwa segala kehidupan di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali pada nya.

Syamsir meminta untuk di beri petunjuk agar mendapat jalan keluar dari masalah yang sedang di alami.Sesungguh nya dia tidak ingin Galina menjadi alat pembayaran hutang.

Hingga menjelang Isa Syamsir tetap di masjid,duduk bersila memasrahkan kehidupan nya kepada sang pencipta.

"Pak..."

Bahunya di tepuk dari belakang,sontak ia pun terkejut.

Imam masjid di sana melihat nya dari mulai magrib dia tidak keluar dan tidak hentinya berdoa.

"Maaf saya mengagetkan.Seperti nya Bapak di sini dari Magrib,dan ini akan Isa"

Syamsir mengangguk "Maaf kan saya jika terus disini.Saya hanya ingin berdoa!"

Imam yang bernama Pak Abdullah itu pun tersenyum.

"Siapa saja berhak berdoa disini Pak.Silahkan di lanjutkan kembali.Maaf saya mengganggu!"

Imam itu pun berbalik dan hendak melangkah,namun Pak Syamsir mengatakan sesuatu dan Imam pun seketika berbalik.

"Apa menjodohkan anak hanya karena untuk membayar hutang dosa Pak Imam?"

"Apa selama ini anak Bapak berpacaran?"

Syamsir pun menggeleng.

"Lalu bagaimana bisa di jodohkan?!"

"Saya terlilit hutang dan sang pemberi hutang meminta anak saya sebagai alat pembayaran nya!" Syamsir pun mulai terisak,akan seberapa kuatpun menahan.Akhirnya mata nya berair.

Dengan keduanya duduk bersama,imam pun menjelaskan tentang adab menikah.

"Tidak di benarkan jika berpacaran dan akan menimbulkan fitnah.Namun juga tidak dibenarkan jika memaksa dan berakhir yang tidak di inginkan.Meminta lah pada sang pemberi segalanya.Percayalah doa Bapak akan di dengar!"

Sedikit lega dengan penuturan Imam masjid.Harapan Syamsir hanya lah doa nya segera di dengar.

.

.

.

Pulang dengan wajah yang lesu,membuka bilik kamar Galina terlihat sedang tidur.Dengan melangkah pelan Pak Syamsir kembali ke kamar dan menggantungkan baju Koko yang dia pakai.

Melihat foto istri dan Galina pada saat kecil yang dia selipkan di pinggir lemari.Matanya pun menguap teringat janji nya pada sang istri untuk menjaga Galina hingga dia mencapai cita-cita.

"Maafkan aku tidak bisa menepati janji!" Jemari tangan nya mengusap foto sang istri yang sedang tersenyum memeluk Galina.

.

.

.

Merasa situasi sudah aman,Galina yang kebelakang dengan keinginan membuang air kecil berfikir untuk kabur ke desa sebelah,dan bersembunyi untuk beberapa waktu.

Keberanian yang hanya sebiji jagung itu pun dia gunakan.Membuka kunci pintu belakang,dan menutupnya tanpa mengunci lagi.Sudah di pastikan tikus akan masuk ke rumah jika tidak di kunci lagi.Namun hanya itu yang Galina fikir.

"Maaf kan Galina Pak!"

Hanya menggunakan baju tidur berlengan panjang,dan celana panjang Galina memberanikan diri berjalan di tepi sawah yang gelap dan sunyi.Pohon yang rindang dan hanya tinggi setelinganya membuat dirinya tak terlihat jika ada seseorang yang lewat.

Galina terus berjalan mengendap di pinggir perairan sawah,sudah satu jam dan dia melihat ada sebuah gubug yang berlampu remang.Tanpa fikir panjang Galina mendekati nya dan membuka pintu dari bagian belakang.

Mata nya melihat sekitar untuk memastikan tidak ada yang tahu jika dia bersembunyi di sana sementara waktu.

.

.

.

Dua puluh menit yang lalu.

Tarjo di buat kesal karena Syamsir mengada ada berita konyol.Anaknya hilang saat dia melihat ke dalam kamar nya.

"Omong kosong macam apa kau Syamsir?!!"

"Saya berani bersumpah,tadi Galina ada di sini tiduran.Saya melihat nya saat pulang dari masjid!"

Srak!!!

Merasa di bohongi Tarjo mencengkram kerah baju Syamsir.Menurut Tarjo,Galina bukan hilang namun di sembunyikan.

"Dimana kau menyembunyikan calon menantu ku?"

"Saya sungguh tidak tahu Galina pergi!"

Jae yang jengah dengan keadaan ini pun ikut melangkah ke kamar Galina yang usang dan beberapa sarang laba-laba ada di ujung tembok.

Mengibaskan tangan nya dan berpura-pura batuk.Jae merasa jijik dengan keadaan.

"Pah,mungkin benar dia kabur karena tidak ingin menikah dengan ku,dia sadar jika dia tidak pantas untukku.Coba lihat Pah,pakaian nya saja tidak di simpan di lemari.Aku sebenarnya tidak mau menikah dengan gadis miskin dan kampungan!"

Mendengar ramai-ramai di rumah Syamsir kepala dusun pun mendapat laporan dari seseorang bahwa di kampungnya ada kegaduhan antara Pak Syamsir dan Pak Tarjo.

Bugh!! Tarjo dengan sekali hentakan tangan membuat bahu Pak Syamsir terhempas di tembok.

"Kau jangan main-main dengan ku Syamsir.Jika anak mu tidak ditemukan,dan kembali lewat dari siang hari besok.Hutang mu akan aku naikkan lima puluh persen!"

"Aku mohon beri aku waktu,dan aku akan mencarinya!"

Kepala dusun dan beberapa keamanan masuk ke rumah Syamsir dan benar saja.Lelaki tua itu dihimpit di tembok tak berdaya.

"ada apa ini?! Tolong jangan memakai kekerasan jika musyawarah masih bisa menjadi jalan keluar."

Syamsir dan Tarjo pun bercerita sedetail mungkin.Dan dengan segala kerendahan hati Syamsir meminta warga sekitar untuk ikut mencari Galina.

"Tenang Pak Syamsir,kita akan membantu Bapak sekuat tenaga kami!"

"Terimakasih Pak Kadus dan seluruh jajaran nya!"

Mereka pun berpencar mencari Galina.Tidak termasuk Tarjo,juragan tanah itu bahkan mempunyai niat lain.Memerintahkan pada anak buah nya untuk mencari dan menyembunyikan Galina,masalah hutang akan berkali kali lipat jika Galina tak ditemukan.

"Hahaha.Aku akan mendapatkan anaknya dan juga hutang menumpuk.Rumah dan tanah itu akan menjadi milikku.Termasuk memperbudak Syamsir!"

.

.

.

To be continue

BAB. 3 Meremehkan

Mendengar suara riuh dan semakin mendekat.Galina yang awalnya hanya duduk dan menekuk kaki nya untuk menopang dagu di lutut,berdiri tegak saat kilatan api di petromax kecil menyala dan bergerak.

Galina mengetahui di celah pagar yang sudah rapuh.Saat baru memasuki rumah kosong itu Galina tahu di atas ranjang tua ada seseorang tidur terlentang.Namun ingin mendekati nya saja Galina enggan dan takut.

Kali ini ide liar Galina muncul saat keadaan sudah genting.Orang-orang di luar sana terus menyebut namanya.Dia tahu Bapak nya sudah menyadari bahwa dirinya tidak ada di kamar.

"Ya Tuhan,apa yang harus aku perbuat.Hanya ide ini yang melintas di kepala ku.Maafkan,dan tolong aku siapapun kamu!"

Riza masih tertidur dengan lelap karena terlalu capek berjalan.Dia tidak mendengar apapun dan tidak merasakan apa-apa ketika Galina naik di sebelahnya dan mulai menyobek baju yang dia kenakan.

Galina meraih tangan Riza yang terlentang,dan memaksa memeluk dirinya.Galina pun tidur di dada Riza dan menyingkap kaos lusuh Riza.

"Hei siapa kamu?!"

Seketika Riza terkejut,dan membalikan posisi Galina.Namun dengan berani nya Galina menarik baju Riza.Posisi mereka pun sangat intim.

"Ahhh tolong!!!"

Mata Riza membulat saat teriakan Galina sangat melengking di telinga nya.

"Siapa kau,kau gila!!"

"Tolong aku!"

Brak..Brakkk... Orang-orang di sana mendengar teriakan Galina dan langsung mendobrak pintu rumah kosong.

"Tolong!!! " Tangan Galina melingkar di leher Riza dan menariknya,hingga wajah Riza berada di ceruk leher Galina.

"Tolong!!"

"Apa-apaan ini?!"

Riza yang menolak dan Galina yang bergelayut kuat di leher.Hingga suara pintu terbuka paksa.

Beberapa orang di sana terkejut dengan posisi Galina dan Riza yang bertumpuk dan sangat tidak lazim.

"Astaghfirullah Nduk!!"

Riza langsung terperanjat dan jatuh ketika mendengar suara beberapa orang di pintu.

"Pak..." Galina menutupi bagian dada nya yang hampir terlihat semua karena bajunya robek.

Diapun menelungkup kan wajahnya karena malu.

"Kamu!!! Ikut dengan kami!"

Riza bahkan tidak mengerti apa yang terjadi.Meraih tangan dan menariknya,beberapa petugas keamanan desa dengan sangat garang memukul punggung Riza.Mereka bahkan tak segan bersikap kasar pada nya.

Mata Riza terus melihat Galina yang di peluk dan menggunakan jaket nya untuk menutupi bagian baju yang robek.

Galina pun menoleh,gadis itu menangkupkan kedua tangan di depan dada nya,sebagai permohonan akan sesuatu.

Berjalan dari perbatasan desa hingga ke pos pertemuan desa Galina.

Pak Kadus sangat menyayangkan hal ini terjadi di desanya.

Sudah duduk berdampingan dengan Galina dan di temani ibu Kadus di sana sebagai penenang untuk Galina yang terlihat syok.

Riza menoleh sekali lagi pada Galina.Dengan mengulangi lagi permohonan nya Galina berbicara sangat lirih dan hanya bibir saja yang bergerak.

"Tolong aku,aku mohon!!" Begitu kurang lebih yang Riza bisa mengerti.

.

.

.

Setelah persidangan yang di adakan sangat dadakan hingga larut malam,Riza tahu alasan kenapa Galina berbuat seperti itu dengan nya.

"Aku tidak setuju.Galina adalah calon mantu ku karena Syamsir sudah memberikan hidupnya untuk membayar hutang pada ku!"

Melihat Galina yang sangat gelisah,terbesit rasa iba pada Riza.Dia ingat jika mempunyai adik perempuan dan hanya satu yaitu Inggira.Keberuntungan selalu berpihak pada keluarga nya.Memiliki keluarga yang utuh,dan memilik harta yang banyak.

Hidupnya bahkan sudah dijamin sampai keturunan berikut dan berikutnya lagi.

"Pokoknya aku ingin Galina menikah deng Jae!"

"Tidak bisa begitu! Galina mengakui bahwa dia telah di nodai oleh pria ini.Yang bahkan dikenali nya lewat sosmed.Benar begitu saudara Rizaidan?"

Riza melirik Galina yang terus berkedip seolah memohon pada nya.

"Iya,saya telah memaksa Galina untuk melayani saya!"

Seketika wajah Syamsir bagai tertampar kotoran hewan.

"Dan saya akan bertanggung jawab untuk semuanya!"

"Apa kau bisa membayar hutang ayah nya beserta bunga dan denda nya?".

Riza menoleh kembali pada Galina.Gadis itu hanya terdiam menunggu jawaban Riza.

"Akan saya bayar semuanya,tapi saya meminta waktu.Karena saya butuh menghubungi keluarga dahulu!"

Mendengar itu,salah satu dari mereka menawarkan diri untuk menghubungi lewat telfon rumah.

"Apa Anda hafal?"

Riza mengangguk,dan menyebutkan beberapa angka nomor telfon rumah.Sebenarnya Riza membawa ponsel di tas nya dan mungkin sudah mati karena kehabisan baterai.

Melihat sambungan telfon yang tidak terhubung,Pak Tarjo dan beberapa anteknya mengikuti Riza menghubungi keluarga.Namun sayang seribu sayang,tak ada seorang pun yang menjawab panggilannya.

"Coba sekali lagi!"

Pria yang kemungkinan masih salah satu perangkat desa itu pun mengulangi nya lagi Dan hasil nya nihil.

Pak Tarjo pun tertawa terbahak,terlihat senyumannya yang sedikit mengejek.Nomor yang disebutkan Riza tak terjawab.

"Jangan-jangan kau hanya membohongi kami saja anak muda!..Lihat,pakaian mu saja lusuh.Dan hanya tas dan jaket yang... Ahh mungkin ini palsu,tapi boleh juga!" Pak Tarjo memegang jaket kulit milik Riza dan melemparkan asal.

Riza masih tetap diam dan mendengarkan bualan Pak Tarjo yang seolah mengejek nya.

"Pak,boleh sekali lagi.Tapi maaf,ini nomor ponsel dan semoga saja menyambung!"

"Tidak apa-apa,sebutkan lah"

Riza menyebutkan sembilan digit nomor ponsel.Dan tak lama menyambung.

Pertama pria itu menanyakan siapa,dan kemudian berbicara tentang Riza.

"Siapa nama panjang mu anak muda?" Pria itu bertanya pada Riza.

Riza mengulurkan tangan nya,meminta gagang telfon.

"Biar saya saja yang bicara boleh Pak?!"

"Boleh,tentu saja! Silahkan!"

Panjang lebar Riza menjelaskan,dari dirinya kehabisan bahan bakar,ponsel yang mati dan tidak ada sinyal,hingga dia yang tertidur di rumah kosong.

Kening Pak Tarjo mengerut mendengar nya,sedikit aneh memang.Dan Riza melihat tatapan Pak Tarjo yang sangat menyebalkan,lalu dia ingat dengan ucapan Galina.

"Aku memperkosa seseorang Ricko,dan kemudian aku di arak kampung.Bicaralah pada Papah dan Mamah,nanti aku sebutkan alamatnya!"

Mungkin di sebrang sana Ricko sangat terkejut,hingga tak lama Riza menyebutkan alamat yang diberikan oleh pria di depan nya.

"Bilang pada Papah,buka brangkas ku di kamar dan bawalah kemari!"

Panggilan pun dimatikan.Gagang telfon di letakkan oleh Riza di meja kecil.

"Uang mu akan aku ganti semua nya.Buatlah perjanjian hitam di atas putih lalu tempel materai satu juta disana.Jika tidak mampu membelinya,biarkan aku yang beli!!"

Tepat di depan Pak Tarjo dan para anteknya Riza berbicara lantang dan menegakkan dada nya.Mata Riza sangat tajam melihat lelaki tua itu dan anaknya.

Jika kau meremehkan ku.Maaf Pak tua,kau salah memilih lawan!!...

Riza pun melenggang pergi dari sana dan di ikuti perangkat desa yang lain sebagai penjaga,takut dia kabur dan lepas tanggung jawab.

.

.

.

To be continue

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!