NovelToon NovelToon

Pernikahan Sementara Nayanika

Prolog

"Perkenalkan, nama saya Naipah" ucap gadis itu sambil menunduk.

"Bisa memasak? mencuci? menyetrika? membereskan kamar ?" tanya Benji ketus.

"Bisa tuan" ujar Naipah sambil tersenyum.

" Ya sudah kalo begitu, besok kau datang kesini. jangan terlambat, besok mulai bekerja. "

"Baik tuan. masih ada lagi tuan?

" Sudah, silahkan keluar" sambil menunjuk ke pintu. Nai tak dipandangnya, perlakuan Benji dingin, lebih dingin dibanding majikan lainnya terhadap seorang pembantu baru. Sesekali dahinya mengkerut tanpa alasan.

"Baik tuan, saya permisi. terima kasih sebelumnya tuan." Naipah menunduk sembari tersenyum bergegas kembali ke kontrakannya.

Rumah ini sangat megah. Aku sering melihatnya di film - film yang menceritakan orang kaya, rumahnya persis seperti ini. Dalam hati Nai berbicara. Wanita itu berjalan keluar, menyusuri halaman rumah yang terlalu luas, jangankan menempuh perjalanan dari kontrakannya kesini, dari depan menuju ruang tengah saja sepertinya beratus - ratus meter.

********

"Semoga saja pembantu baru ini tahan tinggal dirumah dan tidak memiliki niat macam- macam. Dan lagi, ahh,, paling kuat hanya satu minggu." batin Benji.

"Baru jam 10 pagi ternyata. hari ini apa yang akan kulakukan ?" Benji kebingungan sendiri karena hari ini hari libur.

" Astagaaaaaaaaaa kak!!!!!

Mengapa membawa pembantu seperti itu? kau dapat darimana? cantik memang. Tapi ini menggoda iman! niat apalagi yang ada dibenakmu itu kak!!!!"

Bhramsy nyerocos kepada kakaknya tanda keberatan. Sedari tadi dia memantau dari atas saat kakaknya bertanya pada asisten rumah tangga baru mereka.

"Dari yayasan. Kenapa? biarkan saja. dia bekerja mencari uang, dan lagi, kita kerja. Dia di rumah setiap hari. Coba kau fikir menggunakan logika, pembantu yang masih muda, tenaganya masih kuat, masak dia bisa searching di internet, gampang di perintah, bukan pilih kasih, kita cari pembantu jika yang berumur tua, kita harus banyak memaklum " balas Benji tak mau kalah oleh adiknya.

" Sudahlah, dan lagi, dia setiap hari pulang, kita bertemu hanya saat pergi kerja dan pulang kerja saja. Jadi apa masalahnya ?"

Bhramsy langsung berjalan ke kamar tanpa menggubris kakaknya.

"Apa masalahnya apa masalahnya. Masih nanya lagi .."

"Heh, suruh pembantu itu besok datangnya siang, aku besok ijin untuk tidak bekerja, mau ke kampus bertemu dosen. Malas aku jika tiba - tiba hilang mood ke kampus demi memandang pembantumu yang bahenol nerkom begitu. Dan lagi, pembantu kita banyak, kenapa mencari yang baru? pekerjakan saja pembantu yang kakak suruh pulang kemarin! Aneh!!!!" Teriaknya dari tangga.

Benji tersenyum sinis, dia duduk dikursi sembari berkata, "Suasana baru! Hak ku untuk memilih siapa pembantu dirumah ini. Kau keberatan Bhramsy? Angkat kaki saja dari rumah ini. Atau kau takut akan tergoda olehnya?"

Ya, Bhramsy Ryshaka Nehemnia yang sekarang genap 27 tahun itu merupakan pria pada umumnya. Yang membedakan hanyalah Bhramsy memiliki pergaulan sangat bebas dibanding kakaknya, sehingga dia sama sekali tidak bisa menahan nafsunya ketika bertemu banyak wanita cantik.

Hal ini didukung dengan wajah dan perawakan Bhramsy yang memang gagah & tampan, hampir tidak pernah ada wanita yang bisa menolak ajakannya walau hanya semalam.

Berbanding terbalik dengan kakaknya, Benjamin Ryshaka Natanael. Seorang Miliyuner berusia 32 tahun yang dianggap bujang lapuk karena sama sekali tidak bisa merasakan suka terhadap wanita sejak dia mengenal dunia bisnis. Bisnisnya pun tergolong sukses. Selain pemilik beberapa Property besar, perusahaan di bidang Telekomunikasi, serta kerjasama dengan berbagai perusahaan asingpun tak kalah sukses dipegangnya.

Semua ini adalah pemberian dari ayahnya Wijaya Brahmana. Ayahnya memilih memberikan semuanya kepada Benjamin karena dia sudah berumur, dia ingin menikmati masa tuanya dengan santai serta mendidik anaknya untuk bisa bertanggung jawab penuh terhadap masa depannya sendiri.

Namun, karna itulah Benji ( sapaan Benjamin) menjadi dingin, keras kepala dan sedikit kasar. Tekanan dari sejak dia dipercaya memimpin banyak perusahaan semakin hari semakin merubah sifatnya menjadi arogan.

.

keesokan harinya.

Wanita itu menunduk, sesekali mengangkat wajahnya ketika Benji memperkenalkan beberapa asisten rumah tangga lainnya. Tak lupa senyumpun dia sematkan selalu ketika bersalaman.

" Saya, em, Naipah, tuan." Bicaranya terbata-bata seolah sambil berfikir. kali ini, mau tak mau Bhramsy harus bertatap muka dengan asisten rumah tangga barunya.

" Jangan panggil tuan, aku bukan orang kaya seperti di cerita cerita itu, panggil Bhrams aja, kalo kikuk, mas Bhrams deh boleh." ucap Bhrams yang sedari tadi melirik pembantu barunya itu dari atas sampai bawah kembali ke atas lagi.

"Mengapa wanita ini mau menjadi pembantu?"

"Oh, baik mas Bhrams, tapi apa sopan ?" Sambil tetap menunduk dan tersenyum Naipah memberanikan diri untuk bertanya.

"Ah sopan ko sopan. Tenang saja Nai, kita seumuran ko. Jangan canggung, anggap saja kita teman. Sebab, besok aku mau menyuruhmu mencuci banyak sekali, kalau kamu canggung, aku juga canggung memberikan perintahnya . hahahahaha!!!" Bhrams terbahak - bahak langsung.

"Baik mas." Tanpa fikir panjang Naipah langsung menjawab.

"Sudah Nai, anak gila itu tak usah banyak kau ladeni. Ayo...." dengan nada tegas dan dingin Benji langsung mengajak Naipah pergi ke kamar yang sudah disediakan.

"Sebentar tuan, saya kan setiap malam pulang, mungkin saya tidak butuh kamar, kalaupun saya mandi, saya bisa langsung berganti pakaian di kamar mandi saja tuan" Naipah sedikit menolak.

"Begini Nai, kalau selesai bekerja, mungkin perlu sedikit istirahat, kau tidak boleh ikut tidur di kamar yang lain, maka dari itu aku beri kamar untukmu. Dan jika suatu hari mendadak aku membutuhkanmu bekerja lebih, mungkin kau akan bermalam disini. Kamarnya sudah disiapkan. " Ucap Benji sembari berjalan.

"Oh begitu tuan, baik kalau begitu, terimakasih sebelumnya tuan." Naipah langsung mengikuti tuannya berjalan dibelakang.

"Sungguh mulia kau tuan es balok, perhatian sekali."

Naipah tidak bisa menahan matanya yang terus berputar melihat sekeliling rumah yang menerima dia sebagai asisten rumah tangga didalamnya. Matanya berbinar mengingat bahwa rumah itu mirip sekali dengan rumah rumah orang kaya yang ada didalam sinetron.

Satu pertanyaan yang selalu ingin kutanyakan pada siapapun pemilik rumah - rumah besar ini. Mereka kerja apa? apa gaji ketika menjadi pegawai lama - lama bisa membangun rumah seperti istana?"

"Nah sampai, ini kamarmu. Bawa bajumu sebagian untuk disimpan disini barangkali mau menginap. Oh iya, ini kunci. Jangan tanya kenapa banyak, ini termasuk kunci gerbang depan dan belakang, pintu samping, pintu depan dan belakang, pintu gudang, garasi, ruang tengah. Semuanya. Kira - kira saja kuncinya yang mana. Hal ini memudahkanmu untuk kemana - mana bukan?" dengan santai Benji memberikan tumpukan kunci.

"Allah, ini lebih dari 20 kunci terus aku kudu coba satu2 kalo disuruh apa- apa? Batin Naipah sedikit tidak terima."

"Baik tuan, terimakasih." Tanpa bicara banyak Naipah mengiyakan perintah tuannya.

" Untuk makan siang dan malam, aku mau kau yang memasak. Terserah kau masak apa. Pakai bahan yang ada di kulkas. Aku mau tau apakah kau bisa memasak atau tidak. Aku berangkat dulu." Tidak menunggu jawaban Nai, Benji pergi.

"Baik tuan." Jawab Nai setengah berbisik.

Masakmah begitu aja tuan cakep. gula, garem, micin. Pokonya apapun bakal jadi deh masakannya. Insha Allah. Rasa nomer 2.

Naipah

"Bu, maaf, ini saya langsung masak saja atau bagaimana?" Naipah masih bingung.

"Mau masak untuk makan siang? langsung saja, itu tadi bahannya sudah ada semua, tinggal pilih." jawab bu Nuni. Bu Nuni adalah salah satu asisten rumah tangga yang cukup lama bekerja dirumah ini.

"Nai, kalau kerja disini itu harus yang kuat. tuan kadang marah - marah tanpa alasan. kadang meminta masakan tapi tidak dimakan. Tuan juga selalu marah kalau kemejanya kurang rapi. jangan ada noda sedikitpun, harus wangi, kalau kamu setrika baju tuan, ada parfum khusus, nanti ibu kasih tahu kalau kamu mau menyetrika. yang sabar ya." timpalnya.

"Siap bu. terimakasih ya."

"Tenang bu, saya sudah kuat menghadapi kumpeni - kumpeni dan masa penjajahan yang seperti ini. meskipun sebelumnya tidak tampan, tapi sekarang setidaknya saya bisa cuci mata kalaupun saya kena omel." Nai.

Nai pun dengan cekatan memasak hanya untuk makan siang. sebab makan malam dibuat pada sore hari. sehabis memasak, Nai melanjutkan dengan mencuci pakaian dan membereskan kamar tuannya. betapa kagetnya saat dia memasuki kamar pria itu. Terlihat sangat luas dengan interior yang sangat simple namun menunjukan kesan maskulin. Dinding yang di cat abu-abu ditambah beberapa lampu kecil di pinggir tempat tidur menambah nyaman siapapun yang ada didalamnya.

Naipah berkeliling melihat kondisi kamar itu.

" Waaaaahhhh ada balkon".. dia segera membuka gorden yang menutupi pintu kaca, teringat bahwa dia memiliki banyak kunci. Naipah pun dengan segera mencoba membuka pintu itu dengan kuncinya.

"Sudah 10 kunci belum juga ada yang masuk , yang mana kuncinya ya?" Naipah mengerutkan dahi tanda putus asa.

"Ah sudahlah. lain kali saja, aku harus rapikan kamar dan mencuci.." Gumamnya sambil mulai merapikan sprei disusul dengan mangambil keranjang baju kotor, dasar naipah iseng, sambil turun ke bawah dia menciumi baju kotor milik tuannya..

"Apanya yang kotor tuan? ini wangi parfumnya saja masih menempel dan tidak sedikitpun ada bau keringat!" sambil geleng - geleng kepala.

Di Kantor

"Ismi, masuk ke ruangan saya !" perintah si pemilik suara.

" Baik pak."

Tokkk..tokk

" Masuk."

"Jadwal saya apa hari ini?" tanya si bos dengan suara datar.

" Jam 1 siang rapat dengan pemilik Tri Raksa Group pak."

"Hanya itu?"

" iya pak."

" Suruh manager kita yang rapat, kamu temani. Saya ada urusan mendadak, oh ya, sampaikan pada Manager untuk meyakinkan mereka agar mau menjalin kerjasama dengan kita." perintahnya dengan santai namun menekan.

"Ba,, baik pak."

" Ya sudah kamu boleh kembali ke ruanganmu."

"Terimakasih pak, saya permisi." sambil tersenyum wanita itu keluar ruangan.

Benji menuju parkiran dan langsung memacu mobil Alphardnya dengan kecepatan tinggi.

Sebenarnya ada beberapa mobil lain, namun benji lebih memilih mobil ini untuk pergi ke kantor karena menurutnya mobil ini terlihat elegan. sepanjang perjalanan wajah Naipah tidak hilang dari fikirannya.

" Sebentar, aku apakan dia hari ini ? apa dia sudah beres memasak? atau belum ? apa sudah membereskan kamarku? semoga saja belum beres agar aku bisa mencari hiburan dengannya. Paling tidak, aku bisa melihatnya benar - benar bekerja atau memiliki niat lain."

Sampai didepan rumahnya, Pak ujang membukakan pintu gerbang untuk Benji. Dia tau tuannya memang sering memberikan kejutan jantung bagi para pekerja dirumah dengan cara pulang tiba - tiba.

"Tolong pak parkirkan mobil." sembari memberikan kunci pada pak Ujang.

" Siap tuan."

"Naaaai,, Naiiiiii? ih tuli!!! " sambil berteriak matanya mengamati ruang tamu.

"Harus jam segini kak? ini belum siang loh untuk mengerjai orang." Bhramsy tiba - tiba muncul dari lantai atas.

"Nai mana?" Tanya sang kakak datar.

"Entahlah ," jawab Bhrams sekenanya.

Sambil menuruni anak tangga, Bhrmasy mencoba menasihati kakaknya. " Kasihan kak, aku tahu maksud kakak memilih pembantu muda, tapi jangan keterlaluan. Kasihan."

"Dia belum tua, masih teralu muda, belum jadi seorang ibu, dalam arti, dia masih anak ibu bapaknya. Kakak bisa bayangkan bagaimana sedihnya ibu bapak Nai kalau tau dia dikerjai habis - habisan oleh kakak?" timpal Brhamsy.

Deggggg!

Benji terdiam sejenak mencerna ucapan adiknya. tidak ada yang salah, karna dia pun merasakan ayah dan ibunya sangat menyayangi mereka.

"Ah,, sudahlah,, tidak akan aku siram air panas juga. Dan lagi, kekuasaan ada ditanganku, jadi sebagai adik, kamu diam saja." jawabnya datar.

"Kasian nasib kamu Nai."

Bhramsy memang penyayang, dia selalu merasa kasihan terhadap siapapun, bahkan semua asisten rumah tangga termasuk pak ujang pun tak luput dari keisengan stadium 4 kakaknya itu, dan selalu bhramsy yang membela mereka. Bhramsy masih punya hati, kakaknya? kemungkinan besar tidak.

Benji berjalan menyusuri dapur, dia melihat Nai sedang mencuci piring.

"Masak apa?" tanya benji dingin.

"Eh tuan, saya masak ayam kemangi, cumi pete, udang tepung, tumis pakcoy tahu, dan sayur sop tuan." Naipah menunduk sedikit ketakutan.

"Kau mau masak buat 1 minggu?" aku tidak rakus seperti yang kau fikirkan. Besok masak yang betul, jangan banyak - banyak." ucap Benji setengah membentak.

"Mari kita sedikit bermain - main Naipah.

" Ya sudah, taruh makanannya didepan, aku mau coba masakanmu." sambil melangkah pergi menuju meja makan.

Bhramsy berlari menuruni tangga karena merasa lapar. dia melihat banyak sekali makanan di meja makan.

" Waaaahhh,, ayam kemangi,, hmmmmm, dari wanginya saja enak nih, semoga tidak zonk lagi seperti yang aku beli kemarin. Ini juga udang, pakcoy, wah semuanya kesukaanku. Nai kamu cenayang? dukun? kok tau banget makananku?" Bhramsy berdecak kagum sembari mengambil nasi dan lauknya.

"Bhrams, sopan sedikit, kakak saja belum ambil." Benji sedikit kesal.

"Kak makan saja, rejeki jangan ditolak, hargai yang masak dong." Bhramsy tidak menggubris ucapan kakaknya.

"Sini Nai, mau makan bareng? ayo." ajak Bhramsy.

"Eh tidak, Nai kau kembali ke dapur sana, kenapa berdiri disitu. tempatmu didapur." Tak ada yang salah dari ucapan Benji, namun sepertinya dia sedikit merendahkan dengan menyebut posisi.

" Baik tuan, saya permisi."

"Naaaaaahhh ini baru enak pake banget, Naaaaiiii? besok masak ayam ini lagi, aku sukaaaaa. Terimakasih Naiiii !" seru Bhramsy kegirangan.

" Eh iya enak, sial."

"Masakannya enak, seperti orang yang pernah belajar memasak. Apa semua pembantu bisa masak enak seperti ini?"

Selesai makan, Naipah langsung membereskan semua piring kotor. masih ada satu pertanyaan dibenaknya, " kenapa tuan sudah pulang jam segini?ah biarlah, dia pemilik segalanya, suka suka dia saja."

Tookk.. tooookkk..

Baru saja selesai cuci piring, terdengar ketukan pintu, Naipah yang kebetulan hendak mencari bu Nuni segera membukakan pintu.

"Siang bi,, Bhramsy ada?" tanya wanita itu dengan ramah.

" Ada nona, boleh saya tau dengan siapa?" tanya Nai.

" Bilang saja Bian."

"Baik nona Bian, silahkan masuk dulu, saya panggilkan tuan sebentar. eh,,, nona mau minum apa ?" tanyanya lagi.

"ah, tidak usah bi, saya mau berangkat juga."

"Baiklah kalau begitu, sebentar saya panggilkan."

Naipah menaiki anak tangga dengan cepat, dia bingung karena banyak sekali kamar diatas.

" Masalah baru.. yang mana kamarnya?" gumamnya.

" Aku ada ide, kita dengarkan setiap pintu, kalau ada penghuninya, minimal ada sedikit suara." dia memulai dengan pintu yang paling dekat dengannya.

"Pintu pertama kosong!"

"Pintu kedua, juga!"

"Pintu ke tig....

cklekkkk....

Naipah terkejut dan langsung menunduk ketakutan.

" Baru sehari disini sudah berani menguping?????? mau mencuri? atau menjadi mata - mata?" tanya Benji dengan nada tinggi.

" Tidak tidak tuan.. emh,, maaf.. saya mencari mas Bhramsy,, itu...

" Kamu ada main dengan adikku?" belum selesai Naipah bicara namun sudah dipotong kembali oleh Benji.

" Bu - bukan begitu tuan, maaf,, dibawah ada temannya, saya tidak tahu kamar mas Bhramsy yang mana, saya cari bi Nuni juga tidak ada." Naipah menunduk ketakutan sambil memilin - milin ujung bajunya.

" Alasan.. kau punya mata kan? Lihat itu di paling pojok!!!" Benji membentak sambil menunjuk sebuah kamar yang nyaris tidak terlihat.

" Disitu jelas tertulis kan?"

Naipah sangat kaget, pintu itu bertuliskan BHRAMSY dengan jelas.

" Maaf tuan." Naipah tertunduk lesu karena menyadari kecerobohannya.

"Ya sudah pergi sana. ingat, jangan sekali - kali menjadi orang jahat dirumah ini."

"Maafkan saya tuan."

Naipah melangkahkan kaki dengan sedikit sakit hati, sungguh, sejak kecil dia selalu belajar jujur namun hampir semua orang menuduhnya berbuat tidak baik. Naipah merasa masa lalu perihnya kembali.

took.. toook..

Naipah mengetuk pintu kamar Bhramsy sembari menunduk menahan air matanya.

tidak lama kemudian Bhramsy membuka pintu kamar.

" Hai Nai???ada apa?"

" Mas, ada yang cari mas, namanya nona Bian, dia sedang menunggu dibawah." sambil terus tertunduk.

" Oke sebentar ambil tas dulu. eh kamu kenapa Nai?" lirik Bhramsy sambil mengamati Naipah.

" Tidak apa - apa tuan, saya permisi."

" Naiii tunggu" Bhramsy menarik tangan Naipah, dia menaikan dagu Naipah. dengan sekejap Bhramsy melihat mata Naipah yang berkaca-kaca.

" Kamu menangis? kenapa? kakaaaaaaaak!!!!!! Teriaknua

" TIDAK AKU APA - APAKAN PEMBANTU TERSAYANGMU ITU BHRAMSY! DIA MENGUPING KAMARKU DAN AKU HANYA MEMPERINGATINYA." Balas teriak sang kakak dari pojok kamar lainnya.

" Nai aku ke kampus dulu, aku pulang cepat, nanti janji cerita yah apa yang dilakukan oleh kakakku. kamu hati - hati dirumah." tangan Bhramsy kini menangkup kedua pipi Naipah.

"Dadah Nai.. aku terlambat." buru - buru Bhramsy menuruni anak tangga meninggalkan Naipah yang masih mematung didepan kamar.

" Seandainya semua orang disini berbaik hati seperti mas Bhrams, mungkin aku tidak akan cepat tersinggung seperti ini."

Naipah menghapus air mata yang sudah tidak terbendung lagi.

Di sisi lain, ada pria yang dingin melihat wanita menangis. Benji.

"Selemah itukah perempuan? Memang aku apakan dia hingga dia menangis. Cengeng!!!!!

Bianca

" Ayo sayang, telat kita." Bhramsy langsung menggandeng wanita cantik yang menunggu diruang tamu.

Bianca Carollina. model cantik blasteran Jerman merupakan wanita yang setia, baik, dan sangat penyabar. Dia telah menjalin hubungan dengan Bhramsy selama hampir 3 tahun. Bianca selalu memaklumi segala perilaku nakal Bhramsy karena rasa cintanya yang begitu dalam padanya. Dia yakin suatu saat Bhramsy dapat berubah menjadi lebih baik.

Diperjalanan

"Sayang.. yang tadi pembantu baru?" tanya bianca memecah keheningan.

"Oh, iya, itu Naipah" jawab bhramsy sambil terus menyetir.

"Mainan baru kak Benji. kamu tau yang? dia masih muda, kasihan, baru 1 hari dirumah saja dia sudah habis - habisan dikerjain kak Benji. aku tak tega, tapi mau bagaimana lagi."

" Tapi dia lucu yang, ketika aku menggoda dan mengerjainya, dia nurut - nurut saja." timpal Bhramsy sambil tersenyum mengingat kelakuan Naipah.

" Bilang sama kak Benji, jangan teralu begitu kelakuannya. Nanti balik jadi cinta kan bahaya. hahahahaha " seru Bianca.

Namun tidak sama dengan hatinya, lagi - lagi Bianca harus mengusap dada melihat mata kekasihnya berbinar saat menceritakan tentang Naipah. Apa boleh buat, Bianca hanya bisa bersabar walaupun selalu sakit hati oleh kelakuan Bhramsy yang begitu mudahnya menyukai banyak wanita.

Sesampainya di kampus, Bhramsy dan Bianca memasuki kelas yang berbeda.

" Aku harus tau siapa Naipah. kenapa Naipah bisa membuat Bhramsy terlihat menyukainya?" gumamnya.

Bianca keluar kelas lagi dan memutuskan untuk kembali kerumah Bhramsy.

" Eh Bi mau kemana ? ko buru - buru?" tanya salma. sahabatnya sejak SMA.

" Ada urusan Sal.. tipsen boleh ya? plisss.. aku penting banget ini." Ujarnya

" Yaudah boleh. ati - ati dijalan Bi."

"Oke Sal. makasih ya."

Bergegas Bianca memesan taksi online menuju rumah Bhramsy. Agar tidak dicurigai, Bianca memberitahu Bhramsy bahwa dia kembali kerumah Bhramsy untuk mengambil mobilnya.

tiiiingggg toooooong!!!!!

Tidak lama pintupun terbuka.

" Loh non Bian? tadi bukannya ke kampus?" tanya Naipah keheranan.

"Ayo masuk dulu non, mau minum apa ?"

" Air dingin aja bi. eh iya, aku ditaman belakang yah bi." Ucap Bianca sambil berjalan.

tak lama Naipah datang membawa nampan berisi air dingin.

" Ini non airnya."

"Eh iya bi. Makasih yah." Timpal bianca Sambil menyimpan ponselnya yang sedari tadi dia mainkan.

"Bi, ngobrol sebentar boleh? lagi ada kerjaan?" Tanya Bianca sambil tersenyum ramah.

" Saya mau masak non." Sambil menunduk dan tersenyum. Sebenarnya bukan karena Nai sibuk, namun dia merasa dia tidak pantas untuk hanya sekedar berbincang dengan kekasih adik majikannya tersebut.

" Ayolaaaaahhh.. sebentar sajaa..

Ucap Bianca dengan manja namun sedikit memaksa. Dia menarik tangan Naipah agar Naipah duduk disampingnya.

" Baiklah nona. Ada apa nona ingin bicara dengan saya ?" Sambil buru - buru pindah duduk di lantai.

" Saya disini saja nona." Ucap Nai dengan tetap tersenyum.

" Ih kenapa dibawah? yasudah deh, eh siapa namanya ? Naipah yah?

" Iya non"

" Oke aku panggil Nai aja. Nai, kamu kenapa mau kerja disini?"

" Saya juga tidak tau non, saya kan dari yayasan, jadi dikirim ke rumah yang mana bukan saya yang mau, itu bagaimana yayasan." Dengan tersenyum Nai menjawab pertanyaan Bianca.

" Oh begitu. Kamu tau gak Nai? Sepertinya Bhramsy suka loh sama kamu. Tadi dia cerita kamu sambil senyum - senyum. Dia kalau menceritakanku pada temannya pun jarang senyum, dia orang baik Nai, tapi sayang pergaulannya kurang baik." Dengan mata nanar Bianca menatap ke arah taman.

" Aku sudah pacaran lama dengan Bhramsy, tapi ya gitu deh, gonta ganti cewek terus. Aku hanya bisa sabar." Timpalnya.

Nai yang kurang mengerti apa maksud pembicaraan wanita didepannya itu memberanikan diri untuk berbicara.

" Maaf nona, saya hanya ingin bekerja, mendapatkan upah. Saya tidak ada keinginan lain apalagi sampai mendekati tuan..."

belum sempat Nai melanjutkan ucapannya, Bianca langsung memotong.

" Bukaaaaaaan begitu Nai, aku tidak menuduhmu. Aku tau kamu perempuan baik."

Ya, perempuan baik sekali, masih muda mau bekerja menjadi pembantu dirumah pengusaha sukses. Apa ini kebetulan?

" Kalaupun Bhramsy sampai serius denganmu, aku hanya bisa menitipkan dia. Jaga baik - baik. tapi semoga saja itu hanya ketakutanku."

dengan tersenyum Bianca turun ke lantai mendekati Naipah lalu merangkulnya dengan hangat.

" Tak usah canggung Nai, kita mungkin seumuran. Kamu boleh anggap aku teman dan kita boleh sama - sama tukar fikiran."

" Eh iya Nai, aku harus pergi lagi. Terimakasih yah sudah mendengarkan ocehanku yang tak berguna. Besok - besok aku akan sering kesini menemanimu. Anggap aku teman kamu yah Nai, aku permisi dulu." Bianca lalu berjalan kearah pintu keluar.

"Bianca!!"

" Ah kak Benji, ya kak? ada apa? Maaf aku kembali kesini, aku hanya ingin berbincang sedikit dengan pembantu barumu itu."

Benji tersenyum penuh arti, dia berkata, " Pintu rumah ini selalu terbuka untukmu."

"Bagaimana menurutmu?" Sambungnya sambil melangkah perlahan mengantarkan Bianca ke depan pintu.

"Entahlah, menurutku dia baik dan tidak ada tanda - tanda sebagai salah satu orang suruhan musuh - musuhmu kak. Tapi tak tau juga sih."

"Baiklah, waktu yang akan menjawabnya. Hati - hati dijalan."

**********

kenapa banyak orang aneh disini? mas Bhrams? ah tak mungkin. Wanita itu seperti malaikat. Mana mungkin ada yang mampu menolaknya. Dia terlihat tulus. Semoga saja dia benar - benar baik. Naipah

Naipah bergegas membereskan gelas tadi, kemudian menuju dapur. Dia tidak menyadari ada sepasang mata yang mengamati sedari tadi.

Karena kelelahan dan karena pekerjaan rumah sudah selesai sebelum waktunya, Nai tertidur dengan posisi duduk dengan memeluk lututnya. Untuk beberapa saat Nai terlelap.

" Ehhhhhhmmmmm... " Benji tiba - tiba muncul di pintu dapur.

" Eh tuan, ada yang diperlukan mungkin?" Deheman yang cukup keras dari Benji membuat Nai kaget dan terbangun tiba - tiba.

" Maaf tuan, saya malah tidur" Tambahnya.

" Tidak ada. Hanya ingin melihat pekerjaanmu beres apa tidak". Sambil memalingkan wajah. sebenarnya Benji ingin bertanya apa yang Nai obrolkan dengan Bianca di taman, namun dia mengurungkan niatnya karena melihat Nai tertidur. Entah kenapa dia terlihat lusuh dan seperti kurang tidur. Kantong mata Nai yang terlihat sangat besar dan hitam membuat dia tidak tega untuk mengintrogasi Nai.

" Semua sudah beres ? sudah masak ?" tanyanya.

" Sudah tuan "

" Ya sudah, kau boleh pulang. Besok pagi kesini lagi jangan terlambat. " Tanpa melihat Nai Benji langsung berbalik menuju kamarnya.

" Baik tuan. terimakasih."

Padahal belum waktunya pulang. Syukurlah sepertinya dia tau aku sangat kelelahan. Eh ini bukan pemecatan yang diperhalus kalimatnya kan? Naipah.

***********

" Hallo? kau sudah dapat orangnya? Sita semua aset yang ada termasuk beberapa perusahaan yang dia miliki, kita memiliki cukup bukti untuk melakukannya. Ah, dan 1 lagi, tolong cari tau tentang pembantu yang dikirim yayasan kerumahku." Telepon itu terputus tanpa menunggu jawaban si penelepon.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!