Acara wisuda kelulusan angkatan tahun 2023 telah selesai. Semua orang kini sedang berfoto foto serta mengabadikan momen paling bahagia dengan keluarganya masing masing.
" Fany, setelah sampai rumah kamu jangan ganti pakaian terlebih dahulu" Pinta Sheila
" Tapi Bu kenapa?, apakah kita akan ada acara yang lain?" Tanya Tiffany dengan bingung
" Ya, kita akan ada pertemuan keluarga" Balas Sheila dengan singkat
" Baiklah"
Setelah semuanya selesai, Tiffany bersama Sheila dan Marcel segera masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah.
" Bu, aku masuk kamar dulu ya mau istirahat" Ucap Tiffany tepat setelah tiba di rumah.
" Iya, namun jangan ganti pakaian dan jangan tiduran biar tetap terlihat rapi" Pinta Sheila
" Emangnya ada pertemuan apa sih sampai sampai aku harus terlihat rapi dan berdandan seperti ini?, Ibu dan Ayah tau kan aku sangat tidak suka berdandan atau berpakaian seperti ini, aku berpakaian dan berdandan seperti ini juga karena terpaksa kan" Keluh Tiffany
" Iya kami sangat tau dan mengerti, namun tahan lah sebentar lagi juga pertemuannya akan segera dilangsungkan" Balas Sheila
"Jika tidak keberatan, sebaiknya kamu istirahatnya duduk disini saja" Sambung Marcel
" Ya baiklah yah" Balas Tiffany sambil duduk dan tidak jadi masuk ke kamar.
Sementara Sheila sibuk di dapur menyiapkan hidangan untuk menyambut tamunya nanti. Tiba tiba bel pintu berbunyi.
" Yah, itu pasti mereka yang datang" Ucap Sheila
" Baiklah, ayah ke depan dulu" Balas Marcel
Ternyata benar, yang datang tidak lain adalah seorang wanita paruh baya dan putranya. Marcel segera menyambut kehadiran mereka dengan ramah dan mempersilahkan nya untuk masuk.
" Selama datang, silahkan duduk" Sambut Sheila di ruang tamu
Wanita paruh baya dan putranya itu duduk bersebrangan dengan Tiffany.
" Fany, beri salam ke tante Fatma" Pinta Sheila
" Oh ya maaf Fany lupa Bu" Balas Fany sambil segera menyalami Fatma
" Halo Fany, gimana kabarnya, tante dengar hari ini kamu baru aja wisuda" Ucap Fatma dengan ramah
" Kabar Fany baik Tante, dan benar fany baru aja selesai dari acara wisuda di kampus, tapi ada keperluan apa Tante Fatma dan Bang Randy sampai repot datang kesini sekarang?" Balas Fany
Sebenarnya semua orang di daerah rumah Tiffany memanggil Randy dengan sebutan Bang, apalagi ia adalah pemilik sebuah toko yang cukup besar, entah tua ataupun muda semuanya memanggilnya Randy dengan sebutan Bang.
" Tunggu ibu kamu ada disini dulu, baru kita membahasnya" Ucap Marcel yang menyela pembicaraan
Fatma dan Randy tidak menjawab apapun, hingga Sheila datang.
" Silahkan diminum terlebih dahulu, mohon maaf hidangannya hanya seadanya, karena kami sibuk mengurus persiapan wisuda Fanny" Ucap Sheila sambil menghidangkan beberapa makanan dan teh.
" Ini semua sudah banyak sekali, padahal tidak perlu sampai repot repot seperti ini" Balas Fatma
" Tentu saja tidak bisa seperti itu Bu, memang sudah tugas pemilik rumah untuk menyambut setiap tamunya yang datang" Balas Sheila
Tanpa basa basi lagi, Fatma langsung mengutarakan tujuan kedatangannya.
" Mohon maaf sebelumnya, jika kami baru datang sekarang, namun seperti rencana yang telah kita sepakati, saya dengan resmi datang kesini bertujuan untuk meminang dan melamar Tiffany putri Bapak dan Ibu" Jelas Fatma
Deg...
Tiffany yang mendengarnya langsung merasa seperti terkena serangan jantung dan meras bingung serta tidak percaya.
" Apa maksudnya Tante?" Tanya Tiffany
" Tujuan Tante Fatma dan Randy kemari itu karena ingin melamar kamu" Balas Sheila
" Taaapi, kenapa aku?" Tanya Tiffany
" Yah terus mau melamar siapa lagi, anak ayah dan ibu kan cuma kamu satu satunya" Balas Marcel
" Bukan itu maksud fany, tapi kenapa kalian harus melamar Tiffany?, padahal kan masih banyak wanita lain diluar sana yang lebih cantik sempurna dan beda jauh dari Tiffany" Ucap Tiffany
" Sudahlah jangan banyak bertanya seperti itu, biar nanti ayah yang jelaskan semuanya pada kamu, dan juga sebenarnya ayah dan ibu sangat setuju dan telah menerima lamaran ini, hanya saja belum dilaksanakan pertemuan keluarga secara resmi" Jelas Marcel
" Tidak bisa, kenapa kalian memutuskan sesuatu yang sangat penting dalam hidup Fany tapi bahkan tidak bertanya sedikit pun pendapat ataupun keputusan fany" Balas Tiffany dengan cemberut
" Fany tenanglah dulu, jangan seperti ini, ibu tau kamu sekarang sangat terkejut dengan semua yang terjadi saat ini, namun kami sebagai orang tua tidak akan memutuskan sesuatu yang buruk untuk anaknya, percayalah pada kami, kami melakukan semua ini juga demi kebaikan kamu" Jelas Sheila dengan lembut
" Tetap saja Bu, tidak bisa seperti ini, bahkan Fany dan Bang Randy kan usianya beda jauh, belum lagi Fany juga ingin bekerja serta melakukan banyak hal dalam hidup Fany, intinya belum siap untuk menikah " Ucap Tiffany dengan tegas
" Saya tau ini semua terlalu mendadak, namun menurut saya ini adalah waktu yang terbaik karena sebenarnya saya telah menunggu kamu bertahun tahun" Sambung Randy dengan lembut
" Apaa, bagaimana mungkin" Balas Tiffany dengan sangat terkejut
" Ya benar sayang, sebenarnya tante Fatma dan Randy pernah mengutarakan tentang ingin melamar serta menikahi kamu saat kamu lulus SMA, namun ayah memintanya untuk menunggu, karena ayah tau kamu sangat ingin kuliah, serta kami juga sebenarnya telah meminta Tante Fatma dan Randy untuk melamar wanita lain saja daripada harus menunggu kamu hingga bertahun tahun, akan tetapi ternyata Randy dengan setia tetap menunggu kamu hingga lulus kuliah, dan ayah sungguh tidak bisa menolak lamaran Randy, apalagi karena ayah sangat tau pria seperti apa dia" Jelas Marcel
" Tapi tetap saja Yah, tidak bisa seperti ini, tidak hanya masalah usia, namun juga kami bahkan tidak cukup saling kenal hingga harus hidup bersama kedepannya" Ucap Tiffany dengan berbagai alasan
" Tolong jangan menolak seperti itu sayang, anggap saja ini adalah permintaan terakhir dari kami, jadi kami mohon tolong terimalah lamaran ini" Ucap Sheila dengan putus asa
" Jika Fany belum siap dan masih perlu waktu, kami bisa memberikan waktu sebanyak yang kamu mau" Sambung Fatma
" Tapi Kenapa harus aku Tante?, kenapa tante ga cari wanita lain aja, aku yakin banyak sekali wanita lain yang mau menikah dengan Bang Randy" Balas Tiffany
" Jangan terus mencari alasan untuk menolak pernikahan ini Fany, sudah Ayah bilang kamu tidak bisa dan tidak boleh menolak lamaran ini" Ucap Marcel dengan sangat tegas hingga membuat Tiffany tidak bisa berkata apapun lagi.
" Om, tolong jangan terlalu keras pada Tiffany, sepertinya Tiffany memang perlu waktu" Pinta Randy
" Baik, aku akan menerima lamaran ini hanya jika Bang Randy bisa membuat hatiku berdebar dalam waktu 5 menit dengan kata kata, jika Bang Randy berhasil melakukan itu maka aku tidak akan menolak lagi" Ucap Tiffany tiba tiba
" Apa yang sebenarnya sedang kamu lakukan?" tanya Marcel
" Kenapa kamu memberikan sebuah permintaan yang aneh seperti ini?" Ucap Sheila
" Tante, Om tenanglah, apapun yang Fany minta akan saya sanggupi semampu saya" Ucap Randy
" Kalau gitu aku ingin berbicara empat mata saja dengan Bang Randy" Ucap Tiffany
" Hemm, baiklah, kalau gitu kalian berbicara disini saja, biar kami menunggu di ruang makan saja" Usul Sheila
Marcel, Sheila, dan Fatma segera pergi meninggalkan Tiffany dan Randy berdua saja di ruang tamu.
" Sekarang tolong jawab pertanyaan Fany, Fany ingin tau kenapa Bang Randy memilih Fany?, bahkan hingga rela menunggu bertahun tahun hanya agar bisa melamar Fany setelah lulus kuliah, lalu apa yang membuat Bang Randy berfikir bahwa Fany akan dengan mudah menerima lamaran ini?" Jelas Fany
"Saya memilih kamu, karena kamu adalah jawaban dari Tuhan tentang jodoh saya, saya pernah berkali kali melakukan sholat istikharah untuk mendapatkan jawaban, dan jawabnya tetap sama, oleh karena itu hati dan pikiran saya semakin mantap untuk memilih kamu menjadi pendamping hidup saya, dan kamu sebenarnya salah, saya tidak pernah berfikir bahwa kamu akan menerima lamaran ini dengan mudah, saya sangat tau kamu pasti akan menolak dan mencoba mencari berbagai alasan agar lamaran ini batal" Jawab Randy
Hati Tiffany tidak bisa bohong, sebenarnya dia sekarang sudah merasa sedikit berdebar, namun ia masih ingin menyangkalnya. Mungkin saja Tiffany merasa langsung berdebar, karena sebenarnya dulu saat kecil ia pernah sangat mengagumi sosok Randy. Randy yang tidak hanya tampan dan putih, namun Randy juga memiliki pemahaman agama yang sangat baik, dan tentu saja Randy adalah orang yang pekerja keras serta sangat berbakti kepada ibunya.
" Tapi Fany bukanlah wanita baik, Fany juga sampai kini masih menjadi wanita tomboy dan jauh dari kata feminim, karena itu Fany semakin jauh dari kata calon istri idaman, lalu agama dan ibadah Fany juga masih sangat berantakan, Fany dan Bang Randy itu tidak setara, perbedaan antara kita bagaikan langit dan bumi" Ucap Tiffany kembali
" Saya tidak pernah mengatakan pada kamu bahwa saya mencari calon istri yang sempurna, saya tau kamu tidak sempurna begitu pun dengan saya, saya juga hanya manusia biasa yang memiliki ketidaksempurnaan, saya sudah sangat siap menerima semua kekurangan kamu, dan saya mohon kamu juga terima segala kekurangan saya, untuk masalah kehidupan rumah tangga saya juga tidak memiliki pengalaman ataupun bakat, namun saya ingin kita belajar bersama sama dalam membina rumah tangga kita kedepannya, dan saya berjanji satu hal bahwa saya akan mencoba sebaik mungkin untuk menjadi imam yang baik yang bisa membimbing kamu" Balas Randy
" Lalu bagaimana dengan perbedaan usia diantara kita?" Tanya Tiffany
" Perbedaan usia menurut saya hanyalah sebuah angka, banyak diluar sana yang memiliki pasangan dengan perbedaan usia yang cukup jauh, namun rumah tangganya tetap berjalan harmonis bahkan hidup dengan penuh kebahagiaan" Balas Randy
"Tidakkah semua jawabanku tadi menjawab semua pertanyaanmu, kini tolong izinkan aku menyempurnakan agamaku bersamamu, izinkan aku untuk mencintaimu dalam hubungan yang halal, izinkan aku untuk menjadi imam hidupmu hingga akhir hayat nanti, dan izinkan aku menjadi ayah dari calon anak anakmu, karena sungguh hati dan jiwa ini hanya ku persembahkan untuk kamu Fany" Ucap Randy tiba tiba dengan sangat romantis
Kini Tiffany tidak bisa mengelak lagi, hatinya sangat berdebar setelah mendengar kata kata Randy barusan, bahkan wajahnya yang putih terlihat berubah memerah. Sementara di ruang makan, Marcel, Sheila dan Fatma merasa sedikit khawatir tentang apa yang dibicarakan oleh Randy dan Tiffany.
Tiffany kini hanya diam saja, tanpa berkata apapun, dengan sopan Randy pamit untuk memanggil kedua orangtuanya dan juga ibunya di ruang makan.
" Umi, Tante, Om, Randy dan Tiffany telah selesai bicara, ayo segera ke ruang tamu kembali" Ucap Randy
" Bagaimana hasilnya?" Tanya Fatma dengan penasaran
" Tiffany belum menjawabnya Mi" Balas Randy
" Dasar anak nakal itu, bisa bisanya setelah membuat kami khawatir malah belum memberikan keputusan juga" Keluh Marcel
" Sungguh tidak apa apa Om, sepertinya Tiffany masih sangat perlu waktu untuk berfikir" Ucap Randy
Kini Semuanya telah duduk dan berkumpul kembali di ruang tamu.
" Tiffany, jika kamu tidak bisa memutuskannya hari ini, tidak apa apa, kita akan diskusikan masalah ini lebih lanjut saat kamu telah siap memutuskan" Jelas Fatma dengan lembut
" Kalau gitu, kami pamit pulang sekarang Om Tante" Ucap Randy
" Fany, kamu sungguh akan membiarkan mereka pulang tanpa jawaban pasti?" Tanya Sheila
Tiffany hanya diam saja tidak menjawab apapun, namun kemerahan diwajahnya masih terpancar jelas. Tiba tiba saat Randy dan Fatma akan keluar, Tiffany berbicara.
" Aku menerima lamaran ini" Ucap Tiffany dengan lantang dan mengejutkan semua orang
" Apaa?, Apakah kami tidak salah dengar?" Tanya Sheila dengan wajah bahagia
Randy dan Fatma juga tidak jadi pergi, mereka segera duduk kembali.
" Apakah kamu sungguh telah membuat keputusan?" Tanya Fatma
" Apa yang tadi kamu katakan?, coba ulangi ayah tidak mendengarnya dengan jelas" Goda Marcel
"Aku menerima lamaran ini, dan bersedia menikah dengan Bang Randy" Ucap Tiffany dengan gugup
" Alhamdulillah" Ucap Fatma dengan terharu
" Selamat, Akhirnya kita jadi besan sungguhan" Ucap Sheila sambil berpelukan dengan Fatma
Kini semua orang terlihat bahagia, sementara Tiffany menyembunyikan senyuman di wajahnya itu.
" Maaf Om, Tante, saya baru ingat, apakah Fany memiliki pacar?, saya keliru karena telah melamarnya bahkan tanpa mengetahui status Tiffany sebenarnya" Ucap Randy tiba tiba
" Hahaha" Marcel dan Sheila tertawa bersama mendengar ucapan Randy
" Kenapa Om dan Tante malah tertawa?" Tanya Randy dengan heran
" Tentu saja tidak ada, benar kan sayang" Ucap Marcel
" Sepertinya karena Fany sangat tomboy, ia bahkan hingga dewasa seperti ini tidak pernah berpacaran ataupun menjalin asmara dengan seseorang, ia kebanyakan hanya berteman atau bertemu orang lain hanya di sekolah ataupun kampus, ia kebanyakan menghabiskan waktunya di rumah saja dengan membaca ataupun menonton film" Jelas Sheila
" Alhamdulillah kalau gitu, saya baru terfikir mungkin saja Fany membutuhkan waktu untuk memutuskan lamaran ini karena ada seseorang dalam hidupnya" Ucap Randy
" Tidak, tidak seperti itu, kami sangat kenal dan tau dengan anak kami, ia sungguh introvert sejati hehe" Ucap Marcel sambil bercanda
Tiffany merasa malu, karena aib dan kebiasaannya malah diungkapkan oleh kedua orangtuanya itu.
" Namun maafkan juga, sebenarnya Tiffany tidak bisa memasak sama sekali, lalu ia juga kurang baik dalam menjalankan tugas ibu rumah tangga pada umumnya, karena ia hanya selalu sibuk belajar dan belajar, akan tetapi dia juga anak yang sangat cerdas dan bisa dengan cepat belajar serta memahami hal baru" Jelas Sheila kembali
" Semua itu tidak masalah sama sekali bagi saya, karena yang saya cari adalah seorang istri bukanlah seorang pembantu, karena semuanya juga bisa dipelajari perlahan" Jelas Randy dengan tersenyum.
" Tapi saya jadi penasaran, kata kata apa yang sebenarnya kamu katakan hingga Tiffany berubah pikiran dalam waktu 5 menit?" Tanya Marcel dengan wajah penasaran
" Saya hanya mengutarakan niat dan isi hati saya yang sebenarnya saja Om" Balas Randy dengan santai
" Tapi lihatlah, wajah Fany memerah hingga sekarang " Ucap Marcel dengan bercanda sambil menunjuk ke arah Tiffany.
" Ihh, ayah apaa sih, wajah aku memerah bukan karena hal seperti itu, aku hanya merasa kegerahan saja jadinya wajahku merah seperti ini" Ucap Tiffany yang merasa malu dan mencari alasan
" Sebaiknya kita sekarang tentukan tanggal pernikahannya saja, apalagi bulan depan sudah memasuki bulan suci Ramadhan" Usul Fatma tiba tiba
" Bagaimana jika minggu depan saja?" Tanya Marcel
" Saya sih boleh boleh saja Om, tapi bagaimana dengan Tiffany?" Balas Randy
" Aku terserah Ibu dan Ayah saja, karena aku kini tidak punya rencana atau jadwal apapun kedepannya" Balas Tiffany
" Bagus kalau gitu, kini sudah diputuskan bahwa kalian akan menikah minggu depan, dan mulai besok kalian berdua tidak boleh bertemu" Ucap Marcel
" Baiklah, terimakasih banyak Om" Ucap Randy
" Kalau semua pembahasannya telah selesai, kami pamit pulang sekarang" Ucap Fatma
" Iya silahkan" Balas Sheila
Kini Fatma dan Randy telah pergi.
" Fany, ibu tidak menyangka sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri, padahal rasanya seperti baru kemarin ibu melahirkan dan membesarkan kamu, sungguh tidak terasa sekarang tiba tiba kamu sudah sedewasa ini" Ucap Sheila
" Tidak Bu, aku akan selalu tetap jadi anak kecil dimata kalian hehe" Balas Tiffany sambil bercanda
"Akhirnya kami bisa merasa tenang, karena kini kamu telah menemukan pasangan hidup yang baik" Ucap Marcel
" Tapi tetap saja ya, pernikahan ini hanyalah perjodohan bagiku, bukan karena cinta ataupun rasa suka" Ucap Tiffany
" Ya memang benar, namun rasa cinta dan suka bisa tumbuh seiring waktu" Balas Sheila
" Sebaiknya kamu istirahat saja, karena mulai besok akan ada banyak persiapan yang harus dilakukan" Ucap Marcel
Segera Tiffany menuju kamarnya dan berganti pakaian serta beristirahat.
" Gila sekali sebenarnya hari ini, namun aku harus bercerita pada siapa, dan bagaimana reaksi sahabat sahabat ku nanti" Ucap Tiffany seorang diri
Tiffany hanya memiliki dua orang sahabat terdekat saja, karena kebanyakan hanya sebatas teman, dan seperti pada umumnya orang orang selalu dekat saat ada butuhnya saja. Tiffany segera menghubungi kedua sahabatnya itu, dan meminta bertemu.
" Ayah, Ibu" Panggil Tiffany yang keluar dari kamar
" Ada apa lagi?" Tanya Marcel
" Besok aku ingin menghabiskan waktu dengan sahabat sahabatku seharian penuh" Ucap Tiffany
" Tapi kenapa harus seharian, bukankah nanti kamu akan lelah" Balas Sheila
" Tapi kan, jika nanti setelah menikah pasti akan sulit bertemu dan bermain bersama mereka, aku mohon bebaskan aku untuk melakukan apapun yang ku suka di hari hari terakhir ku melajang" Ucap Tiffany dengan wajah penuh harapan
" Baiklah, namun jangan bermain atau berpergian ke tempat yang jauh" Ucap Sheila
" Ya tentu saja Bu" Balas Tiffany dengan gembira
Keesokan harinya, Tiffany telah duduk di dalam sebuah cafe di dekat kampusnya. Tanpa lama menunggu, kedua sahabatnya pun tiba.
" Hai, Fan" Sapa Clara
" Gimana kabarnya?" Tanya Marsha
" Halo guys, aku baik, kalian sendiri bagaimana?" Balas Tiffany
" Kami juga baik, jadi sebenarnya ada hal penting apa yang ingin kamu sampaikan pada kami?" Tanya Marsha
" Bagaimana jika kita makan dulu aja, aku udah laper banget nih" Ucap Clara
" Bener, mending makan dulu aja"Sambung Tiffany
Akhirnya Tiffany dan kedua sahabatnya segera memesan makanan dan menunda obrolannya. Selang beberapa waktu, Marsha telah selesai makan lebih dulu, sementara Tiffany dan Clara masih makan.
" Gue udah selesai makannya, cepetan kasih tau" Ucap Marsha
Sebenarnya Marsha adalah orang yang sangat antusias akan kehidupan sahabat sahabatnya, apalagi jika tentang cinta.
" Kalian jangan terkejut ya, sebenarnya minggu depan aku akan menikah" Jelas Tiffany dengan pelan pelan
" Whattt" Ucap Marsha yang terkejut
" Seriusan Fan?" Tanya Clara
" Lo mau nikah sama siapa?, pacaran aja ga pernah, masa tiba tiba nikah sih" Ucap Marsha dengan tegas
" Iya bener, siapa dia yang berani mengajak nikah seperti ini?" Sambung Clara
" Sebenarnya aku dijodohkan dengan seseorang di daerah rumahku" Balas Tiffany
" Terus Lo langsung setuju dan mau semudah itu?" Tanya Marsha dengan heran
" Tentu aja ga seperti itu, aku udah mencoba berbagai alasan agar perjodohan ini batal, dan bahkan memberikan sebuah tantangan, namun sepertinya memang takdirku yang seperti ini, sehingga dia dengan mudahnya bisa melewati tantangan yang kuberikan" Jelas Tiffany
" Memangnya tantangan apa yang kamu berikan?" Tanya Clara
" Aku menantangnya untuk membuat hatiku berdebar dalam 5 menit dengan kata kata" Balas Tiffany
" Gila, itu sih termasuk tantangan yang sangat sulit" Ucap Marsha
" Ya bener, yang gue tau si Fany tuh kan ga gampang baperan, mau rayuan atau gombalan cowo playboy sekalipun ga mempan di si Fany mah" Sambung Clara
" Tapi kenapa dia bisa berhasil dengan mudah" Ucap Marsha dengan heran
"Entahlah aku juga ga ngerti, tapi yang pasti semuanya telah terjadi dan telah diputuskan, jadi ya aku harus menerima dan menjalani semuanya" Ucap Tiffany dengan pasrah
" Terus kita bakal jadi Bridesmaids kamu dong?" Tanya Clara
" Ya benar sekali" Jawab Tiffany dengan singkat
" Yess, akhirnya kita jadi Bridesmaids, udah lama banget aku ngebayangin jadi Bridesmaids, dan yang aku kira bakal nikah duluan si Marsha, tapi ternyata malah si Fany" Ucap Clara
" Karena masa depan dan takdir tidak ada yang bisa menebaknya hehe" Balas Marsha dengan bercanda
" Eh iya, kenalin juga dong temannya atau sodara nya sama gue bisa kali" Ucap Clara
" Jangankan kenalin temennya, dia sendiri aja pasti ga tau seluk beluk calon suaminya itu" Balas Marsha
" Betul banget sha" Sambung Tiffany
Setelah dari cafe, ketiganya menghabiskan waktu dengan berjalan jalan, menonton film, bermain game dan bahkan belanja di mall. Karena waktu telah malam, sehingga mereka semua berpisah untuk pulang.
" Guys, makasih banyak udah nemenin aku hari ini, aku sungguh merasa senang bisa menghabiskan hari ini dengan kalian" Ucap Tiffany
" Ya, aku juga berterima kasih, karena jadinya hari ini aku bisa bermain dan happy happy an" Sambung Marsha
" Ya, aku juga ucapin terimakasih untuk semuanya, dan kalau gitu sampai ketemu lagi nanti, dahh" Ucap Clara
Clara dan Marsha naik taksi yang sama dikarenakan arah rumah mereka yang sejalan, sementara Tiffany naik taksi sendiri. Setibanya di depan perumahan Tiffany memutuskan untuk turun karena ingin membeli sesuatu, namun tiba tiba turun hujan cukup deras.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!