NovelToon NovelToon

Selendang Merah

1.Kodam

2023 adalah zaman dimana para remaja sangat sibuk dengan yang namanya HP. Padahal ada hal yang lebih menyenangkan daripada bermain HP seharian, namun para remaja seolah tak melihat atau mendengar kalimat itu. Mereka tetap sibuk dengan dunianya masing-masing.

Kita beralih disalah satu kota paling ujung ditimur pulau Jawa, Banyuwangi. Banyuwangi terkenal dengan hal mistis yang kuat, bahkan Banyuwangi terkenal dengan julukan Kota Santet. Namun, beberapa orang menyebut Banyuwangi sebagai kota penari. Hal itu dikarenakan jutaan patung penari selendang merah yang kerapkali disebut, Gandrung.

Disebuah desa terpencil diBanyuwangi, hidup seorang gadis yang tinggal dengan ibu angkatnya bernama Sekar Arum Putri Zarofa. Remaja yang baru masuk SMK itu hanya tinggal berdua dengan orang yang mengadopsinya dari bayi yaitu, Sri Yuningsih.

Kehidupan Arum tak jauh beda dari remaja pada umumnya yaitu berdiam diri didalam kamar dan bermain HP. Entah kenapa Arum tak bisa lepas dari benda pipih itu.

"Rum, kamu itu tiap hari main HP terus, awas aja nanti mata kamu bolong" ucap Bu Sri

"Iya ibu jangan doain yang ngga-ngga dong" sahut Arum kesal

"Mending sholat sana" perintah Bu Sri

"Ngga bisa, kan ibu ngga pernah ngajarin aku sholat" jawab Arum

"Ya kamu udah gede, harusnya bisa belajar sendiri. Doain ibumu itu, biar diangkat dari siksa neraka" ucap bu Sri dengan nada julidnya

"Apa maksudmu kalau ibuku masuk neraka? Tiap hari aku selalu mendoakan beliau, bahkan tiap jam aku selalu minta sama Allah biar ibuku dijauhkan dari siksaannya" timpal Arum tak terima, Arum memang sensitif jika sudah menyangkut orangtua kandungnya

Bu Sri mendengkus kesal lalu pergi begitu saja dari kamar Arum. Arum hanya bisa menggelus dadanya agar senantiasa sabar, menghadapi ibu angkatnya yang begitu julid itu memang membutuhkan kesabaran ekstra.

Mari bercerita sedikit. Apa yang Arum katakan tadi memang benar, bu Sri tak pernah sekalipun mengajarkan Arum tentang agama. Namun bu Sri selalu menuntut Arum agar beribadah, alhasil Arum hanya sholat asal-asalan karena tak tau caranya. Arum pernah menonton tutorial diyoutube, namun materi itu tak masuk dalam otaknya. Bahkan saat berguru pada ustad dan ustadzah, materi itu hanya masuk lewat telinga kanan dan nembus begitu saja lewat telinga kiri.

Entah kenapa rasanya Arum begitu payah saat belajar agama, padahal Arum terkenal pintar disekolahnya. Tapi dia tidak bisa memahami agamanya sendiri, entah setan apa yang mendiami tubuh Arum.

Drttt Drttt Drttt

"Salsa" gumam Arum

Tanpa menunggu waktu lama, Arum mengangkat panggilan dari temannya itu.

"Halo kenapa, Sa?" Tanya Arum

"Rum, ada jaranan nih, liat ga?" Tanya Salsa balik

"Dimana?" Tanya Arum lagi

"Deket, dirumahnya si Rangga" jawab Salsa

"Dimana rumahnya Rangga?" Tanya Arum

"Deket sebelahnya rumah si Fadil, cuma pisah dua rumah" jawab Salsa

"Rumahnya Fadil aja aku ga tau" ucap Arum kesal

"Intinya diperumahan X, gimana?" Tanya Salsa

"Anjir mesti keluar desa" ucap Arum lesu

"Ya semangat dong, Rum" ucap Salsa

"Ck Iya deh, otw" ucap Arum

Setelah panggilan terputus, Arum segera siap-siap melihat seni jaranan. Salah satu kesenian yang menjadi favorit Arum, biarlah dianggap Jamet karena pecinta seni. Arum tak peduli, bahkan Arum bangga karena bisa menanamkan rasa cinta pada kesenian Banyuwangi yang satu ini.

"Mau kemana?" Tanya bu Sri melihat Arum mengeluarkan motor matic peninggalan suaminya bu Sri

"Lihat jaranan" jawab Arum

Tanpa menunggu ucapan bu Sri, Arum bergegas pergi menuju lokasi digelarnya acara seni itu. Tak lupa Arum membeli sebungkus r0k0k untuk menemaninya, Arum mulai menyukai n1k0t1n itu saat kelas 6 SD. Dia yang baru merasakan pubertas malah harus dibikin stres oleh ibu angkatnya yang tak henti-henti menghina orang tua kandungnya, hingga akhirnya ada seseorang yang menyodorkan benda haram itu pada Arum.

Sampai ditempat tujuan, Arum langsung menerobos penonton agar bisa menonton pada bagian favoritnya. Bagian paling depan. Karena tubuh Arum yang mungil, dia bisa dengan mudah menerobos orang-orang itu. Kini Arum siap menonton dari barisan paling depan.

Hingga tiba acara puncak yaitu tarian Macan Keduk. Orang akan mengendalikan macan-macanan dalam keadaan kesurupan, Jadi macan-macanan itu bergerak liar seperti macan liar pada umumnya. Saat tengah asik menonton sambil menghisap r0k0knya, Arum tak sengaja kesenggol macan itu.

Arum merasakan kesadarannya mulai terenggut, seolah ada sesuatu yang berusaha masuk dan mengendalikan tubuhnya. Roh Arum tertarik ke tempat yang sama sekali tak Arum ketahui, dan tubuh Arum kini sepenuhnya dikendalikan oleh Kodam macan putih yang terkenal langkah dan kuat.

Para pawang jaranan berusaha mengembalikan roh Arum pada tubuhnya namun hal itu sangat sulit, apalagi kodam itu seolah sudah menyatu dengan tubuh Arum.

"Tak ada pilihan lain, biarkan Sunar tetap dalam tubuh gadis itu" ucap salah satu pawang pada temannya

"Tidak bisa, Sunar bukan Kodam sembarangan" ucap pawang satunya

"Tapi Sunar sudah tidak bisa keluar, kecuali gadis itu dan Sunar sendiri yang menginginkannya" timpal Pawang yang pertama

Akhirnya dengan terpaksa, para pawang itu bekerja sama memanggil roh Arum tanpa mengeluarkan Sunar dari dalam tubuh Arum.

Usaha para pawang itu berhasil. Arum sudah kembali pada tubuhnya, namun kondisi Arum masih tak sadarkan diri. Orang-orang membantu membawa tubuh Arum ke teras rumah Fadil agar tak mengganggu acara kesenian yang masih berlangsung.

"Fadil, aku minta air dong" ucap Salsa

Fadil masuk ke dalam rumahnya dan kembali dengan segelas air. Salsa membasahi tangannya dengan air lalu mencipratkan tetesan air tepat diwajah Arum.

Uhukk Uhukk

Arum terbatuk-batuk setelah sadar. Salsa membantu Arum untuk bangkit dan Arum langsung mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

"Rum, kamu mau mati?" Tanya Fadil yang langsung dihadiahi jitakan oleh Salsa

"Sembarangan, sahabatku ngga akan mati secepat itu" sanggah Salsa

"Itu muntah darah cok" sungut Fadil

"Tau, ini dia menyesuaikan diri setelah dapat Kodam baru"

Deg

2.Macan Putih (Sunar)

Hari ini dengan malasnya Arum masuk ke sekolah. Awalnya masuk sekolah negeri menyenangkan, namun selain menyenangkan juga melelahkan. Arum capek sekolah, tapi Arum mau sukses. Arum ingin membuktikan pada bu Sri kalau anak yatim piatu juga bisa sukses.

Saat ini adalah pelajaran olahraga. Oh membuat Arum semakin ingin pulang, tapi kalau pulang sekarang yang ada dia dapat ceramah tujuh hari tujuh malam dari Ndoro Sri.

"Rum, coba gimana lompat jauhnya? Aku mau belajar" ucap Haura, salah satu teman sekelas Arum

"Haduhh minta bantuan sama yang lain aja deh, aku capek" keluh Arum

"Capek kenapa?" Tanya Haura penasaran

"Capeklah, kemarin jadi jaranan" jawab Arum tanpa sadar

"Wait, JARANAN?!" Pekik Haura terkejut

Sontak semua teman-teman Arum tertawa setelah Arum keceplosan dia kesurupan saat lihat jaranan. Bagaimana Arum bisa lupa kalau dia sekolah dikota, bukan didesa lagi. Dan orang kota rata-rata lebih cuek dalam hal seni, jadi mereka akan menganggap jamet saat ada orang pecinta seni. Apalagi orangnya cewek.

Gila emang orang jaman sekarang. Harusnya seni peninggalan leluhur harus terus dilestarikan agar tetap ada, tapi ini mereka malah membiarkannya sehingga kesenian ini banyak digunakan di daerah lain.

"Berarti kau diiket tali kayak orang kesurupan lainnya ya? Hahaha"

"Eh kalau kau kesurupan lagi aku mau liat dong, nanti aku yang pegangin talinya hahaha"

"Iya, nanti kalau kamu liat Arum, aku ikut ya"

Dan masih banyak lagi kalimat bully-an yang Arum terima. Jujur saja sebenarnya dalam hati Arum tak merasa malu dan rasanya dia ingin berteriak kalau tak ada salahnya mencintai kesenian sendiri, tapi semakin lama malah semakin banyak teman-teman Arum yang membully Arum. Jadi Arum bersikap netral, diam tak peduli. Entah apapun kalimat bully yang terlontar, Arum tak menanggapinya.

Daripada sakit hati, Arum lebih memilih menyalakan lagu lewat headset. Arum mendengarkan lagu-lagu salting, siapa tau hatinya ikut berbunga-bunga.

Asik mendengar lagu, tiba-tiba satu lagu terputar dan membuat bulu kuduk Arum seketika berdiri. Itu Lagu Lingsir wengi!.

Pulang sekolah, Arum merasa malas berada dirumahnya. Arum hanya berdiam diri didalam kamar, namun lama-kelamaan juga bosan. Arum mengingat-ingat wisata yang dulunya pernah viral namun mendadak ditutup akibat penampakan ular raksasa yang diduga penunggu wisata itu.

Wisata air terjun kembar adalah wisata yang pernah ramai pada masanya. Bahkan banyak orang dari luar kota rela jauh-jauh datang ke Banyuwangi hanya untuk melihat wisata itu.

Dengan modal nekat, Arum pergi ke air terjun itu. Sendirian. Tak membawa motor, Arum jalan kaki karena posisinya tak terlalu jauh dari rumahnya. Arum hanya tinggal melangkah beberapa meter ke belakang rumahnya namun Arum harus turun jurang, tapi tenang karena masih ada anak tangga yang tersedia jadi tidak terlalu berbahaya untuk turun ke bawah.

Arum berdecak kagum melihat keindahan alami dari air terjun kembar yang saat ini berada didepannya. Walaupun hawanya sedikit berbeda karena tempat ini banyak penunggunya, tapi Arum cukup merasa tenang.

Tanpa Arum sadari, khodam macan putih yang selama ini bersemayam didalam tubuh Arum terpental keluar dari tubuh Arum karena ada pagar ghaib yang tidak mengizinkan jin sembarangan bisa masuk. Karena tak tahan gerah, akhirnya Arum melepaskan pakaiannya dan mandi dibawah air terjun itu.

Sementara khodam Arum yang melihat Arum telanjang bulat dari luar pagar hanya bisa menelan ludah kasar. Khodam Sunar. walaupun usianya sudah berabad-abad, tapi jika sudah menjelma menjadi manusia, wajahnya tak jauh beda dari pemuda berusia 20 tahunan.

Arum yang fokus berendam tak sengaja melirik ke arah pemuda yang tengah memperhatikannya mandi.

"ARGHHH"

Arum menjerit panik dan gegas menggunakan pakaiannya kembali. Setelah selesai berpakaian, Arum menghampiri pemuda yang tak lain adalah khodamnya sendiri.

"Heh cabul! Kamu cabul! Kamu liatin aku mandi, awas aja nanti aku laporin ke Polisi" ucap Arum sambil memukuli dada Sunar

"Berhenti, aku bukan orang jahat" ucap Sunar

"Bukan orang jahat, tapi orang cabul!" Sangkal Arum terus memukuli dada Sunar

"Arum,,," Sunar geram langsung menahan tangan Arum

"Kamu tau namaku?" Tanya Arum dengan suara gemetar

Sunar menghela nafas untuk meredakan emosinya "Aku Sunar, aku adalah khodammu" ucap Sunar

"Bohong" ucap Arum

"Aku jujur, Arum" balas Sunar

"Coba buktikan, masuk ke dalam tubuhku" pinta Arum

Sunar berniat masuk ke dalam tubuh Arum, namun saat baru menyentuh kulit Arum, tubuh Sunar kembali terpental. Entah apa yang menyebabkannya tak bisa masuk ke dalam tubuh Arum.

"Mana bang?" Ledek Arum

"Kenapa aku tak bisa masuk lagi?" Gumam Sunar

"Haishh kau bohong" ucap Arum

Arum berlalu melewati Sunar begitu saja. Meski kesal karena tak bisa masuk ke dalam tubuh Arum, tapi Sunar tetap mengikuti tuannya melangkah.

Saat tengah naik ke atas jurang, kaki Arum terpeleset lumut.

"ARGHH"

Hap

Dengan cepat Sunar menangkap tubuh Arum. Beruntunglah Sunar tepat waktu menangkap Arum, kalau tidak sudah dipastikan Arum akan mengalami patah tulang atau bahkan sampai bisa meninggal.

suara jangkrik menyadarkan dua sejoli yang masih saling menatap dalam diam itu. Jujur saja kini kecanggungan menyelimuti mereka.

"Ekhemm,,, lain kali hati-hati" ucap Sunar menghancurkan keheningan

"Ehehe iya" jawab Arum terkekeh canggung

Merekapun melanjutkan perjalanan. Sampai dirumah Arum, Sunar ikut masuk ke dalam kamar gadis itu.

"Eh eh mau ngapain?" Tanya Arum mencegah Sunar agar tak masuk ke dalam kamarnya

"Ya masuk, kan kamu tuanku, jadi aku ikut kemanapun kau pergi" jawab Sunar

"Mana ada gitu" sentak Arum kesal

Hap

Jlus

Arum mematung melihat hal yang barusan terjadi. Sunar menabrak dirinya dan langsung masuk ke dalam tubuhnya. Bahkan Arum merasa ada aura baru dalam tubuhnya, dia seolah memiliki dua jiwa.

Visualnya Sunar

3.Selendang misterius

Setelah pulang dari air terjun, entah kenapa pikiran Arum terus tertuju pada Sunar. Tak bisa membohongi diri, Arum jatuh hati pada siluman macan putih itu. Bahkan didalam tidurnya, Sunar datang menemani Arum dalam mimpinya.

Sungguh malang nasib Arum. Susah jatuh cinta dan susah melupakan, sekalinya jatuh cinta malah cinta sama demit.

Sebulan berlalu, dan selama sebulan juga Arum harus menahan rindu pada sosok macan putih yang ada dalam tubuhnya.

"Baik anak-anak, jangan lupa untuk perkemahan tengah semester segera dipersiapkan barang-barangnya karena besok kita akan berangkat" ucap wali kelas Arum

"Wait, perkemahan apa?" Tanya Arum yang memang tidak pernah aktif di group jadi tak tau tentang ini

"Perkemahan rutin, yakali kamu ngga tau, Rum" ucap Malka, teman sebangku Arum

"Haduhh males banget" keluh Arum

"Udah ikut aja" ucap Malka

Akhirnya dengan terpaksa Arum ikut perkemahan itu. Tenda cewek dan cowok saling berhadapan. Jam sudah menunjukkan pukul 00.00, tapi Arum sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Begitu juga dengan teman setenda Arum, mereka tak bisa tidur.

Entah kenapa Arum merasa hawa negatif yang begitu kuat, seolah akan ada kejadian besar yang akan menimpa hidupnya. Arum yang mendadak kebelet itupun keluar tenda untuk buang air kecil. Namun saat diluar,,,

"ARGHHH POCONG"

Anak-anak dan guru yang tengah tertidurpun jadi bangun akibat teriakan Arum, beruntunglah Arum tidak ngompol. Bahkan rasa kebelet itu kini berpindah jadi rasa gugup dan bingung, Arum menjerit bukan karena takut, tapi Shock.

"Kenapa Arum?" Tanya wali kelas Arum

Kini seluruh orang menghampiri Arum dengan mata sayu mereka. Mereka menatap Arum dengan penuh tanya.

"I-itu pocong" seru Arum menunjukkan ke arah belakang tenda cowok

Jujur saja semua orang mendadak merinding setelah mendengar jawaban Arum.

"Pocong apa?" Tanya Salah satu teman Arum

"Pocong raksasa, tingginya setara pohon kelapa. Wajahnya ancur, kain kafannya penuh darah, matanya bolong!" Jawab Arum terus memperhatikan sosok raksasa didepannya

Mereka saling berbisik-bisik membayangkan betapa seramnya pocong yang dilihat oleh Arum.

ARGHHH

sontak semua orang menjerit saat pocong itu mulai menampakkan dirinya didepan semua orang. Bahkan pocong itu terlihat lebih seram dari apa yang Arum ceritakan. Lidah pocong itu menjulur keluar, dari dalam mulutnya mengeluarkan aroma busuk. Bahkan jutaan belatung terlihat menggeliat didalam mulut dedemit itu.

ARGHHH RAAA HAAA

Semua orang beralih menatap Arum yang terlihat sangat kesakitan. Guru-guru berusaha mendekati Arum, namun seolah ada dinding tak kasat yang membuat mereka yang hendak mendekat malah terpental.

"APA MAUMU?!" Tanya Arum dengan suara serak

Arum kesurupan!

Pocong itu terlihat tertawa kencang "Aku datang untuk mengganggu kalian, wahai manusia lemah"

"PERGILAH!! INI WILAYAHKU" seru Arum yang terdengar sangat menyeramkan

"hahaha tidak akan" seru si pocong

Arum menadahkan tangannya ke atas dan seketika sebuah selendang merah jatuh diatas tangannya. Arum mengibaskan selendang merah itu pada pocong yang masih berdiri menjulang didepannya.

"PERGILAH KAU, WAHAI SETAN TERKUTUK!" Seru Arum

Wush

Sekali kibasan, rasanya angin kencang semakin menusuk kulit. Pocong yang awalnya berdiri tegak, kini semakin goyah hingga akhirnya terbang terbawa angin.

Arum tertawa terbahak-bahak melihat pocong itu mengerang kesakitan akibat kulitnya terbakar. semua orang bisa bernafas lega karena makhluk mengerikan itu sudah pergi, namun masih ada yang membuat mereka takut. Arum masih kesurupan. Entah bagaimana cara menyadarkannya.

"ARGH!!"

Semua orang kembali panik saat Arum kembali kesakitan. Arum menggeliat diatas tanah dengan kulit memerah. Sunar dan roh yang merasuki Arum kini tengah bertarung didalam tubuh gadis itu. Beberapa Serangan meleset dan mengenal tubuh Arum, itulah yang menyebabkan Arum jadi kesakitan.

Salah satu teman Arum berinisiatif meminta bantuan pada warga sekitar. Beruntung mereka kemah tak jauh dari pemukiman warga. siswa itu kembali dengan seorang ustadz yang ada dibelakangnya.

Ustadz itu menyentuh ubun-ubun Arum dan mulai melakukan metode Ruqyah.

"ARGHH PANAS PANAS!!" seru Arum

Namun sang ustadz tetap melanjutkan Ruqyahnya. bukannya makin sadar, Arum malah semakin kepanasan. Seolah Ruqyah itu adalah musuh Arum sendiri, bukan musuh jin yang ada di tubuhnya.

"STOP!!! PANAS!!!" Seru Arum

"pak ustadz, itu Arum" bisik siswa yang tadi menyusul ustadz, nama siswa itu Rizky

"tidak, dia adalah iblis" jawab Ustadz itu

Metode Ruqyah tetap dilanjutkan walaupun Arum sudah memohon untuk dihentikan.

"STOP! JANGAN DILANJUTKAN!" Seru seseorang yang baru datang

"siapa kamu? kenapa nyuruh saya berhenti? Ini anaknya kesurupan" ucap pak Ustadz

"masalahnya ini yang kesakitan Arum! Bukan khodamnya" jawab lelaki itu

"heh kamu siapa?" bentak Malka yang kesal karena pengobatan temannya terganggu

"saya Ares, saya temannya Arum" jawab Ares

Malka menatap penampilan Ares dari bawah ke atas 'ganteng tapi jamet' batinnya

Ares meminta semua orang untuk mundur. Kemudian Ares duduk bersila didepan Arum yang masih kesakitan, Ares mengeluarkan jiwanya sendiri dan masuk ke dalam tubuh Arum.

Ares melihat khodam Arum yang berupa macan putih Tengah bertarung dengan roh penari Gandrung.

"hentikan! Apa yang kalian lakukan? Kalian membuat Arum sakit" geram Ares

"dia sudah lancang masuk ke dalam tubuh Arum" ucap Sunar

"siapa kau?" tanya Ares

Roh penari itu tersenyum "haruskah aku menjawabnya? Sepertinya kau sudah tau"

"penari Gandrung lagendaris yang hilang beberapa abad lalu?" gumam Ares setelah menerawang tentang roh itu "RAHAYU?!"

"ya, aku adalah Rahayu" jawab roh penari bernama Rahayu itu

"apa yang membuatmu masuk ke dalam tubuh temanku?" tanya Ares penasaran

"aku menyukai tubuhnya, tapi sayang dia bukan penari sepertiku, jadi aku masuk saja" jawab Rahayu

"aku akan bicara dengan Arum, kau tidak bisa sembarangan masuk tubuh orang. Bisa saja orang itu kesakitan setelah kau masuk" ucap Ares

"tidak, aku tidak mau keluar" sentak Rahayu

"Sunar, tolong jaga Rahayu, jangan bertengkar, aku akan bicarakan hal ini pada Arum" ucap Ares

Sunar mengangguk patuh. Ares keluar dari tubuh Arum. Setelah Ares keluar, Arum mulai membuka matanya. Tubuh Arum rasanya remuk ajur saking dahsyatnya pertarungan yang terjadi didalam tubuhnya.

"Rum, ada roh Rahayu dalam tubuhmu. Dia mau jadi pengikutmu, apa kau setuju?" bisik Ares

Arum shock mendengar kenyataan itu. Siapa yang tidak kenal Rahayu? penari lagendaris yang mendadak hilang tanpa jejak. Dialah penari Gandrung yang pertama.

"baiklah, asal itu tidak menyakitkan" jawab Arum

Ares menyatukan keningnya dengan kening Arum lalu melafalkan mantra yang tidak diketahui artinya "dengar ndoro Rahayu, Arum menyetujui kau berada ditubuhnya, tapi jangan pernah sesekali kau menyakiti Arum" tegas Ares

"baiklah Ares, dengan senang hati, aku akan menjaga tubuh ini" ucap Rahayu menggunakan tubuh Arum

Arum mulai sadar sepenuhnya. Arum sedikit terkejut saat selendang merah misterius melilit tangannya.

"Res, ini kenapa?" tanya Arum panik

"ini pasti selendangnya Rahayu, mending kamu jaga aja deh"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!