1001 PERFECT II
Eps1. Sang Pendamping
Pasca hujan pagi itu, di jalanan kota Berlin menjadi basah dan licin
langkah kaki seseorang dengan sepatu kets putihnya, buru-buru untuk menyamakan langkah dari orang yang berjalan di depannya
suara cipratan yang dia ditimbulkan saat menginjak genangan air, berhasil mengganggu orang itu
Sailendra Wiley
Bisakah kau berjalan dengan tenang
Sailendra Wiley
dan berhenti menimbulkan bunyi-bunyi aneh?
Rexy Sata Prawira
Tidak bisa...
Seorang anak laki-laki berseragam SMP, berjalan di belakang seorang pria bertubuh tinggi
pria itu bernama Sailendra Wiley, yang sedang mengantar tuan mudanya Rexy pergi sekolah
namun di tengah jalan, mobil yang mereka kendarai tiba-tiba mogok dan memaksa keduanya untuk jalan kaki menuju halte
Rexy Sata Prawira
Bunyi dihasilkan dari pergesekan benda padat, gas, cair atau kombinasinya
Rexy Sata Prawira
Saat berjalan, ada gesekan antara jalanan dan juga sepatuku
Rexy Sata Prawira
Tidak mungkin jika tidak menimbulkan bunyi, kecuali kalau aku terbang
Sailendra Wiley
Kau pintar menjawab ya
Sailendra Wiley
Ya sudah, terbang saja sana!
Rexy Sata Prawira
Kalau punya sapu terbang, aku mungkin sudah sampai ke sekolah dari tadi
Rexy Sata Prawira
dan yang terpenting, aku tidak akan dihukum di depan kelas gara-gara naik mobil butut mu itu
tuan Wiley lalu berhenti, menoleh sambil memamerkan wajahnya yang sedang kesal
Rexy Sata Prawira
Apa? Apa?
Rexy Sata Prawira
Kau mau mengumpat?
Rexy Sata Prawira
Akan aku adukan pada mamy, kalau kau mengumpat di depan anak kecil
Sailendra Wiley
Heh, aku belum mengatakan apapun
Sailendra Wiley
Anak kecil apanya, tinggimu bahkan hampir menyamaiku
Rexy lalu berjalan mendahuluinya
Sailendra Wiley
Sapu terbang... sapu terbang😒
Sailendra Wiley
Berhenti membaca buku-buku seperti itu!
Sailendra Wiley
Saat usiamu 17 tahun nanti, kau harus menemui nenekmu
Sailendra Wiley
Apa yang akan beliau katakan, jika melihat mu masih kekanak-kanakan seperti ini
Rexy Sata Prawira
Itu kan masih 2 tahun lagi
Rexy berjalan tanpa melepaskan pandangannya dari buku yang sedang dia baca
Rexy Sata Prawira
Urus saja mobil mogok mu itu, Wil
Rexy Sata Prawira
jangan terlalu mengkhawatirkanku
Rexy Sata Prawira
Atau buang saja benda rongsokan itu ke lembah
dengan kaki panjangnya, tuan Wiley berhasil menyamai langkah si tuan muda dan berjalan berdampingan
Sailendra Wiley
Kau itu anak yang pintar, tapi hobi mu membaca buku-buku fantasi?
Sailendra Wiley
Harusnya kau membaca buku tentang Sains
Sailendra Wiley
Itu lebih cocok untuk mu
Rexy Sata Prawira
Siapa bilang, ini bukan buku fantasi tuh
Rexy Sata Prawira
Buku ini menceritakan tentang kegigihan seorang pemuda, untuk mendapatkan kembali kopernya yang tertukar
tiba-tiba tuan Wiley merebut buku itu dari tangan Rexy, lalu membaca bagian sinopsis nya yang tercetak di jilid paling belakang
Sailendra Wiley
Latar buku ini adalah di dunia sihir, apanya yang bukan fantasi?
Sailendra Wiley
Aku akan menyita nya, lalu ku adukan pada mamy mu
Rexy Sata Prawira
Ah kembalikan!
dengan sedikit melompat, Rexy berhasil merebut kembali bukunya
Rexy Sata Prawira
Jika dalam film, sihir itu merupakan sebuah kekuatan spiritual, maka dalam ilmu sains sihir itu seperti fisika
Sailendra Wiley
Apa maksudnya?
Sailendra Wiley
tolong jelaskan
Rexy Sata Prawira
Alam semesta ini jika diibaratkan sebuah puzzle, maka baru sekitar 5% dari para ilmuwan kita yang telah menemukan potongan puzzle tersebut
Rexy Sata Prawira
Salah satunya melalui ilmu fisika
Rexy Sata Prawira
Maka dengan terus mempelajari ilmu, baik sains atau ilmu lain merupakan sebuah clue untuk menemukan jawaban dari puzzle alam semesta yang belum lengkap
Sailendra Wiley
Termasuk mempelajari ilmu sihir, begitu maksud mu?
Rexy Sata Prawira
Wil... sihir itu seperti Sains...
Rexy menghentikan langkahnya
dia mencoba menjelaskan dengan wajah serius, mengenai pendapatnya tentang sihir pada tuan Wiley
Rexy Sata Prawira
Tidak dapat dijelaskan, tapi kita dapat merasakannya dalam keseharian kita
Sailendra Wiley
Merasakan sihir?
Sailendra Wiley
Di sekeliling kita?
Rexy Sata Prawira
Kau mau melihat nya?
dengan tatapan mata tajam, Rexy memperlihatkan keseriusannya
suasana jadi berdebar karena tuan Wiley tak sabar ingin membuktikan sihir itu nyata
tiba-tiba Rexy menginjak kakinya, sontak tuan Wiley pun berteriak kesakitan
Sailendra Wiley
Akkh!! Apa yang kau lakukan?
Rexy Sata Prawira
Hahaha itu dia sihirnya
Sailendra Wiley
Apanya yang sihir?
dia berlari menjauh untuk menghindari amukan tuan Wiley
Rexy Sata Prawira
Kakimu yang ku injak, tapi kenapa mulutmu yang bereaksi? Hahaha
Rexy Sata Prawira
Itu tidak bisa dijelaskan, bukan?
Sailendra Wiley
Sial... kau pikir aku bodoh?
Sailendra Wiley
Ini berkaitan dengan panca indera, tau
Sailendra Wiley
Saraf-saraf kita mengirim sinyal ke otak dan bereaksi secara spontan
Rexy Sata Prawira
Ah benarkah?
Rexy lalu berhenti berlari saat jaraknya dengan tuan Wiley cukup aman untuk menghindari jitakannya
dia berjalan mundur sambil iseng menertawakannya
Sailendra Wiley
Aku jadi tau banyak karena terus menemanimu belajar
Sailendra Wiley
Hey jangan berjalan mundur, hati-hati!
baru saja tuan Wiley memperingatkannya, Rexy langsung menabrak seseorang dengan punggungnya
Rexy Sata Prawira
Oh... maafkan saya
dia langsung membungkuk meminta maaf
orang itu hanya berdiam diri di sana
karena penasaran Rexy lalu mengangkat kepalanya dan menatap wajah orang itu
menyadari wajah orang itu terlihat mirip dengan Wil nya, serta mereka saling mengenal dengan menyapa satu sama lain
Rexy langsung berlari ke arah tuan Wiley dan bersembunyi di belakang punggungnya
Rexy Sata Prawira
Aku tidak mau ikut dengannya!
tiba-tiba dia berkata seperti itu dengan suara lantang, sampai pak Nam bisa mendengarnya dengan jelas
tangannya mencengkram kuat baju tuan Wiley, seolah ketakutan
tuan Wiley yang menyadari akan hal itu, tak bisa membiarkan tuanya ketakutan
Sailendra Wiley
Ada urusan apa kau kemari?
Sailendra Nam
Aku sangat merindukanmu, tidak boleh?
kepalan tangan Rexy semakin kuat mencengkram
pak Nam lalu memungut buku yang dijatuhkan Rexy tanpa sadar
dia lalu tersenyum hangat, berjalan menghampiri Rexy untuk mengembalikan buku itu
Sailendra Nam
Putraku juga menyukai karya penulis ini
Sailendra Nam
Buku terakhir yang dia baca sepertinya berjudul "...Beedle the Bard"?!
perlahan Rexy muncul dari balik punggung tuan Wiley
walaupun hanya pucuk kepalanya saja yang terlihat, tapi itu sudah membuat pak Nam senang
Sailendra Nam
Namaku Sailendra Nam, aku adalah adiknya tuan Wiley
Rexy menanti gestur tuan Wiley untuk meminta persetujuannya
saat tuan Wiley mengangguk, Rexy pun muncul dengan seluruh badannya di hadapan pak Nam
Rexy Sata Prawira
Aku... Rexy..
Rexy Sata Prawira
Rexy Sata Prawira
Sailendra Nam
Hallo tuan muda... senang bertemu dengan anda
dengan senyuman bulan sabit, pak Nam menyapanya dengan hangat
buku yang sempat terjatuh saat bertabrakan tadi, berhasil dikembalikan kepada pemiliknya
Eps2. Sang Utusan
Diperjalanan menuju sekolahnya, Rexy bertemu dengan pak Nam, yang merupakan adik dari tuan Wiley
dia harus masuk sekolah, sedangkan mereka menunggu di dalam cafe yang tak jauh dari sana
dengan secangkir kopi panas yang masing-masing satu dihadapan mereka, keduanya duduk saling berhadapan
Sailendra Wiley
Katakan yang sebenarnya...
Sailendra Wiley
Apa yang membawamu kemari?
pak Nam celingukan memastikan kondisi di dalam cafe tersebut
Sailendra Nam
Kau yakin, kita membahasnya di sini?
niat hati ingin bercanda, tapi raut wajah sang kakak terlalu tegang untuk dijahili
pak Nam jadi merasa canggung seketika
padahal dia sangat merindukan kakaknya yang sudah hampir 20 tahun tak pernah ditemuinya itu
Sailendra Nam
Alih-alih menanyakan kabar, kau langsung menanyakan tujuan ku kemari...
pak Nam menyeruput kopinya bersama rasa pahit yang dia rasakan
menatap keluar jendela, yang sebenarnya tak tahu pasti apa yang dia lihat
Sailendra Nam
Sudah hampir 20 tahun kita tidak bertemu
Sailendra Nam
Mengapa hubungan darah bisa seasing ini?!
Sailendra Wiley
Semua orang sudah tau, kau bekerja sebagai sekertaris keluarga Prawira
Sailendra Wiley
Dan semuanya juga sudah tau, bahwa peraturan di sana sangat melarang keras pegawainya bertemu keluarga mereka sendiri
Sailendra Wiley
Hal yang membawamu kemari, tentu bukan sekedar ingin bertemu denganku
pak Nam lalu tersenyum sinis
Sailendra Nam
Bukankah kau juga bekerja di ujung telunjuk mereka?
Sailendra Nam
Selama ini kau merawat anak itu dengan baik, bahkan kau juga menjadi walinya
Sailendra Wiley
Lalu apa bedanya dengan mu?
Sailendra Wiley
Tugasku selesai saat anak itu berusia 17 tahun nanti
kali ini tuan Wiley yang menyeruput kopinya
Sailendra Nam
Sebelum itu... nyonya Hera memanggilmu untuk kembali
untuk sejenak gerakan tangan tuan Wiley tiba-tiba terhenti
lalu dia menyimpan cangkirnya kembali di atas meja
Sailendra Wiley
Jadi begitu ya...
Sailendra Wiley
Beliau mengirim mu kemari, untuk menjemput ku?
Sailendra Nam
Bukan hanya kau, tapi anak itu juga
Sailendra Wiley
Haha... beliau tau betul, kalau aku tidak mungkin meninggalkannya di sini
Sailendra Nam
Wil... anak itu, akan menjadi pewaris utama keluarga Prawira
Sailendra Wiley
Rexy pewaris utama?
pak Nam menganggukkan kepalanya, dia terlihat serius untuk orang yang sering jahil pada kakaknya
menatap jam tangan di lengan kirinya, lalu pak Nam pun kembali menyambar cangkirnya untuk tegukan terakhir
Sailendra Nam
Besok pagi, kita harus sudah sampai di sana
Sailendra Wiley
Mendadak sekali
Sailendra Wiley
Kau pasti sedang bercanda
Sailendra Nam
Aku hanya diberi waktu kurang dari 48 jam untuk menjemput kalian
Sailendra Wiley
Haish... yang benar saja
Sailendra Wiley
Kau tidak dengar tadi, anak itu tidak mau ikut dengan mu
Sailendra Nam
Bukan dengan ku, tapi dia akan ikut dengan mu
Sailendra Nam
Kau mau mereka memenggal kepalaku, karena gagal menjemput kalian?!
karena sering jahil padanya, kata-kata pak Nam tidak bisa dipercaya begitu saja
tapi tuan Wiley kembali mengingat peraturan keluarga Prawira
bahwa adiknya itu tidak mungkin jauh-jauh datang menemuinya kalau bukan atas perintah nyonya Hera
daripada kehilangan adik semata wayangnya, mau tidak mau tuan Wiley harus bisa membujuk Rexy
Rexy Sata Prawira
Sudah aku bilang, aku tidak mau ikut!
Rexy Sata Prawira
Kau tidak dengar ya?!
begitu pulang dari sekolahnya, Rexy dipaksa untuk berkemas oleh tuan Wiley
Rexy Sata Prawira
Wil... kau bilang dua tahun lagi, kan?
Rexy Sata Prawira
Apa yang terjadi?
dia merengek sambil menarik-narik mantel tuan Wiley
Sailendra Wiley
Rex, kalau kau tidak mau ikut aku akan pergi sendiri
Rexy Sata Prawira
Aaang~
Kenapa kau seperti ini
Sailendra Wiley
Cepat kemasi barang-barangmu, atau aku tinggalkan kau di sini
tuan Wiley menepis tangan Rexy yang sedari tadi memegangi ujung mantelnya
dia juga sibuk mengemasi barang bawaannya
Rexy Sata Prawira
*Aku tidak ingin pergi*
Rexy menatap tajam ke arah pak Nam yang sedang tersenyum ke arahnya
dia lalu berdiri dan menghampirinya
Rexy Sata Prawira
Kenapa aku harus ikut?
Sailendra Nam
Hmm.... karena nyonya memanggil anda, tuan muda
Rexy Sata Prawira
Kenapa sekarang?
Sailendra Nam
Aku tidak tau alasan jelasnya, aku hanya diutus untuk menjemput kalian
Rexy tak bisa marah terlalu berlebihan pada pak Nam
dia kembali ke kamarnya lalu merengek lagi pada tuan Wiley
Sailendra Nam
*Kalau diingat-ingat... *
Sailendra Nam
*Anak itu bahkan sudah menolak, sebelum tau tujuan ku kemari*
pak Nam merasakan sesuatu yang aneh pada tuan mudanya itu
lalu tatapannya beralih pada foto keluarga kecil yang terpampang di dinding ruang tengah
foto yang terdiri dari 4 orang, Rexy yang berusia balita duduk diantara kedua orangtuanya
lalu tuan Wiley yang berdiri tegap di belakang ayahnya Rexy
Sailendra Nam
Kenapa Wiley ikut berfoto bersama mereka?
pak Nam pun beranjak dari kursi untuk melihat foto itu dari dekat
ada sebuah bayangan tak jelas di belakang ibunya Rexy
Sailendra Wiley
Ah kemasi sendiri baju-bajumu!
Sailendra Wiley
Kau tidak lihat, kalau aku juga sibuk?
pak Nam dikagetkan dengan kedatangan tuan Wiley yang keluar dari kamar
ditambah suara rengekan Rexy yang semakin menjadi
pandangannya jadi teralihkan pada mereka
Rexy terus mengekor kemanapun tuan Wiley melangkah
saat mereka kembali ke dalam kamar, pak Nam kembali memperhatikan foto tadi
namun, bayangan yang sebelumnya dia lihat kini menghilang
Sailendra Nam
Apa tadi aku salah lihat?
Eps3. Sebuah alasan
Setelah melewati perdebatan yang dipenuhi drama serta air mata
akhirnya Rexy keluar menjinjing kopernya sambil terisak pasca menangis ugal-ugalan
Sailendra Wiley
Hapus air matamu, kau itu laki-laki!
Sailendra Wiley
Dan itu... seka ingusmu!
Rexy hanya menyekanya dengan lengan baju
pak Nam tak bisa menahan rasa gemasnya saat melihat Rexy yang merajuk seperti bayi
dia menahan tawa sambil menutup mulutnya
pak Nam pun membantu membawakan barang-barangnya yang tak sedikit itu ke dalam bagasi
Rexy Sata Prawira
Aku harus pamit pada mamy dan daddy
Sailendra Wiley
Tentu saja
Sailendra Wiley
Nam... kita mampir sebentar!
Sailendra Nam
Mm aku mengerti
mereka mulai menaiki mobil yang sengaja disewa pak Nam begitu melihat kondisi mobil tua milik kakaknya
Rexy Sata Prawira
Wil... apa kita akan kembali ke sini?
Rexy Sata Prawira
Tapi mamy dan daddy ada di sini
Rexy Sata Prawira
Bolehkah aku kembali, untuk mengunjungi mereka?
permintaannya itu tidak dapat dijawab oleh tuan Wiley
Rexy hanya bisa menatap rumah yang akan dia rindukan
Rexy Sata Prawira
Tolong jaga rumahku dengan baik, sampai aku kembali
Sailendra Nam
Anda bicara pada siapa, tuan muda?
Rexy Sata Prawira
Pada alam
Rexy Sata Prawira
Karena jika rumah ditinggalkan dalam waktu yang lama, alam akan memakannya
Rexy Sata Prawira
dan menjadikannya bagian dari mereka
mendengar jawaban Rexy, membuat pak Nam melirik ke arah kakaknya
tuan Wiley sendiri, memberinya anggukan seolah berkata...
Sailendra Wiley
*Terima saja jawabannya*
pak Nam tak banyak bertanya lagi, dan langsung membawa mereka pergi
di perjalanan menuju tempat tinggal orang tua Rexy, tuan Wiley angkat bicara untuk memecah kesunyian
Sailendra Wiley
Kenapa harus Rexy yang menjadi pewaris utama?
Rexy Sata Prawira
*Pewaris utama?*
Sailendra Wiley
Bukankah tuan Tenggara sudah kembali bersama putranya?
Sailendra Wiley
Siapa namanya, aku lupa...
Rexy Sata Prawira
Kak Jasper
Sailendra Nam
Tuan muda mengenalnya?
Rexy menganggukkan kepalanya
Sailendra Wiley
Mereka sempat ke sini dan mengunjungi Rexy
Sailendra Wiley
Mungkin saat itu... usia Rexy baru sepuluh tahun
Sailendra Nam
Begitu ya... beliau pasti mampir ke sini sebelum datang ke kediaman Prawira
Sailendra Wiley
Nah Rex, kau tidak akan sendirian di sana
Sailendra Wiley
Ada Jasper yang akan menemanimu
Sailendra Nam
Aku akan menjawab pertanyaan mu yang sebelumnya
Sailendra Nam
Tuan Tenggara memang datang bersama putranya, tapi...
tuan Wiley beserta Rexy menunggu jawaban darinya
Sailendra Nam
Tuan muda Jasper... menghilang sebelum dinyatakan sebagai pewaris utama
Rexy Sata Prawira
Menghilang?
Sailendra Wiley
Apa yang terjadi?
Sailendra Nam
Entahlah, kejadiannya sudah berlalu cukup lama
Sailendra Nam
mungkin... sudah lima tahun yang lalu?!
Sailendra Wiley
Sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya?
pak Nam pun mengangguk mengiyakan
Sailendra Wiley
Sekelas Prawira, tidak bisa menemukan satu orang pun? Ini aneh
Sailendra Nam
Tuan muda menghilang secara misterius
Sailendra Nam
Aku tidak bisa menjelaskannya
Rexy Sata Prawira
Tidak mungkin dia hilang begitu saja
Sailendra Wiley
Kau benar Rex
Sailendra Nam
Memang terdengar tidak masuk akal, tapi memang seperti itu kejadiannya
Sailendra Wiley
Lalu bagaimana dengan kedua putra tuan Yongki
Sailendra Wiley
bukankah mereka ada diurutan selanjutnya, yang akan menerima warisan?
pak Nam menghela napasnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya kembali menjelaskan
Sailendra Nam
Putra keduanya meninggal dalam sebuah insiden
Sailendra Nam
Dan putra sulungnya, mengalami kesulitan mengontrol emosi sejak kepergian adiknya
Sailendra Wiley
Sayang sekali
Sailendra Nam
Mungkin emosinya saat ini sudah kembali stabil, tapi dia memilih untuk meninggalkan kediaman Prawira
Rexy Sata Prawira
Jadi ini alasannya, kenapa aku harus datang lebih cepat?
Rexy Sata Prawira
Bagaimana jika mereka kembali, dan menuntut haknya dari ku?
Sailendra Nam
Kenapa anda begitu khawatir tuan muda?
Sailendra Nam
Bukankah ada tuan Wiley yang selalu di sisi anda?
Rexy Sata Prawira
Jika mereka masih hidup, aku tidak mau menggantikan posisi mereka
Rexy Sata Prawira
Kenapa warisannya tidak dibagi secara adil saja?
Rexy Sata Prawira
Bukankah itu lebih baik, untuk menghindari kecemburuan sosial?
Sailendra Wiley
Rex... kita akan menemukan jawabannya, setelah tiba di sana
selang beberapa menit, akhirnya mereka sampai di tempat kedua orang tua Rexy
Rexy Sata Prawira
Mam, dad...
Rexy Sata Prawira
Ini sulit untuk ku, aku tidak ingin pergi meninggalkan kalian di sini
Rexy Sata Prawira
tapi pak tua itu terus mamaksaku
Sailendra Nam
Siapa yang dia maksud?
tuan Wiley dan pak Nam berdiri tak jauh dari Rexy, mereka memberi ruang pribadi untuknya
dan hanya bisa berbisik di belakang
Rexy Sata Prawira
Wil juga sering mengumpat padaku
Sailendra Wiley
Kenapa anak itu malah mengadu yang tidak-tidak
Sailendra Nam
Kau ketauan tidak hormat pada tuanmu
Sailendra Wiley
Aku tidak pernah mengumpat padanya
Sailendra Wiley
anak itu cuma mengarang cerita
Sailendra Nam
Saat tiba di kediaman Prawira nanti, jaga sikap mu padanya
Sailendra Nam
panggil dia dengan sebutan tuan seperti seharusnya
Sailendra Nam
kalau tidak, tamatlah riwayat mu
Sailendra Wiley
Dia juga tidak memanggilku seperti seharusnya
Sailendra Nam
Itu karena kalian terlalu dekat, tanpa ada batasan
Sailendra Nam
Ikuti saja peraturannya, kalau kau tidak mau dipisahkan darinya
Sailendra Wiley
*Kenapa aku seperti sedang digurui oleh adikku sendiri*
Sailendra Wiley
*Padahal aku bisa menghafal 1001 peraturan keluarga Prawira di luar kepala*
Rexy terlihat menundukkan kepala di depan makam kedua orangtuanya
kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa mereka sudah berlalu cukup lama
hingga tak banyak kenangan bersama yang bisa dia ingat
andai waktu bisa diulang, Rexy pasti berusaha untuk mencegah mereka naik pesawat itu
Sailendra Nam
Tuan muda... bisa kita pergi sekarang?
Sailendra Nam
Jadwal keberangkatan pesawat kita tinggal satu jam lagi
Sailendra Wiley
Ya ampun Nam, biarkan saja
Sailendra Wiley
Lebih baik kita terlambat dari pada...
Rexy Sata Prawira
Aku sudah selesai kok
tuan Wiley sempat kaget saat melihat Rexy berjalan dengan santai melewatinya
awalnya Rexy sering lupa waktu jika sudah berkunjung ke sana
dia terlalu merindukan kedua orangtuanya hingga semua yang dialaminya, dia curahkan di sana
tapi kali ini, tak sampai 10 menit Rexy memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!