NovelToon NovelToon

Cewek Gesrek Vs Bad Boy

Bintang

PRANG

Terdengar suara barang pecah di sebuah rumah besar, terlihat seorang wanita paruh baya tengah menangis dan mencoba menenangkan sang putra yang saat ini tengah mengamuk.

"JADI SELAMA INI MAMA TAU KALO PAPA SELINGKUH? DAN MAMA DIAM SAJA!!!" teriak sang putra, para asisten rumah tangga tak ada yang berani mendekat.

Wanita yang di panggil mama, yang memeluk tubuh sang putra dari belakang, menggelengkan kepalanya dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

"Ma-mama tidak tau nak, mama baru tau tadi malam." elak sang mama, dengan suara bergetar.

"Ma... Bintang bukan anak kecil lagi, yang bisa mama bohongi hanya dengan ucapan seperti itu. Tangisan mama, yang tiap malam Bintang dengar adalah buktinya. Pria itu jarang pulang akhir-akhir ini, karena g*ndiknya itukan?" ucap Bintang menahan nada suaranya, ia juga menahan rasa amarahnya. Dadanya naik turun, dengan kedua tangan yang terkepal.

DEG

Jadi selama ini, putranya tau bila ia sering menangis malam-malam. Wanita itu semakin mengeratkan pelukannya, ia kembali terisak.

"Sejak kapan ma?" tanya Bintang sembari menarik nafasnya, guna menetralisir amarahnya.

"MA" panggil Bintang dengan nada suara agak tinggi, karena tak ada jawaban dari sang mama.

"Su-sudah 3 tahun terakhir ini, dan mereka sudah memiliki seorang bayi lelaki. Papamu sudah menikahi wanita itu secara siri, dua setengah tahun yang lalu." jawab sang mama, semakin memuncak lah amarah Bintang. Nafasnya semakin memburu, enak sekali pria itu.

Ia akan menghancurkan keluarga baru sang papa, bukannya bersyukur bisa hidup serba kecukupan karena menikah dengan sang mama. Ia di angkat dari kubangan lumpur, dan kini bisa berpijak di atas tanah. Namun, ia mengkhianati pernikahan ini. Sampah, tetaplah sampah. Dan yang membuatnya jijik adalah darah pria itu, mengalir pada nadinya.

Bintang tidak peduli dengan semua itu, ia akan tetap menghancurkan siapapun yang sudah membuat ibunya meneteskan air mata. Tak peduli dia adalah papanya sendiri, suami dari sang mama.

"Jangan menangis ma, Bintang akan membalas semuanya." ucap Bintang

Wanita yang bernam Erina itu, membalikkan tubuh sang putra agar menghadap dirinya.

"Jangan nak, bagaimana pun ia adalah papamu." larang Erina

"Tidak lagi, setelah dia membuat mama menangis." ucap Bintang seraya menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Erina memegang tangan Bintang , yang ada di pipinya. Ia menarik tangan itu dan mencium telapak tangan Bintang, rembesan air matanya semakin deras. Hal itu semakin menyakiti hati Bintang, tangan lainnya terkepal erat.

"Ma, lepaskan papa. Kita bisa hidup berdua, Bintang yang akan melindungi mama dan Bintang juga akan menerima wasiat kakek." ucap Bintang, menyentak sanubari sang mama.

Erina membuka mata dan menatap dalam mata sang putra, putra satu-satunya yang ia lahirkan 18 tahun yang lalu. Bintang tersenyum meyakinkan sang mama, berpisah memang bukan solusi yang baik, namun ini adalah yang terbaik untuk mamanya agar bisa tetap menjaga kewarasan.

Lagipula, bukankah harta warisan sang kakek, di limpahkan atas namanya. Kenapa harus takut, mereka berdua takkan hidup kekurangan.

Erina menundukkan kepalanya, selama ini ia bertahan karena sang putra. Bila putranya saja sudah memintanya untuk melepaskan sang suami, apa yang harus ia pertahankan lagi?

"Apa kamu tidak apa-apa bila mama dan papa berpisah?" tanya Erina

"Tidak, itu jauh lebih baik. Daripada aku harus melihat wajah pengkhianat itu, di rumah ini. Aku ingin melihat mama yang selalu tersenyum, bukan menangis seperti ini." jawab Bintang lembut, ia menangkup wajah sang mama menggunakan kedua telapak tangannya. Bintang kembali menghapus air mata sang mama, menggunakan kedua ibu jarinya.

Erina mengangguk dan berusaha tersenyum, walau sakit tapi ini yang terbaik. Bintang mencium kening sang mama dan berniat pergi untuk menemui pengacara keluarganya.

Ia takkan membiarkan pria itu bersenang-senang menggunakan harta peninggalan sang kakek, di atas penderitaan sang mama.

"Kamu mau kemana nak?" tanya Erina, ia takut putranya melakukan hal di luar batas.

"Ada yang harus Bintang urus, mama tunggu di rumah." jawab Bintang

"Tidak nak, mama tidak mengijinkan kamu keluar rumah." ucap Erina menghalangi sang putra, ia yakin putranya akan melakukan sesuatu pada sang papa.

"Maaf ma, tapi Bintang harus pergi." Bintang langsung berjalan keluar dari rumah

"BINTANG BINTANG" panggil Erina dengan berteriak

Namun NIHIL, sang putra enggan untuk menghentikan langkahnya. Ia terus melangkah ke arah garasi, ia langsung memakai helm dan menaiki motor sport kesayangannya. Ia men stater motornya dan pergi keluar meninggalkan sang mama yang terus memanggil-manggil namanya.

Erina hanya bisa berdiri depan pintu, seraya memegang dadanya dan menangis. Ia sangat mengkhawatirkan sang putra, pada suami? Sejak ia mengetahui perselingkuhan itu, lambat laun rasa cintanya pun ikut memudar.

.

.

'Anj*ng, B*ngsat, Br*engsek... Gue ga bakalan biarin lu hidup tenang, gue bakalan hancurin kebahagiaan lo BAGUS. Cukup sampai saat ini ibuku bersabar, tunggu saja kehancuranmu dan juga keluarga barumu.' ucap Bintang dalam hati, matanya sudah memerah karena marah. Ia semakin mengencangkan laju motornya, tak peduli terik matahari menyorot sangat panasnya.

Bintang akan melakukan niatnya untuk bertemu dengan pengacara, mengurus perceraian sang mama dan mengambil alih perusahaan.

.

.

Sedangkan di tempat, tepatnya di luar rumah. Depan sekolah dasar yang tak jauh dari sebuah komplek, ada seorang gadis yang sedang jajan Cilor di sana. Masih lengkap dengan pakaian tidurnya, yang bergambar Doraemon.

Ck ck ck... padahal waktu menunjukkan pukul 13.00, alias jam 1 siang. Tapi gadis itu, terlihat sangat bahagia dengan piyama yang ia gunakan..

"Mang, pake saos pedes sama bubuk cabenya banyakin ya." ucap gadis itu

"Si neng, lada-lada teuing neng. Pedes ieu teh, kayanya si neng kalo ngomong merepet ya siga petasan." celetuk mang cilor

"Wah... sekate-kate nih mangnya kalo ngomong, asal mang tau aja nih ya. Yang merepet bukan cuma ngomong doang, tapi kalo BAB di kamar mandi juga bunyinya bisa paduan suara ma nyanyian saya mang." jawab gadis itu dengan wajah tengilnya.

"Astaghfirullah neng, itu ngomong ga di pilter apa. Masa iya, depan makanan ngomongin kegiatan setorannya." ucap mang cilor

"Lah, saya mah jujur apa adanya mang. Lagian mang filter itu pake F, bukan pilter pake P." protes sang gadis, mang cilor pun terkekeh

"Saya mah orang Sunda, ga bisa kalo harus ngomong pake F." ucap mang cilor

"Nah itu apa?" tanya di gadis remaja, yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA. Karena ada rapat sekolah, kegiatan belajar mengajar di liburkan.

"Contoh itu mah neng" jawab mang cilor tertawa, gadis itu pun langsung mencebikkan mulutnya kesal.

"Nih neng, 10 rebu dah buat neng geulis mah." ucap mang cilor seraya menyodorkan jajanan yang baru saja selesai.

"Dih... emang harganya 5 rebu tiga, ya kalo beli 6 pasti 10 rebu lah mang. Kadang-kadang nih mangnya, makasih ya mang." ucap gadis itu, seraya menerima jajanan tersebut dan memberikan uang pas 10 ribu.

"Sip neng, besok jajan lagi di mari ya neng." ucap si mang, sembari menerima uang dari gadis tersebut.

"Siap mang, besok jajanannya ganti yang mang. Biar ga bosen pembelinya, jualan yang beda dari yang lain." celetuk gadis itu

"Ganti jualan apa neng?" tanya si mang

"KOLOR"

...****************...

Bismillah....

Semoga novel yang ini pada suka ya guys!!!!

Langsung masukin favorit, gaskeun🥰🥰

Senggolannya jangan lupa di goyang😆

...Happy Reading all 💓💓...

Larasati

"KOLOR" jawab gadis itu dengan wajah polosnya

"Emang gesrek" celetuk mang cilor

"Mang mah, mikirnya kejauhan. Kolor yang aku maksud mah, da kol di campur telor. hahahaha" ucap gadis itu tertawa, ia melahap jajanan dengan semangat dan hendak berlalu pergi.

Namun, saat gadis itu berbalik dan akan melangkahkan kakinya. Ia terkejut bukan main, karena kerah baju belakang di tarik si mang cilor dan di depannya ada motor lewat melaju dengan cepatnya.

"Hati-hati neng, Astaghfirullah" ucap mang cilor agak berteriak, gadis itu mengerjapkan matanya saat tersadar dari keterkejutannya.

"Woy, kalo kebutan jangan di jalan rame orang." teriak gadis itu, yang pastinya takkan terdengar oleh si pengendara motor.

"Neng, neng ga papa kan?" tanya mang cilor

"Astaghfirullah, ga papa mang. Gila, itu orang. Bawa motor udah kaya orang kesetanan, kebelet mau BAB kayanya." jawab si gadis, membuat si mang berdecak. Heran ini cewe, cantik-cantik yang di bahas ga jauh-jauh dari buang hajat.

'Innalillahi wa innailihi rajiun, kalo si mang ga narik gue. Alamat gue tinggal nama ini mah, kasian keluarga gue ma sahabat gue yang cuma dua itu..' gumam gadis itu, ia menarik dan menghembuskan nafasnya.

"Nuhun ya mang, udah selametin nyawa tinker bell." ucap gadis itu lagi

"Si neng, cantik-cantik ko mau di panggil si ebel. Sami-sami neng, kalo si ebel kenapa-kenapa. Mang juga rugi atuh, harus kehilangan satu pelanggan setia kaya neng ebel." ucap mang cilor, yang langsung membuat gadis itu menatap kesal dirinya.

"Tinker bell mang, bukan si ebel. Naha ari mang ceupilna kudu di korek eta mah. (Kenapa ini mang, telinganya harus di korek)" gerutu si gadis kesal

"Populasi cewe cantik yang beli cilor mang itu kan hanya aku seorang, rugi ya mang kalo si cantik ini kenapa-kenapa." lanjutnya, sembari lanjut mengunyah jajanannya.

"INI ANAK DI TUNGGUIN DARI TADI DI RUMAH, MALAH NGEJOGROG DI MARI. Lagian, mana ada cewek cantik yang kelayapan pake piyama jam segini. PULANG!!" bentak sang mama, yang bila di film kartun. Terlihat ada dua tanduk, di atas kepalanya.

Sejak sejam yang lalu, ia menunggu putrinya membeli garam tak pulang-pulang. Di suruh beli garem ke warung depan komplek, malah belok ke roda cilor depan sekolahan. Ngidam apa dia sewaktu hamil anak bungsunya ini, bisa lahirin anak gesrek ga ketulungan kaya gini.

"Aw... aduh ma, sakit ma!! Iya ampun, ma. Laras salah ma, tapi jangan di jewer kaya gini ma. Malu banyak yang liat, tuh bocil-bocil pada kaget liat cewe cantik bagaikan peri di jewer sama Ursula." ucap gadis yang bernama Laras tersebut, sembari memegang telinganya yang di jewer sang mama.

"Halah, Malu... malu... kelakuan kamu aja udah malu-maluin tiap hari. Mang, ni anak udah bayar apa belum?" ucap Ajeng sang mama, sembari bertanya pada kang cilor.

"Su-sudah bu" jawab kang cilor takut-takut, ia kira istrinya adalah makhluk bumi paling galak. Ternyata ada yang lebih galak dari sang istri

"Mang, jangan lupa besok jualan kolor ya. Biar lebih sehat.." sempat-sempatnya Laras berteriak pada kang cilor, saat Ajeng menariknya pulang.

"Ma, ampun ma." ucap Laras mengaduh, Ajeng pun melepas jewerannya saat sudah di depan rumah. Lalu ia menatap kesal pada sang putri, yang bandelnya ampun-ampunan.

Padahal kalo di sekolah, anak gadisnya merupakan anak yang pintar MasyaAllah dalam hal pendidikan. Karena selalu mendapatkan juara umum, namun kelakuannya Subhanallah. Kadang gurunya pun sampe angkat tangan, setiap Laras membuat ulah.

"Sejam mama nungguin kamu beli garem, sampe akhirnya mama minta sama bu Romlah. Taunya kamu malah asik-asikan gombalin tukang cilor hah?!" ucap sang mama kesal bukan main.

Karena lama menunggu putrinya beli garam, sedangkan masakannya harus segera matang. Akhirnya Ajeng pergi ke rumah tetangga sebelah dan meminta garam padanya, untung bu Romlah tetangga yang baik hati dan tidak pernah kepo. Bu Romlah dengan senang hati, memberikan garam tersebut beserta dengan wadahnya.

"Ishh... mama apa-apaan sih? Mana ada anak cantik gini, gombalin tukang cilor. Mau juga tukang rujak ma, biar hidup Laras lebih banyak rasa. Ada rasa asam, manis, pedes, dan asin, kaya nano-nano pokonya mah. Biar ga monoton..." celetuk Laras seraya mengusap telinganya, yang membuat Ajeng semakin naik darah.

"Aduh.... Aduh... leher mama, geus kumaha kamu welah. Lama-lama mama bisa struk, gara-gara darah tinggi Ras." Akhirnya sang mama memilih masuk ke dalam rumah, dengan wajah kesal dan memegang leher belakangnya. Punya anak gadis satu-satunya, tapi ga ada feminim-feminimnya.

"Bikin ulah apa lagi lo? Sampe darah tinggi mama kambuh." tanya sang abang kedua, yang baru saja pulang latihan basket.

"Ulah apaan? Mana ada cewek cantik bikin ulah, tadi cuma rebutan mang cilor. Daripada pusing, ya udah ade kasiin aja ke mama. Laras mah ngalah, ga papa nanti nyari tukang rujak." jawab Laras dengan wajah tanpa dosanya.

"Ya salam, makin gesrek aja gue punya adek. Semoga kelak lu dapetin jodoh, yang bisa sabar ngadepin lo." ucap Kenan, ia pun masuk ke dalam rumah.

"BANG KE" panggil Laras berteriak, Kenan yang mendengar langsung melempar bola basketnya. Untung Laras bisa menangkapnya, dan tidak sampai kena kepalanya.

"Ampun ampun... di rumah ini kok pada cepet banget naik darah, kayanya cuma gue aja di sini yang darah rendah." Laras menggelengkan kepalanya dan segera masuk ke dalam rumah, menyusul mama dan kakaknya.

.

.

Anugerah Larasati Van Houten, anak ke tiga dari tiga bersaudara alias anak bungsu. Putri satu-satunya, dari pasangan Arjuna Van Houten dan Ajeng Rostianingrum. Anak yang berbeda jauh sifatnya dengan kedua abangnya, anak ceria, pecicilan, kalo ngomong asal nyablak, namun otak pintar keturunan sang papa dan mama menurun pada ketiga putra putrinya. Kini ia duduk di kelas 2 SMA, usianya 18 tahun.

Keluarganya merupakan keluarga terkaya di Indonesia, namun mereka lebih suka menyembunyikan identitas mereka. Mereka lebih memilih tinggal di perumahan keluarga sederhana, sebuah rumah yang hanya memiliki 2 lantai. 2 kamar di atas dan 3 kamar di bawah, ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga, dapur dan juga kamar mandi untuk tamu. Tentunya di setiap kamar, sudah ada kamar mandi ya guys.

Arjuna yang kini berusia 48 tahun, sedangkan Ajeng berusia 44 tahun. Walau usia mereka hampir setengah abad, namun mereka masih terlihat segar dan juga paras yang tampan juga cantik. Yang tentunya, menurun juga pada paras ketiga putra putrinya.

Bima Putra Van Houten, putra pertama yang kini berusia 23 tahun. Ia baru saja menyandang gelar sarjana jurusan bisnis, karena ia harus meneruskan jejak sang papa. Pria yang di kenal dingin seperti sang papa, tegas saat di depan orang lain. Namun, berbeda saat berada di rumah. Bima sangat menyayangi anggota keluarganya, terutama mama dan adik bungsunya. Walau adik bungsunya selalu membuat dia kesal, namun bila tak ada adiknya. Sudah di pastikan suasana di rumah, tidak akan pernah seramai ini.

Kenan Putra Van Houten, putra kedua yang kini berusia 21 tahun. Ia yang masih kuliah semester 5, di jurusan yang sama dengan yang abangnya ambil. Karena ia juga, ingin mengikuti jejak sang papa. Padahal Arjuna tidak pernah memaksa kehendaknya pada kedua putranya, namun ternyata sang putra lah yang ingin meneruskan usaha sang papa. Kenan juga termasuk pria yang dingin di kampusnya, namun banyak mahasiswi yang menyukainya. Tetapi, tak ada satupun wanita yang bisa mengambil hati Kenan ataupun Bima. Karena mereka ingin mendapatkan wanita seperti sang mama, pintar dalam segala hal.

Ajeng sang istri, tidak suka rumah besar. Walau ia menikah dengan pria dari keluarga kaya raya, ia lebih suka semuanya di kerjakan oleh sendiri. Tanpa ada asisten rumah tangga, maka dari itu ia lebih memilih rumah sederhana.

Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui, bila Arjuna adalah pemilik dari perusahaan terbesar dan pemilik banyaknya usaha. Baik dalam bidang makanan, kesehatan, penginapan dan lain sebagainya. wkwkwk

Udah edan banget lah, halu aku.🤣🤣🤣

...****************...

Jangan lupa senggolannya😘😘

...Happy Reading all💞💞💞

...

Rencana

Bintang sudah ada di kantor pengacara kepercayaan sang kakek, ia mengutarakan keinginan sang ibu dan juga dirinya. Ia mengajukan gugatan cerai dari sang ibu pada sang ayah, ia juga akan segera mengambil alih perusahaan sesuai wasiat sang kakek. Tadinya ia sangat tidak tertarik dengan perusahaan, namun sekarang ia harus mengambil alih semuanya demi sang mama.

Pengacara pun mengangguk paham, mereka harus mendapatkan bukti terlebih dahulu. Bila sang ayah berselingkuh dengan wanita lain, apalagi bila ada foto saat sang papa melangsungkan pernikahan dengan sekretarisnya Clara Aprilia. Tentu saja bukan hal sulit untuk Bintang, ia yakin CCtv di ruangan kerja sang papa menangkap semua aktivitasnya.

Sejak 4 tahun lalu, saat ia masih ada di bangku SMP. Ia iseng memasang kamera kecil tersebut, tak menyangka akan berguna untuk saat ini. Tapi, untuk foto pernikahan siri dengan sang sekertaris.... ia akan meminta tolong anak buahnya di geng motor miliknya.

Ya, sejak 3 tahun lalu. Bintang membuat geng motor miliknya sendiri, semenjak ia selalu berdebat dengan sang papa. Setiap kali pulang, yang ia dengar hanyalah pertengkaran dan pertengkaran dengan sang mama. Ia tak tau apa yang selalu di perdebatkan oleh mereka, sekilas ia hanya mendengar bila sang papa akhir-akhir ini jarang pulang. Dengan alasan banyak pekerjaan di luar negeri maupun di luar kota, tak taunya ia menggunakan itu hanya sebagai alibi untuk menutupi perselingkuhan.

Karena itu, semakin hari Bintang semakin berontak pada sang papa. Setiap kali bertemu, pasti akan ada pertengkaran dan adu mulut antara mereka berdua. Kini setelah ia tau kebenaran mengenai sang papa, maka jangan harap bila pria itu akan hidup tenang.

"Aku akan mendapatkan bukti-bukti itu dalam 1 minggu, paman urus saja surat-surat perceraian mama dan juga pengambil alihan perusahaan. Jangan lupakan surat wasiat kakek, karena dengan adanya itu. Pria itu takkan bisa lagi mengelak, untuk menyerahkan perusahaan itu." ucap Bintang dengan tatapan mata penuh kebencian, pengacara itu pun mengangguk.

"Tenang saja, paman akan membantu kalian dan mengawal jalannya persidangan sampai ketuk palu." jawab Gavin pengacara pribadi keluarga Wicaksono.

Gavin Pratama adalah seorang pria yang usianya 3 tahun dia atas Erina, ibu dari Bintang. Gavin merupakan anak asuh dari mendiang kakek Bintang, Prawira Wicaksono, ia di pertemukan dengan Prawira. Saat masih berusia 8 tahun, Gavin yang dulu merupakan korban penyiksaan dari sang ayah. Hampir saja di jual ke organisasi hitam, penjual organ dalam manusia dan juga perdagangan manusia.

Saat itu Gavin yang berhasil melarikan diri, bersembunyi di bagasi mobil milik Prawira. Saat itu, supir Prawira baru saja selesai memasukkan belanjaan keperluan dapur keluarga Wicaksono. Gavin yang masuk secara diam-diam, membuat sang supir tidak mengetahuinya. Ia langsung menutup bagasi mobil, tanpa dicurigai siapapun. Sang supir hanya sendirian mengambil belanjaan dan segera pulang, karena sebelumnya belanjaan tersebut sudah siap seperti biasanya setiap bulan.

Perjalanan dari mall sampai ke kediaman Prawira membutuhkan waktu 40 menit, saat sampai. Sang supir berniat mengeluarkan belanjaan yang ada di mobil, ia terkejut saat melihat ada anak lelaki yang sudah tak sadarkan diri. Ia pun langsung berlari ke dalam rumah dan memberitahukan hal ini pada Prawira. Prawira yang saat itu tengah bermain dengan sang putri tentu saja terkejut, Erina yang saat itu masih berusia 5 tahun.

Prawira segera memerintahkan supir tersebut, membawa Gavin ke dalam rumah dan di tempatkan ke kamar tamu. Prawira dan sang istri semakin terkejut saat melihat kondisi Gavin, yang mempunyai banyak memar dan juga luka di sekujur tubuhnya. Prawira memerintahkan sang supir menghubungi dokter pribadinya, ia yakin bila anak ini sudah mengalami kekerasan.

Tak lama dokter pun tiba, ia langsung di perintahkan memeriksa Gavin. Sama dengan reaksi Prawira dan sang istri, dokter tersebut juga terkejut melihat kondisi Gavin.

"Bagaimana?" tanya Prawira, dokter yang saat itu usianya sama dengan Prawira menggelengkan kepalanya

"Kondisi anak ini benar-benar serius, dehidrasi, kekurangan gizi, dan juga trauma. Aku yakin, bila ia mendapatkan siksaan luar biasa di luar sana. Dia harus mendapatkan perawatan intensif, Wira." jawab sang dokter, Prawira mengepalkan kedua tangannya.

Sungguh iblis, orang yang sudah tega melakukan hal ini. Prawira meminta Gavin untuk di periksa di rumah saja, ia takut bila di bawa ke rumah sakit akan ada yang menemukan anak tersebut. Dokter tersebut mengangguk setuju, salah satu kamar di kediaman Prawira pun di ubah menjadi seperti ruangan di rumah sakit. Lengkap dengan semua perlengkapan yang di butuhkan, selama seminggu Gavin tak sadarkan diri. Di hari ke delapan, ia sadarkan diri, namun Gavin terlihat ketakutan setiap kali ada orang masuk ke kamar tersebut.

Erina yang sedikit demi sedikit bisa membawa kembali Gavin, anak berusia 5 tahun yang masih polos dan juga ceriwis. Membuat Gavin, sedikit demi sedikit mau membuka diri. Di bulan kedua, Gavin baru mau menceritakan apa yang terjadi padanya. Sempat kondisinya langsung drop, setelah ia menceritakan apa yang sudah ia alami. Dan kembali tak sadarkan diri, selama 5 hari. Namun setelah itu, Gavin sadar dengan dirinya yang baru. Gavin bisa menerima dan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi padanya.

Melihat Gavin yang semakin dekat dengan Erina, Prawira dan istri sepakat untuk mengangkat menjadi kakak untuk Erina. Semenjak itu, Gavin bertekad untuk mengabdikan dirinya pada keluarga Wicaksono. Tanpa mereka, ia bukanlah apa-apa. Tanpa mereka juga, mungkin dirinya sudah tiada.

.

Setelah selesai urusannya dengan Gavin, Bintang pun pergi ke markas untuk membicarakan rencananya agar bisa mendapatkan bukti tentang pernikahan siri sang papa dengan sekretarisnya.

"Ada apa paketu?" tanya Doni

"Wajahmu sangat gelap, apa ada yang tidak beres?" tanya Satria

"Aku membutuhkan bantuan kalian." jawab Bintang, dengan wajah yang tidak ramah. Sudah bisa di pastikan, bila ini bukanlah masalah biasa.

"Katakan" ucap Ammar, pria yang tak kalah dingin dengan Bintang.

Bintang pun menceritakan semua masalah keluarganya, ketiga sahabat yang mendengarnya pun ikut emosi. Bintang pun membeberkan rencananya, ia yakin bila wanita yang menjadi selingkuhan papanya bukanlah perempuan baik-baik. Maka dari itu, ia membutuhkan seseorang untuk mendekati wanita itu. Sudah pasti barang bukti, ada di ponsel milik wanita itu.

"Tenang saja, kita bisa memerintahkan salah satu anak buah kita untuk melakukan rencana kita." ucap Ammar, Doni dan Satria mengangguk setuju

"Ku rasa Benito cocok kita jadikan umpan, di antara anak buah kita. Dia yang sangat sering bermain di klub, aku yakin bila wanita itu juga sering ke klub. Apa kamu ada foto wanita itu?" saran Doni

Bintang menggelengkan kepalanya, untuk apa dia menyimpan foto nenek sihir itu?

...****************...

...Happy Reading all💞💞💞...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!