NovelToon NovelToon

Tawanan Cinta Hot Daddy

Bab 1. Diculik orang asing

Kyla Roselani Putri, gadis cantik berusia 18 tahun yang masih mengenyam pendidikan di tingkat SMA dan tepatnya menduduki bangku kelas tiga. Gadis mungil itu memiliki paras yang menawan dan menjadi idaman bagi semua pria yang melihatnya, bahkan Kyla kerapkali diperebutkan oleh para siswa di sekolahnya untuk bisa memiliki gadis itu dan menjadikannya sebagai kekasih.

Namun, hingga kini Kyla masih berstatus single alias tak memiliki sosok kekasih atau apalah itu. Kyla memang belum ingin berpacaran, baginya saat sekolah yang patut diutamakan adalah prestasi dan bukan seorang kekasih. Meski sejujurnya, Kyla juga kerap merasa cemburu tiap kali melihat para sahabatnya bermesraan dengan kekasih mereka masing-masing di hadapannya.

Kyla adalah siswi yang rajin dan pintar, ia bahkan pernah menjadi juara satu olimpiade matematika tingkat nasional setahun lalu. Berkat kepandaian dan prestasi yang ditorehkan nya, Kyla pun mendapat beasiswa untuk berkuliah di luar negeri yang merupakan impiannya sejak kecil. Kyla sudah tak sabar untuk itu, meski ia harus menunggu sekitar enam bulan lagi demi mewujudkan cita-citanya.

Kini Kyla berada di lorong sekolahnya bersama dua orang sahabatnya, yakni Nina dan Rona. Mereka berdua yang selalu menemani Kyla selama ini dan mendukungnya apapun yang terjadi, itulah sebabnya Kyla begitu bahagia memiliki mereka. Di tengah kesedihan yang ia rasakan, masih ada mereka berdua yang selalu setia kapanpun dan dimanapun Kyla membutuhkan mereka.

Bisa dibilang Kyla adalah gadis yang beruntung, karena selain cantik dirinya juga pintar dan memiliki segudang prestasi. Selain itu, Kyla juga terlahir di keluarga kaya raya yang mana papanya sendiri merupakan seorang pengusaha terkaya di kotanya. Tapi meski begitu, kehidupan Kyla tak sebahagia yang kalian bayangkan. Ya karena keluarganya hancur dan menyebabkan banyak duka.

Semua bermula saat Hartawan, papa Kyla itu memutuskan menikah lagi dengan seorang wanita muda nan cantik bernama Laras. Padahal, jelas-jelas ibu kandung dari Kyla masih hidup walaupun dalam keadaan sakit-sakitan. Hal itu tentu saja mengundang keributan di rumahnya, sang ibu jelas tak terima dengan kelakuan suaminya dan memaki Hartawan yang membawa istri barunya.

Tetapi ibu Kyla yang bernama Vira itu tidak bisa berbuat banyak, kondisinya justru semakin memburuk akibat kejadian itu dan harus mengalami koma selama berminggu-minggu di dalam rumah sakit. Kyla tentu merasa amat sedih, apalagi hingga kini ibunya itu masih belum sadarkan diri. Sedangkan ayahnya asyik berduaan dengan istri barunya dan tak memperdulikan kondisi Vira.

Nina dan Rona pun berupaya menyadarkan Kyla dari lamunannya itu, mereka kompak menepuk pundak gadis itu dan membuat Kyla menoleh dengan kaget ke arah mereka. Ya saat itu juga keduanya tertawa melihat ekspresi Kyla, namun berbanding terbalik dengan Kyla yang tampak kesal dan merengut akibat ulah kedua sahabatnya itu.

"Ish, kalian tuh nyebelin banget ya! Awas loh kalian, nanti aku balas perbuatan kalian itu!" ucap Kyla dengan kesal.

"Ahaha, maaf Kyla maaf! Kamu jangan ngambek gitu dong ah, kita kan cuma bercanda!" kekeh Nina.

"Iya Kyla, lagian kamu sendiri yang malah melamun. Emangnya kamu mikirin apa sih? Bukannya sekarang udah waktu pulang ya, kok masih aja mikirin pelajaran gitu?" timpal Rona.

"Aku bukan lagi mikirin pelajaran, Ron. Aku tuh masih kepikiran sama ibu, kenapa ya sampai sekarang ibu belum sadar juga dari komanya?" jawab Kyla.

Mendengar jawaban dari gadis itu, sontak Nina serta Rona ikut merasa bersedih. Mereka pun kompak memeluk tubuh Kyla disana dan mengusap punggungnya dengan perlahan bermaksud untuk menenangkan gadis itu, ya bagaimanapun mereka adalah sahabat dan jika salah satu dari mereka merasa sedih maka yang lain pun akan merasakan hal yang sama.

"Yang sabar ya Kyla, kita disini bakal terus bantu doa kok buat kesembuhan ibu kamu! Kita yakin kalau ibu kamu pasti akan sadar!" ucap Nina.

"Aamiin."

Setelah merasa lebih tenang dari sebelumnya, Kyla pun berjalan keluar dari lingkungan sekolah bersama dua sahabatnya. Mereka berniat untuk pergi ke rumah sakit menjenguk ibu Kyla yang masih dirawat disana dalam keadaan koma, tapi sebelum itu mereka malah bertemu dengan dua orang pria yang tak lain adalah kekasih dari Nina serta Rona.

"Hai Nin! Jadi kan rencana kita buat pergi nonton hari ini? Aku udah beliin tiketnya loh buat kita berdua, dua jam lagi filmnya mulai nih. Kita pergi sekarang aja yuk!" ucap Riza, kekasih Nina.

"Eee..." Nina merasa bingung saat ini, ia lupa kalau sudah memiliki janji dengan kekasihnya.

"Gapapa kok Nin, udah kamu pergi aja sama Riza sana! Kalian kan pacaran, pasti pengen punya waktu berduaan!" ucap Kyla memahami.

"Sorry banget ya Kyla, aku lupa kalau udah ada janji sama Riza kemarin!" ucap Nina merasa bersalah.

Kyla manggut-manggut paham, gadis itu juga tak mau membuat hubungan Nina dan Riza jadi renggang hanya karena keegoisannya. Kyla pun membiarkan Nina pergi bersama kekasihnya, sedangkan Rona kini juga tampak bingung saat didatangi oleh sang kekasih disana.

"Nah Ron, kamu juga gak lupa kan sama rencana kita siang ini buat pergi berenang bareng?" tanya Darel alias kekasih Rona.

"Hehe, enggak lah sayang. Aku gak lupa kok, tapi tadi aku cuma kurang ingat aja. Sebentar ya sayang, aku bicara dulu sama Kyla karena gak enak!" ucap Rona dengan gugup.

Saat Rona hendak berbicara pada Kyla, tetapi Kyla sudah lebih dulu memahaminya dan langsung mengangguk sebelum Rona buka mulut. Sontak Rona makin merasa bersalah, untungnya Kyla adalah gadis yang baik dan tidak pemarah. Akhirnya Rona pun pergi bersama Darel menuju kolam renang, sehingga Kyla hanya sendirian disana.

Gadis itu mendengus pasrah sembari berjalan menyusuri trotoar seorang diri, ia terus menunduk dan merasa heran dengan kehidupannya yang makin lama terasa makin buruk itu. Kyla juga amat membenci ibu tirinya yang sudah merebut papanya darinya, padahal dahulu keluarganya adalah keluarga paling bahagia di kota dan tak terkalahkan.

"Huft, andai aja gak ada si benalu Laras itu di rumah papa! Pasti keluarga aku gak akan hancur kayak gini, terus ibu juga gak mungkin jatuh koma!" gumam Kyla sambil merobek daun di tangannya.

Tiba-tiba saja, sebuah mobil berhenti di dekatnya dan tiga orang lelaki bertopeng turun dari mobil tersebut lalu mendekat ke arahnya. Seketika Kyla merasa terkejut, ia heran dan kebingungan dengan situasi yang ada saat ini. Kyla sama sekali tak mengenali ketiga pria bertopeng itu, tetapi sepertinya mereka memang mengincar Kyla.

"Ka-kalian siapa? Mau apa kalian cegat aku kayak gini?" tanya Kyla dengan heran.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Kyla, ketiga pria bertopeng itu langsung saja membekap dan membawa tubuh Kyla secara paksa. Kyla berusaha berontak meronta-ronta, tetapi usahanya gagal karena kalah jumlah. Kyla pun dibawa masuk ke dalam mobil, dan entah kemana mereka akan pergi Kyla sendiri juga tak tahu.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Bab 2. Let's play the game

Kyla membuka matanya dan saat itu juga ia terkejut karena tiba-tiba dirinya sudah berada di atas ranjang yang entah milik siapa, gadis itu menoleh ke kanan dan kirinya berusaha mencari tahu dimanakah tempat ia berada sekarang ini. Namun, usaha Kyla sia-sia karena ia merasa asing dengan semua yang ada di sekitarnya saat ini.

Kyla sungguh bingung mengenai apa yang terjadi padanya, ia bangkit dan terduduk di ranjang tersebut sembari terus celingak-celinguk. Kyla masih mengenakan pakaian seragamnya dengan lengkap, hanya saja tas serta handphone miliknya tidak ada disana. Ya sepertinya orang-orang yang telah menculiknya tadi, sudah mengambil semua barang miliknya itu dan menyimpannya entah dimana.

"Duh, aku dimana sih ini? Siapa coba yang culik aku, terus kenapa aku gak diikat kayak di film-film?" gumam Kyla memegangi kepalanya.

Gadis itu bersandar disana sambil memegangi kepalanya dengan bola mata yang terus mengedar menatap sekitar, ia masih tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sehingga bisa sampai di tempat asing seperti itu. Seingatnya, Kyla tadi sedang berjalan pulang sekolah dan tiba-tiba saja ada sekumpulan pria yang menculiknya.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki terdengar di luar kamar itu, Kyla sontak merasa panik dan bersiap melihat siapa yang akan datang memasuki kamar tersebut. Kyla tahu jika orang itu pasti adalah si penculik, maka dari itu saat ini Kyla berusaha keras untuk bisa melawan si penculik dan mencari barang-barang yang bisa ia gunakan untuk melawannya.

Namun, di sekitar sana tidak ada apapun yang dapat gadis itu gunakan. Kyla pun hanya terdiam bingung saat ini karena tak tahu harus apa, terlebih suara kali itu semakin mendekat dan gagang pintu juga sudah tampak hendak dibuka. Kyla kini beranjak dari tempat tidur itu, berdiri tegak dan bersiap menghadapi siapapun yang datang kesana.

Ceklek

Begitu pintu dibuka, tampak seseorang pria dengan setelan jas berwarna hitam disertai celana panjang dengan warna senada berdiri di hadapannya. Pria itu tersenyum ketika menyadari Kyla yang telah sadar dan kini menatap ke arahnya, sedangkan Kyla sendiri masih terlihat bingung seolah mencoba mengenali siapa sosok pria yang ada disana itu.

"Om siapa? Kenapa om culik aku dan bawa aku kesini? Aku mau pulang om, aku harus jenguk ibu aku di rumah sakit!" rengek Kyla.

Pria itu menyeringai tipis, lalu melangkah ke dekat Kyla dengan perlahan. Spontan Kyla bergerak mundur menjauh dari lelaki itu, ya bagaimanapun Kyla juga khawatir jika si lelaki akan berbuat jahat padanya saat ini. Akan tetapi, langkah kakinya terhenti ketika punggungnya bersentuhan dengan dinding di belakangnya.

"Kamu tidak usah takut baby, saya disini akan memperlakukan kamu dengan baik! Asalkan kamu juga bisa berbuat baik pada saya, dan yang paling penting dapat memuaskan saya!" ucap si lelaki.

Deg

Betapa syoknya Kyla saat mendengar kata-kata si lelaki, terutama pada bagian akhir. Memuaskannya? Bagaimana bisa Kyla melakukan itu? Kyla hanya gadis SMA yang polos dan masih belum mengerti apa-apa mengenai hal itu, tapi sekarang lelaki itu dengan seenak hati meminta untuk dipuaskan olehnya yang mana rentang usia mereka cukup jauh.

"Nama saya Arsen, kamu bisa panggil saya dengan sebutan daddy Arsen! Mulai sekarang kamu sudah resmi menjadi milik saya, disini lah rumah kamu dan kamu akan selamanya tinggal di tempat ini baby!" ucap si lelaki dengan senyum lebarnya.

"Apa? Ta-tapi om, ini gak mungkin. Om gak bisa paksa aku buat tinggal disini!" sentak Kyla.

"Sssttt, bukan om baby! Daddy, kamu harus panggil saya daddy mulai sekarang! Saya ini daddy kamu, jadi kamu sebaiknya nurut dengan saya kalau tidak ingin terjadi sesuatu pada ibu kamu!" ucap Arsen.

"Apa maksud om? Kenapa om bawa-bawa ibu aku, emangnya om kenal sama ibu? Tolong jelasin semuanya om, aku masih gak ngerti!" ujar Kyla.

"Lambat laun kamu akan mengerti baby, sekarang kita mulai sesi pertama dalam pelaksanaan tugas yang kamu harus lakukan untuk saya! Kamu pasti belum pernah begitu kan?" ucap Arsen.

Kyla terdiam saja seraya menundukkan wajahnya, ia tak mengerti begitu apa yang dimaksud Arsen tadi. Namun, kini Arsen tampak mendekatinya dan menyentuh wajahnya secara perlahan disertai usapan lembut yang membuat Kyla bergidik. Mata Kyla menatap tajam ke arah pria itu, kebencian tersirat di dalam sana menandakan emosinya.

"Saya akan ajarkan kamu semuanya, sampai kamu bisa tumbuh menjadi baby girl yang liar dan ganas di ranjang!" goda Arsen.

Kyla mengernyitkan dahinya tanda bahwa ia tak mengerti apa-apa, tapi kemudian Arsen perlahan menarik tubuhnya lalu mendekapnya erat tanpa memberi ruang bagi Kyla untuk bergerak. Arsen mulai mengendus leher Kyla, aroma parfum yang dikenakan gadis itu berhasil membuat Arsen mabuk kepayang dan amat menyukainya.

"Kamu cantik sekali Kyla, saya beruntung bisa dapatkan kamu seutuhnya!" bisik Arsen.

"Om—"

"Bukan om, tapi daddy!" Arsen lebih dulu menyela dan menempelkan jarinya pada bibir sang gadis.

"Dad, tolong lepaskan aku!" mohon Kyla.

"No way baby."

Bukannya menuruti permintaan gadis itu, Arsen kini malah membopong tubuh Kyla layaknya karung beras dan menidurkannya di atas ranjang. Kyla meronta-ronta saat ini, tetapi tenaga Arsen begitu kuat karena tubuhnya yang besar. Arsen melepas dasinya, lalu mengikatkan dasi itu pada kedua tangan Kyla supaya tidak berontak.

"Tahan baby, saya akan ajarkan kamu semuanya dan kamu tidak perlu takut! Hanya diam, itu saja yang perlu kamu lakukan sekarang!" titah Arsen.

Sreekk

Tiba-tiba saja, Arsen merobek baju seragam yang dikenakan Kyla sampai gadis itu melongok dibuatnya. Kyla semakin ketakutan dan terus berontak, tetapi Arsen berhasil mengunci tubuhnya dan membuat Kyla tidak bisa apa-apa. Arsen pun berhasil membuka seluruh pakaian Kyla, sehingga gadis itu polos tak tertutupi apapun.

"Dasar orang gila! Mesum, gak tahu diri! Lepasin aku, kamu gak boleh ngelakuin ini ke aku!" sentak Kyla.

"Nikmati saja baby, let's play the game!" singkat Arsen sebelum mulai membungkuk dan memberi kenikmatan pada tiap inci tubuh gadisnya.

Kyla berusaha keras untuk tidak bersuara dengan apa yang dilakukan Arsen saat ini, gadis itu menggigit bibirnya dan coba menahan semua rasa aneh yang menjalar di tubuhnya. Ini adalah kali pertama Kyla merasakan itu, dan tentu Arsen juga merupakan orang yang pertama kali menyentuh tubuhnya sekaligus menikmatinya.

"Nikmat baby?" tanya Arsen di sela-sela aktivitasnya.

Kyla menggeleng begitu kuat dan terus berusaha berontak, namun semuanya sia-sia karena Arsen justru berhasil menaklukan tubuhnya. Akhirnya tak lama kemudian, Kyla merasakan gelombang kenikmatan untuk pertama kalinya. Saat itu juga Arsen tersenyum lebar, pria itu merasa puas karena hanya membutuhkan beberapa menit untuk membuat Kyla kelojotan.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Bab 3. Hilanglah sudah

Setelah dirasa cukup, Arsen pun mulai mengarahkan senjata perkasanya ke lembah milik Kyla yang telah basah itu. Kyla terus geleng-geleng kepala dan berusaha menghindarinya, tetapi Arsen sepertinya terlanjur bergairah dan tidak bisa menahannya lagi. Ya Arsen terus mendorongnya, sampai Kyla melenguh panjang merasakan sakit yang amat sangat saat miliknya dikoyak oleh benda besar itu.

Arsen menyeringai puas setelah berhasil mendapat kesucian milik gadisnya, ia sangat senang karena ternyata dugaannya benar kalau Kyla masih perawan dan belum pernah melakukan itu. Terbukti kini Arsen lah yang merebut kesucian gadis itu, sehingga Kyla saat ini sudah bukan merupakan seorang gadis lagi melainkan wanita dewasa yang telah direnggut oleh seorang pria asing yang tak dikenalinya.

Isakan tangis mewarnai permainan itu, Kyla benar-benar bersedih sekaligus kecewa pada dirinya sendiri karena gagal menjaga keistimewaan itu. Kyla tak bisa berhenti menangis, meskipun di bawah sana Arsen tengah berusaha memberinya kepuasan. Wanita itu amat bersedih, ia bersumpah akan terus membenci Arsen sampai kapanpun dan membalas semua perbuatan kejinya ini.

"Sebut nama saya baby, kalau tidak saya akan terus begini sampai besok!" titah Arsen.

Kyla melongok lebar dibuatnya, ia tak memiliki pilihan lain saat ini selain menurut saja dibanding harus mengalami kepedihan itu sampai esok pagi. Ya meski berat, Kyla tetap berusaha mengikuti kemauan apa yang menjadi permintaan pria itu. Arsen sendiri memelankan gerakannya, untuk bisa mendengar suara dari Kyla yang menyebut namanya dan menikmati semua ini.

"Eemmhh daddyy Arseenn.."

Arsen tersenyum puas mendengarnya, ia semakin mempercepat gerakannya di bawah sana sampai keduanya sama-sama mendapatkan kepuasan. Arsen mengeluarkannya di dalam, ya pria itu sengaja karena ingin membuat Kyla sah menjadi miliknya. Kyla yang tak tahu apa-apa hanya diam tak protes, justru gadis itu menangis karena telah kehilangan sesuatu yang paling berharga di hidupnya.

Singkat cerita, Kyla yang baru selesai mandi kini terduduk di atas ranjangnya dengan handuk yang ia kenakan. Gadis itu tampak menangis sesenggukan sembari memeluk dirinya sendiri, ia meratapi nasib yang menimpanya saat ini dan membuat hidupnya hancur. Kyla sendiri tak tahu harus melakukan apa, karena sekarang ia telah merasa tidak berguna.

Perlakuan buruk yang ia dapatkan dari lelaki tadi, sangat berbekas di hatinya. Kyla mungkin tak akan pernah melupakan hal itu, apalagi ia telah kehilangan sesuatu yang paling berharga dari dirinya. Kyla masih tak menyangka ini semua akan terjadi pada dirinya, padahal sedari dulu ia selalu merasa bahagia tanpa takut tersakiti sedikitpun.

Tangisan wanita itu makin menjadi ketika ia mengingat sang ibu yang tengah dirawat di rumah sakit dan belum diketahui kondisinya, Kyla berharap semoga ibunya bisa cepat sadar dan pulih dari penyakit yang dideritanya. Meski sekarang Kyla tidak bisa berada di samping sang ibu, namun doanya akan terus mengalir untuk wanita yang telah melahirkannya dan banyak membantunya itu.

Ceklek

Tiba-tiba saja, pintu kembali dibuka dari luar dan membuat Kyla reflek memandang ke arah pintu. Ia menyeka air matanya, kemudian beranjak dari ranjang dan menghampiri sosok wanita yang muncul membawakan pakaian untuknya itu.

"Permisi non, ini pakaian dari tuan Arsen untuk non! Silahkan dipakai non!" wanita itu memberikan pakaian kepada Kyla dan meminta Kyla memakainya disertai senyuman tipis.

"Terimakasih mbak," lirih Kyla sembari menampani pakaian yang sangat indah itu.

"Oh ya non, tuan Arsen juga bilang sama saya tadi kalau saya harus bantu-bantu non disini. Kalau non butuh bantuan, tekan aja bel ini ya!" ucap si wanita.

Kyla mengangguk perlahan, meskipun ia masih tak mengerti apa maksud yang dikatakan si wanita tadi.

"Nah, ini belnya saya taruh disini non. Kalo gitu saya permisi ya non? Buruan dipake bajunya biar gak kedinginan!" ucap si wanita seraya meletakkan bel di atas nakas.

"I-i-iya mbak.."

"Eh saya lupa kenalin diri sama non, nama saya Lita ya non!" ucap si wanita mengenalkan diri.

"Sa-saya Kyla."

Wanita bernama Lita tersenyum lebar ketika Kyla membalas ucapannya, lalu perlahan Lita berbalik dan melangkah ke luar dari kamar itu. Sedangkan Kyla tampak membawa pakaiannya mendekati cermin, ia pandangi sejenak pakaian itu sebelum memutuskan untuk memakainya atau tidak.

Malam harinya, Arsen memasuki kamar tempat dimana Kyla berada. Dengan perlahan ia melangkah menemui gadis yang tengah berbaring itu, rupanya Kyla memang sudah terlelap disana dan membuat Arsen tersenyum melihatnya. Arsen tampak sangat senang, sebab akhirnya ia dapat memiliki wanita yang telah ia incar sejak lama.

Kini Arsen terduduk di pinggir ranjang, ia tatap tubuh Kyla yang seluruhnya sudah ia lihat dan cobai tanpa ada yang terlewat. Satu tangannya bergerak mengusap pundak sang wanita, perlahan ia juga membungkuk mendekat dan mengecup kening Kyla. Usapan itu mengarah semakin naik menuju wajah cantik Kyla yang selalu membuatnya terpesona itu.

"Kyla, ini adalah sebuah impian yang terwujud bagi saya. Saya senang sekali bisa memiliki kamu seutuhnya, dan sekarang kamu tidak akan bisa kemana-mana lagi baby!" lirih Arsen.

Arsen pun menutupi tubuh Kyla dengan selimut yang tebal agar gadis itu tidak kedinginan, ia kecup kembali pipi Kyla sebelum beranjak dari sana. Ya Arsen bangkit, lalu berjalan ke luar kamar dan membiarkan Kyla tertidur disana. Tak lupa Arsen mengunci pintu, bagaimanapun ia tidak ingin mengambil resiko jikalau Kyla berpikir untuk kabur.

"Arsen!" pria itu terkejut bukan main saat ada seorang wanita yang menyapanya.

Begitu ia membalikkan tubuhnya, terdapat sosok perempuan yang selama ini ia kenali sebagai sahabat sejatinya itu. Arsen bernafas lega dan mengusap dadanya karena yang datang ternyata adalah sahabatnya, ia pun menaruh kunci kamar di saku celananya dan mendekat ke arah wanita itu.

"Loh Laras, ngapain kamu malam-malam ada disini? Emangnya suami kamu itu gak nyariin nanti?" tanya Arsen dengan wajah bingung.

"Ahaha, udah gapapa tenang aja Arsen! Mas Hartawan lagi tugas ke luar kota, makanya aku bisa bebas bepergian malam ini. Kamu mau ikut aku gak? Kita party ke club kayak biasa," jelas Laras.

"Waduh, kayaknya saya udah gak selera lagi deh datang kesana! Sekarang kan saya udah punya Kyla," ucap Arsen menyeringai lebar.

"Hm, mentang-mentang kamu berhasil culik si Kyla terus sekarang kamu tolak aku ya Arsen? Omong-omong, kamu emang udah cicipin tubuh Kyla?" ucap Laras begitu penasaran.

Arsen tersenyum saja mendengar pertanyaan dari wanita itu, lalu ia mengangguk pelan dan mengatakan bahwa ia memang telah berhasil menikmati tubuh indah Kyla yang membuatnya ketagihan dan ingin terus bersamanya. Bahkan, Arsen pun sudah menanamkan benihnya pada tubuh gadis itu sesuai yang mereka rencanakan dulu.

"Bagus, dengan begini maka gak ada lagi halangan bagi aku buat dapetin seluruh harta mas Hartawan. Setelah Kyla pergi, yang selanjutkan akan aku singkirkan adalah Vira!" gumam Laras dalam hati.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!