NovelToon NovelToon

I Love You Gadis Penjual Balon

ILY GPB

Seorang gadis, berjalan dengan tas yang ia bawa. Ia terlihat begitu terburu-buru.

"Kakak ! Jangan tinggalkan kami." teriakan anak-anak mampu membuat langkah kakinya terhenti.

"Maafkan kakak, kakak harus pergi." Ucap Hana dengan lembut.

Hiks...hiks...

"Kakak jangan lama-lama, kami akan merindukan kakak." Tangis mereka pecah.

Hana mencoba menjelaskan pada mereka bahwa alasan kepergiannya adalah demi masa depan mereka.

"Kalian tenang ya? Kakak tidak akan lama, kakak akan sering-sering mengunjungi kalian." Hana menjelaskan dengan lembut.

"Pergi lah Nak? Biar nanti Ibu yang akan memberikan penjelasan pada mereka." Ucap Bu Lita sebagai seorang Ibu Panti.

Dengan senyum yang selalu terpancar. ''Terima kasih Bu, Hana sayang ibu."

Di tengah keramaian di sebuah Ibu Kota.

"Huh, Akhirnya sampai juga." terlihat Hana turun dari sebuah bus.

Hana memutuskan untuk berjalan, hingga terdengar suara seseorang minta tolong.

"TOLONG !!"...

 Seorang perempuan paruh baya terserempet sebuah motor yang melaju kencang, ia terjatuh dengan belanjaan yang terlihat berhamburan di sampingnya.

"Ibu, Ibu tidak papa?" Hana mencoba mendekatinya.

"Tidak Nak? Sepertinya kaki Ibu terkilir." Ucap perempuan tersebut.

"Mari saya bantu Bu?" dan perkenalkan saya Hana." Perlahan Hana membantu perempuan tersebut berdiri.

"Terima kasih Nak, panggil saja Bu Mirna." Bu Mirna memperkenalkan diri.

"Mari saya antarkan pulang Bu?" Ucap Hana.

Bu Mirna mengangguk setuju, tidak mungkin juga jika ia harus pulang sendiri.

ΩΩΩΩ

"Terima kasih Nak, mari masuk dulu, beginilah tempat tinggal ibu." Ucap Bu Mirna, terlihat sebuah rumah sederhana di tengah Kota.

"Terima kasih Bu, saya permisi dulu." Hana ingin pergi untuk mencari tempat tinggal.

"Tunggu Nak, sepertinya kamu bukan orang sini?" tanya Bu Mirna.

"Saya datang dari kampung Bu, saya datang ke kota untuk mencari pekerjaan." Jawab Hana sopan.

Bu Mirna mengangguk paham. "Bagaimana kalau kamu tinggal disini saja bersama Ibu, kebetulan Ibu tinggal sendirian, karena suami Ibu sudah lama meninggal." Ucap Bu Mirna.

"Apa saya tidak merepotkan ibu?" tanya Hana, ia tidak ingin merepotkan siapapun.

"Tidak Nak, tinggallah bersama Ibu?" anggap saja Ibu ini Ibu mu nak." Ucap Bu Mirna menatap lekat Hana.

Hana pun mengangguk setuju.

Menjelang malam, Bu Mirna terlihat sibuk di dapur.

"Ibu sedang apa? Apa yang bisa aku bantu?" tanya Hana mendekati Bu Mirna.

"Duduklah Nak, Ibu sedang membuat nasi goreng untuk makan kita bersama." Ucap Bu Mirna.

"Biar aku saja Bu yang membuatnya, Ibu istirahat saja, kaki ibu juga belum sembuh kan?" Hana mengantikan Bu Mirna memasak.

"Rencana kamu selanjutnya apa Nak? Kamu ingin melamar pekerjaan di mana?" tanya Bu Marni duduk sambil menatap Hana.

Dengan asik memasak nasi goreng. "Aku belum tahu tentang kota ini Bu? Jadi untuk sementara aku memutuskan untuk berjualan saja?" Jawab Hana.

"Memangnya kamu mau berjualan apa Nak?" tanya Bu Mirna.

"Balon." Selain tidak perlu modal yang banyak, aku juga menyukai anak-anak." Ujar Hana tersenyum.

"Baik lah Nak, jika itu keinginanmu." Ucap Bu Mirna.

"Bu, bolehkah aku meminjam sepeda Ibu?" Bu Marni memiliki sepeda berwarna biru dengan keranjang yang ada di depannya.

"Tentu saja Nak, Pakailah. Sepeda itu sudah lama juga tidak Ibu pakai." Ucap Bu Mirna.

"Terima kasih Bu." Hana begitu senang.

"Besok aku bisa berjualan, menggunakan sepeda itu." Ucap Hana dalam hati.

Nasi goreng sudah matang, Hana membawa dua piring nasi, ia menghampiri Bu Mirna untuk makan bersama.

ILY GPB

Di sebuah rumah yang terlihat megah, seorang pria tampan terlihat sedang terburu-buru akan berangkat ke kantor. Pagi ini ia ada meeting penting dengan Client.

"Sial !, kenapa lampu tiba-tiba padam." gerutu pria tersebut yang tak lain adalah Darel.

Ia sedang berada di walk in closet, dengan kondisi gelap ia mulai memakai pakaian. Setelah dirasa siap ia pun berjalan menuruni tangga.

Tap...Tap..Tap..

Darel melangkahkan kaki jenjangnya menuruni tangga.

"Kenapa lampu bisa padam Pa?" tanya Darel menghampiri papanya di ruang makan.

"Sepertinya ada sedikit masalah, Papa tadi sudah menyuruh Pak Tito untuk memeriksanya." Jawab Papa Indra. Darel hanya mengangguk, tak lama lampu pun menyala kembali.

"Kakak !!" teriak seorang gadis cantik, masih memakai baju tidur dengan rambut yang begitu berantakan.

"Luna !! Menjauh." Darel menghindar ketika Luna ingin memeluknya. Dia adalah Luna Pramudya Osric, anak bungsu pasangan Indra Pramudya Osric dan Rania Paramadina. Sikap Luna berbanding terbalik dengan Darel, Luna adalah gadis berusia 19 tahun, selain berparas cantik ia gadis yang ramah, ceria dan suka ceplas-ceplos.

"Huh, kakak ini. Pantas saja setua itu tidak laku, lagian mana ada yang mau dengan pria arogan dan kasar seperti itu." Omel Luna, ia terlihat begitu kesal.

"Luna, kakak dengar semua yang kamu katakan." Ucap Darel melirik Luna.

"Bagus jika kakak mendengarnya." Sahut Luna, cemberut.

"Sudah-sudah, kalian ini selalu saja ribut." Ucap Mama Rania, ia sering dibuat pusing oleh kedua anaknya. Sementara Papa Indra hanya menggelengkan kepala saja. Baginya sudah menjadi hal biasa jika Putra Putrinya bersikap seperti itu.

Sementara Mbok Inah sedang menata sarapan untuk mereka.

"Mbok, apakah Mbok Inah punya kenalan atau saudara perempuan yang seusia dengan kak Darel? Tanya Luna tiba-tiba. Darel mengernyitkan dahinya, ia merasa heran dengan pertanyaan Luna.

"Tidak ada Non, memangnya kenapa Non? Tanya Mbok Inah. Mbok Inah adalah pekerja di rumah keluarga Osric, meskipun terkadang ceroboh, tapi keluarga Osric begitu menyayanginya.

"Seandainya ada, siapa tau bisa dijodohkan dengan Kak Darel." Ucap Luna dengan santainya. Sontak saja perkataan Luna membuat semua terkejut, terlebih lagi Darel. Ia begitu geram dengan Luna.

"Pa, Ma, Darel berangkat kerja dulu." Ucap Darel, berdiri akan meninggalkan meja makan.

"Sayang, kamu tidak sarapan dulu?" tanya Mama Rania.

"Tidak Ma, Darel sarapan di kantor saja. Lagian Janu sudah menunggu di luar." Jawab Darel dengan lembut. Hanya dengan Mama Rania dan Papa Indra, Darel berkata lembut. Bukan berarti ia tidak menyayangi Luna. Hanya saja sikap Luna yang terkadang bar-bar dan ceplas-ceplos.

ΩΩΩΩ

"Tuan, ada apa dengan anda?" tanya Janu.

"Memangnya aku kenapa?" tanya balik Darel, dengan masih fokus pada tabletnya.

"Tidak, pagi ini wajah anda terlihat sedikit menua." Ucap Janu. Janu Ivander, pria berusia 31 tahun, ia adalah pria tampan. Ia bekerja dengan keluarga Osric sudah begitu lama. Sikap Janu tak jauh dengan Darel, ia hanya bersikap ceplas-ceplos pada orang-orang yang telah ia kenal.

"JAMU!! Jaga bicaramu." Sentak Darel kesal.

"JANU TUAN, LAIN JAMU." Ucap Janu menekankan setiap perkataanya.

"Dari pada berbicara yang tidak-tidak, lebih baik fokuslah dalam mengemudi. Aku tidak ingin terlambat ke kantor." Ucap Darel tegas.

Dengan spontan, Janu menambah laju mobilnya, hingga...

"Brak....!!!"

Terdengar hantaman begitu keras.

"Apa yang terjadi?" tanya Darel terkejut.

"Sepertinya kita menabrak sesuatu." Jawab Janu yang juga terkejut.

"Kita !! bukankah kamu yang mengemudikan mobilnya." Ucap Darel, Janu hanya memutar bola matanya, ia begitu malas menanggapi perkataan Darel.

"Nona, apakah nona baik-baik saja?" tanya Janu, menghampiri gadis yang merintih kesakitan.

"Tidak Tuan, hanya sedikit terkilir. Tapi bagaimana dengan sepeda dan semua balon-balon ku." Jawab Hana, ya gadis yang Janu tabrak adalah Hana, bukan rasa sakit yang ia rasakan hanya saja rasa sial. Karena baru saja ia akan berjualan tapi nasib naas telah menimpanya.

"Janu, Kenapa lama sekali? Ah, mobil ku, kenapa bisa tergores seperti ini !!" Darel turun dari mobil menghampiri mereka, ia mendapati mobilnya yang sedikit tergores.

"Maaf Tuan, tapi kondisi Nona ini lebih penting Tuan, lihat saja kakinya terkilir." Ucap Janu.

" Hanya terkilir, biayanya tak sebanding dengan biaya kerusakan mobilku !." Ujar Darel meremehkan Hana, perkataan Darel tentu saja melukai hati Hana.

"Hei Tuan, Aku bukan hanya terkilir, tapi aku juga mengalami kerugian. Balon-balon ku terbang, sepeda ku juga rusak !." Ucap Hana menatap tajam Darel, sikap Hana begitu berani, begitulah ia, ia akan bersikap lembut pada orang yang bersikap lembut juga padanya.

Darel terkejut, baru kali ini ia mendapati gadis yang begitu berani dengannya. Perlahan ia mendekati Hana.

"Balon? Bukan kah BALONMU masih utuh didalam sana." Ucap Darel tersenyum mengejek, menatap dada Hana.

Hana yang mengerti arah tatapan Darel, dengan spontan menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Hei Tuan !! TERNYATA PENAMPILAN ANDA TIDAK SESUAI DENGAN SIKAP ANDA YANG BEGITU MESUM." sentak Hana dengan nyalang.

"Nona, anda tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Anda begitu berani, semoga kedepannya anda tidak akan mengalami banyak masalah." Ucap Janu dalam hati, sejak tadi ia hanya diam memperhatikan perdebatan keduanya.

Tanpa memperdulikan ucapan Hana. "Janu, Ayo kita pergi, kita sudah sangat terlambat. Tidak ada gunanya kita meladeni gadis ini, sepertinya ia juga tidak akan mampu Menganti semua biaya perbaikan mobil ku." Darel ingin melangkah pergi.

Sreekk .. Buggghh...

Karena kesal, dengan berani Hana menarik celana Darel, karena terkejut dan tidak seimbang membuat Darel terjatuh.

"HEI GADIS BALON, APA YANG KAMU LAKUKAN !!" Sentak Darel, mencoba berdiri. Tidak ingin jika orang lain mengetahui ia terjatuh karena gadis bar-bar yang membuatnya begitu marah.

"HANA, NAMAKU HANA." Ucap Hana, tidak terima dengan panggilan yang diberikan oleh Darel.

" Hana? Nama yang tidak pantas untuk mu." lagi-lagi perkataan Darel menyakiti hatinya.

Emosi Hana mereda setelah ia menyadari sesuatu.

"Kenapa kamu tersenyum? Apakah kamu terpesona melihat ketampanan ku." Ujar Darel dengan bangga.

Perlahan Hana berjalan menghampiri Darel.

"Tidak tuan, saya tidak tersenyum dengan anda. Hanya saja saya tersenyum dengan Hello Kitty yang tersembunyi di balik celana anda. Saya tidak tahu, ternyata anda yang terlihat begitu gagah adalah penyuka underwear Hello Kitty." Bisik Hana tepat di telinga Darel, ia tersenyum mengejek, kemudian ia berlalu pergi membawa sepedanya yang rusak.

Darel yang menyadari perkataan Hana, membuat ia menunduk dan benar saja saat ini ia memakai underwear Hello Kitty. Karena celana yang sobek, membuat gambar Hello Kitty terlihat jelas.

"Sial, kenapa aku bisa memakai underwear Hello Kitty? Bukankah ini milik Luna? Ah, Mbok Inah !! Benar-benar ceroboh." Gumam Darel, menahan marah.

Sementara Janu tidak bisa menahan tawanya.

"Hahahaha.. Sejak kapan anda menyukai underwear Hello Kitty Tuan?" tanya Janu di sela tawanya.

"JAMU, DIAM !! Sentak Darel dengan tatapan tajam.

"Maaf Tuan, jadi apakah kita akan pergi ke kantor sekarang? Tanya Janu.

Darel menatap tajam. "Kamu pikir, dengan penampilan seperti ini aku akan pergi ke kantor?" KITA PULANG, DAN BATALKAN SEMUA JADWAL HARI INI." Ucap Darel tegas, kemudian masuk ke dalam mobil.

ILY GPB

BRAAK !!

Dengan kasar Darel menutup pintu mobilnya, kemudian ia berjalan masuk ke dalam rumah.

"Lho sayang, kamu tidak jadi berangkat kerja?" Mama Rania merasa heran melihat putranya kembali ke rumah.

Darel hanya diam saja, melewati mama Rania yang sedang menonton televisi.

"KAK DAREL !! APA YANG KAKAK LAKUKAN, KENAPA KAKAK BISA MEMAKAI UNDERWEAR KU! Teriak Luna.

"Apa jangan-jangan kakak memiliki perilaku yang menyimpang?" tanya Luna penuh selidik.

Darel menatapnya dengan tajam.

Mama Rania yang mendengar perkataan Luna pun menghampiri mereka.

"Darel, jadi benar kamu memakai underwear punya adikmu? Lho, kenapa celana mu bisa sobek seperti ini?" tanya mama Rania terkejut, melihat celana putranya sobek, bahkan terlihat underwear Hello Kitty seolah tersenyum melihat mereka.

"Ini semua karena Mbok Inah, karena dia aku menanggung malu." Darel terlihat begitu kesal. Kemudian ia masuk kedalam kamarnya. Tak berapa lama ia keluar dengan membawa beberapa underwear milik Luna.

"Mbok...Mbok Inah !." Teriak Darel.

Dengan tergopoh-gopoh ia menghampiri Darel.

"Iya Tuan, ada apa Tuan memanggil Si Mbok?" Mbok Inah merasa jika telah terjadi sesuatu.

"Kenapa Mbok begitu ceroboh. Bisa-bisanya underwear ku tertukar dengan Luna !" Ujar Darel.

Mbok Inah yang menyadari sesuatu pun dengan segera meminta maaf. " Maaf Tuan, Mbok tidak sengaja, kemarin mbok buru-buru."

"Aku tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi !" Darel memperingatkan.

"Baik Tuan." Ucap Mbok Inah sebelum pergi ke dapur.

Setelah kepergian Mbok Inah, Mama Rania menghampiri Darel yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Mama heran, kenapa celana mu bisa sobek seperti itu?" Tanya mama Rania.

"Semua karena Gadis Balon ma." Jawab Darel dengan malas.

"Gadis Balon?" Mama Rania nampak bingung.

"Gadis bar-bar penjual balon ma." Ucap Darel singkat.

HaHaHa...

"Jadi, celana kakak bisa sobek seperti itu hanya karena gadis penjual balon?" jangan bilang dia mengetahui underwear yang kakak pakai?" Tanya Luna tiba-tiba datang duduk di samping Darel.

"Benar sekali Lun, bahkan karena menahan rasa malu, wajah kakakmu seperti kepiting rebus." Ucap Janu dengan tersenyum, entah sejak kapan ia berdiri di belakang Darel.

"JAMU !!, SEPERTINYA KAMU PERLU AKU PINDAHKAN KE PULAU TERPENCIL, AGAR KAMU BISA DIAM !!" Sentak Darel.

"Jangan Tuan, Saya sudah tidak punya siapa-siapa, hanya keluarga Tuan yang saya punya." Janu memohon dengan memasang wajah memelas.

Tanpa menghiraukan perkataan Janu, Darel beranjak pergi menuju kamarnya. Ia lebih memilih untuk istirahat.

ΩΩΩΩ

Dengan wajah lesu, Hana menyandarkan sepedanya begitu saja. Sejenak ia istirahat di teras rumahnya.

"Huh, sulitnya mencari uang. Belum mendapatkan hasil, aku sudah rugi duluan." Gumam Hana.

"Lho Nak, kenapa kamu pulang lagi? apa ada sesuatu yang tertinggal?" tanya Bu Mirna, belum menyadari keadaan yang sesungguhnya.

Dengan menghela nafas begitu berat. " Bu coba lihat, bagaimana aku mau jualan, jika sepeda ku rusak dan semua balon-balonku terbang."

"Sepeda?" beo Bu Mirna, kemudian menoleh ke sepeda yang bersandar di tiang rumah, dengan roda belakang sudah tidak berbentuk lagi.

"Nak, kenapa jadi seperti ini !" Pekik Bu Mirna terkejut.

"Tadi waktu aku berkeliling menjajakan balon, tiba-tiba ada sebuah mobil menabrak sepeda ku Bu?" Hana mencoba menjelaskan.

"Lalu, apakah kamu terluka? Mana yang sakit?" tanya Bu Mirna khawatir.

"Hanya sedikit terkilir Bu? Jika seperti ini, bagaimana aku bisa berjualan." Keluh Hana.

"Sabar Nak?" memangnya siapa yang menabrak mu?" Tanya Bu Mirna.

"Entahlah Bu, aku tidak mengenalnya, yang jelas ia adalah pria mesum." Ucap Hana tersenyum geli, membayangkan Darel memakai underwear Hello Kitty.

"Mesum? apakah ia menganggu mu?" Tanya Bu Mirna.

Hana menggelengkan kepala. "Tidak Bu, hanya penampilannya saja yang terlihat seperti pria mesum."

"Sudah-sudah, lebih baik sekarang kamu istirahat saja dulu. Untuk masalah sepeda, nanti biar Ibu bawa ke bengkel." Ucap Bu Mirna.

"Maaf ya Bu, gara-gara aku sepedanya rusak." Ujar Hana penuh sesal.

"Tidak Nak, ini bukan salah kamu. Semua ini adalah musibah." Bu Mirna mencoba menenangkan Hana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!