NovelToon NovelToon

KABUR DARI MANTAN SUAMI

Terlibat Skandal

“Arght... Tidak, tolong hentikan. Aku mohon hiks.... Sakit” lirih wanita itu, kulitnya seakan remuk karena ulah pria gila seperti seorang Arkana Frederik.

Prak!!!

“Arght...hiks, cukup. Aku mohon hentikan,” mata wanita itu sudah tidak dapat menangis lagi, air matanya sudah habis sepanjang malam.

“Ini akibatnya jika kau berani mencari masalah denganku, wanita sialan!” suara dingin Arkana menusuk telinganya, mengapa harus dirinya yang disalahkan?

Mengapa harus Samanta Leona?

Mengapa dia harus berada di situasi seperti ini?

Kapan semuanya dimulai?

Samanta merasakan sakitnya, Samanta menangis dalam hatinya. Benar, semuanya di mulai satu tahun yang lalu. Orang tua angkatnya menjadikannya pengganti, untuk menikah dengan pria kejam seperti dia.

Mereka menikah karena paksaan, tinggal bersama karena keharusan dan merawat rumah karena kewajibannya sebagai seorang istri. Samanta mencoba untuk melakukan yang terbaik, tetapi apakah tindakannya adalah sebuah kesalahan besar?

Pria yang sudah mengukir banyak motif dan rasa sakit di seluruh kulitnya itu, sampai rasanya pondasinya akan remuk selalu menemukan kesalahan di setiap tindakannya.

Plak!!!

Tamparan lagi-lagi mengenai wajah Samanta yang sudah membengkak merah. kulitnya semakin gemetar, tetapi iblis jahanam yang sialnya berwajah tampan itu masih saja tidak berhenti.

“Jawab jika aku bertanya, bodoh!!!” teriak Arkana, tangannya masih belum lepas dari leher Samanta. Dia masih saja terus mencengkeramnya.

“Uhuk...uhuk...Hentikan, hiks. Sakit...” Samanta batuk, napasnya memburah dalam pikirannya Samanta berteriak iblis ini pasti mau membunuhnya.

“Kau masih tidak mau menjawab hah? Aku ulang sekali lagi, apa tujuanmu naik ke tempat tidurku?”

Pertanyaan ini lagi, bagaimana Samanta bisa menjawab? Haruskah dia berkata bahwa kemarin malam, Samanta akan masuk ke kamarnya untuk tidur, tapi iblis ini datang dalam kondis mabuk lalu menariknya dengan kasar dan melemparnya ke atas ranjang kamarnya?

Oh, tidak mungkin.

Iblis satu ini tidak akan mempercayai ucapannya. Jadi Samanta memilih diam dan membiarkan rasa sakit semakin bertambah. Membiarkan pria iblis ini menyerangnya berkali-kali, seperti seekor anjing liar.

Samanta sudah terbiasa. Satu tahun pernikahan mereka, itu membuat Samanta sudah mengalami banyak rasa sakit. Paling sering adalah tamparan, paling berkesan adalah ketika kulitnya melayang dan di banting kasar ke dinding atau pantai yang dingin.

Paling menyakitkan adalah suara cambukan. Iblis ini tidak segan-segan menyetor luka di kulit Samanta. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak luka yang sudah dia dapatkan.

Prak!!!

Brakk!!!

“Dasar wanita sialan!!!” Samanta menundukkan kepalanya ketika mendengar pria iblis itu berteriak marah.

Pria iblis itu keluar dari kamar meninggalkan Samanta, yang masih duduk di lantai dengan selimut tebal yang menutupi kulitnya.

Dia memegang pelipisnya yang dia yakini pasti sudah bengkak dan berdarah karena beberapa kali terbentur. Perlahan Samanta mencoba untuk bangkit berdiri, bahkan kakinya sudah seperti tidak memiliki tenaga saja.

Tulang-tulangnya gemetar hebat, area pinggulnya sangat sakit dan ketika Samanta sudah berhasil berdiri, matanya membulat dan air matanya tumpah lagi, meskipun dalam keadaan kering.

Pantas saja, dia merasakan sakit separah ini. Iblis sialan itu sudah merenggut mahkotanya, Selama satu tahun ini Samanta sudah berusaha untuk menjaganya. Pada akhirnya, dia menyerahkannya pada seorang pria bajingan seperti Arkana.

Selama satu tahun ini, keduanya tidak pernah melakukan kontak fisik, ada pun kontak fisik itu hanya ketika Arkana kembali menyiksanya. Mereka bahkan tidur di kamar yang berbeda, dan menjalankan karir mereka sendiri.

Samanta Leona adalah seorang penulis artikel kecil-kecilan, sementara Arkana Frederik adalah seorang pebisnis ulung, seorang CEO dari perusahaan besar.

Mereka tidak memiliki interaksi yang berlebihan, Samanta melakukan pekerjaannya dengan baik, dan memenuhi semua kewajiban seorang istri, kecuali urusan di ranjang.

Dengan tertatih Samanta berjalan menuju kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi, dia menempatkan dirinya di bawah shower, dingin dan lembut.

Samanta kembali menangis lagi, kulitnya sekarang sudah tidak suci lagi, bagaimana dia akan menghadapi dunia di masa depan?

Samanta menutup matanya dan dengan bibir bengkak yang gemetar, pikirannya membawanya kembali pada malam pernikahan mereka satu tahun yang lalu.

Malam itu sangat dingin, kamar di hiasi oleh banyaknya bunga mawar di atas kasur king size itu. Mereka duduk berhadapan di sebuah kursi.

Arkana melirik Samanta dan berkata; “Kau bebas melakukan apa saja, asal jangan pernah jatuh cinta padaku. Dan jangan membuat masalah di luar sana yang dapat mencoreng nama baikku.”

Tiga bulan awal pernikahan mereka, semuanya baik-baik saja. Arkana tidak memperdulikannya, dan jarang pulang ke rumah. Kekerasan Arkana di mulai ketika Samanta tidak sengaja menjadi trending topik di sosial media.

Berita panas itu membahas tentang istri seroang pengusaha muda yang sedang dekat dengan seorang selebritis terkenal, Alvaro Bimantara.

Nama Samanta kian melejit karena rumor panas ini, membawanya di kenal oleh banyak orang, ada banyak yang mengatakan mereka adalah sepasang kekasih, ada juga yang mengatakan mereka berselingkuh.

Arkana pulang ke rumah dan tiba-tiba berlaku kadar padanya. Menarik rambutnya, mencekik lehernya sampai dia kesulitan bernapas, menampar wajahnya, membantingnya ke dinding atau lantai.

Sejak saat itu kehidupan Samanta berubah, menjadi neraka. Setiap kali suasana hati Arkana memburuk, semuanya akan akan di lampiaskan pada  Samanta.

Samanta menangis, dia ingin pergi dari penjara ini. Ingin meminta bantuan, tetapi kepada siapa dia akan mengadu? Keluarganya tidak peduli padanya, dia hanya seorang anak angkat yang di adopsi untuk memancing kehamilan nyonya rumah.

Samanta selesai membersihkan dirinya, dia dengan lembut berjalan menuruni anak tangga menuju ke dapur dan memasak makan siang. kulitnya masih gemetar, dan rasa sakit karena semburan itu masih sangat terasa.

Baru saja dia selesai memasak, suara benda yang di banting dari lantai atas kembali membuat Samanta mematung, sekarang apa lagi?

Brakk!!!

Prankk!!!

Gubrak!!!

Arkana berdiri di atas tangga dan memperhatikan sekitar, ketika dia menemukan sosok Samanta, bibirnya langsung mengerang dan matanya menatap tajam pada Samanta.

Dia menghampiri Samanta dan lagi-lagi menarik rambut Samanta. Dia memutar kulit Samanta sehingga wanita itu menghadap padanya, lalu berkata; “Sudah berapa kali aku bilang, jangan pernah tinggalkan rumah ini. Kau masih saja keras kepala.”

Samanta menahan rasa sakit di kepalanya dan bertanya; “Apa, apa maksudmu? Aku, aku tidak pernah meninggalkan rumah.”

“Jangan berbohong padaku, aku baru saja mendapatkan pemberitahuan, seorang istri CEO diketahui telah tertangkap basah bertemu dengan selingkuhannya di minimarket.”

Mata Samanta membulat, berita tidak masuk akal apa lagi ini? Kemudian kulit Samanta kembali bergetar hebat, bibirnya dia tutup dengan rapat agar tidak mengeluarkan suara.

Dalam pikirannya Samanta sudah mengutuk anjing liar yang baru saja kembali menikmatinya lagi. Bukankah mereka sudah berjanji untuk tidak saling ikut campur.

Orang itu seharusnya tidak peduli dengan berita sampah seperti ini!

Sial memang.

Tindakan

Pernikahan.yang mengikat Samanta dan Arkana adalah sebuah pernikahan Bisnis. Mereka menikah bukan karena cinta tapi karena paksaan keluarga mereka. Samanta harus menggantikan anak kandung keluarga angkatnya yang kabur ke luar negeri sebulan sebelum hari pernikahan.

Sementara Arkana, dia di ancam akan kehilangan hak warisnya jika menolak pernikahan ini dan mempermalukan keluarga di depan keluarga James yang lumayan di segani di kota ini. Dia harus menyetujui pernikahan tersebut agar bisa menjadi pewaris keluarga konglomerat.

Jika tidak seluruh harta warisan akan jatuh ke tangan sepupunya yang sudah lebih dulu menikah. Kehidupan pernikahan mereka aman -aman saja sejak awal, dengan memegang prinsip tidak ada yang boleh ikut campur urusan masing-masing.

“Tuan, sesuatu telah terjadi. Aktor yang digosipkan terlibat skandal dengan nyonya sudah mengklarifikasi...” Edward asisten sekaligus sekertaris Arkana di kantor melaporkan perkembangan terkini tentang skandal yang telah menjerat nama keluarganya.

"Semudah itu, aku yakin mereka sudah bekerja sama untuk menutupinya. Dan tolong, jangan gunakan gelar nyonya pada wanita itu, karena dia sama sekali tidak layak.” Arka merasa kurang yakin dengan situasi sekarang, dia memiliki banyak pikiran yang tidak baik tentang istrinya.

Edward menatap bosnya dengan tanda tanya besar di dagunya; "Tuan, tapi aturan keluarga menegaskan bahwa gelar nyonya harus digunakan oleh istri anda.”

"Aku katakan tidak, Gelar itu hanya milik kesayanganku, tidak ada orang lain yang bisa menggunakannya.” putus Arkana.

Arkana memperhatikan kondisi di sosial media, memang ada banyak artikel yang sudah meliput pernyataan aktor tersebut. Sayangnya, Arkana bukan orang bodoh yang gampang di tipu. Sejak tiga bulan di awal pernikahan mereka, rumor itu terus terjadi.

Jadi menangkap Samanta dengan pria yang sama bukanlah hal yang baru lagi..Arka memilih diam di awal karena memang itu bukan urusannya, hanya saja belakangan ini media terus saja membawa mananya dan juga keluarganya.

Media hanya mengenal wajah Samanta karena ketika mereka menikah itu tidak di publish sejarah utuh, hanya mempublish gambar wajahnya saja. Sehingga penulis artikel lebih banyak menyebutnya sebagai Istri CEO atau menantu keluarga Frederik.

Arka kemudian berkata lagi, “Siapkan mobil, aku akan kembali ke rumah utama. Ayah memanggilku."

“Baik, akan segera saya siapkan.”

Arkana berjalan keluar dari ruangannya, melewati koridor gedung dan menuju ke pintu utama perusahaannya. Mobil terparkir dengan pas di depan, Arkana masuk dan Edward kemudian menjalankan mobil.

Mobil melaju terus sampai mereka tiba di gerbang utama mansion Frederik. Gerbang di buka dan mobil langsung menuju area parkiran setelah menurunkan Arkana di depan pintu utama mansion..

Pria tua.berdiri di sana dengan tongkat kayunya, menatap sang cucu yang baru aja tiba. "Anak nakal! Apa kau sama sekali tidak bisa menjaga kelakuan istrimu?”

Pria tua itu marah, Arka merasa sedikit kesal padanya, semua ini tidak akan pernah terjadi jika sejak awal keluarganya tidak pernah merencanakan pernikahan dengan anak keluarga James itu.

“Pak tua, kenapa kau marah padaku? Sejak awal aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Sejak awal ini adalah keinginan kalian, dan lihat hasilnya wanita itu licik itu di luar sana.”

Plak!

Tamparan didapatkan oleh pipi kanan Arkana. Sialan, pria ini mentang-mentang paling berkuasa jadi dengan bebas bisa mengangkat tangannya kapan saja, dasar pria tua.

“Diam jika tidak ingin aku marah. Semua ini tidak akan terjadi jika kau bisa lebih perhatian padanya...” Pria tua duduk di kursi dan mengatur napasnya, menatap cucunya dengan penuh amarah di kedua matanya.

“Kakek, aku tidak percaya kau mengangkat tanganmu untuk wanita itu, ap aku masih cucumu?” Arkana menyentuh wajah dimana kakeknya tampar tadi..

”Ini bukan tentang siapa cucuku, tapi tentang tanggungjawab sebagai pewaris perusahaan bisnis keluarga dalam mengatur keluarganya, kau masih belum ada kemajuan dalam hal ini, pria tua ini sungguh kecewa.”

“Ck, dasar pria tua sensitif. Tunggu dan lihat saja, aku pasti akan bercerai!” kemudian Arkana meninggakkan kakaknya sendiri.

Arkana masuk kedalam kamarnya dan mandi. Kakeknya itu terbiasa memukul jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan pengaturannya. Seperti halnya pernikahan yang mengikat dirinya sekarang, seharusnya itu batal setelah kabar bahwa pengantin asli kabur keluar negeri.

Tapi Kakeknya, Tuan tua Frederik justru mengatur pengantin pengganti untuknya, dan itu adalah anak angkat yang di pungut oleh keluarga James beberapa tahun silam di panti asuhan.

[Arkana: Edward, siapkan mobil aku ingin keluar]

^^^[Edward: Sudah siap]^^^

Arka turun dari lantai atas dan keluar tanpa peduli tatapan dan panggilan sang kakek. Dia membutuhkan ketenangan, Masuk kedalam ambil Arkana menyetir dan menuju ke Bar langganannya, memesan ruangan VIP dan juga minuman keras.

Dia minum sampai agak mabuk, terdengar dari luar bunyi dentuman musik yang keras. Arkana berjalan dengan sempoyongan keluar dan masuk kedalam mobilnya, dia menteri dengan uring-uringan di malam hari menuju ke rumah pribadinya di pinggir kota.

Tin!

Tin!

Tin!

Pak Tono satpam rumahnya bangun dengan terkejut, dan segera membuka gebang rumah; “Tuan anda kembali?”

Arkana mengabaikan keberadaannya...

.Arkana masuk kedalam rumah dengan penampilan yang buruk. Dia berjalan masuk kedalam salah satu kamar, sangat kebetulan wanita penghuni kamar itu baru saja selesai mandi. Matanya langsung membulat ketika mendapati seseorang di dalam kamarnya.

Bergegas untuk kembali ke kamar mandi tapi tangannya sudah lebih dulu di cengkram oleh Arkana dengan kasar. Dan tubuhnya di lempar dengan kuat keatas ranjang. Samanta menatap horor suami iblisnya.

“Sialan menjauh dariku, anjing Gila!”

Plak!

Tamparan keras diterima oleh pipi kiri Samanta, Sementara itu Tangan Arkana dengan cepat mengunci kedua tangan Samanta di atas kepalanya. Dan menahan gerak kaki Samanta dengan menekannya menggunakan kakinya sendiri.

“Benar-benar wanita nakal. Apa kau sering bersama dengan priamu selagi aku tidak di rumah, Emm?” Arkana merendahkan suaranya dan berbisik di telinga Samanta.

"Tidak, aku tidak...,”

Plak!

"Aku tidak memberimu hak untuk bicara!”

“Huh, sensitif baru di sentuh aja sudah merah,” Arkana merendahkan kepalanya dan menghirup aroma sabun di milik Samanta.

"Baumu enak...”

Mata Arkana tampak aneh, sorotannya tidak biasa dan Samanta dapat dengan jelas merasakan aroma minuman keras dari mulutnya.

Sial, Pria ini mabuk lagi!

Samanta ingin melawan tetapi Setiap kali dia melakukan perlawanan, Tindakan Arkana semakin kasar, Pria itu tidak segan-segan bermain fisik padanya dan juga semakin Brutal. delima Samanta di hancurkan dengan telak olehnya, dan lagi-lagi Arkana berhasil memberinya rasa sakit lagi.

Samanta tidak dapat menahannya, goresan itu menyakitkan dan pasti akan meninggalkan banyak belas luka di hatinya. Dia tidak pernah tahu Arka memiliki.sifat seperti ini. Sejak mereka menikah, tidak banyak hal yang terjadi.

“Argh! Huhuhu... Hentikan!”

"Gadis nakal harus dapat hukuman...”

”Tidak biarkan aku pergi... jangan lakukan itu lagi...Hiks!” Lagi-lagi Samanta menangis mengetahui dirinya kembali berada dalam situasi yang buruk seperti ini.

"Jangan melawan, lihatlah kau sangat putih dan lembut," Suara Arkana kian berubah menjadi lebih manusiawi, dia mulai melakukannya lagi. suaranya menjadi sedikit lebih halus dan membuat Samanta menjadi terdiam.

Dan kemudian...

Mata Samanta tertutup, dia tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada dirinya setelah semua ini. Samanta hanya berharap, dia bisa mendapatkan kebebasannya secepat mungkin..

Bisakah aku?

Rasanya ingin Mati

Samanta berbaring dengan lembut di atas kasurnya, tulang-tulangnya begitu sakit. Sudah tidak terhentikan lagi rasa sakit yang di dapatkannya selama satu Minggu penuh ini.

Sejak kejadian mabuk anjing liar itu, terjadi. Tidak ada kata damai dalam kehidupan sunyi Samanta. Arkana tidak membiarkan dia untuk istirahat sedikitpun. Pagi hari dan malam hari yang panjang adalah waktu liar si anjing gila tersebut.

Samanta tidak dapat melawan, dia merasa lemah karena rasa sakitnya yang sering dia dapatkan. Sudah tidak terhitung lagi jumlahnya, umpatan kutukan yang di berikan oleh Samanta pada Arkana.

Samanta bangkit, dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sekarang jam menunjukkan pukul 17.00 sore, masih ada beberapa jam lagi sebelum Arkana pulang.

Setelah acara mandi selesai, Samanta menuju ke dapur dan memasak untuk makan malamnya, dia penuh harap agar anjing liar itu tidak kembali malam ini, badannya sangat membutuhkan istirahat yang cukup begitupun juga dengan hati dan pikirannya.

Namun mungkin memang takdirnya yang buruk, sehingga sekarang Samanta melihat Arkana berdiri di ambang pintu ruang makan dan menatap kearahnya.

"Kau, apa kau sudah makan?" Samanta mencoba untuk sedikit merasa tenang dengan bertanya pada suaminya itu.

Arkana menyeringai menatap ke arah Samanta dan berkata dengan suara yang dingin; "Hm, apakah kau menyiapkan semua ini? Sangat bagus, tapi bagaimana jika kita melakukan sebuah pembukaan dulu?"

Samanta melotot, kakinya mulai gemetar kembali sehingga perlahan dia tanpa sadar meluncur ke belakang dan setiap kali dia melakukannya, Arkana akan selalu melangkah maju mendekat kearahnya.

"Apakah kau takut? Ini sudah satu Minggu, seharusnya kau sudah terbiasa. Benar bukan?" Arka melihatnya dan menatapnya dengan senyum aneh di wajahnya.

"Kau, apa yang mau kau lakukan!" tatapan Takut terlihat jelas di mata Samanta.

Arka mendekat pada Samanta. Wajah putih milik wanita itu bersemu memerah dan terkejut, Sekilas Arka tertawa dalam hatinya, istrinya ini cukup lucu ternyata..

Samanta melotot, kakinya memilih untuk berjalan mundur ketika Arka melangkah maju.

"Aku sudah bilang, tatap mataku dan jawab pertanyaannya ku, apa kau masih tidak mengingatnya?" Arkana mengangkat dagu Samanta lalu menatapnya dengan tatapan yang membuat Samanta jadi merinding.

Kemudian bibir Samanta diserang lagi oleh seekor anjing liar. Rasa perih dirasakan oleh Samanta, pasti berdarah lagi, sangat sakit. Air matanya pun akhirnya tumpah lagi, dan suara tangis kemudian menyerang pendengaran Arkana.

Arkana melepaskannya lalu memandang Samanta, dan berdecak tidak suka; "Dasar cengeng!"

Arkana membanting Samanta ke lantai, dan meninggalkan wanita itu tanpa menoleh. Samanta duduk dan memeluk lututnya, masih terus menangis.

Kapan dia bisa bebas dari rumah ini?

Adakah hari dimana dia bisa pergi?

Samanta tidak bisa menahan jika harus mengalami pelecehan dan kekerasan rumah tangga setiap harinya. Bagaimanapun juga dia cuma manusia biasa, bukan robot yang tahan banting.

Samanta berdiri nafsu makannya menghilang, dia akhirnya berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai pertama, mengunci pintunya dan mengurung dirinya di dalam kamar mandi.

Samanta meraih sebuah silet yang ada di sana, entah sudah berapa kali pula Samanta melakukan hal ini, tapi langit sepertinya masih belum mau menerimanya.

Dia menggores area nadinya lagi, goresan itu tidak dalam. Namun cukup untuk membuatnya menjadi tenang sedikit, darah miliknya mengalir, menetes kebawah lantai dingin.

"Aku ingin pergi, ini menyakitkan," Samanta masuk kedalam bak mandi dan membiarkan dirinya diam disana.

Brakk!!!

Gubrak!!

Prakkk!!

"Buka pintunya wanita sialan!!!" Arkana berteriak dari luar, tadinya dia ingin memulai permainannya tetapi dia tidak menemukan sosok sang istri di ruang makan.

"Kau pasti di dalam kan? Ayolah, jangan sembunyi dariku. Jika kau membuatku puas, aku bisa memberikanmu banyak hartaku. Kau mau kan?"

Samanta mengabaikan pendengarannya, dia tetap menutup matanya, merasakan sesuatu yang mengenai area luka bekas silet tadi, "Tolong biarkan aku mati. Aku tidak kuat," lirihnya

Brakk!

Brakk!

Gubrak!

Pintu akhirnya berhasil di buka oleh Arkana, dia berjalan memasuki kamar Samanta, dan melihat isinya. Lalu kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi, karena mendengar suara air yang mengalir.

Terkejut! Mata Arkana membulat sempurna dan tali yang dia bawa tadi terjatuh di lantai. Dia melihat Samanta sudah tidak sadarkan diri sambil berendam di air, yang sudah mulai keruh.

Arkana bergegas mengangkatnya dan melihat kulit serta wajahnya yang memucat; "Apakah aku terlalu berlebihan?"

Jujur saja setelah menghabiskan malam yang panjang dengan Samanta, Arkana seperti merasakan perasaan yang aneh, badannya bergejolak dan seperti meminta lebih.

Ini perasaan yang sulit dia jelaskan, selama ini dia sudah melakukannya dengan banyak wanita dan tidak pernah ada perasaan yang semenyenangkan ini, Arkana merasa lebih bersemangat dan lelahnya akan hilang ketika dia bersama dengan Samanta.

Istri yang selama ini sudah dia abaikan.

Dia baru menyadari bahwa Samanta memiliki aroma badan yang khas dan menenangkan, sehingga itu membuat perasaan Arkana lebih tenang, dan tidurnya juga jadi lebih baik.

Tetapi Arkana tidak bisa menyadari hal ini, baginya Samanta pasti memiliki tujuan sehingga sejak awal tidak menolak perjodohan ini, Arkana melihat Samanta seperti wanita di luar sana.

Hanya menginginkan harta keluarganya.

Hatinya juga masih terus menunggu kepulangan wanita itu, wanita yang dengan tidak elitnya di usir oleh keluarganya. Di buang ke luar negeri, Arkana benci mengingat hal ini.

Sudah dua tahun lamanya Arkana terus berusaha untuk menemukan gadis itu, tetapi sama sekali tidak memberikan hasil yang baik. Kedatangan Samanta di dalam hidupnya sepanjang tahun ini justru semakin membuatnya marah.

Pada awalnya Arkana berpikir Samanta berbeda dengan gadis yang lain lain, tetapi karena rumor di luar sana dan kedekatannya dengan seorang selebriti terkenal, Arkana menjadi ragu dan memungkinkan melampiaskan semuanya pada Samanta.

Setelah dokter memeriksa keadaan Samanta, dia pun berkata; "badan nyonya sangat lemah, dan terlalu banyak luka di badannya. Jika terus seperti ini, itu akan membahayakan hidupnya."

Arkana mengangguk pada dokter kemudian mempersilahkannya untuk keluar dari ruangan tersebut. Setelah dokter pergi Arkana masuk kedalam ruang kamar Samanta, dia berdiri menatap wajah Samanta yang sedang tertidur pulas.

"Apa aku sudah terlalu berlebihan?" Dia mendekat kemudian mengelus kepala Samanta dengan lembut.

"Baiklah, Karen kau sedang sekarat aku akan bersikap baik padamu sebentar.”  Setelah mengucapkan itu Arkana meninggalkan kamar Samanta.

Di dalam ruangan yang hening, Samanta perlahan membuka matanya, kepalanya sangat pusing dan hatinya terasa nyeri. Kenapa laki-laki itu harus datang dan menolongnya? Samanta sudah tidak kuat tinggal di rumah ini, dia ingin kebebasan yang sudah lama dia impikan.

“Aku ingin bebas, bisakah aku mendapatkannya?” Samanta bertanya pada langit-langit kamarnya dengan air mata yang kembali menetes lagi, berharap Tuhan segera mengabulkan permohonannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!