NovelToon NovelToon

Cinta Dibalik Tabir Dendam

Prolog ....

Haii namaku Anna Watshon aku adalah putri tunggal dari pasangan tuan Watshon dan Ny. Guei Watshon aku tinggal bersama ayah yaa ayah karena 24 tahun lalu ibu ku Ny.Watshon meninggal saat ia melahirkan ku aku tidak pernah merasakan kasih sayang ibu tapi ayah ia begitu menyayangiku hingga aku tidak perlu khawatir tentang diriku yang tidak memiliki ibu.

Kehidupanku cukup baik, ayahku tuan watshon adalah konglomerat dengan banyak sekali bisnis properti raksasa yang nantinya akan diwariskan kepadaku.. Aku menyukai kehidupanku meskipun terkadang aku merasa rindu dan ingin bertemu ibuku

Namun suatu ketika aku saat itu ingin ke kamar ayah untuk mencari salah satu barang milikku aku ingat waktu itu malam sudah benar-benar sangat larut aku tidak melihat jam waktu itu namun dengan suara hening dan sepinya aku yakin saat itu sekitar pukul 12 atau 1 malam belum sempat aku mengetuk pintu dari dalam kamar ayah aku mendengar suara.... Suara yang asing ditelinga ku aku tidak pernah mendengarkan suara itu dengan ragu aku menempelkan telingaku di pintu kamar ayah ? Dan ..... Itu ternyata suara ******* seorang perempuan disertai suara deritan ranjang yang memekik saat itu detak jantungku seolah berhenti janji-janji ayah kepadaku saat itu langsung musnah ya janji yang ia buat kepadaku kalau ia tidak akan pernah mencari pengganti ibu.

Aku memundurkan langkah kakiku dan duduk meringkuk disamping guci raksasa disamping pintu kamar ayah hampir 1 jam berlalu aku duduk ditempat yang sama bokong ku sudah terasa panas dan kebas saat aku hendak pergi tiba-tiba suara knock pintu kamar itu terbuka langkah kakiku ku tahan dan.....

"Teli" Bisikku saat aku melihat wanita dengan tumbuh sintal itu melenggang keluar dari kamar ayah dengan rambut berantakan dan tubuhnya berkeringat saat itu rasanya aku ingin menjambak rambutnya dan menampar wajahnya

Rasa kecewaku ku simpan sendiri hingga paginya aku bertemu dengan ayah dan teli wanita j*lang itu sedang menjamu ayah makan ya teli adalah salah satu pembantu di mansion kami ia seorang janda dengan satu putri usia putrinya jauh dibawah ku 3 tahun

Rasa sesak di dadaku kembali meradang saat tanpa sengaja mataku mencuri pandang ayah meremas bok*ng teli dengan binal wanita itu tampak tersenyum menggoda tak tahan aku pergi dari tempat itu dan memilih mengurung diri dikamar ku aku benci melihat wajah ayah aku jijik melihat perangainya yang tak pernah ku duga

Seharian aku mengurung diri didalam kamar hingga malam kembali mengulang aku berniat keluar untuk makan namun lagi pintu kamar ayah tertutup rapat kali ini aku kembali masuk ke kamarku dan meraih jam weker ku

"Pukul 11" bisikku saat dengan jelas aku melihat jarum jam menunjuk angka sebelas kembali aku keluar dari kamarku dan dengan langkah pelan aku mendekati pintu kamar ayah

Lagi... Decitan kasur dan ranjang serta lenguhan serta ******* terdengar samar dari dalam sana ya aku tahu dilantai paling atas ini hanya aku dan ayah yang menempatinya semua asisten rumah tangga, tukang kebun dan supir tinggal dilantai satu rumah kami dan lantai dua ditempat oleh beberapa kerabat dekat kami yang terkadang menginap namun kali ini lantai 2 kosong karena tidak ada kerabat yang menginap

Kali ini aku benar-benar kesal dan marah saking marahnya guci raksasa disamping pintu kamar ayah dengan sengaja ku dorong dan aku segera berlari kembali ke kamarku hingga prang suara bising terdengar aku duduk dikasur dengan perasaan marah dan kecewa tak berselang lama ku dengar suara bising diluar dan pintu kamar ku diketuk

"Baiklah aku akan berlakon" Ya aku berlakon seolah-olah aku baru bangun tidur dan ku pasangkan penutup telingaku dengan pura-pura menguap aku membuka pintu

"Ayah kenapa?" Tanyaku sambil aku menggaruk-garuk tekukku

"Anna apa kamu tidak mendengar apa-apa" tanya ayah ku lihat saat itu ekspresi wajah ayah tegang

"Apa mendengar apa?" Tanyaku sembari melepaskan headphone di telingaku

"Guci peninggalan ibumu pecah lihat lah" Ayah menarik tanganku dengan pelan saat melihat guci itu hancur berkeping-keping rasa sesak didadaku semakin mendalam guci itu adalah guci kesayangan ibu aku berlari menghampirinya ayah dengan cepat menahan langkahku karena serpihannya bisa merobek kulit

"Kenapa ini ayah.. Kenapa guci ibu pecah apa yang terjadi" Tanyaku dengan tangis sesenggukan aku menangis dan tangisanku kali ini bukanlah sandiwara aku benar-benar menangis membayangkan jika ibu yang mengetahui bahwa ayah mengkhianatinya bukan ayah mengingkari janjinya kepada ibu itulah yang ku sesalkan

"Tidak tahu itulah kenapa ayah bertanya apa kamu ada mendengar sesuatu tadi.." Tanya ayah aku menggeleng kepala ku pelan dan menunjukkan headphone yang ku gunakan dan sekali lagi ku lihat kali ini ayah tampak bernafas lega

Aku mengitari pandangan namun teli wanita itu tidak ada dan pintu kamar ayah tertutup rapat aku mendekati kamar itu dan menarik gagang pintunya

"Jangan masuk" Ayah dengan cepat menghentikan ku dan menahan tanganku

"Kenapa?" Tanyaku kesal

"Ka-kamar ayah berantakan" Jawab ayahku gelagapan

"Kenapa ayah gugup" Tanyaku kesal

"Bagaimana tidak ayah tidak gugup.. Gu-guci kesayangan ibumu pecah" Jawabnya asal dan menurutku itu bohongnya

"Ah sudahlah ayah toh ibu juga sudah tidak ada biarkan saja" Jawabku asal juga sembari aku pergi meninggalkan tempat itu

3 hari berlalu setelah kejadian guci itu tiba-tiba suara bising terdengar dari lantai dasar aku awalnya mengabaikan namun setelah ku dengar-dengar lagi ada suara ayah

"Tidak mungkin bagaimana bisa kau hamil karena ku"

Deg detak jantungku seketika terasa berhenti beberapa detik

HAMIL.. Siapa ? Ucapku bertanya sendiri dengan langkah cepat aku berlari menuruni 2 lantai untuk sampai di lantai dasar ternyata dibawah sana semua pembantu/asisten rumah berkumpul dan ayah tampak marah

Teli wanita itu saat melihatku ia berlari menghampiriku dan bersujud di kakiku

"Ada apa ini" Kali ini aku sudah tidak bisa mengontrol emosi dalam diriku

"A-ayahmu dia sudah menghamili ku lalu berkata ini bukan anaknya" Ucap teli tanpa malu telingaku terasa panas dan membara ku lihat ayah menatapku takut

"Apa-apaan ini ayah" Aku meninggalkan teli dan menghampiri ayahku ku tatap wajahnya marah

"Dia menjebak ku nak" Jawabnya pelan

Dan keributan kembali terjadi teli tidak terima tentang sarkas ayah yang mengatakan ia telah menjebaknya aku muak dengan drama itu ingin rasanya ku hempaskan kepala mereka satu per satu

"AYAH CUKUP DAN TELI DIAM... TIDAK MUNGKIN TELI HAMIL TANPA ADA YANG MENGHAMILI DAN TIDAK MUNGKIN IA MENUDUH AYAH JIKA AYAH TIDAK ADA MENIDURINYA... MUNGKIN GUCI YANG PECAH ITU ADALAH PERTANDA BAHWA AYAH TELAH MENGKHIANATI JANJI AYAH KEPADA IBU" Bentakku kasar seketika ku lihat ekspresi wajah ayah menjadi tegang ia menatap ku aku juga menatapnya ingin rasanya saat itu aku menampar wajah lelaki itu namun jika ku lakukan itu maka aku anak yang durhaka.

Setelah itu ayah memutuskan akan bertanggung jawab kepada teli namun ia tidak akan pernah menikahi wanita itu sampai bayi itu lahir ia hanya akan menanggung jawab bayi didalam kandungan Teli dan jika bayi itu nanti lahir ayah akan melakukan tes DNA dan jika bayi itu benar miliknya ia akan menikahi teli namun jika terbukti bayi itu bukan miliknya entah apa yang akan terjadi karena ayahku tuan watshon dikenal sangat nekat dan tegas.

Kehidupanku banyak berubah setelah teli berusaha merebut posisi ibuku aku tahu ibu memang sudah tiada sejak lama namun aku merasa tidak ada satupun orang yang berhak merebut posisi itu darinya karena semua yang ada saat ini adalah berkat dari ibu

Kehidupanku menjadi berantakan dan hancur setelah hal buruk menimpaku dan kehidupanku berubah 360° setelah aku bertemu dengan seseorang yang nanti akan mengubah pribadi dan sikapku ? Akankah aku bisa kembali menegakkan keadilan dan mengungkapkan kebenaran.... Ini kisahku

Permulaan

Sebulan sudah sejak menghilangnya ANNA WATSHON putri Tunggal keluarga Watshon dan sampai saat ini proses pencarian masih dilakukan jika anda pernah bertemu atau melihatnya tolong beritahukan kami.. Keluarga Watshon sudah menyediakan imbalan sebesar 100 juta jik...

Glep tiba-tiba layar televisi menjadi gelap suara langkah kaki mendekat

"Siapa yang meminta mu untuk menyalakan televisi" Bentak seorang lelaki berjalan mendekat ke sisi seorang perempuan yang sedang duduk meringkuk ketakutan

"Ma'af sa..saya ha..hanya"

"Sudah diam.. Jika bukan karena Tuan Wolf saya pasti sudah menjual mu dengan harga tinggi..."

"Ck ayahmu tuan watshon apa dia benar-benar kaya?" Tanya lelaki itu sambil mengisap rokok lintingan nya

"Anak tunggalnya hilang dia hanya memberikan imbalan 100 juta saja ck ck benar-benar keterlaluan, oh ya ku dengar-dengar ayahmu memiliki saham senilai 170triliun ya dan beberapa kekayaan lainnya tapi..."

"Apa kau anak buangan"

"DIAMLAH JANGAN MEREMEHKAN AYAH" Bentak Anna dengan marah

"Diam" Lelaki itu mendekati anna mencengkram dagunya dengan erat ia memperhatikan wajah cantik anna

"Dadamu cukup besar padat dan sepertinya kenyal" Bisiknya dengan suara parau sembari matanya melirik belahan dada anna dengan tatapan lapar

"Ja..jangan" Mohon anna dengan bergetar saat tangannya menyibak dress dan menyentuh paha anna dan mengusapnya lembut

"Emm mulus dan lembut sekali" Bisiknya

"Ja..jangan jangan la..lakukan itu" Mohonnya anna tidak bisa melakukan apa-apa tangannya dirantai satu-satunya cara agar lelaki itu tidak menyentuh bagian intimnya dengan kuat anna menjepit kedua pahanya membuat lelaki itu kesusahan dan dengan paksa ia membuka kaki anna dan membuatnya mengangkang matanya membulat sempurna saat melihat gundukan kenyal disela-sela paha mulus anna

"****" Kesal lelaki itu saat tangannya sudah hendak menyentuh bagian sensitif anna namun ponselnya tiba-tiba berdering

"Ahk ganggu saja.." Kesalnya saat melihat layar ponselnya menyala

"Tunggu ya cantik aku akan kembali dan menikmatimu" Bisiknya ditelinga anna sembari ia menjilat lembut belakang telinga perempuan itu setelah ia pergi anna hanya bisa menangis ia menyeka telinganya menggunakan bahu bajunya dengan terisak dan susah payah ia menutup kembali pahanya bayangan kejadian sebulan yang lalu kembali berputar dikepalanya dan membuatnya menjadi membenci mereka

"Flashback on"

"Anna ayo kemari" Panggil seorang perempuan yang usianya jauh lebih muda dari anna dia Mika adik tirinya wajahnya sama cantik dengan anna hanya saja kulitnya tidak seputih anna dan ia juga tidak dikenal tidak seperti anna, namanya saja selalu menjadi buah bibir dan pujian orang-orang selain karena ia satu-satunya pewaris tahta kekayaan Watshon grup ia juga memiliki sifat lemah lembut dan sangat ramah.

"Anna ayo ke taman bunga" Ajak mika

"Ah tidak mika aku takut ada banyak lebah disana sekarang kan musim bunga mekar biasanya akan banyak sekali lebah madu" Jawab anna sembari berdigik ngeri membayangkan betapa sakitnya sengatan lebah

"Ayolah anna temani aku saja kamu tunggu di luar taman aku akan masuk sendiri dan mengambil bunga marigold untuk ibuku" Bujuk mika memohon

"Bunga marigold untuk apa mika bukannya Bibi Teli sudah membawa bunga marigold tadi" Tanya Anna yang merasa firasat hal buruk akan terjadi jika ia pergi

"Ck anna hari ini ibuku berulang tahun aku ingin memberikan hadiah itu untuknya kamu tahu ibuku sangat suka bunga marigold... Ayolah anna ku mohon" Mohonnya terus sembari menangkupkan kedua tangannya

Memang dasarnya anna memiliki sikap baik akhirnya ia memilih melawan rasa takutnya dan mengantarkan mika pergi jarak dari taman dan pekarangan mansion tidak jauh hanya sekitar 500 meter

"Kak anna kenapa kamu sangat cantik" Mika berjalan disamping anna ia mendongak menatap wajah cantik kaka tirinya itu kulit putih anna, hidungnya yang mancung bulu mata lentik dengan tahi lalat di ujung alis kening kanannya membuat wajah perempuan itu semakin terlihat menawan terlebih di usianya baru 23 th dengan tinggi 165cm dan berat badan 40 kg anna masih terlihat begitu menawan.

"Entah kalau kata ayah aku mirip Ibuku.." Jawab anna jujur mika tersenyum kecil ia menggandeng tangan anna lembut keduanya terlihat manis

"Aku tunggu disini saja, lihat ada banyak lebah yang terbang didalam sana" Ucap anna saat mereka sudah sampai memang benar didalam taman itu bunga-bunga semua bermekaran dan banyak sekali lebah dan hewan terbang lainnya yang menghinggapinya

"Hemm, aku masuk dulu jangan kemana-mana kak" Mohon mika ia berlari masuk ke taman anna duduk dikursi kayu menunggu mika yang belum-belum juga keluar sedangkan langit sudah mulai senja

Anna mendongak menatap langit matahari juga sudah mulai bersiap untuk istirahat nyamuk-nyamuk pun juga sudah mulai keluar mencari mangsa

"Mika cepat, hari sudah mulai gelap" Panggil anna

"Iya kak" Jawabnya dari dalam namun suaranya terdengar jauh anna berdiri sembari mengibas-ngibas nyamuk yang mencoba menyedot darahnya hampir 30 menit berlalu mika belum keluar juga langit pun sudah mulai meremang

"Mika cepat" Panggil anna namun tidak ada jawaban dari gadis muda itu

"Mika"

"Mika kau dimana?"

"Mika ayo kita pulang" Namun berkali-kali anna memanggilnya tidak ada juga jawaban dari gadis itu karena takut terjadi apa-apa anna memberanikan diri masuk kedalam taman ia berjalan perlahan

"Mika" Panggil anna perlahan namun masih tidak ada jawaban anna melanjutkan langkahnya masuk lebih dalam saat ini langit juga benar-benar sudah gelap hanya dari sinar bulan saja anna dapat melihat jalannya

"Mika dimana kamu" Suara anna juga sudah mulai bergetar terlebih suara hewan-hewan malam juga mulai terdengar jelas

"Mika.." Air mata anna sudah mulai menetes ia memutar kembali langkahnya ingin keluar ia ingin mencari pertolongan lain ke mansion namun....

"Kak toloooong.."

"MIKAA... MIKA DIMANA KAMU" Anna dengan cepat kembali maju ia mengurungkan niatnya keluar dari taman itu setelah mendengar suara jeritan mika meminta tolong tanpa sadar anna berlari tidak tentu arah sembari terus memanggil nama adik tirinya

"Hah..hah..(suara nafas anna kelelahan) Mika kamu dimana" Panggilnya dan saat itulah ia sadar kalau ia sudah benar-benar jauh dari tempat semula

"Di..dimana ini" Anna mengedarkan pandang terbatas dikarenakan kondisi didalam hutan benar-benar gelap

"Mika.." Panggil nya terus berharap ia bisa menemukan sang adik namun jauh dari harapan anna justru semakin jauh dari tempat semula dengan langkah acak ia terus mencoba berjalan mencari jalan keluar hingga dari kejauhan ia melihat ada cahaya dan asap tanpa pikir panjang anna yang kondisinya sudah kalut tak lagi dapat berpikir apakah itu orang jahat atau baik ia berlari mendekat ke arah cahaya itu dan benar saja disana ada beberapa tenda dan beberapa orang lelaki sedang duduk mengelilingi api unggung itu.

"Tuan bisa tolong saya" Anna akhirnya sampai ditempat itu terlihat beberapa orang itu tidak terkejut dengan kehadiran Anna yang tiba-tiba

"Ada apa nona" Tanya salah satu dari mereka

"Adik saya tersesat dihutan dan sekarang saya juga.. Saya.."

"Nona pelan-pelan saja.. Duduk dulu" Ajak mereka mempersilahkan anna duduk dan memberikannya air minum setelah minum anna menceritakan jika ia sedang mencari adiknya yang tiba-tiba menghilang namun bukan menemukan adiknya justru ia sendiripun tersesat didalam hutan yang entah dimana

"Ohh baiklah kami akan membantumu" Jawab mereka dan satu persatu juga setuju

"Baik ayo kita pergi sekarang" Ajak anna sembari berdiri

"Loh ini sudah sangat malam nona, kita tidak pergi mencarinya malam ini lihat hutan sangat gelap yang ada kita juga akan tersesat" Usul mereka

"Tidak ku mohon kita pergi sekarang saja.. Aku takut adikku kenapa-kenapa" Mohon anna

"Untuk apa buru-buru nona.. Ayo kita makan malam dan menikmati malam ini dulu" Ucap salah satu laki-laki dengan tubuh gempal ia berdiri menghampiri anna dan mencoba membawa anna kembali duduk

"Tidak tuan, baik jika kalian tidak bisa membantuku aku akan pergi sendiri" Tegasnya namun ke 9 orang itu justru tertawa terbahak-bahak mendengarkan perkataan anna

"Pergi.. Ha..ha..ha..ha pergi bagaimana nona ayo kita bersenang-senang saja dulu soal adikmu itu urusan gampang mungkin sekarang ia sedang tidur dirumah"

"Plakk bodoh" Ucap seorang lelaki yang lebih muda sembari menempeleng kepala laki-laki gempal itu dan baru saat itulah anna sadar bahwa para lelaki itu sepertinya orang jahat

"Nona jangan takut kami tidak jahat.. Kami hanya butuh kehangatan saja dan kebetulan kami sembilan ini laki-laki semua jadi tidak ada yang bisa menghangatkan kami selain api ini dan sekarang kamu ada disini jadi hangatkan kami satu-satu" Ucap lelaki itu dengan gamblang detak jantung anna mulai tak karuan rasanya ia sudah ingin menangis saja

"Jangan menangis nona.. Sepertinya kamu masih perawan hemm aku saja yang meniduri mu pertama aku ingin tau bagaimana rasanya meniduri gadis perawan" Ucapnya kali ini tanpa ragu lagi membuat anna benar-benar merasa ketakutan saat mereka tengah berdebat dan lengah tentang siapa yang pertama kesempatan itu digunakannya untuk lari secepat mungkin meskipun tanpa pencahayaan apapun namun yang ada didalam benaknya hanya pergi lari dari tempat itu lari sejauh mungkin dan jangan sampai tertangkap oleh mereka

Menyadari mangsa mereka terlepas maka bagaikan segerombolan serigala mengejar mangsa mereka juga menghambur mengejar langkah kaki anna didalam kegelapan malam.

TERJEBAK

"Lari.... Aku harus lari..." Monolog batin anna meskipun bermodalkan keremangan sinar rembulan dibalik dedaunan rimbun ia hanya bisa menerabas apa saja yang ia lewati bahkan berkali-kali ia dapat merasakan tangannya tergores ranting dan duri

Brruukkk akar pepohonan rindang yang mencuat kepermukaan tanah menyandung kaki dan membuat langkahnya terhenti membuat anna jatuh tersungkur dan wajah cantiknya terjerembab ke tanah basah

Awww.. Lirihnya saat merasa cairan mengalir keluar dari hidungnya ia dengan cepat menutup hidungnya

Da..Darah lirihnya lagi saat melihat cairan berwarna gelap diujung jarinya air mata sudah tidak mampu lagi ia tahan anna merangkak masuk kedalam akar pohon besar beruntung tubuhnya ramping jadi ia dapat dengan mudah meringkuk didalamnya

"Kemana wanita ****** itu cepat cari dia... Jangan biarkan dia bebas atau kalian akan kehilangan 200 juta itu"

"Baik bos.. Cepat cari sampai ketemu jika ketemu bunuh saja"

"Kok dibunuh bos apa tidak sayang, apa kita jadikan budak s*x kita saja"

"Terserah kalian yang pasti saya ingin dia ditemukan"

Dengan perasaan takut ia meringkuk di sela akar pohon besar meskipun darah terus mengalir dari hidungnya namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain duduk diam agar ia tak ditemukan langkah kaki terdengar berpencar kesana kemari membuat anna hanya bisa memejamkan mata dan sebisa mungkin menahan nafas agar tidak memburu

Tuhan tolong kirimkan malaikatmu selamatkan aku.. Lirihnya didalam hati

Takk suara akar pohon patah terdengar tepat didepannya belum sempat ia mendongak sebuah tangan berhasil membekap wajahnya dan membawanya pergi dengan menggendong tubuh mungilnya

Remang sinar rembulan yang mengintip dari balik daun menampilkan siluet wajah seorang lelaki tampan namun belum sempat ia memperjelas pandangannya anna sudah tak sadarkan diri yang ia ingat saat itu hanya keinginannya untuk hidup bagaimana pun caranya ia harus mencari tahu konspirasi apa dibalik semua itu 'Flashback off')

Bruukkk sebuah tubuh terlempar tepat dihadapan anna dengan hati bergetar ia berteriak prustasi saat melihat kondisi orang itu

"To..tolo..ng" Lirihnya

"Menjauh.. Jangan jangan mendekat.. Tidaakkk jangan" Anna berteriak ketakutan dan meronta-ronta saat sesosok tubuh itu mencoba mencapai kakinya

Braakk pintu rumah kabin terbuka seorang lelaki yang tubuh kekar masuk dengan santainya ia melempar sesuatu ke dekat anna

"Aaaaaakkkkkkkkkkkk"

Anna berteriak prustasi saat melihat kulit wajah lengkap dengan bentuk hidung, mata dan mulut berlumuran darah terpampang nyata didepannya dan saat melihat sesosok orang itu ternyata ia sudah tidak memiliki wajah atau wajahnya telah dikuliti hidup-hidup dengan brutal

Buug pisau berburu menacap didekat tubuh lelaki itu anna sudah tidak mampu membuka matanya dengan erat-erat ia memejamkan matanya dan hanya mendengarkan suara berat milik lelaki itu berbicara

"Sudah ku katakan, jaga dia dengan baik... Aku selalu mengawasimu namun... Kau menyakitinya dan membuatnya takut.. Kau mampir menodai kesuciannya... Bajingan sekali sayang" Bisiknya

"Am..ampun bos"

Anna membuka matanya mengintip dan ternyata lelaki itu adalah orang yang menjaganya seminggu ini dan orang yang hampir memperkosanya tadi

"Hei buka matamu"

"Bu ka .. Mata....mu" Suara lelaki itu memerintah anna

"BUKA MATAMU" bentaknya membuat anna dengan cepat membuka matanya tak bisa dipungkiri perasaan anna benar-benar ketakutan apalagi saat ia melihat lelaki itu nampak menarik rambut lelaki tak berwajah itu dan bersiap untuk menggorok lehernya

"Lihat dan buka matamu" Perintahnya membuat anna sudah tak tahan menahan tangisannya dalam diam anna menangis sesenggukan dan prraakk darah menyembur kemana-mana saat ia menghunus pisau tajamnya ke leher lelaki tak berwajah itu anna dengan tubuh bergetar hebat menyaksikan semua hal yang tidak pernah ia lihat sebelumnya

Kali ini ia merasa apa selanjutnya adalah dia, terlebih tatapan mata lelaki itu kini mulai tertuju kepadanya wajah cantik anna terkena noda darah dengan nafas tersengal-sengal ia mencoba menahan air matanya

"Ja-jangan menangis" Ucapnya mendekat kepada anna dengan lembut ia menyeka noda darah di pipi anna

"Jangan takut, aku sudah membunuhnya sekarang kau aman" Bisiknya membuat anna tidak tahu harus berkata apa satu sisi ia merasa aman karena lelaki mesum itu sudah tewas namun sisi lain ia merasa terancam karena saat ini ia yakin sedang bersama seorang lelaki psikopat

"Aku akan kembali" Ucapnya dengan cepat ia berlari meninggalkan anna bersama mayat lelaki mesum itu

"Ayahh..." Lirih anna sesenggukan setelah lelaki itu pergi dengan susah payah ia menjauhkan diri dari mayat itu yang ada dipikirannya adalah bagaimana jika mayat itu hidup kembali

"Apa aku akan gila.. Ya sepertinya aku mulai gila" Lirih anna saat merasa kepalanya menjadi sangat pening dan perutnya menjadi mual karena aroma anyir darah

Sejam berlalu anna merasa tubuhnya semakin lemah nafasnya menjadi sesak dan berat

"To..tolong" Lirihnya sebelum ia terjatuh dan tak sadarkan diri

Dan saat ia membuka mata ternyata saat ini ia sudah berada ditempat berbeda tempat yang berbanding terbalik dengan hal barusan Anna mengucek-ngucek matanya dan seketika ia tertegun kenapa aku bisa mengucek mataku padahal tadi tanganku terikat, a..apa aku sudah mati.." Lirih anna dengan nafas tak teratur saat tengah memikirkan nasibnya tiba-tiba pintu kamar yang terbuat dari kayu dengan ukiran indah itu terbuka

"A-apa dia malaikat" Cicit anna saat seorang perempuan dengan penampilan rapi masuk dan menghampirinya

"Nona Wolf" Ucap wanita itu sembari menatap anna dengan sopan

"A..apa nama kita akan berubah juga kalau kita sudah mati" Monolog batin anna

"Nona wolf perkenalkan saya Kla saya adalah asisten rumah tangga senior ditempat ini" Ucapnya lagi anna lagi-lagi dibuat kebingungan

"Apa disorga ada pembantu juga" Bisik batinnya lagi

"Nona wolf ayo ikut saya" Ia menghampiri anna dan mengulurkan tangannya dengan ragu anna mengulurkan tangannya juga menyambut tangan wanita itu

"Apa aku akan terbang" Tanya nya membuat wanita bernama Kla itu mengernyitkan kening menatap anna kebingungan namun ia tak menjawab pertanyaan anna ia membawa anna keluar dari kamar itu dan membawa anna pergi sesaat ia terhipnotis dengan design tempat itu tidak terlihat seperti surga atau neraka namun itu seperti sebuah rumah besar yang mirip seperti mansion pilar-pilar besar menopang atap rumah itu dengan ukiran khas eropa tanpa sadar anna ternyata dibawa kesebuah tempat seperti ruangan yang tidak cukup besar namun cukup nyaman

"Nona ayo saya bantu" Ucapnya membawa anna masuk kedalam ruangan itu anna kembali dibuat kagum tempat itu dihias dengan apik seperti sebuah kamar pengantin namun lengkap dengan gaun-gaun cantik yang menggantung tersusun rapi

"Bisa dimulai" Ucap kla dan tiba-tiba seorang wanita juga masuk membawa koper

"A-apa yang akan kalian lakukan" Tanya anna setelah ia mengumpulkan semua nyalinya untuk bertanya

"Kami hanya mengikuti perintah nona" Jawab kla cepat ia segera pergi meninggalkan anna dan wanita itu anna mulai dirias dengan cepat sejujurnya anna masih kebingungan ia memang terbiasa dengan hal ini bagaimana pun anna putri tunggal keluarga kaya jadi tentu saja ia sudah terbiasa dengan riasan-riasan seperti itu namun yang ia bingungkan siapa orang-orang ini dan mengapa mereka memanggilnya nona Wolf ?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!