Anak laki-laki itu bangun dari tidurnya dengan linglung, dia masih belum sadar dengan keadaan sekelilingnya.
Dalam ingatannya, semalam dia masih bermain games dengan temannya dalam sebuah permainan games yang membutuhkan kerjasama team.
Saat permainan itu hampir mencapai puncaknya, ruangan tempatnya bermain tiba-tiba menjadi gelap gulita dan sebuah kilatan petir berwarna putih kebiruan terlintas di depan matanya.
"Ahhh"
Dia berteriak kesakitan, otaknya terasa terbakar, tubuhnya mengejang dan dia langsung jatuh tidak sadarkan diri lagi.
Dia mengerjapkan matanya karena sinar matahari yang masuk melalui celah rumah kayu itu menyilaukan matanya.
Dengan perasaan bingung, dia mencoba untuk membuka matanya yang masih terasa berat...
"Di.. dimana aku, apa aku ada di rumah sakit ataukah aku sudah mati".
Teringat kejadian terakhir semalam, dia masih bisa merasakan sedikit rasa sakit di kepalanya, dia membuka matanya setelah menyesuaikan pandangannya dengan keadaan sekelilingnya.
" Ah, apa yang terjadi padaku".
Dia berteriak karena kaget saat melihat kondisi tubuhnya, tangan dan kaki yang kurus, badan yang kecil, dia langsung menyadari bahwa itu bukan tubuh yang dia miliki sebelumnya, jelas itu tubuh seorang anak yang berusia sekitar 10tahun.
Bukankah dia baru berulang tahun ke 17 tahun berapa minggu yang lalu dan kakeknya membelikan sebuah konsul permainan komputer terbaru untuknya.
"Apa yang terjadi dengan diriku".
" Ah untungnya ini tubuh laki-laki ".
Meskipun masih linglung tetapi dia bersyukur bahwa dia ada dalam tubuh laki-laki dan memang dia seorang laki-laki, bagaimana kalau dia terlahir lagi dalam tubuh perempuan, pasti dia akan lebih bingung lagi.
Dia duduk di atas ranjang itu, melihat kembali keseluruhan tubuhnya, dia bangun dan berjalan untuk melihat cermin yang ada di dinding rumah itu, ya benar, itu memang wajahnya tapi itu bukan tubuhnya.
"Apakah aku kembali ke masa kecilku dulu ya"
Dia merenung sejenak tetapi saat dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu, dia menyadari bahwa bangunan itu berbeda dengan ingatan masa kecilnya.
Bangunan rumahnya terbuat dari batu beton tapi bangunan rumah ini dari kayu dan begitu sederhana, hanya ada sebuah ranjang kayu, sebuah meja dan dua bangku yang semuanya terbuat dari kayu.
Ruangan kamar masa kecilnya dulu sangat besar dan semua perabotan terbuat dari marmer dan kayu dengan kualitas terbaik tetapi perabotan kayu dalam kamar itu bukan hanya sangat sederhana tetapi juga terlihat kualitas kayunya sangat buruk.
Kasar dan tidak ada terlihat jejak cat pernis di permukaan kayu itu, bisa dikatakan itu pasti furnitur yang tidak berharga.
Dia berjalan dengan terhuyung-huyung dengan kaki kecilnya menuju pintu keluar, angin keras menerpa wajah kecilnya.
"Hhh, dingin sekali"
Saat pintu terbuka, pemandangan putih tersaji depan matanya, salju memenuhi semua tempat itu dan itu sungguh berbeda dalam ingatan tentang tempat tinggalnya pada masa kecilnya.
"Jadi dimana aku"
Rasa dingin yang membekukan itu tidak begitu dia rasakan sehingga dia menjadi heran karena dalam ingatan sebelumnya tempat tinggalnya ada di negara tropis yang tidak mengenal musim dingin.
Tapi saat itu dia tidak merasa terlalu dingin seolah-olah tubuhnya sudah sangat terbiasa dengan suhu dingin di tempat itu, meskipun pakaiannya juga tidak tebal.
Angin kencang itu tidak nyaman, dia menarik lagi pintu itu untuk menutupnya tetapi sebelum pintu itu tertutup, sebuah tangan terulur untuk menahannya.
Itu tangan yang indah, putih seperti giok dengan jari-jari yang lencir, dia menyerah untuk menarik pintu itu, melepaskannya dan membiarkan pemilik tangan putih itu untuk membuka pintu.
Saat sosok tubuh pemilik tangan itu melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruangan itu, anak laki-laki itu tertegun.
"Oh sebuah keindahan yang langka".
"Apakah aku di Surga, dia pasti seorang dewi! "
Ada banyak gadis cantik yang dikenalnya di bangku kuliah tetapi dia tidak pernah melihat perempuan muda secantik yang ada di hadapannya saat itu.
Dia terpana, matanya tidak berkedip menatap sosok sempurna di hadapannya, mulutnya terbuka lebar, tanpa sadar air liur menetes di sudut mulutnya.
"Hi Hi Hi"
Perempuan muda itu tertawa dengan tangan menutupi mulutnya saat melihat anak laki-laki itu menatapnya dengan pandangan kosong.
"Kamu sudah bangun, untunglah kamu tidak apa-apa, aku mengkuatirkanmu sepanjang malam".
Perempuan muda itu mengangkat tangannya dan menaruh telapak tangannya pada dahi anak laki-laki itu lalu dia mengangkat anak itu kedalam pelukannya.
"Ah"
Anak laki-laki itu mendesah tetapi dia tidak menolak perempuan itu menggendongnya, meskipun dia ada dalam tubuh anak-anak tetapi jiwanya adalah jiwa seorang pemuda yang beranjak dewasa.
Dia merasa sedikit terbakar, mencium keharuman aroma tubuh gadis itu, dia menghirup dengan rakus, dia menyandarkan wajahnya ke dada gadis itu dan merasakan kelembutan yang menenangkan perasaannya.
Dia membayangkan roti isi daging yang lembut, eh kenapa kok malah bayangin roti isi daging, he he he.
Sungguh dia mau selamanya di situ, tidak perlu turun lagi tapi harapannya tidak terwujud, perempuan muda itu membawanya ke ranjang dan meletakkannya di sana.
"Jangan turun dulu, tubuhmu masih lemah, apakah tubuhnu masih terasa sakit"
Anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya, dia tidak menjawab pertanyaan perempuan muda itu karena dia masih bingung dengan keadaan dirinya.
Perempuan muda itu meninggalkannya untuk membuatkan teh hangat untuknya, dia merebus air dan juga merebus dua buah telur ayam di tungku kayu kecil yang ada di pojok ruangan itu.
Saat itulah beberapa potong ingatan mulai membanjiri pikirannya, dia mulai memahami siapa dirinya yang sekarang.
Anak laki-laki itu bernama Wie Ham adalah anak seorang perwira tentara dari kota Landap yang kehilangan kedua orang tuanya saat dia masih berumur 3 tahun.
Perempuan muda itu bernama Siau Jing, dia anak dari teman ayahnya yang berjuang bersamanya di medan perang yang menitipkan anak perempuan itu saat dia berusia 5 tahun dalam pengasuhannya karena anak itu sudah kehilangan ibunya dari sejak kelahirannya.
Jadi perempuan muda itu sudah mengasuh Wie Ham sejak dia dilahirkan dan dia sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri, saat ini dia berumur 15 tahun, jadi ada selisih umur 5 tahun diantara keduanya.
Sayangnya keluarganya semua musnah saat gerombolan penjahat datang untuk membunuh orang tuanya dan saat hal itu terjadi ibu Wie Ham menyuruh anak gadis itu untuk lari menyelamatkan diri dengan membawa Wie Ham yang baru berusia 3 tahun saat itu.
Seperti sebuah hal yang kebetulan, seorang master beladiri dari sebuah sekte kuno melewati tempat itu dan menyelamatkan mereka dan membunuh semua gerombolan penjahat itu.
Anak laki-laki itu sempat terjatuh bersama gadis itu saat melarikan diri bersamanya, kepalanya tidak sengaja terbentur batu dan darah memenuhi kepala anak itu.
"Anak itu hanya akan jadi beban bagimu, tinggalkan saja dia, aku akan membawamu ke perguruan ku, engkau punya fisik yang bagus untuk berlatih beladiri".
" Tidak, aku tidak akan meninggalkannya untuk mati, aku mau ikut denganmu kalau engkau mau menyelamatkannya , kalau kamu tidak mau, tinggalkan saja kami di sini".
Gadis itu bersikukuh untuk tetap membawa anak laki-laki itu, dia tidak mau melepaskan nya dari gendongan nya.
Dengan enggan, master itu akhirnya menyetujui permintaan anak gadis itu tetapi tanpa setahu gadis itu, master itu memijat satu titik akupunktur di leher anak laki-laki itu yang menyegel pikirannya.
Master itu membawa mereka ke tempat tinggalnya, dia memegang tangan anak gadis itu yang tetap menggendong Wie Ham di pelukannya.
Dengan mudah master itu membawa mereka berdua terbang melintasi daerah pegunungan bersalju sampai tiba di suatu pulau di tengah danau yang besar.
Anehnya meskipun daerah itu bersalju tetapi air danau itu tidak membeku menjadi es bahkan air danau itu terasa hangat.
Sejak saat itu, mereka tinggal di sana, sayangnya Wie Ham menjadi anak yang terbelakang mental, sampai usia 10 tahun, dia masih kesulitan berbicara dan mentalnya seperti anak berusia 3 tahun.
Meskipun demikian, Siau Jing sangat mencintai adiknya, dia merawat dan membesarkan anak itu secara pribadi dengan cinta seorang ibu meskipun pada saat dia membawa Wie Ham ke sana, dia hanya seorang anak berusia 8 tahun saat itu.
Sejak saat itu Siau Jing resmi menjadi murid inti dari master itu yang bukan hanya melatihnya ber kultivasi tetapi juga merendam dan memberi makan banyak ramuan untuk Siau Jing.
Siau Jing memiliki tubuh yang istimewa bahkan jiwanya juga adalah jiwa yang murni yang dibutuhkan untuk membuat jiwa abadi dan awet muda.
Tidak disadarinya bahwa master itu sedang mempersiapkannya untuk rencananya sendiri, rencana yang sangat jahat tetapi dia membungkus semua rencananya dengan baik sehingga tidak ada satupun muridnya yang menyadari bahwa master mereka ternyata adalah seorang penjahat besar,.
Sekte Kuno itu dikenal sebagai sekte yang menjunjung kebaikan dan dikenal sebagai sekte yang lurus, jadi tidak ada yang pernah menduga bahwa justru master itu adalah seorang pembunuh berdarah dingin.
Tuan dari sekte itu biasa dipanggil dengan panggilan Master Of, dia memiliki perawakan sedang dengan wajah yang cukup tampan dengan garis wajah seperti orang barat dengan mata biru yang mempesona.
Tidak ada orang yang tahu berapa usia nya yang sebenarnya karena tetapi pasti sudah cukup tua karena orang-orang yang lebih dahulu tinggal di tempat itu lebih dari 100 tahun mengatakan bahwa wajahnya memang seperti itu sejak awal mereka datang ke tempat itu.
Master Of memiliki karisma yang luar biasa, di pelataran dalam tidak ada laki-laki lain yang tinggal di sana kecuali dirinya karena dia tidak mengijinkan ada laki-laki yang tinggal di sana, oh maaf, tidak juga.
Ada laki-laki lain dan itu adalah Wie Ham, itu karena kondisinya yang khusus karena Siau Jing tidak mau berpisah darinya dan juga dengan keadaan mentalnya yang tetap pada anak balita sehingga master Of tidak melihatnya sebagai ancaman bagi dirinya.
Master Of hidup seperti raja dari kerajaan kecil dengan semua perempuan yang melayaninya dan tidak ada perempuan dengan wajah yang biasa di pelataran inti, semuanya memiliki bentuk tubuh dan wajah di atas rata-rata.
Meskipun demikian tidak ada persaingan antar perempuan yang ada karena master Of menemukan dan mendidik mereka dari usia balita.
Master Of menerapkan sistem wortel dan tongkat pada pengikutnya dan kalau ada yang tidak menyenangkan maka orang itu dapat dipastikan akan tiba-tiba hilang dari tempat itu.
Dia selalu katakan bahwa orang-orang itu sudah dikirim untuk misi tetapi tidak ada yang pernah kembali, tidak ada seorangpun yang tahu, mereka dikirim untuk misi seperti apa.
Ada misi yang dijalankan oleh murid-murid disana dan mereka akan kembali setelah selesai dari tugas misinya kecuali misi khusus itu.
Banyak dari mereka yang memujanya dan dengan senang hati melayaninya tetapi dia tetap terlihat seperti orang yang suci karena di penampilan luarnya, master of tidak terlihat seperti orang yang mesum.
Jadi semua perempuan yang tinggal di pelataran dalam adalah perempuan perawan yang suci terlebih murid di pelataran inti.
Inilah murid-murid kepercayaannya yang memiliki ilmu beladiri yang sangat tinggi, mereka diketahui memiliki tubuh fisik yang langka dengan elemen es yang murni.
Menjadi murid inti tentu mereka mendapatkan keistimewaan dalam perawatan dan pendidikan tetapi juga ada batasannya.
Murid-murid inti hanya bisa tinggal di pelataran dalam kalau mereka dapat mempertahankan kemudaan dan kecantikannya.
Itulah yang membuat panasnya persaingan mereka dalam ber kultivasi karena hanya mereka yang bisa melangkah dalam alam prajurit beladiri yang bisa memiliki umur panjang dan mempertahankan kemudaan mereka meskipun sudah berusia di atas 100 tahun.
Meskipun master Of terlihat hanya seperti pemuja keindahan dan bukan laki-laki mesum yang suka bermain dengan perempuan tetapi ada rahasia yang sangat dalam.
Dia memang tidak bisa berhubungan dengan sembarang perempuan karena dia memiliki atribut fisik dewa api yang mengharuskannya untuk berhubungan badan dengan perempuan yang memiliki atribut fisik Dewi es.
Itupun tidak sembarang perempuan dengan atribut fisik Dewi es tetapi juga harus memiliki atribut jiwa yang murni dan harus seorang perawan.
Perempuan dengan atribut yang sempurna seperti ini hanya akan muncul paling cepat 100 tahun sekali dan oleh karena ilmu yang dipelajarinya, perempuan itu harus dipersiapkan secara khusus dengan ramuan dan mencapai atribut fisik Dewi es sempurna.
Sayangnya setelah selesai dengan hubungan itu, perempuan itu akan mati karena dalam hubungan itu, master Of akan menyedot semua apa yang sudah ditanamkan dalam tubuh perempuan itu sehingga perempuan itu akan mati dan tubuhnya akan layu dan mengering.
Untuk ini, master Of akan secara khusus turun gunung menjelajahi seluruh dunia untuk menemukan perempuan dengan ciri seperti itu.
Tentu saja itu tidak dilakukannya secara acak, dia memiliki mata di seluruh dunia melalui murid-murid yang tersebar di semua negara dan faksi.
Saat dia sudah mendapatkan informasi yang bisa dipastikan keabsahannya, barulah dia akan turun gunung untuk menemukan dan menjemput buruannya.
Luar biasa bahwa perempuan pilihannya itu akan selalu merasa berhutang budi kepadanya karena dia akan muncul sebagai pahlawan yang menyelamatkan keindahan.
Itulah yang sebenarnya terjadi pada keluarga Wie Ham, gerombolan itu adalah murid-murid dari pelataran luar yang ditugaskan untuk meneror keluarga buruannya.
Setelah dipastikan semua keluarga dari perempuan muda itu dibinasakan barulah dia akan datang untuk membasmi dan menyelamatkan perempuan muda yang menjadi incarannya.
Sangat bersih dan tidak ada satupun saksi mata yang dibiarkan hidup bahkan murid-muridnya sendiri yang tidak menduga bahwa misi yang diberikan master Of adalah misi terakhir mereka.
Tentu dalam kasus Wie Ham dan Siau Jing adalah sebuah pengecualian yang baru pertama kali terjadi dalam waktu 1000 tahun tetapi master Of sudah mengamankan situasinya.
Meskipun Wie Ham masih bayi yang berusia 1 tahun dan belum mengerti apa-apa saat itu tetapi master Of tetap tidak mau mengambil resiko untuk memelihara seekor naga.
Kegigihan Siau Jing telah menyelamatkan nyawa Wie Ham tetapi master Of sudah menyegel kemampuan otaknya sehingga Wie Ham hanya bertumbuh usia dan fisiknya saja, tidak dengan kemampuannya.
Master Of akan membunuhnya setelah dia mendapatkan tubuh dan semua hasil kultivasi Siau Jing untuk mempertahankan umur dan kemudaannya.
Meskipun master Of sudah menyelamatkan mereka tetapi Siau Jing tidak merasa berhutang budi kepada master Of karena tanpa sengaja dia mengetahui maksud master Of melalui seorang perempuan yang diam-diam membencinya.
Perempuan itu murid inti pelataran dalam yang melayani master Of secara pribadi, yang melihatnya sebagai saingan cinta karena melihat master Of memberikan perawatan khusus dan spesial bagi Siau Jing.
Terlalu asyik membully, suatu saat tanpa sadar dia keceplosan mulut dan memberitahukan rahasia itu yang diketahui oleh perempuan itu dari master Of yang sangat mempercayainya.
Meskipun perkataan itu tidak berlanjut karena perempuan itu sadar bahwa dia sudah keceplosan mulut tetapi Siau Jing segera menyadari bahwa itu adalah sebuah kebenaran saat dia tidak lagi menemukan keberadaan perempuan itu.
Master Of menyempurnakan Siau Jing dengan merendam tubuhnya dalam ramuan setiap malam dan ber kultivasi dalam gua yang ada dalam kedalaman pulau itu.
Gua itu terletak di kedalaman 100 meter di bawah permukaan laut dan berbeda dengan kondisi di luar, gua itu justru terletak dalam inti kawah dari gunung api yang tersembunyi dari pandangan orang di luar.
Tentu itu merupakan siksaan yang luar biasa bagi Siau Jing pada awal dia bermeditasi di sana tetapi setelah menjalaninya dalam berapa tahun, dia sudah mulai terbiasa.
Siau Jing dipersiapkan dalam kurun waktu 20 tahun untuk mencapai atribut fisik sempurna dan pada saat tepat usia 16 tahun dimana dia akan mendapatkan haid pertamanya dan pada saat bulan purnama sempurna, dia harus menjalani waktu pengorbanannya kalau tidak semua yang dilakukan oleh master Of akan menjadi sia-sia.
Ritual itu akan dikerjakan dalam ruang terbuka di bawah sinar bulan purnama untuk menarik kekuatan energi dari bulan yang akan menyempurnakan transfer energi dari tubuh dan jiwa Siau Jing untuk master Of.
Itulah sebabnya master Of terlihat sabar dan mengijinkan Wie Ham menjadi laki-laki ke dua di antara semua perawan di pelataran inti karena dia tahu dengan jelas bahwa Wie Ham tidak akan bisa melakukan fungsi ke laki-laki annya meskipun nanti dia dewasa.
Tetapi masa depan, siapa yang tahu???
Terimakasih untuk kesetiaannya membaca cerita ini, dukunglah dengan men share link cerita ini dan memberikan like dan donasi buat beli HP baru 😏😄👍
Saat Siau Jing menemukan bahwa takdirnya sudah ditentukan, dia tidak pasrah saja tetapi dia sudah bertekad untuk lebih keras ber kultivasi untuk memperkuat tubuhnya dan naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam setahun ke depan sebelum waktu pengorbanan.
Dia tahu dia tidak akan mungkin dapat melarikan diri dari tempat itu apalagi dengan membawa Wie Ham dengan kondisi mentalnya yang seperti itu.
Jalan satu-satunya adalah dia harus naik pada ketinggian alam dewa untuk bisa mengalahkan master Of, meskipun itu terlihat tidak mungkin tetapi juga bukan sebuah hal yang mustahil.
Saat mendekati waktu pengorbanannya, saat itulah kondisi terlemah dari master Of dan itu mungkin saat yang tepat untuk membunuhnya.
Kalau dia harus mati, dia akan mati bersama dengan adiknya karena dia tidak mungkin meninggalkannya sendiri.
Sejak kecil anak itu sudah bergantung kepadanya dan dia benar-benar tidak bisa mandiri tetapi yang tidak dipikirkan dan diduganya, sebenarnya Wie Ham sudah beralih jiwa dengan orang lain.
"Awi, makan dulu telurnya dan minum teh ini selagi hangat".
Siau Jing sudah mengupas telur itu, meletakkannya di telapak tangan Wie Ham, sementara itu dia meniup air teh di gelas itu sebelum menyerahkannya kepada Wie Ham.
Wie Ham melihat dari sudut matanya dan dia merasakan kehangatan mengalir du hatinya, sejak kecil dia juga sudah kehilangan orang tuanya.
Dia tinggal bersama keluarga besar kakeknya yang meskipun sangat menyayanginya tetapi tidak pernah memberikan perhatian sepenuhnya karena sibuk mengurus bisnisnya.
Keluarga paman dan bibinya juga tidak ada yang dekat dengannya, itu sebabnya dia selalu suka bermain game virtual dengan teman-teman dunia mayanya.
Di dunia itulah dia dengan bebas mengekspresikan dirinya, permainan beladiri yang dimainkannya sudah masuk dalam level tertinggi di kotanya bahkan dia pernah menjuarai kejuaraan beladiri virtual di provinsi.
Game virtual itu hampir terasa nyata, pemain game itu berdiri di dalam ruangan yang dikelilingi oleh layar virtual, dia menggunakan helm, tangannya menggunakan sarung tangan yang dihubungkan secara wifi dengan mesin game.
Jadi saat dia bermain game, dia akan terhubung dengan teman-temannya yang lain dari berbagai kota yang berbeda, kadang dia bermain sendiri kadang dia bermain kelompok.
Saat dia bermain, dia akan mendapatkan atribut dalam berbagai macam bentuk atribut: energi, kekuatan, elemen juga buku suci beladiri yang otomatis meningkatkan permainannya.
Atribut itu muncul secara acak dalam bentuk gelembung-gelembung yang berisi masing-masing atribut sesuai dengan apa yang diatur oleh sistem.
Bahkan dia juga bisa mendapatkan atribut beladiri yang dimiliki oleh lawan yang dikalahkannya. Permainan itu sangat menyenangkan sehingga membuatnya lupa diri sama seperti saat kematiannya.
"Eh aku tidak mati, hanya berpindah ke alam dimensi yang berbeda, mungkin ini adalah berkat karma baikku dalam sepuluh ribu kehidupan yang lalu".
Dia diam-diam merenunkan hal itu sambil menikmati telur ayam itu, habis satu, Siau Jing sudah meletakkan sebutir telur lain yang sudah dikupas nya di telapak tangannya
Dia menggenggam telur itu, merasa mungkin lebih baik menyimpannya daripada memakannya karena telur itu diberikan oleh perempuan muda yang cantik di hadapannya dengan rasa cinta keibuan.
"Ah aku tidak mau dia jadi ibuku, aku mau dia jadi kekasih ku, dia sudah banyak berkorban dan menderita untuk Wie Ham yang lama. Aku berjanji aku akan jadi kuat untuk melindunginya sebagai bentuk rasa terimakasih ku untuk hidup yang baru ini".
Selagi pikirannya mengembara dengan liar, telapak tangan Siau Jing mengelus kepalanya sambil berkata dengan lembut kepadanya.
"Kenapa telurnya dipegang saja, ayo dimakan dulu baru minum lagi teh nya".
Pikirannya yang mengembara ditarik kembali kedalam kesadarannya, dia segera memakan telur itu dan kemudian menyesap tehnya.
Dia meminumnya perlahan-lahan, merasa sayang kalau harus meminumnya dengan cepat, dia mengangkat kepalanya dan memandang lekat-lekat wajah di depannya.
"Kenapa, ada apa di wajahku"
"Hi Hi Hi"
Siau Jing tertawa, suara tawanya sangat enak untuk didengar, dia ingin terus mendengar tawa itu sepanjang hidupnya.
"Ayo mandi dulu baru kita akan beristirahat".
" Mandi?, mandi dimana? "
Itu hanya ada dalam pikirannya, dia tidak mengucapkannya, Siau Jing mengambil bajunya dari cincin penyimpanan di tangannya.
Dia menarik tangan Wie Ham dan membawanya keluar, rupanya mereka pergi ke pemandian umum, itu ada dipinggir danau yang dikitari dengan tembok sekelilingnya.
Anehnya airnya sangat hangat, dia menduga pasti ada sumber air panas di daerah itu, bukan hanya mereka berdua di tempat itu, sudah ada banyak perempuan di tempat itu.
Dari yang berusia enam tahun yang termuda sampai perempuan muda yang terlihat berusia paling tua 30 tahunan, tentu saja sebenarnya ada yang lebih tua dari itu usianya.
Hanya karena mereka sudah masuk naik ke tahap Seniman beladiri puncak apalagi jika sudah naik ke tahap alam dewa.
Mereka akan bisa mempertahankan kemudaannya bahkan untuk perempuan yang sudah berusia ratusan tahun.
Wie Ham merasa risih tetapi tidak ada seorangpun yang merasa aneh dengannya karena mereka tahu keadaan mentalnya, bagi mereka dia hanya anak kecil yang malang.
Dia juga menjadi hiburan bagi para perempuan itu, mereka sering bercanda dengannya dan dia hanya akan menatap mereka dengan malu-malu.
Dadanya menjadi panas, dia bukan anak kecil, jiwanya adalah jiwa seorang pemuda yang sudah merasakan ketertarikan kepada lawan jenisnya.
Hanya dia terperangkap dalam tubuh muda ini, memandang semua keindahan itu secara bebas, dia benar-benar merasa sangat beruntung.
Hal yang dulu hanya ada dalam angan-angannya, saat ini semua terasa ada dalam genggamannya.
Siau Jing sudah melepaskan semua pakaiannya dan melepaskan pakaian nya sendiri, Wie Ham hampir meneteskan air liur dan merasa mau mimisan, untungnya hal itu tidak terjadi.
Siau Jing memiliki tubuh yang bisa membuat pria terobsesi dan perempuan cemburu, semampai dengan semua lekuk tubuh yang tepat, pinggangnya penuh dan pinggulnya membulat, belum lagi kepenuhan di dadanya yang cukup nyaman untuk disandari.
Dibawahnya ada sepasang kaki indah yang panjang dan kulitnya halus dan putih seperti putih telur yang baru dimakannya.
"Lha kenapa kok jadi ingat sama putih telur"
Sepertinya dua butir telur itu tidak mengenyangkannya, apa yang ada didepannya saat ini, dia rasa itu saja yang dapat mengenyangkannya.
Siau Jing mengambil sabun dan membantu menggosok badannya secara menyeluruh, dia sedikit merasa geli saat tangan Siau Jing menyentuh bagian yang sensitif itu tapi tidak ada pembengkakan.
Benda itu masih sangat kecil dan terlihat tidak berdaya meskipun jiwa mudanya sedang meronta-ronta saat itu.
Siau Jing juga memintanya untuk menggosok punggungnya, itu membuat tangannya sedikit bergetar.
Siau Jing yang menyadari hal itu, salah mengerti.
"Dingin ya, kalau begitu ayo cepat naik"
"Uh bukan itu yang dipikirkan nya, dia justru tidak mau keluar dari danau itu, dia justru senang berlama-lama di sana karena dia bisa bebas membandingkan semua keindahan itu tanpa harus takut dipukuli"
Tapi dia tidak berbicara apa-apa, dia membiarkan Siau Jing untuk menyelamatkan dan mengeringkan badannya dan kemudian membantunya untuk memakai pakaiannya.
Mereka kembali ke pondoknya, Siau Jing membaringkannya di tempat tidur satu-satunya di ruangan itu, ranjang itu cukup besar untuk ditiduri berdua.
Siau Jing menyelimuti tubuhnya dengan selimut, mengecup dahinya dengan lembut.
"Oh aku ingin lebih, jangan cuma di dahi tapi di bibir ku juga"
Sayangnya dia tidak bisa meminta lebih untuk saat ini.
"Tidurlah, besok kakak akan menjalani kultivasi dalam pintu tertutup selama 1 tahun, kamu akan ditemani oleh kakak Upin mulai besok pagi"
Dia terkejut mendengar hal ini, belum sehari dia bangun, Siau Jing sudah mau meninggalkannya
selama setahun.
Bagaimana dia rela, dia tidak mau. Dia bangun dan memegang tangan Siau Jing dengan erat.
"A a aku mau ikut, ja ngan tinggal".
Siau Jing memandangnya, anak ini sudah biasa dia tinggalkan untuk melakukan kultivasi tertutup dan selama ini dia tidak pernah rewel.
"Apa mungkin karena dia baru sembuh dari sakit nya ya".
Memang Wie Ham baru saja sakit parah, sekitar dua minggu dia demam dan tubuhnya sangat lemah tapi tadi pagi dia bangun dan terlihat baik-baik saja.
Siau Jing jadi tidak tega melihatnya, dia mencoba untuk membujuknya.
"Jangan, tempat itu sangat panas dan tidak ada orang lain di sana, kakak juga tidak bisa menemani mu bermain karena kakak haus berkonsentrasi untuk ber kultivasi.
Kamu tinggal di rumah saja untuk bermain bersama kakak Upin dan teman-temanmu, kamu sudah lama tidak bermain dengan mereka".
Wie Ham memandangnya dengan tatapan keras kepala, akhirnya tatapan itu melunakkan hati Siau Jing.
"Baiklah, besok aku akan minta ijin master untuk membawamu tapi kalau dia tidak mengijinkan, tolong jangan mempersulit kakak ya"
Diam dia menganggukkan kepala kecilnya, kali ini dia tidak lagi menolak untuk tidur, dia tidak tahu apakah saat dia bangun pagi, dia akan kembali ke tempat asalnya dan kejadian hari ini hanya sebuah mimpi.
Tapi sungguh kalau itu hanya mimpi, dia tidak mau terbangun dan meninggalkan Siau Jing, tunggu saja besok.
Pelan-pelan kesadarannya menghilang, nafas yang teratur terdengar di telinga Siau Jing, dia tersenyum, kembali mengecup kening Wie Ham, dia membaringkan diri disampingnya dan menarik anak itu dalam pelukannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!