NovelToon NovelToon

Air Mata

Part 1

...~Wati~...

Mata wati sudah mulai mengantuk sementara suami nya belum juga pulang kerumah,namun jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam.

bagaimana tidak selama ini wati terus membuang pikiran buruk dari luar tentang suami nya,wati memilih pokus mengurus anak-anak nya dan berusaha menjadi istri yang baik untuk hasan.

Hasan adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, sementara wati adalah anak kedua dari enam bersaudara.

wati memang tergolong nikah muda ketikan mulai berumah tangga dengan Hasan,tidak heran usia mereka berdua berselisih empat tahun lebih tua hasan.

namun karna didikan kedua orang tuanya,wati memiliki sifat dewasa,apalagi dalam mengurus anak-anak nya.

menjadi seorang ibu membuat wati menjadi wanita yang lebih tangguh dan penyabar,sehingga wati dapat mengurus ketiga anaknya.

Hasan dan wati tergolong pasangan yang memiliki wajah yang masih muda dikalangan nya.

kesibukan hasan yang lebih banyak diluar membuat dia selalu berpenampilan rapi,berbanding terbalik dengan wati,wati lebih banyak menghabiskan waktu nya dirumah dan di kebun, membuat penampilan nya sering tidak terurus.

wati yang jarang berdandan membuat tetangga sering menyindir nya.

"aduh wati kamu itu masih muda,jangan sering pakai baju kesawah dan kekebun aja, sesekali berdandan biar suami kamu suka,bukan apa,tapi kamu tau sendiri kan kalau hasan itu sering kerja diluar,pasti banyak bertemu wanita cantik,apa kamu tidak takut suami mu menikah lagi"ucapan nenek resi yang selalu terngiang di telinga wati.

"tettttt....tetttt....

terdengar suara klakson sepeda motor hasan membuat wati terkejut ditengah lamunan nya.

dengan cepat wati lansung keluar dan membuka pintu,tak lupa wati melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

tanpa bertanya suaminya dari mana?atau kenapa pulang lambat? wati malah memilih diam,dan merasa lega melihat suami nya pulang dengan selamat.

"mas "ucap wati mencium tangan milik suaminya.

"anak-anak sudah tidur semua"tanya hasan sambil membuka jaketnya.

"sudah mas,mas mau makan"ucap wati lembut,hasan pun mengangguk setuju.

seperti biasa,setiap hasan pulang wati selalu melayani suaminya dengan sepenuh hati, menghidangkan makanan dan duduk menemani hasan makan sampai selesai.

"mas hampir semua orang sudah menanam padi tapi kita belum, sementara bibitnya sudah tinggi-tinggi" wati memulai obrolan.

wati memang mengelola sawah milik mertua nya,dari hasil panen padi itulah yang membuat mereka jarang membeli beras.

Hasan masih terdiam dan menyantap makanan nya.

"apa ngk sebaiknya kita segera kan,atau masukkan beberapa pekerja untuk di upah"timpal wati kembali

"mana cukup uang kita untuk bayar orang,sudahlah mening besok kamu temui mbak rahma,dan suruh dia bantu kita di sawah, sekalian bawa anak-anak juga biar bisa bantu"sahut hasan lembut.

wati menghela nafas nya"tapi mas,kan ngk enak cuma minta bantuan mbak rahma saja dengan sawah beberapa petak,apalagi tidak ada bayaran,mbak rahma juga punya kesibukan lain mas"ucap wati

"trus mana bisa mengharapkan anak-anak aja mas, apalagi anak-anak kan sekolah"timpal wati menahan kesal.

"bisaa,mbak itu cepat dan lihai kalau bekerja,dan nanam padi nya kan bisa pas anak-anak lagi libur sekolah"ucap hasan kemudian meneguk air minum nya.

"kalau gitu besoklah,besok kan hari Ahad,jadi anak-anak libur,kamu juga ikut kan mas"tanya wati

"besok? besok mas masih ada urusan, mungkin kalau urusan mas selesai,bisa nya cuma siang ke sore, itupun kalau siap ''sahut hasan santai.

"apa urusan mas tidak bisa di tunda dulu"tanya wati berharap

"aduh sayang mana bisa mas tunda,mas udah ada janji sama teman mas"sahut hasan

"kalau ngk nanam padi nya di tunda dulu"

"mas,mau sampai kapan ditunda lagi,ini udah kesekian kalinya,apa kita nanam nunggu padi yang lain berbuah"sahut wati kesal.

"ya sudah,kalau begitu kalian aja kesana duluan "ucap hasan.

"ayok kita tidur,mas capek"timpal hasan lalu pergi menuju kamar, lagi-lagi wati hanya bisa bersabar,wati memang sangat mencintai hasan,jadi semarah dan sekesal apapun,hati wati tetap lah luluh jika hasan sudah bicara,menurutnya selagi suami nya tidak pernah mengkhianati nya dia akan tetap setia.

seperti biasa,pagi-pagi sekali wati sudah memasak di dapur, menyiapkan sarapan pagi dan bekal makan siang untuk disawah.

seperti biasa ana dan nora ikut membantunya didapur,dari kecil anak-anak perempuan nya sudah di ajarkan dengan semua pekerjaan dirumah,jadi mereka semua sudah terbiasa dengan urusan rumah ataupun membantu bekerja.

sementara Aisyah anak yang tertua pergi melanjutkan kuliah nya di luar kota,sementara ana masih sekolah menengah atas dan nora sekolah menengah pertama.

selama aisyah tidak dirumah,ana dan nora lah yang membantu wati.

"maa kita kok masak banyak kali"tanya nora melihat ibunya wati merebus lima belas butir telur ayam.

"iya sayang,hari ini kita nanam padi disawah jadi sekalian untuk bekal makan siang disana"jelas wati,nora dan ana pun mengangguk paham.

"wah kita masak mie juga"ucap nora senang.

"iya biar cukup untuk makan pagi sampai siang"

wati memang sengaja masak mie goreng juga,karna dia tau kalau anak-anak suka mie goreng.

"sayang kalian berdua kupasi semua kulit telur nya ya,mama mau ketempat bik rahma dulu"ucap wati

"iya maa"sahut ana dan nora serentak.

dengan cepat wati memakai kerudung nya dan lansung bergegas kerumah kakak iparnya.

walaupun sudah menikah rahma memilih tinggal di kampung ibunya,wati pergi dengan berjalan kaki, kebetulan rumah rahma memang tidak jauh dari rumah nya.

"Wati mau pergi kemana,kok buru-buru"sapa buk malini yang sedang menjemur pakaian.

"eh buk malini,ini buk mau kerumah mbak rahma"sahut wati tersenyum kecil.

"kok pagi-pagi buta udah kesitu,kenapa rupanya"tanya buk malini kembali penasaran,buk malini memang salah satu ibu-ibuk yang suka kepo dengan urusan orang lain.

"bukan apa-apa kok buk,saya cuma mau bilang kan sama mbak rahma kalau pagi ini pergi ke sawah"jelas wati.

"kalau gitu saya duluan ya buk"timpal wati tak ingin berlama-lama.

setelah sampai,wati pun langsung mengetuk pintu.

tokk....tokk....tokkk

"mbakk... assalamualaikum..

"wa'alaikumussalam,eh tante"ucap ilham membuka pintu

"ibuk kamu dimana ham?" tanya wati sambil melirik kedalam.

"masih dikamar mandi,masuk tante"jawab ilham mempersilahkan wati masuk.

wati pun menunggu rahma keluar kamar mandi.

"sebentar ya tante,ibuk udah mau siap,tadi ilham udh bilang"ucap ilham lalu kembali ke kamarnya.

part 2

Dirumah rahma cukup sepi,suami nya yuda masih tidur,abran anak laki-laki yang tertua pergi tidur ditempat temannya, sementara kakak nya yang tertua dan anak perempuan sulungnya sudah menikah dan tinggal dirumah suami mereka masing-masing tinggal lah ilham dan huda anak yang paling bungsu dirumah.

"eh wati,ada apa pagi-pagi sudah datang"sapa rahma heran,karna tak biasanya wati berkunjung kerumah nya.

"ini mbak,hari ini kami mau nanam padi,mbak rahma ada kegiatan ngk hari ini,kalau tidak ada wati mau minta tolong mbak ikut bantu"ucap wati ragu

"oooituuu...jam brpa berangkat nya,biar mbak nyusul sendiri"sahut rahma tidak keberatan.

"pagi ini mbak,siap sarapan pagi lah,kalau mbak belum sarapan nanti sarapan dirumah aja, untuk bekal makan siang juga udah Wati siapkan"jelas wati

"Oya udah,nanti mbak nyusul aja,kalau soal makan pagi biar mbak makan dirumah mbak aja, soalnya mbak juga udh masak"jawab rahma ramah.

selesai mengobrol wati pun lansung pulang untuk melanjutkan masaknya yang tertunda

ternyata sampai dirumah wati mendapati ana sedang menyambal telur dan nora sedang memblender bumbu mie goreng.

wati pun tersenyum lega,melihat kebijakan anak-anak nya itu,karna dalam kondisi buru-buru anak-anak nya bisa diandalkan.

selesai memasak, makanan pun lansung dihidangkan,wati pun masuk kekamar membangun kan suami nya.

"mas,mas bangun"ucap wati menggoyang kan badan suaminya.

Hasan hanya berdehemm tanpa membuka matanya.

"mas ayok makan"seru wati kembali.

"emmm,duluan aja"sahut hasan menarik selimut nya.

Wati pun mendengus kesal"ya sudah kami makan duluan,nanti mas makan sendiri, soalnya kami semua mau kesawah"ucap wati kemudian meninggalkan hasan.

"maa,ayah ngk ikut makan"tanya ana yang melihat ibunya keluar kamar sendiri.

"entahlah,ayahmu bilang hari ini ada urusannya tapi jam segini masih belum bangun"omel wati

"oyaa mie goreng nya udh kalian antar sama nenek kalian?" tanya wati

"belum maa"

"antar dulu,karna sibuk jadi lupa bilang"ucap wati.

"biasanya pagi-pagi buta nenek udah main kerumah"ucap nora sambil mengunyah makanan nya.

"sudah-sudah,cepat habis kan makanan kalian, setelah itu kita berangkat"seru wati pada anak-anak nya.

******

"nek,ini mie goreng "ucap ana meletakkan sepiring mie goreng

"apa itu naaa.."tanya hasrian yang keluar dari kamar.

"mie goreng om"sahut ana tersenyum

hasrian adalah anak bungsu halimah,karna halimah sudah tua maka dia kini memilih tinggal bersama hasrian,pada hal hasan dan wati sudah bersikeras untuk menahan ibunya agar tetap tinggal bersama mereka.

namun halimah tetap menolak, alasan halimah menolak karna sudah banyak tanggungan hasan dan wati,jadi halimah tidak ingin membebani nya lagi.

sementara anak-anak hasrian masih kecil-kecil jadi halimah memilih bersama hasrian saja,lagi pula halimah bisa sekalian menjaga cucu nya,kalau suli istri nya hasrian repot.

*Flashback

dari ketujuh anaknya,halimah memang hanya memiliki dua anak laki-laki saja,halimah adalah sosok ibu yang luar biasa,ketika semua anak-anak nya masih kecil,suaminya jatuh sakit,hampir dua tahun suaminya sakit dan hanya berbaring di atas tempat tidur.

tanpa putus asa,sejak dari itu halimah sudah menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi anak-anaknya dan merawat suaminya.

Ahmad adalah suami halimah,ahmad memang sosok laki-laki pekerja keras, waktu itu ahmad pergi membersihkan rumput liar di kebun,ahmad menebangi pohon-pohon kecil,dan membersihkan nya memakai golok panjang.

tanpa sadar pisau atau golok yang dipakai meleset dari tangannya, hingga mengenai dibagian paha kaki nya.

cedera yang di alami ahmad membuat dia tak bisa berjalan lagi, semenjak dari itulah halimah harus mencari nafkah sendiri.

hampir dua tahun lamanya ahmad sakit,hingga suatu hari dia pun menghembuskan nafas terakhir nya ketika anak-anak masih membutuhkan sosok ayah.

kepergian ahmad membuat halimah merasakan kesedihan yang mendalam,namun status janda tidak membuat halimah ingin menikah lagi.

semenjak itu halimah hanya pokus membesarkan anak-anak nya,hidup yang pas-pasan membuat halimah tak sanggup menyekolah kan anak-anak nya dengan pendidikan tinggi.

rata-rata anak-anaknya hanya tamatan sekolah dasar saja, itupun halimah sudah bersyukur.

Setiap hari halimah jalani dengan tekun bekerja,baik hujan ataupun panasnya terik matahari tidak membuat halimah bolos bekerja demi sesuap nasi.

hari berganti hari,bulan berganti bulan hingga tahun berganti tahun halimah jalani,hingga pada akhirnya anak-anak tumbuh dewasa dan satu persatu menikah.

satu persatu anak perempuan nya menikah dan pergi kerumah suaminya,hingga kini semua anak-anak nya pun sudah menikah dan masing-masing dari mereka sudah memiliki anak.

masa tua halimah pun tinggal bersama anak bungsu nya, yaitu hasrian.

"kamu sudah makan,ayok makan sama"ajak halimah pada ana.

"ana makan dirumah aja nek,soal nya kami semua mau pergi kesawah"sahut ana

"kesawah,kenapa semuanya pergi,biasaya mamak kalian aja"potong hasrian.

"kata mama hari ini mau nanam padi,tante rahma juga ikut bantu"ucap ana lagi.

hasrian pun mengangguk paham.

"hasrian,antarkan mamak kesawah,mamak juga mau ikut"ucap halimah pada hasrian.

"yah,nanti mamak capek,mening dirumah aja"ucap hasrian cemas

"mana ada capek,disana pun cuma duduk-duduk aja"sahut halimah bersikeras

mau tidak mau hasrian pun harus mengikuti permintaan ibunya,karna kalau ibunya sudah ingin pergi,susah untuk melarang nya.

selain menjadi orang tua yang hebat,halimah juga termasuk sosok nenek yang penyayang pada semua cucunya.

jadi tidak heran halimah lansung mengomeli menantu nya jika melihat cucunya di pukul.

----------------

~Sarah~

"Sofi....."panggil sarah pada putri bungsu nya.

namun sofi belum juga menyahut,sofi yang tengah asik memainkan ponselnya sampai tidak sadar namanya dipanggil.

"sofiiii...."teriak sarah dari dapur mengagetkan sofi.

"iiyaaa maa"sahut sofi lalu datang kedapur

"apaan sih maa,kok teriak-teriak"timpal sofi ketus.

"kamu itu kalau dipanggil itu susah amat,coba kalau sekali panggil itu langsung datang,kan ngk perlu mamak teriak-teriak"omel sarah.

"ya udah kenapa manggil tadi"ucap sofi masih ketus merasa tak bersalah

"bersihkan dulu dapur sama rumah,kalau semua pekerjaan sudah beres baru main"ucap sarah.

"lagi-lagi sofi,nyuci piring,nyapu,ngambil air,selalu sofi"ucap sofi menghentakkan kakinya.

"jadi siapa lagi dirumah ini yang bisa bantu mamak, kakak-kakak mu?"ucap sarah geram

"kamu tau sendiri kakak-kakak cuma datang pas ganti baju sama makan aja,apa itu yang bisa diharapkan "timpal Sarah kembali,sofi pun lansung diam.

walaupun dengan wajah merenggut tapi sofi tetap mengerjakan nya, tapi selalu ada drama kecil setiap awal pekerjaan.

Sarah adalah anak tertua halimah dan ahmad,sarah menikah dengan kamal laki-laki biasa juga.

dari pernikahan sarah dengan kamal, mereka di karuniai anak delapan,dua di antaranya adalah perempuan.

Hampir semua kakak laki-laki sofi kini sudah berumah tangga,hingga kakak perempuan nya juga sudah menikah.

part 3

Sinar adalah anak kelima sekaligus anak perempuan tertua,sinar memiliki wajah cantik dan gaya modis,sayangnya sinar menikah di usianya yang masih muda,bisa dibilang lulus SMA lansung menikah.

sebenarnya sarah dan kamal suaminya sudah berusaha mecegah sinar untuk jangan terburu-buru untuk menikah,namun hari demi hari Sarah mulai takut dengan pergaulan sinar yang sering pulang telat atau pergi tanpa kabar.

mau tidak mau demi menghindari hal yang tidak di inginkan sarah dan kamal pun mengizinkan sinar menikah.

di antara saudara-saudara nya,sarah memang tergolong paling banyak anaknya,tapi walaupun banyak anak laki-laki,namun sarah merasa kurang beruntung,karna setiap anak laki-laki nya tidak bisa di andalkan ataupun mengurangi bebannya.

seperti biasa,walau banyak anak laki-laki namun sarah masih tetap bekerja untuk kebutuhan sehari-hari.

Kamal suaminya hanya bekerja sebagai kuli bangunan,kalau ada job dia berangkat kerja,tapi sebaliknya kalau tidak ada maka kamal pun hanya diam dirumah.

menjadi pekerja paruh waktu,itulah yang dilakukan sarah hampir setiap hari,demi membantu kebutuhan dapur nya.

"ini ada gulai ikan,nanti kalau adik-adik mu pulang sekolah ambil kan nasi mereka,mamak mau berangkat kerja di kebun milik buk endah,mungkin mamak jam tiga atau empat sore baru balik "ucap sarah panjang lebar.

"iyaa.."sahut sofi singkat dan kembali pokus mencuci piring.

"oyaa ...nanti kalau bapak mu pulang,bilang mamak kerja di kebun buk endah ya"timpal sarah kembali lalu pergi.

sudah hampir dua mingguan kamal masih melanjutkan pekerjaan borongan yang iya dapat, borongan rumah yang dia kerjakan mungkin tinggal memasang atap dan mengecet dinding rumah.

setelah selesai mengerjakan tugas nya,sofi pun lansung kembali bermain ponsel di dalam kamar nya.

krenggg.....suara perabot dapur terjatuh mengejutkan sofi,sofi pun lansung berlari kearah dapur.

"bg Dodi? bentak sofi kesal

Dodi pun lansung terkejut melihat Sofi yang tiba-tiba muncul didapur.

"ahh...kamu,bikin orang terkejut saja"omel dodi dan kembali dengan aksi nya.

"kebiasaan masuk rumah ngk ada suara,kayak maling aja"ucap sofi masih kesal

"sudahlah pergi sana,jangan nganggu orang makan"sahut dodi lalu duduk dan menyantap makanan nya.

"makan aja datang"ucap sofi sinis menatap tajam dodi.

seperti biasa,dodi tak menghiraukan ucapan sofi,dodi hanya pokus menghabiskan makanannya

dengan kesal sofi pun kembali kekamar, hampir setiap hari dirumah sarah selalu ada adu mulut,kadang dia dengan anak-anak nya ataupun sesama anak-anak nya.

belum hilang kekesalan sofi, tiba-tiba kakak keduanya datang menumpang makan.

"mana mamak?tanya samsul yang lansung menyelonong masuk.

"ngk tau"sahut dodi singkat,siap makan lansung menganti baju nya.

"Sofi..!!

"mana mamak?"teriak samsul

"kerja,kenapa?"sahut sofi ketus

"ngakpapa,mak udh masak?"ucap samsul basa-basi, sambil berjalan kedapur.

"alahhh sok nayak mamak,bilang aja mau makan"ucap sofi ketus

"udah punya istri,masih aja kesini makan"timpal sofi kesal.

seperti biasa samsul hanya mengabaikan ucapan adiknya.

"lauk dan nasi nya jangan di habiskan,zulfan sama arfan pulang sekolah"teriak sofi dari kamar.

"lagi pula tadi mamak masak buat kami,bukan untuk kalian "timpal sofi tanpa ada sahutan dari samsul.

samsul pun keluar dengan suara sendawa pertanda perut sudah kenyang dari belakang dan tanpa berpamitan lansung pergi.

setelah anak-anak sekolah pulang,zulfan dan arfan pun datang, mereka berdua sudah terbiasa pulang sekolah langsung mengganti pakaian seragam sekolah mereka dengan pakaian rumah,kemudian lansung ke dapur dan mengambil makanan sendiri.

tidak ada yang betah di rumah, selesai makan zulfan dan arfan pun lansung pergi bermain.

sementara kamal yang pulang siang, mendapati rumah sepi dan melihat sofi yang tidur dikamar nya.

karna lapar kamal pun langsung menuju ke dapur untuk makan,kamal menarik napas kasar melihat tidak ada lauk yang tersisa.

kamal pun pergi keluar membeli telur sendiri,karna tak tega membangunkan sofi untuk pergi ke warung.

"baru pulang pak kamal?"tanya buk marni sambil memasuk tiga butir telur kedalam plastik.

"hehe iya"sahut kamal ragu.

"apa buk sarah ngk masak lagi"ucap marni melempar senyum yang sulit di artikan.

"masak kok buk,hanya saja saya suka telur jadi ngak sempurna makan kalau ada yang kurang"sahut kamal berbohong

"kalau gitu saya permisi, terimakasih buk"timpal kamal tak ingin berlama-lama.

walaupun marni sebayanya kamal,namun dia terkadang suka kepo dengan urusan orang lain,kamal yang tau sifat buk marni terpaksa selalu berbohong untuk menutupi keadaan rumah nya, walaupun nyatanya tidak percaya dan tetap menjadikan bahan gosip di warung nya.

jarak warung marni dari rumah kamal memang cukup dekat,hanya berselisih tiga rumah saja, sehingga kamal selalu beli disitu.

"sofii...

sofii...bangun nak"panggil kamal membangun kan

"sofii..."

"emmm,bapak udah pulang"ucap sofi sambil mengucek-gucek matanya.

"nanti tidur lagi, sekarang masak kan dulu telur ini,bapak sudah lapar"ucap kamal

"masak,kan ada lauk,kenapa masak lagi,ahh Sofi masih ngantuk"sahut sofi ketus

"sudah habis"

"sudahlah,cepat kedapur,ini telur nya"timpal kamal lalu meletakkan nya di depan pintu kamar sofi,kemudian pergi.

Sofi pun bangun dan pergi kedapur dengan wajahnya yang merenggut.

"iihhhh...dasar bang samsul,bang dodi,pasti ini ulah mereka"ucap sofi geram

"dasar pengangguran, kerjaan nya cuma makan tidur aja,ini lagi bg samsul,udah punya istri, punya rumah sendiri,masih aja numpang makan kesini"repet sofi kesal.

setelah menghidupkan api nya,sofi pun langsung membuat telur dadar.

butuh proses memang untuk masak telur dadar saja,karna sarah dan kamal belum cukup uang lebih untuk membeli kompor gas,setiap ada uang selalu ada aja keperluan untuk anak-anak nya.

jadi mau tidak mau sarah harus masak,di dapur masih mengunakan kayu bakar untuk memasak,baik masak nasi ataupun masak sayur.

----------------

~ Darma~

Udara pagi yang begitu segar, kicauan burung disekitar padi, menghirup udara segar sambil memejamkan mata, sesekali darma pun menarik napas dalam -dalam lalu menghembuskan nya, menikmati keindahan sawah dan hembusan angin sepoi-sepoi membuat darma tenang.

Darma yang tengah duduk di gubuk bambu yang tak berdinding dan beratap kan daun rumbia(sagu),dari jauh tersenyum melihat suaminya yang tengah berkeliling di tengah-tengah sawah.

Air mata bening jatuh di pipi darma,bukan karna dia sedih tapi melainkan air mata bahagia.

Bagaimana tidak, memiliki suami seperti rizal membuat darma tak henti bersyukur apalagi status nya yang janda beranak satu membuat dia merasa beruntung mendapatkan suami yang giat usaha,baik dan menyanyangi nya dan juga anaknya.

Darma menikah dengan rizal juga bukan status masih lajang,melainkan duda juga,bahkan sudah memiliki anak tiga,namun darma tak pernah mempersalahkan itu semua,asalkan saling menerima kekurangan masing-masing itu sudah cukup bagi nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!