"kamu mau ya nak... tolong penuhi keinginan mami ini sayang..." pinta mami dengan mata berkaca-kaca sembari menggenggam erat jemari Rafdelia yang terpana dengan apa yang di dengar nya barusan.
"mi... Maksud mami a...aku nikah dengan anak mami, gitu?" Rafdelia gugup. "sebentar... Aku masih belum mengerti mi. Aku bahkan gak kenal sama anak mami begitu juga dengan dia kan? Lalu gimana caranya kami bisa menikah. Dan kenapa harus aku mi?" lanjut Rafdelia.
"mami cuma mau kamu yang jadi mantu mami bukan yang lain. Anak mami juga udah setuju dijodohkan dengan pilihan mami. Sekarang cuma tinggal persetujuan kamu nak, mami harap.kamu terima ya... Mami gak tau sampai kapan mami akan hidup dengan kondisi jantung mami yang gak stabil seperti ini sewaktu-waktu mami bisa saja meninggal. Dan sebelum mami pergi dari dunia ini mami ingin memastikan kalau anak mami menikah dengan wanita yang tepat. Yaitu kamu Rafdelia..." mami Zora terisak menatap dalam wajah Rafdelia.
"mi, kenapa ngomong yang enggak-enggak kayak gitu? Insyaallah mami akan sehat. Seperti kata dokter tadi, mami harus segera berobat ke Jerman. Mau ya mi.." Rafdelia memeluk mami Zora yang masih menangis di atas bed pasiennya.
"oke, mami mau berobat ke Jerman asal kamu mau memenuhi permintaan mami tadi. Menikahlah dengan putra mami"
Rafdelia terdiam. ia bingung bagaimana bisa ia menikah dengan laki-laki yang tak di kenalnya sama sekali. Namun, di sisi lain permintaan mami Zora tersebut seakan menuntutnya untuk mewujudkan hal itu karena rasa sayang dan khawatir pada wanita yang sudah dianggapnya seperti ibu kandung sendiri.
"kamu keberatan Adel dengan permintaan mami? Baiklah... Mami juga gak bisa memaksa. Biarlah mami begini. Apa gunanya berobat jauh-jauh ke Jerman toh mami sembuh pun hidup mami terasa hampa. Anak laki-laki mami bisa aja menikah dengan wanita yang tidak mami suka, mami gak bisa membayangkan nya...hiks.."
Mami Zora membaringkan kembali tubuhnya sambil memunggungi Rafdelia yang duduk di sisi bed pasien tempat mami berbaring.
" ya Allah, bagaimana ini? Kesehatan mami paling penting. Mami bener-bener sulit di bujuk berobat ke Jerman padahal hanya itu satu-satunya cara agar jantung mami kembali membaik." batin Rafdelia menatap punggung mami Zora.
Rafdelia menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membiarkan mami Zora begini. Rasa sayangnya yang begitu besar pada wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik itu membuatnya tidak tega. Apalagi mami pernah menyelamatkan nyawa nya saat Rafdelia kecelakaan setahun yang lalu. Saat itu Rafdelia yang notabenenya sebagai seorang dokter muda beserta beberapa tenaga medis lainnya menjadi relawan di sebuah daerah pelosok yang terkena bencana gempa bumi. Mami Zora yang di kenal sebagai dokter senior yang aktif dengan kegiatan kemanusiaan seperti itupun turut menjadi salah satu relawan di sana. Mulai saat itulah mereka menjadi dekat hingga saat ini dan Rafdelia seperti menemukan sosok ibu kandung yang selalu dirindukannya pada diri mami Zora.
Hari ini, terjadi gempa susulan yang membuat panik semua orang. Rafdelia yang ikut membantu warga menyelamatkan diri mencari tempat berlindung yang aman tanpa disengaja tertimpa sebuah balok besar yang mengenai tubuhnya karena berusaha melindungi seorang balita yang menangis terpisah dari orang tuanya. Kondisinya kritis karena kehilangan banyak darah. Sulitnya mencari darah yang sama membuat Rafdelia hampir kehilangan nyawa. Beruntung saat itu ada mami Zora yang memiliki golongan darah sama dengan Rafdelia. Akhirnya Delia pun terselamatkan. Ia berhutang nyawa pada wanita paruh baya itu.
"mi..." Rafdelia membuka suara. " kalau Adel bersedia menikah dengan anak mami, mami janji kan mau berobat ke Jerman?" tawar Rafdelia sedikit ragu nemum berusaha menguatkan hati.
Mami Zora membalikkan badan menghadap Rafdelia. Dengan wajah berbinar mami menjawab.
" kamu gak bercanda kan nak?? Kamu bersedia?? Ya Allah Alhamdulillah... Rafdelia. Terimakasih sayang, terimakasih..." mami memeluk Rafdelia. " mami janji nak, setelah kalian menikah mami akan segera berobat ke Jerman. Karena mami juga ingin sehat biar bisa main bersama cucu cucu mami nanti..."
Rafdelia menghembuskan napasnya dengan kasar dan membalas memeluk mami. Ya.. Ia akan memenuhi keinginan mami Zora sebagai bentuk balas jasa atas hutang nyawanya kepada beliau. Terlepas apa yang terjadi nantinya, biarlah ia jalani dulu...
Satu Minggu Kemudian....
di dalam sebuah kamar hotel, Rafdelia sedang menatap pantulan dirinya di cermin. Ia baru saja selesai dirias karena hari ini adalah hari pernikahannya yang memang dipercepat mengingat mami Zora yang harus segera ke Jerman untuk berobat. Ia mengenakan kebaya putih cerah, sangat pas di tubuh langsingnya yang indah.
dengan hijab yang senada dengan warna kebaya yang dikenakannya, sungguh tampilan yang sangat sederhana namun sangat anggun dan elegan. Mencerminkan kepribadian Rafdelia yang sesungguhnya.
"wah... Anda sangat cantik" kagum seorang wanita yang tadi memakaikan riasan makeup pengantin ke wajah Rafdelia. Makeup yang tidak terlalu menor atau berlebihan seperti keinginan Rafdelia sendiri.
Rafdelia hanya tersenyum tipis. Entahlah ia harus bahagia untuk hari istimewa ini ataukah justru sedih. Perjodohan mendadak yang terpaksa ia terima karena hutang budinya pada mami Zora namun juga rasa sayangnya pada beliau karena iapun takut terjadi hal buruk pada kesempatan mami jika tidak segera di bawa berobat ke Jerman. Namun tak dapat dipungkiri, bahwa ia sedikit merasa janggal karena hingga saat ini bahkan beberapa jam lagi akan melangsungkan akad nikah, ia bahkan belum pernah bertemu sama sekali dengan calon suaminya.
Anak laki-laki mami Zora. Dikarenakan calon suaminya yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Bahkan ia tidak pernah melihat foto dari calon suaminya itu. Aneh bukan... Ya, karena Rafdelia pun merasa telah pasrah menerima siapa calon suaminya nanti. Baginya jika mami Zora saja adalah pribadi yang sangat baik dan penuh kasih sayang, sudah pasti anaknya pun sama. Itulah yang ada di benak Rafdelia.
Pun beberapa hari ini Rafdelia juga disibukkan dengan pekerjaannya sebagai seorang dokter muda di sebuah rumah sakit internasional terbesar di Indonesia. Baru sebulan ini ia praktek sebagai dokter jaga di sana. Rafdelia merasa sangat beruntung. Itu sebabnya sebelum hari pernikahannya ini ia benar-benar serius menjalankan tugasnya.
"sayang, kamu sudah selesai? Akad nikahnya akan segera di mulai nak..." mami Zora masuk ke kamar tempat Rafdelia berada dengan tujuan ingin menjemput wanita yang akan segera menjadi menantunya itu agar segera keruangan yang telah disiapkan sebagai tempat berlangsungnya akad nikah.
"maasyaallah... Rafdelia, kamu cantik banget nak!" mami terkagum-kagum saat melihat penampilan Rafdelia yang benar-benar membuat siapapun melihatnya pasti akan berdecak kagum.
Ya, Rafdelia memang memiliki wajah yang sangat cantik seperti wajah khas Timur Tengah. Matanya yang teduh dan indah mampu menghipnotis siapapun yang memandang. Hidung mancung bibir tipis mungil dan dagu yang terbelah, seperti boneka.
"waduh, kalau Zein liat calon istrinya secantik ini udah pasti gak sabar dia pengen segera menghalalkan..." mami tertawa menggoda Rafdelia yang sedikit malu.
"aku udah siap mi..." Rafdelia tersenyum lembut kepada mami.
"ayok nak, ikut mami." mami merangkul lengan Rafdelia, segera menuntunnya keruangan khusus hotel sebagai tempat akan dilangsungkan akad nikah.
Sementara di tempat akad nikah, sudah ada sang calon mempelai pria yaitu Zein, putra dari mami Zora. Tak banyak orang berada di acara tersebut. hanya akan ada sepasang Calon pengantin, mami Zora sebagai orang tua Zein karena ayahnya sudah tidak ada, penghulu, wali nikah Rafdelia yang telah di tunjuk dan dua orang saksi. Hanya ada 7 orang yang hadir di ruangan itu.
"Adrian pastikan tidak ada orang yang tau tentang pernikahan ini. Dan kamu tidak lupa kan dengan apa yang telah saya suruh kemarin." bisik Zein kepada salah seorang yang akan menjadi saksi di pernikahan ini yang tak lain adalah Aspri nya.
"baik tuan jangan khawatir saya pastikan tidak akan ada media yang tau tentang ini dan yang anda perintahkan kemarin telah saya siapkan." jawab Adrian sambil berbisik kepada Zein.
Sesaat kemudian, calon pengantin wanita masuk beserta mami Zora. semua yang ada di dalam ruangan itu terpana menatap calon pengantin wanita di samping mami Zora tak terkecuali Zein sendiri.
Benar-benar seperti titisan bidadari dari surga, sangat indah dan bercahaya. saat Rafdelia sudah sampai di sampai di samping calon mempelai pria, iapun di dudukkan di sebelah calon suaminya itu. Seketika itu juga Zein tersadar bahwa dari tadi tatapannya tak lepas memandang calon istrinya itu dan ia langsung memperbaiki posisi duduknya agar lebih tenang dan fokus memandang ke depan saja. Rafdelia sendiri sedari tadi belum berani melihat ke arah calon suaminya, karena segala macam perasaan sedang berkecamuk di hatinya. Ia merasa seakan masih bermimpi jika sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Entahlah saat ini ia hanya sedang pasrah.
Akad nikah pun berlangsung dengan cepat Tampa hambatan. Ketika saksi menyatakan "SAH" maka saat itu pulalah Rafdelia dan Zein telah sah menjadi sepasang suami istri di mata agama dan negara. Mami Zora menangis terharu melihat putra semata wayangnya itu akhirnya menikah dengan wanita pilihannya. Ia sungguh bersyukur.
Saat penghulu selesai membacakan doa pernikahan, beliau meminta sepasang suami istri baru itu berhadapan. Rafdelia diminta untuk mencium punggung tangan suaminya dan Zein mencium kening istrinya. Ketika telah saling berhadapan satu sama lain, sontak Rafdelia bukan main melihat dia pria yang telah menjadi suaminya itu.
"Anda..." Rafdelia sedikit berteriak saat melihat Zein yang menatapnya dengan tatapan datar.
****
ZEIN HADIPUTRA...??? Rafdelia benar-benar terkejut mengetahui suaminya ternyata adalah seorang pria yang tersohor di negeri ini, melebihi selebritis terkenal.
Siapa yang tak tau ZEIN HADIPUTRA, pemilik perusahaan berlian besar ke 3 di asia bahkan merambah ke mancanegara. Juga merupakan pewaris tunggal pemilik rumahsakit tempat Rafdelia bertugas selama sebulan ini.
banyak wanita berlomba-lomba mendekati nya. Dari para artis top, model level internasional, anak pejabat dan putri-putri para sesama pebisnis hebat.
Selain kesuksesan nya dalam dunia bisnis di usia muda, ia pun memiliki ketampanan yang nyaris sempurna. Memiliki tampang blasteran dan tubuh atletis, benar-benar membuatnya menjadi seorang pria dengan paket komplit.
Terakhir gosip yang berhembus, Zein memiliki kekasih bernama Gina Alexander yang merupakan seorang model.
Dimana pun Zein berada baik di acara-acara penting maupun infotainment, pasti Gina selalu ada di sampingnya. Sehingga semua orang tau siapa kekasih Zein.
Namun belakangan diketahui Zein telah putus dengan Gina disebabkan Gina lebih memilih berkarir di paris.
Gina sangat terobsesi pada seorang model dunia GIGI HADID, sehingga membuatnya rela melepaskan pria sehebat ZEIN HADIPUTRA.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!