NovelToon NovelToon

Dark Doctor

BAB 1 | Kesempatan kedua

Alam kekosongan, konon kabarnya orang yang telah mati akan berada di alam kekosongan sebelum dijemput oleh iblis ataupun dewa untuk menuju ke alam neraka atau alam surgawi sesuai dengan karma perbuatannya semasa hidup.

Qian Wu, seorang pendekar tanpa tanding tiba di alam kekosongan tersebut. “Dimana aku? Apakah aku telah mati?”

Saat itu Qian Wu mencoba mengingat kejadian terakhir dalam hidupnya. Ketika dia berusia sekitar 66 tahun, dia tidak menduga akan ada seseorang yang menikam tubuhnya dari belakang. Orang yang menikam punggungnya itu tentulah orang yang sangat dekat dengannya, sehingga dia tidak waspada akan hal itu.

“Istriku, apa yang telah kamu lakukan?” Pertanyaan itu terngiang di kepala Qian Wu namun hingga saat kematiannya dia tidak menemukan jawaban dari istri tersayangnya Shu Yin yang tega menusuk punggungnya sendiri.

Meskipun tubuhnya memiliki raga emas, namun belati pusaka bintang miliknya itu mampu menembus plat baja yang tebal. Dengan menggunakan belati pusaka bintang Shu Yin menusuk punggung dan mengoyak jantungnya. Seketika hal itu membuat Qian Wu tewas dengan mata terbelalak tidak percaya menatap wajah istrinya.

Dia tidak menyangka senjata pusaka miliknya akan menjadi senjata pembunuh yang mencabut nyawa pemiliknya sendiri.

Qian Wu adalah seorang pendekar tanpa tanding yang telah berdiri di puncak bela diri pada usianya 33 tahun. Semasa hidupnya dia telah melakukan berbagai pertarungan hidup mati dan berhasil menuju puncak kejayaannya menjadi pendekar nomor satu dunia persilatan.

“Mengapa istriku tega membunuhku?” Wajah Qian Wu masih tetap tidak mempercayai kematiannya yang tragis di tangan istri tercintanya.

Saat Qian Wu masih dipenuhi oleh tanda tanya, tiba-tiba sosok bercahaya merah dengan dua tanduk di atas kepala mendatanginya.

“Hahaha… akhirnya kamu datang juga. Cukup lama aku menantikan kedatanganmu. Aku akan membawamu ke alam neraka. Bersiaplah,” kata sosok tersebut dengan senyum menyeringai

“Siapa kamu?” tanya Qian Wu pada sosok bercahaya merah itu.

“Aku Dewa Iblis Alam Neraka. Aku sendiri yang datang menjemputmu untuk menjadi tangan kananku di alam neraka,” sahut Dewa Iblis Alam Neraka.

Qian Wu menyipitkan matanya menatap sosok bertanduk di alam kekosongan itu. Pikirannya mengingat kembali masa lalu dimana tangannya yang dipenuhi oleh lumuran darah untuk mencapai puncak bela diri.

“Jadi aku akan masuk ke alam neraka karena perbuatanku selama hidup,” gumam Qian Wu pelan.

“Ayo kita berangkat!”

Dewa Iblis Alam Neraka segera menarik roh Qian Wu dan hendak membawanya ke alam neraka.

Namun tiba-tiba dia merasakan adanya kekuatan yang menahan roh Qian Wu. Dewa Iblis merasa kesulitan menarik roh Qian Wu.

“Siapa yang menghalangiku?”

Kemudian muncul sosok bercahaya putih di alam kekosongan itu.

“Aku yang datang. Aku tidak akan membiarkanmu membawanya ke alam neraka. Dia lebih cocok berada di alam surgawi.” Sosok itu menahan roh Qian Wu agar tidak dibawa oleh Dewa Iblis Alam Neraka.

“Kaisar Dewa Cahaya! Apa maksudmu?” Dewa Iblis Alam Neraka merasa kesal dengan kedatangan Kaisar Dewa Cahaya yang menghalangi niatnya.

Qian Wu kini tampak kebingungan melihat kedua sosok itu yang berusaha saling menarik dirinya.

“Aku akan membawa Qian Wu ke alam Surgawi. Kamu tidak berhak untuk membawanya ke alam Neraka,” sahut Kaisar Dewa Cahaya tegas.

“Siapa yang menentukan berhak atau tidak? Dalam hidupnya, kedua tangan Qian Wu dipenuhi oleh darah. Akulah yang berhak memilikinya.”

“Tidak. Dalam hidupnya dia melakukan keadilan dan kejujuran. Selalu menolong pihak yang lemah dan membela rakyat.”

Kedua Dewa yaitu Dewa Iblis dan Dewa Cahaya itu saling melemparkan argumentasi mereka masing-masing untuk menentukan siapa yang berhak membawa roh Qian Wu.

“Dia telah menandatangani kontrak denganku, aku memberikannya kekuatanku dengan imbalan jika dia mati, rohnya akan menjadi milikku,” tegas Dewa Iblis Alam Neraka dengan wajah geram.

“Meskipun demikian, dia menggunakan kekuatanmu itu untuk kebaikan. Maka rohnya tetap milik alam Surgawi.”

Semakin lama Qian Wu terlihat semakin pusing dengan perdebatan kedua iblis dan dewa itu. “Maaf, bolehkah aku berpendapat?”

“Tidak boleh!” bentak kedua Iblis dan Dewa itu hampir bersamaan pada Qian Wu.

Mendengar hal itu Qian Wu pun terdiam dan menghela nafasnya sambil menunggu kedua iblis dan dewa itu mengambil keputusan mereka.

Akhirnya kedua dewa itu sepakat untuk memberikan kesempatan bagi Qian Wu bereinkarnasi kembali untuk membuktikan siapa yang nantinya akan berhak memilikinya.

“Daripada dia pergi ke alam Surgawi, lebih baik dia kembali ke dunia manusia dan menjalani hidupnya kembali. Aku yakin suatu saat dia tidak akan bisa berkelit dari tanganku,” pikir Dewa Iblis Alam Neraka.

Kesempatan hidup kedua untuk Qian Wu akan menentukan siapa yang akan berhak memiliki rohnya nanti setelah kematiannya. Setelah itu kedua sosok itu mengirimkan roh Qian Wu kembali ke dunia manusia untuk terlahir kembali.

\=\=\=\=\=\=

Ribuan tahun berikutnya sebuah kota kecil bernama Danjia, seorang pemuda berusia 21 tahun tengah mengendarai sepedanya dengan tergesa-gesa menuju ke kampusnya agar tidak terlambat untuk mengikuti ujian akhir.

Jason Lee, nama itu tertera jelas di kartu mahasiswa yang tergantung di saku bajunya. Dia adalah seorang mahasiswa jurusan arkeologi tingkat akhir yang akan sebentar lagi mengikuti ujian akhir untuk kelulusannya.

Ketika melewati jalanan yang ramai, sebuah truk hampir saja menabraknya. Namun dengan sigap Jason mengendalikan sepedanya dan berhasil kembali pada jalurnya.

“Sialan! Memangnya jalan ini milik nenek moyangmu!” Teriak sopir truk itu dengan wajah kesal.

“Maaf!” Sahut Jason sambil melambaikan tangannya sambil kembali mengayuh sepeda menuju ke kampusnya.

Jason melirik jam tangannya dan melihat waktu tinggal 5 menit lagi ujian akhir akan segera mulai. Pagi itu dia bangun kesiangan karena semalam belajar dengan keras untuk bisa lulus dalam ujian ini.

Namun tiba-tiba, dia tidak bisa mengendalikan sepedanya ketika di belokan terdapat pasir yang berserakan dan menyebabkan sepedanya tergelincir. Tubuh Jason pun jatuh dan terbanting keras ke jalanan.

Brakk!

Jason merasa kesakitan yang amat sangat di bagian kepalanya dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Pandangan matanya perlahan mulai kabur dan menghilang tak sadarkan diri.

Orang-orang sekitarnya terkejut dan segera mendekati tubuh Jason, namun tidak ada yang berani menyentuhnya. Mereka memanggil mobil ambulance untuk segera datang dan memeriksa tubuh Jason.

Seorang perawat yang memeriksa Jason menggelengkan kepalanya lalu meminta perawat lain untuk membantu mengangkat tubuh Jason ke dalam mobil ambulance dan melarikannya ke rumah sakit.

“Pukul 09.09, seorang remaja berusia sekitar 20an tahun meninggal di tempat karena kecelakaan tunggal di jalan Arbei.” Seorang perawat berbicara pada alat perekam di dalam mobil ambulance.

Meskipun mobil ambulance hanya membawa jasad, kecepatan mereka berkendara di jalan tetap tidak bisa pelan. Dan ketika tiba di sebuah tikungan, mobil ambulance itu tiba-tiba mengerem dengan mendadak karena ada seorang nenek yang sedang menyeberangi jalan dan nyaris tertabrak oleh mereka.

Brak! Bugh! Bugh!

“Aah… Nyaris saja.” Sopir ambulance tampak berkeringat dingin melihat nenek di depannya yang menyebrangi jalan dengan santainya.

Keadaan di dalam mobil ambulance menjadi kacau karena sopir ambulance yang tiba-tiba mengerem secara mendadak.

“Aduh!”

Jason tiba-tiba berteriak karena kepalanya terbentur oleh barang-barang di dalam mobil ambulance akibat pengereman mendadak itu.

Wajah dua orang perawat yang berada bersamanya di bagian belakang mobil tampak pucat ketika melihat Jason yang telah dinyatakan tewas kini tiba-tiba terbangun dan berteriak kesakitan.

Sambil menunggu nenek yang menyeberangi jalan melewati depan mobil ambulance, semua orang di dalam mobil justru menoleh ke arah Jason yang duduk sambil memegang kepalanya dengan tatapan tidak percaya seperti melihat hantu.

“Dimana aku?” gumam Jason yang merasakan sakit di kepalanya

BAB 2 | Namaku Jason Lee

Jason kemudian duduk bersila dan mulai mengatur nafas untuk menyembuhkan luka-luka di tubuhnya tanpa mempedulikan sekitarnya.

Semua orang di dalam mobil masih terpana melihat Jason dengan mata tak berkedip.

DINNNN… DINNNN…

Suara klakson mobil berbunyi dari belakang mobil ambulance yang menyadarkan sopir ambulance melihat ke depannya. Nenek yang menyeberangi jalan telah berada di seberang jalan dan dia pun kembali memacu mobil ambulance ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi.

Mobil ambulance segera tiba di Rumah Sakit Rakyat untuk menurunkan Jason yang mereka bawa. Tetapi orang-orang di dalam mobil kebingunan memperhatikan Jason yang terlihat masih bermeditasi di depan mereka.

“Dik, ayo kita turun dulu untuk memeriksa luka-lukamu!” ajak seorang perawat yang berbicara pada Jason.

Jason membuka matanya dan melihat ke perawat yang berbicara tadi. Kemudian dia bangkit berdiri lalu berjalan menuruni mobil ambulance seperti tidak dalam keadaan terluka.

Semua orang yang melihat kejadian itu terkejut lalu menghalangi Jason untuk pergi sebelum memeriksa luka-lukanya.

“Dik, kita masuk dulu ke dalam untuk memeriksa luka-lukamu,” pinta perawat lainnya yang menghalangi jalan Jason.

“Aku tidak apa-apa,” sahut Jason.

Namun Jason yang terlihat kebingungan memandang ke sekelilingnya, dia melihat mobil ambulance dan juga gedung rumah sakit di depannya. Lalu dia melihat para perawat wanita yang berpakaian aneh dalam pikiran Jason.

“Aku berada dimana?”

“Seingatku terakhir aku berada di alam kekosongan bersama Dewa Iblis dan Kaisar Dewa Cahaya,” batin Jason

Karena rasa ingin tahunya, Jason akhirnya tidak menolak lagi ajakan perawat untuk masuk ke dalam rumah sakit itu. Seorang perawat wanita kemudian memintanya berbaring di atas kereta dorong dan membawanya masuk ke ruang unit gawat darurat untuk memeriksa tubuh Jason.

Di dalam ruang unit gawat darurat, seorang dokter wanita yang memeriksa tubuh Jason melihatnya dengan tatapan aneh. Dia menatap laporan kecelakaan yang dituliskan oleh perawat yang menjemputnya. Dengan catatan luka dalam laporan itu seharusnya membuat Jason tewas sesuai rekaman suara perawat. Tetapi kini bukan hanya luka di tubuh yang hilang namun Jason sendiri telah hidup dan sehat.

“Siapa namamu dik?” tanya dokter wanita cantik yang berusia 26 tahun itu.

“Dik? Usiaku 66 tahun. Dan aku jauh lebih tua darimu,” batin Jason yang terkejut ketika dokter wanita itu memanggilnya Dik.

“Namaku Qian Wu,” sahut Jason dengan mengkerutkan alisnya.

Qian Wu belum menyadari bahwa dirinya telah masuk ke dalam tubuh seorang pemuda yang bernama Jason.

“Semua orang memanggilku adik sejak tadi, apa mereka pikir aku masih kecil?” batin Qian Wu.

Qian Wu melihat sekeliling ruangan itu dan tampak beberapa ranjang tidur yang berbentuk aneh baginya juga orang-orang yang berbaring di atas ranjang tersebut.

“Ahh… “ Qian Wu tiba-tiba memegang kepalanya yang merasa sakit. Kemudian muncul kilatan ingatan dari Jason di dalam kepalanya yang seperti menonton sebuah rekaman film.

“Apakah kepalamu sakit?” tanya dokter wanita itu sambil melirik nama Jason beserta foto diri pada kartu mahasiswa yang tergantung di saku bajunya.

Dokter wanita itu berjalan mendekati Jason untuk memeriksanya lebih lanjut.

“Pemuda ini lupa nama dirinya. Sepertinya dia mengalami lupa ingatan,” pikir dokter wanita tersebut.

Ketika dokter wanita itu berada di sampingnya, Jason secara tiba-tiba melompat dari atas ranjang dengan wajah terkejut memandang ke arah cermin yang berada di dinding ruangan gawat darurat itu. Kemudian dia berjalan mendekati cermin itu dan mengamati tubuh dan wajahnya.

“Kenapa aku berada di tubuh ini?” Dia memegang wajahnya lalu melihat nama dan foto di saku bajunya. Kemudian dia mengambil kartu mahasiswa itu dan mengamatinya. “Jason Lee!” gumamnya.

Dokter wanita itu terkejut melihat Jason yang melompat dan langsung menuju ke arah cermin. Kemudian dia mengamati tingkah Jason yang terlihat aneh di depan cermin itu.

“Jadi aku berreinkarnasi ke dalam tubuh anak bernama Jason Lee ini,” pikir Qian Wu.

Kemudian dia menatap ke arah cermin dan tersenyum. “Sepertinya wajah ini cukup tampan. Dan aku terlihat lebih muda. Hehehe…”

“Aku sebaiknya menggunakan nama anak ini. Agar musuh-musuhku tidak menyadari diriku,” batin Qian Wu.

Melihat Jason yang sejak tadi mengamati cermin di depannya sambil tersenyum, membuat orang-orang di ruang unit gawat darurat itu saling memandang dengan tatapan aneh.

Dokter wanita yang memeriksa Jason segera mendekatinya. “Namamu Qian Wu kan? Apa yang telah terjadi? Mengapa kamu melihat ke arah cermin terus menerus?” tanyanya.

Jason menoleh pada dokter wanita itu. “Ah, maaf, namaku Jason Lee. Aku tadi mengingat wajah seseorang bernama Qian Wu di kepalaku,” sahut Jason sambil memegang kepalanya kembali.

“Hampir saja aku melakukan kesalahan,” gumamnya dalam hati.

Jason kini bersikap lebih sopan berjalan menuju ranjangnya. Dia pun mulai bekerja sama menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh dokter wanita itu. Untunglah ingatan dari tubuh Jason masih tersimpan dan Qian Wu bisa menjawabnya dengan baik.

“Baiklah, aku rasa kamu sudah bisa pulang. Namaku dokter Jessica Wong kamu bisa mencariku jika kamu mengeluhkan sesuatu nantinya.”

Dokter Jessica kemudian menyerahkan berkas Jason kepada perawat di sampingnya dan memintanya untuk mengurus kepulangan Jason.

Tiba-tiba dari lorong rumah sakit sebuah kereta dorong mengantarkan seorang pasien wanita setengah baya masuk ke dalam unit gawat darurat

“Dokter, tolong selamatkan ibuku!”

Teriak seorang wanita muda di samping kereta dorong itu dengan wajah sedih.

Seorang dokter laki-laki berkaca mata segera menghampiri pasien itu dan meminta perawat untuk membaringkan tubuh wanita setengah baya itu di atas ranjang pasien.

Para perawat kemudian mempersiapkan segala peralatan medis dan memasangnya di tubuh sang ibu. Ibu setengah baya itu terlihat diam tak bergerak. Peralatan medis yang memeriksa tubuh pasien terlihat menunjukkan gejala normal, namun detak jantung ibu itu terlihat lemah.

Dokter laki-laki itu mengkerutkan keningnya setelah memeriksa keadaan ibu tersebut.

Tiiiiitttttt!...

Suara mesin EKG yang memeriksa detak jantung pasien tiba-tiba berbunyi panjang yang menandakan jantung pasien telah berhenti berdetak. Wajah dokter laki-laki itu tampak tegang dan memerintahkan perawat segera melakukan penyelamatan darurat dengan alat pemacu jantung.

Deg! Deg!

Beberapa kali dokter itu melakukan penyelamatan medis untuk memacu detak jantung ibu tersebut namun gagal. Akhirnya dokter itu menggelengkan kepalanya. “Pasien meninggal pada pukul 12.15 karena gagal jantung,” katanya.

Kejadian tersebut sejak awal tidak lepas dari pengamatan Jason. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan kondisi ibu tersebut. “Aku harus menggunakan Mata Surgawi milikku untuk melihat kondisi ibu itu.”

Kemudian Jason merapal mantra dan menggerakkan kedua tangannya untuk mengaktifkan Mata Surgawi agar bisa melihat kondisi tubuh ibu tersebut.

BAB 3 | Mata Surgawi

Jason yang kehidupan masa lalunya bernama Qian Wu adalah seorang pendekar sakti tanpa tanding yang memiliki kemampuan Mata Surgawi untuk melihat keadaan seseorang dan juga lingkungan sekitarnya.

Dengan menggunakan Mata Surgawi, dia dapat melihat tembus pandang di kejauhan dan juga memeriksa kondisi tubuh seseorang. Qian Wu juga menguasai ilmu pengobatan tradisional namun metode yang dia gunakan adalah metode terlarang.

Sehingga nama Qian Wu dikenal dengan sebutan tabib ilmu hitam namun kekuatan dan tehnik pengobatannya bahkan bisa membangkitkan orang yang telah mati.

Setelah mengaktifkan mata surgawinya, Jason melihat kondisi ibu itu yang sedang dilakukan penyelamatan dengan alat pacu jantung.

“Ah, ibu itu tidak terkena sakit yang biasa. Aku harus melihatnya lebih dekat.”

Jason kemudian berjalan mendekati ranjang ibu tersebut bertepatan dengan berhentinya dokter berkacamata itu melakukan penyelamatan, dan ibu itu dinyatakan meninggal olehnya.

Dokter Jessica yang kembali ke ruang gawat darurat juga melihat keadaan itu. Dia menyipitkan matanya ketika melihat Jason berjalan mendekati ibu tersebut. “Apa yang dilakukan anak itu?” batinnya.

Jason berdiri di samping ibu itu dan mengamati tubuhnya dengan tatapan mata surgawi. “Ibu ini terkena gangguan roh halus. Ujung kuku jarinya berwarna hitam, dahinya pun berwarna hitam. Aura hitam ini telah memasuki jantung dan menyelimutinya,” batin Jason yang melihat kondisi ibu itu dengan mata surgawinya.

“Tunggu, jangan menutup tubuh ibu itu dulu. Biarkan aku mencoba menyelamatkannya,” kata Jason pada perawat yang hendak menutup tubuh ibu itu dengan kain putih.

“Apa yang kamu lakukan? Siapa kamu?” Teriak dokter berkacamata itu dengan wajah kesal melihat tingkah Jason.

“Dik, ibu ini sudah meninggal. Dokter sudah mencoba melakukan penyelamatan medis. Kamu bukan seorang dokter, kamu tidak boleh melakukan tindakan.” Seorang perawat berusaha melarang Jason untuk mengambil tindakan penyelamatan.

“Hei, hentikan dia! Dia bukan seorang dokter.” Dokter berkacamata segera memerintahkan perawat yang berada di sana untuk menghentikan Jason.

Dokter berkacamata itu tampak geram melihat Jason yang dianggapnya terlalu berani ingin menyelamatkan pasiennya.

Mendengar perintah dokter berkacamata itu, dua orang perawat laki-laki berjalan hendak menangkap Jason. Namun sebelum mereka tiba, Jason telah terlebih dahulu menggigit jarinya hingga berdarah lalu menorehkan darahnya di kening ibu itu.

“Apa yang kamu lakukan? Awas kamu merusak jasad dari ibu itu. Kami akan menuntutmu!” Dokter berkacamata itu menjadi berang melihat apa yang dilakukan oleh Jason.

Jason tidak mempedulikan teriakan dokter berkacamata itu. Dia kemudian meletakkan telapak tangan kanannya di atas dada ibu tersebut lalu mengalirkan tenaga dalamnya untuk menyingkirkan aura hitam di jantungnya dan memacu jantung ibu tersebut.

Tiitt… Tiiitt… Tiittt…

Suara mesin EKG yang membaca detak jantung kembali berbunyi, namun detak jantung ibu itu masih terlihat lemah.

Seluruh mata orang di ruang gawat darurat itu terkejut melihat keajaiban itu. Perawat yang hendak menangkap Jason terdiam. Dokter berkacamata itu terbelalak tidak percaya. Dokter Jessica yang sejak awal melihat kejadian itu pun terkejut.

Melihat orang-orang terdiam sesaat, Jason kemudian melanjutkan kembali pengobatannya. Dia mengerahkan kekuatan pada kedua telapak tangannya kemudian memukul kedua telapak kaki ibu tersebut dengan tinjunya.

“Apa yang kamu lakukan?” Dokter Jessica kini turut berteriak melihat apa yang dilakukan oleh Jason pada ibu itu.

Dengan mata surgawinya Jason melihat aura hitam itu mulai terdorong oleh kekuatan tenaga dalamnya mengalir menuju ke atas kepala dan keluar dari kening ibu tersebut.

“Aaah…”

Ibu itu tiba-tiba tersadar dan bersuara pelan sambil membuka matanya perlahan setelah aura hitam itu keluar seluruhnya dari tubuh ibu itu. Detak jantung di mesin EKG perlahan mulai normal kembali. Jason pun menghela nafasnya setelah melihat kondisi ibu itu yang sudah mulai tersadar.

“Sekarang kalian bisa merawat tubuhnya dengan perawatan seperti biasa,” kata Jason yang kemudian beranjak pergi meninggalkan ibu itu.

Dokter berkacamata itu segera berlari untuk memeriksa kondisi ibu itu. Meskipun dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, namun kondisi pasien terlihat mulai membaik.

“Panggil pemuda itu kembali!” Teriak dokter laki-laki itu pada perawat di sana.

Namun Jason sudah menghilang dari ruang gawat darurat itu. Dia telah berada di luar rumah sakit rakyat itu dan berjalan menyusuri jalanan kota Danjia. Jason tidak tahu kemana dia harus pergi, dia pun tidak mengerti dengan situasi kota tersebut.

Akhirnya Jason memilih untuk duduk di salah satu kursi yang ada di pinggir jalan itu dan mencoba memikirkan kembali apa yang ada dalam pikiran Jason.

“Dimana rumah anak ini? Dimana universitas Danjia?” Jason menatap ke sekitarnya melihat orang yang mulai ramai berlalu di depannya.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Lalu seorang wanita cantik turun dari mobil tersebut dan berjalan mendekatinya.

“Dokter Jessica!” gumam Jason ketika melihat wajah wanita tersebut.

“Jason, apa yang kamu lakukan di tempat ini? Apakah kamu menunggu seseorang?” tanya Jessica.

“Tidak dokter. Aku sedang memikirkan untuk pergi ke rumah atau ke universitas Danjia,” sahut Jason sambil menundukkan wajahnya.

Jessica melihat kebingungan di wajah Jason. Sebagai seorang dokter yang bertugas merawat pasiennya ini, Jessica merasa bertanggungjawab untuk melihat kondisinya.

“Baiklah. Aku akan mengantarkanmu. Naiklah ke mobilku!” kata Jessica yang kemudian berjalan menaiki kursi pengemudi.

Jason yang mengikutinya tertegun di depan pintu mobil Jessica. Dia tidak tahu bagaimana caranya membuka pintu mobil tersebut.

Melihat Jason yang terdiam di depan mobilnya, Jessica kemudian membukakan pintu mobilnya dari dalam. Setelah melihat pintu yang terbuka, Jason pun menaiki mobil dan duduk di kursi kopilot.

Namun mobil Jessica belum bisa dijalankan karena Jason belum menutup pintunya.

“Jason, tutup pintunya!” kata Jessica.

Jason kemudian mencari cara untuk menutup pintu mobil itu. Dan setelah berhasil menutup pintu, mobil pun mulai melaju perlahan.

“Anak ini terlihat seperti kebingungan. Apa yang dipikirkannya?” batin Jessica sesekali melirik ke arah Jason.

“Dokter, bisakah kamu mengantarku ke universitas Danjia?” pinta Jason.

“Baiklah,” sahut Jessica yang kemudian mengendarai mobilnya menuju ke universitas Danjia.

Beberapa menit kemudian, mobil Jessica terlihat melaju ke halaman universitas dan berhenti di lapangan parkir universitas. Jason yang masih tampak bingung melihat ke arah pintu mobil dan mencari cara untuk membukanya.

Jessica kemudian memiringkan tubuhnya ke arah Jason untuk membantunya membuka pintu mobilnya. Jason mencium aroma harum ketika tubuh Jessica berada di depannya yang sedang membantunya membuka pintu mobil.

Ketika melihat pintu mobil telah terbuka, Jason kemudian segera turun dan mengucapkan terima kasih pada Jessica yang kemudian pergi meninggalkannya di universitas Danjia.

“Inikah yang dinamakan universitas Danjia?” batin Jason dan melihat ke arah gedung kampus dan juga keramaian sekitarnya.

“Jason. Mengapa kamu baru tiba? Jam berapa sekarang?”

Terdengar suara yang berasal dari samping kanan Jason yang menyapa dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!