NovelToon NovelToon

Can I Be Him In Your World

Bab 1 ~~ Just a shadow in marriage

Pagi ini aku terduduk diam menatap diri di pantulan cermin dengan balutan gaun pengantin yang tampak begitu cantik dan polesan makeup menghiasi di wajah ku bak seperti seorang putri kerajaan, hari ini seharusnya kak Zee yang memakai ini semua. karena pagi ini adalah hari pernikahannya bersama jonhan tirta atmaja, pria yang ku cinta sejak lama. tapi karena kejadian malam itu tepat sehari mau acara ini, tiba-tiba semalam mobil yang di kendarai ka han dengan ka zee kecelakaan dan mengakibatkan ka zee, kakak ku meninggal hangus menjadi debu di dalam mobil yang juga sudah habis terbakar, sementara ka han terpelanting keluar tak sadarkan diri. jelas kedua belah pihak keluarga kami masih dalam masa berkabung, tapi acara pernikahan ini juga tak bisa di batalkan, maka dari itu acara harus di laksanakan dengan aku yang menggantikan posisi kakak ku ‘ jessline zee mendelz ’ .

Bukankah seharusnya hari di mana pernikahan berlangsung adalah hari paling bahagia bagi seseorang yang akan menikah?, tapi entah aku harus bahagia atau bersedih saat ini?, aku tak mengerti. ada secercah rasa senang yang ikut hadir diam-diam menyelimuti hati yang sedih ini, karena pasalnya aku bisa menikah dan hidup bersama dengan orang yang ku cintai sejak lama. Tapi pertanyaannya, apa ini keputusan yang tepat?...

“ apa yang sedang di pikirkan pengantin wanita satu ini? ” ucap seorang pria tampan mendatangi ku diruang dan tentunya pula menyadarkan lamunan ku,

“ shua…” gumam ku menolehnya yang tengah tertegun duduk dengan bunga di genggaman tangan ku,

“ kau cantik sekali jess. Jessica young mendelz ” puji joshua , ia adalah sahabat dekat ku dan kebetulan juga merupakan sahabat ka jonhan tirta atmaja sekaligus teman baik ka zee. bisa di bilang kami hidup dalam ruang lingkup yang sama sejak masa kuliah, yang mana saat itu hanya akulah yang masih duduk di bangku SMA kala itu.

Aku hanya membalasnya dengan senyum simpul,

“ apa ini benar shua? apa saat ini yang ku lakukan tepat?. aku tidak tahu harus bagaimana? aku tak melihat kebahagian terpancar dari para orang tua, terlebih pasti nya ka han. bahkan aku juga tak melihat ka han menghampiri ku barang sebentar ” lirih ku

“ jadi itu yang kau pikirkan. wajar jika raut wajah dari keluarga tampak sendu, aku pun melihat mu seperti itu dan sepertinya mereka mungkin hanya memang sedang sibuk. di luar sudah banyak para tamu yang berdatangan, mereka tak sabar ingin melihat diri mu yang terlihat cantik ini.” seru shua memberikan energy pada ku yang terlihat menunduk murung ini.

“ takdir. Orang yang terhubung akan selalu menemukan satu sama lain terlepas dari apapun, kau tahu jess. takdirlah yang menuntun mu sekarang , so kalian memang di takdirkan dan aku tahu bagaimana perasaan mu dengan han sejak dulu. ” ucap shua

Tok…tokk.. pintu ruangan pun terbuka,

“ permisi, acara pernikahannya akan segera di mulai nona. bersiaplah ” beritahu seorang pelayan gedung yang kemudian kembali pergi,

Shua mendekat dan memberi pelukan hangat padaku, “ selamat ya, sampai bertemu di bawah ” ujar nya tersenyum menatap ku.

“ hei ! jangan menangis oke, kau akan terlihat jelek .” sambungnya sebelum turun .

***

kini aku sudah berada di bawah berjalan ke altar dengan Daddy ku tuan, ‘mendelz’ yang tentunya mengantarkan putri bungsunya ini dan menyerahkan tanganku ke tangan ka jonhan tirta atmaja tanpa sekata patah pun begitu pula dengan mommy ku yang duduk di meja terdepan tanpa ekspresi, jelas sikap mereka amat sangat dingin .

tak kalah juga sikap ka han yang datar dingin sedingin-dinginnya, ia bahkan tak sedikit pun memandang ku saat ketika ia mengucap janji suci pernikahan sekalipun. saat ini aku dengannya sudah sah mejadi sepasang suami istri, dan tentunya status ku pun sudah resmi menjadi nona jonhan tirta atmaja di tengah bisikan-bisikan para tamu undangan yang membicarakan pernikahan ini tentunya.

bisikan itu, bisikan yang bisa terdengar jelas di telingaku, tak kalah pedasnya membahas soal hubungan kebersamaan ka han dengan kakak ku jessline zee mendelz.

‘ ku kira jonhan akan menikah dengan zee. bukankah hubungan mereka tak di ragukan lagi tapi kenapa bisa berakhir dengan gadis itu ya. aku bahkan nyaris tak kenal kalau keluarga mendelz punya putri lagi. ’

‘ ya, ia memang tak kalah cantik si dari kakaknya jessline. tapi sepertinya ia tak sama dengan jessline, aneh juga aku tak melihat jessline berada di pernikahan ini. jangan-jangan ia merebut calon suami kakaknya kan ’

‘sepertinya ia tidaklah mengambil sifat ayahnya yang merupakan pembisnis handal, apa yang bisa di andalkan dari gadis yang tak bisa mewarisi jiwa bisnis meldelz. Apa kau pernah mendengar pencapaiannya, tidak kan? kurasa ia hanyalah anak yang suka menyusahkan keluarga dan juga anak yang tak bisa di banggakan. makanya namanya tak pernah santer terdengar.’ mulut-mulut yang suka sekali mengurusi orang.

Kematian kakak ku sendiri memang sengaja di rahasiakan dari public. karena jika public mengetahuinya, akan banyak kemungkinan yang terjadi kedepannya mengenai tentang perusahan milik keluarga kami yang cukup cermelang bersaing dengan perusahan-perusahan terkenal lainnya di bawah tangan Daddy dan kakak ku jessline. jikalau pihak luar sampai mengetahui kakak ku si pemegang saham mendelz saat ini sudah meninggal pasti banyak para musuh yang berbondong-bondong untuk segera menjatuhkan keluarga dan perusahaan kami.

Dan aku yang mendengar bisikan-bisikan itu memilih menutup kupingku rapat-rapat, mencoba tak memedulikannya dan memilih tersenyum memperlihatkan diriku yang bahagia. Saat ini semua tampak sibuk berbicara dengan para tamu undangan, begitu juga ka han tengah menyambut para tamu yang tentunya masih dengan kedatarannya. dan tak lupa para sahabat karibnya pun ikut datang untuk memberikan selamat.

Kini aku sedang berdiri diam menatap bunga di tangan ku, kesepian. itu yang saat ini ku rasa, karena tak ada satu pun yang berbicara dengan ku selain shua yang saat ini tengah bergabung dengan yang lainnya.

“selamat atas pernikahan mu” ujar seseorang yang berhasil membuyarkan rasa jenuh ku, lalu langsung segera ku menolehnya,

“ ooh- Dinoo…?” ujar ku tersenyum,

“ kapan kau kembali ? ” seru ku.

Ia pun membalas senyumku “ beberapa hari yang lalu. kau menikah dan tidak memberitahukan ku ”

“ maaf, emm di mana ka cheol. aku tak melihat nya? ” seru ku mencari keberadaan nya .

Ka Cheol sendiri merupakan pengusahawan sukses sama seperti ka han dan sahabat karib mereka lainnya, ia juga kakak lelaki dari Dino. ka Cheol merupakan sahabat dekat ka jonhan dan tentunya ia pun dekat dengan ku dan juga ka zee.

“ kau lupa, ia itu orang sibuk ” sahut Dino yang ku balas senyuman.

“ uhf padahal aku kembali kesini. ingin menikahi mu loh, eh ternyata malah aku datang sebagai tamu undangan yang tak di undang. mau kabur dari sini dan menikah dengan ku jess? ” ujar Dino

“ wah memangnya siapa bilang aku mau menikah dengan mu tuan Dino. Haha jiwa humormu meningkat ” ujar ku tertawa. yang di respon menganga oleh dirinya

“ uwah lihat yang lain saja pada mengantri hanya untuk bisa dekat dengan ku loh dan kau …!”

“ apa hah! ” sahut ku tertawa lepas kali ini, ya mungkin baru sekarang aku dapat tertawa lepas sepanjang acara ini. Kurasa.

Kami sendiri memang cukup dekat karena aku dan Dino dulu satu sekolah sebelum akhirnya Dino melanjutkan pendidikannya ke luar.

Tak jauh dari keberadaan ku dan Dino saat ini, “ bukankah itu Dino hah ? ” ujar dikey dengan yang lainnya. tentunya diam-diam han pun meliriknya meskipun dengan keengganan dan masa bodo,

“ astaga, tuh bocah kembali.” Ucap shua tersenyum,

Tak berapa lama dari itu Dino pun menghampiri mereka, “ apa kabar semuanya? ” seru Dino tentunya menjabat tangan shua dan yang lainnya juga.

“ baik, lo sendiri gimana ? ” ujar shua dan yang lainnya

“ sama baikknya.” sahut Dino,

“ oh ya selamat, ya ” ucap Dino pada jonhan.

“ ehm ” jawab jonhan dengan cuek. Sangat jelas jonhan benar-benar sama sekali tak antusias dengan acara ini pastinya.

Hingga acara pernikahan itu pun berangsur berakhir, aku yang saat ini baru selesai dari toilet sedikit bingung karena sudah tak mendapati siapa-siapapun.

“ permisi, apa kau melihat orang tua ku? ” seruku pada pelayan yang tengah bekerja itu

“ aa maaf nona sepertinya mereka sudah pergi.” Ucapnya yang memang sudah tak mendapati siapapun itu

“ ehm. Kalau ka han .. ah maksud ku suami ku, jonhan tirta atmaja. apa kalian melihatnya?” tanya ku

“ sepertinya beliau juga sama sudah pergi nona.” Sahutnya

“ begituya…terimakasih ” seruku yang berjalan keluar gedung dengan kebingungan karena tak tau harus kemana,

‘ kenapa mereka meninggalkan ku sendirian di sini?. lalu apa yang harus ku lakukan? ’ batin ku dengan menundukkan wajahku sambil berjalan. Tak lama,

“ permisi. dengan nona Jessica, ya? ” seru seorang pria dengan perawakan yang tak lagi muda itu. yang ku jawab dengan anggukan tentunya,

“ silahkan masuk nona, tuan jonhan yang meminta saya.” Ujarnya membukakan pintu mobil

“ tapi kenapa bukan ka han? kemana ka han nya? ” Tanya ku

“ maaf nona, saya pun tidak tahu karena saya hanya di minta untuk mengantarkan anda saja ” Jawab nya

aku hanya memandang jalanan dengan hati yang sedikit di buat tak menentu karena sikap kedua orang tua ku yang pergi begitu saja meninggalkan ku tanpa menemui ku dan begitu pun ka han. Setelah cukup lama bermain dengan pikiran ku. aku pun melirik bapak sopir itu,

“ kita mau kemana pak? ” Tanya ku membuka suara

“ tuan jonhan meminta saya mengantar nona ke apartment nya ”

“ begitu ya. Pak, aku ingin mampir sebentar ke rumah ku .”

“ maaf nona tapi tuan jonhan memberi perintah saya jika langsung mengantarkan anda ke apartmen… ”

“ ehm baiklah… ” jawab ku, Karena ini permintaannya maka akupun tak akan menentang, sudah sepatutnya saat ini aku yang notabennya sebagai seorang istri mengikuti apa yang suami ku katakan.

Begitu sampai di depan lobby apartment, pak sopir segera membukakan pintu mobilnya untuk ku, akupun keluar dari dalam mobil dan sedikit melihat bangunan apartment itu yang menjulang tinggi pastinya merupakan LUXURY APARTMENT.

“ nona ini access card apartmenya” ujar pak sopir dengan sopan dan hormat

“ ah.. yaa” sahut ku menerimanya

“ jika begitu saya permisi.” Pamit pak sopir saat itu,

Kemudian akupun berjalan memasuki apartment dengan menggunakan lif pribadi yang langsung menuju ke unit apartment. Begitu setibanya di depan pintu apartment aku sedikit terpaku diam sebelum akhirnya benar-benar masuk kedalam. gelap, sepi. Itulah keadaan saat ini.

Aku mencoba bertanya-tanya di mana keberada ka han, karena kukira ia sudah lebih dulu di sini tapi ternyata tak ada siapapun di sini. Setelah sekilas melihat menyeluruh ruangan apartmen ini, aku juga melihat terdapat potret bingkai foto besar praweeding mesra ka han dan juga kakak ku menghiasi dinding apartment itu, kemudian kuputuskan untuk berniat mandi karena selain rasa lelah berdiri seharian menyambut para tamu. rasanya badan ku pun juga sudah benar-benar gerah dan lengket.

Tapi saat aku akan mau memasuki kamar, tiba-tiba saja pintu apartment terbuka, sosok pria yang kini sudah resmi menjadi suami ku akhirnya pulang,

“ oo ka hann… kakak dari mana saja? ” Tanya ku dengan senyuman

“ cih! sepertinya kau tampak sangat senang! ” kata nya dengan pandangan yang sedikit sinis nan tajam

“ maksudnya? ”

kali ini. Ka han tersenyum smirk, “ picik. tidak usah berlaga polos, aku benar-benar muak melihat mu ”

Kala itu aku sungguh tak mengerti maksudnya, “ aku sungguh tak paham apa maksudnya…”

“ gak paham! ” teriak ka han mencengkram dagu ku kencang dengan emosi

“ lepas kaa… sakitt ” gumam ku

“ ini tak seberapa dengan apa yang kau lakukan, jangan berharap kau itu bisa ada di hidup ku karena itu adalah hal yang tak akan mungkin.”

“ ta..tapi kenapa? Ke-kenapa…” lirih ku meringis menahan cengkraman yang semakin lebih kuat itu

“ tidakperlu berpura-pura! Ini semua rencana mu sejak awal bukan, ”

“ shtt rencana apa ka?, aku sungguh tak mengerti…to-tolong lepaskan shtt sakit ”

Seakan tak peduli ka han justru semakin geram dan emosi. dari hanya mencengkram dagu ku hingga kini berpindah dengan mencekik ku,

“ kau sengaja meminta jessline untuk membatalkan pernikahan kami bukan !! ”

Aku hanya mampu mengelengkan kepala ku, hanya itu. aku sudah benar-benar tak bisa bernafas. karena sudah kehabisan nafas, aku bahkan memukul-mukul ka han agar melepaskan tangannya dari leherku. Hingga akhirnya aku pun lemas dengan genangan air mata yang sebentar lagi akan jatuh tanpa berkata apapun, barulah ka han melepaskan cengkeramannya dengan kasar dan pergi meninggalkan ku yang langsung tersungkur batuk-batuk memburu mengambil nafas segera.

***

jangan lupa like, vote, dan komennya yeorobeun. karena dukungan kalian sangat berarti untuk Mimin.

# happy reading 🍃🍃

bab 2 ~~ takdir macam apa?

Sejak kejadian hari itu, aku bahkan tak pernah bertemu lagi dengan kan han, sudah seminggu kiranya. Aku menghabiskan waktu sendiri di dalam apartment ini. Setelah aku pergi berkunjung kerumah ku dan mendapatkan penolakan keras dari kedua orang tuaku. untuk tidak lagi menginjakan kaki di sana, penolakan itu amat sangat menyakitkan, apalagi saat mommy ku bergeming ia telah gagal dan salah mendidik ku dan tak ingin melihat diriku ini.

Kesedihan dan kemarahan tampak jelas di wajahnya. Entah apa penyebabnya, tapi pada kalimat selanjutnya saat moms bilang aku adalah pembunuh ka zee aku sangat terkejut pastinya. Tentunya aku mengelak keras, sebab aku memang tak melakukan apapun. bahkan untuk mencerna setiap kalimat yang di sampaikan kedua orang tua ku saja aku masih mencoba memahaminya , pembunuh?. Bagaimana mungkin aku melakukan itu terhadap kakakku sendiri. Tapi kedua orang tua ku tak mau mendengarkan ku, mereka bahkan mengusirku sebelum aku bicara. Mereka mengatakan aku adalah PENYEBAB KA ZEE MENINGGAL.

Hal itu memenuhi isi kelapa ku, aku benar-benar tak tahu di mana salah ku?. Seseorang, siapapun itu tolong beritahu aku? agar aku dapat mengerti kenapa semua ucapan itu tertuju untuk ku. Beberapa hari lalu aku kembali mendatangi orangtuaku tapi keadaannya masih sama, mereka tak membiarkan aku memasuki rumah. Bahkan penjaga rumah pun mengusir ku terang-terangan meskipun dengan embel-embel kata maaf. Itu tetap amat menyakitkan. apa aku di asing kan oleh keluargaku sendiri? ah tidak, tapi lebih tepatnya aku seperti orang yang di buang. Apa salah ku? Kenapa aku seakan orang paling buruk di dunia ini?.

Dan malam ini, aku kembali berakhir di apartment yang sunyi sepi sendiri. Aku baru saja selesai membuat pasta yang simple karena perut ku tiba-tiba baru merasa lapar, seperti yang sudah-sudah aku selalu masak untuk dua porsi jaga-jaga siapa tau ka han pulang meskipun itu hanya sekedar harapan ku saja.

Saat aku hendak duduk di meja makan, pintu apartment terbuka dengan kasar menampakan ka han yang lengang menyelong masuk begitu saja.

“ ka han sudah pulang… ” seru ku menyambutnya hangat

“ apartment ini milik ku jadi mau pulang atau tidak itu jelas suka-suka ku! ” ucap ka han menyahut sambutan ku yang hangat dengan amat dingin

“ aku membuat pasta, ka han sudah makan ? ” tawarku

“ aku tak sudi memakan masakan mu! Ah dan ya, jangan mengharapkan apapun dari pernikahan ini, Apalagi uangku. Kau tidak akan mendapat apapun kecuali rasa sakit yang lama-lama akan menggerogoti tubuhmu!.” ka han berucap penuh kebencian kemudian pergi memasuki kamar sambil membanting pintu dengan keras-keras.

Jleb sekali kata-kata itu berhasil membuat hati ku hampir lolos begitu saja. Rasanya, rasa lapar ku mendadak hilang begitu saja. Aku pun mengejarnya,

“ di mana letak salah ku? kenapa kakak memperlakukan ku seperti ini? ” ucap ku

“ kau nanya di mana letak salah mu!. setelah kau hancurin semua mimpi ku bersama jessline. Setelah apa yang kau perbuat, kau masih nanya hah! ” Teriak ka han penuh amarah mendorong ku hingga terjatuh di samping tempat tidur dengan begitu kerasnya.

“ aku tidak melakukan apapun, sungguh. Kenapa menyalahkan ku atas apa yang tak ku perbuat ” seru ku dengan suara bergetar karena menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mataku,

“ cih! Masih mengelak, kau adalah penyebab kepergian wanita tercintaku. kau menghancurkan mimpi-mimpi indah yang sudah aku rencanakan dengan jessline. Kau pikir dengan ini semua, kau bisa hidup dengan damai bahagia? gak akan ! meski keinginan sialan mu itu sudah terpenuhi dengan sudah berstatus istri ku. tapi perlu di ingat baik-baik, itu gak akan merubah apapun!. kau pikir, dengan kau yang seperti ini akan membuat ku bersimpati? gak akan ! Ah satu lagi jangan pernah sekalipun kau berani menyentuh ranjangku. Aku tak Sudi seranjang dengan mu! ” ucap ka han pergi.

Aku sudah tak dapat lagi menahan air mata ku, aku menangis marah akan tuduhan yang ia berikan pada ku. karena tidak sekalipun merasa tuduhan yang ia ucapan, ku lakukan. Aku memang mencintainya dan ingin hidup bersama dengannya tapi jujur tak pernah sekalipun aku meminta atau mengatakan pada ka zee untuk membatalkan pernikahan mereka. aku menyimpan rapat-rapat perasaanku akan ka han dari ka zee.

bahkan aku juga sudah hendak memutuskan akan pergi meninggalkan kota ini tepat setelah pernikahan kakakku dan ka han. lalu kenapa bisa aku adalah penyebab ka zee meninggal?. tuhan apa salahku? Hingga aku di tempatkan dalam keadaan ini? Derai ku dalam tangis. Hingga aku tertidur tanpa sadar dan bangun esok harinya,

Pagi ini aku sudah memberhentikan taksi,

“ pemakaman paradise, pak.” Ucap ku setelah duduk di bangku taksi itu. Tak lupa juga aku membawakan Bunga rose pink kesukaannya ka zee, lalu kemudian mobil taksi yang kutumpangi pun tiba tepat berhenti di tempat pemakaman itu.

“ tunggu sebentar di sini ya pak.” Ucapku keluar dan berjalan menuju peristirahatan terakhir ka zee.

Aku berdiri menatap nama ka zee di marmer,

“ hai ka zee. Ini aku, Jessica. adik menyebalkanmu.” Seru ku tersenyum getir meletakan Bunga kesukaannya.

“ ka zee apa kabar di sana? Semoga selalu baik ya. Maaf baru kembali mengunjungi mu setelah apa yang terjadi. Ka Zee tahu, pekan lusa lalu aku sudah menikah dengan ka han menggantikan mu. Uhf Kabar ku tidak baik-baik saja. Kenapa kau pergi begitu saja hah?, Dan kenapa pula aku yang jadi penyebab kematian mu kak. Moms dan dad bahkan tak ingin bertemu dengan ku, mereka begitu membenci ku karena katanya akulah yang sudah membunuh mu. Begitu juga dengan ka Han. Tidak bisakah kau kembali kak? Aku tidak ingin seperti ini. Aku paling benci untuk berharap, tapi kali ini aku berharap kamu kembali." Lirih ku mengusap pipi yang sudah basah dengan air mata tanpa sadar. Kemudian aku pun memutuskan untuk pergi, saat aku berbalik berjalan beberapa langkah.

" Tidak tahu malu! Berani sekali kau menampakkan diri mu kesini setelah apa yang kau perbuat. " Ucap kak Han dingin nan arogan berdiri tak jauh dari tempat ku berdiri saat ini dengan bunga rose pink di tangannya juga.

Aku diam menatap nya, " memang nya apa yang telah ku perbuat? Aku tidak melakukan apapun. Kenapa bisa ka Zee meninggal karena aku? Apa yang sudah aku lakukan?! " Seru ku melihat ka Han yang sudah mengepalkan tangannya

" kalau saja malam itu! Malam di mana kecelakaan itu terjadi. Ia tak mengatakan kau menyukai ku dan meminta ku untuk membatalkan pernikahan kami karena mu. Mungkin ia masih ada sekarang dan kami sudah menikah. Kalau ia tak bersikeras meminta ku untuk menikahi mu. " Ia berkata penuh penekanan dan kebencian yang terpancar dari wajahnya.

" Apa? Tapi aku tidak mengatakan hal itu. Sungguh aku bersumpah. Aku tidak pernah sekalipun meminta hal itu. Aku tidak pernah sekalipun membicarakan itu pada ka Zee, sungguh." Seru ku bersih keras menjelaskannya. Karena memang aku tak pernah melakukan itu.

" jika penjahat Ngaku, penjara penuh. Acting mu terlalu murah! " Ujarnya tersenyum jengkel penuh kebencian berlalu melewatiku.

Aku menatapnya nanar, jadi itu alasannya kenapa ia Sebegitu benci nya padaku?. Tapi sungguh, aku berani bersumpah. Tak pernah sedikitpun aku meminta hal itu pada ka Zee. Dengan langkah letih aku pun berjalan masuk kedalam taxi.

Saat mobil taxi yang ku tumpangi melaju keluar jalan pemakaman, " Nona, mau ke tempat tujuan mana? "

" Nona.. " panggil sopir taxi itu melihat ku dari kaca spion, sekaligus juga berhasil menyadarkan ku yang sedang tak berada di sini. Tepatnya saat ini jiwa ku sedang berkelana dengan setiap pernyataan Ka Han tadi.

" Ya? " Tanya ku.

" Ini mau ketujuan mana, nona? " Seru sang sopir taxi.

" Ah... Terus jalan dulu saja pak. " Ucap ku yang memang juga tak tahu ingin kemana, melihat ke arah depan jalan tersebut. jika kembali ke apartemen sekarang rasanya akan sangat membosankan karena hanya berdiam diri di dalam apartment yang sepi sendiri.

" Baik. " Sahut bapak sopir itu terus melajukan taxinya,

Aku kembali memilih diam menatap ruas jalan dari dalam taxi. Cukup lama taxi yang ku tumpangi hanya melaju mengikuti jalan saja, akhirnya si sopir taxi kembali melirik ku dengan ragu dari kaca spion depan yang sedari tadi tak jua kunjung menyebutkan tempat tujuanku.

" Puter balik ke cafe sebrang jalan Texas ya pak. " Ucap ku

" Ya baik. " Jawabannya segera memutar balik menuju tempat yang kusebut tadi. Saat sudah sampai aku pun turun dan membayarnya lalu langsung masuk ke dalam cafe.

Di sana aku memesan ice Americano dan juga sepotong cake meskipun aku tak merasa lapar. Setelah itu aku memilih duduk di sudut dekat jendela, aku menatap nanar ke luar jendela, jiwaku masih tak berada di tempatnya. Sejujurnya pernyataan Ka Han tadi terus saja tengiayang-iyang. aku masih tak mengerti mengapa ka Zee meminta membatalkan pernikahan nya bersama ka Han karena aku.

Aku tak sejahat itu. meskipun aku mencintai ka Han tapi aku tak seegois itu untuk meminta ka Zee membatalkan pernikahan mereka. Lalu kenapa aku di salahkan atas kematian nya ka Zee dan di benci atas apa yang tak kulakukan? mereka bahkan menutup mata dan telinga mereka tanpa mau mendengarkan ku. Rasanya sangat menyakitkan mengetahui jika orang terdekat dan tersayang kita pun tak mengenali kita, Mendadak aku mengingat kembali saat acara pernikahan ku dan ka Han, yang mana Kala itu pantas saja sifat kedua orang tua ku yang seperti tak peduli dan juga tak antusias nya ka Han.

" Sedang apa? " Ujar seseorang mengagetkanku. yang bergabung duduk di depan ku,

" Oh kau di sini? " Seru ku melihat nya. Jam berapa sekarang ini? Gak mungkin si orang sibuk ini berada di sini kalau bukan, sudah jam pulang kantor?. Aku segera memeriksa jam di ponselku. Astaga! Saat ini sudah pukul 6 sore, jadi selama itu aku terduduk di sini.

" Kenapa mengabaikan panggilan dan pesan ku? "

" Karena kau menganggu. Berisik tau! Sadar tidak kalau kau itu menggangu ketenangan seorang pengantin baru " ujar ku berbohong seakan semua baik-baik saja.

Shua tak mengalihkan pandangan Nya dari ku, " terjadi sesuatu, bukan? "

" Ngga. Semua baik-baik saja " sahutku menyambar ice Americano yang sudah cair tanpa ice lagi di dalamnya. yang belum sempat ku sentuh sedikitpun sejak tadi.

" Katakan, ada apa? " Ucap Joshua masih menatap ku.

" Tidak ada. Jangan menatap ku seperti itu. "

" Kau pikir, kau bisa bohong dengan ku hah Jess. Aku bahkan tahu suasana hati mu hanya dari nada bicara mu saja."

" Menyebalkan!. Kalau begitu abaikan saja. "

" Jonhan tidak menyakiti mu kan? "

Aku menolehnya, shua mengetahuinya? Ia tahu jika pernikahan kami tidak baik?

" Hei! " Ujarnya

" Shua... Kau mengetahuinya. "

" Ehm. Begitu juga dengan Moms dan dad mu yang marah. " Jawab Joshua yang sudah mengetahui keadaan itu dari sebelum pernikahan mereka berlangsung.

" Apa kau tahu penyebab kecelakaan ka Han dan ka Zee? Dan apa Benar yang mereka bilang, aku adalah penyebabnya? "

" Apa? Omong kosong macam apa. Kecelakaan itu Murni kesalahan jonhan "

" Tapi pada kenyataannya tak begitu. pada kelihatannya gak seperti itu. Bagi mereka, akulah yang salah, aku adalah penjahatnya. itu satu-satunya kebenaran yang mereka yakini. Meski seberapa keras apapun aku menjelaskannya sekalipun. Aku tak masalah jika ka Han tak menerima ku dan membenci ku, tapi Kau juga tahu sendiri bukan? Bagaimana aku diam akan perasaan ku ini kan shua?. Kau bilang ini adalah bagian takdir kan. tapi aku bertanya-tanya takdir seperti apa shua? Takdir macam apa? " seru ku dengan mata berkaca-kaca melampiaskan marah ku

Shua terdiam melihat ku,

" Ah maaf tidak seharusnya aku begini." Aku Mengambil nafas dengan dalam.

" Tak apa. kau boleh dengan puas menangis di depan ku. " Ucapnya membuat ku tersenyum, karena kalimat itu masih sama persis sejak umur ku 5 tahun dengan shua yang berumur 7 tahun kala itu.

" Ayo. Aku akan mengantarmu pulang. " Ujarnya berdiri,

Kami pun pergi. Di perjalanan shua mengantarku, " jadi apa yang akan kau lakukan? " Seru nya

" Emm.. aku akan menghadapi nya dan menerima nya. Bagi ku pernikahan itu adalah janji yang sudah ku buat dengan Tuhan, untuk senantiasa mencintai suamiku. Di kala senang ataupun susah, sehat maupun sakit. Aku sudah berjanji akan menjadi istrinya dalam keadaan apapun. Untuk ku pernikahan ini bukanlah hanya sebuah permainan meski sekalipun ka Han tak menganggapnya. " begitu penuh keyakinan aku memantapkan hal itu di hati. Aku memang harus menghadapinya bukan? Di banding melarikan diri. Hal apapun yang harus di hadapi, ya tinggal di hadapi. cepat ataupun lambat, Toh itu juga akan berlalu. Entah berlalu dengan baik atau buruk. Ku serahkan saja dengan Tuhan.

Tanpa sadar mobil shua pun sudah berhenti di depan lobby apartment,

" Thanks sudah mengantar ku " Ucap ku keluar mobil.

" Jess. Aku ada buat mu, jadi jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dari ku. Jika terjadi sesuatu..." Ujarnya membuka kaca jendela,

" Cih tidak akan. kau lupa aku pernah ikut latihan judo. " Sahut ku menyeringai sebelum akhirnya melesat masuk apartment.

" Ah Astaga, dia tetap lah dia. Dengan peringai nya " gumam shua menancap gas mobil nya pergi.

-

-

-

***

jangan lupa like, vote dan komennya yeorobeun. dukungan kalian sangat berarti untuk Mimin.

# happy reading all 🍃🍃

bab 3 ~~ menjadi pihak yang salah

Kini aku sudah berada di dalam apartment, menghidupkan lampu seakan sebagai pertanda jika apartment ini ada penghuninya. Yang menyebalkannya tiap kali aku masuk, aku langsung di sambut pemandangan bingkai besar foto pra wedding mesra dari ka Han dan ka Zee, dengan ka Zee yang tengah mengenakan gaun pengantin memeluk bahu ka Han dari belakang. Tak lupa Guratan senyum bahagia terpancar dari masing-masing mereka. Aku melirik lama, jika boleh jujur aku ingin sekali melepas foto itu dan menggantinya dengan foto pernikahan ku. tapi sayangnya aku bahkan tak memiliki satupun foto pernikahan.

Bragg! Pintu apartment di buka dengan sangat kasar hingga mengagetkanku,

" Kau sudah pulang? Apa kau sudah makan malam? Ingin ku masaki sesuatu?.. " seru ku yang di abaikan begitu saja oleh ka Han bagai tak melihat diri ku ini ada.

Aku menghela nafas menuju dapur mengambil segelas air dingin dan menenggaknya, Aku perlu mendinginkan tubuh ku alih-alih juga suasana hati. Sebelum akhirnya aku ke kamar, di sana aku sudah mendapati ka Han tertidur di kasur. Aku pun memilih membersihkan diri, baru setelah nya juga pergi tidur. Tapi bedanya aku tidur di lantai tanpa sehelai alas, awalnya memang rasanya tak nyaman apalagi dengan dingin yang menusuk hingga ke tulang. tapi bukan berarti sekarang sudah terasa nyaman, hanya saja saat ini rasanya sudah terbiasa. Malam ini, malam pertama ka Han tinggal di apartment setelah sebelumnya ia selalu tak pulang.

...🍃🍃🍃...

Pagi hari tiba, aku berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan. Ku lihat isi kulkas yang hanya tinggal beberapa bahan saja, akupun memutuskan untuk membuat nasi goreng karena hanya itu menu yang simpel dengan bahan-bahan yang tersisa. Sebenarnya aku tak terlalu pandai memasak tapi cukup sedikit bisalah ya, dan rasanya pun tak buruk-buruk amat malah menurut ku si enak, bukannya memuji diri sendiri. Setelah selesai menyajikannya, aku hendak meletakkan dua buah piring nasi goreng tersebut di meja makan.

Tepat saat itu juga ka Han keluar kamar sudah rapih hendak berangkat ke kantor.

" Sarapan dulu ka. Aku sudah buat nasi goreng " tawar ku, tapi tak ada sahutan apapun dari nya yang justru terus berjalan mengabaikan ku,

" Aku bekalkan ya, biar nanti kau bisa sarapan sesampai nya di kantor. " Ujar ku mengejarnya dengan sepiring nasi goreng di tangan ku.

" Cih tak tahu malu. Bisa-bisanya masih berdiri tegak atas hidup dan kebahagiaan seseorang yang telah kau renggut! Kau memuakkan !! " Kasar sekali Kata-kata itu menusuk sekali dengan penuh penekanan di setiap perkatanya.

" Ya. Aku memang tidak tahu malu. Kenapa aku harus berlama-lama larut akan hal itu. Tentu saja aku harus berdiri tegak sementara hidup akan harus terus berjalan. Itu kan yang kau inginkan? aku mengakui diri sebagai pihak yang bersalah. Ya aku yang salah, aku yang telah meminta ka Zee untuk membatalkan pernikahan kalian. " Sahut ku

Pranggg!! Detik itu juga piring di tangan ku melayang berhamburan pecah berkeping-keping ke lantai bahkan ada pecahan itu sebagian yang mengenai kakiku.

" Ingat ini baik-baik, aku tidak akan pernah membiarkan kau hidup dengan nyaman! Ku pastikan aku akan memberi mu siksaan demi siksaan!! Hingga kau menyerah dengan hidup mu " Ka Han melepas cengkaram kasarnya pada dagu ku lalu berjalan meninggalkan ku,

" Lakukan. Karena aku tak akan pernah semudah itu menyerah. " Ujar ku menahan tangis. Tapi Nyatanya aku tak sekuat itu. air mata ku pun lolos begitu saja. Jadi Sebencinnya itu ia dengan ku.

Aku bahkan sampai tak menyadari di lantai sudah terdapat bercak darah segar akibat kaki ku yang sudah mendarah karena pecahan piring yang menggores kakiku cukup lebar.

***

Jonhan POV.

Sebelum nya dunia ku sangat baik. Hidup dengan punya segalanya, semuanya berjalan lancar sedemikian rupa lalu di tambah satu kebahagiaan besar lagi dalam hidupku yaitu hadirnya wanita ku. Aku dengan wanita ku saling mencintai. Bahkan keluarga Kami sudah memiliki hubungan sejak lama. Berawal dari kakek kami yang bersahabat lalu kedua orang tua kami. Hubungan ku dan wanita ku amat penuh cinta tiap harinya, sesekali kami bahkan merajut mimpi-mimpi bersama akan gambaran kami suatu hari nanti. hingga akhirnya kami memutuskan untuk kejenjang pernikahan.

Hari itu, hari di mana adalah hari yang paling ku tunggu seumur hidupku, tapi mendadak hari itu menjadi hari paling ku benci seumur hidupku. Bahkan tak pernah ingin ku hadirkan dalam setiap hidup ku. Tepatnya malam sebelum hari pernikahan ku dan wanita ku, aku tengah mengantarkan wanitaku kembali pulang usai bertemu bincang dengan Mommy ku yang katanya merindukan calon menantunya itu.

" Han, aku ingin kita membatalkan pernikahan ini. " Ucapnya tiba-tiba,

" Lelucon mu sangat tak lucu baby " sahut ku masih fokus menyetir

" Aku tidak sedang bercanda. Aku serius. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. " Hal itu Membuat ku segera menoleh nya,

" Aku tidak bisa lanjutin ini. Mari kita akhiri sampai di sini " Ujarnya kembali

" Jessline, maksudnya apa si? " Seru ku terus mengemudi dan masih tak menganggap bahwa itu serius

" Aku rasa kamu mengerti, karena kamu bukan orang bodoh Han. Aku gak bisa lanjutin ini dan nikah sama kamu Han. "

Mendengar itu tentunya aku meradang, bagaimana mungkin tidak bisa? Kami saling mencintai. Lalu apa lagi? Kenapa?

" Ayolah Jessline, aku tak suka lelucon mu. "

" Maaf han, aku tak bisa. Menikahlah dengan adikku Han, Jessica menyukaimu sejak lama. Ia tulus mencintaimu, jadi menikahlah dengan nya. Ia juga wanita yang hebat " ucapnya seketika membuat fokus ku kabur,

" Kau gila! Apa karena itu alasannya kau ingin membatalkan pernikahan kita hah?!" Seru ku sudah amat geram.

" Turunkan aku han " pintanya.

" Jawab jes! Apa kau mempermainkan aku hah!! " Ucap ku yang emosi tetapi dengan masih memegang kemudi.

" Berhenti Han. Turunkan aku di sini. "

" Tidak! Sebelum kau menjawab pertanyaan ku Jes! "

" Berhenti Han. hentikan mobilnya " Ucap nya ikut memegang stir mobil, yang kutepis tapi ia pun kembali mencoba menghentikan kemudi ku dengan bersih keras terus menarik-narik stir dan tanganku.

" Han awasssss.... " Teriak Jessline saat di depan kami ada pembatas jalan beton, saat itu akupun mencoba membanting stir untuk menghindar tapi sudah tak ada waktu hingga akhirnya mobil kami terpelanting kebalik hingga tiga kali. Sampai aku terhempas keluar dari mobil. saat itu sebelum aku akhirnya tak sadarkan diri dan hanya dapat melihat jika mobil yang ku Kendari itu sudah terbakar.

Mulai detik itu juga saat aku tersadar di rumah sakit, kemudian di beritahukan tentang Jessline yang tak terselamatkan di dalam mobil, seketika duniaku hancur. Bahkan pertahananku runtuh, seruntuh-runtuhnya. Sialnya saat itu juga aku di minta untuk tetap melanjutkan pernikahan dengan perempuan yang menjadi penyebab kepergiannya wanitaku.

Perempuan itu tengah menangis di depan foto wanita ku, Muak sekali aku melihat wajah kepura-puraan nya dan air mata palsunya itu!, Aku sudah amat sangat membenci keberadaannya. Jelas aku meradang. Tapi sungguh persetan saat tuan mendelz dan nyonya Jane menangis berlutut memohon padaku untuk tetap melangsungkan pernikahan tapi bersama dengan Jessica young mendelz. Hal itu membuat orang tua ku iba, bukan hanya itu saja tapi karena pastinya nama baik kedua keluarga kami juga di pertaruhkan pada pernikahan sial itu. Tapi lihat saja, aku tidak akan membiarkan ini. dia tentu saja akan mendapatkan pelajaran karena telah berani bermain-main dengan ku.

" Han, aku tau ini berat untuk mu. Tapi, tentang Jessica. tolonglah jangan menyakiti nya. " Seru Joshua membuka suara terduduk tak jauh dari ku,

Aku melirik sinis dengan menyunggingkan senyum " menurut mu, lalu aku harus seperti apa? Menerima dengan senang hati? "

" Biar bagaimanapun ia itu istri mu." Ucapnya. Tunggu dulu, aku sangat tidak suka kata-kata itu dan nada bicaranya. yang seakan memang meminta ku menerima perempuan itu. itu tidak akan pernah terjadi! Sampai kapanpun. Lebih baik aku mati daripada harus menerimanya.

" Wah. kau di bayar untuk itu! " tawa ku smirk

" Han.. " ujarnya

" Kau pikir! aku akan menerima perempuan yang menjadi penyebab kematiannya wanita tercinta ku. Kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya! " Sambung ku pergi meninggalkan nya yang hanya membuat suasana hati makin buruk.

...🍃🍃🍃...

Sore ini aku sedang di supermarket, membeli kebutuhan dapur dan kebutuhan lainnya yang habis. Aku mendorong perlahan troli belanjaan sambil memikirkan uang tabungan ku yang semakin tiris krisis. Tentunya Aku gunakan untuk mencukupi kebutuhan ku hari-hari, soal ka Han yang tak memberikan uang. Aku tak terlalu mau mengambil pusing, karena dari awal pun ia sudah mengultimatum tentang hal itu.

Aku tidak bisa terus mengandalkan uang tabungan ku yang tinggal tak seberapa itu bukan. Jadi aku rasa, aku harus mulai mencari pekerjaan. Tapi kira-kira di mana ya...

" Astaga! Tidak salah liat. Istri orang paling berpengaruh di kota ini tengah berbelanja. Kenapa? Ah Itu karena kau tak di terima bukan. Jelas, siapa yang menerima seorang perebut. Sadisnya merebut calon suami kakaknya sendiri. Wah Bukan pager makan Tamanan lagi gak si " ujar Sandra, si wanita yang selalu saja mencari masalah dengan ku.

Ouh! apa dunia terlalu sempit sampai aku perlu harus bertemu dengan orang seperti nya!.

" Urus urusanmu " ucap ku meliriknya malas mendorong troli ku

" menyedihkan sekali ya " Serunya

Aku menghentikan langkahku dan berbalik lalu tersenyum " apa yang menyedihkan? Kalau aku sendiri saja bahagia. "

" Bahagia karena merebut nya dari kakakmu." serunya tersenyum

" Tidak masalah untuk. Jika kau pikir dengan ini kau bisa membuat ku terganggu, kau salah besar. Bukankah kau yang menyedihkan, bahkan sampai sekarang masih terus mengejar cinta ka Han. Oops suami ku sekarang " Ucap ku mendekati nya lalu tersenyum pergi.

Aku menenteng belanjaan dan memasukinya ke bagasi taxi yang juga di bantu pak sopir taxi. Lalu membanting pantatku keras di kursi penumpang,

" Langsung kembali ke apartment tadi saja." Seru ku menyandarkan kepala memandang ruas jalan.

Begitu nya sampai, akupun merapihkan semua barang-barang yang kubeli. Termasuk keperluan mencuci, soal yang satu itu aku sedikit kerepotan tak begitu Paham. Karna sebelumnya aku belum pernah mencuci sendiri. Setelah selesai bergelut dengan hal itu, lalu aku berjalan ke dapur untuk memasak dengan merasakan Kakiku yang sedikit nyeri akibat luka pecahan piring pagi tadi.

Bip.. bipp.. bipp.. suara kode apartment yang di buka, tak lama muncullah ka Han.

Aku tersenyum menyambut nya, ku pastikan senyuman ku tulus seperti semua istri yang menyambut suaminya pulang " Aku baru selesai memasak. Mari makan malam "

Lagi dan lagi selalu tak pernah ada balasan dari nya yang lenggang pergi begitu saja mengabaikan ku bagaikan aku tak ada. Semenjak aku menjadi istrinya, sekalipun tak pernah aku mendapatkan senyum darinya bahkan kata-kata manis dan ucapan selamat pagi. Tapi aku masih menerima nya. Setidaknya ia tidak kasar padaku.

-

-

-

***

jangan lupa like, vote dan komennya yeorobeun.

# happy reading all 🍃

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!