NovelToon NovelToon

Cinta Posesif Tuan Muda Emporer Group

Chapter 1 Kuliah hari Pertama

Di sebuah rumah yang asri tidak terlalu besar tapi cukup membuat mereka nyaman,

dengan hiruk pikuknya Negara Metropolitan Negara Y tidak menyurutkan semangat seorang gadis belia yang baru saja pindah dari Negara X kembali ke tanah airnya untuk melanjutkan Kuliah, Iya gadis itu bernama Emily Patricia Marine, seorang gadis blesteran Jawa-Jerman, tinggi, langsing dengan rambut panjang lurusnya yang dibiarkan tergerai. Emily sedang menghirup udara di pagi hari dari teras rumahnya.

“Nak, kamu beneran mau bawa mobil  Mini cooper mu itu ? apa tidak sebaiknya kamu diantar Pak Karto,” cemas Bunda mendengar anak semata wayangnya ingin berangkat bawa mobilnya sendiri di hari pertamanya Kuliah.

“Bunda, tenang saja, Emi akan baik-baik saja kok, ini kan bukan di luar negeri Bunda, ini Negara kelahiran Emi, Emi masih hapal betul jalanan di Negara Y ini, lagipula Emi kan bawa ini,” seraya sambil menunjukan Smartphonenya yang sudah didownload aplikasi google maps. Emi," insyaallah tidak akan nyasar Bunda."

“Bunda Emi pergi dulu,” ucap Emi sambil berpamitan mencium tangan Bundanya. Bundanya melepas kepergiannya dengan hati yang tidak rela. Lagu Justin Bieber-Intention mengalun dari dalam mobil itu. Emi terbawa suasana mendengar lagu favoritenya di putar station radio, Ia langsung spontan bergaya rap sambil menyanyikan lagu itu, sesekali Emi mengangkat kedua tangannya dari kemudinya.

“SREEKK !! SREEKK !!”

Terdengar suara aneh dari luar mobilnya tetapi Emi tetap santai melajukan mobilnya sambil menyanyikan lagu Justin Bieber tersebut , “ Picture perfect, You don’t need to filter, Gorgeous, make ‘em drop dead, you kill….” Emi melirik mobil sport Lambogini merah sedang berusaha mensejajarkan mobilnya, terlihat wajah cowok yang berteriak-teriak ke arahnya, cowok itu menurunkan kaca jendela mobil lambogininya.

“Hey berhenti ! Stop !,” teriak cowok di mobil Lamborghini itu sambil membunyikan klakson tak henti-hentinya.

Emi sayup-sayup mendengar perkataan cowok itu, yang terdengar dengan jelas hanya suara klaksonnya yang membuat telinga menjadi panas. “ Apaan sih cowok itu bikin stress aja, ngak usah tebar pesona kali baru naik lamborgini doank, norak banget,”ketus Emi dalam hati.

“ Hey, Minggir ! Menepi !,” teriak cowok itu dengan tatapan membunuh.

Emi mendengar dengan jelas apa yang diteriakan cowok itu, lantas Ia menepikan mobilnya di bahu jalan raya. Mobil Lamborghini merah langsung menikung dan berhenti tepat depannya. Cowok berbaju hitam, dengan berperawakan tubuh atletis, tinggi, maskulin menghiasi wajah cowok itu. Cowok itu menghampiri Emi yang masih duduk terdiam kaku didalam mobilnya dengan gusar.

“Hey, Buka ! Buka !,” seru cowok itu sambil mengetuk kaca mobilnya dengan kasar.

Emi masih terdiam. Ia tidak mau membuka kaca mobilnya, gelisah antara mengikuti perkataan cowok itu atau menancap pedal gas mobilnya. Cowok itu semakin terlihat marah melihat ekspresi Emi yang datar serta mengacuhkannya. Cowok itu lantas mengambil batu berukuran sedang di sisi mobil Emi yang terparkir. Emi melihat

cowok itu mengambil batu dari spion mobilnya.

“Damn ! What the boys doing !, Crazy !,” gumamnya.

Benar dugaan Emi, cowok itu mengancamnya dengan batu yang dipegangnya seraya berseru, “ Hey, buka ngak ! klo ngak gw akan pecahin kaca mobil loe !.”

Emi melihat tingkah laku cowok itu yang semakin membahayakannya. Tanpa pikir panjang, Emi menancap pedal gas mobilnya, berbelok ke kanan sehingga mau tidak mau cowok itu minggir dari pada keserempet mobilnya.

“Hahaha, rasain loe !,” ucap Emi puas melihat cowok itu  yang hampir terjatuh karena  menghindari  mobil Emi yang

tiba-tiba melaju.

***

Hampir satu jam, Emi melintasi jalanan ibu kota menuju Kampusnya,  Kampus barunya berada di tengah-tengah Negara Y, distrik itu merupakan kawasan elite, Kampusnya bernama Universitas Moderat berstandar Internasional di bawah naungan Emporer Group, merupakan Kampus yang kebanyakan mahasiswa dan mahasiswinya adalah anak dari Konglomerat negara Y. Emi memarkir mobilnya di area parkir Kampus tersebut yang cukup luas dan teduh karena banyak di tumbuhi pohon-pohon besar. Di sana, ia melihat banyak murid elite yang juga membawa mobil seperti dirinya, ada juga yang diantar oleh supir pribadinya, kebanyakan dari mereka masih asyik mengobrol secara berkelompok-kelompok, memang jam saat ini masih menunjukan Pukul 07.30 an. masing-masing mahasiwa mempunyai jadwal kuliah mereka sendiri-sendiri.

Emi lega karena tidak terlambat masuk Kuliah di hari pertamanya. Setelah touch up make up sebentar dan menyisir rambutnya yang tergerai hampir sepinggang. Emi turun dari mobil. Ia melihat, mengamati sekelilingnya sebentar, lalu dengan semangat Ia melangkahkan kakinya menuju gedung kampusnya. Ia melewati anak –anak cewek yang lagi mengobrol renyah tiba-tiba terdiam melihatnya.

“ Kenapa sih cewek-cewek itu ngeliatin gw kayak gitu,” gumamnya dalam hati. Tatapan cewek tersebut terlihat iri

melihatnya, mereka mengamati Emi dari ujung kaki sampai kepala, seraya berbisik,” Anak baru kayaknya, cantik sih tapi rada jutek!.”

Baru lima langkah dari mobilnya tiba-tiba seorang cowok menangkap tangannya dari arah belakang. Emi langsung menengok ke belakang, pandangannya mulai dari tangan yang memegangnya tanpa ijin lalu naik sampai ke wajah yang punya tangan tersebut.

“Ohh My God !,” kaget Emi bukan main. Cowok itu lagi, cowok lamborghini merah itu kini berhasil menangkapnya.

“Hahaha, akhirnya ketangkep juga Loe !,” ucap cowok itu puas masih sambil memegang pergelangan tangan Emi dengan erat.

“Hey, lepasin Gw ! dasar crazy !,” raung Emi berusaha melepaskan pegangan tangan cowok itu tapi tidak berhasil. Cowok itu mencengkram tangan Emi dengan sangat kuat.

Apa sih maksud cowok ini, perasaan gw kagak pernah kenal sama cowok itu.

Cowok itu menatapnya dengan lekat, kini jarak mereka hanya 5 centi, “Cantik juga,” ucap cowok itu dengan nada merendahkan. Emi tidak terima diperlakukan seperti itu. Tangan satunya Emi hampir menampar pipi cowok itu tapi dengan gesit cowok itu menghempaskan tangannya. Kedua tangan Emi terkunci, di genggam oleh cowok itu.

“Hey ! Lepasin gw !! brengsek !,”ronta Emi sambil minta tolong ke para mahasiswa yang masih duduk-duduk di area parkiran, Nihil, mereka hanya terdiam, tidak ada yang berani untuk menolongnya, mereka hanya bisa mengamatinya dari jauh.

“Mau gw lepasin ?! loe harus tanggung jawab dulu baby,” goda cowok itu.

“Emi tidak mengerti maksud perkataan cowok itu ?  tanggung jawab ? emang gw abis ngapain dia, stress nih orang,” ucapnya dalam hati. “ Gw ngak ngerti apa yang loe maksud ? tanggung jawab apa ? kenal aja enggak ! you crazy !,” ucap Emi.

Cowok itu berseru kepada cowok-cowok yang sedang berkumpul di pinggir taman tidak jauh dari area mereka berada. “Enaknya di apain nih Bro ?,” Tanya cowok itu kepada sekumpulan anak-anak cowok itu.

“Sikat Tuan Muda Hans !,” teriak salah satu cowok di sana. Memang siapa sih yang tidak kenal Tuan Muda Hans. sosoknya merupakan idola di kampus Moderat itu, baik cewek maupun cowok sangat mengagumi dan menuruti apa pun titah dari si Tuan Muda ini.

Emi baru tahu cowok itu namanya Hans, What ? Tuan Muda ?  karena cowok di sana barusan memanggilnya Hans, Tuan Muda Hans. Ohh seorang Tuan Muda ternyata, pantas kelakuan begitu angkuh. Dilihat dari penampilan cowok itu memang amat sangat stylis, dari outfit yang dipakainya merek DG, sepatu merk Nike, dan Tas selempang adidas, semua tampilannya branded dan maskulin.

Emi menghela napas panjang, dia ngak tau mesti ngapain lagi, pikirannya kacau karena cowok itu membullynya di hari pertama masuk Kuliah. Emi pasrah, dia sudah tidak berusaha melepaskan tangannya dari cowok itu. Dia lebih cooling down karena ingin mencerna apa yang sebenarnya diinginkan oleh cowok itu.

Cowok itu menyadari sikap Emi yang lebih penurut. Melihat Emi dari jarak sedekat ini terbersit keinginan untuk mencium bibir lembut cewek itu. “ Hahaha cmon Hans what are you thinking ?!,” batin Hans membuyarkan lamunannya. Emi juga merasakan hal yang sama, “ Kenapa jantung gw jadi berdebar kayak gini sih!, “ ucap Emi dalam hati.

Cowok itu melepaskan genggamannya sambil menghempaskan tangan Emi dengan kasar. “Loe mau tau apa yang harus lw pertanggung jawabkan ?,” kejam Hans. Emi mengangguk pelan.

Hans memegang kembali tangannya dan menariknya agar mengikutinya ke sisi parkiran yang lain. Emi mengikuti Hans sambil berlari kecil. “Nih orang kasar banget sih,” lirih Emi dalam hati.

“ Tuh lihat, “ seru Hans sambil menunjuk mobil lamborghininya yang penyok dan tergores.

Emi tidak mengerti, “Apa hubungannya gw dengan mobil loe yang penyok,” Tanya Emi. Dia memperhatikan sisi mobil lamborghini merah itu memang ada goresan lumayan banyak, dia berpikir pasti mahal untuk memperbaiki mobil lamborghini itu seperti keadaan semula.

“Kayaknya lw salah orang, ngak mungkin gw yang nyerempet mobil loe, gw tadi nyetir baik-baik aja kok,”ucap Emi membela diri dengan nada memelas.

Hans menghela napas dengan panjang, dia bingung harus membuktikan dengan cara apa lagi, lantas muncul ide di benaknya, “Ayo lw ikut gw,” Hans menarik tangan Emi dengan kasar ke sisi parkiran yang ada mobil Mini cooper pinknya, “ Itu liat ! mobil lw kebaret juga kan ! itu bukti klo mobil loe tadi nyerempet mobil gw !,” ketus Hans.

Emi terkejut melihat mobil blackpinknya penyok, “Astaga my blackpink, are u okay ?,” Tanya Emi kepada mobilnya sambil mengelus mobilnya yang kebaret, berharap setelah di usap goresan mobilnya hilang. Tapi tetap goresan itu tidak hilang. Hans melihatnya berbicara sendiri dengan mobilnya membuatnya tersenyum,”Rada gila nih cewek !,” batin Hans.

“Trus mau loe apa ?!,” lirih Emi sambil memasang muka terbaik memelasnya

Hans tidak terkecoh. “Yaa loe ganti rugi lah,”ketus Hans.

Emi tidak habis pikir, perasaan cowok yang kini di depannya adalah cowok tajir, dilihat style cowok itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, semua yang menempel pada cowok itu barang-barang branded semua, dari Jaket merk DG, jam tangan Fossil keluaran terbaru, sepatu Nike, tas selempang Adidas, hp I-Phone keluaran terbaru. “Ngak salah ini orang minta ganti rugi ke gw, dasar cowok pelit,” batin Emi sambil menatap cowok itu dengan julid.

Cowok itu menatap jam tangannya yang sudah menunjukan hampir Pukul 08.00 kurang 5 menit, ini berarti Mata Kuliah pertamanya akan segera di mulai.  “Sini tas Loe !,” pinta Hans setengah memaksa. Emi menyerahkan tasnya dengan ragu-ragu. Tanpa pikir panjang Hans membuka tas Emi dan mengaduk-aduk isinya sampai ketemu dompet merk Guess milik Emi, setelah ketemu, Hans membuka dompet Emi, di bolak balik dompet tersebut, tidak ada uang cashnya, hanya ada kartu-kartu : kredit, debit, member butik. Emi sampai malu sendiri melihat isi dompetnya.

“Dompet apaan nih ? kok ngak ada isinya,” cemoh Hans. Tidak puas lantas Hans mengaduk-aduk isi tas Emi, “ Gotcha ! ini barang gw sandera dulu,” ketus Hans sambil menunjukan kunci mobil Mini cooper pinknya..

Setelah mengambil kunci mobil Emily, Hans berlari ke arah gedung Kampus di ikuti cowok-cowok itu..

“Hehh, kembaliin kunci mobil gw !,” teriak Emi begitu Hans mengambil kunci mobilnya, Emily berusaha mengejar Hans, sial larinya terlalu kencang di tambah Emily memakai high heel, dengan sangat terpaksa Emily kehilangan bayangan Hans.

Emi sudah tidak berusaha mengejarnya, Ia hanya terpaku lemas di sana.

Melihatnya, cowok itu jadi kasian, cowok itu pun berbalik seraya berkata,” Kalau ngak mau naik taksi atau Ojek, tungguin gw di lapangan basket  sore ini,” Teriak Cowok itu sambil kembali berlari menuju lobby Kampus.

“Huhhh nyebelin !,” teriak Emi kepada cowok itu. Emi berjalan lunglai menuju gedung Kampusnya, “ Apes banget hari ini, dasar cowok rese !!,” gerutu Emi sambil mengacak-acak rambutnya. Dari lantai tiga terlihat cowok sambil tersenyum melihat tingkah lakunya itu. “Ehm lucunya,” ucap cowok itu pelan.

***

Emily masih kurang familiar dengan gedung kampus barunya, banyak sekali koridor kampus itu yang terlihat asri, memang Gedung Kampus Moderat bergaya klasik eropa, banyak pohon rindang dan arsitekturnya seperti Kampus di luar negeri, mewah dan nyaman.  Emily merupakan mahasiswa pindahan semester 4 jurusan S-1 Akuntansi, Emily dapet Kuliah di Kampus Moderat karena mendapatkan beasiswa atau rekomendasi dari Universitas lamanya di Kota X, Emily yang tercatat sebagai Mahasiswa terpintar di Universitasnya dulu.

Dibukanya selembar kertas yang merupakan jadwal kuliah dia hari itu, “Ehm hari pertama kuliah hari ini mata kuliah Akuntansi biaya, di kelas C-2, gedung Versace,” gumam Emily. Emily berpikir keras di mana letak kelas C-2 ?. di perhatikan petunjuk jalan, nihil tidak di temukan petunjuk jalan yang mengarah ke kelas C-2, gedung Versace. Akhirnya  Emily menemukan cewek yang sedang asyik di depan cermin kecilnya, seraya merapihkan rambutnya.  Ia tampak sedang menunggu seseorang dari ballroom kelas musik.

“Maaf mba mau tanya, kelas C-2, gedung Versace ada di mana ya ?,” tanya Emi dengan sopan.

Cewek itu pura-pura tidak dengar, masih asyik di depan cerminnya.

“Nih orang budek kali yaa,” batin Emi. Di tempat itu tidak ada lagi manusia, semuanya udah masuk kelas semua, Cuma mbak itu seorang.

“Mbak…..”

“Mbak, Mbak, loe kira gw Mbak mu !,” nyolot cewek itu tanpa mengalihkan pandangannya dari cermin. Emi

memperhatikan cewek itu dari samping, sepertinya Ia mengenali cewek itu, masih kurang yakin Emi memegang kedua bahu cewek itu dengan tangannya sehingga Ia bisa melihat wajah cewek itu dengan jelas. Sambil mengeryitkan dahi dan tersenyum girang Emi berseru,” Vina, beneran loe Vina !.”

Cewek itu juga ngak kalah terkejutnya. “Emily ! What are u doing here ? ehm you look so beautiful, really !,” takjub cewek itu yang ternyata adalah sahabatnya waktu di SMU dulu.

“You awesome too, What a beautiful you are !”

Mereka saling berpelukan melepas rindu, “ Beneran lw kuliah di sini ?,” tanya Vina minta penegasan sekali lagi setelah mendapatkan penjelasan dari sahabatnya itu. Emi mengangguk. Sekali lagi mereka melompat sambil berpelukan. “Lw ambil jurusan apa ?,”tanya Vina.

“Accounting !,”

“Damn, sama ak juga, seneng banget Emily, coba lihat jadwal Kuliahmu, mudah-mudahan kita sekelas yaa. “ sumringah Vina akhirnya menemukan sohibnya di Kampus itu.

Vina mengamati dengan seksama jadwalnya Emily dibandingkan dengan jadwal Kuliahnya, “ Ehm yang sama 3 kelas dari 5 kelas, yaahh lumyanlah kita bisa barengan Emily, senang banget dehh !,” girang Vina sambil melompat-lompat.

Tiba-tiba Vina terdiam, dia melongo menatab takjub ke arah di belakang Emily. Emily mengikuti arah mata Vina menatap, jadi ingin tahu apa yang sedang dilihatnya sahabatnya itu sampai melongo dan air liurnya hampir keluar.

Emily melihat sesosok cowok tampan, berperawakan tinggi, cool, kalem, dengan setelah jaket casual keluar dari ballroom kelas musik itu berjalan ke arah mereka.

“Ohh my god Christ ! ganteng banget, gumam Vina dengan mata tidak berkedip mengikuti sosok Christ yang melewati mereka. Cowok itu yang bernama Christ sama sekali tidak peduli kepada mereka namun Christ sempat tersenyum kepada mereka dan itu membuat Kaki Vina lemas.

“Beneran dia tadi senyumin gw yaa ?!, gak percaya gw ! ughh ini hari keberuntunganmu Vina !, “ seru Vina. Vina sampai terduduk lemas sambil memegang pipinya lalu mencubitnya sendiri, “Ini tidak mimpi kan, Ugh sakit !” ucap Vina

“Vina…Vina dari dulu kamu tidak berubah yaa, seneng banget mengidolakan orang sebegitunya,” ledek Emily.

“Ehhh…lw belum tahu saja, dia itu Tuan Muda dari Grup Nanying, anak tunggal grup Nanying, calon penerus bisnis grup Nanying, Grup terbesar nomor 3 setelah grup Emperor.”

“Ngomong apa sih, bodo ahh gw nggak ngerti, ayuk kita masuk kelas saja, “ucap Emily sambil tertawa. Mereka akhirnya menuju kelas C-2 dan mengikuti kuliah sampai sore bersama-sama.

- - -

Chapter II Lamborghini Aventador merah

Hari ini cukup melelahkan, setelah mengikuti 3 mata kuliah dari Akuntansi Intermediate, Ekonomi mikro dan Akuntansi Biaya, “Benar – benar melelahkan, “ batin Emily.

“Vin, lw masih ada Kuliah lagi ? tanya Emily.

“Ehm gw udah ngak ada sih, tapi gw masih ada urusan, kenapa ? lw mau nemenin gw ?,”

“Urusan apa ? temenin ke mana ?," Tanya Emily

Vina tampak ragu mengatakannya, “ ehm…ehm…gw mau daftar jadi cheerleader !,” ucap Vina malu-malu.

“Hahhhh ! beneran lw mau ikut ekskul cheerleader, ngak salah Vina ?,”Ucap Emily seraya bengong melihat sahabatnya itu.

“Iya,” jawab mantab Emily. “ Lw ikut daftar juga yaa Emily, please,” pinta Vina sambil merengek.

“Ahh gak lah, gw ngak suka cheerleader !, “ucap Emily datar.

“Yaelah lw kan cantik, body ramping, udah kayak berbie, lw tuh cocok banget jadi cheerleader. “ nyerocos Vina.

“Gw lebih suka ambil ekskul yang membawa ketenangan, kayak fotografi, menikmati pemandangan indah, mencari sunset, ehmm seru kan yang kayak begitu, dari pada jadi anggota cheerleader cuma nungging sana sini bawa pom-pom, teriak-teriak, ahh gak gw banget Vina !,” jelas Emily.

“Yasudahlah, berarti gw jalan duluan yaa, kita berpisah dulu baby,” ucap Vina sambil melambaikan tangannya kepada Emily lalu ngeloyor keluar kelas.

Emily melirik jam tangannya menunjukan sudah jam 4 sore, dia teringat akan janji si cowok rese itu yup Hans, sudah saatnya gw untuk pergi ke lapangan basket ! lihat aja apa yang bisa gw perbuat ke lw, jangan mentang mentang Tuan Muda, lw bisa bertindak seenaknya ambil kunci mobil orang tanpa seizinnya, ini namanya perampokan, dasar cowok rese !!! arghhh!, dongkol Emily sepanjang perjalanan menuju ke lapangan basket.

Setibanya di lapangan basket, Emily menyipitkan matanya mencari sosok yang bernama Hans itu, di ingat-ingat wajahnya. “Mana yaa itu orang ? kok gw ngak ngelihat makhluk rese itu yaa,” batin Emily yang memperhatikan orang-orang di lapangan basket itu.

Di perhatikan lapangan basket itu memang sedang dipakai oleh ekskul basket, banyak cowok-cowok sedang latihan basket, yang paling menyolok mata ada genk cowok di sisi seberang lapangan basket, yang sedang latihan tanding basket, cewek-cewek di pinggir lapangan dibuat histeris melihat cara permainan basket mereka. Kebanyakan genk cowok yang digandrungi cewek-cewek itu berwajah cool dan tampan, anak –anak orang kaya sepertinya.

Emily sekali lagi menyipitkan matanya sambil mengamati cowok-cowok yang sedang latihan basket itu, kali ini Emily terlalu masuk sedikit ke lapangan, seraya celingak-celinguk mencari cowok rese itu, tiba-tiba ,” Swingggg !!!,” bola basket mendarat manis di atas kepalanya. Emily terhuyung dan terjatuh, “Sialll, siapa sih yang sengaja melempar bola basket ini,” gumam Emily, tak lama yang punya bola datang menghampiri Emily yang masih terjatuh, cowok itu mengulurkan tangannya. Dilihatnya tangan siapa itu, gotcha ternyata tangan si cowok rese !.

“Lw…lw bener –bener sengaja kan tadi melempar bola basket ke arah gw !” ketus Emily sambil menghempaskan uluran tangan Hans.

Hans kaget, baru kali ini ada cewek yang sok jual mahal kepada dia, padahal selama ini cewek-cewek selalu mengejarnya. “Ehmm menarik !,” batin Hans.

“Ohh lw ! gw kira siapa ?! Lw emang caper banget yaa sama gw ! belum puas tadi pagi lw ngerayu gw ! sekarang masih cari-cari gw sampai sini, “ ucap Hans dengan angkuhnya dengan nada agak dibuat kenceng, sehingga banyak cewek-cewek memperhatikan mereka. Yups cewek-cewek itu adalah fansnya Tuan Muda Emporer ini, langsung seketika mata cewek-cewek itu menatap julid kepada Emily.

Ohh my God ! apa sih yang ada dalam otak cowok ini !,” batin Emily yang berteriak sangat tidak sabar terhadap si cowok rese itu, Hans !.

“Heyy ! seharusnya yang ngomong gitu gw ! bukan lw ! kebalik !,  jadi gini yaa, lw yang dari pagi udah caper sama gw ! ambil kunci mobil gw ! sekarang sengaja lempar bola basket ini ke kepala gw ! emang gw ini bodoh apa ?,” teriak Emily tidak mau kalah.

“Dasar cewek bar-bar !,” ucap Hans lalu mengambil bola basketnya lalu kembali menghamburkan dirinya bersama temen-temen basketnya. Hans cuekin Emily yang berteriak ke arahnya.

“Heyy kembaliin kunci mobil gw ! dasar cowok rese ! Sialll, “ teriak Emily hampir frustasi dengan teriakannya yang sama sekali tidak di gubris oleh Hans.

Hans berusaha tidak ketahuan oleh Emily kalau dia memperhatikan Emily dari kejauhan, “Puftt cewek lucu!,”gumam Hans  melihat tingkah Emily di pinggir lapangan yang kelihatan sudah hampir frustasi.

Hans makin bersemangat bermain basket seraya mau menunjukan betapa hebatnya dia bermain basket dihadapan Emily yang sedang kebingungan dengan cara apa lagi dia bisa memanggilnya, “ ehm seru juga ! hehh,” batin Hans sambil menshoot bola basketnya ke keranjang dan masuk ! di ikuti teriakan histeris cewek-cewek yang sedari tadi menonton pertandingan basket itu. Tim basket Hans langsung memeluk Hans, “ Yeahh ini yang namanya baru Tuan Muda dari Emporer Group !, Three point shoot !, Damn makin jago aja lw Hans !,” seru salah satu temannya bernama Ken.

Emily pasrah, dia dicuekin parah oleh Hans, Emily lantas berjalan lunglai meninggalkan lapangan basket, kepergiannya diamati oleh Hans dari kejauhan.

Setibanya di parkiran mobil dilihatnya mini cooper pinknya, Emily makin tidak rela, akal jahilnya pun muncul. Emily berjalan ke sisi mobil lamborghini merah milik Hans, “Mobil secanggih ini pasti punya system alarm kan, hehhh,” batin Emily. Emily mencoba membuka pintu mobil lambogini itu dengan paksa sehingga alarm mobil itu berbunyi dengan nyaring dengan suara yang khas, "ehmm sebentar lagi yang punya pasti datang," batin Emily.

Emily harus memasang posisi berdiri yang cool, pura-pura cool, padahal panik juga di dalam hati. Emily berdiri tidak jauh dari mobil lambogini itu ketika Hans mendekati mobilnya, Hans langsung menuduh Emily, "“Nahh bener kan, ini pasti ulah lw ! ngaku lw !,” ucap Hans sambil memencet remote mobilnya untuk mematikan alarm mobil itu.

“Hahahhah yaa iyalah, emang siapa lagi kalau bukan gw !, sekarang mana kunci mobil gw !” pinta Emily sambil menyodorkan tangannya. Bukannya dikasih kunci mobil Emily, Hans malah menarik tangan Emily lalu menghempaskan badannya, mendorongnya hingga ke sisi mobil lambogini merah itu, Hans mendekatinya, menekan tubuh Emily dengan tubuhnya, kini jarak mereka tinggal 5 centi lagi, DEG ! jantung mereka berdegub dengan kencang ketika wajah mereka berdekatan, bibir dan tubuh mereka juga saling bersentuhan, Hans memasukan kakinya di antara kaki Emily, sehingga Emily terkunci tidak bisa lari. Tubuh mereka sangat berdekatan dan saling bersentuhan.

“Damn ! cowok sialan !,” teriak Emily tapi disekitar parkiran itu terlihat sepi, tidak ada orang yang menolongnya. Hans makin menempelkan badannya ke badan Emily. Emily meronta, tangan Emily ingin menampar Hans yang sudah berlaku kurang ajar kepadanya, namun sekali lagi tangan satunya berhasil di genggamnya, Emily pasrah dengan kedua tangannya di cengkeram oleh tangan Hans yang di letakkan di atas kepala Emily.

Kini wajah mereka hampir bersentuhan, Hans mengamati wajah Emily dengan jarak sedekat itu, bibir mereka hampir berciuman. Emily tak kuasa menatap wajah Hans dengan jarak sedekat itu lalu dia memejamkan mata, pasrah akan kelakuan Hans.

Hans mengurungkan niat untuk menciumnya, entah apa yang dipikirkan oleh Hans sehingga dia bisa bersikap begitu agresif ketika di dekat Emily. Melihat wajah Emily yang ketakutan membuat Hans melepaskan cengkeraman tangannya.

Emily merasakan tidak ada sesuatu yang terjadi pada dirinya, dirinya aman, Hans melepaskannya, Emily membuka mata secara perlahan. Lalu melihat Hans masih di depannya.

Hans benar-benar bertindak diluar akalnya, bagaimana bisa dia bersikap seperti ini kepada cewek yang baru saja dikenalnya.

“Dasarrr cowok mesum lw !,” ucap Emily sambil menunjuk-nunjuk Hans.

Hans memegang tangan Emily yang menunjuk dirinya, Hans paling tidak suka di tunjuk-tunjuk tepat di wajahnya. Hans lalu memberi kunci mobil lamborghini merahnya kepada Emily, lantas berkata,” Ini kunci mobil gw, lw bawa mobil gw ke bengkel dulu, jika sudah selesai diperbaiki gw akan kembalikan mobil kecil lw itu !,” ucap Hans.

“Apa ? masa seorang Tuan Muda Hans memeras rakyat jelata seperti dirinya, apa tidak ada cara lain untuk ganti rugi ?,” ucap Emily sambil  memohon kepada Hans.  Emily sudah kepikiran akan ngeluarin biaya berapa juta untuk memperbaiki body sekelas mobil lamborghini yang tergores. Pasti mahal banget, Emily lantas memasang muka memelasnya, berharap Hans mengasihinya.

“Ada ganti rugi dengan cara lain, bayar dengan tubuh lw !,” ucap Hans sambil menatap menggodanya.

Emily Speechless mendengar kata itu keluar dari mulut Hans, demi harga dirinya yang tidak boleh diinjak oleh siapa pun termasuk Tuan Muda sengak ini, Emily berkata, “ok ! gw akan perbaiki mobil lw ! puas lw,” ucap Emily dengan wajah juteknya.

“Arrghh !! kenapa sih gw mesti ketemu sama makhluk menyebalkan ini,” batin Emily sambil mengambil kunci mobil lamborghini dari tangan Hans, lalu memencet tombol pada remote mobil tersebut, pintu mobil lambogini langsung terbuka namun kebukanya ke arah atas, Damn ! benar-benar mobil mewah yang keren.

Emily kikuk untuk memasuki mobil itu, diliriknya Hans yang seakan tersenyum merendahkannya. Emily  langsung menutup dengan keras pintu mobilnya. Emily berpikir  apakah sama pengoperasiannya seperti mobil biasa, “Arrrghhhh kepala gw pusing !! tenang, gak boleh panik, kalau panik cowok di luar sana pasti akan mencemohnya lagi, pasti dia akan bilang kampungan ! itu ngak boleh ! ayo berpikir Emily, “ batin Emily sambil melirik pedal, gas, rem porsneling. “Sepertinya ini matic, berarti aman,” ucap dalam hatinya berusaha menenangkan. Pasalnya dia belum pernah membawa mobil sport sekeren ini.

Tok…tok …! Hans mengetok kaca mobil lambogini itu seraya menyuruhnya membuka jendelanya.

“Lw bisa bawa ngak ? kalau ngak bisa turun nanti malah nabrak lagi,” ucap Hans setelah kaca mobilnya terbuka. Tetapi Emily langsung menyalakan mesin mobilnya, mobil itu berderu dengan suara berat, Emily tersenyum kepadanya seraya berkata, “ Kenapa ?! Tuan Muda Hans baru sadar takut mobilnya kenapa-kenapa kalau gw bawa,  Telat !!,” ketus Emily sambil menginjak pedal perlahan,  mesin menderu dengan suara khasnya yang berat dan mobil melaju pelan,  dilihatnya Hans minggir perlahan, tak lupa Emily mengeluarkan tangannya  jempol terbalik keluar kaca yang mengarahkannya kepada Hans lalu meninggalkan Hans di parkiran, di liriknya Tuan Muda yang sombong itu lama lama menghilang dari bayangan di spion. Mobil lamborghini merah itu melaju di jalanan ibukota Negara Y. ehmmm rejeki bisa bawa mobil ini jalan-jalan dulu, setelah itu baru kita cek harga di bengkel nanti.

Hans hanya tersenyum melihat tingkah Emily yang menurutnya lucu.

….

Di bengkel resmi lambogini Negara Y,

Emily terperanjat melihat struk estimasi biaya perbaikan body lambogini itu, menyentuh angka fantastis Rp.100.000.000. “ Damn ! ini benar-benar gilaa ! dari mana gw bisa dapatkan duit sebanyak itu ! sedang di atm saja Cuma ada saldo 20 juta saja, dia pikir harganya tidak semahal itu, tidak mungkin Emily meminta uang kepada Bundanya. Bunda sedang sakit, belum lagi Bunda masih konsentrasi memindahkan usahanya tekstilnya yang merugi di negara X.

“Mbak bagaimana ? jadi di eksekusi sekarang ? ,” tanya petugas teknisi dari bengkel tersebut membuyarkan lamunan Emily yang sedari dai otaknya berpikir secara keras dari mana dia harus mendapatkan uang sebanyak itu.

Emily gak bisa mengeluarkan sebanyak itu, dia akan negosiasi ulang dengan Hans ! yups dia harus memohon dengan baik-baik kepadanya agar dibebaskan ganti rugi, lagi pula Emily sadar bahwa kesalahan itu bukan dari dia doank, Hans juga punya andil lalai sehingga mengakibatkan mobilnya terserempet.

“Maaf Mas sepertinya saya tidak jadi memperbaiki mobil ini disini, makasi yaa,” ucap Emily ramah. Lalu beranjak pergi meninggalkan bengkel itu dengan lambogini merah itu.

Setelah Emily keluar dari bengkel, manager bengkel itu yang sedari tadi mengamati pembicaraan mereka, langsung menghampiri petugas teknisi itu, “ lho itu bukannya mobil Tuan Muda Hans yaa ?, lambogini Aventador limited edition ?” tanya manager bengkel itu.

“Oh iya saya baru ngeh kalau itu mobil Tuan Muda kita, pantes rasanya familiar dengan

mobilnya tersebut, tapi kenapa yang bawa cewek itu yaa ?.”

Yups bengkel itu ternyata juga merupakan bisnis mobil lambogini milik Emporer Corporate.

….

Dirumah Emily, Emily lesu memasuki halaman parkiran kediaman rumahnya, di parkirnya mobil lambogini merah itu di garasinya. Emily turun dengan wajah yang tertunduk lesu. Bunda yang sedang menyiram tanaman terkejut melihat Emily keluar dari mobil lambogini merah itu.

“Lho Emi, kok kamu naik mobil itu ?,” tanya Bunda sambil menunjuk mobil tersebut.

Emily sudah mempersiapkan jawaban di perjalanan tadi jika dia ditanya oleh Bundanya, dia tidak boleh jujur, kalau pemilik mobil itu minta ganti rugi, nanti Bunda malah tambah banyak pikiran, itu tidak boleh terjadi. “ Ehmm ini mobil temen Emi,  Bunda tahu kan Vina, temen Emi waktu SMP dulu, nah ternyata Emi satu kampus tadi, satu jurusan juga, karena satu dari lain hal Vina menyuruh Emily membawa mobilnya, dia ingin memakai mobil kecil Emily karena katanya dia mau keluar kota, jadi katanya lebih nyaman naik mobil kecil. “ jelas Emily.

“Ohh yasudah gapapa, Bunda jadi berpikir yang tidak-tidak tadi, ehm ternyata kamu satu kampus dengan Vina, syukurlah Bunda jadi tenang, kamu sudah dapat teman di Kampus baru, lega Bunda dengarnya,” Ucap Bunda.

Emily langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya, setelah masuk kamar, Emily langsung membaringkan badannya di atas tempat tidurnya. Melepas penat dan lelah setelah beraktifitas seharian, di flashback kegiatan seharian ini di dalam memorinya, malah yang muncul wajah Hans ! ”Siall kenapa yang muncul wajah itu sihh !,” gerutunya.

Hans bikin tidur menjadi tidak nyaman, belum lagi bayangan 100 juta yang menghantui pikirannya, makin di pikirin makin stress, Emily lantas merilekkan tubuhnya berendam di bathtup. Air hangat dan Wewangian body shop-white musk memang manjur merilekskan tubuhnya, Emily berendam hampir setengah jam lebih.

Setelah memakai piyamanya, yahh ini memang masih jam setengah 7 malam, tapi rasanya dia mau langsung tidur aja abis makan malam bersama Bundanya. Emily keluar kamar tidurnya lalu menuruni anak tangga menuju ruang makan, di sana Bundanya sedang sibuk menata meja makan, menyiapkan hidangan makan malam bersama Bibi Ati.

“Kamu sudah bangun, ayo kita makan malam bersama,” ajak Bunda sembari menata hidangan malam ini.

“Makan yang banyak,” ucap Bunda mengambilkan potongan kimbab dan ramyeon. Ini memang makanan favorite Emily, Bunda sengaja membuat hidangan kimbab dan ramyeon untuk merayakan hari pertama masuk kuliahnya.

Emily langsung ngiler melihat kimbab isi tuna mayonnaise  dan ramyeon yang tersaji di depannya, nafsu makannya kembali meningkat, Emily melahap kimbab buatan Bundanya itu satu, dua, hingga 5 potong kimbab, lalu menghabiskan semangkuk ramyeon. “ ehmmm enak banget Bunda, pedas mantabz, Bunda memang jago kalau soal masakan korea. “ puji Emily. Sesaat Emily melupakan kejadian yang terjadi hari ini. Bersama Bundanya

dia harus melupakan kejadian itu seolah tidak terjadi apa-apa.

“Bunda abis ini Emily langsung tidur yaa Bun,” ucap Emily sambil mencuci piring bekas makannya. Emily memang sudah diajarkan Bunda harus bisa mandiri, termasuk Bundanya tidak memperbolehkan Bibi Ati disuruh oleh Emily, untuk urusan Emily, harus dikerjakan sendiri, tidak boleh mangandalkan orang lain, prinsip Bundanya bahwa Bibi ati merupakan ART Bundanya dan bukan ART nya Emily sehingga Emily tidak boleh menyuruh Bibi Ati ini itu. Prinsip yang sudah ditanamkan Bundanya sedari kecil, maklum ayah Emily sudah meninggal dunia semenjak Emily masih usia balita, Emily tidak sempat merasakan kasih sayang seorang ayah, Bundalah yang berperan sebagai single parent menafkahi keluarga. Emily merupakan anak Tunggal, dia tidak mempunyai kakak atau adik. Maka dari itu dia mengurungkan niat untuk menceritakan masalah Hans kepada Bundanya. Bunda sudah terlalu banyak beban yang dipikulnya, dia tidak boleh menambah beban Bundanya.

-------

Chapter III Emporer Kingdom

Sebuah Istana yang terletak di pusat Negara Y, bangunan bergaya arsitektur Versailes bergaya antik, dengan luas tanah hampir 10 hektar dengan luas bangunan 5 hektar, penampakan Istana  itu dari luar seperti Istana Versailes bergaya kerajaan eropa, mengkamuflase Istana megah dengan fasilitas mewah dan modern  didalamnya, setiap ruangan di Istana itu berukuran luas dengan konstruksi, fasilitas dan property yang serba mewah dan canggih, Taman dilengkapi air mancur, sistem suara, ac, lampu sudah dibuat dengan IA (Intelegent Artificial) dapat di kontrol dengan smartphone pemiliknya,  Istana itu bernama Emporer Kingdom, kediaman pemilik Emporer Group, Perusahaan raksasa terbesar di Asia.

Menjelang sore hari, para pelayan Emporer Kingdom berjejer di pinggir kolom renang yang newah itu, ada Bapak Pelayan yang sudah berumur didampingi oleh 5 pelayan wanita sedang menunggu Tuan Mudanya selesai berenang. Terdengar suara riak air yang keras, ternyata kali ini Tuan Muda Hans berenang cukup lama, dia sudah bolak balik dari satu sisi kolom renang ke sisi lainnya, tapi dia tidak bisa menghilangkan bayangan sosok gadis yang bernama Emily itu, seorang cewek yang menabrak mobil Lamborghini kesayangannya. Dia bersandar pada kolom renang itu dan menghadap area parkiran mobil mewahnya, dari Bugatti LA Voiture Noire, Ferrari F60, Lamborghini Aventador black, Rolls Royce Cullinan, Rolls Royce Phantom, Koenigsegg CCXR Trevita, Mercedes Benz by Macbach Exelero sampai Aston Martin Vanquish. Namun yang menarik perhatiannya adalah mobil mini cooper pink milik Emily.

“Ehmm.. lucu ! mobil sekecil dan seringkih itu kenapa bisa membuat lambogini gw penyok, harusnya mobil mini cooper itu yang penyok lebih parah,“ batin Hans sambil senyum –senyum sendiri mengingat kejadiannya bersama Emily. Akhirnya Hans mensudahi berenangnya, dia berjalan menuju gazebo bergaya arsitektur eropa yang berada di sisi kolom renang itu, sementara Bapak Pelayan yang sudah berumur itu menyodorkan handuk kepada Hans, Hans menutupi sebagian badannya dengan handuk, sehingga badan sixpacknya terlihat jelas, dan ini membuat pelayan cewek di sana pada menelan ludah. ”Udah tampan, badan bagus, tajir melintir, gak ada duanya,”batin salah satu pelayan cewek di sana. Hans duduk di gazebo bergaya arsitektur eropa itu, yang berada di sisi kanan kolom renangnya.

“Tuan Muda apakah mau ditambah lagi teh hangatnya ?,” tanya salah seorang pelayan cowok dari deretan pelayan yang berjejer siap untuk melayani Tuan Mudanya.

“Boleh,” ucap Hans sambil tersenyum.

Semua pelayan terperanjat kaget, pasalnya baru kali ini dia bisa melihat senyuman dari Tuan Muda Hans, selama ini yang mereka hadapi hanyalah wajah angkuh dengan tatapan dingin. Para pelayan saling bertatapan takjub. “Ada angin apa yang membuat Tuan Mudanya bisa tersenyum sebegitu tampan,” batin Kepala Pelayan yang sudah berumur bernama Pak Tanto. Selama Pak Tanto mengabdi di Kingdom Emporer setelah kejadian kurang lebih belasan tahun lalu, Tuan Muda tidak pernah tersenyum kembali, begitu pula dengan Tuan Besar, Emporer Kingdom bagaikan Istana mewah dengan aura yang dingin. “Ini suatu keajaiban, semoga Tuan Muda segera mendapatkan kebahagiaan,” batin Kepala Pelayan itu.

“Hans !,” teriakan dari suara cowok yang familiar, Roby datang ke Emporer Kingdom,

Roby turun dari Bugatti Divo miliknya, yang di parkir di belakang mini cooper pink. Roby merupakan Tuan Muda dari Grup Petra, Perusahaan terbesar nomor lima di Asia. Sikapnya suka acuh terhadap apapun, dalam hidupnya tidak ada hasrat untuk mencapai sesuatu, semuanya sudah diatur oleh keluarganya termasuk calon pendamping hidupnya kelak, merupakan suatu pernikahan politik, oleh karena itu hidupnya amat santai dan sering gonta ganti pacar.

Disusul Lamborghini Sian Roadster milik Ken. Ken juga Tuan Muda dari Group Beatrice, merupakan anak perusahaan dari Emporer Corporate. Sifat Ken adalah periang, loyal banget sama Hans, easy going, paling suka tebar pesona sama cewek-cewek di Kampus.

Pemandangan Para Tuan Muda turun dari mobil mewahnya membuat pelayan cewek Hans bersusah payah menahan air liur mereka. “ Aduhai Pemandangan yang sangat indah,” seru salah satu pelayan perempuan Hans. Lalu terakhir datang Bugatti Centodieci,

Christ turun dari mobil Bugatti Centodieci, dia adalah Tuan Muda dari grup Nanying, group terbesar ketiga  se- Asia. Christ berkepribadian diam, santun, dan lebih dewasa dibanding Tuan Muda Lainnya. Christ juga hobby bermain alat musik, alat musik favoritenya adalah piano.

Roby melirik mobil mini cooper pink, dihatinya terpikir gak salah Hans beli mobil itu, pink lagi warnanya.

Para Tuan Muda duduk di tempat yang sudah disediakan, duduk mengelilingi Hans yang masih menikmati teh sorenya sambil mengenakan handuk berwana putih biru. Para Pelayan Hans langsung sigap melayani para Tuan Muda itu. Mereka langsung menyiapkan teh hangat kepada mereka bertiga.

“Wahhh gak salah ini teh ? nggak ada wine ?,” ucap Roby enteng.

“Minum teh sore bagus untuk kesehatan, “ucap Christ. Christ dianggap di tuakan oleh mereka bertiga karena sikapnya yang bijak dibanding ketiga Tuan Muda lainnya.

“Hans tumben lw duduk-duduk di sini ?,” tanya Roby. Roby duduk santai, memang Tuan Muda yang satu ini gak punya pikiran apa-apa, hidupnya dilalui sesukanya saja. Jika tidak ada yang beres dengan kehidupannya dia langsung membereskannya dengan uang dan uang.

“Kenapa ?! ada yang ngelarang gw duduk disini ?!,” jawabnya ketus. Hans kesal karena dia masih ingin menyendiri memflash back kejadian hari ini tapi udah diganggu oleh teman-temannya. Memang teman-temannya suka banget main ke kingdom Emperor, disamping fasilitas lengkap, rumah itu sunyi cuma ada pelayan yang berkeliaran, Papanya Hans jarang sekali pulang, jadi udah seperti base camp Para Tuan Muda itu. Papanya sering menetap di luar negeri mengurus cabang bisnis yang baru dirintisnya, yakni Diamond. Papanya Hans, Chairman dari Emperor Kingdom baru saja membeli tambang Diamond di negara A, Jajarannya sedang mengamati dan mengeksploitasi Diamond disana, Papanya sudah sebulan belum pulang, dan Hans masa bodo dengan itu. Dia masih kesal dengan Papanya atas kejadian 15 tahun yang lalu.

“Ehmm gak sih, masa ada yang ngelarang seorang Tuan Muda Hans ! hahahh !,” ucap Roby sambil cengar cengir. “Ehhh ! kayaknya ada yang salah deh dari pemandangan spot disana !,” ucap Roby sambil menunjuk spot tempat mobil mini cooper. “Kayak ada yang Asimetris,” ucapnya lagi. Mendengar Roby berkata begitu, Ken yang tahu permasalahannya langsung menyikut lengan Roby.

“Auww kenapa sih lw Ken !,”seru Roby.

“Bukan urusan lw !,” ucap Hans dingin sambil beranjak pergi dari tempatnya. “Lw mending ke Hall East Wings,  terserah kalian mau nonton bioskop, minum wine, berenang atau billiar atau apa pun kalian boleh disana, gw mau mandi dan ganti baju dulu, “ucap Hans sambil kepada Teman-temannya.

….

Malam minggu, Di Hall East Wings, Emperor Kingdom.

Tempat ini merupakan tempat favorite para Tuan Muda, karena di Hall East Wings ini ada kolom renang semi indoor, billiar, mini bar, LCD super besar untuk bisa nonton seperti di bioskop, piano, meja makan, tempat duduk untuk santai menghabiskan waktu.

Ken langsung membuka bajunya dan nyemplung ke kolom renang, sedang Roby memilih menengguk wine yang disediakan di mini bar itu, “Weis wine mahal ini, mantab dah Hans,” batinnya sambil menengguk wine itu. Di Hall East Wings ini tidak ada pelayan cewek yang mondar mandir, hanya pelayan cowok saja yang dibolehkan masuk, karena ini wilayah privasi Hans dan temannya untuk bersantai.

Christ lebih memilih memainkan piano Hans, Christ memainkan lagu River Flown In You, alunan piano memenuhi ruangan tersebut. Christ sangat lihai memainkan piano. Hans yang setiap kali mendengar alunan piano yang dimainkan oleh Christ dapat merilekskan tubuhnya. Hans yang sudah berganti baju berdiri di belakang Christ sambil mendengarkan alunan piano River Flown In you sampai selesai.

“Prok..Prok..Prok…keren Christ, gw gak pernah tidak hanyut dari alunan piano lw !,”ucap Hans yang baru saja masuk ke ruangan itu.

Jarang-jarang Hans melontarkan pujian, Christ langsung memainkan lagu yang penuh semangat melalui pianonya, lagu intro mission imposibble dimainkan dengan penuh semangat.

“Damn ! gw gak pernah lihat Christ main piano se-cool ini,” ucap Roby sambil menyenggol Hans.

Ken juga sudah menyudahi berenangnya. “Keren parahhhh !, Maksim lewat Bro !“ucap Ken takjub mendengarnya sambil melihat jari lentiknya Christ bersemangat memencet tone piano.

Begitu selesai mengalunkan lagu mission imposible, langsung diiringin tepuk tangan ketiga Tuan Muda lainnya. “Prok !..Prok !...Prok !, hebat-hebat !,” ucap mereka bertiga. Christ yang low profile hanya tersenyum dan langsung merangkul mereka bertiga. So sweat !.

Mereka makam malam bersama,

Hans duduk di meja makan lebih dulu, diikuti Chris, Roby dan Ken. Para Pelayan sibuk melayani Para Tuan Muda. Hidangan yang tersaji dari menu western : Tenderloin steak, cheese crispy chicken, roasted potatoes, Grilled makarel fillet, dll. Tak lupa Para Pelayan menyajikan wine untuk Para Tuan Muda.

“Cheerrs untuk Kejayaan Tuan Muda Hans,” seru Ken sambil mengangkat gelas wine merahnya untuk bersulang dan salam hormat kepada Tuan Muda Hans.

Semuanya mengangkat gelas wine mereka, “ Cheerss untuk Kejayaan Tuan Muda kita,” seru kompak mereka bertiga, Hans mengangkat gelasnya lalu meneguk wine dengan satu tegukan.

“Ehm lw tau ngak sih cewek tadi sore yang memanggil-manggil Hans, kayaknya itu mahasiswa semester 1 dehh, sepertinya dia Fans baru lw Hans,” ucap Roby membuka pembicaraan.

Hening, Hans tidak menanggapi perkataan Roby. Begitu juga Ken dan Christ yang tidak begitu mengingat gadis yang dibicarakan Roby. Mereka melanjutkan makannya.

“ Ehm….cantik sihh cewek itu, kalau lw ngak mau buat gw aja !,” seru Roby enteng.

Hans langsung menatap dengan aura membunuh ke Roby. Roby langsung ciut.

“Hahhahh  ! gw becanda Hans,,,becanda !, tenang cewek itu bukan tipe gw,” seru Roby sambil meringis ketakutan.

Hans tidak berkomentar apa-apa soal cewek itu, tetapi dari gelagatnya mereka bertiga tahu bahwa Hans tidak suka membicarakan gadis itu.

“Hans gw dengar tadi katanya mobil lw abis keserempet, Lamborghini Aventandor merah lw ya? Wahhh bener kelewatan yang nabrak, belum tahu dia nabrak mobil siapa “ucap Ken sambil mengunyah steaknya.

Hans mengangguk,  sebenarnya Hans malas membahas permasalahan Emily, dia juga belum tahu perasaannya ke cewek itu.

“Ehmm kalau lamborghini lw lecet, serahin ke gw ajah Hans, gratis perbaikannya untuk lw,” seru Roby yang mempunyai bengkel Lamborghini juga.

“Kalau lw yang beresin gak seru dunk, Hahahhah !,” Hans tertawa renyah. Ketiga Tuan Muda langsung saling melirik, pasalnya Hans jarang sekali tertawa.

….

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!