“Rasain!”
“Rasain!”
“Rasain!”
Terdengar jelas oleh Adam sorak-sorai anak-anak kecil di jalanan menuju rumah nya meneriaki salah sorah anak kecil lain yang terjatuh, seorang gadis kecil berkepang dua memiliki pipi bulat merona dengan bulu mata lentik menghiasi manik coklat nya, tampak terduduk menangis memegangi ke dua lututnya dengan sebuah boneka di depan nya.
“Ibu…” hikss hikss
“Ibu… “ hikss hikss
“Ibuuuuuuuuu.... ”
Adam segeramemberhentikan sepeda miliknya, membuat anak-anak kecil yang bersorak-sorai itu berpencar pergi,
Remaja 12 tahun berseragam SMP itu berjalan mendekat pada gadis keci itu ia merendahkan tubuh nya mengulurkan tangan untuk membantu, alih-alih menyambut tangannya gadis kecil itu semakin menangis, memegangi luka kecil nya yang padahal nyaris tak terlihat hanya samar-samar kemerahan saja.
Adam segera memutar tas ransel nya ke depan mengambil sebuah plaster luka pada saku kecil di depan ransel yang selalu di salipkan Mamanya, lalu segera merobek bungkus plaster dengan gigi nya, Adam berjongkok memasangkan di kedua lutut Camellia kecil.
Camellia sedikit terkesiap mengangkat kepala nya mentap pada Adam, “Kakak kayak pangelan di film plincess, tolongi camell dari anak buah nya nenek sihir!” ucap gadis kecil yang sejurus kemudian tersenyum mengadah pada wajah Adam yang lebih tinggi dari nya.
“Terimakasih sudah tolongin Camell kakak pangelan!”Camellia tersenyum melampirkan manik menggemaskan nya yang semakin menyipit karena tawaan nya.
Adam pun kemudian bangkit mengulurkan tangan nya lagi, kali ini Camel menyambut tangan nya, perlah gadis kecil itu bangkit membersihkan floral dress miliknya, Adam menoleh ke samping ada sebuah mobil kelur dari gerbang ia pun menyingkir berjalan ke sisi sepeda.
Sebuah mobli yang baru keluar dari gerbang tetangga nya itu berhenti tepat di depan Adam masih dalam pantauan Adam gadis kecil yang berdiri di sisi lain di hadapan nya itu terlihan melakukan interaksi pada seseoang yang kini menurunkan jendela mobil.
"Camell, ayo!”panggil seorang ibu dari dalam mobil yang baru berhenti dan Camellia pun menyambut excited berlari ke untuk segera masuk ke dalam di sebelah cabin kemudi, sedetik kemudan kaca mobil di turunkan Camellia kecil tersenyum menampakan gigi susu rapi nya sambil melambaikan tangan kepada Adam.
“Daa kakak pangelan!” Lambai Camellia pada adam, di sambut senyuman tipis oleh Adam dan kembali mengayuh sepeda nya dan kembali pulang kerumah.
18 tahun kemudian
(Camellia Pov)
Aku Camellia Fraya Usman, anak pertama dari bapak Usman dan Ibu Frida, adik ku bernama Sabhumi Pratama Usman,
Ya.. Hari ini umur ku memasuki 23 tahun, aku baru saja menyelesaikan S1, Bisnis management di salah satu kampus swasta di kota Bandung dan Bhumi adik ku baru mengingjak SMA kelas 2.
Tidak seperti anak-anak seusiaku harus nya di bari bahagia dia hari ulang tahun aku akan berbahagia bukan? Tapi kali ini tidak, aku sudah 7 hari 8 malam menangis di dalam kamar, mungkin kalau di tampung ada kali 2 kontainer atau kalau di tampung dengan ember mungkin ada ribuan ember.
Semua ini tidak lain karena aku benci dengan keadaan ini, aku tidak suka kembali ke tempat ini, aku kehilangan semua nya, semua nya meninggalkan ku.
Singkat cerita, ketika aku akan masuk SMP, ayah ku di pindah tugaskan ke kota Bandung, aku, ibu, dan adik ku sudah pasti mau tidak mau harus mengikuti ayah.
Kami memulai lagi kehidupan baru kami di sana, bertetangga, berteman dan ibu juga memulai usaha toko baju nya di sana hingga menjadi besar dan memiliki cabang
Semua nya berjalan dengan sangat baik hingga aku mulai beranjak remaja masuk SMP, SMA dan melanjutkan kuliah di sana, memiliki teman sahabat, tetangga hingga menjalin kasih hikzzz… semua nya berjalan sangat-sangat baik dan indah.
Sudah hampir 3 tahun aku menjalin hubungan dengan Ezar, suka duka bersama, Ezar sangat mencintaiku begitu pun aku, semua berjalan seperti biasa, Dia lelaki yang pengertian, lelaki yang sabar, Ezar selalu menghantar kan aku kemana pun.
Ezar selalu memberi support membuat tertawa memberi kejutan, Ezar juga menghormati Ayah dan ibuku, walau begitu tetap saja ayah selalu menganggap aku anak kecil dan hubungan kami hanya sebatas cinta-cinta monyet padahal kami sudah dewasa dan kuliah.
Kilas balik 1 minggu lalu.
Rintik hujan membasahi teras rumah ku, Ezar baru saja sampai sedikit basah karena kehujanan, ia akan menjemput ku karena kami akan pergi malam mingguan seperti sabtu malam kemarin-kemarin tapi entah kenapa tiba-tiba ayah melarang nya masuk ayah mengajak Ezar duduk di depan teras rumah.
Aku menghentikan langkah ku kala Bhumi berbisik jangan keluar ayah sedang berbicara di depan sengan Ezar, aku tidak mengindahkan Bhumi, aku intip kedua nya di sebalik jendela.
“Ezar, selesaikan hubungan mu dengan Camel , Om akan menikahkan nya!” Sargar Ayah.
Ezar terkesiap begitu pun aku rasa nya bagai di sambar petir, bagaimana tidak sebelum nya semua nya berjalan baik-baik saja, Ayah juga tidak pernah melarang ku pergi bersama Ezar, ayah juga sudah tau siapa kedua orang tua Ezar, ya dia anak broken home ibu nya selingkuh tapi ayah nya sangat baik dan sangat menyayangi nya.
Tapi bagaimana bisa seperti ini, apa yang terjadi dengan ayah, hati ku sesak seperti merasakan sebuah terjangan, kaki ku melemas air mata ku tumpah tanpa isakan.
Aku tidak mengerti jalan fikiran Ayah, dan Malam itu juga ketika ayah kembali kedalam rumah aku memaksa Ezar untuk menikahi ku, hikzzzz ... Hikz.....
Tapi, hati ku tambah sakit semua tidak semudah yang ku fikirkan, Ezar mengatakan dia belum siap untuk menikah karena kami baru saja lulus kuliah dia ingin bekerja mengejar cita-cita nya dahulu, aku tidak menyerah aku terus memaksa , Kan bisa menikah sambil kita berdua sama-sama cari kerja kita berjuang bersama, kata ku.
Tapi Ezar tetap tidak mau, Dia merasa masih sangat muda untuk menikah, Aku bisa apa? aku segera masuk ke dalam rumah meninggalkan Ezar yang aku tidak tahu lagi dia kemana, aku pun kembali ke kamar menjatuhkan tubuh ku yang terasa tak bertulang kesana.
Aku menangis sejadi-jadi nya di kamar. Air mata ku semakin tumpah ruah tak tak terarah, aku tutupi wajahku dengan selimut, Ku tenggelamkan wajah ku di bantal, Kisah indah kami sirna segala cerita cinta kami berakhir, Aku tidak tahu harus bagaimana, aku kehilangan semangat hidup.
Beberapa jam berlalu, aku semakin terpukul ketika Bhumi datang ke kamar ku.
"Onta... Onta..(camel \= onta in english)
Aku semakin menenggelamkan kepala ku ke selimut, “Apa sih, pergi sana, Aku mau tidur!” teriak ku masih menyembunyikan wajah ku.
Bhumi tidak menyerah dia mulai menarik-narik tubuh ku, “Onta, bangun! Ontaaaaa!! Kamu tau gak ayah sudah pensiun loh, tadi pagi hari terakhir kerja ayah..”
Aku mendadak terkesiap kala mencerna ucapan Bhumi, aku tahu ayah akan pensiun, Akan tetapi aku tidak tau hari ini adalah terakhir ayah bekerja, seketika aku pun menyibak selimutku.
“Seriusan kamu dek? kamu bohong kan, ini becanda kan!” panik ku.
"Eh santai aja kali, Ibu panggi tu di suruh bantui packing barang, Ayah mau cepat-cepat kembali ke Jakarta.”
“Hemm, iya!” sahut ku membuat Bhumi keluar dari kamar setelah mengambil snack di atas nakas kamar ku.
Aku menjadi semakin terisak, kenapa semua nya seperti ini? Akupun mengusap air mata ku, aku berencana akan membujuk ibu, Aku ingin tetap di Bandung, aku ingin mencari kerja di sini.
Dan kalian tahu apa yang terjadi selama hampir 2 jam aku membujuk ibu, ibu mah santai sekali selalu mengizinkan apapun itu tapiiiiiii..........semua tetap ayah yang memutuskan, tidak ku sangka ayah lewat dan mendengar percakapan aku dengan ibu, ayah lantas segera memekik membentak ku.
“IKUT KEMBALI KE JAKARTA , ATAU AYAH CORET DARI KARTU KELUAGA!”
Aku langsung menciut, setiap hari tanpa ayah memekik saja dia sudah mengyeramkan, apa lagi memekik, aku ,ibu dan Bhumi seketika diam dan hening.
Ayahku memang cukup keras dan sangat tegas, di sisi lain dia sangat penyayang, ayah selalu mengapresiasi apapun pencapaian anak-anak nya sayang nya semenjak lulus SD aku tidak pernah mendapatkan pencapaian apapun ya Bhumi lah yang selalu membanggakan saat ini
Kilas balik selesai.
Ya, Sudah 7 hari kami kembali ke Jakarta aku sama sekali, belum ada kemana pun hanya di dalam kamar tidak ingin kemana pun, barang-barang milik ku pun Ibu yang membereskan, Ibu sangat memanjakanku,tetap menganggap ku gadis kecil nya padahal usia ku sudah 23 tahun.
Ibu, Ayah dan Bhumi lagi keluar mencari lokasi toko baru ibu yang akan di pindahkan ke sini, aku terus memeriksa ponsel ku, sampai hari ini Ezar tidak mencariku atau mengabariku sama sekali,
Aku...?? Jangan di tanya, Hampir tiap detik mengirim pesan dan melakukan panggilan untuk nya, Akan tetapi nihil..... Tidak ada hasil, semua nya masuk tanpa di respon.
“Ezar.. kau dimana? Kenapa semudah ini kau melupakan semua nya??”
Apa arti semua yang sudah kita lewati, kenapa begitu mudah kau mengakhiri, kemana janji-janji kita dahulu, lalu apa yang akan aku lakukan sekarang.
Tidak bisa kah aku memohon untuk tetap di sana, Aku sangat tidak ingin kembali ke Jakarta , Tuhan ... ku mohon biarkan semua kembali seperti biasa, Ayah, ibu, aku tidak suka tempat ini
*
Camellia
Adam Richard Harley
Happy reading
Next >>>
🔥Visual dan Informasi ada di IG @Trisrahmawati
Di rumah besar kediaman Keluarga Harley.
“Saya pamit dulu ya Mbak Wina, kasihan Camel sendirian di rumah!” Ujar Ibu Frida bergantinan dengan Pak Usman bersalaman dengan pak Harley sang pemilik rumah
“Maaf ya Frida,Adam membuat kalian menunggu, lain kali jika ada waktu saya dan suami akan bawa Adam berkunjung ke sana” tidak enak hati wanita tua berwajah cantik iti kepada tamu nya.
“Asaalamualaikum Mama..." Ucap seseorang dari luar, terdengar samar suara nya hingga keruang tamu.
“Ha itu Adam!” Antusias tuan Harley bersemangat mendengar kepulangan anak nya.
“Walaikum salam Adam , Mama di ruang keluarga Nak!” Teriak Wina kepada anak nya.
Adam pun mengayunkan langkah nya ke ruang Keluarga, lelaki itu langsung menyalimi pak Usman orang tua Camellia, Bhumi dan Mama di buat terbelalak, Pria berstelan jas branded, klimis, tinggi, harum tampan cacat kekurangan, sejenak Bhumi membandingkan dengan kekasih kakak nya, Ah Ezar ... Lu mah kalah cocok ya jadi tukang kebun nya eh iya kakak juga cocok nya jadi tukang bersih-bersi rumah nya lebih pantas, Bhumi tertawa dalam hati.
Ibu menegur Bhumi yang tampak tertawa sendiri, ”Kamu ketawa kenapa? Gih salim Kak Adam sana!” Perintah Ibu membuat Bhumi bangkit mengayunkan langkah menyalimi Adam yang masih berdiri.
Yang tadi nya berencana akan pulang, mendadak duduk kembali dan menyambung pembicaraan lagi.
Bhumi mendadak pasrah menelan saliva nya, mendengar kan hal-hal yang rasa nya tidak penting untuk nya, tapi sesekali juga dia menangkap nya.
Lelaki bernama Adam hanya diam dan melemparkan senyuman mendengarkan pembicaraan di sana tidak tau apa yang dia fikirkan sebenarnya, tidak ada tahu apakah dia suka dengan ini semua atau tidak, dari keseluruhan Adam begitu tampak berkharisma dan memiliki attitude yang baik benar-benar jauh dari Camellia, bahkan setiap kata yang keluar dari ucapan nya terdengar rapi dan bersusun rapi.
Lagi-lagi Bhumi benar-benar tidak habis fikir, nasin lu malang kak jika mau sama Kak Camellia bathin Bhumi.
⚪
Entah cahaya ilahi apa yang membuat kali ini Camellia seorang gadis kebanggan keluarga walau hanya dalam sebuah angan bangkit dan turun dari ranjang, Camel menyibak gorden jendela di lantai 2 kamar nya, melihat ke arah bawah tempat di mana parkiran mobil berada belum ada tanda-tanda kedua orang tua dan adik nya pulang, kemudian ia melirik pada jam hello kity di meja kecil sebelah ranjang ini sudah sudah pukul 12 siang, kenapa ayah, ibu dan Bhumi belum juga kembali.
Camel pun memutuskan untuk turun kebawah menuruni satu persatu anak tangga, bukan bangkit karena ingin merubah image sebagai beban keluarga hanya saja perut nya tidak lagi bisa di ajak kompromi atau bernegosiasi, ia memutuskan untuk pergi ke dapur, mencari sesuatu yang bisa di makan, dan ini menjadi sesuatu yang baru dan pertama kali nya untuk Camell turun sejak 7 hari lalu kembali kerumah ini.
“Kemana mereka ? Kenapa dari pagi belum juga kembali!" keluh Camel mengusap perut nya yang terasa lapar.
Tidak biasa nya ibu nya pergi selama ini biasa nya ibu sudah menghantarkan makanan ke kamar nya dengan dia yang pura-pura menolak makanan, ayah tidak akan memarahi nya, ayah cukup mengerti yang di rasakan Camellia yang sangat terpukul dan belum bisa menerima semua nya begitu cepat.
Camel tiba di dapur ia menuju ke arah lemari pendingin dan segera membuka nya, namun sial tidak ada apa-apa, Ibu belum berbelanja mungkin fikir nya, Camel berjalan lagi ke sisi kitchen set melihat mencari sisa-sisa perjuangan mungkin saja ada sesuatu yang bisa di ubah jadi pengisi perut yang semakin gabut.
Camellia melihat ada sebutir telur tersisa di ujung rak terdapat sebutir telur pada tempat nya, Camel pun segera meraih nya.
Camel mengangkat telur itu, menggaruk kepala nya, “1 butir bagaimana cara nya membuat ini menjadi sesuatu yang membuat kenyang jika di masak?’
Camell benar-benar tidak pernah melakulan apapun dalam hal memasakh namun setidak nya pernah melihat Ibu nya memasak,akan sangat berlebiha jika menggoreng telur pun tidak mampu bathin nya.
Dengan rasa percaya diri ia pun meletakkan wajan ke atas kompor lalu memutar knop nya, tidak lupa sedikit minyak untuk menggorenggl.
Dengan rasa percaya diri gadis cantik berambut pendek sebahu itu pun mengambil sendok penggoreng
tok...tok..mengangkat telur tinggi-tinggi dan prakkk…. Awwwwww…..
jarak telur yang di angkat nya terlalu tinggi membuat minyak panas menyiprat keluar hingga mengenai sedikit wajah dan kulit nya….
"Oh tidak!" Alhasil telur lebih banyak bertabur keluar dari pada yang masuk ke wajan, Camel menyesali ke bodohan nya bagaimana dia tidak bisa berfikir memasukan telur dari dekat dan tidak perlu takut minyak, sayang nya ia sudah terlambat sebutir telur menjadi sia-sia dan akhirnya ia mematikan kompor nya.
Camel berjalan keluar dapur setelah tidak mendapatkan hasil apapun,
“Aha.. Kenapa tidak memesan makanan online saja, Astaga quota internet juga habis, kenapa jadi penderitaan paket lengkap gini sih!” Keluh Camell atas diri nya dan keluar dari dapur.
Camel melangkahkan kaki nya pergi ke luar rumah, siapa tau ada sesuatu yang bisa menyelamtkan keberlangsungan hidup nya seperibmamang bakso lewat atau pak de nasi goreng yang sering di beli nya waktu dia kecil dulu.
Camel melihat ke kanan dan kekiri, namun belum ada tanda-tanda siapa pun yang akan lewat, ia pun melangkahkan kaki nya pergi keluar dari gerbang rumah nya berjalan keluar.
Komplek tempat tinggal nya sudah sangat berubah, sangat sepi, rumah megah berdiri sejajar kokok dengan tatanan taman-taman yang rapi di setiap halaman rumah.
Kemana ya anak-anak yang sering bermain sepeda bersama ku dulu, anak-anak nakal yang sering mentertawakan ku, pasti mereka sudah sama besar nya dengan ku, bathin nya.
Jauh Camel sudah melangkah bahkan hampir sampai ke pintu masik utama komplek perumahan ,di mana pos securuty berada namun tidak ada satu pun penjual makanan yang ia jumpai.
Untung nya matahari sangat teduh dan bersahabat, Camellia memutuskan untuk kembali lagi ke rumah nya.
Mobil yang di kendarai oleh Ayah , ibu dan Bhumi, melintasi Camel yang berjalan kaki , Ke-3 nya melihat dan menyadari Camel yang berjalan kaki, namun Camel tidak menyadari Mobil ayah melewati nya.
“Itu Kak Camel” Tunjuk Bhumi pada Camellia di jalanan.
Ayah berniat akan menepi, melihat anak gadi nya, namun Bhumi berteriak. “Terus yah..terus! Biarin aja kakak jalan kaki, akhirnya kakak keluar juga dari sangkar nya”
Ayah pun mengiyakan ucapan Bhumi dan terus melewati Camel di jalanan,
“Bhumi...kamu jahat sekali sih sama kakak mu!” kata Ibu, yang mau tidak mau pasrah mengikuti keisengan Bhumi.
Mobi yang di kendarai ayah pun sampai, Bhumi turun untuk membuka gerbang yang tertutup tadi tidak terkunci itu, Mobil pun kembali masuk di garasi rumah mereka.
Camellia terkesiap meluruskan pandangan nya ke depan rumah ia melihat mobil ayah terparkir di sana.
"Mereka sudah pulang, lewat mana? Kenapa aku tidak melihat nya?” Camel melangkah cepat masuk ke dalam rumah nya, melangkah lebar siap meneriaki Bhumi dia yakin adik nya sengaja tidak berhenti ketika melihat nya seperti anak jalalanan mencari penjual makanan.
“Lewat mana sih? Pasti sengaja kan pura-lura enggak lihat aku, lagian juga kenapa lama sekali sih pulang nya? Aku kelaperan tau!”keluh Camell masuk ke tempat di mana biasa nya ada ibu.
Ibu pun keluar dari kamar nya setelah meletakkan barang-barang nya, “Dari rumah tante Wina, Sayang! sekalian cari tempat untuk toko kita, kamu ingat tante Wina dan Om Harley suami nya tidak?” tanya ibu seraya berjalan ke meja makan membuka bungkusan makakanan yang tadi di bawa nya.
Camel sejenak berfikir duduk di meja makan. “Camel lupa, yang mana? kalau ingat lagian untuk apa?” Camellia acuh mengambil kerupuk pada makanan yang di beli ibu.
“Calon mertua kak Camel dong ya?” ejek Bhumi Ikut masuk dalam pembicaraan kakak dan Ibu nya.
Camel terbelalak, menatap kesal Bhumi, “Mertua!” Ia ingat yang di bahas ayah nya akan menikahi nya, “Calon mertua siapa? Siapa juga yang mau nikah, Camel enggak mau nikah jangan macam-macam deh udah bosan punya dua anak apa! enggak pokok nya Camell enggak mau!”
Ibu tersenyum semua Ibu tidak bisa apapun semua sang ayah sudah putuskan, “Katakan itu pada ayah jika kamu berani!”
“Ibu, mana bisa seperti itu, melanggar hak asasi manusia nama nya, tidak berkprimanusian!”
“Kakak manusia? Maka nya jangan bandel emang sudah tahu kenapa di nikahi, yey anda akan pensiun dari jalur bar-bar berterimakasih lah pada kedua orang tua mu telah membawa mu ke jalan yang lurus?” celetuk Bhumi yang mengingat kenakalan kakak nya benar-benar sangat tidak baik pergaulan nya, pergi sana kemari dan nongkrong di tempat-tempat hiburan jalanan bersama Ezar dan teman-teman jalur tidak baik lain nya.
Camel mengembangkan mata nya melempar Bhumi dengan sebuah sendok di atas meja makan.
Praakk, “Aku tidak seburuk itu”
“Awwww.. Sakit onta!”
“Bodo amat, ...Aku mau tidur!” Kesal Camel meninggalkan Bhumi dan ibu berjalan ke arah tangga untuk naik ke kamar nya di lantai atas.
Ibu hanya menggelengkan kepala nya, Seperti itu lah Camell tidak bisa di atur dan susah di bilangi.
“Kak Camel enggak tau aja ya bu, Kak Adam itu jauh di atas Ezar…, Ya jauh banget mah aku sebagai laki-laki aja kagum, kerjaan nya bagus, keren, ganteng, kolektor mobil, nurut sama orang tua, jauh sekali dengan kak Camell, hahahha yang aku takutin dia mau tidak ya sama kakak?” celetuk Bhumi tidak berhenti tertawa mengingat perbandingan kakak nya dan juga Adam.
Ibu menarik nafas nya mendapati ucapan Bhumi, ”Doakan saja yang terbaik!”
Sejenak Ibu juga berfikir, ucapan Bhumi sangat benar, sudah lama ibu memikirkan itu, bagaimana jika pria yang akan di nikahi dengan Camellia tidak menyukai nya.
Camellia jauh di bawah rata-rata,lulus dengan nilai terbilang sangat pas-pasan, kerja nya hanya kelayapan tidak tau arah, tidak bisa masak sangat tidak bisa,mie instan saja ia ia ridakbisa, berberes rumah?? kamar nya saja jika Ibu belum berteriak dia belum bergerak untuk memberesakam, anak penurut? Camellian jauh dari kata penurut, sangat pembangkang dan keras kepala.
To be continue
Camellia kembali ke kamar nya mendapati lagi pembahasan tentang pernikahan dia dan Adam, seakan tidak ada celah untuk nya lari dari keputusan ayah.
Camellia menjatuhkan malas tubuh nya ke ranjang rasa lapar mendadak hilang, padahal hidup terus berjalan tapi kenapa ia masih saja berhenti, berhenti di sebuah rasa, di satu titik dimana ia dan Ezar kekasih nya masih saling melengkapi.
Camellia meraih ponsel nya di ranjang, Ezar benar-benar tidak sekalipun menghubungi nya, tidak membalas pesan, tidak merespin apapun yang di kirimkan nya, apa ini nama nya perjuangan, apa ini kata nya setia ini bahkan baru seminggu kepergian nya, tidak bisa kah kau tunjukan ke ayah kau lelaki baik kau bisa di percaya telah memperjuangkan ku.
Lagi-lagi netra nya meluruhkan air mata, Camellia kembali terisak, masih begitu jelas semua kisah dua tahun yang sudah mereka lewati, hari-hari indah, liburan bersama, membagi kisah cerita,
“Ez…”tatap Camel pada layar ponsel yang menampilkan tawa kedua nya.
“Harus nya kamu buktiin ke ayah kamu lelaki baik, kamu bertanggung jawab ayah tidak kenal kamu Ez….”
Camellia menggeram, kenapa seperti ini hidup padahal semua nya rasa nya sudah sangat baik tapi sekejap saja berubah.
Dzrzrrzrrrtttz… ponsel Camell bergetar, ia dengan cepat meraih berharap itu adalah Ezar, itu adalah lelaki yang begitu sangat ia rindukan mungkin Ezar sedang merenungkan diri, sedangen mencari solusi tentang hubungan mereka karena itu tidak menghubungi.
“Sheryl!” baca Camell pada contact yang mucul di ponsel nya, Sheryl adalah teman safu kampus Camellia dan Adam ia merupakan sahabat dekat Camellia di Bandung.
Sheryl mengirimkan sebuah foto tangkapan layar yang di tampilkan dari sebuah akun berbagi foto dan video, foto Ezar dengan berbagai pose sedang berada di sebuah tempat.
“Ezar di Jakarta?” Camellia benar-benar terkesiap.
Bagaimana bisa Ezar berada di sini namun sama sekali tidak mengabari nya, tidak begitu lama ponsel Camellia bergetar lagi dan lagi-lagi masih dari Sheryl, ia mengirim sebuah foto lagi tangkapan layar dengan bentuk yang beda, kali ini kiriman itu sukses membuat Camellia shock dan terlonjak, sosok wanita cantik memeluk Ezar dari samping.
Camellia menutup mulut nya seketika bagaimana bisa, Ezar berada di Jakarta tapi tidak mencari nya lalu siapa wanita ini? Ini bukam teman, atau saudari ini jelas mereka ada pasangan pelukan mereka terlalu intim mereka terlalu dekat.
Camellia melempar ponsel nya ke ranjang , ia berkecamuk semudah ini Ezar menyudahi hubungan mereka ia tidak menyangaka Ezar bahkan terang-terangan memperlihatkan wanita itu di social media nya, dan menghapus foto kebersamaan dengan nya.
Camellia bangkit perlahan ia seketika kebencian muncul kepermukaan hati nya, dia yang berlarut-larut dalam kesedihan malah terbalas oleh luka oleh orang yang sudah di tangisi nya, benar kata ayah Ezar bukan lelaki baik, benar kata ayah lelaki baik tidak membawa mu pergi tanpa izin, benar kata aya lelaki baik tidak berbohong jika ingin mengajak mu pergi.
Hikssss hiksss..
Camellia terisak sejadi-jadi nya, ia menyesali diri nya, ia bodoh, ia terlalu larut dalam hubungan sampah nya, semua nya tidak memberikan hasil apapun, ia kehilangam waktu bersama keluarga nya karena terlalu sering bersama Ezar, dia jarang belajar nilain yang di raih nya tidak baik, dia buta melihat peluang di masa muda, begitu banyak hal yang bermanfaat di luar tanpa ia sadari ia kehilangan banyak kesempatan menjadi sesuatu yang berguna.
“Ayah, ibu, Bhumi… Maaf… “
Camellia menyembunyikan kepalan kedalam pelukan lutut nya, ia tertampar oleh penyeaalan nya, ia begitu buruk dia terlalu, tidak satu hal pun yang bisa di petik manfaat nya dari diri nya.
Camellia menangis sejadi-jadi nya hanya ini yang ia bisa lakukan tidak mungkin bisa menarik kembali waktu memperbaiki dan mengulang kembali semua nya sudah lebur bersama penyesalan.
Camellia memegamgi kepala nya rasa nya ia hampir gila, ia frustasi ia tidak tahu harus apa lagi, Ezar berengsekkkkk!! Camellia menghempasi barang-barang milik nya di nakas sebelah ranjang.
Bruakkkkkkkk Camellia yang memeluk lutut nya oleng, sial nya kekesalan menghakimi diri nya sendiri ia terjatuh kelantai, seketika lampu tidur nya pun bergoyang oleh nakas yang tertolak tubuh Camell seketika lampun tidur yang begitu besar itu pun terjatuh melukai kepala Camellia.
Ia yang menjiwai tangisan nya pun oleng oleh tubrukan lampu yang begitu keras, seketika Camellia jatuh berposisi miring ke lantai dengan kepala yang terluka tertimpa lampu tidur kaca besar.
"IBU........"pekik Camellia di iringi tangisan nya.
Lagi-lagi kesialan menimpa nya, semua ini karena kebodohan nya yang terlalu meratapi kesalahan berulang-ulang dan tak pernah sadar.
Camelli, meremas baju nya kepala nya begitu sakit oleh tubruka lampu besar itu, "IBU....!!" teriak Camellia lagi, jika sudah seperti ini akankan yang di tangisi akan peduli kemana lagi akan pergi selain kembali ke sisi sang Ibu lagi.
Berkali-kali dan lagi-lagi bayangan foto Ezar dan kekasih baru nya melintas, mereka berputar kepala Camellia, tawa nya keintiman nya, "Ezar, bangsàt!!!" pukul Camellia pada lantai begitu sangat menggeram kesal.
Darah dari peilipis nya berangsur keluar, pecahan kaca sukses mengenain kepala bagian belakang Camellia, wajah nya membasah tetesan merah perlahan bercampur air mata sukses memenuhi tangan yang nya yang baru saja mengusap bagian luka.
Semua berawal manis, berakhir dengan penyesalan kesia-sian dan air mata, jika sudah seperti ini bahkan apakah lelaki yang bernama Adam itu mau menerima semua kebobrokan masalalu nya.
To be continue
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!