NovelToon NovelToon

DinDut Itu PacarKu

Siswi Baru

"Kedengarannya sangat sederhana, tetapi jika menjadi diri sendiri, kamu berbeda dari orang lain."

Ting Tong Ting Tong

Mendengar bunyi bel sekolah siswa siswi berbondong-bondong berjalan masuk ke dalam kelas masing-masing.Saat mereka sudah tiba di dalam kelas mereka duduk di bangku masing-masing.

Sambil menunggu guru masuk ke dalam kelas mereka, maka yang di lakukan oleh siswa siswi yaitu ngobrol dengan teman-teman sekelasnya, mabar game online dengan teman-teman sekelas, selfi bersama teman-teman sekelas.

Seorang siswi yang sedang duduk di bangku sambil tangannya memegang sebuah cermin kecil di tangannya. Si siswi tersebut menatap wajahnya di dalam cermin itu.

"Kayaknya bedak aku kurang nih, mumpung guru belum datang mendingan wajahku poles bedak lagi." Si siswi itu membuka resleting tas slempang nya lalu dia mengeluarkan sebuah bedak padat dari dalam tasnya. Si siswi membuka bedak padat itu lalu dia memakaikan bedak padat kewajahnya.

"Nah sekarang aku sudah makin cantik."Dia melihat wajah di dalam cermin kecil yang berada di tangannya.

"Tapi ada yang kurang tuh." Teman sebelah bangku nya melihat wajahnya.

"Apa yang kurang?"

"Bibir kamu terlihat pucat, apa kamu tadi tidak pakai lipstik?"

"Tidak, aku cuma pakai liptint tadi." Dia berbicara sambil menggelengkan kepalanya.

"Pantas aja bibir kamu pucat harus kamu pakai lipstik."

"Kamu benar bibir aku terlihat pucat." Dia melihat bibir nya di cermin terlihat pucat tidak karena tidak berwarna.

"Ya sudah kamu oleskan saja lipstik ke bibir kamu biar tidak terlihat pucat."

Dia mencari lipstik di dalam tas slempang nya tetapi dia tidak menemukan lipstik di dalam tasnya.Dia mengeluarkan semua isi dari dalam tasnya.

"Kamu cari apa?"

"Lipstik."

"Apa sudah ketemu lipstik nya?"

"Tidak."

"Kalau begitu kamu pakai lipstik punya ku saja."Teman sebelah bangku nya merogoh lipstik yang berada di saku roknya, llmemberikan lipstik kepadanya.

"Iya." Dia mengambil lipstik dari tangan temannya.

Lipstik sudah berada di tangannya, lalu dia memutar bagian bawah lipstik supaya lipstiknya naik ke atas.Lipstik berwarna peace itu sudah naik ke atas lalu dia hendak ngoleskan lipstik ke bibirnya.

Tiba-tiba lipstik yang berada di tangannya di ambil oleh seorang. Dia melihat orang yang mengambil lipstik dari tangan nya, dia pun berdiri dari bangkunya.

"Iqie, sini kembalikan lipstik nya." Dia meminta lipstik yang sudah berada di tangan siswa.

"Tidak mau, kalau kamu mau ambil saja sendiri."Si Siswa yang bernama Fiqrie biasa di panggil teman sekelasnya dengan sebutan Iqie menaikan tangannya ke atas sambil memegang lipstik itu.

Dia mencoba mengambil lipstik yang berada di tangan Fiqrie dengan melompat-lompat tetapi tangannya tetap tidak sampai mencapai lipstik yang berada di tangan Fiqrei.

"Fiqrie kembalikan lipstik nya."

"Tidak mau."Fiqrie tidak ingin mengambilkan lipstik itu.

"Aku tahu kalau kamu itu suka sama aku maka nya kamu ambil lipstik ini biar kamu bisa mencari perhatian aku."Dengan penuh percaya diri Si Siswi itu mengatakan kepada Fiqrie.

"Hahahaha."Mendengar ucapan siswi tersebut Fiqrie pun tertawa terbahak-bahak, dia tidak habis pikir bisanya si siswi tersebut berpikiran bahwa dia menyukai si siswi tersebut.

"Benarkan yang aku katakan, kalau kamu itu suka sama aku."

"Ternyata benar yang di katakan teman-teman sekelas kita kalau kamu itu cuma cantik fisik saja tapi otak kosong."

"Maksud kamu apa?"Mendengar ucapan Fiqrie yang awalnya memuji dirinya yang terlihat cantik tetapi kemudian Fiqrie menjatuhkan nya dengan menyebut otaknya kosong yang artinya sama dengan bodoh.

Tak

Tak

Tak

Terdengar langkah kaki seorang yang berjalan mendekati kelas dengan memakai high heels.

"Pikir saja sendiri."Setelah mengatakan itu Fiqrie kembali ke bangku nya yang berada di pojok.

Seorang perempuan berjalan masuk ke dalam kelas. Si perempuan berdiri di depan papan tulis.

"Assalamu'alaikum wr wb dan selamat pagi siswa siswi ibuk."

"Walaikumsalam wr wb, dan selamat pagi juga ibuk guru."Seluruh siswa siswi yang berada dalam kelas serentak menjawab salam si ibuk guru.

"Bagaimana kabar kalian semua?"

"Baik buk guru."

"Pagi ini kalian kedatangan siswi baru yang akan belajar di kelas ini bersama-sama kalian.Ibuk harap kalian bisa berteman dengan dia."

"Asik ada siswi baru."

"Buk mana siswi barunya?"

"Sebentar ibuk panggilkan dia dulu."

"Anak baru silahkan masuk."

Seluruh siswa siswi yang berada di dalam kelas menoleh ke arah pintu kelas, mereka ingin melihat seperti apa wajah dari siswi baru tersebut. Mereka melihat kaki si siswi baru yang melangkah melewati pintu kelas tersebut.

...~ Bersambung ~...

Dinda Safitri

"Hidup itu sebuah perjalanan buka perbandingan, maka jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, karena kita berdiri di bumi yang sama tapi dengan takdir yang berbeda."

Semoga saja siswi baru nya cantik

Biar tambah semangat aku sekolahnya

Habis bosan aku lihat siswi di kelas ini gak ada yang cantik

Siswi baru terus melangkah mendekati ibuk guru yang berdiri di depan papan tulis.Siswa siswi yang berada di dalam kelas terus melihat ke arah siswi baru tersebut.Mereka melihat penampilan Siswi baru itu dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Siswi baru itu memakai seragam putih abu-abu dengan rok yang panjangnya di bawah lutut serta baju nya di masuk kedalam. Rambut siswi berwarna hitam legam itu di kuncir dua.Bentuk tubuh siswi baru itu pendek, gendut dan kulit nya putih.

Ah realita tak seindah ekspetasi

Aku berharap siswi barunya cantik dan langsing

Ini malah jelek dan gendut

Ah makin malas sekolah kalau kayak gini

Habis siswi baru ini merusak pemandangan mata ku saja

Seorang Siswa berbicara berbisik kepada teman yang berada di sebelah bangkunya.

"Silahkan perkenalkan diri kamu kepada teman-teman sekelas."Buk guru menyuruh siswi baru yang sudah berdiri di samping nya untuk memperkenalkan dirinya kepada teman-teman sekelasnya.

"Baiklah buk, selamat pagi teman-teman."

"Pagi."Hanya beberapa siswa siswi yang membalas sapaan siswi baru itu.

"Perkenalkan nama aku Dinda Safitri, biasa di panggil Dinda."Dinda memperkenalkan dirinya kepada mereka.

"Eh, tadi nama kamu Dinda apa?" tanya seorang Siswa.

"Dinda Safitri."Dinda menyebutkan kembali nama lengkap kepada mereka.

"Tapi lebih cocoknya nama kamu itu Dinda Sapi, soalnya badan kamu mirip sapi. Yang bunyi nya itu Momo momo."Setelah berbicara seperti itu Si Siswa itu menirukan suara sapi.

"Hahahaha."Mereka semua tertawa mendengar ucapan si Siswa tersebut terkecuali Fiqrie.

"Apa yang kalian tertawakan?"Buk guru menatap tajam ke arah mereka.

"Itu buk Si Afandi menirukan suara Sapi,mana suaranya sama persis kayak suara sapi benaran lagi buk maka nya kita semua tertawa."Jawab seorang Siswi.

"Buk."Seorang Siswa mengacungkan jari telunjuknya yang sebelah kanan ke atas.

"Ada Fiqrie."Buk guru melihat ke arah Siswa yang mengacungkan jari telunjuk.

"Apa saya boleh bertanya sama Dinda buk?"Fiqrie menurun jari telunjuk nya.

"Kamu nanya bertanya-tanya."Afandi berbicara sambil menirukan Dilan Kw.

"Hahahaha."Mereka semua tertawa mendengar Afandi yang berbicara seperti Dilan Kw, terkecuali Fiqrei menatap kesal ke arah Afandi.

Melihat Afandi yang sedang berbicara sambil menirukan Dilan Kw, membuat perut Dinda terasa di geliting sehingga ingin tertawa.Dinda berusaha menahan tawanya, agar tawanya tidak terlepas.Tetapi dia gagal menahan tawanya sehingga dia tertawa.

"Hehehe."Dinda tertawa.

Fiqrie kembali menoleh ke arah depan, dia melihat Dinda sedang tertawa.

"Cantik."Melihat tawa Dinda lepas membuat Fiqrie Terpesona.

"Sudah-sudah kalian jangan tertawa terus.Memang kamu tanya apa sama Dinda?"

Mendengar ucapan buk guru mereka pun berhenti tertawa. Mereka menoleh ke arah Fiqrie dengan rasa penasaran.

"Alamat rumah kamu dimana?"

"Buat apa kamu nanya alamat rumahku?" Dinda berbicara sambil menatap wajah Fiqrie.

"Biar bisa ngapelin kamu setiap malam minggu."

"Suwit suwit suwit."Sorak mereka kepada Fiqrie.

Dinda yang merasa malu lalu dia menundukkan kepalanya, wajah Dinda merona ini pertama kalinya ada cowok yang berniat mau ngapelin dia setiap malam minggu.

Ingat Dinda

Kamu jangan pede

Paling Dia itu cuma

Bercyandaa Bercyandaa Bercyandaa

Mana mungkin ada cowok yang suka sama cewek gendut kayak kamu

"Sudah-sudah kalian ke sekolah buat belajar menuntut ilmu bukan buat pacar-pacaran."

"Ya elah ibuk guru kayak gak pernah muda saja." Cibir Afandi.

"Saya pernah muda kamu yang belum pernah tua."

"Buk, Afandi itu udah tua lihat wajahnya udah kayak kakek." Ledek seorang siswa kepada Afandi.

"Tua dari mana wajahku seganteng Lee Min Ho gini."Afandi berbicara memegang wajahnya.

"Hahahaha."Mendengar ucapan Afandi membuat mereka semua tertawa bahkan buk guru pun ikut tertawa.

"Wajah kami memang terlihat seperti Leen Min Ho tapi kalau di lihat dari tower sambil pake sedotan."Cibir Siswi.

" Ya gak kelihatan dong."

"Sudah-sudah jangan ribut lagi, Dinda sekarang kamu duduk di bangku kosong yang berada di samping Wulan."Buk guru menujukan jarinya ke arah bangku kosong yang berada di baris kedua sebelah kanan.

"Baiklah buk." Dinda berjalan menuju ke arah bangku kosong.

Setibanya Dinda di samping bangku kosong itu, Dinda mendudukkan pantatnya di atas bangku lalu dia melepaskan tas ransel yang berada di punggung nya. Dia meletakkan tas ransel di atas meja.

"Kalian bukak buku mapel (mata pelajaran)."Buk guru sudah duduk di kursi guru, dia menyuruh mereka membuka buku mapel.

"Sudah, halaman berapa buk?"

"Halaman 103, kerjakan sekarang tanpa bersuara."

"Baiklah buk."

"Apa aku boleh melihat buku mapel punya kamu?"Dinda mengeluarkan buku tulis berserta pena dari dalam tasnya, lalu dia menoleh ke arah bangku di sebelahnya.

"Boleh, lihat saja."

"Oh, iya kita belum kenalan.Nama kamu siapa?"

"Wulandari."Wulan mengulurkan tangan kearah Dinda.

"Dinda."Dinda menjabat tangan Wulan, setelah itu mereka melepaskan jabatan tangan.

Setelah itu mereka fokus mengerjakan soal yang berada di buku mapel, tetapi Wulan mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.Sementara itu Dinda menulis jawab dari soal yang berada di buku mapel ke dalam buku tulis.

Wulan menoleh ke sampingnya, dia melihat Dinda sedang menulis di buku tulis dengan menggunakan pena.

"Dinda."

"Iya, apa?" Dinda berhenti menulis lalu dia menoleh ke arah Wulan.

"Apa kamu sudah selesai mengerjakan soalnya?"

"Belum sedikit lagi, kenapa?"

"Aku tidak mengerti dengan soal nomor satu, apa kamu bisa mengajarin aku?"

"Bisa, aku selesaikan dulu punyaku setelah itu baru aku ajarin kamu."Dinda melanjutkan mengerjakan soal yang tinggal sedikit lagi di jawab.

Dinda mengajari Wulan cara mengerjakan soal nomor satu.

"Apa kamu sudah paham?"

"Sudah."

"Coba kamu kerjakan soal nomor dua sendirian."

"Baiklah."Wulan mencoba mengerjakan soal nomor dua sendirian.

Tiga puluh menit berlalu........

Terdengar bunyi bel sekolah yang menandai pergantian jam pelajaran.

"Kalian kumpulkan buku latihan sekarang."Ibuk guru berdiri dari tempat duduk.

"Baiklah buk."Mereka menjawab serentak.

"Buk bukunya di kumpulin sama siapa?"

"Fiqrie."

"Buk buku diletakkan dimana?"

"Di meja ibuk yang berada di kantor."Setelah mengatakan itu ibuk guru berjalan pergi meninggalkan kelas.

Fiqrie berdiri dari tempat duduk lalu dia berjalan menghampiri Dinda.

"Hai, kita belum kenalan. Aku Fiqrie." Fiqrie sudah berdiri di depan meja Dinda, Fiqrie mengulurkan tangan ke arah Dinda.

...~ Bersambung ~...

Kantin

"Jangan tertipu dengan penampilan seorang, ingat, lengkuas sering menyamar menjadi daging."

"Dinda."Dinda menjabat tangan Fiqrie.

Melihat Fiqrie dan Dinda berjabatan teman-teman sekelas meledek mereka.

"Cie Cie Cie."

"Tak kenal maka tak sayang, udah kenalan bentar lagi sayang tuh."Godaan Wulan.

Mendapatkan ledakan dari teman-teman sekelasnya yang baru membuat Dinda tersipu malu, raut wajah Dinda berubah menjadi merah seperti kepiting rebus.Dinda mencoba menyembunyikan wajahnya dengan cara menundukkan kepalanya.

"Pipi kamu kenapa memerah seperti kepiting rebus?"Fiqrie memperhatikan raut wajah Dinda berubah memerah kayak kepiting rebus.

"Mana ada pipiku memerah seperti kepiting rebus."Dinda menepis ucapan Fiqrie.

"Woi, udah tuh jabatan tangannya.Tuh tangan kayak ada lemnya gak lepas-lepas." Sindir Afandi.

Jam pulang istirahat........

Setelah guru meninggalkan kelas maka mereka berbondong-bondong pergi meninggalkan kelas. Dinda memasukkan buku serta pena kedalam tasnya.

"Din ke kantin yuk!" Fiqrie sudah berdiri di depan meja Dinda lalu mengajak Dinda ke kantin.

"Jadi, cuma Dinda aja yang di ajak ke kantin aku gak."Mendengar Dinda di ajak oleh Fiqrie ke kantin maka Wulan pun angkat bicara.

"Heleh biasa pas jam istirahat kamu juga ke kantin tanpa aku ajak."Cibir Fiqrie.

"Kan ini beda kamu ngajak Dinda masak aku gak di ajak, itu namanya pilih kasih."

"Ayo kita ke kantin bareng!" Dinda berdiri dari bangku lalu dia mengulurkan tangan kepada Wulan.

"Huft, dia gak perlu kamu ajak.Dia pasti akan kekantin."

"Yuk, kita ke kantin."Wulan menerima uluran tangan Dinda sambil dia berdiri dari bangku.

Mereka berjalan bersama-sama sambil menuju pintu kelas.

"Ah si Wulan ganggu aku lagi pedekate ama Dinda."Fiqrie berjalan menyusul mereka berdua yang sudah terlebih dahulu meninggalkan Fiqrie.

Sepanjang perjalanan menuju kantin Wulan terus memberitahukan Dinda nama bangunan yang mereka lewati. Dinda hanya menjadi pendengar apa pun yang di ucapan oleh Wulan. Fiqrie merasa jengkel dengan Wulan yang memberitahukan tentang bangunan yang mereka lewati.

Padahal yang Fiqrie inginkan dia mengajak Dinda untuk berkeliling-keliling lingkungan sekolah sambil memperkenalkan lingkungan sekolah kepada Dinda yang merupakan siswi baru di sekolah ini.

Fiqrie mempercepat langkah kakinya siapa ya dia bisa menyusul Wulan dan Dinda. Mereka sudah berada di depan Fiqrie, tiba-tiba saja Fiqrie merobos di antara mereka.Fiqrie berhasil merobos mereka berdua, sehingga sekarabg Fiqrie sudah berada di tengah antar Dinda dan Wulan.

"Fiqrie, kamu apa-apan sih?" Wulan merasa kesal dengan Fiqrie tiba-tiba sudah berada di tengah anatara dirinya dan Dinda.

"Kamu dulu sekolah dimana?" Fiqrie tidak memperdulikan ucapan Wulan, dia malah berbicara kepada Dinda.

"Smu Plus Surabaya."

"Wah, kamu hebat bisa masuk smu plus di Surabaya." Fiqrie semakin kagum mendengar tempat sekolah Dinda yang lama itu Smu plus Surabaya.

"Aku tidak hebat biasa saja."Mendapatkan pujian dari Fiqrie membuat perasaan Dinda merasa sangat senang, Dinda merasa senang untuk pertama kali nya dia mendapatkan pujian dari teman laki-laki sekelasnya.

"Jangan merendah seperti itu Dinda."Wulan menyadari bahwa Dinda itu pintar, karena dari tadi Dinda dengan mudah bisa mengerjakan soal-soal.

"Aku tidak merendah Wulan, memang kenyataannya aku tidak terlalu pintar."

"Aku yakin kalau kamu itu pintar karena dari tadi yang aku perhatikan kamu dengan mudah mengerjakan semua pertanyaan itu."

"Akhirnya kita sampai juga ke kantin sekolah."

Mereka sudah berada di kantin kesekolah, mereka melihat sekeliling kantin sekolah.

"Aduh gimana nih gak ada bangku kosong?"

"Kalian tunggu di sini sebentar." Fiqrie berjalan meninggalkan mereka.

"Itu si Fiqrie mau ngapain?" Melihat Fiqrie pergi maka Dinda merasa khawatir.

"Ntlah." Wulan mengangkat kedua bahunya.

"Terus kita mau makan dimana?"

"Gak tahu."

"Apa kantin di sekolah cuma ini saja?"

"Iya."

"Dinda Wulan."

"Eh, iya."Mendengar nama mereka di panggil maka mereka secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara tersebut ternyata itu suara Fiqrie.

...~ Bersambung ~...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!