DESIRE
Cara Kotor
Kirani
[berusaha mengambil dompetnya yang terjatuh dari di ambil oleh Aksa]
Aksa
Aku ingin melihat isinya.
Aksa
Ada pertanyaan yang belum terjawab.
Aksa
Dan aku yakin, jawabannya ada di dalam sini.
Kirani
Aksa! Kamu benar-benar sudah keterlaluan!
Aksa
[membuka dompet dan langsung tersenyum]
Aksa
Ternyata, kamu masih menyimpan perasaan pada kakakku.
Aksa
[menunjukkan foto Dewa, kakak Aksa yang masih berada di dompet Kirani, walaupun di tempat tersembunyi]
Aksa
Menurutmu, apa yang akan terjadi kalau kakakku mengetahui hal ini? [berbisik tepat di samping telinga Kirani]
Aksa
Apakah dia masih mau menemui mu dan menganggap mu adalah adiknya?
Kirani
Ja--jangan lakukan itu.
Wajah Aksa langsung tersenyum puas. Akhirnya ia menemukan cara untuk membuat Kirani menjadi miliknya.
Aksa
Apakah sekarang kamu bersedia menjadi kekasihku?
Aksa
Aku bisa membuatmu melupakan Dewa.
Kirani
Kenapa kamu melakukan semua ini?
Kirani
Bukankah aku sudah mengatakannya dengan jelas dulu?
Kirani
Aku akan menjadikanmu milikku.
Kirani
Meskipun aku harus melakukannya dengan cara yang kotor.
Bertemu Dewa
Kirani langsung merebut dompetnya dari tangan Aksa dan segera keluar dari ruang kelas.
Entah apa yang terjadi, dulu Aksa adalah seorang anak pendiam yang bahkan selalu bersembunyi di balik kakaknya setiap mereka bertemu.
Tetapi, tiba-tiba saja ia muncul sebagai murid Kirani dan mulai bersikap aneh, termasuk mencoba untuk mendekatinya dengan paksa.
Aksa tidak mengejar Kirani. Ia akan membiarkan Kirani berlari, karena Aksa tahu, ia telah memegang rahasia besar Kirani yang akan ia gunakan untuk menekan Kirani.
Dewa
Kenapa kamu terlihat terburu-buru?
Kirani tidak melihat kalau ia berpapasan dengan Dewa, yang juga adalah pemilik yayasan tempat ia mengajar.
Kirani
Eh, Dewa. Maaf aku tidak melihatmu.
Dewa
Apakah terjadi sesuatu?
Dewa memang selalu memperhatikan Kirani. Hal inilah yang membuat Kirani salah sangka sampai suatu hari Dewa memperkenalkan kekasihnya dan Kirani harus mengubur dalam seluruh perasaannya.
Kirani
Aku baik-baik saja.
Kirani
Aku hanya sedikit lelah.
Dewa
Bagaimana dengan Aksa? Dia tidak mempersulit mu, kan?
Kirani
(dalam hati) Justru dialah penyebab utama mengapa aku seperti ini.
Kirani
Aksa baik-baik saja. (berbohong)
Dewa
Syukurlah. Dia sudah tumbuh dewasa dan tidak seperti dulu lagi yang selalu bersembunyi di belakangku.
Dewa
Kalau dia bersikap tidak sopan padamu, segera katakan padaku.
Dewa
Aku sendiri yang akan menghukumnya.
Kirani dan Dewa tidak tahu, kalau salah satu jendela ruang kelas, Aksa sedang memandang mereka berdua dengan tatapan tajam.
Kirani
Aku tidak boleh membuang waktu.
Kirani
Dia harus segera menjadi milikku agar tidak ada seorang pun yang bisa mendekat padanya.
Ada Rencana Apa?
Dewa
Loh! Kamu belum pulang?
Aksa
(menatap tajam ke arah Kirani yang langsung menunduk)
Ketika Aksa melihat kalau Dewa akan pulang bersama Kirani, Aksa langsung berlari keluar dan menghentikan mereka.
Aksa tidak akan memberikan kesempatan untuk pria manapun bisa berdua dengan Kirani, meskipun itu adalah kakaknya sendiri. Kakak yang bahkan kini telah memiliki seorang istri.
Dewa
Kalau begitu, kita pulang bersama.
Dewa
Tadinya kakak ingin mengantarkan Kirani pulang, tetapi karena kamu juga belum pulang, kakak akan mengantarkanmu ke apartemen.
Aksa tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya berjalan mengikuti Dewa dan Kirani yang berjalan berdampingan.
Tentu saja pemandangan itu sangat mengganggunya.
Dewa dan Kirani dapat berbincang begitu santai, sesuatu yang tidak Aksa dapatkan dari Kirani.
Aksa
Tidak perlu mengantarkan aku ke apartemen.
Aksa
Aku akan ke tempat Ms. Kirani.
Dewa
(menoleh ke arah Aksa yang duduk di sebelahnya)
Tadi, Aksa langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah kemudi karena ia tidak akan membiarkan Kirani duduk bersebelahan dengan Dewa.
Walau Dewa merasa ada yang aneh, Dewa membiarkan saja kelakuan adiknya yang memang terkadang sulit untuk di mengerti.
Dewa
Untuk apa kamu turun di tempat Kirani?
Aksa
Tadi Ms. Kirani sudah setuju untuk memberikanku pelajaran tambahan karena di mata pelajarannya nilaiku masih kurang.
Dewa
Apakah harus di tempatnya?
Dewa
Kirani, (menoleh ke arah Kirani) Apakah benar begitu? Kami tidak keberatan dia belajar di apartemenmu?
Aksa
(menatap tajam ke arah Kirani dan memberikan kode agar ia setuju)
Kirani
Aku rasa, akan lebih santai dan bisa lebih berkonsentrasi dari pada belajar di kafe.
Dewa
Kalau kamu tidak keberatan, baiklah.
Dewa
(menjalankan kendaraannya menuju kediaman Kirani)
Aksa
(melihat ke arah luar jendela dan tersenyum puas)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!