Pagi-pagi sekali, Sammy sudah bersiap untuk pergi ke kantornya. Hal itu, membuat Ane sang ibu menatapnya, penuh tanya. Begitupun dengan David menatap heran putra bungsunya tersebut.
" Nak, apa tidak salah ?"
" Bapak David yang terhormat, memangnya saya tidak boleh ya berangkat pagi-pagi? Andakan bilang, saya tidak boleh berangkat terlalu siang, saya harus membantu Kakak Pertama guna mengurus perusahaan. Sebab, Kakak Pertama akan dipindahkan ke perusahaan kita di negara S kan ?"
" Kamu ini aneh, Kakak Pertama apanya? Dia adalah Kakak kamu, satu-satunya. " ujar Ane sembari menepuk jidatnya.
" Dia memang anakmu Sayang, lihat saja tingkahnya sama seperti kamu. "
Ane, menghela napasnya.
" Kau ini aneh Suamiku, bukankah kau yang menanam benih pada rahimku. Bagaimana bisa, dia hanya anakku saja?"
Sammy, memutar kedua bola matanya.
" Pasti, drama lagi nih. Sebaiknya, aku pergi bekerja!" batin Sammy.
" Ma ,Pa aku berangkat dulu !" teriaknya.
" Eh, kau tidak sarapan dulu?"
" Tidak, terima kasih. Aku harus segera berangkat !"
Dalam perjalanan, pria itu melihat sebuah kafe milik sahabatnya. Alhasil, dia segera memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Begitu selesai, dia segera mengunci pintu, dan turun dari mobilnya. Tanpa diduga, dia terjatuh saat hendak membuka pintu kafe. Ternyata, seorang wanita menabrak tubuhnya dari belakang.
" Maaf Pak, saya sedang terburu-buru. "
" Nona, anda pakai mata tidak sih?" ujar Sammy tanpa menoleh ke belakang.
Wanita, yang tadi menabraknya berjalan menuju ke depannya. Dia, kemudian membungkuk meminta maaf.
" Tolong, maafkan saya Pak. Saya, tidak sengaja, sebab saya harus bekerja."
Sekali lagi, wanita itu membungkukan tubuhnya. Sammy, menoleh begitu melihat wajah wanita cantik tersebut dia menganga lebar.
" Pak? anda sudah memaafkan saya kan ?" ujar wanita itu sembari melambaikan tangannya.
"Kenapa dia melamun sih ?" batin wanita itu.
" Halo, Bapak anda baik-baik saja kan ?"
Sammy, tersadar dari lamunanya.
" Ah, Iya saya baik-baik saja. " katanya.
Pria itu, membaca name tag pegawai wanita tersebut.
" Kristal Jovanka ya, nama yang bagus !" batinnya.
" Syukurlah, kalau begitu saya permisi dulu."
" Eh tunggu, kamu pelayan di sini ya ?"
Gadis yang bernama Kristal itu mengangguk. Dia, menatap wajah pria tampan berkulit putih tersebut dengan penasaran.
" Ah jangan menatap saya seperti itu, Nona. Saya, bukanlah penjahat."
" Tidak Pak, saya hanya penasaran saja. Sebenarnya, apa yang anda inginkan?"
" Jadi begini, saya penasaran menu apa ya yang cocok untuk saya yang malas mengantri ini?"
Gadis itu mengernyit, dia kemudian berpikir sembari menempelkan jari telunjuknya di dagu.
" Ah iya, saya tahu anda masuk dulu. Nanti, biar saya yang pilih menu untuk anda. Kebetulan, Chef disini Kakak Kelas saya." ujarnya ceria.
Sammy, semakin tertarik saat melihat reaksi wanita cantik berhidung mancung tersebut.
" Dia, benar-benar menarik." batinnya.
Sementara itu, di dapur Kristal sedang merayu sahabatnya.
" Ayolah, Kak Dino buatkan menu spesial untuk Tuan Muda yang tadi aku tabrak. Dia, sudah baik hati, tidak menuntut adikmu yang cantik ini. Jadi, bisakah kau membantuku?"
Dino, menghela napasnya. Bukan apa-apa, ini masih terlalu pagi. Dan, kafe baru saja mau buka. Dia juga, masih belum mengganti pakaiannya. Bagaimana bisa, Kristal sudah memberinya pekerjaan?
" Baiklah, tapi ada syaratnya!"
" Apa itu?"
" Kau harus membantuku, lalu hari ini ada acara keluarga. Kau, harus datang menggantikan aku di acara tersebut. Bagaimana, kau bersedia?"
" Astaga, berat sekali syaratnya. Baiklah, aku mau tapi Kakak harus segera berganti pakaian dan mulai memasak untuk seseorang."
" Apakah pria yang di depan itu?"
Kristal mengangguk,
" Baik Kristal. Bisakah kau membantuku menyiapkan bahan-bahannya ? "
Gadis itu, membentuk jari-jarinya menjadi huruf O, yang memiliki arti Oke. Lalu, setelah beberapa menit, Dino kemudian kembali dengan pakaian kerjanya.
" Ayo, kita masak makanan yang kau inginkan! "
" Tumben Kakak mau menuruti keinganku ?"
Dino, menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut. Kemudian, dia tertawa kecil.
" Kau tidak tahu atau pura-pura bodoh? Kristal, pria itu Tuan Muda ke-2 Choi . Sammy William Choi, pria terpanas urutan ke-5 setelah Jonathan Alexander Kim. Aduh, bagaimana ya aku menjelaskan ini padanya. " batin Dino.
" Kris, syaratnya aku cabut ya. Aku, akan memasak dengan senang hati. Tapi, bantu aku supaya Tuan yang disana tidak terlalu lama menunggu. "
" Okey, Kak ."
Kristal dan Dino, segera memasak makanan pesanan pelanggan. Sementara itu, Sammy menatap layar laptopnya dan mengetik pekerjaannya. Dia adalah sosok pekerja keras. Sehingga, kapanpun, dan, dimanapun dia tidak akan jauh dari laptopnya.
" Aduh, enak sekali ya jadi atasan. Tinggal bicara, lalu kita yang harus mengerjakan. Kakak memang, tega ya benar-benar deh. "
" Bapak, pesanan anda sudah siap."
" N...Nasi goreng?" tanya Sammy sembari menatap wajah gadis cantik itu.
" Hanya itu yang bisa dengan cepat kami sajikan. Sebab, anda sendiri yang meminta untuk itu."
" Aih, baiklah terima kasih Nona Kristal. Lalu, untuk pembayarannya bagaimana?"
Kristal menggeleng, kemudian dia tersenyum manis.
" Tidak usah, ini sebagai balasan atas kebaikan anda yang sudah memaafkan saya. "
Sammy, tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Kristal .
" Tolong, jangan seperti ini. Kamu disini bekerja, tidak sepatutnya memberikan saya makanan. Dan satu lagi, jangan panggil saya Bapak. Setua itukah saya ?"
" Baik, T...Tuan, anggap saja itu ganti rugi saya kepada anda."
" Nona Kristal Jovanka. Saya, tidak apa-apa dan kamu tidak sengaja kan. Anda kan sudah meminta maaf, jadi kita impas dong!"
" Baiklah, harganya 30.000 Tuan. Tapi, untuk minumannya gratis."
" Baiklah, terima kasih. "
Kristal mengangguk, dia kemudian berlalu pergi. Beberapa saat, setelah Sammy menerima pesanan miliknya. Kafe itu mulai ramai, dan Kristal sibuk mengantarkan pesanan pelanggan pada bangku mereka. Saat Sammy akan membayar pesanan miliknya, Kristal sedang sibuk sehingga dia ke meja kasir untuk membayar pesanannya.
" Tuan, sebelum makan biasanya para pelanggan sudah membayar tagihannya. Anda mungkin lupa ya,sehingga anda harus membayar dua kali?". ujar pelayan pria yang sedikit kemayu tersebut.
Sammy, mencoba menjelaskan akan tetapi semuanya gagal. Akhirnya, Kristal datang dan berbisik pada telinga Sammy. Jika Sammy tidak seharusnya membayar, jadi memang ini hanya akal-akalannya saja. Supaya, Sammy mau memakan sarapan buatan sahabatnya tersebut.
" Tuan, saya harap anda tidak marah dengan apa yang saya lakukan ini. Sebab, kita mungkin saja tidak akan bertemu lagi. Anggap saja, itu rejeki anda hari ini. Jadi, jangan ditolak tidak baik loh seperti itu hehehe."
" Baiklah, kalau begitu terima kasih atas kebaikan anda Nona ."
Kristal mengangguk, " Sama-sama, Tuan." ujarnya.
Sementara itu, Sammy tersenyum kaku. Dia, merasakan perasaan yang sulit dijelaskan. Sebab, ini pertama kalinya dia menerima pemberian dari seorang wanita.
" Kamu berharap kita tidak akan bertemu lagi ya? Nona Kristal, anda keliru. Lihat saja, besok aku akan datang kembali." batin Sammy.
Pria menuju parkiran, lalu menaiki mobilnya. Setelah mengenakan sabuk pengaman, Sammy segera menjalankan mesinnya.
" Entahlah, mengapa aku begitu penasaran padanya. Bahkan, aku merasa tergantung untuk mendekatinya. Ya Tuhan, ada apa denganku ?"
Sepanjang perjalanan menuju kantornya, Sammy merasa tidak biasa dengan perasaan ini. Karena, dia tidak pernah merasakan sensasi ini sebelumnya.
" Nona Kristal, ini semua pasti karena ulahmu. Sihir apa yang kamu gunakan? Mengapa aku jadi, seperti ini ?" ujarnya sembari memegangi dadanya yang berdetak kencang tersebut.
Bersambung
Namaku, Sammy William. Ayahku bernama David Joseph Choi, beliau seorang pemilik perusahaan multinasional di negara K ini. Sementara itu, Ibuku bernama Roxxane Lim beliau mantan selebriti ternama di negara ini. Setelah menikah dengan ayahku, beliau belajar fashion dan menjadi desainer pakaian. Aku juga memiliki seorang kakak yang bernama Francisco Choi. Dia digadang-gadang menjadi penerus keluarga Choi. Akan tetapi, kedua orang tuaku tidak ingin jika kami bertengkar, sehingga tidak hanya Kak Francisco yang bekerja di perusahaan. Akupun sama harus mengambil bagian dalam mengurus perusahaan. Kakakku, sudah menikah dengan seorang model sekaligus penyanyi terkenal bernama Irene Bae. Dia wanita yang paling cantik di negara ini, akupun sempat terpesona olehnya.
Namun, aku tidak bodoh dan segera tersadarkan. Sebab, dia adalah kekasih saudara kandungku. Irene dan aku saling kenal satu sama lainnya, sebab kami bersekolah di tempat yang sama. Hanya saja, dia Kakak kelasku. Usianya sebaya dengan Kakakku, tapi aku mengikuti kelas akselerasi sehingga aku dan dia bisa sekelas. Kami, selalu bersama kapanpun dan dimanapun, sehingga perasaan itu muncul begitu saja. Aku, pernah mengungkapkan perasaanku padanya. Sayangnya, dia sudah menerima cinta dari pria lain. Aku awalnya tidak tahu pria yang dicintainya tersebut, ternyata saat perjamuan keluarga dia datang ke rumah bersama Kak Francisco, sebagai kekasihnya.
Seperti pria kebanyakan, aku kecewa padanya. Sebab, dia lebih memilih Kakakku dibandingkan aku. Sempat, aku berpura-pura tidak mengenalnya dan berpura-pura menjadi orang Asing. Dia meminta maaf padaku, setelah perjamuan makan malam. Di sekolah, dia menangis sembari memeluk tubuhku. Sehingga, aku hanya bisa menghela napasku. Aku katakan padanya, jika aku sudah merelakan dia dengan Kakakku. Dan, aku meminta padanya supaya bersikap layaknya orang Asing. Sebab, aku tidak ingin membuat Kakakku kecewa padanya. Jadi, kami menyembunyikan kebenaran ini, dari Kak Francisco. Tapi, itu sudah berlalu, saat ini aku sudah tidak ada perasaan lagi padanya.
Sammy, telah sampai di tempat parkir perusahaan. Dia, memarkirkan mobilnya dan, segera setelahnya dia keluar dari mobil.
" Kristal Jovanka, aku harus sering mengunjungi kafe Kak Benedict. Supaya, aku bisa mengenalnya. " batin Sammy sembari tersenyum manis.
Entah mengapa, dalam perjalanan menuju kantornya ini, Sammy masih terbayang bagaimana wajah cantik pelayan kafe itu. Saat dia meminta maaf padanya, juga tersenyum sembari menampilkan matanya yang membentuk bulan sabit tersebut .
" Apakah ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama ya? Mengapa seolah aku tidak bisa melepaskan pandangan mata ini, padanya. Dan apa ini, mengapa jantungku berdetak lebih kencang dibandingkan sebelumnya. " batin Sammy sembari memegangi dadanya.
Baru saja Sammy membuka pintu mobilnya, tiba-tiba sudah ada yang menyapanya. Siapa lagi, kalau bukan fans garis kerasnya. Ya , dia adalah idola para wanita di kantor ini. Di depannya ini adalah penggemarnya, namanya Rachel. Wanita itu selalu menunggunya, berangkat ataupun pulang bekerja.
" Selamat Pagi, Pak Sammy."
Saat Rachel menyambut kedatangannya, sembari tersenyum manis. Seketika itu juga, Sammy yang tadinya sedang tersenyum membayangkan Kristal. Senyumnya memudar, saat menatap wajah gadis bernama Rachel tersebut.
" Pagi Rachel!"
" Pak, saya bawakan makanan untuk anda makan siang. "
" Maaf Rachel, bukannya menolak makanan tapi saya sudsh makan di kafe. Dan satu lagi, saya harus bersikap tegas. Mulai hari ini, kamu berhenti menyambut saya. Kedepannya, tidak boleh seperti ini lagi. Bekerjalah dengan baik, dengan begitu kamu akan mendapatkan pria yang lebih baik daripada saya ."
Terlihat sekali, Rachel kecewa dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sang wakil CEO.
" Apa alasannya Pak? Saya, sungguh tidak keberatan setiap hari harus memasak, menunggu, dan, menyambut kedatangan anda."
Sammy, menggeleng
" Saya yang keberatan! "
Melihat Sammy sampai mengeluarkan urat-uratnya karena marah. Rachel, dengan perasaan menyesal akhirnya, membungkukan tubuhnya. Dia, meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya.
" Rachel, saya tidak bermaksud untuk membentak kamu. Tapi, ini harus saya sampaikan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara kita. Saya, sudah memiliki kekasih, maka dari itu, tolong jangan begini lagi. Semoga, kamu bisa mendapatkan kekasih yang baik hati, yang mencintai, dan menghargai kamu. Juga bisa bangga padamu, sebab dia merasa beruntung bisa mendapatkan kamu. Baiklah, saya permisi sampai jumpa."
Rachel, menatap nanar punggung sang wakil CEO.
" Padahal, aku sangat mencintai kamu. Bahkan, aku sampai merendahkan harga diriku, untuk melamar pekerjaan ini. Ternyata, semuanya sia-sia." batin Rachel.
Kemudian, wanita itu segera menghubungi seseorang dan berbalik meninggalkan tempat parkir tersebut.
" Pagi Kak. "
" Pagi, Sam tumben kamu tidak terlambat?"
" Hei, jangan meledekku."
" Baiklah, oh iya nanti malam akan ada perjamuan makan malam keluarga. Kita, sudah lama tidak melakukan perjamuan antara keluarga Choi. "
" Malas sekali aku, harus membawa pasangan kah ?"
" Iya, tapi untukmu kami tidak akan memaksa."
Sammy, memutar bola matanya
" Terserah, aku akan segera ke ruanganku. Ada sesuatu yang harus dikerjakan."
Francisco, mengangguk kemudian dia mempersilakan adiknya untuk pergi.
" Ah iya Sam, kalau kau tidak punya kekasih. Kau boleh membawa temanmu yang wanita, supaya kau ada teman mengobrol. Kata Nenek, perjamuan kali ini akan banyak sekali orang di kediaman beliau . "
" Iya terserah ."
Sammy, segera berbalik arah dan meninggalkan Kakaknya. Dia, memasuki ruangannya dan segera duduk di kursi kerjanya. Dia, memijat pelipisnya dan sesekali menghela napasnya.
" Aku, tidak tahu harus bagaimana. Nenek dan Kakek, pasti akan menjodohkan aku dengan Sharon kan? Aku, tidak mau itu."
Sammy, menopang dagunya dia berpikir sejenak.
" Ah iya, bodohnya aku. Seharusnya, aku meminta imbalan saja padanya."
Suara ketukan pintu, membuat pria itu tersadar. Dia, mempersilakan seseorang yang sedang mengetuk pintu ruangan kerjanya tersebut masuk.
" Pak Sammy, untuk meeting kali ini anda yang memimpin. Karena, tadi ada masalah dadakan di di negara S. Jadi, Bapak Francisco akan pergi untuk melihatnya.
" Lalu, apa dia mengatakan sesuatu lagi setelah itu?"
" Ah iya, beliau mengatakan anda harus datang ke perjamuan makan malam meskipun tidak ada beliau."
" Aih baiklah, lalu bagaimana dengan meeting. Kapan kita akan melaksanakan kegiatan itu?"
" Sekitar pukul 10, kita akan mengadakan meeting. "
" Baik, terima kasih Felix!"
" Kalau begitu, saya permisi."
Sammy, mengangguk mengiyakan. Setelahnya, dia segera membaca proposal kerja tersebut dan memahaminya. Tidak terasa, kini waktunya untuk meeting, Sammy memimpin rapat kerja dengan baik. Dia, memperhatikan apa yang sedang dipresentasikan bawahannya.
" Oke cukup, bulan ini lebih bagus daripada sebelumnya. Terima kasih, Sonya."
" Sama-sama Pak Sam ."
" Baik, rapat kali ini sampai disini saja. Teruslah bersemangat, dan bekerja dengan baik ."
" Terima kasih Pak Sammy!" ujar semua staf.
" Oke, selamat beristirahat. Makan yang banyak, jangan sampai kalian tidak makan dan mengabaikan kesehatan kalian ."
Setelah mengatakan hal tersebut, Sammy meninggalkan meeting room di dampingi oleh Felix di belakangnya.
Bersambung
Sepulang bekerja, Sammy tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan, dia pergi ke Kafe Cinderella di jalan Rose, no 5 negara S ini.
" Kak Benedict. "
Merasa dipanggil, pria bernama Benedict itu menoleh. Ternyata, adik sahabatnya datang ke kantornya.
" Bolehkah saya masuk ?"
" Boleh, silakan Sam. Ada apa kok tumben kamu mengunjungi aku?"
Sammy, duduk di sofa panjang ruang kerja sahabat kakaknya tersebut. Padahal, dia belum disuruh sama sekali oleh Benedict. Pria ini memang seperti, sudah menjadi kebiasaan baginya untuk bertingkah sesukanya.
" Mau minum apa Sam?"
" Lemon Tea Kak, terima kasih. Ah iya, aku ingin yang mengantarkan minuman itu pegawaimu, Kristal Jovanka."
Benedict, mengerutkan keningnya.
" Heh, apa maksudnya itu ?"
" Sudahlah, segera buatkan pesananku. Jangan banyak bertanya, aku tidak ingin memberitahumu sebelum aku berhasil. "
Benedict, semakin tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh adik sahabatnya tersebut.
" Apa kau menyukai pegawaiku ?" tanyanya.
Sammy, menghela napasnya.
" Aku, tidak tahu Kak. Yang jelas, aku tertarik padanya."
" Baru kali ini, aku melihatmu mengejar wanita. Baiklah, tunggu sebentar Kristal sebentar lagi akan datang kemari ."
Benedict, menghubungi Kristal dan kini pria itu duduk di samping Sammy.
Tok...Tok...Tok...
" Siapa ?"
" Kristal Pak !"
" Masuk Kris, tidak dikunci kok."
Beberapa saat kemudian, seorang wanita cantik dengan pakaian pelayannya datang menghampiri keduanya dan menaruh kopi dan juga lemon teanya di atas meja. Sammy, memperhatikan wajah cantik yang sudah mengusik harinya tersebut.
" Kristal, perkenalkan dia sahabat saya, Sammy William."
Kristal, yang baru saja selesai menyajikan minuman. Akhirnya, mendongak dan mengangguk hormat.
" Halo Pak Sammy, saya Kristal Jovanka. Senang, bertemu dengan anda." kata Kristal berpura-pura tidak mengenal Sammy.
" Mengapa dia berpura-pura begitu? Kok aku jadi kesal ya ." batin Sammy.
" Baik Kristal, Sammy mungkin sedang kelelahan. Jadi, kamu boleh kembali bekerja. "
" Baik Pak Ben, saya permisi."
Benedict, mengangguk mengiyakan. Sedangkan Sammy, masih sibuk dengan pemikirannya. Sehingga, mau tidak mau Ben harus mengembalikan kesadarannya.
" Woy Sammy, kau kenapa sih sedari tadi diam saja hah ? Apa kau jatuh cinta padanya?"
Akibat teriakan Benedict, Sammy tersadar dari lamunannya.
" Astaga, kau ini membuatku kaget saja !."
" Makanya, jangan banyak melamun. Kau ini, benar-benar ya ."
" Aih, menyebalkan !"
Benedict, menggelengkan kepalanya merasa kesal dengan adik sahabatnya tersebut.
Rachel, kembali mengikuti Sammy. Dia, kemudian duduk di bangku kafe tersebut, dan memesan Coffee Latte favoritnya.
" Ah Nona, apakah anda barusan masuk ke dalam ruang kerja Owner kafe ya? "
Kristal, mengerutkan keningnya.
" Iya, memang ada apa Nona ?"
" Saya , hanya penasaran saja. Apakah disana ada Tuan Muda Choi Grup atau tidak? "
" Nona, itu privasi tidak boleh anda bertanya seperti itu. Kalau ada kenapa, kalau tidak juga kenapa
" Saya, hanya penasaran saja. Sebenarnya, saya kemari untuk bertemu dengan seseorang. "
Kristal, berpikir sejenak.
" Maksud anda, Tuan Sammy?"
" Iya, itu benar. Apakah beliau ada di sana? Kalau ada, tolong katakan padanya jika saya datang mencarinya. "
" Ah baik, tunggu sebentar ya."
Kristal, bergegas ke dapur dan menaruh nampan bawaannya.
" Barney, aku izin dulu sebentar!"
" Izin lagi? Oke silakan."
Kristal, mengetuk pintu ruangan Atasannya. Kemudian, dia diperbolehkan masuk.
" Ada apa Kristal, kok balik lagi? "
" Anu, maaf sebelumnya Pak Ben. Ini ada orang yang ingin bertemu dengan Tuan Muda Choi. Beliau, seorang gadis yang sedang menunggu di bangku kafe nomor 50 Vip. "
" Sam, kamu dengar itu? Jadi, silakan pergi. "
Sammy, menaikkan sebelah alisnya.
" Ya ampun, kau mengusirku Kak ?"
Kristal, segera berpamitan pada atasannya tersebut.
" Eh tunggu, kita jalan bersama .Temani saya keluar."
Benedict, mengerutkan keningnya.
" Apa dia menyukai Kristal?" batin Benedict.
" Wah, tidak bisa Tuan. Nantinya, akan ada gosip jika kita jalan bersama. "
" Siapa yang peduli, tenang saja. Jika ada gosip, saya yang akan bertanggung jawab."
Sammy, kemudian bangkit dari duduknya. Lalu, dia meminta izin pada Benedict dan segera pergi.
" Pak, sebaiknya anda pergi sendiri. Saya, akan kembali bekerja. "
" Ah, Nona Kristal. Bisakah bisakah anda menemani saya, jadilah pacar pura-pura saya. Sebab, wanita itu adalah istri orang. Tapi, dia sangat menyukai saya, dan ingin berselingkuh dengan saya."
Kristal, membelalakkan matanya. Dia, merasa terkejut mendengar perkataan dari Sammy.
" Astaga, itu tidak bisa dibiarkan. Ayo Tuan, kita harus menemui dia, tapi apakah ada bayaran untuk ini?"
" Tentu saja, kamu mau berapa saya bisa bayar. Tapi, harus benar-benar mendalami peranan sebagai kekasih saya. Bagaimana, setuju ?"
Kristal, menjabat tangan Sammy, dan menyetujui rencana pria itu.
" Setuju, kalau masalah uang sih saya oke. Siapa juga yang tidak butuh uang ?"
" Astaga, dia lucu sekali. Ternyata, dia menyukai uang ya? Kalau begitu, aku bisa dengan mudah mendapatkannya." batin Sammy.
Sammy, menggenggam tangan Kristal. Membuat, wanita itu refleks melepaskan tangannya.
" Eh Tuan, apa yang anda lakukan?"
" Hei, ingat kita ini sepasang kekasih. Kamu ini lupa ya? "
" Ah iya, bodoh sekali saya. Maaf Tuan, saya lupa ." kata Kristal sembari menepuk jidatnya.
" Baiklah, sekarang kita harus latihan dulu. Supaya, kamu tidak kaku . "
Sammy, dan Kristal mencoba berakting sebagai sepasang kekasih. Lalu, setelah keduanya siap, mereka segera menyudahi akting mereka.
" Ayo, kita temui dia!"
" Halo, Nona ."
Rachel, menoleh saat ada yang menyapanya. Matanya melebar saat melihat Sammy, dan pelayan tadi bergandengan tangan.
" Bolehkah kami duduk ?" tanya Sammy.
" Memangnya dia siapanya Tuan? Bukankah anda pelayan disini ya ?"
" Memangnya kenapa kalau Kristal pelayan di sini?"
" Tidak apa-apa sih , hanya saja kalian terlalu akrab. Seperti, sepasang kekasih?"
" Memang, kami ini sepasang kekasih. " ujar Kristal dan Sammy bersamaan.
" Apa? Lalu, kenapa kamu tadi begitu ramah pada saya. Kamu, bercanda kan ?" tanya Rachel pada Kristal.
Kristal, mencoba untuk bersikap tenang. Dia, kemudian menghela napasnya.
" Saya kan tidak tahu, kalau anda ingin bertemu kekasih saya. Jadi, saya hanya bersikap sewajarnya saja sebagaimana layaknya pelanggan lain."
" Baiklah, tapi Nona Kristal saya ingin berbicara empat mata dengan kekasih anda ini . Saya mohon, hanya sebentar kok ."
Kristal, dan Sammy beradu pandang. Kristal mengangguk, dan meminta izin pada Sammy untuk melanjutkan pekerjaannya. Sementara itu, Sammy duduk di bangku kafe berhadapan dengan Rachel.
" Anda sampai melakukan sandiwara, hanya karena tidak ingin menemui saya ya Tuan? Anda pikir, saya tidak tahu kebenarannya ya ?" kata Rachel sembari menghela napasnya.
" Lalu, apa yang kamu inginkan dari saya. Bukanya saya sudah bilang tadi pagi, kalau saya..."
" Saya tahu, tapi apakah saya tidak boleh berharap banyak pada anda ?"
" Saya tidak mau memberikan kamu harapan palsu, makanya saya menolaknya. Saya rasa, kamu pantas mendapatkan lelaki lain. Karena saya, jatuh cinta pada wanita lain."
" Jika memang anda tidak menyukai saya. Setidaknya, biarkan saya mengagumi anda. Sampai dimana saya bosan dengan perasaan ini. Karena, cinta yang sepihak ini begitu menyakitkan. Saya, akan menjauh dan berjanji tidak akan mengganggu anda lagi, Tuan. Selamat tinggal dan semoga bahagia dengan pilihan anda."
" Baik, jaga diri kamu baik-baik. Saya harap, kamu mendapatkan pria yang lebih mapan dan baik dari saya. Selamat tinggal, dan mari kita bahagia. "
Rachel, mengangguk dia mendorong bangkunya dan bangkit . Lalu, wanita itu berpamitan pada Sammy yang saat ini sedang bersiap-siap untuk bangun.
" Saya harap, saya tidak bertemu dengan anda lagi. Entah itu di sosial media, ataupun di dunia nyata. Semoga anda selalu bahagia, terima kasih sudah mau menerima beberapa hadiah yang saya berikan pada anda."
Rachel berbalik, dan segera meninggalkan tempat itu. Entah mengapa, air matanya mengalir begitu saja membasahi pipinya. Rachel merasa buruk sekali saat ini, dia sangat mencintai Sammy sampai-sampai dia merendahkan harga dirinya. Tapi, yang diterimanya hanyalah sebuah penolakan dari sang pujaan hati.
" Ini bukanlah akhir dari segalanya, tapi, ini merupakan awal dari segalanya. " batin Rachel.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!