Di sebuah mansion,
" Bi! Bibi? " Panggil seseorang sambil berteriak.
Tak.
Tak.
Tak.
Suara langkah kaki,
" I.. iya, Aden! " Jawabnya gugup.
Dengan wajah yang garang dan amarah yang bisa saja setiap saat meluap-luap itu membuat sang Bibi ketakutan dengan majikannya .
" Dimana, Aya? " Tanyanya.
" Non.. A.. Aya lagi dikamar, Den." Jawab Bibi itu ketakutan.
" Kurang, ajar. Saya cape-cape kerja dan pulang sampai malam gini, dia malah enak-enak tidur dikamar. Gak, bisa dibiarkan ini, tunggu saja kamu sampai saya datang kekamar. " Marah sampai-sampai wajahnya kini memerah.
Bibi yang melihat itu cepat-cepat menghentikan majikannya itu, dengan maksud kesihan dengan Aya yang setiap hari selalu dipukuli dan sekarang dia baru beberapa saat yang lalu tertidur.
Tak.
Tak.
" Aden, tunggu! " Panggil Bibi itu.
Orang yang dipanggil Aden itu, yang tidak lain adalah Riyan suami Sah Aya. Riyan menghentikan langkah nya ketika ia telah melangkah ke anak tangga ke dua, yang mana posisi kamar Aya dan Riyan berada di lantai atas.
" Ada, apa? " Tanyanya dengan aura yang seram dan tatapan yang mematikan.
Bibi itu ketakutan setengah mati bila berhadapan dengan majikannya satu ini, ia terdiam beberapa saat dan memberanikan diri berbicara dengan tubuh yang berkeringat dingin.
" I.. itu, N.. Non Aya.. b.. baru aja tidur, A.. Aden." Ucapnya gugup.
mendengar itu Riyan menyeritkan sebelah alisnya.
" Menurut, Bibi aku perduli." Ucapnya dingin dan berlalu pergi meninggalkan.
" Tapi, Tuan... " ucap Bi Imah yang tak selesai karna sang majikan telah berlalu pergi menjauh.
" Ya, Tuhan. Semoga Non Aya gak apa-apa, aku kesihan dengan Non Aya." Ucap Bi Imah sendu.
Brakk.
Suara pintu dibuka dengan kencang,
" Wanita j*l*ng, cepat bangun! " Teriak seorang sambil mengumpat.
Dan tanpa aba-aba dia menendang tubuh gadis yang ada diatas kasur itu, sampai terjatuh dilantai dan kepalanya mengenai meja dan samping kasur itu.
Auuhkk, pekiknya kesakitan sampai-sampai kepalanya berdarah.
" Akhirnya, bangun juga lo wanita j*l*ng. Enak, tidurnya? " Tanya orang itu tanpa rasa bersalah setelah menganiyaya perempuan tadi.
" Mas, apa maksudmu? Aku bukan wanita seperti itu, aku wanita baik-baik, Mas. " Tentangnya tidak terima dengan kepala yang berdarah, bibir mungil yang pucat, muka yang tidak teramat, badan yang kurus, mata yang sembab dan berkantong mata, rambut yang terurai sembarangan. Terlihat jelas, bahwa ia tidak terawat sama sekali. Sungguh, malang nasib perempuan itu.
" Apa! Hah, kamu mau membantah apa kata ku? Emang, kenyatannya kan klo kamu itu wanita j*l*ng." Teriak laki-laki itu sambil marah" dan memegang dagu perempuan itu, lalu dia tekan sampai-sampai perempuan itu kesakitan dan setetes demi setetes air mata perempuan itu berjatuhan.
" APA! KAMU, MAU BELA DIRI LAGI? AYA ISTRIKU TERSAYANG. " Ucapnya sambil menambahkan tenaga untuk menekan dagu perempuan itu yang ternyata Aya yang sekarang berstatus sebagai istrinya itu.
Plakk.
Dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada, Aya tangkis tangan Riyan dari dagunya itu dan didorongnya Riyan sampai terjatuh dan sikunya memar akibat itu.
Aaahhh.. Teriaknya.
" Kurang, ajar. Semakin berani kamu sama saya. " Pekiknya marah.
" SINI KAMU, AKAN AKU KASIH PELAJARAN. " Ucapnya dan diseret nya Aya sampai menuju kamar mandi.
" Mas, iissk... aku minta maaf, Mas. Iiiskk, Mas ampun. " Ucap Aya sambil menangis memohon kepada Riyan.
" APA! Sekarang, baru kamu takut? " Ucap Riyan dan melanjutkan menyeret tubuh Aya menuju kamar mandi.
iiissk.... hiisshkk. Mas, ampun. Mas
tanpa memperdulikan tanggis Aya, Riyan langsung saja melempar tubuhnya disamping bak mandi.
Aahhhh, iiishkk... iiisskkkk.. Teriak Aya kesakitan dengan tanggis nya yang semakin kencang.
Brurr syuurrr suara air( anggap aja)
" Rasakan kamu, makanya jangan melawan. Malam ini, kamu tidur saja disitu. " Ucap Riyan dan setelah merasa puas, ia pun pergi dari kamar mandi itu dan tidak lupa mengunci kamar mandi itu
Brakkk. Suara pintu yang ditutup dengan keras.
Iisskk.... iisskkk... isskkk...
" Sebenarnya, apa salah ku sama kamu Mas! " Gumam Aya sambil sesegukan.
" Ya, Tuhan. Apa salah ku, kenapa rumah tangga ku tidak berjalan dengan baik. " Gumamnya dengan sendu dan yang pasti dengan keadaan yang lebih memprihatinkan dari pada diawal tadi.
Kini, tubuhnya yang sebelumnya sudah banyak terdapat lembam" semakin banyak, darah yang masih segar terus-menerus keluar dari kepalanya, rambut panjang yang berantakan, bibir yang berdarah, baju pendek dan celana panjangnya yang basah kuyup, mata yang merah, air mata yang terus mengalir deras. Sungguh, sangat " memperihatinkan kondisi tubuh Aya, biar pun seperti itu kecantikan Aya nampak terlihat biar pun tidak terlalu karna tertutup oleh luka-luka yang memenuhi sekujur tubuhnya.
Sedangkan, dilantai satu.
" Astaghfirullah, Non Aya. Ya, Allah sungguh aku tak kuat mendengar jeritan" itu setiap saat. Non Aya, semoga kamu gak apa-apa. " Ucap Bi Imah khwatir.
Tiba-tiba, saja Riyan turun dan berkata,,
Tak.
Tak.
Tak.
" Bi, aku gak pulang malam ini. Nih, oiya jangan sampai aku lihat Bibi bantu wanita j*l*ng itu. PAHAM?" Ucap memperingati sambil melempar sebuah kunci kepada Bi Imah.
Sungguh, serba salah Bi Imah. Disatu sisi ingin menyelamatkan Aya, disisi lain takut dengan Riyan karna klo dia marah sudah pasti keluarga Bi Imah bisa kena imbasnya. Dan yang membuat Bi Imah serba salah lagi itu karna dirumah ini hampir puluhan CCTV yang dipasang, namun kebanyakan disembunyikan, jadi Bi Imah atau Aya saja tidak tau dibagian mana dirumah itu tidak dipasang CCTV.
Jadi, Bi Imah hanya bisa mengangguk-angguk saja.
" Ya, Tuhan. Cobaan apa lagi ini? " Gumamnya.
Disisi Aya,
Kini kondisi nya semakin memprihatinkan, badannya benar-benar lemah dan tidak memiliki tenaga sama sekali. Tiba-tiba, saja tubuh Aya ambruk dan ia pun pingsan tak sadarkan diri.
Bersambung.
Menurut kalian, apakah Aya masih bisa bertahan atau tidak? Jangan lupa kasih tau aku di kolom komentar tentang pemikiran liar kalian ya.
Dah👋😊
Salam hangat dari Author, jangan lupa dukung Author ya biar Up terus. Muach, aku cinta kalian. Hehe 😅
Dibar diruangan VIP
' Gluk '
' Gluk '
" Bro! Elu, napa! Tumben banget ajak gue kesini? " Ucap seseorang.
Orang yang ditanya pun menatap kearah orang yang bertanya,
" Itu, cewe j*l*ng yang dirumah gue, semakin hari semakin berani melawan aja tu cewe. " Jawabnya kesal.
" Yaelah, bro. Bukannya, dia istri lo? " Ucap seseorang.
" Cih, Istri macam apa yang berani selingkuh dari suaminya! " Ucapnya geram.
Mendengar itu, orang bertanya tadi berusaha mengalihkan topik karna orang yang ditanya sedang mabuk berat.
" Oke-oke. Karna, kita lagi di bar jadi jangan mikirin hal-hal yang lain, mending kita happy aja. Gimana, Yan? " Tanyanya dan ternyata kedua orang itu adalah Riyan dengan Arga temannya Riyan.
...----------------...
Disebuah Mansion, di pagi hari.
Disalah satu kamar terbesar di lantai 2, tepatnya dikamar mandi.
Seorang perempuan terkapar tak sadarkan diri dalam kamar mandi itu, tubuhnya penuh memar, wajahnya pucat pasih, dikepala terdapat darah yang kering sendiri. Yah, dia Aya Xarienza.
Sedikit info tentang Aya Xarienza, Aya Xarienza atau sering dipanggil dengan Aya. Aya, merupakan anak perempuan dari keluarga Xarienza, dia anak ke 2 dari ibu dan ayahnya. Ia, mempunyai kaka bernama Aron. Dan ibunya bernama Ririn dan ayahnya bernama Tirtan.
Aya, dulu menikah dengan Riyan tanpa mendapatkan restu dari keluarga nya, pada saat itu sebenarnya Aya telah dijodohkan dengan seseorang, tapi ia lebih memilih dengan orang yang dicintai nya.
Akibatnya, keluarga nya pun marah besar kepada Aya. Waktu, itu Aya sempat dikurung dikamar agar tidak bisa melarikan diri dari pernikahan nya yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak keluarga Aya dengan calon tunangan nya itu. Tapi, ia malah dapat kabur dari rumah dan pergi meninggalkan keluarga.
Sejak, saat itu Aya dan keluarga besarnya tak pernah berhubungan lagi. Aya, pergi keluar negri bersama Riyan.
...----------------...
Masih ditempat yang sama,
Terlihat pergerakan yang lambat dari tangan Aya, yang saat ini ia berada didalam kamar mandi yang terkunci itu.
" uuhkk... uuhhhkkk... " Tiba-tiba, Aya terbatuk-batuk dan nafasnya tak berjalan dengan normal.
" Hahhhh.. hahhhhh... hahhhh... I.. ini, kenapa sakit banget dada ku! U.. udara, aku butuh udara." Ucapnya pelan, hampir tidak terdengar. Kini, Aya masih berusaha mengatur nafasnya yang tidak beraturan itu, karna kamar mandi yang terkunci terlalu lama mengakibatkan udara yang ada disekitar semakin menipis.
" Hahhhh... hahhhh.. Ya, Tuhan dada ku sakit sekali. Uuhhkkk. " Gumamnya lesu, dan sekali lagi Aya pingsan.
Tubuhnya benar-benar lemah tidak memiliki tenaga lagi, dan akhirnya untuk kedua kalinya tubuh Aya pun ambruk.
...----------------...
" Ini, udah pagi kan! Berarti, aku harus bukain pintu buat Non Aya. " Ucap Bi Imah saat sudah berada didepan pintu kamar.
Cekleks.
Suara pintu terbuka, " Non, Non Aya? " Panggil Bi Imah. Namun, tidak ada sahutan sama sekali membuat Bi Imah khwatir dan langsung menerobos masuk kedalam mencari keberadaan Aya.
Sampai, Bi Imah membuka kamar mandi, ia terkejut bukan kepalang. Ia, melihat dengan mata kepalanya sendiri. Orang yang sering dipanggil nya Non Aya itu, kini tak sadar kan diri tergeletak disamping bak mandi.
" Astaghfirullah, Non Aya! " Ucapnya menyerit dan langsung mengangkat dengan susah payah tubuh Aya ke tempat tidur.
" Ya, Allah Non Aya. Kesihan, sekali nasibmu non. " Gumam Bi Imah ketika ia selesai meletakkan tubuh Aya di tempat tidur dan setelah itu ia menelpon dokter pribadi.
" Baju, Non Aya basah semua dan kering sendiri seperti ini. Ya, Allah Non. Sebenarnya apa yang terjadi padamu malam tadi! iiskkh... iiiisskkk.. " Isak tanggisnya sambil membantu Aya mengganti pakaian.
Beberapa menit kemudian, dokter pribadi Aya pun datang.
Tok. tok. tok.
ketuknya tiga kali,
" Masuk, aja Dok! " Ucap Bi Imah, oiya rumah depan gak dikunci ya.
Dokter, pun memasuki kamar itu dan langsung merawat Aya.
" Bi, apa yang terjadi dengan Aya? " Tanya dokter itu sambil merawat tubuh Aya yang dipenuhi luka-luka itu.
" Saya, juga tidak tau Dokter Ridwan. Ketika, saya memasuki kamar ini dan menemukan Non Aya tergeletak disamping kamar mandi. " Jelas Bi Imah dan air matanya kini semakin menjadi-jadi.
" Baiklah. Tapi, tubuh Aya semakin banyak luka dan sepertinya ini luka baru. Apakah, Tuan Riyan memukuli Aya lagi? " Tanya Dokter Ridwan menyelidik.
Mendengar pertanyaan Ridwan, Bi Imah hanya bisa terdiam seribu bahasa.
Melihat Bi Imah yang tak kunjung bicara, akhirnya Ridwan paham dan lebih memilih melanjutkan perawatan nya kepada Aya. Karna, memang sekarang Aya harus cepat-cepat ditolong.
Tubuhnya, benar-benar lemah dan jantung nya juga ikut melemah. Mendapati bahwa jantung Aya yang melemah itu pun, membuat dokter Ridwan geleng-geleng kepala dan berkata,
" Bi, kita harus cepat-cepat bawa Aya kerumah sakit, kalo gak! Aku gak tau lagi harus gimn lagi, kondisi Aya benar-benar memprihatinkan, jantungnya melemah. " Terang dokter Ridwan panjang kali lebar.
" Baik, Dok. Kalo, ngitu biar saya suruh Mang Supri siapin mobilnya dulu." Ucap Bi Imah dan ingin segera keluar dari kamar.
" Baik. " Ucap dokter Ridwan. Namun, sayang tiba-tiba saja seseorang mendobrak pintu kamar itu dan menghentikan nya.
Brakk.....
Suara pintu yang didobrak " BERHENTI! ...... Ucap seseorang sambil berteriak dengan nada suara menekan dan disengajainya menjeda ucapannya, mendengar itu Bi Imah dan Ridwan kaget sambil menatap ketempat asal suara tadi.
Deg.
Deg.
Suara jantung Bi Imah berpompa dengan cepat, dan orang yang berteriak tadi melanjutkan ucapannya "JANGAN BERANI-BERANINYA KALIAN BAWA DIA KERUMAH SAKIT, KALO KALIAN MASIH SAYANG DENGAN NYAWA KALIAN. PAHAM! " Ucap orang itu dengan aura yang tersebar dan amarah yang telah sampai diubun-ubun.
Bersambung.
Menurut, kalian siapa orang yang berteriak itu?
jangan lupa kasih pendapat kalian di kolom komentar ya, dah 👋
Salam hangat dari Author. Muach, aku cinta kalian deh. Hehe ☺🤣✨
Masih ditempat yang sama,
" Tidak, ada yang diizinkan meninggalkan tempat ini! " Lanjutnya dengan amarah yang berkoar-koar.
" Tu,... tuan,. " ucap Bi Imah gugup.
" APA ! maksudmu, Yan? " Tanya Dokter Ridwan heran kepada orang yang disebutnya dengan sebutan Yan, yang ternyata ia adalah Riyan.
Mendengar itu, Riyan mengubah arah pandangnya tepat menatap Dokter Ridwan.
" Kenapa! Kamu, tidak tega? atau,... " hentinya sambil berjalan mendekat kearah Dokter Ridwan.
" Atau, apa? " Tanya Dokter Ridwan menyelidik.
Tak.
Tak.
Tak.
Suara langkah kaki, tepat ketika Riyan berada didepan Dokter Ridwan. Ia, pun mendekatkan wajahnya disamping telinga Dokter Ridwan dan berbisik.
" Atau, jangan-jangan elu masih gak bisa moveon sama, Aya? " ucapnya mengejek dan tersenyum meremehkan.
Mendengar itu, tentu saja Dokter Ridwan marah dan tanpa aba-aba ia pukul wajah tampan Riyan itu sampai ia terjatuh tersungkur.
Bungkk... bungkkk...
' Ahhhhhh. ' Pekik Bi Imah yang menyaksikan kejadian itu.
Kini, Riyan pun terjatuh dilantai karna terkena pukulan dua kali dari Ridwan.
Bukannya, menunjukkan ekspresi kesakitan. Ia, malah tersenyum dan berdiri.
" Cih, sudah gue tebak. Elu,... gak bisa lupain. DIA! " ucapnya dengan wajah yang merah, mata yang melotot dan sambil menunjuk kearah Aya yang masih tertidur di ranjang kamar.
Bungkkk...
Satu pukulan lagi yang diterima oleh Riyan, dan pemukulnya masih orang yang sama. Riyan, pun termundur beberapa langkah dengan wajah yang tertunduk karna wajahnya yang dipukul.
" Cih, ternyata sakit juga. Tapi, lumayan." ucapnya dengan wajah yang masih tertunduk. Setelah, selesai berucap ia pun mendonggakan wajahnya sambil menatap Ridwan.
Sedangkan, Ridwan yang menyaksikan tingkah Riyan itu membuatnya ingin memukul wajah Riyan sekali lagi. Tapi, berbeda dengan Bi Imah, kini ia takut melihat perkelahian itu.
Cepat-cepat, ia melerai perkelahian itu karna sungguh yang membuat ia takut itu tentang kondisi, Aya.
" Tu,... tuan-tuan, to,... tolong jangan berkelahi disini. Kesihan dengan No,... non Aya. " ucap Bi Imah takut-takut.
Mendengar itu, tentu saja membuat Riyan marah dan menatap wajah Bi Imah dengan tatapan yang menakutkan. Sedangkan, Dokter Ridwan ia malah jadi khwatir dengan Aya, dan mendengar kan apa kata Bi Imah. Cepat-cepat, ia menghampiri Aya dan membawanya keluar dari situ.
Melihat, Ridwan yang menghampiri Aya pun membuat Riyan memperingati nya.
" Jangan, coba-coba kau bawa wanita j*l*ng, itu! " ucapnya memperingati. Tanpa, mendengar ancaman dari Riyan, Ridwan tetap menghampiri Aya.
Tak.
Tak.
Tak.
Suara langkah kaki, Ridwan pun langsung menghampiri Aya dan menggendong nya keluar kamar. Sebelum itu,
" Cih, dasar suami yang gak punya hati. Dan, iya,... Elu, gak punya hak bilang Aya kayak, ngitu. Yang, ada elu,... laki-laki B*RENGS*K " ucap Ridwan dengan menekankan kata-kata b*rengs*k dan berlalu pergi dari kamar itu, begitu juga dengan Bi Imah dengan berjalan agak pelan karna memang dia masih agak takut dengan majikannya itu.
" KURANG, AJAR. " Teriaknya dengan marah dan kepalanya sampai-sampai berasap.
" LIAT, SAJA NANTI ELU. BAKAL, GUE BUAT HIDUP LO GAK TENANG. " Teriak Riyan menambahkan sebelum Ridwan dan Bi Imah menjauh.
...****************...
Dirumah sakit KEHIDUPAN (ngarang)
Kini, Aya sudah ditempatkan di salah satu kamar VIP di rumah sakit itu, atas koneksi Ridwan yang sebagai Dokter muda yang sukses.
Dikamar inap,
" Non, cepat-cepat bangun ya, Non. " ucap Bi Imah menatap dengan sendu. Sungguh, hati kecilnya tak tega melihat Aya seperti sekarang.
Tiba-tiba, saja.
Brakkk...
Suara handle pintu yang dibuka dengan kencang, dan terlihat lah seorang laki-laki yang nan tampan sedang terengah-engah seperti habis berlari.
' hahhhh... hahhhh... hossss.. hahhh... ' Tarikan nafas seseorang yang terputus-putus.
Mendengar itu, tentu saja Bi Imah memandang ketempat orang itu. Dan, ketika mendapati seorang laki-laki yang nan tampan dan gagah dengan menggunakan kaos dan celana pendek serba hitam.
Sungguh, bagaikan pangeran dan ditambah dengan tinggi bandan yang kalo diperkirakan hampir 187 itu , otot tangan yang benar-benar indah, perut dengan bentuk kotak-kotak, kulit yang putih, bibir yang merah muda, alis yang tebal, bulu mata yang melantik, mata biru malam itu sungguh-sungguh cantik, apa lagi diperpadukan dengan rambut putih peraknya yang mengkilau dan keringat yang berjatuhan membasahi wajah dan kulit badannya itu. Wow, sungguh laki-laki yang tampan bagaikan pangeran.
Melihat, itu Bi Imah saja sampai-sampai terngangga melihat nya. Mulutnya, kelut tak bisa berbicara untuk menanyakan gerangan kedatangan laki-laki tampan itu.
Tak.
Tak.
Suara langkah kaki, " Aya, kamu baik-baik aja, kan? " Tanyanya tepat ketika sampai disamping Aya sambil memegang tangan Aya dengan penuh kekhawatiran.
" Aya! Bangun, Aya? " Panggil nya berkali-kali menyebut Aya dengan nada yang bergetar dan air mata yang tanpa sadar keluar setetes ke pipinya.
Melihat, itu Bi Imah pun tersadar dari keterkejutannya karna kedatangan laki-laki tampan itu.
" Non, Aya koma." Terang Bi Imah lesu ketika mengingat kondisi Aya.
" APA! " ucapnya kaget.
Mendengar itu, Bi Imah kaget dan tiba-tiba bertanya.
" Siapa, kamu? " Tanya Bi Imah. Mendengar, pertanyaan Bi Imah membuat laki-laki itu tersadar klo iya belum memperkenalkan dirinya.
" Owh, maafkan saya karna lancang masuk tanpa memperkenalkan diri,... ucapnya dengan disengaja menggantung ucapannya.
Dengan, tangan yang terulur laki-laki itu pun memperkenalkan namanya, " Perkenalkan, nama saya,... " ucapnya sambil tersenyum.
Bersambung.
Menurut, kalian siapa laki-laki tampan itu? Dan ada hubungan apa ia dengan Aya?
Mau, tau jawabannya? jangan lupa ikutin terus cerita ku ya. Oiya, jangan lupa Like, Komen, Vote, dan dukung aku terus ya.
Oiya, satu lagi, jangan lupa kasih tau aku pemikiran liar kalian tentang bab ini ya. Dah👏
Salam hangat dari Author ✨😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!