"Samuel, mana makanannya? Kenapa kamu belum masak?" ucap Amanda sambil membentak suaminya
"Maaf, aku baru saja membeli gas. Kamu mau makan apa? Nanti aku masak," ucap Samuel pada istrinya.
"Sudahlah tidak usah kalau kamu masak juga akan lama lebih baik aku pergi bekerja."
"Tapi kalau kamu tidak makan kamu akan kelaparan." ucap Samuel
"Aku akan makan diluar," said Amanda. Amanda Kini keluar dari Rumah dengan perasaan yang cukup kesal.
Sementara itu Samuel hanya mengelus dadanya dia tidak menyangka akan diperlukan seperti itu oleh istrinya.
Amanda Kini mengendarai mobilnya dia segera pergi untuk mencari makanan diluar.
"apa sih yang sebenarnya dia lakukan di rumah seharusnya dia membuatkan makanan untukku." ucap Amanda dengan perasaan yang cukup kesal.
Samuel kini sedang memasak untuk mertuanya, karena istrinya tidak mau makan dia akan membuatkan makan siang untuknya, ketika istrinya sudah pulang kerja.
Samuel sudah mempersiapkan makanan di meja makan untuk kedua mertuanya.
Kini kedua mertuanya turun ke bawah dan mencuci muka setelah itu mereka segera menuju ke ruang makan.
"Ternyata menantu sampah itu sangat tahu bahwa kita sedang Kelaparan," said Ucap Sania.
"Iya dia memang benar-benar bisa membantu," Ucap Refan.
Sementara itu Samuel hanya melihat dari belakang Sambil memegangi perutnya yang kelaparan.
Hanya ada nasi dan garam di dapur tapi Samuel memakannya dengan sangat lahap. setelah makan dirinya segera membersihkan seluruh ruangan.
Samuel mulai menyapu dan mengepel. Saat Samuel sedang mengepel Kedua mertuanya malah asik melemparkan sisa-sisa makanan ke lantai.
Samuel sangat geram sekali tapi dia harus bersabar demi istrinya.
Amanda Kini sudah sampai di restoran dia memesan menu makanan, karena perutnya sudah sangat keroncongan.
Makanan yang dipesan Amanda telah selesai, dan kini dirinya segera memakan makanannya dengan sangat lahap.
Saat dirinya sedang makan kedua sahabatnya datang yaitu Amel dan Sandra.
"Amanda" Ucap Amel. Amel and Sandra Kemudian met Amanda.
"Kalian, apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Amanda.
"Aku yang seharusnya tanya kenapa kamu makan di restoran ngga seperti biasanya kamu makan tempat ini?" tanya Amel.
"Iya biasanya kamu kalau aku ngajak kamu untuk ke restoran kamu tidak mau," ucap Sandra.
"Samuel tidak memasak. Hari ini makannya aku makan di luar." ucap Amanda, yang merasa sangat kesal dengan Samuel.
"Jadi suami kamu tidak membuatkan makanan untuk kamu dan kamu kesal lalu kamu pergi ke sini." ucap Amel lalu dia segera duduk di samping Amanda begitu juga dengan Sandra.
"Dia bukan suamiku aku tak sudi mempunyai suami seperti dia, gara-gara dia aku gagal menikah dengan Dion padahal saat itu Dion akan segera menikah aku." ucap Amanda.
kedua sahabatnya, hanya bisa menghela nafas atas perkataan dari Amanda sahabatnya tersebut. Mereka tidak tahu siapa yang salah Amanda atau Samuel, karena mereka sama-sama tak sadarkan diri, dan ketika bangun mereka sudah tak memakai baju sama sekali.
Setelah selesai makan Amanda beranjak untuk membayar makanan dan segera pergi dari restoran untuk bekerja lalu diikuti oleh Kedua sahabatnya.
Kini Amanda masuk ke dalam mobil dan kedua sahabatnya masuk ke dalam mobil yang lainnya.
Amanda memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur perusahaan yang Awalnya di kelola oleh ayahnya kini sudah berpindah tangan kepada Amanda.
Dengan dibantu, oleh kedua sahabatnya Perusahaan tersebut langsung mendapatkan kemajuan yang sangat signifikan.
Kini mereka sudah sampai di Perusahaan Amanda turun dari mobilnya begitu juga dengan kedua sahabatnya. Amanda segera masuk ke perusahaan dan semua karyawan menyapa dirinya.
Sementara itu Samuel terus bekerja tanpa henti dan tanpa istirahat.
"Samuel, sekarang kamu keluar dan belikan cemilan untuk kami berdua, cemilan di rumah ini sudah kosong!" ucap Refan memberikan perintah pada Samuel.
"Baik ayah, aku akan pergi ke untuk membelikan camilan untuk Kalian," ucap Samuel.
"ayah? memangnya aku ayah kamu, kamu gak pantas memanggilku ayah kamu harus memanggilku Tuan, dan kamu juga harus memanggil istriku dengan sebutan nyonya." ucap Refan.
"Tapi aku kan suami dari Putri kalian sudah sepantasnya aku memanggil kalian ayah dan ibu.".
"Kami berdua tak pernah mengakui bahwa kamu adalah menantuku mana mungkin kami berdua mengakui menantu miskin seperti kamu." ucap Sania matanya menatap tajam ke arah Samuel.
Samuel hanya menahan rasa sakitnya lalu dia segera keluar untuk membeli cemilan setelah menerima uang dari mertuanya.
"apa begini rasanya menjadi menantu miskin tak dianggap sebagai suami dan menantu selalu dihina dan direndahkan. Seandainya aku orang kaya aku pasti akan membalaskan semua perbuatan kalian tapi bagiku itu hanya angan-anganku saja." gumam Samuel matanya menatap ke arah langit-langit.
Samuel mengendarai motornya dengan perasaan yang berkecamuk. Saat sedang melamun tiba-tiba dirinya hampir saja menabrak sebuah mobil. Untung saja Samuel bisa mengerem secara mendadak.
pengendara mobil itu keluar dan segera menghampiri Samuel.
"Kalau bawa motor hati-hati." ucap pengendara mobil.
"Maaf Tuan, aku tidak sengaja." Ucap Samuel merasa sangat ketakutan.
"Kalau kamu nabrak mobil ini emangnya kamu bisa ganti asal kamu tahu mobil ini sangat mahal." ucap pengendara mobil dengan nada penuh amarah sehingga menyebabkan kemacetan dijalan.
"Bukankah aku sudah minta maaf Lagian aku gak menabraknya," ucap Samuel.
Sementara itu didalam mobil Seorang Wanita sedang memperhatikan supirnya yang sedang cekcok dengan pemuda yang membawa motor.
"Wajah itu....." ucap Seorang wanita yang menatap wajah seorang pemuda yang tampak tidak asing seperti dirinya.
"Sepertinya aku pernah melihatnya apakah dia."
"Tidak ini tidak mungkin bukankah dia sudah meninggal, kalau itu bukan dia lalu siapa?" gumam Liona.
Liona menatap wajah pemuda tersebut sangat mirip dengan adiknya yang meninggal lima belas tahun yang lalu.
Flash back on.
Lima belas tahun yang lalu Liona dan anggota keluarganya hendak pergi berlibur pada saat itu mereka sangat senang sekali. apalagi adiknya yang tak sabar untuk pergi berlibur.
Saat dalam perjalanan Liona dan adiknya menyanyi dengan sangat gembira tapi hal gembira berubah menjadi petaka, Keluarga Liona mengalami kecelakaan karena sebuah mobil menabrak mobil milik keluarga Liona dan menyebabkan Mobil milik keluarganya hancur.
Untung saja Polisi bisa menyelamatkan para korban dari kecelakaan tersebut tapi Polisi tak menemukan korban seorang anak laki-laki.
Saat Mereka bertiga sadar Polisi menanyakan semua kejadian tersebut dan ketiganya menangis bersedih dan tidak menyangka bahwa mereka akan kehilangan anggota keluarganya.
FLASH BACK OF.
Sejak kejadian tersebut hidup Liona, seketika berubah yang dulunya ceria berubah menjadi wanita yang sangat dingin.
Kejadian kecelakaan lima belas tahun yang lalu bukan hanya membuat hidup Liona berubah menjadi dingin ibunya juga menjadi gila bahkan sampai sekarang ibunya masih dirawat di RSJ.
Sementara itu ayahnya dengan sabar merawat istrinya. Ayahnya harus bersikap tegar menghadapi semua, ini dia harus bisa membuat semua keluarganya kembali bahagia seperti semula.
"Adik, jika kamu masih hidup kakak ingin bertemu denganmu, kakak sangat merindukanmu." Tak terasa air matanya jatuh ketika dirinya mengingat adiknya.
Sementara itu supir pribadinya kini kembali masuk ke dalam mobil.
"Maaf nona tadi ada sedikit masalah." ucap si supir.
"hmm"
"Nona kenapa sepertinya nona habis menangis." Ucap si supir yang Melihat raut wajah majikannya yang habis menangis.
"Aku tidak apa-apa cepat jalankan mobilnya!." ucap Liona menyuruh si supir untuk segera pergi dari tempat ini.
Selama perjalanan Liona, masih memikirkan pemuda tersebut dia seperti tidak asing dengannya padahal mereka baru saja bertemu.
Samuel baru saja sampai di supermarket dia segera membelikan aneka makanan untuk mertuanya.
Samuel sudah membelikan semua makanan yang diinginkan oleh kedua mertuanya, setelah itu dirinya pergi menuju ke motor.
Saat hendak pergi dari supermarket dia tak sengaja bertabrakan dengan seorang yang sudah tua mungkin umurnya sudah sekitar lima puluh tahunan.
"Maaf pak aku tak sengaja," ucap Samuel dengan sopan.
"Tidak apa-apa nak." ucap pria tersebut lalu matanya kaget ketika melihat seorang pemuda yang ada di depan matanya.
perasaan pria tua itu bercampur aduk dia merasakan kerinduan dan rasa sayang pada pemuda yang ada di hadapannya.
"pak, bapak." ucap Samuel memanggil-manggil pria tersebut.
Pria tua tersebut bangun dari lamunannya. Lalu dirinya segera meminta maaf pada Samuel.
"Bapak juga minta maaf tadi bapak jalan ngga ngeliat-liat. ngomong-ngomong kamu tidak apa-apa kan?" tanya pria tua tersebut.
"Aku baik-baik saja pak, kalau begitu saya permisi pak." Ucap Samuel lalu segera meninggalkan tempat tersebut.
Wajah Pria tua itu masih mematung pikirannya kemana-mana hatinya berdegup kencang ketika mendengar suara dari seorang pemuda yang berbicara dengannya.
"Ada apa ini kenapa aku merasa pernah bertemu dengan pemuda itu apa ini hanya perasaanku saja." ucap pria tua tersebut yang melihat kepergian pria muda tersebut.
Samuel kini sudah mengendarai motornya dia segera pulang ke rumah untuk memberikan makanan yang dia beli.
Sesampainya di rumah Samuel langsung dicerca berbagai pertanyaan oleh kedua mertuanya.
"Kenapa kamu lama sekali apa kamu tidak melihat aku kelaparan," ucap Sania.
"Maaf Bu, aku tadi ada sedikit masalah di jalan," Ucap Samuel.
"Masih saja kamu memanggil saya ibu, panggil saya nyonya." ucap Sania pada Samuel dan Samuel hanya mengangguk.
"Aku tidak peduli dengan masalah kamu. sekarang cepat Serahkan makanan Itu." ucap Refan.
Samuel kemudian memberikan makanan yang dia beli kepada mertuanya yang sudah sangat ingin sekali memakan makanan tersebut.
Ingin sekali Samuel ikut makan dengan mereka tapi dia mengurungkan niatnya dirinya takut akan dimarahi oleh kedua mertuanya.
Samuel kini hanya duduk termenung di dapur tempat ini Adalah tempat dirinya makan dan tidur. Samuel di perlakukan layaknya binatang.
ingin sekali dirinya membalas perbuatan kedua mertuanya, tapi itu hanya angan-angan belaka saja yang ada dia akan semakin hidup sengsara.
Sementara itu di tempat lain Amanda sedang memantau semua karyawan dia tidak ingin ada satu karyawan yang melakukan sebuah kesalahan.
Amanda benar-benar orang yang sangat jeli dalam hal ini, saat Amanda sedang mengawasi semua karyawan tiba-tiba Ponsel miliknya berbunyi.
[Halo apa ini dengan Bu Amanda?]
[Iya, kalau boleh tahu ini dengan siapa?]
[Aku Liona aku berasal dari perusahaan LS Corporation yang ingin menjalin kerjasama dengan Perusahaan Bu Amanda, dan sekarang aku sudah berada di Perusahaan Bu Amanda.]
Amanda kaget ternyata kerjasama dirinya dengan LS Corporation langsung di datangi oleh pemiliknya.
Siapa yang tak kenal dengan Liona wanita yang sangat hebat dalam menjalankan bisnis bahkan dirinya juga terinspirasi dari wanita tersebut.
Amanda segera mempersilahkan Liona untuk masuk ke perusahaannya.
Kini Liona sudah berada di ruangan yang sama bersama dengan Amanda.
"Selamat siang bu Amanda." ucap Liona kepada Amanda.
"Selamat siang Bu Liona mari silahkan duduk." ucap Bu Amanda mempersilahkan Bu Liona dengan sopan.
Liona yang di persilahkan duduk oleh Amanda langsung mengangguk. Amanda merasa sangat gugup tapi dirinya juga merasa sangat senang akhirnya dia bisa bekerjasama dengan perusahaan LS Corporation.
"Langsung saja, Bu Amanda saya disini ingin mengajak anda bekerjasama dengan perusahaan saya." ucap Liona kepada Amanda.
"Terimakasih Bu Liona, karena Telah mengajak saya untuk bekerjasama dengan perusahaan anda. Tapi saya ingin tahu kenapa anda ingin bekerjasama dengan perusahaan kecil milik saya." ucap Amanda yang penasaran dengan Pemilik Perusahaan LS Corporation.
Liona hanya tersenyum kemudian dia berkata."Perusahaan anda sangat bagus aku sangat menyukainya apalagi kamu bisa memajukan perusahaan ini dalam waktu singkat. Itu adalah hal yang sangat luar biasa.
" Amanda hanya tersenyum, ketika mendapatkan pujian dari Liona.
Akhirnya Keduanya sepakat untuk bekerjasama. Amanda merasa sangat senang sekali dia bahagia hari ini.
Liona kemudian berpamitan untuk pulang dan Amanda sendiri yang mengantarkan Liona sampai ke depan kantor.
"Kalau begitu saya permisi Bu Amanda," ucap Liona.
"Saya mengucapkan terimakasih, karena telah mau melakukan kerjasama dengan Perusahaan saya, saya harap kerjasamanya ini bisa berjalan dengan baik."
"aku juga harap begitu." ucap Liona lalu dia segera masuk ke dalam mobil yang di tunggu oleh supirnya.
Sementara itu Amanda langsung masuk ke dalam kantor dia langsung kembali bekerja.
Hari sudah semakin petang Amanda segera pulang ke rumah. Sementara itu Samuel sudah membuatkan makanan untuk Amanda dan kedua mertuanya.
Amanda memarkirkan mobilnya mendengar suara mobil istrinya Samuel merasa sangat senang.
Amanda kemudian keluar dari mobil lalu dirinya segera masuk ke dalam rumah.
Sambil membuka pintu rumah Amanda melihat sekeliling dia melihat kedua orang tuanya telah mempersiapkan makanan untuknya.
Amanda merasa aneh kenapa orang tuanya menyiapkan makanan untuknya biasanya yang menyiapkan makanan adalah Samuel.
"Bu Samuel ada di mana?" ucap Amanda.
Ibunya lalu berkata bahwa dia tidak melihat Samuel sama sekali.
"Aku tak melihat Samuel sama sekali dia seperti tidak melakukan apa-apa di rumah ini bahkan yang menyiapkan makanan ini ibu dan ayah.
Amanda merasa geram ketika mendengar perkataan kedua orangtuanya lalu dirinya segera ke belakang untuk melihat Samuel.
"Amanda?" tanya Samuel yang tiba-tiba ke belakang menemui dirinya.
Plak.
Amanda langsung menampar wajah Samuel dan Samuel kaget sambil memegangi Wajah yang di tampar oleh Istrinya.
"Apa yang kamu lakukan kenapa kamu menamparku?" tanya Samuel.
"Jangan berpura-pura bodoh. Kenapa kamu menyuruh kedua orang tuaku untuk melakukan pekerjaan rumah? Bukankah ini semua adalah tugasmu?" Samuel kaget ketika Amanda mengatakan hal tersebut; matanya langsung menatap Amanda dengan tajam.
"Siapa bilang? Aku tidak pernah menyuruh kedua mertuaku untuk melakukan pekerjaan rumah. Justru yang melakukan semua ini adalah aku," ucap Samuel dengan kesal.
"Jangan percaya dia, Amanda. Bukti sudah jelas, dia memperlakukan kami dengan tidak baik, dan dia juga telah menyiksa kami," ucap Sania, yang memperlihatkan luka di tubuhnya.
Amanda langsung marah ketika melihat bekas luka di tubuh ibunya. Dirinya benar-benar merasa sangat geram dengan apa yang dilakukan oleh Samuel.
Sementara itu, kedua orang tua Amanda tersenyum licik karena akting mereka bisa membuat Amanda percaya.
"Akhirnya, aku bisa mengusir menantu miskin ini. Setelah ini, aku ingin Amanda segera menceraikannya," gumam Sania.
Samuel merasa sangat geram dengan perlakuan yang dilakukan oleh istrinya.
"Aku bekerja seharian di sini, menyapu, mengepel, bahkan aku membuatkan makan malam untukmu, tapi kamu malah menuduhku melukai ibumu!" teriak Samuel dengan penuh kemarahan.
"Kamu berani membentak aku, memangnya kamu siapa?"
"Aku hanyalah pria miskin, tapi aku memiliki harga diri. Jika harga diriku diinjak-injak, selama ini aku bersabar atas perlakuan kalian. Aku menghormati kamu sebagai istriku, dan aku menghormati mereka berdua karena mereka adalah mertuaku."
Amanda kaget dengan kata-kata yang diucapkan oleh Samuel. Dia sudah berani membentak dirinya dan kedua orang tuanya.
"Siapa suruh kamu menikah denganku? Aku juga tak berharap menikah denganku. Seharusnya aku bisa menikah dengan Dion," ucap Amanda penuh lantang, yang membuat Samuel sakit hati karena dia sudah mulai mencoba untuk mencintai istrinya, tapi dirinya berusaha untuk tenang.
"Jadi kamu menyalahkan aku karena kamu gagal menikah dengan kekasihmu itu. Apa kamu ingat, kita sama-sama dijebak, tapi kamu malah menuduhku bahwa aku yang merencanakan semua ini," ucap Samuel. Matanya terus menatap Amanda. Sorot matanya menunjukkan bahwa dirinya sangat marah kepada istrinya.
"Amanda, jika kamu menikah denganku karena terpaksa, mari kita akhiri pernikahan ini," ucap Samuel penuh penekanan.
Amanda hanya tersenyum dan mengatakan, "Mulai sekarang, kamu pergi dari sini dan jangan menunjukkan batang hidungmu lagi di sini. Dan untuk masalah perceraian, aku yang akan mengurusnya," ucap Amanda lalu mempersilahkan Samuel untuk pergi.
Samuel hanya mengangguk, lalu dia segera membereskan bajunya dan keluar dari rumah tersebut.
Samuel menatap sekeliling pernikahannya, hanya beberapa bulan, akhirnya harus kandas. Samuel mengingat perkataan ibunya bahwa jika sudah memiliki seorang istri, harus selalu menghormati istrinya.
"Maaf, mah. Aku tidak bisa menepati janjiku. Aku bukannya tidak menghormati istriku, tapi aku tidak ingin harga diriku diinjak-injak, mah," ucap Samuel. Tak terasa, dia meneteskan air matanya karena merasa kangen dengan mamahnya.
Samuel keluar dari rumah tersebut, lalu pergi dengan menggunakan motor kesayangannya.
Samuel melajukan motornya di tengah-tengah hujan. Matanya terus fokus ke depan, dan sampailah Samuel di sebuah rumah yang sangat sederhana.
Rumah itu dia beli hasil dari kerja kerasnya sebelum dirinya dipecat karena kasus skandal yang menimpa dirinya dan juga Amanda.
"Sepertinya aku harus tinggal di sini untuk sementara waktu sebelum aku pergi mencari pekerjaan," gumam Samuel. Lalu, dia membuat air hangat untuk mandi.
Kini Samuel telah mandi menggunakan air hangat. Dia lalu merebahkan dirinya ke ranjang.
Sambil membuka ponselnya, Samuel ingin mencari pekerjaan yang pas untuknya. Samuel terus mencari-cari pekerjaan agar dirinya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Saat Samuel sedang mencari informasi pekerjaan, tiba-tiba ada seseorang yang menelponnya.
Nomor yang tidak dikenal, Samuel yang penasaran kemudian menekan tombol hijau dan mendengarkan siapa yang meneleponnya.
"Halo, dengan siapa ini?" tanya Samuel.
"Halo, apa benar aku berbicara dengan Samuel?" ucap seseorang dari seberang sana.
Samuel seperti mengetahui suara orang tersebut; suara yang membuatnya sedikit kangen.
"Papah?"
"Ternyata ini benar kamu, Samuel. Kembalilah, papah dan mamah sangat merindukanmu," ucap William yang merindukan suara putranya.
"Maaf, pah, aku tidak bisa pulang sebelum aku bertemu dengan orang tua kandungku."
"Samuel, papah mohon kamu pulanglah. Temui mamahmu; dia sangat merindukanmu. Apa kamu tega membiarkan mamah terbaring di rumah sakit?"
Samuel kaget ketika mendengar mamahnya masuk rumah sakit; jantungnya seakan berhenti berdetak selama beberapa detik.
"Apa, pah? Mamah masuk rumah sakit. Papah tidak berbohong, kan?" tanya Samuel.
"Papah tidak bohong. Papah ingin kamu segera pulang ke London."
"Besok aku akan pulang ke London."
"Baiklah, nanti aku akan suruh asisten papah untuk segera menemui kamu."
Tak terasa air matanya menetes ketika mendengar mamahnya masuk ke rumah sakit karena memikirkan tentang dirinya. Mamahnya yang merawatnya mungkin bukan orang tua kandungnya, tapi dirinya yang telah merawat Samuel dari kecil hingga dewasa seperti sekarang.
Sudah mendapatkan satu masalah, muncul masalah baru lagi. Samuel segera berkemas sebelum besok memutuskan untuk pergi ke London.
Hari semakin pagi, Samuel bangun dari tidurnya lalu mencuci muka dan membuat sarapan. Samuel akan pergi ke London pagi-pagi.
Setelah selesai membuat sarapan, Samuel segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Samuel sudah berdandan dengan rapi, dia segera pergi ke tempat makan dan memakan sarapan yang telah dirinya buat.
Mungkin Samuel akan menunda sementara waktu untuk menemukan orang tua kandungnya.
Samuel sengaja pergi dari London hanya untuk mencari orang tua kandungnya setelah mengetahui bahwa Samuel bukanlah anak kandung dari papah William dan mamah Yuna.
Samuel yang mengetahui hal tersebut kecewa. Lalu, dirinya memutuskan untuk datang ke Indonesia demi mencari orang tuanya.
Samuel menyamar menjadi petugas hotel demi mencari informasi tentang kedua orang tuanya, tapi malah berakhir di pelaminan.
Sungguh nasib yang kurang beruntung karena dia malah mendapatkan istri yang sombong dan mertua yang angkuh.
Samuel kini pergi ke bandara dengan menggunakan taksi, sementara motor kesayangannya dia letakkan di dalam rumah.
Sebelum itu, Samuel menghubungi ayahnya. Dirinya akan segera ke bandara dan menuju London.
Sesampainya di bandara, Samuel menunggu kedatangan pesawat yang menuju ke London.
Semalam, Samuel sudah memesan tiket pesawatnya karena bantuan dari papahnya, dan sekarang dirinya bisa segera pergi ke London.
Samuel sekarang sudah masuk ke dalam pesawat yang menuju ke London. Samuel duduk di dekat jendela lalu dia melihat sekeliling.
"Sampai jumpa, Indonesia. Aku pasti akan kembali lagi kesini dan untuk kedua orang tua kandungku, aku pasti akan menemukan kalian," lirih Samuel, dan pesawat yang di ditumpanginya akhirnya terbang.
Samuel akhirnya pergi meninggalkan Indonesia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!