Kimhan kloper anak dari keluarga yang kaya, Mama nya bernama dora atmaja. Papa kim sudah lama meninggal sejak ia berumur sepuluh tahun.
Kim punya adik perempuan dua orang, Alicia dan aliska. Sebagai anak yang paling tua dan laki laki sendirian, Semua tanggung jawab terpikul di pundak kim.
Kimhan berulang kali melihat arloji nya dengan resah, Hari ini ada lah janji temu dengan sang kekasih tercinta. Di luar juga sedang hujan, Semakin tidak betah kim menjalani rapat ini.
"Tuan akan kemana?" Juna bertanya sambil tergopoh gopoh.
"Lea sudah menunggu ku ini, Dasar rapat sialan." Umpat kim.
"Nyonya dora memang keterlaluan kepada anda kadang tuan." Ujar juna ikut kesal.
"Jika dia bukan mama ku, Sudah ku cincang habis tubuh nya." Rutuk kim dalam perjalanan.
Mobil yang di kendarai juna membelah jalanan yang basah terkena air hujan, Kadang kim memang sangat kesal kepada sang mama yang seenak nya memberi keputusan.
Ingin melawan pun kim tidak bisa, Karena mama dora memiliki penyakit jantung. Pernah kim melawan nya, Akhir nya mama dora tidak sadar kan diri dan harus di rawat di rumah sakit.
"Sayang kamu di mana?" Kim menelefon kalea.
"Aku masih di cafe tempat kita ketemuan, Mau pulang masih hujan." Sahut kalea.
"Maaf ya aku telat, Tolong tunggu sebentar ya! Aku sedang dalam perjalanan ini." Ujar kim.
"Iya."
Telefon di tutup oleh kim dengan raut yang bahagia, Kalea tidak pernah marah hanya dengan hal kecil. Gadis ini lebih muda dari nya satu tahun, Kalea seumuran dengan alicia.
Sama hal nya dengan kimhan kloper, Kalea bersal dari keluarga yang terhormat. Mama kalea adalah anak dari kenzo de lamozada, Bahkan kekayaan nya jauh lebih besar dari keluarga kloper.
Di usia nya yang baru dua puluh tiga tahun, Kalea mulai menekuni dunia bisnis perumahan elit. Perumahan dengan lantai dua, Cukup berhasil juga.
"Aku ada rapat dengan abang nya pula nanti kan jun?" Tanya kim.
"Benar tuan, Nanti pukul tiga sore kita metting dengan tuan kenan." Jawab juna.
"Andai saja dia tahu bahwa aku calon adik ipar nya." Kim tersenyum membayang kan.
"Kenapa anda tidak segera memberi tahu pihak keluarga tuan? Bukan kah kalian juga sudah lama berpacaran." Tanya juna.
"Nanti saja, Sekalian lamaran kan jadi suprise." Sahut kim.
Juna juga adalah teman nya kim semasa sekolah, Ia menjadi saksi hubungan kim bersama kalea yang sudah hampir tiga tahun.
"Cincin yang ku minta sudah ada kan?" Tanya kim baru ingat.
"Di sebelah itu loh kim! Dari tadi kok tidak kelihatan." Kesal juna.
"Ya maaf, Aku tidak tahu kalau ini cincin nya." Ucap kim.
Hari ini adalah hari peringatan mereka menjalani hubungan, Genap tiga tahun kim dan kalea berpacaran. Meski sudah lama pacaran, Mereka sama sekali tidak pernah putus nyambung.
"Akhir nya sampai juga." Desah kim lega.
Cafe tempat langganan mereka selama ini, Kim mencari sosok gadis yang sangat ia cintai. Terlihat kalea menggunakan stelan kantor berwarna putih.
"Lama banget kamu beb." Rutuk kalea ketika kim telah tiba.
"Maaf ya, Ada metting mendadak aku." Sahut kim tidak enak.
Kalea tersenyum manis dan tidak melanjut kan marah nya, Gadis yang selalu sabar dalam hal apa pun. Namun sekali marah bisa menggulung bumi.
"Terima kasih sudah bersama ku selama tiga tahun ini, Maaf aku selalu marah dan kerap menyakiti mu." Bisik kim sambil memasukan cincin kejari kalea.
"Waahh!"
Bersorak kalea melihat cincin yang terukir nama kimham, Sengaja pria ini mengukir nama nya di cincin yang akan kalea pakai.
"Tidak sia sia aku menunggu lama." Gurau kalea membuat kim gemas.
"Rasa nya aku ingin bersama mu terus." Kim memeluk lea.
"Aku juga, Waktu sangat lama kalau tidak bersama mu." Sahut kalea.
Pasangan muda ini sedang di mabuk cinta yang tidak ada habis nya, Namun dari kedua belah pihak sama sekali belum ada yang tahu.
"Hadiah aku mana?" Kim mengulur kan tangan.
Kalea malah menarik kepala kim kedada nya dan membisik kan ucapan, Kim berdegup tak karuan dengan tingkah sang kekasih.
"Hadiah mu ada di rumah, Nanti malam saja ambil." Bisik kalea.
"Yah kau nakal sekali, Awas jika tidak ku dapat kan nanti malam." Kim merangkul pinggang lea.
"Mau berapa ronde?" Tantang kalea.
Kim tertawa melihat kelakuan lea yang sangat berani, Pacaran mereka bisa di bilang sudah tidak sehat selama satu tahun ini. Karena kim dan kalea sudah melakukan hubungan suami istri.
"Enak nya kita menikah saja ya sayang." Ajak kim menyander kan kepala nya di pundak lea.
"Boleh saja, Toh kita sudah punya penghasilan juga." Ujar lea.
"Keluarga kamu setuju enggak kalau kita nikah sekarang?!" Kim sangat bersemangat.
"Itu kayak nya yang jadi masalah, Aku kan jadi melangkahi abang kenan." Jawab kalea.
"Lagian dia loh kok lama sekali nikah nya." Rutuk kim.
"Usia nya kan baru dua puluh empat lebih dikit sayang, Dia loh enggak gatal orang nya." Cetus kalea.
"Maksud kamu aku gatal?" Tanya kim.
"Kita berdua sih tepat nya."
Tertawa mereka mendengar ucapan kalea yang tepat sasaran, Pengunjung lain ada yang menatap iri pada mereka.
"Alicia enggak nyusahin kamu kan sayang?" Kim menanya kan adik nya.
"Aku malah yang nyusahin dia, Sekarang pasti dia sedang ngamuk." Cengir kalea.
"Biarin lah, Kita jarang ketemu juga karena sibuk." Kim memeluk kalea lagi.
"Malu lah yank di lihat orang." Kalea mengingat kan.
Namun kim tidak peduli pada orang orang, Yang penting ia bersama kekasih tercinta nya. Kalea adalah cinta pertama kim, Begitu juga lea. Hanya kim kekasih nya, Ia tidak pernah berpacaran.
Alicia yang mengetahui hubungan mereka berdua, Itu pun karena alicia bekerja sebagai sekertaris nya kalea.
"Gimana ya reaksi keluarga kita nanti saat di beri tahu." Kim membayang kan.
"Kalau papa aku pasti dia menatap dengan garang!" Ujar lea.
"Mama aku pasti seneng banget sama kamu sayang." Ujar kim.
"Bagaimana kalau mama kamu tidak setuju?" Kalea memikir kan kemungkinan.
"Apa alasan nya dia tidak setuju sama kamu? Pasti dia senang." Yakin kim.
Tidak ingin mendepat kekasih nya, Kalea hanya mengangguk sambil tersenyum. Kim berulang kali menelan ludah melihat bibir kekasih nya yang merah muda.
"Cium dikit boleh enggak sih sayang." Pinta kim.
"Jangan di sini dong, Aku mau kerja lagi nih." Kalea melihat arloji nya.
"Yah udah mau pisah saja." Sesal kim.
"Kata nya nanti malam mau kerumah aku." Kalea menoel dagu kim.
Teringat ajakan sang kekasih, Kim jadi semangat kembali. Sebisa mungkin nanti ia akan menyenang kan calon abang ipar nya selama metting, Toh nanti malam ada jatah.
Kimhan kloper
Penjelasan kim tentang bangunan hotel yang akan di resmikan besok, Masuk dan dapat di terima oleh kenan pratama. Putra dari gavin pratama dan kayra de lamozada.
Sedikit grogi juga kim karena yang di hadapan nya ini adalah abang kalea, Bisa fatal jika kenan tidak menyukai nya.
"Bagus! Aku setuju dengan ucapan mu barusan tentang kolam renang nya, Akan lebih baik jika di pisah." Sahut kenan.
"Jika di pisah maka akan lebih berkelas saja tuan, Lagi pula harga nya juga akan menentukan." Ujar kim.
"Namun apa tidak terlihat jahat jika kita membeda kan kalangan kaya dan kalangan bawah?" Tanya kenan.
"Kesan nya kita memang membeda kan kasta tuan! Tapi lebih baik yang kaya di atas saja, Karena kadang ada juga orang kaya yang bersikap seenak nya kepada orang miskin. Tentu saja nanti yang miskin malah merasa rendah diri." Jelas kim.
"Aku malah jadi malu dengan sebutan kaya ini, Kenapa mereka sangat sombong." Keluh kenan.
"Memang tidak semua nya begitu, Tapi kebanyakan seperti itu tuan." Ujar kimhan.
Kenan manggut manggut mendengar ucapan kim, Memang jika di campur maka yang kalangan rendah hanya akan mendapat cibiran saja.
"Terima kasih aja masukan dari mu, Semoga kedepan nya kita terus bisa bekerja sama." Kenan menjabat tangan kim.
"Sebuah kehormatan saya bisa bekerja sama dengan anda tuan." Seru kim senang.
Tertawa kenan mendengar ucapan kim yang selalu menyanjung nya, Namun jujur saja ia menyukai kim yang tangkas dalam berpikir.
"Dia kelihatan seperti bocah." Lirih kenan memandang kim yang semakin menjauh.
Padahal kim dan kenan seumuran, Namun pembawaan mereka jauh berbeda. Kenan yang selalu tenang dan cool, Kim sedikit petakilan dan juga cengengesan.
"Dia seperti orang korea ya tuan." Cetus joni asisten kenan.
"Hmmm!"
Usai metting kenan langsung pulang, Pekerjaan nya sudah siap juga. Akan lebih menyenang kan jika menghabis kan waktu bersama keluarga saja.
"Aku mampir dulu lah kerumah kalea." Gumam kenan membelok kan mobil nya.
Kalea sudah tinggal di rumah nya sendiri, Tentu saja atas izin dari kedua orang tua. Mereka tidak ingin mengekak sang anak yang nanti nya malah membuat sang anak merasa terpingit.
"Sudah pulang dia." Batin kenan ketika mobil kalea ada di parkiran.
Kenan menatap kesana kemari mencari sosok sang adik yang hanya beda satu tahun ini, Ternyata kalea sedang menonton drakor favorit nya.
"Nonton saja kau ini." Kenan melempar kan camilan yang sempat ia beli tadi.
"Eeh abang! Tumben mampir." Girang kalea mengambil kantong jajanan.
"Abang mau pulang kemansion, Kau mau ikut tidak?" Tawar kenan.
Kenan juga sudah tinggal bersama orang tua nya di mansion, Ia tinggal di apartement milik nya sendiri.
"Malam ini aku enggak bisa bang, Teman ku ada yang ulang tahun." Kalea memberi alasan.
"Ck! Malas kalau pulang sendiri." Kenan berdecak kesal.
"Malam besok saja, Tidak ada jadwal aku besok." Tawar kalea.
"Awas ya kalau sampai kau bohong, Abang kangen sama mama nih." Ucap kenan.
"Ya kalau kangen banget pulang saja sekarang." Suruh kalea.
"Enggak enak, Mau nya barengan." Ujar kenan membaring kan kepala nya di pangkuan sang adik.
Mereka sangat akur satu sama lain nya, Kenan sangat menyayangi kalea adik tunggal yang sangat cantik dan juga baik.
...****************...
Mobil kim dan mobil kenan saling berpapasan walau mereka tidak saling melihat, Kenan keluar dan kim masuk kekawasan rumah kalea.
Pukul delapan kenan meninggal kan rumah adik nya, Mereka berjanji akan pulang kemansion besok. Malam ini lea menolak karena sudah ada janji dengan kekasih tercinta nya.
"Selamat malam tuan putriku." Sapa kim memberikan buket bunga besar.
"Dapat hadiah lagi aku." Sorak kalea kaget dengan hadiah kim.
"Hanya hadiah kecil." Kim mencium kening kalea.
Buket yang ternyata berisi uang lembaran merah, Jika di hitung akan mencapai sepuluh juta. Kalea meletak kan nya di meja.
"Siapa yang datang kalea?!" Kim menatap puntung rokok di asbak.
"Abang, Untung saja dia sudah pulang." Sahut kalea.
Kim menarik nafas lega, Karena kim adalah tipe pria yang sangat cemburuan. Ia sangat takut jika kalea akan di ambil orang.
"Pikiran kamu tuh jelek banget sama aku." Ujar lea melangkah kedapur.
"Bukan gitu yank, Aku takut kalau kamu ninggalin aku." Kim mengikuti kalea.
"Biasa nya yang takut itu yang bakal ninggalin." Ujar lea.
"Jangan ngomong sembarangan, Aku enggak akan pernah ninggalin kamu." Kim memeluk kekasih nya.
Tertawa senang kalea dengan perlakuan kim yang sangat manis pada nya, Sama sekali ia tidak pernah berpikir untuk meninggal kan kim untuk pria lain.
"Aku sudah sangat bersyukur dengan ada nya kamu, Untuk apa lagi aku mencari pria lain yang belum tentu bisa memperlakukan aku dengan baik." Kalea mengelus wajah kim.
"Janji ya jangan tinggal kan aku." Pinta kim.
"I'm promise."
Padahal seharus nya lea lah yang takut di tinggal kan, Namun kim yang terus saja ketakutan jika kalea sampai mempunyai kekasih lain.
"Makan dulu yok, Aku udh masak buat kamu." Ajak kalea.
"Vibes nya udah kayak suami istri ya sayang, Aku semakin tidak sabar menikah sama kamu." Ucap kim.
"Apa sih kamu, Topik mu loh selalu itu." Seru kalea.
"Jadi kamu enggak mau nikah sama aku?" Kim menatap lea dalam.
Tidak ada jawaban dari kalea, Ia malah menyendok kan nasi dan mengambil kan rendang untuk suami nya. Darah orang padang bercampur dalam diri kimhan, Karena mama dora adalah orang padang.
"Kamu enggak makan sayang?" Tanya kim dengan mulut penuh.
"Enggak, Nanti perut ku penuh tergoncang goncang malah muntah." Sahut kalea.
"Kenapa tergoncang?" Heran kim.
"Pikir lah kenapa bisa goncang!"
Terbahak kim ketika sudah menemukan jawaban atas ucapan sang kekasih, Ia mulai berpikiran liar tentang permaian mereka.
"Aku mau kekamar ya, Nanti nyusul saja." Ujar kalea.
"Iya sayang." Sahut kim merinding ketika tangan lea mengelus leher belakang nya.
Kim rela meninggal kan makan nya dan berlari menggendong kalea masuk kamar, Tawa memenuhi kamar bernuansa lilac.
"Bau rendang kamu kim." Tolak kalea ketika kim ingin mencium nya.
Namun kim tidak peduli pada penolakan kalea, Ciuman nya turun kebawah menelusuri bukit yang terjal dan sangat menggoda nya.
Kalea yang semula menolak hanya pasrah menikmati permainan sang kekasih hingga membuat nya terbuai, Kim sangat lihai menyenang kan kalea. Walau pun kalea adalah wanita pertama nya juga, Mereka melakukan nya sama sama masih dalam keadaan lugu.
Beda dengan sekarang yang sudah handal, Lembah yang mulai basah membuat kalea menggeliat dalam senang.
Pagi hari kim bangun dengan tubuh yang terasa sangat remuk, Kalea sudah tidak ada di samping nya. Hanya ada surat kecil yang mengatakan bahwa ia telah pergi kerja.
"Astaga! Bahkan dia masih saja bersemangat." Kim berkata parau.
Baju yang berceceran pun sudah kalea kumpul kan, Satu stel kemeja juga sudah tersedia. Kim tersenyum bahagia karena seolah di perlakukan seperti suami.
Kim pun pergi mandi untuk membersih kan diri dari sisa percintaan mereka semalam, Tersenyum sendirian karena mengingat ganas nya kalea.
"Aku pulang saja dulu lah." Gumam kim sambil berpakaian.
Setelah merapi kan tempat tidur, Kim meninggal kan rumah kalea dan menuju rumah nya sendiri. Biar saja juna dulu yang mengurus pekerjaan kantor nya.
"Ya allah kim, Jam segini kamu baru pulang! Dari mana saja sih kamu?" Mama dora langsung menghampiri nya.
"Kerjaan banyak banget ma, Aku terpaksa tidur di kantor." Dusta kim.
"Kasihan nya kamu sayang, Maaf ya kamu harus kerja keras begini." Sesal mama dora.
"Enggak masalah dong ma, Nama nya juga laki laki." Kim merangkul pundak mama nya.
"Ayo sarapan dulu kalau gitu." Ajak mama dora.
"Aku udah makan tadi ma, Kenyang banget nih." Tolak kim.
"Ya sudah kamu istirahat saja sana, Kamu enggak berangkat kerja lagi kan?" Tanya mama dora.
"Belum tau! Emang kenapa ma?" Kim bertanya balik.
"Nanti ada teman mama mau datang sama anak nya, Kenalan ya sekalian." Suruh mama dora.
Kim memutar bola mata nya malas ketika sudah mendengar nama teman mama nya, Mereka semua adalah emak emak rempong yang nanti nya akan mengagumi ketampanan nya saja.
"Cewek apa cowok anak nya ma?" Tanya aliska cuek.
"Cewek sayang." Sahut mama dora.
"Alhamdulialh ya allah, Berarti bukan aku mangsa nya." Aliska bersorak senang.
Gadis yang masih kuliah ini pun sangat paham dengan sifat sang mama, Jika ada teman yang datang membawa anak. Maka jodoh menjodoh kan sudah pasti terjadi.
"Mama kalau mau menjodoh kan itu sambil lihat kondisi lah ya ma." Ujar kim.
"Lah emang kenapa? Mereka loh baik semua." Sahut mama dora.
"Mama itu tidak pandang bulu! Spek pulu pulu pun mama jodoh kan untuk kami." Sengit aliska.
"His kalian itu hanya memandang wajah saja!" Cibir mama dora.
"Wajah itu juga perlu ma! Kan nanti anak ku juga yang malu kalau papa nya bentuk opet." Sahut aliska.
Kim tertawa mendengar ucapan adik nya yang paling kecil ini, Karena memang mama mereka yang main ceplos tentang perjodohan tanpa memandang bulu.
"Kalau yang ini pasti cantik nya kim, Dia juga baik sekali anak nya." Ujar mama dora.
"Bodo amat! Aku tidak tertarik." Kim mengibas kan tangan.
"Jangan gitu dong, Di lihat dulu nanti bentuk nya gimana! Asal kamu tau saja ya, Janda itu selalu terdepan." Mama dora membusung kan dada.
"Tidak usah macam macam ya ma, Apa lagi dia janda!" Teriak kim.
Mama dora reflek memegang dada nya karena kaget dengan teriakan kim yang menggelegar, Kim langsung memegang mama nya ketakutan.
"Maafin kim ma." Sesal kim ketika melihat wajah mama nya yang pucat.
Aliska membantu kim membawa mama dora duduk di sofa, Segelas air putih aliska minum kan agar hilang rasa cemas.
Sedang mereka sibuk menenang kan mama dora, Pembantu datang mengatakan bahwa teman mama dora telah datang bersama anak nya.
"Aku naik dulu keatas ma." Pamit kim ingin menghindar.
"Mau kemana sih kamu, Duduk sini sama mama." Mama dora menarik tangan kim.
Aliska tertawa mengejek abang nya yang tidak bisa melari kan diri, Kim terpaksa duduk walau hati nya sangat kesal.
"Assalamualaikum ra." Sapa ajeng teman nya mama dora.
"Walaikum salam, Ayo duduk jeng." Ajak mama dora.
"Seperti nya kalian sedang kumpul." Bu ajeng menaruh keranjang buah di meja.
"Iya si kim lagi libur, Aliska nanti masuk sore." Jawab mama dora.
Wanita yang datang bersama bu ajeng menyalami mama dora dengan sopan, Tak lupa juga kim beserta aliska turut di salami.
"Ini santi anak ku yang kemaren tak cerita kan itu loh ra." Ucap bu ajeng.
"Wah cantik gini anak kamu jeng." Puji mama dora membuat santi tersipu.
"Itu lah yang ku pikir kan ra, Padahal anak ku tidak jelek. Namun kenapa suami nya masih saja selungkuh." Keluh bu ajeng.
"Nama nya juga pria kurang ajar jeng!" Geram mama dora.
"Anak nya pun sudah berumur empat tahun, Kenapa juga masih tidak puas kepada istri." Ujar bu ajeng.
Santi yang sedang di bicarakan hanya menunduk malu, Ekor mata nya melirik kim yang asik mengunyah buah apel.
"Yang sabar ya nak santi, Pasti ada jodoh yang lebih baik nanti nya." Hibur mama dora.
"Iya tante, Saya sudah ihklas juga." Jawab santi sambil tersenyum.
"Berapa umur kamu sekarang nak?" Tanya mama dora.
"Dua puluh enam tante." Jawab santi lagi.
"Buseet dua puluh enam sudah jadi janda." Celetuk aliska.
Mama dora menepuk paha putri bungsu nya yang kalau bicara suka lupa di filter, Untung lah santi hanya tersenyum menanggapi nya.
"Ini kim ya ra? Sudah besar kamu ganteng banget." Puji bu ajeng kagum.
"Anak ku ya pasti ganteng lah, Papa nya dulu kan ganteng." Bangga mama dora.
"Andai saja santi tidak keburu menikah, Pasti kim cocok dengan anak ku." Ujar bu ajeng membuat kim mendelik.
"Sekarang pun kalau emang jodoh nya kim, Ya pasti bisa saja." Mama dora tertawa.
Kim merasa pembicaraan ini mulai mencekik leher nya, Ia berpura pura menelfon juna tentang masalah pekerjaan. Akhir nya kim pun bisa menjauh dengan selamat.
"Mama gila! Masa aku mau di jodoh kan dengan janda, Pacar ku saja seperti dewi." Rutuk kimhan sangat kesal.
Baru saja kim akan berbalik untuk berangkat kekantor saja, Ia mendelik kaget karena santi ada di belakang nya sambil tersenyum malu.
"Maaf, Mereka menyuruh ku menyusul kesini." Lirih santi.
"Kamu cari alasan dong untuk nolak, Aku tidak nyaman." Kesal kim.
"Maaf ya membuat mu tidak nyaman." Sesal santi.
"Jangan minta maaf terus, Seolah aku jahat sekali." Sengit kim.
Santi menunduk sambil berdiri, Kim kasihan juga melihat nya karena santai malah terlihat serba salah. Mungkin saja ia pergi kesini karena dorongan orang tua mereka.
"Duduk sana kamu." Suruh kim menunjuk bangku.
"Kamu mau kemana?" Tanya santai ketika kim akan pergi.
"Kerja lah! Ngapain aku ngurusin hal yang enggak penting." Sahut kim.
Kim meninggal kan santi sendirian, Mama dora sebenar nya memanggil nya untuk kembali. Tapi kim sama sekali tidak peduli lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!