NovelToon NovelToon

Kembali Masa Lalu Dengan Sistem

Chapter 1. Pengkhianatan

Kamar yang berada di lantai dua terlihat sangat sunyi dan gelap. Satu-satunya sumber cahaya hanyalah lampu berwarna merah yang tergantung di langit-langit.

Erangan nikmat yang intens terdengar hingga luar kamar, menjadi bukti bahwa seseorang sedang menjalin hubungan suami istri.

Adit, berdiri di depan pintu dengan napas tersangkut di tenggorokan, wajahnya berkeringat dingin tanpa henti.

Bagaimana bisa ini terjadi? Hari ini adalah ulang tahun pacarnya, Sarah, dia datang demi merayakan hari ulang tahun tersebut. Namun pemandangan ini berhasil membuat kecewa.

Adit tadi sangat gembira mendengar kabar ulang tahun sang pacar bahkan dia sudah membawa sepotong kue ulang tahun yang terbungkus rapi di tangan kanannya.

"Ah~ Jangan bermain terlalu Agresif Mas!" Suara perempuan di dalam terdengar sangat jelas. Adit sangat mengenali pemilik suara ini, dia tidak lain adalah Sarah.

"Hahaha, Sarah kamu memang yang terbaik, kita sudah bermain cukup lama."

"Mas.. Mas! Nikmat.."

"Sarah apa kamu yakin dengan ini? Bagaimana jika si bodoh itu datang?" tanya sosok pria yang suaranya tidak dikenal oleh Adit.

"Ak.. aku tidak peduli dengan si miskin itu!"

"Hahahaha, lebih baik kamu melupakan dia dan menjadi wanitaku! Dia sudah miskin, bodoh. Aku ratusan kali lebih bagus dan milikku juga lebih memuaskan!"

"Iya mas, sebenarnya aku sudah muak dengan Adit. Dia sangatlah tidak berguna! Jelek, miskin, dan tidak pernah memuaskanku! Karena itulah hari ini aku mengundangmu mas. Aku mencintaimu!"

Kedua sosok pemuda dan pemudi itu makin bermesraan, suara mereka semakin tinggi.

"Sarah kenapa kamu melakukan ini?" Air mata mengalir melalui pandangan Adit dia sudah mengorbankan banyak hal untuk Sarah, tapi ini hasil yang dia dapat?

Mengatupkan gigi Adit membuka pintu dengan penuh emosi.

"Apa yang kalian lakukan!? Sarah jelaskan ini?" teriak Adit ketika dia membuka pintu.

Namun bukannya menjawab kedua orang itu malah memasang wajah bodoh seolah tidak peduli dengan keberadaan Adit.

Bahkan sang pacar tidak memberi penjelasan.

"Sarah jangan diam saja dan jelaskan!"

Adit mengepalkan kedua tangannya, berusaha sekuat tenaga agar tidak melayangkan pukulan ke wajah gadis jal*ng itu.

Meskipun perilaku sangat busuk, bagi Adit. Sarah tetap wanita, tidak baik bermain fisik dengan wanita.

lelaki yang meniduri Sarah berdiri lalu mengangkat tubuhnya yang tanpa sehelai kain "Kamu masih bertanya kenapa? Jawaban sudah sangat jelas. Itu karena kamu tidak bisa membahagiakan Sarah!"

"Itu benar." Sarah menganggukan kepala, lalu menatap jijik ke Adit. "Aku minta kita putus! Kamu sangat miskin dan tidak pernah bisa memanjakanku! Aku lebih baik bersama Mas Naufal daripada dengan kamu yang miskin!" ucap Sarah tanpa rasa bersalah.

Seperti petir, ucapan itu sangat menyakitkan bagi Adit.

Sarah berjalan dengan penuh emosi dia menghentakkan kaki dan mendorong Adit yang menghalangi jalannya.

"Minggir!"

Adit hilang keseimbangan dan terjatuh, kue yang dibawa juga menjadi hancur karena jatuh. Dia mengigit bibirnya karena emosi yang berkecamuk di hati.

"Lihat itu? Kamu sudah dibuang dasar sampah tidak berguna, tapi tidak perlu khawatir karena aku akan membuat wanitamu bahagia," ucap Naufal sebelum pergi dari kamar itu.

-Brak

Pintu kamar Sarah ditutup dengan sangat kasar. Kini yang berada di sini hanyalah Adit sendiri.

Adit menatap kue ulang tahun yang hancur, pupus sudah harapannya untuk bersenang-senang malam ini.

Padahal Adit sudah menanti-nanti hari ini. Dia sudah bersimulasi dan membayangkan senyuman dari Sarah.

Tapi kenapa hal ini terjadi?

"Sial!"

Merasa kecewa dengan diri sendiri Adit memukul lantai dan berteriak.

Selama hidup ini Adit merasa bahwa tidak ada namanya keadilan.

Di sekolah dia terus di-bully, mereka menghina Adit yang berlatar belakang keluarga kurang mampu dan terkenal bodoh dikelas.

Tidak berhenti disitu, penderitaan Adit makin bertambah semenjak kedua orang tuanya dilarikan di rumah sakit dan berakhir meninggal.

Adit tanpa kedua orang tua terus berusaha hidup mandiri saat sekolah. Memutuskan untuk berhenti sekolah dan bekerja sebagai penjaga mini market.

Meskipun terbilang tidak mempunyai penghasilan yang besar, Adit tetap bersyukur dengan pekerjaan yang dia punya.

Setidaknya dia bisa mengisi perut.

***

Malam hari, saat tengah malam.

Adit menjaga mini market, namun apa yang terjadi dengan Sarah masih terekam di otaknya. Dia tidak bisa bekerja dengan baik untuk hari ini.

Bahkan dia sudah mengacau dengan memberikan kembalian dengan nominal yang salah berkali-kali, jika manajer pemilik mini market tahu mungkin dia sudah di pecat.

"Hah," Adit menghela nafas. Hari makin gelap dan kantung matanya semakin tebal.

Seseorang memasuki minimarket dia adalah pria dengan jaket tebal dan tampak mencurigakan, tapi karena banyak pikiran Adit jadi tidak peduli.

Pria dengan jaket tebal menengok kanan dan kiri, mini market sangat sepi, hanya ada satu penjaga dan penjaga itu tampak tidak fokus.

Ini adalah waktu yang tepat untuk melancarkan aksi.

'Waktunya mencuri' batin pria itu tersenyum.

Dengan perlahan dia mengambil barang-barang mahal agar masuk di kantung jaketnya, tapi Adit akhirnya sadar bahwa ada orang yang ingin mencuri sesuatu.

"Hei berhenti!" teriak Adit membuat pria itu bergidik kaget.

"Sialan!" Pria itu berlari dengan tangan masih membawa barang-barang hasil curian.

Sebagai penjaga mini market tentu Adit tidak membiarkan lari begitu saja.

"Tunggu!"

Adit mengejar hingga keluar mini market. Melewati beberapa jalan raya. Kampung. Dan masuk gang yang panjang.

"Hei maling tunggu!" teriak Adit, dia terus mengejar tanpa kenal lelah.

Langkah-langkah kaki pencuri itu berhenti karena jalan buntu, tidak ada tempat pelarian.

"Menyerahlah pencuri! Tidak ada jalan kabur."

Pria itu tersenyum dan mengambil sesuatu dari sakunya, muncul sebilah pisau tajam dari saku dan kini pria itu menatap Adit seperti ingin membunuh.

"Yang harus menyerah adalah kamu!"

Suasana menjadi berubah, awalnya Adit tampak percaya diri tapi sekarang dia berubah menjadi gemetaran karena ketakutan melihat pisau tajam di tangan pencuri.

-Jleb

Perut Adit serasa dingin dan mati rasa, ketika matanya menatap ke bawah. Darah telah berjatuhan, sosok pria itu menusuk perut Adit dengan pisau.

"Arh!" Mengigit bibir, Adit menahan rasa sakit yang luar biasa.

"Hahahaha~ inilah akibat jika menggangguku. Adit!"

Bagaimana dia bisa tahu namaku? Adit berpikir beberapa saat dan kedua bola matanya terbuka lebar, dia menyadari satu hal.

"Suara ini... Kamu Naufal?"

Sosok pria berjaket tebal yang ternyata Naufal tersenyum sinis. "Itu benar, karena kamu adalah mantan Sarah, pasti kedepannya kamu akan menganggu. Jadi aku ingin memberi pelajaran ke kamu.

Awalnya aku ingin mencuri barang dan membuat kamu dipecat dari pekerjaan. Tapi sungguh diluar dugaan, kamu malah mengejarku sampai disini! Jadi aku bisa membunuhmu secara langsung."

"Uhuk.." darah muncul saat Adit batuk. Pemuda itu berjalan terjatuh dengan meremas perut yang penuh oleh darah.

"Selamat tinggal kawan, hahahaha~"

Melihat Adit yang sudah tidak punya masa depan untuk hidup, Naufal tertawa keras. Dia merasa bahwa ini adalah kemenangan.

'Tuhan apakah kamu membenciku? Kenapa hal buruk terus terjadi? Kehidupan sekolahku berantakan, kedua orang tuaku meninggal karena penyakit, kekasihku selingkuh, dan aku sekarang mati dengan kondisi konyol seperti ini? Jangan bercanda.' pikir Adit,menatap Naufal yang semakin jauh.

Sedikit demi sedikit pandangan Adit menjadi kabur, tubuhnya diselimuti oleh rasa dingin yang luar biasa.

Butuh beberapa detik lagi sebelum Adit menghembuskan nafas terakhir.

Ketika kedua matanya hampir tertutup selamanya. Sebuah suara mekanis robot seperti perempuan bergema di kepala Adit.

[Ding! Selamat anda mendapatkan sistem: Pengubah takdir]

[Apakah anda ingin mengubah takdir anda?]

[Ya]/[Tidak]

...----------------...

Promosi novel Baru

Reina Amelia merupakan pembunuh bayaran terkenal dan ditakuti, dengan kode name Levy five. Sebut nama itu dan semua orang akan bergidik ngeri , tapi mati karena menerima pengkhianatan dan gagal misi.

Namun, Alih-alih beristirahat dengan tenang di alam baka, jiwa Reina malah masuk ke tubuh seorang siswi bernama Luna Wijaya yang merupakan siswi sangat lemah, bodoh, jelek, dan menjadi korban bullying di sekolah.

Luna Wijaya, yang kini dihuni oleh jiwa pembunuh bayaran, harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kehidupan sekolah yang keras hingga mencari cara untuk membalas dendam kepada keluarga dragon!

“Persiapkan diri kalian … pembalasan dendamku akan dimulai!”

Chapter 2. Dunia tujuh tahun sebelumnya

Adit menatap layar notifikasi yang tiba-tiba muncul di udara, waktu terhenti pada momen tersebut dan luka tusukan pisau hilang begitu saja.

'Apa yang terjadi?' pikir Adit, bingung dengan situasi aneh yang tiba-tiba terjadi.

[Ding! Apakah Anda ingin mengubah masa lalu!?]

[Ding! Apakah anda ingin mengubah masa lalu?]

[ Ya]/ [Tidak]

Layar notifikasi terus bermunculan disaat Adit masih tenggelam dalam kebingungan.

'Ini pasti mimpi! Kembali ke masa lalu hanya ada di film, pasti aku hanya berhalusinasi sebelum mati' Adit ingin mengatakan hal tersebut, tapi tenggorokan di leher penuh oleh darah sehingga membuat dia tidak bisa bersuara.

[Ini bukan mimpi Tuan! Anda terpilih sebagai penerima sistem : Pengubah takdir.]

[Saya adalah sistem yang bisa memutar balik waktu dan kembali ke masa lalu. Selain itu saya juga bisa membantu memberikan kekayaan, kepintaran, kekuatan dan segalanya yang bisa membantu perjalanan anda.]

[Namun keputusan untuk mau kembali ke masa lalu ada ditangan anda]

[Jika Tuan menolak maka Tuan akan menuju alam baka dengan perasaan hancur dan penuh penyesalan.]

[Tapi jika anda menerima, anda bisa kembali ke masa lalu.]

Mata pemuda itu makin terbuka lebar, bagaimana bisa suara robot ini mengetahui pikiran yang baru saja terlintas?

Sejujurnya masih sangat banyak sekali pertanyaan , kebingungan, dan keraguan di hatinya, tapi Adit memutuskan untuk mengklik tombol [Ya] di udara.

'Akan kuterima! Meskipun terdengar bodoh, tapi aku tidak ingin mati dengan seperti ini!'

'Di masa lalu aku akan mengubah takdir menjijikkan ini! Aku tidak akan membiarkan kedua orang tuaku mati karena penyakit di rumah sakit, dan aku juga tidak akan percaya dengan wanita jal*ng itu!'

Adit mengigit bibirnya, rasa sakit yang luar biasa timbul saat dia berusaha bergerak. Tapi dia memaksakan diri untuk menekan tombol [Ya]

Dengan usaha keras akhirnya dia berhasil menekan tombol tersebut.

[Selamat anda berhasil mengaktifkan Sistem: Pengubah takdir]

Dalam waktu beberapa detik anda akan menuju tujuh tahun sebelum semua terjadi.

'Tujuh tahun yang lalu.?'

Tujuh tahun yang lalu bertepatan pada saat Adit masih awal berpacaran dengan Sarah dan dia juga sering dibully di sekolah, pada saat itu juga kedua orang tua dia dibawa ke rumah sakit.

Persiapan sebelum kembali ke masa lalu....

Persiapan 10%.......

Persiapan 20%.......

Persiapan 40%........

Persiapan 60%.......

Persiapan 80%.....

Persiapan 100%.....

Semua persiapan telah siap. Kembali ke masa lalu akan segera dilaksanakan.

-Swosh

Aura kebiruan muncul di tanah tempat Adit melahap tubuh pemuda itu dan membawa ke suatu tempat.

pandangan Adit dipenuhi oleh warna biru yang terbentang sangat luas dan dia terus mendengar suara sistem. Karena telah kelelahan, Adit menutup kedua mata.

...***...

"Adit, bangun! Woi bangun dasar anak pemalas!"

Suara seorang pria paruh baya terdengar nyaring di telinga Adit, karena terganggu oleh suara itu dia membuka matanya.

Pemandangan yang pertama kali Adit lihat adalah sebuah ruangan yang sangat dia kenal.

Yaitu kelas 2 A. Kelas di mana dia saat masih SMA.

Semua orang di kelas menatap Adit dengan menahan tawa ini karena dia tertidur di saat pelajaran.

Apalagi di jam Pak Agus, guru Matematika yang terkenal killer.

"Hahaha, si payah itu membuat masalah lagi."

"Cih, dia sungguh menganggu pemandangan. Kenapa orang seperti dia bisa sekolah di sini?"

"Si miskin yang tidak tahu malu."

Bisik-bisik terdengar jelas di ruangan kelas 2 A. Sungguh suasana yang sangat dikenang oleh Adit.

"Apa yang kamu lihat, hah!"

"Apa kamu mengajakku berkelahi!"

Saat Adit melirik ke arah salah satu siswa lelaki dia dengan cepat mendapatkan ocehan.

"Adit sebagai hukuman karena tidur di jam pelajaran bapak, kerjakan soal matematika di depan!" bentak pak Agus.

"Baik... pak," jawab Adit lirih.

Semua siswa tertawa kencang mendengar hal itu mereka semua menganggap bahwa siswa tidak mampu seperti Adit pasti tidak bisa menjawab soal itu.

'Pak Agus sangat jahat dia sengaja membuat soal kelas anak universitas untuk Adit. Dia ingin mempermalukan dia.'

Senyum siswa terpintar di kelas, dia bernama Bagas saputra. Bagas merupakan juara Matematika tingkat nasional jadi dia menyadari betapa sulitnya soal di depan papan tulis, bahkan dia sendiri ragu bisa menjawab.

"Jika dia tidak bisa menjawab kamu tahu apa yang harus dilakukan, 'kan?" tanya siswa lelaki yang duduk di samping Bagas.

"Ya aku tahu... kita lempar dia di kolam ikan waktu istirahat." senyuman jahat tergambar di wajah Bagas.

Meski terkenal pintar tapi dia adalah salah satu orang yang suka menganggu Adit, dia hanya jengkel melihat orang yang tidak selevel dengan dirinya yang pintar bisa berada di satu kelas.

maka dari itu dia menindas Adit.

"Tidak perlu menunggu waktu istirahat, aku membawa telur busuk. Waktu dia kembali ke bangku ayo lempar telur busuk ini." bisik siswa di samping bagas, menunjukkan telur busuk yang dia punya.

"Hahaha kamu cukup pintar," sahut Bagas.

Di sisi lain Adit saat ini menatap soal di papan tulis dengan serius.

'Ini adalah soal tingkat Universitas tinggi, pak tua itu pasti sengaja ingin mempermainkanku,' batin Adit. Setelah tujuh tahun dia sedikit lebih pintar, namun dia tetap belum bisa menjawab soal tingkat seperti ini.

Jika saja soal adalah tingkat SMA maka Adit yang kembali ke masa lalu bisa menjawab dengan mudah.

'Sial apa yang harus kulakukan?!' Adit mengigit bibir dengan keras.

"Apakah kamu tidak bisa? Hahaha sudah kuduga! Siswa tidak berguna sepertimu tidak mungkin bisa.Kamu membuang waktu cepat kembali ke tempat duduk!" hina siswa perempuan.

Adit mengepalkan kedua tangan, emosi dengan ucapan gadis.

[Ding! Tuan bisa meningkatkan tingkat kepintaran di statis. Dengan itu soal seperti ini akan sangat mudah]

Mata Adit terbuka lebar karena mendengar ucapan dari sistem yang tiba-tiba muncul.

Dia awalnya bingung tapi berkat petunjuk dari sistem dia bisa menambahkan statis kepintaran dengan poin.

"Kenapa dia diam saja?" batin Bagas dia tidak sabar ingin menganggu Adit.

[Poin status berkurang 5]

[Sisa poin 5]

[Anda bisa mendapatkan poin status ketika menyelesaikan misi.]

Informasi kecil dan besar dengan cepat masuk ke dalam otak Adit dia merasakan suatu energi yang aneh ketika dia menambahkan statis kepintaran.

Dia tersenyum karena melihat soal ini. 'jadi begitu ya.. ternyata cukup mudah.'

"Hah... ini bercanda kan?" Pak Agus kaget karena Adit menggerakkan tangan dan mulai mengerjakan.

Tidak hanya pak Agus, semua siswa terkejut bukan main.

"Ini tidak mungkin... dia bagaimana bisa, aku saja tidak paham dengan soal ini?" gumam Bagas.

"Sudah selesai," ucap Adit

-Tak

Dia mengembalikan kapur barus ke tempatnya dan berjalan kembali ke tempat duduk.

Pak Agus sebagai guru matematika mengecek hasil yang diberikan oleh Adit.

"I- ini semua benar... bagus," kata Pak Agus dengan gemeteran. Dia sebenarnya ingin membuat malu Adit, tapi rencana sudah gagal.

"Terima kasih pak." Adite menganggukkan kepala dan membuka buku. Namun pandangannya tertuju ke kalender tahunan.

"Tahun 2016, aku benar-benar kembali ke tujuh tahun yang lalu," gumam Adit dengan tersenyum.

Pada saat ini, dia berjanji untuk mengubah masa depan. Dia tidak akan membiarkan kedua orang tuanya mati!

Dia juga akan membuat keluarg hidup bahagia! Dia tidak akan tertipu dengan jal*ng itu!

Dengan bantuan sistem dan pengalaman pahit, Adit sangat yakin bisa mengubah masa depan.

Chapter 3. Misi pertama

Jam istirahat telah dimulai Adit ingin pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikiran, tapi dia ditahan oleh Bagas.

“Mau kemana kamu?” tanya Bagas menghalangi pintu keluar.

Adit hanya menghela nafas lalu berpaling muka. “Pergi kemanapun itu bukan urusanmu.”

“Oh, udah berani ya sama aku! Padahal Cuma beruntung bisa jawab soal dari pak Agus udah sombong.” Bagas memegang kerah baju Adit dan menatapnya tajam.

Beberapa siswa mulai ketakutan karena menganggap pembulyian lagi-lagi dimulai, apalagi Adit baru saja menjawab soal susah yang bahkan tidak bisa dijawab oleh Bagas, hal ini tentu membuat dia sangat marah.

“Kenapa diam saja? Hahahaha apa kamu ketakutan?”

Mendengar ejekan dari Bagas tidak membuat Adit marah dia justru memunculkan senyuman.

“Kenapa malah tersenyum dasar menjijikan!”

Tidak bisa menahan amarah lagi, Bagas melayangkan pukulan keras ke arah Adit, sebuah pukulan mematikan yang sering sekali diterima.

Tapi pukulan seperti itu terlihat sangat lambat bagi Adit yang sekarang, dengan mudah pukulan itu ditahan mengunakan satu tangan.

Dia bahkan tidak menggunakan kemampuan sistem,  bagi Adit yang telah hidup tujuh tahun lebih tua pukulan anak SMA seperti serangan anak kecil baginya.

Bagas dan siswa lain membuka mata lebar. Ini pertama kali melihat Adit berani melawan bahkan pukulan maut yang melegenda dari Bagas dihentikan dengan sangat mudah.

“Apa Cuma segini?” tanya Adit mengejek.

“sialan! Jangan sombong!”

Merasa tersinggung, Lagi-lagi Bagas melayangkan pukulan yang lebih kuat, meskipun begitu, Adit masih mampu dihindari dengan mudah.

“Bajingan, sebenarnya apa yang terjadi dengan pecundang ini?” Batin Bagas karena merasakan sesuatu yang berbeda dari Adit.

Pertama Adit bisa mengerjakan soal yang bahkan Bagas tidak mampu.

Kedua sikapnya sudah lebih berani dan tidak pecundang.

Dan sekarang, dia bisa menahan dan menghindari pukulan Bagas?

Padahal dia hanya pecundang tapi sekarang sudah sangat berani!

Semua yang terjadi berhasil membuat Bagas naik darah, wajah dia menjadi merah karena menahan amarah.

Di sisi lain Adit hanya menatap Bagas tapi tatapan sangat berbeda dari biasanya sehingaa membuat Adit menjadi gemetaran.

“Aku malas berurusan denganmu jadi lebih baik pergi,” ucap Adit dengan santai dan melangkahkan kaki menuju keluar.

“Hei tunggu!” teriakan dari Bagas tidak direspon dan sekarang Adit telah menghilang entah ke mana. “Bajing*n! Awas saja nanti!” Umpak dia penuh emosi.

Isi kelas 2 A menjadi heboh. Adit benar-benar berubah tanpa alasan yang jelas hari ini.

Banyak orang yang berpikir apakah dia adalah singa yang sejak dulu hanya pura-pura tidur?

...***...

Adit saat ini berada di kantin yang ramai.

‘Wah… kantin ramai seperti biasanya.’ Batin Adit menatap ke sepenjuru kantin.

Adit berjalan karena ingin membeli sesuatu untuk dimakan, sebenarnya saat ini juga Adit seperti objek pemandangan, terus di tatap dan ditertawakan, tapi dia bersikap cuek dan terus berjalan, hingga suara gaduh menghentikan langkah.

Sebuah pelecehan terlihat jelas di depan mata. Ada sosok siswi wanita sedang dirayu oleh siswa laki-laki.

Lelaki itu terus meraba-raba rambut halus dari wanita dan mengendusnya. “Ah~ kamu sangat wangi… jadi bagaimana apakah kamu ingin menjadi wanitaku?” tanya pria itu dengan wajah menjijikan.

SIswi perempuan terlihat jelas ketakutan dan gemetaran, dia ingin sekali menolak tapi itu tidak mungkin karena sosok yang ada di depan adalah Rivan, salah satu dari geng Eskumat yang terkenal di sekolah ini, sebuah geng yang tidak bahkan tidak bisa digapai oleh para guru di sekolah.

Eskumat sering melakukan kekerasan, perundungan, dan menganggu para murid yang terkesan lemah geng ini juga pernah terlibat dalam penjualan narkob*

Melawan geng Eskumat dan anggota sama saja cari mati, jadi sangat wajar jika siswi wanita ketakutan.

“B-bisa hentikan ini,” lirih gadis itu dengan gemetaran, tapi Rivan terus bermain dan mengendus aroma wangi dari rambutnya.

“Apa kamu terganggu sayangku?” Bukannya berhenti Rivan malah merangkul pundak dengan sok mesra, tidak tangung-tangung dia juga sedikit meraba dua gunung kembar milik si gadis. “Punyamu ternyata cukup berisi.”

“Nh.. tolong hentikan,” lirih dia ketakutan.

"Kamu semakin cantik jika melawan." Rivan tidak berhenti dengan meraba-raba, dia juga mencium lehernya dengan paksa.

Sungguh tindakan bejad di pagi hari, padahal semua orang melihat dengan jelas tapi tidak ada yang berani menghentikan. Ini karena Rivan terkenal menakutkan dan kejam bahkan ada kabar yang pernah mencoba melawan Rivan, tapi orang itu dipukul hingga masuk ke rumah sakit.

Gadis itu bernama Emilia, seorang wanita malang yang menarik perhatian Rivan. Dilecehkan seperti ini sudah seperti rutinitas harian bagi Emilia.

Hampir setiap hari entah itu di kantin atau dimanapun, setiap Emilia bertemu Rivan maka dia terus digoda dan dilecehkan.

Jika ingatan Adit benar, dia masih mengenang kejadian di tahun 2016 di mana Emilia diperk*sa oleh Rivan dan karena depresi Emilia memutuskan bunuh diri dengan melompat dari atap sekolah.

Tapi meski mengetahu tentang hal apa yang akan terjadi, Adit bersikap acuh dengan pelecahan di depan matanya.

Toh apa yang akan dia dapat jika membantu?

Dia sangat ingat bahwa kehidupannya dulu juga sama menyedihkan jadi jika ada orang yang menderita justru memberikan kesenangan pribadi baginya.

‘Dengan ini dunia menjadi adil. Jika aku menderita kalian juga harus menderita.’ Batin Adit melangkah menjauh.

[Ding! Ding!]

[Misi pertama]

[Ubah takdir kematian Emilia dan selamatkan dia dari pelecehan]

[Informasi misi : Kematian emilia kelak akan mengundang malapetaka bagi Tuan jadi menyelamatkan dia adalah cara untuk mengubah takdir]

[Hadiah 100 coin dan 10 poin]

Baru saja Adit ingin membeli sesuatu untuk makan tapi tiba-tiba layer nofikasi muncul begitu saja, membuat langkahnya terhenti.

‘Misi? Bagaimana jika aku menolak?’ tanya Adit membatin karena dia tidak mau menolong emilia.

[Misi dari sistem bersifat mutlak!]

[Tuan bisa saja mengabaikannya, tapi seperti yang telah sistem jelaskan. Kematian Emilia akan membawa bencana bagi anda.]

[Dan juga Tuan bisa mendapatkan 100 coin]

‘Coin?’

[Ya, Tuan. Dengan sepuluh coin anda bisa menukar dengan emas nyata, anda bisa menjual dan mendapatkan banyak penghasilan.]

[Jika punya uang sama saja artinya Tuan bisa menyembuhkan peyakit ibu anda di rumah sakit. Dengan ini masa depan bisa dirubah]

Adit berpikir sejenak, memang benar alas an kematian ibu adalah karena dia tidak sanggup membayar uang rumah sakit.

Tapi, kini dia punya sistem yang bisa menghasilkan emas bukankah itu sudah lebih cukup untuk menyembuhkan ibu dan ayahnya.

Adit tersenyum karena menyadari suatu hal. ‘Baiklah akan kuterima misi itu, sistem.’

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!