Yuhuuu cerita pertamaku jangan lupa untuk selalu hargai penulis, dengan cara like, komen, vote dan follow yaa..
...Happy reading all❤🔥❤🔥...
...•...
...•...
...•...
Seorang gadis cantik nampak berlari terburu - buru menuju gerbang sekolah SMA Nusa bangsa dengan langkah kecilnya. Rasanya dia ingin menangis saja,ini sudah hampir pukul 8 pagi.
Akibat tadi malam dia menonton film sampai jam 1 dini hari.
Pintu gerbang sudah tertutup rapat, dia menghela nafas pelan. Dari kejauhan dia dapat melihat guru paling galak bertubuh gempal dan berkepala plontos sedang berjalan menuju ke arahnya.
"Arabella kamu ngapain bengong disitu?!" Teriakan itu membuat arabella terperanjat.
Arabella Natasha namanya biasa dipanggil Ara, gadis ceria, cantik dan bertubuh pendek menambah kesan imut untuk dirinya, dengan sedikit keberanian dia perlahan mengambil ancang-ancang untuk berlari secepat mungkin, untungnya lari guru itu tidak secepat dirinya.
" Arabella beraninya kamu ya!" ucap pak bondan, dengan badan kelewatan besar ia berlari sekuat jiwa dan raga dengan membawa rotan di tangannya.
"Berhenti kamu Arabella!" panggil pak bondan.
"Gamau pak, saya juga udah capek dihukum bapak terus," ucap Ara tanpa menoleh. masih sibuk berlari menghindari guru kepala botak itu.
Samar - Samar Ara mendengar suara seseorang memanggil namanya, dia meneliti seluruh lorong sekolah dan terdapat gadis tengah menyembunyikan tubuhnya dibalik pintu perpustakaan.
Ara dengan cepat menghampiri devina sahabatnya, dia menghentikan langkahnya tepat di depan gadis itu dan sedikit menunduk guna mengatur nafas.
"Si bo--botak e--emang gak ada a--abis - abisnya...bikin hidup gue g--gak tenang, dimana - mana ke--ketemu tuh orang," kesal Ara dengan suara terputus - putus.
Devina menghela nafas panjang, "lagian lo ngapain lagi sih ra bisa sampai telat? gak capek lo begitu mulu."
Ara memutar bola matanya, malas menanggapi pertanyaan dari Devina. Sebenarnya gadis itu sudah tau alasan dia terlambat, masih saja bertanya,fikir Ara.
"Ehem." Deheman laki-laki membuat kedua gadis itu menoleh dan mereka saling bertatapan beberapa saat. Membuat Ara yang menegakkan tubuhnya seketika terkejut dan menegang ditempat.
Pak bondan tersenyum miring, "akhirnya saya menemukan kalian, mau kabur kemana lagi, hah?" Suara itu sedikit meninggi membuat Ara dan Devina menelan ludah.
"Eh pak bon---" ucapan Ara terputus karena lelaki tua itu menyergah ucapannya.
"Saya sudah tidak mau mendengar alasan kamu lagi, putari lapangan 5 kali dan bersihkan toilet sekarang!" Ucap pak bondan galak.
"Pak tapikan saja tidak terlambat," sela devina ingin membela diri. Dia tidak rela dirinya menerima hukuman karena kesalahan yang sama sekali dia tidak lakukan.
"Kamu sama saja, sok-sok an membantu temanmu yang jelas - jelas salah!" tegas pak bondan yang tidak bisa di ganggu gugat.
Kedua gadis itu hanya bisa menggerutu. Alih - alih melawan, Ara dan devina hanya bisa menurut apa yang dikatakan guru galak tadi. Dari pada ditambah hukumannya karena melawan lebih baik melaksanakan perintahnya bukan?
Sesuai perintah Pak Bondan, kini Ara dan Devina tengah berada di pinggir lapangan luas dengan perasaan segan, pasalnya ada beberapa murid kelas 11 yang melakukan olahraga basket di pelajaran pertama.
"Lo duluan ra yang lari, nanti gue ikut di belakang," kata Devina berbisik.
Ara meringis malu, "gue malu Dev, barengan lah larinya."
"Ish, yaudah lah, tapi jangan cepet-cepet, ya?"
"Iya ayo, keburu pak Bondan marah lagi." Ucap Ara, mata gadis itu terus melirik Pak Bondan yang tengah berdiri di koridor kelas 12, berada di lantai 2.
"Kiw kiw cewek."
"Kakak cantik... mau di temenin lari gak? "
"Tumben banget kak Devina dihukum, biasanya kak Ara doang."
"Mungkin lagi pengen dihukum kali kak Devina."
Banyak sekali sorakan dan ledekan ketika Ara dan Devina mengelilingi lapangan di putaran pertama, tapi tidak di gubris oleh kedua gadis itu, lebih memilih untuk menyelesaikan hukumnya dan pergi dari sana.
.....................
Setelah melakukan perintah dari guru killer, Ara dan Devina langsung menuju ke kelas 12 IPA 1, sebenarnya ada hukuman untuk kedua gadis itu membersihkan toilet, tapi pak Bondan menyuruhnya melakukan di waktu jam pulang saja.
Terdengar suara riuh, sepertinya guru mereka tidak datang hari ini. Bahkan murid-murid ada yang bernyanyi, merias diri, bergosip, tidur bahkan bermain slot.
Suara mereka terdengar menggema di ruang kelas IPA 1, mungkin sampai di terdengar di luar juga. Bahkan Farhan, ketua kelas sudah sangat lelah menegur, ucapannya saja hanya seperti kentut, jika ditahan bikin mules dan jika di keluarkan hanya seperti angin bagi mereka.
Ara dan Devina menghempaskan tubuhnya ke kursi mereka Masing-masing.
Devina menyandarkan punggung memandang Ara kesal, "gara-gara lo ra gue jadi kena hukum juga."
Gadis itu langsung mendapat tatapan tajam dari Ara, "dih, lagian ngapa lo, gaya-gayaan bantu gue? dah biasa gue mah dapet hadiah dari pak bondan."
"Ya..sebagai temen yang baik masa gue tega biarin sahabat gue kena masalah, "ucap Devina tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
"Dih, kaya kuyang lo begitu."
"Langganan pak bondan ya kalian?" Tanya Deon, teman sekelas Ara, yang langsung dijawab anggukan oleh Devina.
"Pak bondan kalau ga hukum kita, gak tenang hidupnya" Celetuk Ara, membuat Devina dan Deon terkekeh pelan.
Devina menatap Ara dan Deon secara bergantian, "pak Bondan kapan sih pensiunnya?"
"Ya mana gue tau, lo kira gue bapaknya!" Ketus Deon.
"Biasa aja dong, gue kan nanya baik-baik."
"Gak bisa gue emosian orangnya."
Ara menghembuskan nafas lelah, dirinya benar-benar ingin istirahat sejenak. "Udah, gue capek denger kalian."
"Deon yang duluan ra..."
"Dih, iya dah perempuankan gak pernah salah," sahut Deon sedikit menakan kata terakhir lalu beranjak dari duduknya.
"Bye..." lanjut laki-laki itu, meninggal Ara dan Devina yang tanpa merespon apapun.
"Ini Feby beneran gak berangkat?"
"Iya, katanya ada urusan keluarga."
......................
Halo semuaa...
mohon dukungannya ya
bantu vote ya temen temen, aku baru belajar jadi mohon maaf kalau tulisan ga rapi.
Terimakasih ya dari aku istri jaehyun❤️🩹❤️🩹
Happy reading!
•
•
•
"Permisi pak Darren," Sapa seorang wanita itu dengan sopan. Setelah mengetuk pintu ruangan beberapa kali.
"Ada apa?" ucap Darren tanpa menoleh, masih sibuk dengan dokumen - dokumen didepannya.
Wanita dengan baju kurang bahan,melangkahkan kakinya menuju sosok tampan di depannya.
Angel,sekertaris Darren tersenyum manis melihat sosok pria yang tampak memeriksa dokumen yang sudah ditanda tanganinya.
Sungguh pemandangan indah dimata Angel.
Darren Alexander Smith, kakak dari Devina Alexa Smith.Sosok tampan, Berwajah tegas, bertubuh atletis dan berwatak dingin.
Siapa yang tidak menyukai Darren,banyak wanita yang terang - terangan menunjukkan perasaan didepan Darren bahkan sahabat adiknya saja menyukai dirinya.Tapi hanya penolakan yang mereka dapatkan.
"Pak meeting akan segera dimulai, "ucap Angel yang hanya dijawab deheman dari sang empu yang sedang menatapnya.
Sekejap Angel terpesona, bosnya itu tetap tampan meskipun dengan raut wajah tanpa ekspresi. Namun tak berlangsung lama setelah mendengar suara bariton menginterupsinya.
"Ngapain kamu masih disitu? cepat siapkan keperluan untuk meeting, " Titah Darren.
Angel tersadar dari lamunannya dan dengan cepat keluar dari ruangan Darren.
......................
Ara sibuk berkutat dengan benda pipih di genggamannya, sibuk menghubungi seseorang. sepertinya ayah dari gadis itu lupa untuk menjemput dirinya.
"Masih belum bisa dihubungi?" Tanya Devina. Yang ikut resah melihat kebingungan sahabatnya. Tumben sekali Ayah Ara terlambat menjemput putrinya.
"Kayanya bokap gue ketiduran deh." Pernyataan Ara membuat Devina mendengus pelan.
"Lagian kenapa gak mau ikut gue aja sih?" pinta Devina. Waktu juga sudah semakin sore ,lebih baik ikut dirinya saja kan dari pada menunggu lama ayah dari gadis itu.
Ara menggelengkan kepalanya dan kembali menghubungi ayahnya. "Gue gak mau ngerepotin lo lagi."
"Tumben lo mikir begitu?" Devina menatap gadis disebelahnya heran. Jarang sekali Ara seperti itu, biasanya dulu dia selalu semena - mena kepadanya.
Ara hanya menatap Devina tanpa minat, malas membalas pertanyaan dari gadis itu.
Devina tersenyum jahil," Lo gak kangen abang gue ra? dah lama lo gak ketemu tuh orang." lanjut Devina.
"Males gue sama abang lo.. gue mau move on hehe." Ara tersenyum miris, dia sudah sangat lelah menyukai pria itu,sudah berbagai cara dia lakukan dan dia dapatkan hanya penolakan saja.
"Lo udah beberapa kali bilang kaya gitu ra, sampe enek gue." Devina kesal sangat kesal, Ara sudah mengucapkan kalimat keramat itu berulang kali, tapi masih saja gadis itu mengejar Darren.
"Ya namanya masih belajar move on dev." Jawab Ara dengan tegas.
" Iya deh." Devina memutar bola matanya, malas menanggapi gadis itu lagi.
" Yaudah sekarang lo ikut gue balik aja deh." Menarik tangan Sahabatnya dengan sedikit paksaan. Mau tidak mau Ara mengikuti perintah gadis tersebut.
kedua gadis itu melangkah kakinya menuju mobil Devina,yang sudah ada pak ujang, supir Devina menunggu mereka.
......................
Mobil putih bermerek alphard memasuki halaman rumah mewah dua lantai, segera pak satpam melaksanakan tugasnya untuk membuka gerbang anak pemilik rumah.
Segera Dua gadis itu turun dari Mobil yang mereka tumpangi, Ara tersenyum ramah kepada pak dadang yang menyapanya.
"Eh non Ara, tumben baru kesini non?" Tanya pak dadang, satpam keluarga Devina.
"Iya pak baru sempet kesini... bapak gimana kabarnya?" Tanya Ara ramah. Ara sangat deket dengan orang tua Devina, bahkan orang orang yang tinggal di rumah ini sudah sangat akrab dengan gadis itu, jadi tidak ada sungkan sama sekali.
"Alhamdulillah baik non," Jawab pak dadang dengan senyum lebar. Ara hanya membalas dengan senyum manisnya.
" kita kedalam dulu ya pak," pamit Devina, pak dadang mengangguk setuju. Ara mengikuti langkah kecil sahabatnya.
" Duduk dulu ra, gue mau minta tolong bibi buatin minum." Devina melangkah menuju dapur, Sedangkan Ara menuju sofa disampingnya dan mendaratkan pantatnya dengan pelan.
Sambil menunggu Devina, Gadis itu mengamati ruangan disekelilingnya. Orang tua Devina sepertinya tidak ada disini,sangat sepi sekali, pikir Ara.
"Bokap nyokap gue lagi dinas diluar kota," jawab Devina,sepertinya gadis itu mengetahui isi pikiran Ara. Orang tua devina sudah hampir 2 hari diluar kota.
Ara hanya mengangguk setuju.
Devina menuju kearah Ara dengan membawa dua gelas air, dan ikut duduk disamping gadis itu.
Baru saja Ara ingin bertanya lagi, terdengar suara langkah kaki seseorang, membuat dua gadis itu menoleh. Darren dengan pakaian yang sedikit acak acakan, dan otot tubuh yang tercetak jelas,membuat Ara terduduk kaku dan wajah sedikit merona.
Sepertinya pria itu baru pulang dari kantor.
Darren menatap Ara sebentar,membuat wajah gadis itu semakin merah,dan dengan cepat Ara menundukkan kepalanya.
Devina yang disamping gadis itu menatap heran. Apakah efek dari pesona kakaknya sangat berpengaruh untuk Ara.
......................
SEMOGA KALIAN SUKA YA SAMA CERITA AKU❤️🩹❤️🩹
Bantu vote dan komentarnya ya temen temen, mungkin ada bahasa atau alur yang kurang, kalian bisa kasih saran ke aku, terimakasih.
Happy reading!
•
•
•
Ara yang awalnya menunduk,langsung mendongakkan kepalanya kembali. Setelah mendengar pertanyaan khawatir dari gadis disebelahnya.
"Ra lo gapapa kan?" tanya devina, setelah menyentuh lengan kiri Ara.
Ara hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Gadis itu selalu berfikir kenapa harus Darren, kenapa dia harus jatuh cinta terhadap kakak dari sahabatnya.
Ara menatap sekeliling untuk mencari keberadaan Darren,sosok itu sudah pergi sedangkan Ara hanya tersenyum miris, bukannya sikap Darren memudahkan dirinya untuk melupakan pria itu.
Setiap kali melihat Darren rasanya Ara selalu ingin mundur. Menyukai seseorang seperti Darren terasa begitu melelahkan, Ara jatuh cinta..Tapi dia hanya dapat jatuhnya saja.
Ara menyukai Darren sudah hampir 2 tahun lebih saat dia memasuki kelas 10, awal pertemuannya dengan pria itu ketika Ara menghadiri pesta ulang tahun devina.
Flashback on.
"Gadis cantik dengan rambut sebahu tengan menatap kagum bangunan tinggi dihadapannya.
Ini adalah awal baru bagi Ara setelah kelulusan sekolah menengah pertamanya.
Dengan ceria Ara melangkahkan kaki mungilnya. Meskipun ini hari pertama bagi gadis itu, tak membuat keraguan di dirinya. Arabella adalah sosok gadis yang mudah bergaul dengan siapapun, jadi mencari teman itu sangat mudah bagi Ara.
Awal perkenalan saja Ara sudah mendapatkan teman baru, seperti sekarang dia tengah mempersiapkan penampilan dirinya ,untuk menghadiri ulang tahun Devina teman sekelasnya.
Ara memperhatikan penampilan dan riasan diwajahnya, gadis itu sangat cantik dengan gaun putih elegan dengan make up tipis, sangat kontras di kulit putih Ara.
....................
Setelah sampai di lokasi hotel yang devina kirim, Ara mengedarkan pandangannya,melihat sekeliling banyak sekali tamu yang berdatangan bukan hanya teman sekelasnya saja banyak orang berpakaian formal, sepertinya itu rekan kerja orang tua devina.
Ara merasa tidak percaya diri, dengan ragu dia melangkahkan kakinya memasuki tempat acara dimulai. Segera menghampiri pemilik pesta itu.
Devina terlihat sangat cantik dan mempesona, dengan gaun yang dia gunakan.
Devina yang sadar dengan kedatangan Ara langsung menarik gadis itu.
"Akhirnya lo dateng juga ra,"ucap Devina, memeluk Ara membuat sangat empu membalasnya.
" happy birthday ya Dev, Akhirnya lo nambah usia," Balas Ara dengan akrab, mereka baru seminggu bertemu tapi sudah sangat dekat seperti sahabat yang bertahun-tahun Berteman.
Segera Devina melepaskan pelukannya dan tersenyum manis,membuat Ara membalas senyumannya juga.
"Ayo ra gue kenalin lo sama bokap nyokap gue, " pinta Devina, langsung menarik tangan Ara menuju kearah orangtuanya.
"Eh..." Ara yang kaget pun hanya bisa mengikuti langkah Devina.
" Ma..paa.. ini kenalin teman Devina," ucap Devina setelah sampai dihadapan orang tuanya.
"halo tante..om.." Ara menjabat tangan dengan sopan dan tersenyum ramah kepada orang tua devina. "saya Ara..." lanjut gadis itu memperkenalkan diri.
"Halo Ara saya David dan ini istri saya Rania." Kedua pasangan suami istri itu membalas sapaan Ara dengan ramah.
Kedatangan sosok laki-laki membuat mereka yang awalnya saling mengobrol, mengalihkan pandangan.
"Maaf Darren terlambat, "ucap pelan laki-laki itu.
"Halo boy..apakah tugasmu lebih penting dari ulang tahun adikmu?" David membalas diiringi tinjuan pelan.
"Maaf pa tadi ada tugas penting yang gak bisa ditinggal."
Ara yang hanya diam tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok Darren. Darren sangat tampan dimata gadis itu.
"Abang kenalin ini Ara, temen Devina, " kata Devina memperkenalkan Ara,
"Dan ini Darren, abang gue." Ara yang tersadar tersenyum kaku , yang hanya dibalas sang empu dengan datar.
Ara merutuki dirinya kenapa dia bisa segugup ini, tidak biasanya dia seperti ini sekarang.
Flashback off.
......................
Meluluhkan hati Darren itu sangat sulit, Darren adalah sosok pria yang sulit sekali menjalin hubungan dengan wanita. Darren fikir wanita itu sangat merepotkan untuk dirinya, Sangat cengeng, manja dan menyusahkan.
Banyak wanita yang mengejar Darren, tapi beda dengan Ara,sudah beribu penolakan yang gadis itu dapatkan tapi tetap saja tidak menyerah, bahkan wanita yang menyukai Darren saja mundur ketika mengetahui watak dingin pria itu.
Dobrakkan pintu membuat pria itu tersadar dari lamunannya,Darren menoleh segera beranjak dari balkon.
"Ada apa?" Tanya Darren dingin.
Devina mendengus kasar."Bang Darren bisa gak sih kasih kesempatan buat Ara? Ara itu tulus banget... Udah beberapa kali dia coba lupain abang, tapi tetap aja dia gak bisa." Gerutu Devina. Gadis itu sangat kesal dengan pria dihadapnya. enak saja membuat sahabatnya selalu sedih.
"Bang dengerin aku ngomong gak sih."
"Apa ada yang mau dibicarakan lagi Devina?" Darren mengalihkan topik. sejujurnya dia sudah muak tentang gadis yang bernama Ara. Tapi adiknya selalu saja membahasnya.
"Bang Darren itu udah mau 26 tahun loh, minimal deket kek sama cewek.. apa abang gak cap---" Ucapannya terpotong karena Darren langsung menyergah.
"Apa itu penting bagi kamu," sela Darren tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel genggamnya. "Apapun yang abang lakukan itu tidak perlu orang lain tau, meskipun kamu,adik abang sendiri." Lanjutnya tenang.
Devina menatap Darren dengan tajam. Bisa - bisanya dia mempunyai kakak kandung yang sangat menyebalkan.
Demi Tuhan Devina ingin mengacak-acak wajah tampan Darren yang sangat menyebalkan dimata gadis itu.
Dengan perasaan dongkol, Devina pergi dari Kamar Darren, Ada baiknya juga pria itu tidak tinggal selalu dirumah karena Darren memilih untuk menetap di apartemen miliknya. Jadi Devina tidak selalu darah tinggi menghadapi sang kakak.
Darren menyempatkan pulang kerumah hanya untuk berkumpul dengan keluarganya saja.
Setelah pergi dari kamar Darren, Devina dengan keras membanting tubuhnya ke kasur over size milik gadis itu, untung saja kasur yang dia tempati empuk kalau tidak,bisa encok pinggang Devina.
"Dasar abang nyebelin.. gue sumpahin lo jadi bulol mampus ke Ara," Batin Devina sanggah.
......................
halo semuanya akhirnya aku bisa selesaiin bab ini. untuk penulis pemula seperti aku sedikit sulit mencapai 1000 kata, apalagi aku nulisnya mendadak dan langsung aku up. dan harus mikir idenya hari itu jugaa.
tolong selalu vote, komentar dan suport aku ya guys karena dengan suport kalian aku bisa semangat nulis lagii.
terimakasih yang sudah bacaaa, aku bakal update setiap harii...
oh yaa kalian setuju gak gaes Ara sama Darren jadian, kalau setuju komen yaaaa!!
Dan kalau kalian mau aku lanjut terus ceritanya komen next.
bye gaes semoga kalian sehat teruss❤️🩹❤️🩹❤️🩹❤️🩹
SALAM DARI ISTRI JAEHYUN TERCINTAHHH...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!