NovelToon NovelToon

My Hot Boyfriend

Chapter 1

SEQUEL : MY HOT GIGOLO

Harta yang berlimpah ruah membuat apapun yang diinginkannya selalu terwujud. Hanya saja ada satu hal yang tidak bisa ia tukar dengan harta yaitu perasaan seorang pemuda yang disukainya. 

Ini adalah kisah seorang gadis bernama Graciella Isee Brown atau lebih akrab dipanggil Grace. 

Akankah dia mendapatkan cintanya? Atau justru berpindah haluan?

...---...

"Grace!" 

Suara seseorang yang begitu Grace kenali mulai memasuki gendang telinganya. Senyum di bibir gadis itu merekah seiring dengan pintu kamar yang terbuka.

"Kimi!" teriak Grace histeris.

Kedua gadis itu berpelukan dengan erat layaknya sepasang sahabat yang telah berpisah bertahun-tahun lamanya. Padahal tiga jam yang lalu mereka masih bersama-sama di sekolah.

"Astaga Grace, berhentilah berteriak!"  tegur Arabelle yang kebetulan melewati kamar putri semata wayangnya. 

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya kan, Aunty?" sindir Kimi. 

"Kau ini tidak ada sopan-sopannya pada orang tua." Arabelle menyentil hidung Kimi dengan gemas.

"Aunty? Tua? Aku bahkan tidak melihat kerutan sedikitpun di wajah Aunty." balas Kimi tak ingin kalah.  

Grace dan Kimi kompak tertawa saat melihat Arabelle yang menepuk jidatnya. Berbicara dengan Kimi memang membuat tekanan darahnya meninggi. 

"Sudah, cepatlah pergi!"

"Tidak perlu diusir kami pasti akan pergi Mom. Ayo Kim, jangan sampai kita terlambat."

"Jangan pulang terlalu larut!" teriak Arabelle saat putrinya menghilang dibalik pintu lift.

"Yes, Mom!" 

"Sudah kubilang kan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya." 

"Kau memang tidak pernah salah!" ucap Grace mengiyakan. 

Mereka berjalan menuju garasi melewati beberapa mobil yang berjejer, Grace memilih kendaraan kesayangannya mobil bertipe mini cooper berwarna pink.

"Gaunmu terlihat sederhana, padahal ini adalah acara yang penting, image mu dipertaruhkan disana."

"Kupikir dengan penampilan seperti ini, Jee akan menyukainya."

"Dia lagi, dia lagi."

"Dengar Girl, masih banyak laki-laki yang menyukaimu. Lalu kenapa kau masih menunggu si Jean yang tidak jelas itu?" 

"Karena hanya Jean yang mampu menggetarkan hatiku, jadi biarkan aku menjadi seorang gadis dengan kesabaran yang tiada batas." 

"Kau memang sudah tidak waras!" kesal Kimi tak habis pikir.

Malam ini Grace akan mendatangi pesta ulang tahun musuh bebuyutannya, siapa lagi kalau bukan Fellysha. Si gadis angkuh yang selalu berusaha untuk menyaingi Grace dalam segala hal.

Permusuhan antara Grace dan Felly selalu menjadi buah bibir. Bahkan seisi sekolah sudah memaklumi jika keduanya terlibat perkelahian. 

"Wah, Grace datang!" teman satu sekolah Grace begitu riuh saat melihat Grace turun dari mobilnya. 

"Aku kira dia tidak akan datang." 

"Grace bukan orang yang seperti itu." 

Satu persatu mulai berbisik dan menerka-nerka apa yang mungkin akan terjadi di pesta malam ini. 

Grace berjalan dengan begitu anggun, ratusan pasang mata kaum pemuda menatapnya dengan penuh kekaguman. Tapi lain dengan Jean yang justru terlihat tidak peduli, pemuda itu membuang mukanya saat tatapan Grace beradu dengannya.

Ingin sekali Grace berlari dan bergelayut manja pada Jean, tapi dia sangat-sangat tahu jika Jean tidak menyukai dia yang seperti itu. Jadi sebisa mungkin Grace akan menahannya. 

"Aku tahu kau ingin lari sekarang." bisik Kimi. 

"Diamlah, Mommy bilang aku harus tebar pesona dulu." 

"Tebar pesona apalagi, apa kau tidak lihat tatapan mereka? Bahkan banyak air liur yang menetes karenamu!"

"Tapi Jean belum."

"Sudah kubilang kan mata pemuda itu rabun atau mungkin dia memang tidak normal." 

"Huusshh, Jean tidak seperti itu. Jadi berhentilah mengata-ngatai calon kekasihku." 

"Lama-lama ku pukul kau, Grace!" Kimi benar-benar sudah hilang kesabaran.

Level kebucinan Grace memang sudah diatas rata-rata. Gadis itu menyukai Jean sejak dua tahun yang lalu, tepat saat mereka memasuki sekolah menengah.

Dan mungkin, kesalahan terbesar Jean adalah pernah berbaik hati pada Grace. Karena sejak saat itu Grace tidak pernah berhenti mengejarnya.

Chapter 2

"Tebar pesona apalagi, apa kau tidak lihat tatapan mereka? Bahkan banyak air liur yang menetes karenamu!"

"Tapi Jean belum."

"Sudah kubilang kan mata pemuda itu rabun atau mungkin dia memang tidak normal." 

"Huusshh, Jean tidak seperti itu. Jadi berhentilah mengata-ngatai calon kekasihku." 

"Lama-lama ku pukul kau, Grace!" Kimi benar-benar sudah hilang kesabaran.

Level kebucinan Grace memang sudah diatas rata-rata. Gadis itu menyukai Jean sejak dua tahun yang lalu, tepat saat mereka memasuki sekolah menengah.

Dan mungkin, kesalahan terbesar Jean adalah pernah berbaik hati pada Grace. Karena sejak saat itu Grace tidak pernah berhenti mengejarnya.

...---...

Flashback On

Padahal hanya kejadian kecil, saat itu Grace tidak sengaja menduduki kursi yang ternyata sudah ditumpahi minuman sampai membuat rok yang ia pakai kotor dan basah. Karena merasa lucu sekumpulan siswa baru yang lain mulai mentertawakannya. 

Grace merasa tidak terima, gadis itu marah dan berteriak membuat semua orang yang mentertawakannya seketika terdiam. Kecuali Jean yang merasa terganggu, pemuda itu berdiri dan menghampiri Grace.

"Pakai ini dan berhentilah berteriak!" ucapnya seraya memberikan selembar jaket miliknya untuk menutupi rok Grace. 

Seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan, Grace merasa tersentuh dengan perlakuan sederhana Jean. Pemuda yang cukup tampan dengan alis dan bulu mata yang tebal dan tatapan yang tajam.

Cinta monyet. Ah tidak-tidak, sepertinya ini adalah cinta pada pandangan pertama.

Grace menerima jaket itu dengan senang hati, "Terima kasih." 

Salah Grace ada disini, dia salah mengartikan perlakuan Jean. Dia pikir Jean peduli padanya padahal sebenarnya Jean terganggu olehnya.

Sejak hari itu, segala macam cara Grace lakukan untuk lebih dekat dengan Jean dari mulai membawakan sarapan, membawakan minuman saat Jean berolahraga, atau memberi perhatian-perhatian kecil lainnya. Tapi Jean selalu menolaknya. Meskipun begitu Grace tidak pernah gentar.

Bahkan demi cinta, Grace sampai rela mengalah dalam bidang prestasi.

Ya, Jean ini adalah satu satu siswa berprestasi. Setiap tahun peringkat satu selalu berada di tangannya, sementara peringkat keduanya adalah Grace. Bukan karena Jean lebih pintar, tapi karena Grace yang sengaja ingin berada di bawah Jean.

Grace memang bodoh dalam hal percintaan, tapi tidak dengan otaknya. Otak sang opa menurun dengan sempurna padanya. 

"Apa Jee marah karena jaket Jee belum Grace kembalikan?" tanya Grace jika Jean menolaknya.

"Aku tidak peduli." 

"Lalu kenapa Jee selalu marah-marah pada Grace? Ini sudah dua tahun loh, Jee."

"Itu karenamu yang selalu menggangguku!" 

"Grace cuma ngajak Jee ngobrol, kok." bujuknya lagi.

Namun hanya angin yang menjawab ucapan Grace. Karena ternyata Jean sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Grace tidak pernah merasa tersinggung bagaimanapun respon Jean padanya. Gadis itu memaklumi mungkin Jean masih malu-malu, pikirnya.

Flashback Off

"Hei, lihatlah siapa yang datang!" teriak Felly, si pemilik acara. 

Gadis itu bersedekap dada dan mengangkat dagu, menunjukan kearogannya pada sang musuh bebuyutan.

Grace menanggapinya dengan senyuman manis, demi menunjukan keanggunannya maka Grace akan berusaha  menahan kekesalannya, dia mendekat dan berbisik, "Sebenarnya apa yang ingin kau tunjukan?"

Felly tertawa kesenangan kemudian balas berbisik, "Lihat saja nanti!" gadis itu melenggang pergi diikuti oleh ketiga babunya. 

Rupa-rupanya Felly mendatangi Jean, keduanya terlihat berbicara dengan akrab yang mana membuat Grace merasa heran. Karena sebelumnya mereka tidak pernah terlihat dekat.

"Grace, kau baik-baik saja kan?"

"Ayo kita ambil makanan!"

"Marah makan, badmood makan untung tubuhmu tidak gemuk."

"Itu karena tidak ada turunan gemuk di keluargaku."

Acarapun dimulai, tetap tidak ada yang menarik dari pesta yang terasa membosankan ini. Grace bahkan terlihat tidak peduli disaat semua orang mengucap selamat kepada Felly. Dia dan Kimi hanya duduk menikmati makanan serta minuman yang tersaji. 

Meskipun bosan Grace tidak akan meninggalkan acaranya sebelum selesai, itu karena Felly yang menantangnya. 

Sampai MC menyebut nama Jean, disitulah perhatian Grace terpusat. Jean berjalan menuju panggung dengan sebuah gitar di tangannya. 

Pencahayaan tiba-tiba menggelap seiring dengan suara Jean yang mengalun indah, ternyata pemuda itu menyanyi. Lirik lagu romantis Jean bawakan untuk Felly yang hari ini berulang tahun.

"Apa-apaan ini!" marah Grace tidak terima. Gadis itu sampai memukul meja untuk meluapkan kemarahannya. 

"Tenang, Grace!" bujuk Kimi.

"Awas saja kau, Felly."

Grace ingin naik ke atas panggung dan menghentikan Jean menyanyi tapi Kimi langsung menahannya, "Jangan mempermalukan dirimu sendiri, Grace. Ayo kita pulang!" 

Chapter 3

Acarapun dimulai, tetap tidak ada yang menarik dari pesta yang terasa membosankan ini. Grace bahkan terlihat tidak peduli disaat semua orang mengucap selamat kepada Felly. Dia dan Kimi hanya duduk menikmati makanan serta minuman yang tersaji. 

Meskipun bosan Grace tidak akan meninggalkan acaranya sebelum selesai, itu karena Felly yang menantangnya. 

Sampai MC menyebut nama Jean, disitulah perhatian Grace terpusat. Jean berjalan menuju panggung dengan sebuah gitar di tangannya. 

Pencahayaan tiba-tiba menggelap seiring dengan suara Jean yang mengalun indah, ternyata pemuda itu menyanyi. Lirik lagu romantis Jean bawakan untuk Felly yang hari ini berulang tahun.

"Apa-apaan ini!" marah Grace tidak terima. Gadis itu sampai memukul meja untuk meluapkan kemarahannya. 

"Tenang, Grace!" bujuk Kimi.

"Awas saja kau, Felly!"

Grace ingin naik ke atas panggung dan menghentikan Jean menyanyi tapi Kimi langsung menahannya, "Jangan mempermalukan dirimu sendiri, Grace. Ayo kita pulang!" 

...---...

Semalaman Grace tidak bisa tidur, dia terus memikirkan ada hubungan apa sebenarnya antara Jean dan Felly karena selama ini keduanya tidak pernah terlihat dekat.

Berbagai pikiran buruk mulai bersarang di dalam otaknya. Selama ini Felly terlihat tidak peduli saat Grace secara terang-terangan menyukai Jean. Atau mungkin selama ini Felly dan Jean backstreet?

"Oh tidakkkk!!"

Keesokan harinya Grace melewatkan sarapannya karena ingin cepat sampai di sekolah.

"Ini masih pagi, Grace." rutuk Kimi yang baru saja dijemput oleh Grace. Rambutnya masih terlihat berantakan tapi Grace sudah menariknya masuk ke dalam mobil.

"Pelan-pelan, Grace. Aku sedang menyisir rambutku."

"Ck, kau ini banyak sekali protes."

Sesampainya di sekolah Grace langsung turun dari mobil dan meninggalkan Kimi yang masih berkutat dengan cermin. Grace tidak langsung masuk ke kelasnya, dia membelokan arahnya menuju ke kelas Jean untuk meminta penjelasan. Tapi ternyata pemuda itu belum datang. 

Grace putar balik, tapi betapa sialnya dia ketika berpapasan dengan si angkuh Felly. 

Felly tersenyum sinis, "Hey Grace, pergi kemana kau semalam?"

Grace tak menghiraukannya, gadis itu ingin melangkah tapi Felly langsung menahannya. 

"Tunggu dulu, sepertinya kau melewatkan satu momen."

Grace masih bergeming, dia enggan menjawab. 

"Bisa kau tebak momen apa itu?" 

Namun diluar dugaan dengan gerakan cepatnya Grace menarik rambut Felly tanpa ampun, "Perempuan si*alan, sejak kapan kau dekat dengan Jean hah?" 

"Lepaskan bodoh, kau melukaiku!" teriak Felly yang balik menggapai rambut panjang Grace. 

Sayangnya tidak semudah itu, karena Grace sudah bisa menepis serangan balasan dari Felly. Lagi dan lagi semua berkat ilmu bela diri dari Opa Arion kesayangannya.

"Kenapa kalian diam saja, cepat bantu aku!" perintah Felly pada ketiga babunya. 

"Maaf Fel, kami tidak berani. Itu urusan kalian berdua." cicit mereka yang sebenarnya takut pada Grace.

"Arrrgghhhh rambutku..." 

Sebelum dirinya lepas kendali, Grace melepaskan tarikannya dengan sangat kuat sampai membuat Felly tersungkur di lantai, "Aku selalu mengampunimu, tapi mulai sekarang tidak akan lagi!" ancamnya. 

Perkelahian mereka kembali menjadi buah bibir siswa lain, namun kali ini ada nama baru yang diperbincangkan diantara keduanya yaitu Jean. 

Grace berlari menuju halaman belaksng sekolah dan menaiki satu persatu anak tangga yang akan membawanya ke rooftop, dia benar-benar tidak peduli dengan suara bel masuk sekolah, Grace tetap tidak berhenti. 

Di atas sana Grace berteriak sekencang mungkin untuk meluapkan semua kekesalannya.

"Arrrggghhh dasar brengsek!"

Grace kembali ke kelas saat bel istirahat pertama berbunyi. Dia datang ke kelas dengan wajah yang masam. Kimi yang sedari tadi mencari keberadaan Grace langsung menghampirinya.

"Kemana saja kau? Dari tadi aku mencarimu. Ponselmu juga tidak aktif."

"Tidak penting." jawab Grace ketus.

"Kudengar kau berkelahi lagi dengan Felly."

"Diamlah, aku sedang malas bicara."

"Oh begitu, baru saja aku ingin memberitahumu sesuatu."

Grace mengendikan bahunya tidak peduli.

"Kata anak-anak tadi Jean mencarimu."

"Apa kau bilang?" teriak Grace tanpa sadar.

"Kau tuli ya?"

"Lalu ke mana Jee sekarang?"

"Kau bertanya padaku? Ya jelas aku tidak tahu."

"Isshh kau memang sahabat yang tidak berguna!" Grace berlari keluar untuk mencari pujaan hatinya yang katanya tadi sempat mencari-carinya.

"Sepertinya kau sudah mulai menyadari cintaku" gumam Grace dengan pedenya.

Tanpa memikirkan sesuatu yang buruk Grace langsung mencari Jean, dia bertanya ke beberapa siswa yang mungkin saja melihat pria itu dan ternyata Jean sedang berada di bangunan olahraga sekolah.

"Jee." panggil Grace dengan lembut.

Mendengar nama panggilannya disebut Jean pun menoleh, tatapannya lurus dan menusuk tajam, tapi Grace tidak merasakan itu dia merasa tatapan Jean itu menunjukkan rasa cinta terhadapnya.

Cinta itu buta kan?

Grace ingin mendekt tapi Jean langsung menariknya tanpa aba-aba.

Jean menyeret gadis itu ke halaman belakang. Grace yang ditarik dengan paksa justru merasa kegirangan, dia seperti melihat adegan film yang sering dilihatnya, sang pria menarik sang wanita lalu dicium di tempat yang sepi. Bahagianyaaa.

Dirasa tempatnya aman Jean langsung melepaskan Grace begitu saja. Membuat gadis itu mengerjap kebingungan.

"Jee." panggil Grace lagi.

"Berhentilah memanggilku seperti itu! Hanya orang-orang terdekatku yang berhak memanggilku dengan sebutan itu."

"Tapi Jee bukankah sekarang kita sudah dekat?" balas Grace konyol.

"Omong-omong ada apa kau mencariku Jee?"

"Pagi ini kau berkelahi dengan Felly di depan kelasku dan parahnya lagi kalian malah membawa-bahwa Namaku!"

"Itu karena aku tidak terima semalam kau bernyanyi di acara Felly. Kau tahu? Aku cemburu Jee." jelas Grace supaya Jean tidak salah paham.

"Cih, atas dasar apa kau cemburu padaku? Kau ini bukan siapa-siapa bagiku, kau hanya seorang pengganggu!" ucapnya menusuk.

Seharusnya Grace merasa sakit hati tapi justru Gadis itu malah tersenyum lucu.

"Jadi aku sudah berhasil mengganggu hatimu?"

Jean mengacak rambutnya frustasi, berbicara dengan Grace membuat dirinya semakin emosi.

"Dengarkan aku gadis gilaaa, aku tidak peduli kau ingin berkelahi dengan siapa dan atas alasan apa yang terpenting aku tidak ingin namaku terseret dalam masalah yang kau perbuat!" peringat Jean dengan tegas wajahnya terlihat memerah karena menahan marah.

"Tapi Jee aku.."

"Berhenti menggangguku, kau pikir aku suka melihatmu mengejar-ngejarku seperti ini? Yang ada aku semakin jijik. Di mataku kau tak lebih dari seorang gadis murahan!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!