NovelToon NovelToon

Tentang Kita

BAB 1

SMA Duta Bangsa

" Ayo Ar.. Udah siang nih.. Buruan " ucap Daniel teman satu kelas Arsya.

" Bentar.. Sabar dikit napa ? Belum kelar nih " balas Arsya.

" Yaelah masa sang juara bertahan, ngerjain soal gitu aja lamaaaaa " susul Daniel.

" Diem lo berisik !! " Arsya melempar pulpen ke arah Daniel.

Daniel hanya tertawa, Arsya sedang melaksanakan ujian susulan karena beberapa hari yang lalu ia sempat sakit saat ujian berlangsung, sehingga ia harus ikut susulan disaat ia sudah kembali bersekolah.

Tak tok tak tok

Suara sepatu high heels mulai mendekat ke arah Arsya.

" Arsya.. Sudah selesai ? " tanya Bu Dara.

" Sebentar Bu satu lagi, ini soalnya beranak semua " jawab Arsya.

Bu Dara hanya tersenyum kecil, lalu ia duduk tepat di bangku kosong di depan Arsya.

" Bu, perhatiin Arsya Bu, tadi dia mau nyontek lewat buku yang disimpan di kolong meja " ucap Daniel menggoda Arsya.

Arsya menoleh ke arah Daniel yang sedang tertawa menggodanya.

" Sialan ! " ucap Arsya hanya dengan menggerakkan bibirnya tanpa bersuara.

" Daniel diam, biarkan Arsya mengerjakan dulu soal ujiannya, kalau kamu hanya ingin menggoda, kamu tunggu diluar saja " ucap Bu Dara.

" Syukurin " ucap Arsya kepada Daniel.

" Arsya.. Kerjakan saya tunggu ! " ucap Bu Dara.

" Iya siap Bu " Arsya kembali dengan soal ujian dihadapannya.

Bu Dara dengan setia menunggu Arsya yang sedang ujian susulan, sedangkan Daniel ia menunggu di luar.

15 menit berlalu Arsya belum juga keluar dari kelas, Daniel sesekali melihat Arsya dari balik kaca jendela, Arsya terlihat fokus mengerjakan soal ujiannya.

" Gue duluan aja deh biar Arsya yang nyusul " batin Daniel.

Seperti biasa mereka sudah berjanji sepulang sekolah untuk kumpul di studio musik yang menjadi basecamp mereka. Mereka beranggotakan 5 orang, Daniel, Willy, Reggy, Boges dan Arsya sendiri.

Willy, Reggy dan Boges sudah duluan ke basecamp, rencana nya Daniel dan Arsya menyusul karena Daniel akan menunggu dulu Arsya ujian susulan.

Saat Daniel akan beranjak, disaat yang bersamaan Arsya keluar kelas.

" Mau kemana lo ? " tanya Arsya yang melihat Daniel meninggalkan kelas.

" Eh akhirnya lo kelar juga Ar " jawab Daniel.

" Mau ninggalin gue lo ? " tanya Arsya lagi.

" Lagian lo lama " jawab Daniel singkat.

" Ck.. Ya udah ayo " susul Arsya.

Mereka berjalan menuju parkiran motor, Arsya menaiki motornya begitupun Daniel. Saat Daniel akan menyalakan motornya tiba-tiba ponselnya berdering, ia mengambil ponsel lalu terlihat di layar ponsel Willy menghubungi nya.

" Willy Ar " ucap Daniel.

" Ya angkat, malah bengong " susul Arsya.

Willy : " Lo pada dimana sih ? "

Daniel : " Dijalan "

Willy : " Jalan mana ? "

Daniel : " Gatso "

Willy : " Buruan anak-anak udah nunggu "

Daniel : " Oke "

Klik telepon di tutup.

" Ayo Ar anak-anak udah pada nunggu " ucap Daniel.

" Ok "

Arsya menyalakan motornya, begitupun Daniel. Motor melaju meninggalkan halaman parkir sekolah Duta Bangsa.

Mereka mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata-rata, tiba-tiba saat menuju persimpangan dekat SMP Pelita, Arsya menyenggol seorang pelajar berbaju putih biru hingga terjatuh.

Bruukkkkk

" Aww... " jerit gadis kecil itu.

Ciitttttttt

Arsya langsung menghentikan motornya.

" Ya Tuhan aku nabrak orang " batin Arsya.

Ia langsung meminggirkan motor nya, ia turun dari motor menghampiri gadis itu.

" Kamu gak apa-apa ? " tanya Arsya.

" Kakiku sakit " jawab Gadis itu.

Arsya terlihat bingung, ia langsung memapah gadis itu ke atas trotoar, tidak terlalu banyak orang berlalu lalang karena memang jam pulang SMP sudah berlalu satu jam yang lalu.

" Kamu kalo nyebrang hati-hati jangan main nyelonong aja " ucap Arsya mencecar.

" Kakak yang bawa motor gak kira-kira harus liat disini zebra cross, tempat yang aman buat nyebrang, kenapa gak menurunkan kecepatan motor nya " ucap gadis itu balik mencecar Arsya, ia tahu Arsya sepertinya anak SMA terlihat dari seragam nya.

Arsya menghela nafas.

" Ya udah saya minta maaf, tapi bagaimana kaki kamu sudah bisa di gerakkan ? Kalo masih sakit atau lukanya serius saya bertanggungjawab membawa kamu ke puskesmas " ucap Arsya.

Mendengar kata puskesmas membuat gadis itu ngeri sendiri ia paling takut oleh Dokter entah mengapa ia tidak mau dibawa ke puskesmas apalagi ke rumah sakit.

" Nggak kok, udah gak sakit " ucap gadis itu.

" Beneran ? "

Gadis itu hanya mengangguk.

" Ya udah hati-hati pulang nya " ucap Arsya.

Ia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan gadis itu karena memang ia lihat tidak ada luka yang serius, namun ia tetap tidak enak ia kembali membalikkan badannya, menghampiri gadis itu.

" Berapa nomor ponselmu ? " tanya Arsya.

" Untuk apa ? " Gadis itu balik bertanya.

" Kalo ada apa-apa sama kaki kamu, kamu bisa hubungi aku, biar aku tenang bagaimana pun kamu tersenggol karena motorku " ucap Arsya.

" 0812 xxxx xxxx "

" Oke, makasih.. Oya namamu ? " tanya Arsya lagi.

" Nala "

" Oke Nala, kabari kalo kamu kenapa-kenapa ya, saya duluan " ucap Arsya berlalu meninggalkan Nala menaiki kembali motornya.

Dilain tempat Daniel yang bingung karena motor Arsya tidak ada di belakang nya. Ia meminggirkan motornya terlebih dahulu, melihat ke sekitar dimana motor Arsya berada.

Tidak lama dari kejauhan terlihat motor Arsya mendekatinya.

Arsya memberikan isyarat dengan menyalakan klakson beberapa kali, lalu motornya terus melaju tanpa berhenti dulu.

" Yah.. Kebiasaan.. Ditungguin malah ninggalin " gumam Daniel.

Ia pun kembali menyalakan motornya, untuk menyusul Arsya.

...****************...

Nala yang berusaha untuk bangun dari duduknya, ia berjalan tertatih, biasanya ia akan dijemput oleh Mama nya namun kali ini, Mama nya berpesan jika tidak bisa menjemput Nala sehingga ia diminta pulang bersama Nathan saudara kembarnya.

Nala dan Nathan adalah anak dari seorang perwira polisi dan Ibunya adalah seorang CEO salah satu perusahaan terbaik di kotanya.

Nathan sedang melaksanakan ekstrakurikuler di sekolahnya, sehingga Nala menunggu Nathan, tadi Nala berniat untuk membeli makanan di sebrang sekolahnya, namun kejadian naas yang tidak terduga ia tersenggol pemotor hingga jatuh.

Sambil tertatih ia berjalan untuk sampai gerbang sekolah, sesampainya di halaman sekolah ia duduk di kursi taman untuk menunggu saudara kembarnya selesai melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Ia duduk sambil menyelonjorkan kaki kiri nya, karena yang terasa sakit adalah kaki kirinya.

" Duh makin lama kok makin sakit kakinya, padahal tadi gak apa-apa " gumam Nala.

Ia mengurut-ngurut kakinya agar dirasa tidak terlalu sakit, namun malah semakin nyutnyutan yang dirasa.

Tidak lama Nathan datang, ia mencari saudara kembarnya, ternyata sedang duduk di kursi taman, Nathan lalu menghampiri Nala.

" Nal, ayo kita pulang " ucap Nathan.

" Ayo Kak " Nala pura-pura tidak terjadi apa-apa.

Tapi saat berjalan Nathan merasa heran dengan cara berjalan Nala, Nathan pun curiga.

" Kamu kenapa ? " tanya Nathan.

" Hmm gak apa-apa, tadi aku kekilir aja " ucap Nala berbohong, ia takut berkata jujur jika ia tersenggol motor hingga jatuh, karena ia pastikan Nathan akan marah dan melaporkan kejadian ini ke Papa nya.

" Kok bisa ? " tanya Nathan.

" Ya namanya musibah siapa yang tahu " jawab Nala.

" Ya udah tunggu disini aku hubungi dulu Mama " ucap Nathan.

Nathan menghubungi Mama nya untuk segera dijemput, Mama nya meminta supir untuk menjemput Nala dan Nathan di sekolah karena Mama nya masih rapat di perusahaan, Nala dan Nathan adalah anak dengan orang tua yang cukup berada, namun terkadang mereka lebih memilih pulang naik angkot jika memang orangtuanya sedang sibuk bekerja.

🌻🌻🌻

BAB 2

Basecamp Studio Musik

[ terdengar suara musik yang tidak jelas kemana alurnya ]

" Stop .. Stop.. " ucap Willy.

Mereka menghentikan alunan alat musiknya.

" Ar.. Lo kenapa sih ? Udah hampir 623 kali latihan tapi gak bener-bener lo ngelamunin apa sih ? " ucap Willy sedikit kesal.

" Iya kenapa Lo Ar, kok gak kaya biasanya " ucap Boges.

" Diputusin sama Kirana lo ? " tanya Willy lagi.

Arsya hanya terdiam, sebenernya ia sedang memikirkan Nala, bagaimana pun ia sudah membuat Nala jatuh, ia khawatir jika terjadi apa-apa pada Nala, bagaimana jika ia melapor ke orangtuanya, ia khawatir dianggap orang yang tidak bertanggungjawab, ia pun nanti bisa habis oleh Papa nya jika tahu kejadian ini.

" Istirahat dulu deh " Arsya berjalan menuju sofa dihadapan nya lalu duduk mengambil air mineral yang sudah tersedia.

Willy, Daniel, Boges dan Reggy hanya bengong menatap Arsya.

" Kenapa sih Arsya ? " tanya Reggy.

" Tau " ucap Willy.

" Gagal total kalo kaya gini, udah bayar mahal-mahal buat rekaman, ckkk.. Gimana sih ? " Willy kembali ngoceh.

Karena memang rencana mereka, akan merekam band mereka untuk di kirimkan ke salah studio musik yang sedang mengadakan event perlombaan band-band antar pelajar, namun latihan mereka selalu gagal karena Arsya tidak fokus saat bermain, ia di posisi drummer yang cukup penting juga dalam sebuah grup musik.

Tidak ada yang tahu kejadian Arsya yang menyenggol anak SMP tadi, Arsya pun tidak bercerita kepada teman-teman nya.

" Gue cabut duluan ya " ucap Arsya.

" Loh.. Jangan dulu dong, belum satu lagu Ar " ucap Daniel.

" Mood gue lagi gak bagus, sorry semua " ucap Arsya meninggalkan keempat temannya.

" Ar.. Ar.. Kok lo gitu, belum kelar Ar.. " Daniel mencoba mengejar Arsya namun tidak ia gubris.

Arsya menaiki motornya, meninggalkan Daniel yang terus mengejarnya.

" Ck... Si Arsya kenapa sih ? Aneh " Gumam Daniel.

Daniel kembali ke studio, disana ketiga temannya masih bingung dengan sikap Arsya.

" Gak biasa-biasa nya Arsya kaya gitu, lo tau gak dia kenapa ? " tanya Reggy ke Daniel.

Daniel hanya menggelengkan kepalanya.

" Jangan-jangan nilai susulannya jelek " ucap Boges.

" Bisa jadi "

" Tapi gak mungkin, dia kan juara berturut-turut " ucap Daniel.

" Kali aja " susul Boges.

" Udah udah.. Kacau kacau.. Balik aja semua.. Gagal total " ucap Willy.

" Yah.. Yaudah "

Akhirnya mereka pun bubar dari studio musik, masih ada waktu beberapa hari lagi, semoga saja mood Arsya kembali baik besok hari.

...****************...

Kediaman Mahardika Bimantara

" Sayang kamu kok bisa ke kilir gini, hati-hati makanya " ucap Neta ibu dari Nathan dan Nala sambil mengompres kaki Nala yang terlihat menjadi bengkak dan memar.

Nala hanya diam sambil meringis.

" Nathan, kamu harus nya melindungi adikmu " ucap Dika ayah dari Nathan dan Nala.

" Tadi Nathan sedang ekskul Pah, jadi kejadian Nala terkilir Nathan kurang tau " ucap Nathan.

" Hmm.. " Papa hanya mengangguk.

" Gimana Nal, masih sakit ? " ucap Papa kepada Nala.

Nala hanya mengangguk.

" Mah kalau seandainya masih bengkak, bawa saja ke rumah sakit " susul Papa menggoda anak gadisnya.

" Apa ? Rumah sakit ? Gak mau Pah, Mah gak mau aku ke rumah sakit " ucap Nala merengek seperti anak kecil.

" Iya nggak, semoga dengan di kompres udah gak sakit lagi ya, jangan denger Papa kamu kan emang suka bercanda " ucap Mama Neta.

Nala di kompres lalu diberikan obat anti nyeri oleh Mama Neta, Nala memang sedikit manja karena semenjak kecil ia selalu dimanjakan oleh kedua orangtuanya dan juga opa oma nya, beda dengan Nathan karena ia anak laki-laki kedua orangtuanya mendidik Nathan agar menjadi laki-laki yang tangguh, bertanggung jawab serta siap dalam menghadapi situasi apapun.

Dalam hati Nala ingin sekali mengatakan jika sebenarnya ia tersenggol oleh motor hingga terjatuh dan kaki nya menjadi bengkak, namun ia kembali mengurungkan niatnya, ia khawatir Papa nya akan marah, karena pertama ia tidak jujur dan kedua Papa nya akan menganggap si pemotor tidak bertanggungjawab.

" Apa aku hubungi kakak yang tadi ya, dia kan tadi bilang kalo ada apa-apa aku suruh hubungi dia, tapi... Gak usah deh " batin Nala.

Lamunan Nala di buyarkan oleh ajakan Mama Neta untuk makan malam.

" Nala.. Sayang.. Makan dulu yuk, kalo kamu belum kuat jalan makan disini aja ya, nanti Mama bawain " ucap Mama Neta.

" Iya Ma.. Makasih.. "

Akhirnya seluruh anggota keluarga makan di ruang keluarga, menemani Nala yang kakinya bengkak tidak bisa berjalan.

Mbok Sum yang bekerja di rumah keluarga Nala melihat kaki anak majikannya yang bengkak menjadi iba.

" Mbak Neta, gimana kalau Mbok bikinkan tumbukan beras kencur ya, itu khasiat nya bagus untuk mengurangi memar dan bengkak " ucap Mbok Sum.

" Oh ya Mbok boleh, bikinkan aja ya " ucap Mama Neta.

" Baik, sebentar ya Mbok bikinkan, Non Nala tunggu sebentar ya " balas Mbok Sum.

Nala hanya mengangguk.

Tidak lama Mbok Sum sudah datang dengan tumbukan beras putih dan kencur.

" Ini Non " ucap Mbok Sum

" Oh sini Mbok, simpan saja di meja nanti sesudah makan biar saya yang pakaian kan ke Nala " ucap Mama Neta.

" Baik, Mbak Neta, permisi "

Mereka menyelesaikan makan malam nya, setelah selesai Nathan membawa semua piring bekas makan adik dan kedua orangtuanya untuk disimpan di dapur, biasanya ini adalah tugas Nala, namun karena Nala kaki nya sedang sakit, sehingga tugas Nala diambil alih oleh Nathan.

" Sini sayang kakinya " ucap Mama Neta kepada Nala.

" Ma.. Sakit gak ? " tanya Nala.

" Nggak sayang, malah jadi adem dingin " jawab Neta.

" Ma.. Pelan-pelan " ucap Nala.

" Iya.. "

" Duh Nala manja nya gak habis-habis " ucap Nathan.

" Nathan.. Gak boleh begitu sama adik kamu " susul Papa Dika.

" Emang iya kan " Nathan tidak mau kalah.

" Sudah, kamu masuk kamar, sebentar lagi waktu isya, kamu shalat, setelah itu belajar " ucap Papa Dika.

" Iya Pa " balas Nathan.

Nathan berlalu meninggalkan Nala dan kedua orangtuanya, ia melihat Nala sekilas lalu Nala menjulurkan lidahnya sedikit.

" Ih adik manja " Nathan berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Dika hanya tersenyum menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak kembarnya.

" Tuh udah, enakan gak sekarang ? " tanya Mama Neta.

" Enakan Ma, jadi dingin ya.. " jawab Nala.

" Syurlah, kamu istirahat ya sekarang, kalo seandainya besok belum bisa jalan dengan baik, kamu ijin dulu aja gak usah sekolah .. ya.. " ucap Mama Neta.

" Iya Ma.. "

Nala diantarkan oleh Mama nya menuju kamar karena ia belum bisa berjalan dengan benar, ia dibaringkan di kasurnya. Setelah mamanya keluar kamar, Nala kembali mengambil ponselnya yang ia simpan di atas nakas.

Ia melihat ada satu pesan masuk. Ia langsung membukanya.

Hai.. Malam.. Gimana keadaan kaki kamu ? - Arsya

" Oh kakak yang tadi namanya Arsya " batin Nala menjadi senyum-senyum sendiri.

🌻🌻🌻

BAB 3

Tepat pukul 6 sore Arsya baru sampai rumahnya, terdengar adzan magrib sudah berkumandang dari mesjid dekat komplek perumahan Arsya.

Setelah menyimpan motornya di garasi Arsya lalu masuk melalui pintu samping rumahnya, terlihat mobil Papa nya sudah ada pertanda Papa Arsya sudah pulang dari perusahaan.

Ceklek

Pintu rumah terbuka.

" Assalamu'alaikum " ucap Arsya.

" Wa'alaikumusalam " balas Mama Arsya yang bernama Nika.

" Baru pulang Kak ? Sore sekali " tanya Mama.

" Iya Ma " Arsya menyalami Mama nya.

" Bersih-bersih dulu ya, shalat magrib, nanti Mama dan Papa tunggu buat makan malam " ucap Mama Nika.

" Iya Ma " Arsya berjalan baru saja ia akan menaiki anak tangga, terdengar suara bariton dari belakang tubuhnya.

" Dari mana saja kamu ? " tanya Papa Arsya yang bernama Aksa.

" Eh Pah, euu itu Pah tadi Arsya .. Euh... " ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Pasti main band " ucap Papa Arsya.

Arsya hanya terdiam.

" Kak, satu tahun lagi kamu akan lulus SMA, Papa sudah mempersiapkan kamu untuk kuliah ke luar negeri, tolong kamu juga mempersiapkan itu semua Kak, jangan hanya band band yang kamu urus, masa depan kamu harus kamu pikirkan, Sandyakala Corp menanti kamu, perusahaan kedepannya akan membutuhkan kamu sebagai penerus Papa ! " ucap Papa Arsya.

Mama Neta yang sedang berada di dapur, menghampiri anak dan suaminya.

" Ada apa Pah ? " tanya Mama Arsya.

" Ini anakmu, selalu band yang ia urus " jawab Papa Arsya.

" Pah.. Kak Arsya juga kan mungkin butuh hiburan, gak apa-apa kan kalo sekali-kali, selama ini Kak Arsya sudah membuktikan kan kalo ternyata Kakak juga bertanggung jawab atas sekolahnya nilai-nilai dia juga bagus kan, malahan Kakak selalu menjadi juara " ucap Mama Arsya membela anak laki-lakinya.

" Ini.. Yang seperti ini, Mama selalu saja membela, Papa bukan tidak boleh, tapi harus tahu waktu, pulang sekolah sampai petang, sekolah mana yang pulang sampai magrib seperti ini " susul Papa Arsya.

" Pah.. Nanti dilanjut ngobrol nya, udah ya.. "

" Kak kamu bersih-bersih dulu terus shalat ya " ucap Mama Arsya.

" Iya Ma.. " Arsya berlalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Saat Arsya akan masuk kedalam kamar nya, tiba-tiba ia di kagetkan oleh Arsyi adiknya.

" Hayo.. Kakak baru pulang, diomelin lagi sama Papa ya Kak ? " ucap Arsyi.

" Hmm.. " Arsya masuk kedalam kamar disusul oleh Arsyi.

" Ngapain lo ngikutin gue " ucap Arsya.

" Widih.. Galak amat.. Santai bro santai.. " balas Arsyi.

Arsya dan Arsyi memang beda sekolah, entah mengapa Arsyi tidak ingin satu sekolah dengan kakak nya, Arsyi baru duduk di kelas 1 SMA sedangkan Arsya di kelas 3 SMA.

" Sana keluar, gue mau mandi ! "

" Ya udah mandi aja Kak, gue juga gak bakal ikut " ucap Arsyi terus saja menggoda kakak ny.

Arsya tidak memperdulikan adiknya ia langsung mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mandi.

Tiba-tiba pintu kamar Arsya diketuk, Arsyi yang sedang berada di kamar Arsya membuka pintunya.

" Loh kamu kok di kamar Kakak ? " tanya Mama Nika.

" Hehe iya Ma.. Kak Arsya di omelin Papa lagi ya Ma "

" Sutt udah, mana kakakmu ? " tanya Mama Nika lagi.

" Lagi mandi Ma.. " jawab Arsya.

" Ya udah kalo udah selesai Mama sama Papa tunggu di bawah ya, kita makan kamu juga ya " ucap Mama.

" Siap.. Ibu Negara " balas Arsyi.

Arsya kembali masuk ke kamar kakaknya, duduk di sofa sambil memainkan gitar kesayangan kakaknya, Arsya memang sangat hobi bermusik, memang awalnya ia di fasilitasi oleh Papanya, namun semakin hari hobi Arsya tidak dapat dibendung hampir setiap pulang sekolah ia ke studio musik, hingga pulang ke rumah sudah petang, itu yang membuat Papa nya menjadi marah.

" Jangan pegang gitar gue " ucap Arsya yang sudah keluar dari kamar mandi.

" Pelit amat sih Kak.. " balas Arsyi.

" Sana keluar, gue mau solat dulu "

" Oke Kak, oke.. Udah solat di tunggu Mama sama Papa buat makan " Arsyi berlalu meninggalkan kamar Arsya.

" Ya .. " balas Arsya singkat.

Arsyi lebih dulu menuju ruang makan disana Mama dan Papa nya sudah menunggu.

" Mana Kakak mu ? " Tanya Papa.

" Masih dikamar Pah " jawab Arsyi.

Tidak lama Arsya datang menghampiri kedua orangtua dan adiknya yang sudah menunggu.

Pikiran ia masih tidak karuan, ia masih teringat kejadian di depan sekolah menengah pertama tadi, ia khawatir jika gadis tadi ada luka dalam yang ia tidak tahu, betapa berdosa nya dia jika ia tidak membawanya ke rumah sakit.

Sebelum keluar kamar Arsya menyempatkan untuk mengirim pesan ke nomor gadis itu, semoga kabar baik yang ia dapatkan.

" Ayo makan Kak " ucap Mama Nika.

" Iya Ma " Arsya duduk disamping adiknya disebelah Papanya.

" Kak, Papa minta maaf ya, bukan tidak boleh kamu bermain band, seneng sama hobi kamu, silakan bahkan Papa juga memfasilitasi kamu untuk itu, hanya saja tolong beri waktu, kalau satu minggu sekali, satu bulan sekali tidak masalah, jangan tiap hari seperti ini " ucap Papa.

" Iya Pa, Arsya mengerti, maafkan Arsya juga Pa " balas Arsya.

" Nah gitu dong.. kalo gitu mari kita makan " susul Arsyi yang sudah mengambil nasi.

" Arsyi.. " ucap Mama Nika tersenyum dengan tingkah anak keduanya.

Mereka makan malam bersama, suasana kembali hangat, Arsya pun menyadari sikap Papa nya demikian itu demi masa depan dirinya juga.

🌻🌻🌻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!