NovelToon NovelToon

Badboy Love Story

Lamaran yang gagal

"Pa, laki laki yang akan berkunjung itu sudah lama sekolah di Amerika, apa tidak sebaiknya kalau kita memesan saja makanan yang akan kita suguhkan untuk keluarganya?" saut Ibu dari Vero.

"Tidak usah, sajikan saja makanan khas negara kita agar dia tahu tradisi dan adat keluarga kita! Kamu hanya boleh memesan makanan dari luar kalau aku sudah mati!" saut ayah dari Vero.

Veronica yang hanya diam saja mendengar perdebatan antara ayah dan ibunya, dia sudah rela untuk dijodohkan dengan laki laki manapun karena memang dia masih belum menemukan laki laki yang cocok dengannya.

Veronica Farraqueena, gadis lugu dan cupu yang selalu mengepang rambut panjangnya kebelakang, memakai kacamata karena matanya yang minus 2, dia termasuk seorang yang kutu buku. Dia memiliki seorang adik perempuan bernama Cecilia, Sesil sudah menjalin hubungan bersama kekasihnya selama 2 tahun, dan mereka sudah ingin sekali menikah, akan tetapi karena adat dari keluarga yang tidak boleh melangkahi seorang kakak maka Sesil pun menuntut kepada kakaknya itu untuk segera menikah dalam waktu dekat ini. Karena Vero sangat menyayangi adik nya yang hanya satu itu, Vero pun akan melakukan hal apapun untuk adiknya itu, termasuk dijodohkan oleh orang tuanya.

"Ya Hallo." sapa ayah Vero menjawab ponselnya yang berdering.

Lalu ayahnya Vero yang bernama Albert itu berbicara di telepon dengan raut wajah yang kecewa dan lusuh.

"Ada apa pa? Tanya ibu Silvi, ibu dari Vero dan Sesil.

"Kunjungan mereka dibatalkan!" saut Pak Albert.

Dengan raut sedih dan heran Bu Silvi bertanya, "kenapa?"

"Ya karena mereka mempunyai 10 kandidat untuk dijodohkan dengan putrinya, dan mereka memilih wanita lain untuk mereka jodohkan dengan anaknya!" saut Pak Albert.

Di kamar Vero yang sedang berdandan pun menjadi sangat kecewa mendengar ayah dan ibu mereka yang sedang berbicara.

Termasuk Sesil, dia sangat kecewa karena kakaknya gagal dilamar yang artinya dia akan menunda lagi pernikahannya dengan kekasihnya, Deryl.

"Bu, kenapa harus gagal lagi kunjungannya?" tanya Sesil pada ibunya.

"Ibu tidak tahu nak, mungkin pria itu memang belum tepat untuk kakakmu ini!"

"Tapi bu kalau kakak belum menikah bagaiman aku bisa menikah dengan Deryl?" Sesil merajuk pada ibunya.

"Ya kamu sabar sayang! Kamu jelaskan pada Deryl kalau kalian akan menikah setelah kakamu menikah!" saut Ibu menenangkan.

"Ini semua gara gara kakak yang terlalu kolot! Apa kakak tidak bisa mencari laki laki agar segera menikah!" bentak Sesil pada kakaknya.

"Sesil!" Vero hanya menarik nafas dalam.

"MAKANYA UBAH PENAMPILAN KAKAK YANG KOLOT DAN CUPU INI AGAR BISA MENGGAED PRIA YANG MAPAN DAN TAMPAN UNTUK SEGERA MENIKAH!!!" Bentak Sesil kemudian.

Vero hanya terdiam, tak terasa air matanya mengalir mendengar adik yang dia sayangi berkata sedemikian menyakitkan.

Begitu menyakitkan, aku tidak meminta semua ini, aku juga tidak ingin menjadi wanita yang sampai detik ini belum mempunyai pasangan, tapi apalah dayaku, Tuhan belum kasi aku pasangan yang tepat untuk hidupku. Aku pasti berjuang untuk keinginnanmu Sesil! Aku harus kuat, semangat!! Bathin Vero menyemangati dirinya.

Vero kemudian menggati bajunya dengan baju kantornya, dia adalah seorang reseptionis di toko buku ternama di kotanya.

"Pa,kamu mau kemana?" saur ibu nya Vero.

"Ke kantor, tidak ada alasan untuk mengambil cuti hari ini!" saut ayah Vero ketus.

Ibunya hanya terdiam, dia sangat sedih dengan keadaan anak perempuan yang paling besarnya, bukan hanya satu kali ini saja kunjungan calon suami Vero dibatalkan, tapi ibunya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak anak nya.

*

Dilantai bawah Felix mendengar kebisingan dari tetangganya itu ketika dia sedang memberi makan kucing peliharaan tetangganya. Mereka memang tinggal di apartemen sederhana yang sama, atau lebih tepatnya rumah susun.

"Good morning honey..!!" sapa Olivia dari dalam rumahnya.

"Morning babe!" jawab Felix kemudian dia masuk kembali ke rumahnya itu dan kemudian mereka melakukan aktifitas layaknya suami isteri pada pagi hari itu.

Felix laki laki yang dipenuhi tatto di kedua lenganya dan mempunyai badan yang sixpeck karena sering berolahraga di dalam kamarnya dia memang seorang narapidana dengan kasus pembunuhan, dan baru tinggal disitu selama beberapa hari.

Kekasih Felix yang akan pulang pagi itu, malah dia mencium felix tanpa ampun di depan lift yang akan dinaikinya, otomatis lift itu menjadi terhenti karena dia sambil menekan tombol buka pintunya.

"Ya ampun apa apaan ini! Benar benar kalian tidak tahu malu, sepagi ini berbuat tak senonoh di lingkungan ini!" bentak Ayah nya Vero kepada Felix yang sedang bermesraan.

Ketika itu Vero hendak melanjutkan ke kantornya, dan ayahnya juga bekerja sebagai guru tidak jadi mengambil cuti karena lamaran yang akan digelar hari ini ternyata batal, dan mereka memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya masing masing.

Mereka berjalan melewati tangga karena lift yang akan mereka naiki biasanya sangat lama sekali naiknya, jadi mereka memutuskan untuk berjalan menuruni tangga.

Tanpa diduga mereka berdua melihat Felix yang sedang bermesraan di depan lift itu, Felix dan kekasihnya menghiraukan saja apa yang ayah nya Vero katakan, tapi seketika Felix memperhatikan Vero yang waktu itu berjalan dihandapannya.

Ayah Felix kebetulan bertemu dengan ketua dusun setempat lalu melatangkan protesnya.

"Pak, saya tidak mengerti kenapa seorang pria berandalan bisa tinggal di rusun ini?" protes ayah Vero.

"Siapa maksud bapak?" tanya Pak kepala dusun heran.

"Dia yang tinggal dirusun nomer.55! Entahlah sepertinya dia baru tinggal di kamar itu!" sautnya.

"Oh, dia itu Felix pa!" saut salah satu warga yang bersamanya.

"Oh, maksud Bapak Felix?" saut Pak kepala dusun itu.

"Iya, kenapa di baji**n seperti dia bisa tinggal disini, sedangkan barusan saja saya lihat dia sedang bermesraan bersama seorang gadis di depan kamarnya?" protes Ayah Vero.

"Iya karena pemilik rusun nya Ibu Lili yang membawa dia untuk tinggal disini, karena dia adalah salah satu anak dari rekannya." saut pak kepala dusun.

"Anda sebagai kepala dusun seharusnya bisa dong menempatkan siapa saja yang boleh dan tidak untuk tinggal dikota kita ini!" saut Ayah Vero.

"Tapi tidak bisa seperti itu pa!.karena dia sendiri membayar sewa kamar sama seperti yang lainnya, yang bisa menentukan itu adalah orang yang punya rusunnya.!"

"Lalu apa tugas kepala dusun ditempat ini? apa hanya berlalu lalang seperti ini saja?" protesnya.

Lalu ayah Vero dengan kesal meninggalkan mereka yang sedang mengobrol sebelumnya, dan dengan segera memanggil taxi yang berada disekitaran rusun mereka.

"Apa salah saya?" tanya Pak kepala dusun yang heran karena ayah Vero yang tiba tiba memakinya.

Bersambung...

Terjebak di lift

Vero sudah tiba di tempat kerjanya, seperti biasa dia duduk di tempat reseptionis, kebanyakan menerima telepon dari para customernya, dan mencatatat setiap buku yang hendak dipinjam atau buku yang sudah selesai dibaca dan dikembalikan lagi oleh peminjamnya.

Sudah 2 tahun ini Vero bekerja sebagai reseptionis di sebuah gedung yang tinggi, Vivi bekerja di bagian perpustakaannya, dia bertugas mencatat setiap buku yang dipinjam masyarakat di kota nya. Di gedung itu juga masih ada kantor percetakan buku, dan juga toko buku terbesar didalamnya.

"Veronica Faraqqueena!" panggil salah pria yang bekerja sebagai manager di toko buku itu.

"Ha..hai.." saut Vero sambil terbata bata menjawab sapaan darinya.

Manager itu bernama Alex Rivaldo, sudah satu tahun ini Vero sangat mengaguminya, dia mulai jatuh cinta denganya, Alex itu tampan, berwibawa, dan pastinya dia mapan, juga dia mempunyai gelar sarjana.

Hati Vero berdebar tak karuan, jantungnya berdegup kencang, dan badannya juga berkeringat dingin ketika dia mendengar Alex menyapanya, dia merasa gugup dan menjawab sapaannya dengan terbata bata.

"Vero apa bisa membantuku?" tanya Alex kemudian.

"I..iya..kenapa Pak A..alex ..?" jawab Vivi yang terkesima melihat alex mendongkang ke meja Vero dan wajah mereka menjadi lebih dekat.

"Nanti siang saat jam makan siang ada acara perayaan musim panas di lantai atas, ini adalah acara dari isteri bos kita, acara amal untuk anak anak yatim, apa kamu bisa memakai kostum beruang untuk menghibur dan menari disana? Karena orang yang aku suruh tidak bisa hadir." ucap Alex.

Vero yang sebenarnya ingin menolaknya tiba tiba Alex memegang tangannya, dengan matanya yang sayu dan berharap besar padanya membuat hati Vero bergetar.

"Jika kamu bisa melakukannya, itu berarti kamu melakukan satu kebaikan untuku." ucap Alex.

"Baiklah, nanti aku kesana." saut Vero.

Alex pun tersenyum ramah, dan dia kemudian mengelus lembut rambut Vero, kemudian mengucapkan terimakasih dan berlalu dari tempat Vero berada.

Vero yang sangat terkesan dengan sentuhan Alex pun dia menjadi ke GeEran dengan sikap Alex terhadapnya, dan rela melakukan apa saja asal dia bisa dekat dengan laki laki yang semua karyawan membicarakannya karena ketampanan dan karisma nya.

Selepas makan siang Vero pun melakukan apa yang Alex minta kepadanya, dia meminta izin kepada patner kerjanya siang itu untuk mengerjakan permintaan managernya.

"Kamu tidak apa apa kan memakai kostum ini?" tanya Alex padanya.

"Iya , tidak apa." Vero tersipu.

"Baiklah, ini kostumnya!" Alex menyerahkan konstum Tedy bear nya.

Vero pun mengambilnya dan langsung melangkahkan kaki nya ke dalam toilet untuk memakai kostum boneka nya.

Riuh anak anak bertepuk tangan saat Vero yang berkostum Tedy bear itu berjalan di hadapan mereka. Vero pun melaksanakan tugasnya dengan baik, dia melambaikan tangannya dengan gerakan high five ke anak anak panti yang sedang menikmati makan siangnya.

Dia menari dan bersenang senang dengan anak anak yatim yang ada disana. Vero merasa senang karena dia bisa membuat anak anak itu tersenyum ceria.

"Eh ternyata si cengeng bisa juga ya menjadi kuat seperti beruang!" ucap Rika, tiga orang rekan kerja Vero menghampiri Vero yang sedang berkostum badut itu.

"Iya, mungkin karena sentuhan yang Alex berikan padanya, atau hanya pegangan tangan?" ucap wanita yang lain, Silva.

"Apa yang sudah Alex janjikan kepadamu Vero?" tanya Rika kemudian.

"Mungkin dia sudah mendapatkan ciuman dari Alex makanya dia rela memakai kostum beruang ini!" ledek Nona, satu dari rekannya.

"Kasihan, karena surat ucapan Velentine itu tidak sampai pada Alex dia rela melakukan hal apapun untuknya!" saut Rika menatapnya sinis.

Dan mereka semua menertawakan Vero yang berkostum boneka itu.

Pernah suatu ketika Vero menulis kata kata indah, pada saat hari Valentine yang ditujukan kepada Alex.

...Happy that's my heart...

...And thankfull too...

...Even't imagine my life without you...

...And all the way you lift me up...

...Everyday, I'm more in love...

...With everything you are...

...You're allways in my heart...

...Veronica Faraqueena....

Begitu isi kartu ucapan yang hendak Veri berikan pada Alex, tapi sebelum jatuh ke tangan Alex kartu ucapan itu segera diambil oleh Rika, yang menemukannya di meja Vero dan akhirnya semua teman teman nya kala itu menertawakan ledekan yang Rika buat terhadapnya.

Vero yang malu hanya bisa menangis tersedu didepan teman temannya, makanya dia dijuluki "si cengeng" oleh rekan rekan kerja nya.

Vero tidak tahan mendengar ledekan rekan kerjanya, sampai dia berlari meninggalkan acara dengan tangisan, walaupun saat itu dia masih memakai kostum beruangnya.

Dia menekan lift menuju ke lantai bawah, lantai dimana perpustakaan yang dia tuju.

Dia melepaskan kepala kostumnya didalam lift, dia mengusap air mata yang mulai membanjiri pipinya, beberapa detik kemudian ada seseorang yang menekan lift nya, Veri kembali memakai lagi kepala beruangnya.

Dia mengenali pria yang masuk ke dalam lift itu adalah tetangganya, Felix dan dia membawa kertas untuk menuju ke perpustakaan.

Brugghh..

Tiba tiba lift berguncang, dan terhenti, seketika Vero panik,dan pria didepannya itu terus menekan nekan tombol lift, akan tetapi lift masih juga belum bisa jalan.

Beberapa menit berlalu lift masih belum jalan, susana di dalamnya menjadi panas, karena tidak ada udara di dalamnya.

Felix membuka baju atasnya, terlihat badannya yang sixpack, dan juga dipenuhi tatto di kedua lengannya, menambah kesan macho dan juga terlihat lebih tampan.

"Hei kenapa kamu tidak membuka kepala beruangmu?" tanya Felix.

Vero menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Hah, terserah!" timpanya.

Karena beberapa menit lift masih belum jalan, Felix memutuskan untuk membuka celana panjangnya, dia membuka resleting dan kancing celananya.

"Stop!"

Vero membuka kepala beruangnya.

"Tolong jangan teruskan untuk membuka celanamu!" teriaknya.

"Ah, siall...." Feliz berbalik ke dinding lift.

"Sory, sory, aku kira kamu laki laki!" sautnya. seraya menutup kembali kancing resleting celananya.

Mereka kembali terdiam, Vero semakin risau dan dia mulai kepanasan sekali dengan kostum beruangnya.

Felix memperhatikannya, "Kenapa tidak kamu buka saja kostum eskimo itu?" ucapnya.

Vero tidak menjawabnya, dia berusaha melepaskan resleting kostumnya yang berada di belakang, dia sudah menjangkaunya tapi tetap tidak bisa, dia sudah putus asa, lalu dia membanting lift itu karena kesal.

Felix yang memperhatikannya mencoba mendekat, dan memegang kedua lengan Vero dari belakang.

Vero tersentak kaget.

"Sory, boleh aku bantu?" tanya nya.

Vero mengangguk tanda setuju.

Lalu Felix mencoba untuk membuka resleting kostum itu, dia sudah berusaha tapi resletingnya ternyata macet.

"Bisa lebih cepat? Aku sudah tidak tahan dengan panasnya kostum ini!" ucap Vero.

Felix lalu mencoba sekuat tenaga akhirnya kostumnya bisa terbuka, tapi malah membuka sedikit bagian baju Vero, yang terlihat bagian pundaknya.

Bersamaan dengan itu lift pun akhirnya mulai terbuka, karena merasa sangat malu dengan terbuka bajunya kemudian Vero langsung berlari keluar dari lift itu, dan meninggalkan kepala beruangnya di lift tadi.

Bersambung..

Wanita beruang

Wanita beruang itu, kenapa sepertinya ada sesuatu dihatiku yang bergetar saat melihatnya. gumam Felix.

Felix melihat kepala beruang yang dipakai oleh Vero tadi, kemudian dia berusaha mengejar Vero, tapi Vero menghilang begitu saja, lalu dia berinisiatif untuk bertanya kepada salah satu karyawan yang ada disana.

"Permisi mba, apa mba tahu wanita yang memakai kostum beruang tadi berlari ke arah mana?" tanya Felix.

"Oh dia berlari ke tangga sana, mungkin ke perpustakaan." sautnya.

Felix pun kemudian mencarinya di semua lorong diantara buku buku yang ada diperpustakaan itu.

"Akhirnya aku menemukanmu!" ucap Felix yang membuat Vero tersentak kaget.

"Ini kepala eskimo mu!" timpanya.

Vero tidak menjawab dengan kata kata karena dia masih merasa malu dengan bajunya yang sedikit terbuka di depan Felix tadi.Dia hanya mengambil kepala beruangnya itu dan kemudian berlalu pergi dari hadapan Felix.

"Tunggu, maafkan kejadian yang tadi di lift!" ucap Felix yang membuat Vero menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Felix.

Felix pun melangkah berjalan kehadapan Vero.

"Apa kamu bisa merekomendasikan buku yang cocok untuk pria yang baru saja keluar dari penjara selama 8 tahun?"

"Sebentar." dengan malu Vero kemudian berjalan ke lorong buku dimana dia mengambil sebuah buku berjudul "Man's search for meaning karya Victor E Frankl.

"Ini." ucap Vero memberikan bukunya.

"Terima kasih banyak." saut Felix yang segera berlalu dari hadapan Vero.

Felix pun kemudian pergi menuju ke apartemennya.

Felix memang seorang mantan napi yang baru saja keluar dari penjara. Tapi karena pergaulannya baik bisa bergaul dengan siapa saja, dia beruntung ada orang yang memang juga baru saja keluar dari napi karena kasus kepemilikan narkoba. Orang itu bernama Richard, dia pernah satu sel bersama Felix.

Pernah suatu ketika dia bercerita tentang kehidupannya yang memang anak dari seorang yang kaya raya, hingga orang tua nya berpisah, dan dia menjadi kurang kasih sayang, dia melampiaskan semua kekecewaannya dengan obat obatan terlarang itu.

Dia sangat berterima kasih pada Felix yang mau menolongnya ketika dia baru saja datang menjadi penghuni jeruji besi disana, beberapa napi menghampirinya dan dia menjadi korban bully para napi lain, dia diremehkan dan juga salah satu orang napi memukul wajahnya.

Felix yang memang sudah lama di sana sangat mengenal para napi di sana, dan dia selalu melindungi orang yang baru saja masuk menjadi penghuni jeruji besi di sana. Dari sana mereka mulai akrab satu sama lain. Richard lalu memberikan alamat rumahnya kepada Felix dan nomer ponsel yang bisa dia hubungi kelak ketika dia keluar dari sel.

Beberapa bulan lalu saat Felix keluar dari sel nya, dia ingat betul siapa yang akan dia hubungi untuk pertama kalinya, yaitu Richard. Dia kemudian langsung menemui Richard kala itu, untungnya Richard masih ingat betul dengan sahabatnya Felix waktu dia masih dalam sel jeruji besi itu.

Richard lalu memberinya tempat tinggal dan dia juga mempekerjakan Felix di club' malam tempat temannya bekerja. Disana Felix dipekerjakan sebagai waiters. Meskipun belum pernah bekerja sebelumnya, Felix senang dengan pekerjaannya kali ini, karena dia bisa mendapatkan uang dari pekerjaannya.

Dari pekerjaannya sebagai pelayan itu dia juga mendapatkan kekasih yang bernama Ariana. Ariana adalah seorang make over terkenal di kotanya, dia sering sekali menghibur diri disana, dan kebetulan dia tertarik dengan Felix.

Felix yang tentu saja merasa senang karena wanita cantik itu memang tergila gila padanya, tapi belum ada desiran perasaan yang lebih untuknya. Dia dan Ariana hanya bersenang senang saja, tidak ada perasaan lebih.

Kenapa setelah bertemu wanita beruang itu aku tidak bisa melupakan wajahnya, dia memang tidak cantik, tapi keluguannya itu sangat menarik. Bathinnya ketika dia baru saja sampai di kamar apartemennya.

Dia membaca buku yang tadi Vero rekomendasikan untuknya, sampai ketika waktu menunjukan dia harus bekerja.

Pekerjaan yang baginya menyenangkan, dia bisa melayani tamu dengan attitude yang baik dan sopan, dia juga senang karena banyak tamu yang sudah mengenalnya selalu saja meberikan nya minuman beralkohol, tentunya dia bisa mendapatkan nya dengan cuma cuma.

Dia berpikir untuk apalagi dia hidup kalau tidak bisa bersenang senang, lagipula dia sudah tidak punya siapa siapa di dunia ini. Setiap hari dia selalu mabuk setelah pulang kerja, makanya masyarakat di sekitar tempatnya tinggal menilainya sebagai pemabuk. Karena siangnya dia ada dilingkungan tempat tinggalnya, mereka tidak tahu kalau sebenarnya dia juga bekerja, mereka hanya menilai kalau Felix adalah seorang berandalan.

Selepas bekerja dia tidak langsung ke kamarnya, dia lebih suka menghabiskan waktu di roof tops tempat tinggalnya, melihat pemandangan kota, sambil merenungi nasibnya, juga membayangkan apa yang akan terjadi kelak dalam kehidupannya.

Sambil memegang botol beer dia duduk diujung roof tops memandangi pemandangan sekitar, lalu terbayang lagi olehnya wanita dengan kostum beruang itu.

Sial, kenapa wajahnya sekarang sering melintas di dalam otaku! gerutunya dalam hati sambil mengacak rambutnya kasar.

Karena lelah dan juga mabuk alhasil Felix sampai ketiduran di atas roof top itu dia terbangun pada saat matahari sudah mulai di atas, panasnya sudah mulai ke ubun ubun, dengan lemas dia menuju ke kamarnya, untuk sejenak merebahkan diri, lalu mebersihkan dirinya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!