NovelToon NovelToon

Khazanah ( Kisah Cinta Zein Abdul Malik )

Zein dan Zoya

Pembaca yang budiman dalam kisah ini author menghadirkan kisah Cinta Zein pada putri Umma Flo dan Abi Atha. Happy reading semoga suka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

dr. Zein Abdul Malik, Sp.OG adalah dokter Muda di usianya yang baru saja menginjak usia 25 tahun. Zein begitulah orang memanggilnya. Dia yang pembawaannya hamble, murah senyum, ramah pada siapapun. Membuat semua orang sangatlah bahagia jika dia yang menangani kasus kelahiran.

" Dokter Zein! Cepatlah sedikit ... Ibu ini mengalami pendarahan!" teriak dokter Hannah. Namun Zein mematung di tempat saat melihat darah yang begitu banyak. Tanpa banyak bicara lagi Hannah segera mendorong brankar itu tanpa mempedulikan Zein yang mematung. Hannah kemudian menghilang di balik pintu ruang operasi yang kemudian menyala merah.

Zein terduduk di pojok ruang itu. Matanya mulai memerah dan memanas. Zein mulai meremas rambutnya. Dia nampak seperti orang frustasi ...

" Dokter ... Cepatlah istri anda mengalami pendarahan! Sepertinya ada kelainan dalam rahimnya," pinta dokter yang mendampingi Zein. Ruang operasi malam ini sangatlah melelahkan. Konsentrasinya terbagi antara takut dan yakin. Zein terpaksa membantu kelahiran istrinya sendiri. Malam ini semua dokter kandungan sedang berada di luar kota mengikuti seminar. Zein sendirilah yang menyuruh berangkat dengan alasan dia harus menjaga istrinya yang sedang hamil besar.

" Dokter ... Jangan seperti ini! Kita bisa kehilangan istri anda. Berkonsentrasilah dokter!" ujar dokter Umum yang terpaksa mendampinginya.

" Saya tidak bisa dokter .... " suara Zein gemetar kala itu. Dia tahu resiko ini akan terjadi. Dia hanya sudah tak mampu bekerja dengan baik saat ini.

" Dokter please! Anda dokter terbaik rumah sakit ini! Dia bahkan istri anda sendiri dokter. Bantulah dia dokter. Percayalah akan ada hal baik," dokter itu mencoba meyakinkan. Para suster pun ikut mengangguk.

" Tidaaaakkkkkkk!!!!!!!" teriak Zein sambil memegang kepalanya sambil limbung saat akan berjalan. Hannah yang baru keluar dari ruang operasi di buat kaget saat melihat dokter Zein seperti orang tidak waras. Dengan penuh keberanian dia mendekati dokter Zein.

" Dokter! Kau baik-baik saja?" tanya Hannah yang mengulurkan tangannya untuk menyentuh jas dokter Zein untuk memastikan keadaannya. Namun lirikan mematikan itu membuat Hannah menghentikan tangan lancangnya itu.

" Jangan pernah menyentuhku!!! Lupakan jika kau pernah melihat ini semua!" teriak dokter Zein membuat Hannah mematung di tempat.

Dokter Zein nampak pergi dan menelpon seseorang. Namun Hannah masih diam di tempat. Dia merenungi sikap dokter Zein. Bahkan sebelum masuk rumah sakit ini. Hannah pernah mendengar bahwa dia adalah dokter teramah rumah sakit ini. Namun malam ini apa? Dia tidak melihat keramahannya sama sekali.

Zein Abdul Malik adalah suami dari Zoya Ruella Khan. Zoya adalah dokter di rumah sakit milik Zein. Mereka sudah berpacaran mulai dari Sekolah Menengah Atas hingga menyelesaikan study S1 kedokteran. Pada akhirnya Zein dan Zoya menikah di usia yang relatif muda.

" Zoy ... Menikahlah denganku! Aku sudah sangat bersabar menunggu hari ini tiba," ucap Zein kala dia sudah mendapatkan gelarnya. Zoya tersenyum cantik dengam balutan kebaya berwarna Gold. Riasan wajah yang yang sangat cantik membuatnya kian mencolok di antara para wisudawati.

" Tentu Zein ... Aku bahkan ingin hidup bahagia bersamamu dalam keadaan halal," jawab Zoya membuat hati Zein berbunga-bunga layaknya taman yang sedang bersemi bunga -bunganya.

Zein pun mendapatkan gelarnya diikuti dengan nilai terbaik serta mahasiswa terbaik tahun ini. Tidak mungkin Zoya tidak bahagia dengan hal ini. Zein tetaplah Zein yang selalu membanggakan semua orang termasuk dirinya. Zein memang dokter terbaik tahun ini pada koas angkatan ini. Bahkan dia di minta untuk melanjutkan study-nya tanpa biaya sama sekali. Zein di beri wewenang untuk melanjutkan studynya ke jenjang S2 dengan beberapa pilihan. Zein pun memutuskan untuk mengambil spesialis kandungan dan itu pun atas saran Zoya.

Mereka pun menggelar pernikahan sebelum Zein terbang ke luar Negeri untuk melanjutkan Study-nya.

...----------------...

" Kau baik - baik saja Zein?" tanya Dokter Mahendra selaku psikolog baginya.

" Aku kembali tidak berani saat melihat pendarahan Mahen. Bagaimana bisa aku kembali pada profesiku? Jika aku tak sanggup melihat keadaan pasienku?" sesalnya dengan semburat merah karena traumanya.

" Yakinlah Zein ... Kau akan sembuh suatu Hari. Zoya pasti sedih melihatmu seperti ini. Zoya pasti juga tidak ingin meninggalkanmu tapi takdir memisahkan kalian," ujarnya membuat Zein menatap Mahendra.

" Tapi dia meninggalkanku Mahen? Apakah dia memang tidak mencintaiku," jawabnya dengan dingin.

" Dia sudah berjuang pada titik Akhir Zein. Cukup menyalahkan dirimu dan dia yang sudah tidak ada di dunia ini," nasehat Mahendra membuat Zein menangis. Mahen hanya mencoba membuat Zein tenang dengan menepuk bahunya.

" Kau pasti bisa Zein! Yakinlah Allah tidak tidur," ujarnya lagi.

Nah, sampai sini dulu kenalannya ya sama Zein, Zoya dan Hannah sebagai dokter pendatang baru di rumah sakit Zein Abdul Malik. Jangan lupa likeeee kasih Vote. I love you.

Pernikahan Zein - Zoya

POV Zein

Aku adalah putra tunggal keluarga Malik. Cucu Laki-laki satu-satunya keluarga Malik. Wajar jika aku merasa hidupku se-perfect yang berada di drama korea dan layaknya keluarga bahagia yang tayang pada televisi.

Aku juga memiliki kekasih cantik yang bernama Zoya Khan. Dia keturunan pakistan. Wajah ayunya membuatku terpikat sampai ke akar-akarnya. Dia membuatku terhipnotis sehingga perempuan lain terlihat biasa saja. Selain cantik Zoya merupakan perempuan dewasa serta keibuan. Makin lengkap lagi kehidupanku setelah ini.

Dalam doa , hati bahkan mimpiku hanya Zoya tujuan kebahagiaanku. Senyuman Zoya adalah prioritas terbesarku setelah Tuhan dan orang tuaku.

" Zoya ... Whatever ... Dengan yang lain. Aku Zein Malik menyerahkan hidupnya untukmu I Love You So much Zoya Khan," ujarku dengan sangat bahagia.

" I love You Zein. Aku juga sangat mencintaimu," jawab Zoya sambil menerima buket bunga dari Zein.

Lengkap sudah. Lamaranku di terima beserta buket bunga mewah itu. Aku mengambil study dengan beasiswa bukan karena aku tak mampu untuk membayar mandiri akan tetapi aku ingin terlihat biasa saja seperti yang lain agar bisa membaur. Aku tidak suka terlihat mencolok di antara yang lain. Hanya itu saja alasannya.

" Zoy ... Menikahlah denganku! Dalam waktu dekat," pintaku. Zoya tersenyum bahagia membuat aku ikut tersenyum dengan sangat tampan.

" Apakah aku ada hak untuk menolakmu Zein? Jika aku menolakmu bisa-bisa keluargaku akan jadi bulananmu," goda Zoya pada kekasihnya yaitu aku sendiri.

" Ck. Kamu ini sungguh membuatku gemas sekali," jawabku dengan memukul ringan kursinya.

Malam itu adalah saksi bahwa aku melamar Zoya khan dengan segala harapan kebahagiaan yang akan mengalir setiap saatnya. Itulah harapan terbesar diriku. Dengan menikahi Zoya maka semakin lengkaplah keindahan dalam perjalanan cinta dan karirnya bersamanya.

Setelah malam itu aku dan Zoya memutuskan pernikahan secara sederhana. Kami mungkin dari keluarga yang memiliki aset triliunan namun bukanlah kami jika itu harus menghamburkan uang begitu saja. Itu adalah aset keluarga kami sudah di besarkan dengan baik dan tidak mungkin kami menghamburkan uang lagi. Cukup. Bantuan mereka sudah cukup untuk kebaikanku selama ini.

" Zein ... Berangkatlah! Aku menunggumu di sini," ujar Zoya. Zein agakya masih merengut tidak puas.

" Bahkan setelah pernikahan pun aku masih harus puasa Zoya! Adilkah ini bagiku Zoy? Dan kita harus berpisah sekitar 2 tahunan lagi," keluhku padanya. Zoya hanya terkekeh saat mendengarnya.

" Maka selesaikanlah dengan cepat kuliahmu! Agar kita segera menyelesaikan kerinduan kita," jawab Zoya dengan santainya.

Sehingga seluruh keluarga yang mengantar jadi tertawa. Kebahagiaanku benar-benar tuntas saat melihat semuanya bahagia. Aku meninggalkan istriku pada keluargaku yang sudah menerimanya dengan baik. Dengan hati berat dan lega aku mengecup kening Zoya.

" Aku akan sangat merindukanmu Honey," bisikku pada Zoya.

" Tentu sayang. Aku pun akan merindukan senyum tampanmu itu," Zoya mengembangkan senyumnya yang seperti di tabur gula. Ya, cantik manis jadi satu. Sungguh membuatku tidak rela meninggalkan dia.

Namun kenangan itu menyakitiku hatiku. Menyobek hatiku hingga terluka. Bahkan kami belum lama bersama. Aku kehilangan dia setelah kami hidup satu atap bersamaa selama satu tahun. Duka apa yang menyelimutiku. Sungguh Allah memgujiku di ambang batas kemampuanku. Tidakkah ini terlalu cepat. Kehilangan dia adalah tamparan terbesar dalam hidupku. Sungguh rasanya hatiku ikut gugur bersamanya. Namun lagi-lagi aku harus kuat dengan kehadiran bayi kecilku 'Lukman El Hakim Malik'. Hanya aku orang tua yang dia miliki.

" Nak Zein ... Hidup itu bukan untuk sebuah kebahagiaan saja. Ada kalanya kita harus mengorbankan sesuatu yang kita miliki. Nak ... Ujian datang bukan untuk kita ratapi tetapi ujian datang untuk menguatkan kita. Memang menyakitkan tapi sebagian ujian kita ada pada kebahagiaan kita. Yakinlah Allah sudah memberikan yanh terbaik dalam kehidupan kita. Ikhlaskanlah kepergian istrimu agar dia bahagia dan tak terbebani," ucapan kakekku membuatku menangis menjadi-jadi. Kakek sungguh menyentuh ulu hatiku.

" Apa yang kita cintai dari situlah ujian kita datang. Kakek kehilangan nenekmu pun karena kakek terlalu mencintainya," sungguh perkataan kakek membuatku terpukul. Sangat sakit sekali.

Zoya .... Sayang! Aku sangat mencintaimu saat kemarin bahkan pada saat masa depan nanti.

...Jangan lupa like ya sebab untuk motivasi author sayangkuuuhhh....

Sadar

Cinta yang besar mungkin akan membutakan mata hati seseorang. Zein memang terpuruk semenjak kejadian di meja operasi malam itu. Selain dia gagal sebagai dokter dia pun ikut gagal dalam menjadi seorang suami bagi istrinya. Bahkan di saat istrinya butuh pertolongan dia tak mampu menjadi superhero baginya. Dia nampak seperti malaikat maut bagi sang istri.

" Aaahhhhhhh!" teriaknya sambil memegang kepalanya yang mulai sakit jika mengingat kejadian itu. Trauma itu benar - benar menyiksanya. Hanya demi putranya Dia sanggup berdiri sampai sejauh ini.

" Tenanglah Zein!!! Kamu bisa yakinlah," teriak Mahendra. Sedari tadi mahen sudah menemaninya. Dia biarkan Zein mengingat masa lalunya dengan perlahan. Berharap pemuda ini tidak lagi menyalahkan siapapun.

" Tidak Mahen!!!! Aku tidak bisa .... Please aku mencintai Zoya Mahen. Ya Allah .... Hapuslah cinta kasihhku jika engkau mengambilnya dariku," tangis Zein tergugu sampai merosot di bawah kursi.

Mahendra pun ikut duduk di bawah. Tersiksa pasti itu yang di rasakan oleh sahabatnya Zein. Mahendra menepuk-nepuk pundak sahabatnya. Mahendra pun mengeluar kata demi kata agar Zein tenang kembali. Dia tidak boleh begini terus menerus.

Tok. Tok. Tok.

Suara pintu ada yang mengetuk. Mahendra menatap Zein yang masih menunduk. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat siapa yang dataang. Mahendra mengernyitkan alisnya.

" Zoya!" serunya.

Sedangkan yang si panggil menoleh ke sana kemari dengan tidak menemukan siapapun selain dirinya sendiri.

" Saya ... Dokter Hannah tuan! Saya kemari mengantarkan Si kecil El. Tadi di depan ketemu sama istri pak direktur meminta saya membawa El kemari," jawabnya dengam sangat sopan sekali.

Mahendra tercengang bahkan melongo saat mendapati dokter Hannah begitu mirip dengan Almarhum dokter Zoya. Bedanya hanya mengenakan Hijab dia gadis modis namun tak merusak adat islami yang kental.

" Oh ... Masuklah! Bawalah El masuk mungkin Zein sedang menunggumu," ucapnya masih dengan perasaan sok.

Mahendra mengikuti Zoya kedua alias Hannah dari belakang. Berharap ada stimulus baik dari Zein. Apalagi saat ini Hannah sedang membawa putra mereka.

" Pa ... Pa ... " suara imut baby El yang sudah berusia 3 tahun membuat atensi Zein terurai mencari keberadaan suaranya.

Zein mendapati putranya sedang bersama Hannah saat ini. Dia menghela nafas dan membenarkan posisinya serta tersenyum pada putranya. Hannah tersenyum dan mau keluar dari ruangan namun panggilan Baby El membuatnya terhenti.

" Ma ... Mau ke .. Ma...na? Cini ... Temani El cama pa ..pa," suara itu membuat hati Hannah mak jleb. Hannah mematung di tempat.

Hannah yang di kagetkan dua kali menjadi seperti oranh linglung. Pertama Hannah di bentak oleh dokter Zein pagi tadi di koridor sekarang putranya memanggilnya mama.

Kemana mama anak ini? Kenapa memanggilku mama. Salah dengar kayaknya.

Hannah melangkahkan kakinya lagi menuju pintu. Nampak El merengek dan merajuk pada papanya. Mahendra di sana di buat jadi seperti penonton drama live yang tidak mengerti mau di kasih judul apa. Yang jelas ini menarik sekali bagi Mahen.

" Kamu tidak dengar putramu memanggil! Kemarilah," seru Zein membuat Mahen menoleh dan menatap tajam sahabatnya. Begitu pula Hannah yang menoleh dengan cepat berharap dia salah dengar saat ini.

What??? Putra ... Kapan aku menjadi istrinya dan kapan aku melahirkannya. Wah, halusinasi parah saat ini aku.

" Cepat kemarilah!!! Apakah aku harus menggendongmu dan membawa ke sini untuk putramu!!" serunya dengan rahang mengatup kuat.

Hannah pun mendekat daripada kena semprot lagi. Iya kan??? Mending cari aman. Lagian membahagiakan orang lain pahala aaplagi anak kecil. iya udahlah ya kita cari pahala menjadi baik untuk orang lain. Saat hannah mengambil El Mahen menarik Zein keluar ruangan.

" Apa yang kamu katakan teman??!" serunya dengan mengernyitkan alis.

" Mata El ... Matanya mengharapkan seorang ibu di sampingnya. Setiap hari dia pandangi foto Zoya. Saat menatap Hannah dia pasti akan mengira dia adalah ibunya jadi biarkan saja aku ingin dia bahagia," jawabnya enteng.

" Lalu?" tanya Mahen

" Lalu apa? Aku akan membayar dokter itu berapa saja asalkan dia bisa membahagiakan putraku!" seru Zein dengan tatapan kosong.

" Tetapi tidak seperti konsepnya Zein," nasehat Mahen.

" Biarkan saja! Aku akan membuat dia menerima semuanya. Dia harus mau!" serunya dengan sarkas kemudian masuk ke dalam ruangan.

Jangan sakiti dia Zein. Dia gadis baik kau harus mempertimbangkan lagi. Jangan membuat kesalahan atas ketidakberdayaan karena cintamu yang pergi.

...Likèeeeeee...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!