NovelToon NovelToon

Suamiku Si Ketua BEM

1. Malam Panas Penuh Gairah

Malam ini adalah perayaan ulang tahun, salah satu teman Dewangga di kampus, yang bernama Joshua. Tempat perayaannya sendiri, diadakan di sebuah club malam.

" Dewa, rileks saja dulu bro", ucap Ilham.

" Kalian ini, beneran ke tempat ini hanya merayakan ulang tahunnya Joshua?"

" Hehehe ... mumpung kita sudah disini ya lebih baik nikmati saja Wa. Lo lihat kan, Joshua sampai memboking club ini."

"Iya gue lihat dan tahu tentang hal itu."

" Dan ada yang lo belum tau tentang nya?"

" Maksud lo, one night stand."

" Kok lo tau, gue pikir lo nggak dengar kabar tersebut."

" Biarpun gue cuek, tapi gue tau apa yang terjadi di sekitar gue."

Joshua pun datang setelah ia selesai berjoget ria dengan tamu undangan yang lainnya.

" Hai bro, makasih ya kalian sudah mau datang di acara gue."

" Ya, selamat ya Jo, semoga lo panjang umur dan bahagia serta sehat selalu."

" Makasih Ham."

" Selamat ultah ya Jo."

" Makasih Ketua BEM ku."

" Gue tinggal dulu kesana ya, awas kalau kalian langsung pulang sebelum acara ini selesai !"

" Lo lihat aja ntar", jawab Dewa dengan singkat.

" Ayolah Wa, kita have fun malam ini !"

" Tergantung mood gue, Ilham."

" Lo selalu begitu, yasudah dech ketimbang Lo nggak hadir kan."

Sementara itu, Freya yang datang pertama kali dengan teman sekelasnya, untuk ikut ke club malam. Sungguh ia sangat risih melihat situasi di dalam club. Sangat tidak cocok dengannya. Freya Gayatri siswi SMA kelas XII , ia pergi ke club karena ajakan teman sekelasnya. Kalau tau bakalan seperti ini. Sungguh Freya sangat menyesali keputusannya untuk ikut.

Sedangkan naas bagi Dewa, karena minuman yang ia minum sudah dicampur dengan obat perangsang oleh musuh bebuyutannya di kampus bernama Leon.

" Gue jamin, riwayat Lo akan tamat hari ini", ucap Leon sambil menyuruh salah satu pelayan membawa minuman tersebut ke hadapan Dewa dan Ilham."

Minuman yang diisi obat perangsang adalah minuman orange juice, yang ingin diminum oleh Dewa selain aneka minuman lain yang tersedia. Di club malam tersebut.

Dewa yang tidak curiga, lalu meminum orange juice tersebut sampai tandas. Setelah 20 menit berselang tubuh Dewa merasa panas, sesak gelisah tidak karuan.

Merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Dewa beralasan pergi ke toilet kepada Ilham.

Saat Dewa berjalan ke toilet ia lantas melihat siluet wanita yang cantik dan anggun sedang melangkah meninggalkan toilet.

Seketika Dewa menyengat wanita tersebut dengan paksa dan membawanya ke suatu kamar VIP di club. Sungguh pikiran Dewa sekarang tidak sinkron, entah berapa banyak dosis obat perangsang yang ia minum.

" Anda siapa, kenapa memaksa saya masuk ke kamar ini?" tanya wanita tersebut.

" Tolong aku, ada yang berniat jahat dengan membuatku seperti ini. Bisakah kau membantuku?"

" Bantuan apa?" tanya Freya.

Seketika Dewa mendorong tubuh Freya ke atas ranjang dan mengungkungnya dibawah tubuhnya sendiri. Dewa sungguh kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Ia sudah tidak tahan untuk bisa menyentuh wanita yang dibawahnya sekarang.

" Apapun yang terjadi nanti, aku akan bertanggung jawab !"

Freya yang tidak mengerti dengan maksud ucapan dari Dewa. Hanya berpikiran bahwa pria di hadapannya ini telat minum obat karena sakit. Tapi hal yang tidak ia sangka pun terjadi dengan cepat.

" Tolong lepaskan aku kak?"

" Kau tidak akan pernah aku lepaskan!" lirih Dewa.

Segala cara Freya lakukan agar bisa keluar dari kamar tersebut. Tapi semuanya sia-sia saja. Kini Freya sudah sangat terangsang oleh sentuhan Dewa , hingga hal yang ia jaga selama ini terenggut oleh Dewa.

" Kak jangan lakukan itu padaku", mohon Freya.

Tapi segala protes Freya tak sekalipun digubris oleh Dewa.

" Ah ... Ah ... Byur."

                                     SKIP.

Milik Dewa telah masuk sempurna ke dalam liang s******* milik Freya bahkan entah berapa ronde mereka lakukan hingga sampai puncak surgawi.

Pagi harinya, Freya yang duluan terbangun dari Dewa, menangis tersedu karena ia tidak perawan lagi. Sungguh tragis nasib yang menimpa nya.

Dewa yang merasa ada suara tangisan di sebelahnya. Mendadak terbangun dan terbelalak dengan kondisi polos tubuhnya dan tubuh wanita disebelahnya.

Deg.

" Tuhan apa yang telah aku lakukan !"

Dewa pun mengingat kepingan kejadian sebelum ia lepas kendali seperti kemarin malam, ia yakin ada orang jahat yang telah mencampurkan obat perangsang ke dalam orange juice yang ia minum.

Dewa pun menoleh ke samping dan berusaha menenangkan wanita tersebut.

" Maafkan aku, telah melakukan hal ini kepadamu. Sungguh aku dijebak oleh seseorang tadi malam dan naasnya , kamu yang aku lihat."

" Hiks ... Hiks ... Hiks."

" Kak, apa yang harus aku jelaskan ke ibu panti yang selama ini merawat ku?"

Deg.

Sungguh Dewa sangat bersalah karena merebut mahkota wanita itu.

" Biarpun aku tidak mengenalmu, tapi nasi sudah menjadi bubur. Ini juga hal pertama kali yang aku alami, sekali lagi tolong maafkan aku. Aku akan bertanggung jawab atas hidupmu. Karena siapa tau kamu bisa saja hamil setelah kita melakukan ini."

Freya pun bimbang, apa yang dikatakan oleh pria di sampingnya ini benar. Hal suci yang ia jaga selama ini sudah terenggut, mana mungkin ada pria lain yang akan bisa menerimanya, apalagi kalau ia hamil kedepannya, sungguh masa mudanya akan hancur, sekolah akan berhenti. Bahkan cibiran dari orang lain dengan kejadian yang telah ia alami."

" Lebih baik kita mandi dulu, maksud ku bergantian mandi. Kau tenang saja aku akan menyuruh orang membelikan pakaian baru untuk mu", ucap Dewa.

Freya pun menuruti perkataan Dewa. Saat ia mencoba berdiri dengan ditubuhnya masih terlilit selimut tebal. Rasa perih dan nyeri pun menjalar di bagian sensitifnya.

" Ah ... aduh sakit", rintih Freya.

Dewa pun sigap, ia menyuruh Freya menutup mata sejenak. Dewa pun bangun nak memungut celana bawahnya untuk ia pakai sementara.

" Buka matamu, sini aku gendong ke dalam kamar mandi !"

" Tapi aku ..."

" Aku tak menerima penolakan, daripada kamu terus merasa sakit !"

Sambil berjalan menggendong Freya ke kamar mandi dengan bridal style. Dewa mencoba berkenalan dengan wanita yang ia renggut kesuciannya. Alhasil ia baru tau bahwa wanita ini bernama Freya Gayatri, siswi kelas XII SMA, dan Freya pun juga baru tau bahwa pria yang membuat ia tidak perawan lagi setelah melakukan hubungan intim. Bernama Dewangga Prayoga.

Saat masuk ke dalam kamar mandi, Dewa langsung membawa tubuh Freya ke dalam bathtub dan mengalirkan air hangat agar tubuh Freya rileks dan sedikit mengurangi rasa sakit di bagian bawahnya.

" Kak aku malu, keluarlah dari sini !" usir Freya

" Percuma jika aku sudah pernah melihat tubuh polos mu itu", ucap Dewa dengan usil.

Freya pun menatap Dewa dengan tajam.

Sungguh sikap Freya sangat menggemaskan dan entah kenapa membuat Dewa yang selalu dingin terhadap wanita lain, malahan dengan Freya ia bersikap lembut dan usil.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Panti Asuhan Pelita Harapan

Setelah Freya selesai berpakaian begitu juga dengan Dewa. Kini mereka berdua telah masuk ke dalam mobil Dewa.

" Dimana kamu tinggal, biar aku antar pulang!"

" Aku hanya tinggal di sebuah panti asuhan yang bernama Panti Asuhan Pelita Harapan."

" Maaf, aku kira kamu punya orang tua."

" Aku hanyalah anak yatim piatu, yang ditemukan oleh Ibu panti di pintu depan panti dulu."

" Apa yang terjadi dengan kita berdua akan aku pertanggung jawabkan."

" Tidak kak, lagi pula aku tidak hamil kita baru sekali melakukan hal itu, apa bisa langsung jadi?"

" Ya bisa saja nantinya kau akan hamil anakku, lagi pula aku bukanlah laki-laki yang tidak bertanggung jawab atas kesalahan yang telah aku perbuat padamu."

Rasa canggung pun terasa di dalam mobil. Dewa dan Freya pun terdiam dan saling berpikir apa langkah ke depan yang harus mereka lalui, tanpa harus memaksa dan menghambat masa depan.

" Hem ... Hem, sepertinya suasana kita ini perlu di netralkan lebih dahulu." Dewa pun langsung menyalakan saluran radio dan menyetel lagu yang sedang diputarkan.

1 jam perjalanan, akhirnya Freya dan Dewa sampai di sebuah panti asuhan, dimana selama ini Freya tinggal.

Saat Freya memasuki panti dengan dibelakangnya diikuti oleh Dewa. Dari arah dapur nampak Ibu pemilik panti datang.

" Freya ! Kenapa handphone mu tidak aktif nak? Ibu sangat khawatir denganmu ."

" Bu maafkan Freya, sebenarnya ..."

" Sebenarnya ada apa nak?"

" Maaf kalau saya menyela Bu, perkenalkan saya Dewangga Prayoga."

" Siapa kamu? Apa temannya Freya di sekolah?"

" Bukan Bu, saya akan menjelaskan semuanya pada ibu. Mari kita duduk dulu Bu !"

Setelah mereka bertiga duduk di salah satu sofa yang ada dipojok panti asuhan. Dewa pun mulai bercerita.

" Bu, mungkin saat saya menyampaikan hal ini, ibu merasa marah atau pun benci dengan saya, tapi saya adalah lelaki yang bertanggung jawab atas apa yang telah saya perbuat. Jadi saya mohon kepada ibu jangan marah dengan Freya."

" Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian berdua ?"

" Hal itu bermula saat saya yang sedang menghadiri acara ulang tahun teman di kampus, yang diadakan di sebuah club malam, tapi ada orang yang menjebak saya dengan menaruh obat perangsang ke dalam minuman saya. Saat saya ingin ke kamar mandi untuk menghilangkan efek tersebut. Saya berpapasan dengan Freya di lorong kamar mandi. Dan terjadilah hal yang tidak kami inginkan berdua. Saya telah memperkosa Freya dengan paksa dan telah merenggut kesuciannya", jelas Dewa dengan menundukkan kepalanya dihadapan Ibu panti.

Mendengar cerita tersebut Ibu Panti pun menangis dan memeluk Freya, " Kenapa nasibmu malang begini nak? Bagaimana kamu akan menjalani hidup kedepannya?"

Freya pun menangis, dan tidak bisa berkata apapun, ia juga bingung apa yang harus ia lakukan kedepannya.

" Nak Dewa, kalau sudah terjadi hal seperti itu, ibu harap nak Dewa bertanggung jawab atas Freya ! Menikahlah dengan Freya !"

" Tentu Bu, itu yang akan saya lakukan tapi apa Freya akan setuju? Kami menikah bukan karena saling cinta, tapi dipaksa keadaan demi menutupi aib."

" Freya apa keputusan mu nak?"

" Kalau ibu sudah memberi saran serta Kak Dewa juga menyatakan hal demikian, aku hanya bisa menuruti apa yang terbaik buatku. Tapi Kak Dewa bagaimana dengan orang tua kakak? Apa mereka akan setuju dengan pernikahan ini?"

" Beri aku waktu, nanti aku akan bicarakan dengan orang tua ku."

" Baiklah kalau begitu, apa nak Dewa akan tinggal sebentar di panti? Maksud ibu sarapan dulu disini nak, sebelum kamu pulang ke rumah?"

" Baiklah Bu, jika itu tidak merepotkan."

Freya pun membantu Ibu panti menyiapkan makanan yang akan dihidangkan di meja makan, serta ia memanggil para adik panti yang lain untuk ikut bersama.

" Maaf ya kak, kalau makanan disini sederhana?"

" Gapapa kok, Freya. Aku bukanlah orang yang pemilih saat makan, jadi kamu tenang saja."

Mereka pun mulai makan dengan lahap, apalagi Dewa, yang jarang memakan masakan rumahan dan ala kampung. Dewa dulu suka makan yang sederhana apalagi masakan neneknya tapi semenjak sang nenek tiada. Dia pun terbiasa memakan makanan yang dimasak oleh koki di rumahnya.

Selesai makan, Dewa pun berusaha mengakrabkan diri ke para adik-adik panti, dan terkadang menimpali obrolan Freya. Agar bisa mendekatkan hubungan dengan baik.

" Kak, apa kamu tidak kuliah?"

" Tidak, hari ini aku libur, kenapa?"

" Apa kakak tidak akan pulang ke rumah?"

" Pulanglah, sepertinya ada yang tidak bersabar mendengar berita baik !"

Blush.

" Apa sih kak?"

" Mukamu jadi merah kan, cie ..."

" Awas ah ... Aku mau ke ibu dulu !"

" Freya tunggu aku", teriak Dewa.

" Kak Dewa, memangnya akan ada kabar baik apa?" tanya Fadil.

" Nanti kamu juga tau Dil ."

" Kakak kok main rahasia sama kami?"

" Karena ini merupakan hal penting bagi kak Freya dan kakak sendiri, jadi kalian semua tunggu saja ya!" balas Dewa sambil meninggalkan para adik panti ke ruang tamu dimana Freya berada.

" Loh, kok kamu sendiri nak? Kemana nak Dewa apa dia sudah mau pulang?"

" Itu lagi ngobrol sama adik panti Bu."

" Bu, aku ijin pulang dulu ya?" ucap Dewa.

" Iya nak, kabari ibu dan Freya nanti, semoga solusi yang ibu berikan sesuai dengan keputusan orang tuamu."

" Iya Bu semoga, mereka juga akan setuju. Oh iya, Freya kita belum saling tukar nomor handphone. Nanti akan kakak hubungi !"

Freya pun memberikan nomor handphone nya kepada Dewa dan begitu sebaliknya.

Sampai Freya dan ibu panti mengantar Dewa kepergian Dewa ke depan.

" Ayo kita masuk ke dalam nak!"

" Iya Bu."

" Bu kalau boleh Freya tau, kenapa ibu percaya dengan kak Dewa?"

" Freya, itu karena ibu melihat usaha dia. Dari dia dengan berani bertanggung jawab, mengakui kesalahannya, kau tidak lihat ada kejujuran di kedua matanya. Ibu yakin jika kelak kalian berdua bisa saling jatuh cinta satu sama lain."

Freya pun terdiam mencerna apa yang ibu panti katakan kepadanya.

" Sudahlah nak jangan terlalu banyak berpikir hal yang tidak pasti. Kamu hanya perlu melalui segala ujian dari Tuhan. Dari setiap ujian pasti akan ada kebahagiaan di ujung jalan."

" Iya Bu."

" Nak apa itu sakit? Ibu tau itu pertama kali buatmu?"

" Sakit Bu, tapi kak Dewa sudah ngasih obat agar aku tidak susah berjalan."

" Calon lelaki idaman sekali nak Dewa."

" Nasi sudah jadi bubur Bu, aku tidak bisa mengulang waktu. Awalnya aku kira kak Dewa akan mengusir atau meninggalkan aku, setelah kami melakukan itu."

" Nah itu tandanya Dewa merupakan sosok laki-laki bertanggung jawab. Coba nak berikan dia kesempatan membuktikan segala perkataannya. Jika sudah berkomitmen dengan apa yang telah ia ucapkan sesuai dengan tindakannya. Maka itu sudah nilai plus untuk layak denganmu."

" Semoga Bu."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kemarahan Daddy Aksa

Saat ini Dewa yang sedang mengendarai mobilnya, harap cemas dengan nasib yang akan dia terima dari kedua orang tuanya.

Bagaimana tidak, tidak ada angin dan hujan tiba-tiba datang membawa kabar yang bisa mempermalukan keluarga besarnya.

" Wa, Lo harus semangat, jangan jadi lelaki nggak tegas !" batin Dewa.

Saat memasuki gerbang rumahnya. Ia disambut oleh satpam. Seiring mobil melaju masuk ke dalam rumah, ia pun berhenti di depan pintu rumah paling besar.

" Sudah terlanjur, jadi terima saja konsekuensinya."

Saat Dewa masuk ke dalam rumah, Daddy Aksa pun menatap tajam sang putra semata wayangnya sambil membaca koran pagi itu.

" Kok baru pulang Wa, Bunda khawatir sama kamu? Sampai-sampai kemarin bunda menelpon teman kamu, tapi mereka nggak tau kamu dimana?"

" Bunda, nanti Dewa akan jelaskan, sebaiknya kita duduk dulu !"

" Naira ! Siapkan kompres dingin !" teriak Daddy Aksa kepada istrinya.

Merasa raut muka suaminya dipenuhi emosi, ia pun bergegas ke dapur menyiapkan apa yang diminta suaminya.

Setelah istrinya pergi, kini Daddy Aksa menghampiri Dewa. Ia langsung memukul putra semata wayangnya tampa ampun.

Bug ... Bug ... Bug.

" Daddy tidak pernah mengajarkan mu hal tercela seperti itu ! Bahkan kau sampai bisa dijebak oleh musuhmu sendiri !"

" Sayang, kenapa kau memukul putra kita? Apa salah Dewa?"

" Jelaskan pada bunda mu apa yang telah kau perbuat!"

Sambil duduk di sofa Dewa pun menceritakan hal buruk yang menimpa ya tadi malam.

Bundanya pun menangis, mendengar cerita sang anak, bahkan ia membantu putranya mengompres bekas pukulan suaminya.

Naira tau bagaimana didikan seorang Aksa Prayoga terhadap anak mereka. Biar bagaimana pun suaminya itu sangat menyayangi dia dan putranya. Bahkan sampai Dewa sudah sebesar ini juga ia tetap dikawal oleh beberapa bodyguard yang diam-diam menjaganya dari jauh.

" Maafkan Daddy, tapi pukulan ini tidak akan sepenuhnya bisa membayar atas kesucian wanita yang telah kau renggut."

" Dewa paham dad, untuk itu Dewa minta restu kepada Daddy dan bunda untuk merestui pernikahan Dewa dengan dia."

" Siapa wanita itu Dewa?" tanya Bunda Naira.

" Namanya Freya Bun, seorang siswi SMA, dan dari kecil dia sudah dibuang oleh orang tuanya, serta kini hidup di panti asuhan."

" Sayang, kita harus bertemu dengan wanita itu!"

" Tentu saja kita harus bertemu dengannya sayang, agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatan putra kita."

" Wa, beritahu kepada nak Freya keluarga kita besok akan berkunjung kesana !"

" Siap bunda, jadi kalian berdua sudah memaafkan Dewa kan?"

" Tentu saja kami memaafkan mu nak, sini peluk Bunda!"

" Yak, ingat Wa, jangan terlalu lama memeluk istri Daddy", teriak Daddy Aksa dengan cemburu.

" Belum 10 menit dad, baru 1 menit saja Daddy sudah marah, Kalau begitu aku ke atas dulu ya ... !"

" Istirahatlah nak !" jawab Bunda Naira.

" Sayang, perasaan baru kemarin omanya Dewa minta calon pacar, eh ... Itu anak baru datang sudah bawa calon istri akibat kecelakaan yang tidak disengaja tadi malam."

" Ya mau bagaimana lagi, yang itu takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan kepada Dewa."

" Ya sudah kalau begitu, aku akan menyiapkan segala keperluan kita bertemu dengan besan."

Daddy Aksa pun, memijit sebentar dahinya akibat ulah Dewa. Setidaknya tidak akan ada lagi dari temannya yang akan mengejek dirinya karena belum punya mantu dan cucu, seperti temannya di lingkup bisnis.

Setelah berbicara dengan kedua orang tuanya. Kini Dewa langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya. Sungguh ia sendiri tidak akan menyangka, akan menikah dengan seorang wanita yang tidak ia kenal. Bahkan ini pertama kalinya bagi Dewa menyentuh seorang wanita.

Bayang-bayang wajah Freya selalu melekat di pikirannya, hingga ia pun memberanikan diri untuk menelpon Freya.

Freya : [ halo ...]

Dewa : [ halo Freya, ini kak Dewa ]

Freya : [ Iya kak, ada apa? ]

Dewa : [ Begini, tadi kakak sudah berbicara dengan kedua orang tua kakak, jadi besok sore kami akan ke panti. Menemui mu dan ibu panti.]

Freya : [ Apa orang tua kak Dewa, nggak marah? ]

Dewa : [ Awalnya sih mereka marah, kamu tidak tau saja aku dipukuli oleh Daddy, sekarang saja mukaku sedikit lebam atas pukulannya.]

Freya : [ Maaf kak ...]

Dewa : [Hai ... Kenapa kamu yang minta maaf? Kamu nggak ada salah kepadaku Freya, justru aku yang bersalah, karena aku terjebak hingga kamu terseret bersamaku ]

Freya : [ Tapi kak ...]

Dewa : [ Gak ada tapi, sudah ya aku akan tidur. Kamu juga harus tidur, selamat malam.Besok kita bertemu lagi ]

Freya : [ Malam juga kak, selamat tidur jangan lupa mimpi yang indah]

Klik.

Setelah selesai bertelepon dengan Dewa. Senyuman pun terbit di bibir Freya. Perasaan Freya pun menghangat, ia harap jalan ini terbaik bagi hidupnya kelak.

Sedangkan Dewa langsung memeluk bantal guling disisinya, entah kenapa baru mendengar suara Freya saja hatinya sudah nggak karuan. Ia pun langsung tertidur. Karena besok ia harus menyiapkan diri demi melamar seorang wanita yang akan menjadi istrinya.

Di Panti Asuhan Pelita Harapan.

Sejak pagi, Freya sudah bangun terlebih dahulu demi membantu pegawai panti yang memasak buat semua anak-anak panti, sebelum ia berangkat ke sekolah.

" Kemarin mbok lihat neng Freya diantar pakai mobil, itu siapanya neng Freya?" tanya mbok Darmi.

" Kapan mbok lihat kami?"

" Saat neng Freya mengantar ke depan lelaki itu."

" Itu siapanya neng Freya? Jarang-jarang kan neng Freya bawa laki-laki ke panti."

" Dia teman dekat Freya, ya bisa dibilang sekarang seperti itu."

" Oh begitu."

" Ayo mbok, kita jangan banyak mengobrol entar masakan kita nggak selesai !"

Seperti pagi-pagi sebelumnya. Aktivitas panti diawali dengan sarapan bersama dengan penghuni panti asuhan. Setelah selesai sarapan. Kini Freya hendak berpamitan dengan ibu panti sebelum ia berangkat ke sekolah.

" Bu , Freya berangkat ke sekolah dulu ya!"

" Ini uang untuk kamu nak, pakai saja."

" Nggak usah Bu, uang Freya masih ada kok."

" Ya sudah kalau begitu, hati-hati ya berangkat ke sekolah !"

" Iya Bu."

Freya pun mengambil sepedanya yang ia taruh dibelakang panti asuhan.

Biarpun sekolahnya berjarak cuma 40 menit. Bagi Freya dengan bersepeda akan menghemat waktunya, ketimbang ia harus berjalan dan susah mendapatkan angkot atau bisa yang jarang berhenti di sekitar panti asuhan.

Freya bersekolah di SMA Kusuma, disekolah tersebutlah Freya mendapatkan beasiswa. Jadi selama menempuh pendidikan, puji syukur dia tak mengeluarkan uang sepeserpun. Karena sampai ia tamat, semua biaya berasal dari beasiswa yang ia dapat. Beasiswa itu adalah beasiswa dari Kementerian Pendidikan.

Sesampainya di sekolah. Freya pun berjalan menuju kelasnya. Disana sudah ada Ima teman sebangku Freya.

" Freya, kemarin malam habis dari club, Lo pergi kemana? Gue panik nyariin lo tau ."

" Sorry Ma, gue ada urusan penting di panti. Jadi langsung pergi tanpa ngasih tau lo."

" Memangnya ada apa dengan panti?"

" Biasa, si pemilik tanah datang lagi buat nagih uang."

" Maaf Ima, aku harus membohongi kamu", batin Freya.

" Besok-besok kalau mereka kesana lagi, Lo bilang saja sama gue, biar ayah gue yang membantu kalian."

" Iya deh Ma."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!