NovelToon NovelToon

Istri Bar-bar Gus Tampan

1. Di Do

Fitriani Elsavana Alexander gadis cantik berusia 18 tahun,putri bungsu dari pasangan Fahmi Alexander dan Farah Alexander. Fitri memiliki 3 Abang 3 kembar yaitu Fauzan Alexander, Faiz Putra Alexander, dan Faris Gautama Alexander.

Di umur yang 25 tahun ketiga Abang Fitri sudah memiliki perusahaan sendiri, dan soal menikah hanya Fauzan dan Faiz yang sudah menikah satu tahun yang lalu, sedangkan Faris jangan kan menikah pacaran saja tidak pernah. Fauzan dan Faiz memiliki sifat humoris berbeda dengan Faris yang memiliki sifat dingin dan hanya akan banyak bicara jika bersangkutan dengan sang adik tercinta.

Fitri juga memiliki 3 sahabat yaitu Itri Anabella Aditama, Nina Agatha smitt dan Yulia Salsabila Bramasta.

Mereka berempat terpaksa harus masuk ke pesantren karena sifat bar-bar mereka yang selalu membuat onar bahkan sampai harus di DO dari sekolah dan itu membuat orang tua mereka memutuskan memasukkan anaknya ke pesantren.

****

"Astaghfirullah, sekarang permasalahannya apa lagi sampai  anak-anak kesayangan ayah harus di keluarkan dari sekolah,hmmm?" tanya ayah Fahmi menahan kesal.

"Maaf ayah, dia duluan yang nyiram yuli pake jus melon" jawab Fitri sambil menundukkan kepalanya begitupun dengan ketiga sahabatnya.

"Maafin Yuli ayah, gara-gara ngebelain yuli, Fitri sampai matahin tangan mereka" ucap Yuli.

"Maafin kami juga ayah" ucap itri dan Nina kompak.

"Huufft, sekarang masuk mobil kita pulang" titah ayah Fahmi.

Setelah 30 menit perjalanan akhirnya mereka sudah sampai di kediaman Alexander.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikusalam" jawab semua orang yang ada di ruang tamu, ternyata bukan hanya bunda Fara Yang ada di sana tetapi juga kedua orang tua sahabat Fitri.

"Duduk!!" tegas bunda Fara.

Fitri dan ketiga sahabatnya pun langsung duduk saat mendengar suara tegas dari bunda Fara.

"Sekarang jelasin sama bunda kenapa kalian bisa di do dari sekolah" ucap bunda Fara, sedangkan para orang tua lainnya hanya mendengarkan saja.

"Jadi begini ceritanya bunda"

Flashback on

Saat ketiga sahabat Fitri sedang makan di kantin, tiba-tiba ada cewek yang berpenampilan menor dengan baju yang ketat menghampiri mereka bertiga lebih tepatnya cewek tersebut menghampiri Yuli.

Byuaarr

Tentu tindakan tersebut membuat semua murid terkejut.

"Ups, sorry gue sengaja" ucapnya dengan nada mengejek.

"Lo apa-apaan hah!" bentak itri.

"Berani banget lo sama kita" kata Nina.

"Gue punya salah apa sama kalian?" tanya Yuli.

"Jangan sok kecapekan deh lo, jangan kira hanya karena lo sahabatnya Fitri, lo seenaknya deketin cowok yang gue suka" ucapnya marah.

"Halah cowok playboy modelan gitu bukan selera Yuli" ucap itri pedas.

"Berani banget lo ngatain cowok incaran gue"

"Makan tuh cowok incaran lo, nggak guna juga" ucap Nina.

"Enak aja, gue tuh nggak ada niatan mau dekat sama cowok pelangi lo itu" ucapan yuli sontak mengundang gelak tawa, mereka semua tau cowok yang dimaksud Yuli adalah cowok badboy yang terkenal di sekolah mereka karena sifat playboynya.

"Berani banget lo" tunjuk cewek tersebut dengan marah.

Seketika suasana jadi hening saat Fitri memasuki kantin tersebut dengan tatapan tajam.

Ketiga sahabat Fitri dan cewek tersebut menoleh ke arah pintu masuk dan disana sudah ada Fitri yang sedang berjalan ke arah mereka berempat dengan tatapan tajam lebih tepatnya ke arah cewek yang sudah berani menyiram Yuli. Cewek yang sudah menyiram Yuli sontak nyalinya mencuit karena takut dengan tatapan Fitri. Kedua teman cewek tersebut menunduk saat melihat tatapan ketua mereka karena sudah informasi jika saat ini Fitri sedang tidak ke sekolah padahal Fitri sedang ada di rooftop sekolah, niat Fitri yang ingin tidur di rooftop urung dia lakukan saat ada notifikasi masuk ke ponselnya.

"Berani banget lo" ucap Fitri dingin, percayalah jika Fitri sudah bersikap dingin maka tidak akan ada yang bisa menyela perkataannya.

"Mau gue patahin tangan yang mana dulu nih?" tanya Fitri sambil mengusap-usap dagunya seolah berpikir.

"Elo tau kan kalau gue nggak suka ada yang ngusik ketenangan gue sama sahabat gue" ucap Fitri.

"Sorry, gue kira lo nggak datang ke sekolah"

"Jadi kalau gue nggak ke sekolah lo mau apaain sahabat gue?" tanya Fitri.

Krekkk

Suara tulang yang patah membuat suasana di kantin tambah hening.

"Sa-sakit!!" rintihnya.

"Lo kira gue buta nggak bisa liat tangan lo yang ingin narik baju Yuli"

"Urus teman lo itu" ucap Fitri sambil berlalu pergi diikuti ketiga sahabatnya.

Flashback off

"Kalau gitu bunda juga setuju kamu matahin tangannya" ucap Bunda Fara yang di angguki oleh para ibu lainnya.

Fitri dan ketiga sahabatnya tercengang mendengar perkataan bunda Fara berbeda dengan para ayah yang hanya bisa geleng-geleng kepala, mereka semakin yakin sifat bar-bar anaknya menurun dari ibu mereka sendiri.

"Ayah sama yang lainnya memutuskan kalian berempat masuk ke pesantren" ucap Fahmi mutlak.

"APA!!" pekik mereka kompak karena terkejut.

"Kenapa harus masuk pesantren sih yah?" tanya Fitri.

"Biar kalian bisa merubah kalakuan kalian itu" jawab ayah Fahmi.

"Nggak ada bantahan" ucap papa Bagas, papa dari itri.

"Kalian bakalan aman disana" ucap Daddy dion, Daddy dari Nina.

"Kalian masih ingatkan sama perjanjian kita dulu, jika kalian di do lagi maka kalian harus menuruti perkataan kami" sahut papi Sandi, papi dari Yuli.

"Baiklah" jawab mereka kompak.

"Yaudah kalau gitu kami pamit dulu mbak" ucap mami Reni.

"Kok cepat banget sih pamitnya"

"Mau berkemas mbak, takutnya nanti anak-anak bawa baju robek-robeknya lagi" sindir mama Vivi.

"Iya nih tau sendiri kan mbak kelakuan mereka" tambah mommy ana.

"Baiklah, kalian hati-hati pulangnya ya" ucap bunda Fara.

"Yaudah kami pamit dulu, assalamu'alaikum" pamit mereka.

"Waalaikusalam"

Setelah keluarga sahabatnya pulang Fitri pu langsung naik ke 3 tempat dimana kamarnya berada.

Ayah Fahmi yang melihat wajah sedih istrinya langsung memeluknya.

"Kenapa sedih, hmmm?" tanya ayah Fahmi.

"Rasanya aku nggak sanggup pisah sama putri kita mas" jawab bunda Fara sedih.

"Siapa yang ingin pergi bunda?" tanya Faris yang tiba-tiba muncul dari pintu rumah.

Ayah Fahmi menghela nafas panjang karena tugasnya bertambah yaitu membujuk anak kembarnya agar mengijinkan Fitri pergi ke Jogja.

"Ayo kita sama ayah, nanti ayah jelasin" titah ayah Fahmi sambil beranjak ke arah ruang kerjanya diikuti oleh ketiga putranya, sedangkan bunda Fara membiarkan suaminya membujuk putra kembarnya karena dia yakin pasti mereka bakalan protes.

"Bunda kenapa sedih?" tanya rani istri dari Fauzan.

"Bunda kalau punya masalah bisa berbagi sama kita berdua, anggap aja kita berdua ini teman bunda bukan menantu" ucap Nita istri Faiz.

"Ayo kita bicara di ruang keluarga aja" ajak bunda fara.

Setelah sampai di ruang keluarga bunda Fara pun langsung menceritakan kepindahan Fitri yang akan masuk pesantren yang ada di jogja.

"Bunda jangan sedih, Fitri pergi bukan untuk selamanya tapi dia pergi sebentar buat menambah ilmu agamanya" ucap Rani menenangkan sang mertua.

"Justru itu, adik kalian bakalan tinggal di sana karena ayah kalian sudah menjodohkan Fitri sama putra kyai Hasan" ucap bunda Fara dan tentu membuat kedua menantunya terkejut.

"Bunda apa ini tidak terlalu cepat?" tanya Nita.

"Perjanjian ini sudah di sepakati dari dulu nak" jawab bunda Fara.

"Tapi bunda tau sendiri kan gimana posesifnya si kembar jika sudah bersangkutan sama fitri" ucap Rani.

"Biarkan ayah kalian yang urus mereka bertiga" jawab bunda Fara.

"Baiklah bunda kita cuma bisa dukung apapun yang terbaik buat Fitri" ujar Nita.

****

Sedangkan di ruang keluarga ayah Fahmi suasana jadi memanas saat sang ayah memberitahu kepindahan sang adik tercinta.

"Pokoknya Faris nggak setuju kalau Fitri pindah ke Jogja" ucapnya, percayalah Faris paling tidak bisa jika harus berpisah dengan sang adik.

"Fauzan juga setuju sama pendapat Faris"

"Faiz juga"

Ayah Fahmi memijit keningnya karena mendengar penolakan sang anak.

"Dengerin ayah dulu"

"Aku mau ke kamar adek dulu" ucap Faris langsung keluar tanpa menghiraukan sang ayah diikuti oleh kedua saudaranya.

Setelah sampai di depan kamar sang adik mereka pun mengetuk pintu.

Tok

Tok

Tok

"Adek sudah tidur belum" panggil Faris.

Ceklek

Pintu pun terbuka dan itu membuat si kembar tersenyum saat melihat wajah cantik sang adik.

"Abang ayo masuk jangan berdiri disitu terus nanti kakinya pegal" ajak Fitri sambil masuk terlebih dahulu dan diikuti oleh ketiga abangnya.

"Dek Abang boleh nanya" ucap Fauzan.

"Boleh" jawab Fitri.

"Adek setuju pindah ke Jogja?" tanya Faiz.

"Adek setuju" jawabnya.

"Adek beneran mau pindah ke Jogja bukan karena di paksa sama ayah kan?" tanya Faris.

"Ini beneran keputusan adek kok bukan paksaan dari ayah, Abang jangan salahin ayah karena ayah pasti mau adek jadi yang lebih baik lagi makanya ayah mau masukin adek ke pesantren" ucap Fitri tulus.

Ketiga Abang Fitri terharu mendengar ucapan adiknya, ternyata adik kecil mereka sudah tumbuh jadi gadis cantik yang cerdas, sontak mereka langsung memeluk Fitri dan di balas oleh sang empunya, sedangkan di depan pintu

kamar sang ayah dan bunda melihat keempat anaknya berpelukan, ayah Fahmi dan bunda Fara sangat bersyukur karena anak-anak mereka saling menyayangi walaupun di antara mereka sudah ada yang menikah.

****

2. Jogja

Pagi harinya semuanya sudah berkumpul di kediaman Alexander, rencananya mereka akan berangkat menggunakan mobil karena akan tinggal di Jogja selama dua hari.

"Semua barangnya udah masuk kan?" tanya ayah Fahmi.

"Udah kok yah" jawab Fitri dan ketiga sahabatnya.

Setelah semua barang masuk ke dalam mobil masing-masing mereka pun segera agar sampainya sesuai dengan prediksi para ayah.

"Gue pasti bakalan kangen sama suasana rumah" batin Fitri.

"Huffftt gue tau ini sulit, tapi gue juga nggak mau ayah merasa malu punya putri yang kerjanya selalu bikin anak orang masuk rumah sakit"

"Gue harap di tempat baru gue nggak ada yang ganggu gue dan juga sahabat gue"

Faris yang melihat wajah sedih adiknya langsung memeluknya, karena dia sangat tau bagaimana perasaan adiknya sekarang.

"Jangan tunjukin muka sedih adek di depan Abang kalau nggak mau liat memberontak kepindahan adek" ancam Faris.

"Adek nggak sedih Abang, adek cuma kepikiran pasti nanti adek bakalan kangen sama kalian semua" jawab Fitri.

"Apa perlu Abang juga ikut tinggal di Jogja?" tanya Faris.

"Abang ngaco ihhhh" ucap Fitri mengerucutkan bibirnya sedangkan Faris terkekeh geli melihat tingkah adiknya, percayalah Faris hanya akan bersikap manis dan suka tertawa jika sudah berhadapan dengan dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Sekarang adek tidur ya perjalanannya masih lama" ucap Faris dan di angguki oleh Fitri.

****

Setelah 7 jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan.

Kini mereka berada di depan gerbang pesantren AL-AQSHA.

"Assalamualaikum pak"

"Waalaikusalam" jawab satpam tersebut.

"Silahkan masuk pak, kyai udah nunggu di ndalem" ucap pak satpam.

"Makasih ya pak" ucap ayah Fahmi.

Saat mobil mereka masuk ke pekarangan pesantren sontak menyita perhatian semua orang.

"Cakep banget mobilnya"

"Hmm kayaknya bakalan ada santri baru nih"

Setelah sudah memarkirkan mobil masing-masing, semuanya pun langsung keluar bahkan Fitri yang sejak dalam perjalanan tidur kini sudah bangun.

Saat sudah berada di depan pintu ndalem ayah Fahmi pun langsung mengetuk pintu.

Tok

Tok

Tok

"Assalamualaikum"

"Waalaikusalam" jawab orang yang ada di dalam ndalem.

Ceklek

"Akhirnya kalian sampai juga, mari masuk" ajaknya setelah mereka berpelukan.

"Apa kabar san?" tanya Daddy dion.

"Alhamdulillah kabar saya baik, kalian sendiri sama keluarga apa kabar?" ucap Abah disertai pertanyaan di akhir kalimatnya.

"Alhamdulillah baik juga" jawab papi sandi dan di angguki oleh para ayah lainnya.

****

Mari berkenalan dengan kyai hasan dan keluarganya.

Kyai Hasan atau biasa di panggil Abah Hasan adalah pemilik pesantren Al-Aqsha, pesantren terbesar yang di Jogja. Abah Hasan sendiri memiliki empat anak kembar yang tidak identik, yang mana semua anaknya laki-laki. Istri kyai Hasan sendiri bernama ceca Anggita biasa di panggil ummi ceca.

Anak Abah Hasan sudah berumur 25 tahun seumuran dengan para Abang Fitri. Anak Abah Hasan bernama Muhammad Azkha Al-Hussein, yang kedua bernama Muhammad Ardi Al-Hussein, yang ketiga bernama Muhammad Aldiansyah Al-Hussein dan yang terakhir bernama Muhammad Arham Al-Hussein.

****

Saat ini mereka berbincang di ruang tamu dan tidak lama kemudian datang seorang dengan pakaian gamis dan hijab lebar sedang membawa nampan berisi teh dan cemilan.

"Silahkan diminum" ucap ummi ceca.

"Kenapa repot-repot gini sih mbak"

"Nggak repot kok"

Fitri yang melihat kedatangan ummi ceca terpesona saat melihat penampilannya.

"Masya Allah cantik banget" batin Fitri kagum.

"Gue kalau pake gamis cantik nggak ya?"

"Fitri woyy Fitri" panggil Nina.

"Ha, a-apa" kagetnya.

"Mikirin apa hayoo?" tanya Yuli.

"Nggak mikirin apa-apa kok" jawab Fitri.

"Abah gus kembar kemana?" tanya Kevin Abang itri.

Mendengar pertanyaan bang kevin, Fitri dan ketiga sahabatnya heran, karena mereka taunya Abah Hasan punya seorang anak laki-laki dan tidak tau sama sekali kalau anak Abah Hasan ternyata kembar.

Belum sempat Abah Hasan menjawab pertanyaan bang kevin, seseorang lebih dulu mengucapkan salam.

"Assalamualaikum"

"Waalaikusalam"

"Dimana aja kalian?" tanya Faiz saat keempat anak Abah Hasan duduk bergabung dengan mereka.

"Ada urusan tadi di luar" jawab Arham.

Di antara ke empat anak Abah Hasan hanya azkha yang mempunyai sifat dingin terhadap orang di sekitarnya kecuali jika bersama keluarganya.

"Kalian apa?" tanya Fauzan.

"Alhamdulillah seperti yang kamu liat, kamu baik" jawab Aldi.

Sedangkan azkha perhatiannya teralihkan dimana Fitri dan ketiga sahabatnya sedang bercanda atau lebih tepatnya perhatian azkha tertuju kepada seseorang wanita yang memakai baju warna putih yang tidak lain adalah Fitri.

"Kedip ka ingat bukan muhrim" tegur Ardi yang melihat saudaranya menatap seseorang yang bukan mahramnya.

"Astaghfirullah" ucap azkha memalingkan mukanya.

"Mereka siapa?" tanya Arham.

"Yang mana?" bukannya menjawab Rezki malah balik bertanya.

"Mereka berempat" jawab Arham.

" Yang pakai baju kuning namanya itri, adek saya itu" ucap Kevin.

"Terus yang pake baju hitam namanya nina, adik saya" sahut Rezki.

"Yang pake baju warna biru namanya Yuli, itu adik saya" ujar Haikal.

"Sisanya itu adik kami" ucap faiz bercanda.

"Kira makanan apa bilang sisa" sahut Arham.

"Terus namanya siapa?" tanya azkha dan sontak membuat mereka menatap ke arah dengan tatapan menggoda bahkan Faris pun.

"Kkhhmmmm" ejek mereka.

Sedangkan azkha menetralkan raut wajahnya walau sebenarnya dia sangat penasaran siapa nama adik si kembar f.

"Beneran mau tau siapa namanya?" tanya Faris dengan nada menggoda.

"Lupakan" jawab azkha dingin.

Rasa penasaran azkha pun akhirnya terjawab saat ayah Fahmi memanggil Fitri.

"Fitri sini nak" panggil ayah Fahmi dan Fitri pun langsung berdiri menuju sang ayah begitupun dengan ketiga sahabatnya.

"Kenapa yah?" tanya Fitri dengan suara lembut.

"Subhanallah suaranya lembut banget ya Allah" batin azkha.

"Astaghfirullah, apa yang kamu pikirkan azkha" rutuk azkha.

"Nanti kamu akan tinggal di asrama putri bersama ketiga sahabatmu" jawab ayah Fahmi.

"Terus yang bimbing kami kesana siapa yah, kami kan belum tau letak asramanya dimana?" tanyanya.

"Kamu tenang aja ya nak, nanti ada santri yang akan panggil kamu kok" jawab ummi ceca.

"Baik nyai" ucap Fitri dan ketiga sahabatnya.

Ummi ceca terkekeh geli saat mendengar panggilan mereka.

"Panggil ummi aja nak" titah ummi ceca.

"Baik ummi" jawab mereka kompak.

"Kalian berempat cantik banget" puji ummi ceca.

"Makasih ummi" ucap mereka berempat tersipu malu.

Sedangkan azkha yang melihat Fitri tersipu malu rasanya ingin segera menikahinya agar tidak terjadi zina mata karena selalu ingin melihat wajah cantik Fitri.

"Apa aku kasih tau ummi aja kali ya kalau a

ku suka sama Fitri dan ingin meminangnya, takutnya aku nggak bisa jaga pandanganku, tapi aku takut Fitri menolakku" batin azkha yang ingin mengungkapkan isi hatinya nanti malam.

****

3. Keliling Pesantren

Fitri dan ketiga sahabatnya izin keliling pesantren karena merasa kebosanan, wajarlah bosan pas masih di Jakarta mereka kan sukanya bikin onar.

"Gimana kalau kita keluar cari angin bosan juga di sini terus” ajak Fitri.

"Let's go” jawab mereka serempak.

"Ayah kami mau keluar sebentar keliling cari angin boleh kan” izin Fitri kepada sang ayah.

"Boleh tapi ingat kalian jangan sampai bikin onar” ucap ayah Fahmi.

"Siap yah” jawab mereka kompak.

Setelah mendapat izin dari sang ayah mereka pun keluar keliling pesantren. Saat keliling pesantren mereka menjadi pusat perhatian para santri yang sedang berada di luar kelas, mereka membuat heboh di pesantren terutama santri putra yang heboh melihat kecantikan mereka, untung saja ada para ustadz yang menegur mereka untuk diam.

"Kuatkanlah imanku ya Allah"

"Astaghfirullah mau natap mereka tapi takut zina mata"

Begitulah kira-kira pekikan para santri putra, sedangkan santri putri ada yang menatap kagum ada juga yang menatap mereka dengan tatapan iri.

Fitri dan ketiga sahabatnya acuh terhadap sekitar mereka, sampai akhirnya mereka menemukan pohon rindang dan ada sebuah bangku di bawahnya.

"Kita duduk di sana" tunjuk Fitri.

"Ayo" jawab Nina.

Kesan pertama mereka saat mereka sampai di bawah pohon rindang tersebut, nyaman dan indah.

"Sejuk banget disini" ucap Nina.

"Pemandangannya juga bagus karena langsung menghadap ke lapangan bola" ujar itri.

"Fiks kita harus sering-sering kesini" ucap yuli.

Sedangkan Fitri hanya tersenyum dan memikirkan apakah dirinya bisa betah tinggal di pesantren dan apakah dirinya bisa meruba sikapnya jadi lebih baik lagi.

****

Disisi lain tepatnya di rumah kyai Hasan, Gus kembar mengajak sahabatnya juga keliling pesantren dan tentu istri Fauzan dan Faiz juga ikut.

Setelah meminta izin kepada kyai Hasan mereka pun keluar keliling melihat suasana pesantren.

"Enggak berubah sama sekali ya saat terakhir kita kesini" ucap faiz.

"Bener banget, saya kira kalau berkunjung berikutnya bakalan berubah ternyata tidak" ucap Kevin.

"Ummi yang nggak mau pesantren di rubah, makanya sampai sekarang masih sama" jawab Aldi.

Sedangkan Rani dan Nita tengah berpikir bagaimana reaksi suami mereka jika tau kalau Fitri sudah di jodohkan oleh ayah Fahmi.

"Semoga kamu nggak marah mas saat tau jika Fitri sudah di jodohkan" batin Rani.

"Bagaimana kalau kak Fauzan, mas Faiz  sama kak faris marah jika tau adik kesayangannya sudah di jodohkan" batin Nita.

Percayalah kedua menantu ayah Fahmi itu sedang sangat gelisah, mereka takut jika suami mereka menolak jika Fitri sudah di jodohkan.

Saat berkeliling banyak santri putri yang terpesona sama kegantengan mereka.

"Aishh ternyata sudah ada yang memiliki pasangan"

"Keberuntung banget aku hari ini"

"Ya Allah jodohkan lah aku salah satu di antara mereka"

"Astaghfirullah mau lihat wajah mereka lamatapi takut zina mata"

Sedangkan mereka hanya acuh mendengar bisik-bisikan para santri putra tersebut, sedangkan azkha dan ketiga saudaranya sudah menajamkan matanya saat mendengar bisikan para santrinya.

"Astaghfirullah kayaknya saya harus beri mereka hukuman" batin azkha.

"Apa pelajaran yang saya berikan kurang sampai mereka terang-terangan melalukan zina mata" batin Ardi.

"Jika abah tau pasti sudah marah" batin Aldi.

"Astaghfirullah" batin arham.

Sedangkan disisi lain, Fitri dan ketiga sahabatnya sangat menikmati suasana pesantren yang sudah mau menjelang sore.

"Menurut kalian, kita bakalan betah nggak sih tinggal disini?" tanya itri.

"Gue kurang yakin sih" jawab Nina.

"Kita jalani aja dulu" ucap Yuli.

"Bener yang dikatakan Yuli, kalau kita nggak betah tinggal kabur aja" ucap Fitri.

"Kalian nggak lupa kan cara kabur dengan manjat pagar tinggi" sambungnya.

"Tent_"

"Enggak ada yang bisa kabur dari pesantren ini" ucap seseorang yang memotong ucapan itri.

Sontak mereka berempat menoleh ke belakang dan yah disana sudah ada Gus kembar dan para Abang mereka serta kakak ipar Fitri.

"Siapa juga yang mau kabur?" elak Fitri.

"Kamu lah siapa lagi coba" jawab azkha.

"Enggak kok, iyakan gays" ucap Fitri minta persetujuan dari sahabatnya dan di angguki oleh mereka bertiga.

"Saya dengar sendiri ya, kalau kalian ingin kabur jika tidak betah tinggal pesantren" ucapan azkha membuat para sahabatnya dan saudara kembarnya melongo tidak percaya, percayalah ini kalimat terpajang yang azkha keluarkan dari mulutnya, azkha hanya akan berbicara panjang jika sedang mengajar setelahnya hanya ada perkataan yang singkat bahkan jika berhadapan bersama sang ummi azkha tetap irit bicara walaupun nada bicara terkesan lembut jika berbicara dengan sang ummi.

"Terserah anda mau ngomong apa" ucap Fitri ketus dan langsung berdiri memeluk Faris.

"Abang" rengek Fitri dan justru membuat azkha ingin segera menikahinya karena mendengar suara rengekan Fitri yang terdengar manja.

"Astaghfirullah ini cewek beneran mau di nikahin" batin azkha.

"Aku harus buru-buru ngasih tau ummi dan Abah rencanaku ini" batinnya.

"Kenapa, hmmm?" batin Faris lembut sambil mengelus lembut kepala adiknya.

"Adek pasti kangen banget sama Abang" jawab Fitri.

Sedangkan kedua Abang Fitri mendengus kesal, percayalah mereka selalu bertengkar memperebutkan Fitri hanya untuk menghabiskan waktu bersama dan yang jadi pemenangnya tentu ayah fahmi.

Fitri yang menyadari kedua Abang kembarnya kesal segera melepaskan pelukannya dan beralih memeluk mereka berdua.

"Abang marah sama adek" ucap Fitri dengan mata berkaca-kaca, ingat ya itu cuma trik agar abangnya nggak kesal.

Fauzan dan Faiz gelagapan saat melihat wajah adiknya yang bersedih apalagi kini matanya sudah berkaca-kaca.

"Dasar ratu drama" batin ketiga sahabat Fitri malas.

"Abang nggak marah dek" ucap Fauzan lembut.

"Abang mana bisa marah sama kamu dek" ucap faiz dan mereka pun berpelukan.

Azkha yang melihat Fitri tersenyum manis ke arah sahabatnya langsung paham jika Fitri sedang mengerjai abangnya.

"Menggemaskan" batin azkha.

"Abang nggak bohong kan"

"Enggak kok dek" jawab mereka berdua kompak.

"Sudah-sudah ayo sekarang kita kembali ke ndalem nggak lama lagi waktu shalat Azhar tiba" ucap Faris dan langsung menarik tangan Fitri dari pelukan kembarannya.

Ranj dan Nita melihat kekesalan semua mereka langsung memeluk lengannya sebagai penenang.

"Mas nggak usah kesal deh, biar kan saja fitri habiskan waktunya bersama kak Faris, pasti dia bakalan kesepian jika sudah kembali ke Jakarta" ucap Rani.

"Sayang, Faris itu adik ipar kamu yaa jadi nggak usah panggil kakak" ucap Fauzan.

"Kamu lupa mas kalau lebih tua kak Faris daripada aku, umur aku 23 tahun mas bukan di atas 25 tahun" ucap Rani kesal.

Fauzan langsung memeluk istrinya agar tidak merasa kesal, Fauzan sangat mencintai istrinya sama halnya ia mencintai dua wanita kesa

yangan keluarga Alexander.

Sedangkan Faiz dia tidak mempermasalahkannya karena sang istri lebih dulu menjelaskannya, dan dia mendukungnya.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!