NovelToon NovelToon

Dua Hati Terperangkap

Keindahan Di Balik Tirai

Lisa dan David adalah pasangan yang telah bersama selama sepuluh tahun. Mereka memiliki dua anak yang ceria, Daniel dan Sophia. Di mata orang lain, keluarga ini adalah contoh sempurna dari harmoni dan kebahagiaan. Tapi seperti yang sering terjadi, penampilan seringkali menipu.

Pada pandangan pertama, rumah mereka adalah rumah idaman bagi banyak orang. Terletak di pinggiran kota dengan taman yang luas dan terawat rapi, rumah dua lantai mereka tampak seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Dari luar, tidak ada yang bisa melihat retak-retak dalam hubungan mereka. Tapi apa yang tersembunyi di balik pintu rumah mereka adalah kisah yang berbeda.

David adalah seorang eksekutif sukses di sebuah perusahaan teknologi besar. Dia adalah tipe pria yang tampan, cerdas, dan selalu tampak tenang. Sebagian besar waktu, dia duduk di meja kerjanya, berurusan dengan urusan bisnisnya yang rumit. Dia adalah ayah yang baik bagi anak-anaknya, selalu menyediakan segalanya yang mereka butuhkan.

Lisa, di sisi lain, adalah seorang ibu rumah tangga yang penuh kasih. Dia merawat anak-anak dengan penuh dedikasi dan menjaga agar rumah selalu terlihat bersih dan rapi. Lisa adalah tipe wanita yang selalu tersenyum ketika ada tamu, dan dia memiliki reputasi sebagai tuan rumah yang sempurna. Namun, senyuman itu seringkali hanya menyembunyikan beban besar yang dia rasakan.

Rumah tangga mereka tampak indah di mata dunia luar, tetapi seiring berjalannya waktu, hubungan mereka menjadi semakin dingin. Lisa dan David berbicara satu sama lain hanya tentang hal-hal yang perlu, seperti jadwal anak-anak atau pembayaran tagihan. Komunikasi mereka terasa dangkal, dan mereka semakin menjauh satu sama lain.

Malam ini, mereka duduk di meja makan yang besar, tetapi tak ada banyak percakapan. Daniel dan Sophia sedang makan malam dengan lahapnya, sementara Lisa dan David berbicara dengan setengah hati.

"Bagaimana hari Anda, sayang?" tanya Lisa, mencoba memulai percakapan.

David melirik dari ponselnya dan menjawab, "Biasa saja, pekerjaan membelitku. Bagaimana anak-anak?"

Lisa memberi senyuman lemah. "Mereka baik-baik saja. Sophia mendapat nilai A di sekolahnya. Dia begitu cerdas."

David mengangguk singkat, tetapi tidak menunjukkan banyak minat. Sebuah kesunyian mengisi ruangan saat mereka makan. Ini adalah pola yang sudah mereka alami selama beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, mereka bisa bercakap-cakap tentang segala hal, tertawa bersama, dan merencanakan masa depan. Tapi sekarang, segalanya telah berubah.

Setelah makan malam, Lisa membersihkan meja dan David kembali ke kantornya di rumah. Mereka berdua sibuk dengan rutinitas mereka sendiri, dan begitu mudah untuk menghindari perasaan yang terabaikan.

David duduk di depan komputer, mencoba menyelesaikan pekerjaan yang tak kunjung selesai. Namun, pikirannya terus terpecah antara tumpukan pekerjaan dan hubungannya yang terganggu dengan Lisa. Dia tahu bahwa ada masalah dalam pernikahannya, tetapi dia tidak tahu bagaimana harus menghadapinya.

Sementara itu, Lisa duduk sendirian di ruang tamu, menyesalinya kesunyian yang telah merajalela di rumah mereka. Dia merindukan saat-saat ketika mereka berdua bisa bercerita dan tertawa bersama. Lisa merasa kesepian dan tidak tahu bagaimana memulihkan hubungan mereka yang terputus.

Sebagian matahari terbenam di luar jendela, Lisa dan David terbaring di tempat tidur mereka yang luas, namun terpisah oleh sekat emosional yang tak terlihat. Kehidupan rumah tangga mereka mungkin tampak indah di mata dunia luar, tetapi di balik tirai, mereka adalah dua orang yang merasa terjebak dalam keheningan yang menyakitkan.

Pertemuan Rahasia

Lisa merasa napasnya berat ketika dia mengejar cahaya merah lalu lintas yang hampir saja berubah menjadi hijau. Hatinya berdegup kencang, dan pandangannya terus bergerak ke arah jalan beraspal yang terhampar di depannya. Ini adalah pertemuan yang dia rasa perlu, tapi juga sangat berisiko. Dia merasa kegelisahan di dalam dirinya seperti api yang membakar, dan dia tahu bahwa tindakan yang dia rencanakan bisa mengubah segalanya.

Saat lampu lalu lintas akhirnya berubah menjadi hijau, Lisa menekan pedal gas dengan lembut dan melanjutkan perjalanan ke tujuannya. Dia merenung tentang keputusannya untuk bertemu dengan Michael, teman kerja David yang telah menjadi bagian dari perasaannya selama beberapa bulan terakhir. Itu adalah perselingkuhan yang tak terencana, tetapi begitu mereka merasakan tarikan satu sama lain, sulit untuk menghindarinya.

Ketika dia tiba di kafe yang telah mereka sepakati sebagai tempat pertemuan, Lisa memarkir mobilnya dan mematikan mesin. Hatinya berdebar keras saat dia keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk kafe. Semua itu adalah pertaruhan besar, dan dia tahu risiko yang dia ambil.

Saat dia masuk, dia mencari-cari Michael di antara kerumunan pelanggan yang sibuk. Michael, dengan rambut hitam keriting dan senyum yang menawan, tidak sulit dikenali. Dia duduk di salah satu sudut kafe, sambil menunggu dengan gelas kopi di depannya.

Lisa mendekati meja Michael dengan hati-hati, berusaha menjaga agar penampilannya tidak terlihat terlalu tergesa-gesa. Dia tersenyum canggung ketika Michael akhirnya melihatnya dan bangkit dari kursinya.

"Lisa," kata Michael dengan suara yang hangat, seolah-olah dia benar-benar senang melihatnya. "Aku senang kau bisa datang."

Lisa merasa adanya getaran emosi yang mendalam di dalam dirinya saat dia berjabat tangan dengan Michael. "Aku juga," katanya, mencoba menjaga suaranya tetap tenang.

Mereka duduk di meja yang sama dan berbicara tentang hal-hal sepele pada awalnya, seperti cuaca dan pekerjaan. Namun, ketegangan yang mendalam terasa dalam udara, dan mereka tahu bahwa mereka tidak bertemu hanya untuk obrolan santai.

Akhirnya, Michael menatap Lisa dengan serius dan berkata, "Ada sesuatu yang ingin kau katakan, bukan?"

Lisa menelan ludah dengan canggung, tetapi dia tahu bahwa dia harus mengungkapkan niatnya. "Michael, kita harus berbicara tentang ini. Ini tidak bisa berlanjut seperti ini."

Michael mengangguk, tetapi ada ekspresi penuh kebingungan di wajahnya. "Apa yang ingin kau katakan, Lisa?"

Lisa menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan, "Ini tentang kita. Tentang perselingkuhan kita. Ini salah, Michael, dan itu merusak segalanya. Aku mencintai David, dan aku tidak ingin melukainya lebih jauh."

Michael menggigit bibirnya, tampaknya merenungkan kata-kata Lisa. "Aku tahu itu salah, Lisa," akunya dengan suara yang lemah. "Tapi apa yang bisa kita lakukan?"

Lisa mengangguk, mengerti bahwa pertemuan ini adalah langkah pertama untuk mengatasi masalah mereka. "Kita harus mengakhiri ini, Michael. Ini tidak bisa terus berlanjut. Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan David, dan kau juga harus berusaha memperbaiki hidupmu."

Michael menundukkan kepala dengan penyesalan. "Aku tahu, Lisa. Ini akan sulit, tapi kita harus melakukannya."

Mereka berdua mengerti bahwa pertemuan itu adalah titik awal dari perubahan yang sangat dibutuhkan dalam hidup mereka. Itu adalah langkah pertama dalam mengatasi perselingkuhan mereka dan mencoba memulihkan kerusakan yang telah mereka sebabkan pada diri mereka sendiri dan pada orang yang mereka cintai.

Setelah berbicara beberapa saat lagi tentang langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk mengakhiri perselingkuhan ini, mereka akhirnya berdiri dari meja dan berpisah dengan perasaan campur aduk. Lisa kembali ke mobilnya, merasa sedikit lega karena dia telah mengambil langkah untuk mengakhiri perselingkuhan itu. Tapi dia juga tahu bahwa perjalanan menuju pemulihan tidak akan mudah.

Tanda-tanda Pertama Ketegangan

Lisa dan David menghadiri pesta pernikahan teman lama mereka, Sarah dan Michael. Pesta itu diadakan di sebuah vila mewah yang terletak di tepi pantai. Matahari terbenam, dan suasana pesta sangat meriah, tetapi di antara semua tawa dan senyuman, tanda-tanda ketegangan dalam hubungan Lisa dan David mulai muncul.

Saat mereka duduk di meja pesta yang didekorasi indah, ada perasaan jarak yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Meskipun Lisa mencoba untuk tersenyum dan berbicara dengan tamu-tamu lain, David tampak sibuk dengan ponselnya. Ia selalu terlihat seperti berada dalam dunianya sendiri, terpisah dari segala yang ada di sekitarnya.

"Kau baik-baik saja?" Lisa bertanya dengan lembut, mencoba untuk mendekati suaminya.

David mengangkat kepalanya, menatap Lisa dengan mata kosong. "Oh, maaf," katanya. "Apa yang kau katakan?"

Lisa merasa kekecewaan dalam hatinya saat David tidak sepenuhnya mendengarkan. "Aku hanya bertanya apakah kau baik-baik saja."

David mengangguk singkat. "Ya, aku baik-baik saja."

Namun, ketegangan terasa dalam kata-katanya. Mereka berdua tahu bahwa sesuatu tidak beres, tetapi tidak satu pun dari mereka yang memiliki keberanian untuk membuka pembicaraan yang sulit ini di tengah-tengah pesta pernikahan teman mereka.

Pesta pernikahan berlanjut dengan makanan yang lezat dan musik yang menggema. Namun, di antara sorakan dan tawa tamu-tamu, Lisa dan David semakin terlihat seperti dua orang yang terasing. Mereka bahkan tidak lagi duduk bersebelahan.

Suara tawa Sarah, pengantin perempuan, terdengar sangat jelas. Dia dan Michael tampak sangat bahagia, dan itu hanya membuat Lisa merasa semakin terasing. Dia ingat saat-saat indah ketika dia dan David berada dalam tahap awal pernikahan mereka, ketika semuanya tampak begitu mudah dan bahagia. Tetapi sekarang, semuanya berubah.

Pada suatu saat, Lisa melihat David berbicara dengan wanita muda yang tampak cantik dan berpenampilan menarik. Mereka tertawa bersama dan tampaknya sangat nyaman satu sama lain. Lisa merasa gejolak di dalam hatinya, meskipun dia mencoba untuk tidak terlalu terpengaruh.

Malam itu, ketika mereka pulang dari pesta pernikahan, mobil mereka hening. Itu adalah perjalanan yang biasanya penuh dengan obrolan dan canda tawa, tetapi sekarang, mereka berdua duduk di dalam keheningan yang menyakitkan.

Setibanya di rumah, David pergi ke kamar tidur tanpa sepatah kata pun. Lisa mengikuti dengan hati yang berat. Dia tahu bahwa mereka harus mengatasi ketegangan yang telah merajalela dalam hubungan mereka, tetapi dia tidak tahu dari mana harus memulainya.

David berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Lisa duduk di sisi tempat tidur, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

"Apa yang terjadi pada kita, David?" tanya Lisa akhirnya dengan suara yang lembut. "Apa yang terjadi dengan perasaan kita?"

David menoleh ke arah Lisa, matanya penuh dengan ekspresi yang bingung. "Aku tidak tahu, Lisa," katanya dengan suara yang muram. "Semuanya terasa berubah, dan aku tidak tahu bagaimana mengatasinya."

Lisa merasa air mata menetes dari matanya saat dia berkata, "Aku merindukan kita. Aku merindukan cara kita dulu, ketika kita bahagia bersama."

David mendekatkan diri ke Lisa dan memeluknya erat. "Aku juga merindukannya," bisiknya. "Apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya?"

Mereka berdua tahu bahwa mereka tidak bisa lagi mengabaikan ketegangan yang telah menghantui hubungan mereka. Ini adalah tanda-tanda pertama bahwa sesuatu tidak beres, dan mereka harus mencari cara untuk mengatasinya jika ingin menyelamatkan pernikahan mereka.

Lisa dan David tetap merangkul satu sama lain di dalam kamar tidur yang hening. Perasaan ketegangan masih ada, tetapi setidaknya mereka telah membuka jendela komunikasi yang telah lama tertutup.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!