Clesia adalah cerita pertama yang di publikasikan oleh Pushi Birara
Cerita ini terinspirasi dari mimpi yang di alami author.
Tujuannya adalah ingin membuat alur cerita dari mimpi author yang terkadang dalam mimpi itu kurang jelas maksudnya apa.
Semoga suka yaa dengan karya Pushi Birara
Salam hangat dari author ..
Kalo mau intip sosmed kita bisa kok
Instagram : @youkah.saff
@hayjekaa
Gadis itu bernama Clesia, usianya baru menginjak 19 tahun di tahun 2019.
Dia seorang gadis yang memiliki paras cantik, senyuman nya pun manis, rambutnya panjang terurai dan bergelombang, lelaki mana yang tak suka padanya jika melihat wajahnya? Tubuhnya pun ideal, tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu pendek.
Tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, terlihat sangat ideal sekali. Bisa di bilang inilah idaman para lelaki.
Clesia selalu di banggakan oleh keluarganya, dia gadis yang beruntung dan juga kaya.
Lelaki para tetangga nya menganggap Clesia adalah girlfriend material. Namun, Clesia hanya orang yang pendiam, pemalu dan juga jarang sekali berbaur dengan yang lain. Bisa di bilang untuk mendapatkan Clesia sebagai pacarnya adalah mimpi yang sangat mustahil untuk di gapai.
♡♡♡
Hari itu adalah hari yang cerah, alam sedang bersahabat kali ini. Clesia yang tengah menikmati itu tiba-tiba di ajak untuk pergi ke suatu tempat oleh pak supir suruhan Ayah Clesia.
Kemudian Clesia menaiki mobil dan membawa barang-barang yang sudah di siapkan oleh pembantunya.
Dalam perjalanan, Clesia tertidur lelap sehingga tidak tahu arah tujuan nantinya mau kemana. Ketika ingin sampai, Clesia terbangun dan ia melihat sebuah jalan pegunungan yang sangat indah, banyak pepohonan dan juga rumah-rumah yang tertata rapih.
Kemudian, ia disuruh turun oleh pak supir di suatu tempat. Tempat itu seperti pedesaan yang berada di pegunungan. Pak supir hanya memberitahu bahwa nantinya akan ada Tantenya yang menjemputnya dia disini, lalu Pak supir langsung pergi tanpa sepatah kata lagi.
Clesia sangat kebingungan setelah ditinggal oleh Pak supir itu, karena itu bukan daerahnya ataupun tempat tinggalnya.
Setelah menunggu lama, tiba-tiba dari dalam rumah tidak jauh dari Clesia berdiri ada seseorang yang melambaikan tangan dan memanggil namanya dan itu ternyata Tante Clesia.
“Cel .. sini masuk” ucap Tantenya.
Akhirnya Clesia masuk menuju rumah yang sangat sederhana dari rumahnya di kota. Namun ketika masuk ke dalam ruangannya sangat luas seperti rumahnya yang ada di kota.
Clesia disuruh untuk beristirahat, dan akhirnya Clesia pun tidur.
Clesia tidur cukup lama, dari sore ia tidur sampai besok paginya ia baru bangun.
Ketika bangun, Clesia langsung di suruh untuk berangkat sekolah di desa itu. Karena memang ternyata Ayah nya sudah mengajukan surat pindah sekolah dan pindah ke tempat dekat dengan daerah Tantenya.
Clesia berangkat sekolah sendiri tanpa di antar oleh Tantenya. Karena meskipun Clesia baru pertama kali sekolah di desa itu, namun Clesia mencoba untuk berangkat sendiri saja menuju sekolah yang katanya terlihat cukup mewah dan elit.
Sesampainya di sekolah Clesia hanya diam dan bingung. Ia tak tahu harus kemana, karena sekolah itu cukup besar dan luas.
Akhirnya Clesia bertemu dengan seorang guru, lalu sang guru pun menyuruhnya untuk mengikutinya seakan sudah tahu bahwa Clesia adalah murid baru yang harus di beri tahu dimana ruang kelasnya.
Kemudian Clesia mengikuti guru tersebut menuju ruang kelasnya. Namun, di sela-sela itu ada satu kelas yang sangat ribut hingga mengundang guru itu pun untuk melihat apa yang terjadi.
Terlihat disana bahwa ada yang sedang bertengkar yaitu dua orang perempuan yang entah sedang meributkan apa.
Sebelum guru masuk Clesia sempat melihat seorang lelaki yang berusaha melerai pertengkaran itu, dia memiliki tubuh yang ideal, paras yang tampan, senyumnya pun manis jika di akui, seperti boyfriend material seorang perempuan.
Hingga akhirnya lelaki itupun ikutan melirik ke arah Clesia, setelah guru menghampiri murid yang sedang bertengkar itu, kemudian lelaki itupun mendekati Clesia.
“Mau keliling-keliling?” tanya lelaki tampan itu.
Clesia bingung dengan pertanyaan itu, dan ia hanya menjawab satu kata penolakan yaitu “Enggak” dengan nada jutek sedikit pemalu.
Tanpa pikir panjang lelaki itupun langsung tersenyum dan menarik Clesia untuk melihat-lihat sekolah.
Lelaki itu tahu bahwa Clesia adalah seorang murid baru di sekolahnya yang sepertinya asing jika di lihat.
Pulang sekolah lelaki itu langsung menjemput Clesia dan mengajaknya ke suatu tempat. Tempat itu tidak jauh dari sekolahnya, tempat seperti perbukitan, dan tempat itu melewati jalan yang sulit di tempuh oleh Clesia.
Lelaki itu mengajak untuk menaiki sebuah bukit di gang sempit, namun karena Clesia memakai rok jadi sedikit sulit juga untuk menaikinya.
Akhirnya, lelaki itu pun menghampiri Clesia setelah ia sudah naik gang itu sementara Clesia masih terdiam di bawah karena bingung bagaimana naiknya.
Lelaki itupun menarik tangan Clesia dan membantunya.
Apa yang dilihat Clesia ketika sudah melewati gang sempit itu adalah tanah yang sangat rata hingga ia berpikir bahwa ini bisa di pijak oleh kaki.
Ketika memijak itu, ternyata ada seorang bapak-bapak seperti marah kepada lelaki itu dan Clesia, tampaknya bapak itu sangat kesal karena tanah yang rata itu sebenarnya sudah di tanami bibit pohon malah di injak oleh Clesia dan lelaki itu.
Akhirnya mereka panik dan lari menuruni bukit itu,namun tampaknya Clesia tak bisa menahannya hingga ia ingin terjatuh tetapi dengan sigap lelaki itu langsung menanggapi tubuh Clesia pada bagian pinggangnya.
Jika saja bisa memeluknya, itu pasti akan lebih romantis (pikiran dari lelaki itu).
Kemudian lelaki itu bercerita tentang dirinya dan kehidupannya hingga membuat Clesia tertawa terpingkal-pingkal, bahkan selama ini Clesia sepertinya baru mengalami tertawa hingga terpingkal-pingkal.
Bercandaan dan cerita dari lelaki itu sangat membuat Clesia bahagia, baru kali ini ia di buat bahagia oleh seorang lelaki yang baru di kenalnya tadi pagi di sekolah.
Salah satu candaanya yang Clesia ingat adalah ketika lelaki itu menceritakan masa-masa SD nya.
“Waktu SD, Aku pernah sakit perut, terus mules, pas mau lari malah udah keluar duluan, jadi aku di ledekin sama temen-temen. Itu suatu kebanggaan” dengan pede lelaki itu bercerita.
Clesia mendengar itu hanya tertawa dan geleng-geleng saja mendengar cerita itu. Tapi jijik juga.
“Kamu ada cerita lucu nggak? Ceritain aja nggak papa” tanya lelaki itu.
Clesia menggelengkan kepalanya sambil menolak bahwa ia tak punya cerita lucu sama sekali.
Lelaki itu kecewa, dan bercerita kembali tentang pengalamannya agar bisa memancing Clesia untuk bercerita.
“Ayahku pernah bilang gini, jadi cowo jangan cuma modal tampang doang, kudu ngejual selera humor. Cewe sekarang rata-rata pada seneng sama cowo yang humoris daripada tampan, lo liat sule. Cewenya yang sekarang cantik loh, masa lo kalah sama sule?”
“Karena kupikir, Aku ini ganteng tapi enggak humoris akhirnya mencoba jadi humoris yah meskipun itu garing sih lawakannya, seenggaknya cerita yang bikin malu tadi bisa buat cewe kaya kamu senyum sampe ketawa. Kaya gitu aja Aku udah senang, ngerasa cowo paling bahagia di dunia .. hahhaha”
Itu semua pengalaman dan cerita dari lelaki itu, cukup panjang tapi cukup juga membuat merah pipi si Clesia.
Namun, Clesia masih belum mengakui keberadaan si lelaki itu. Karena baru kenal, dan Clesia tidak benar-benar percaya dengan lelaki itu.
Tapi anehnya, semua yang di lakukan bersama lelaki itu terasa sangat bahagia. Padahal baru pertama kali kenal, dan baru saja kenal namun rasa nyaman ini langsung hadir dalam pikiran Clesia.
“Oh iya kenalin, Tio. Kamu Clesia kan? Udah tau kok dari name tag” canda Tio.
Clesia akan selalu mengingat nama “Tio” .
Meskipun Clesia belum bisa membalas cerita-ceritanya Tio, tetapi Tio sangat menghargai itu.
Kemudian, Tio mengajak Clesia pergi ke Sungai untuk bermain air. Clesia pun meng-iyakan ajakan Tio. Kemudian mereka menuju ke Sungai dan bermain air disana.
Clesia yang tak mau baju sekolah nya basah akhirnya melepaskan bajunya, dengan mengenakan baju biasa lengan pendek dan masih memakai rok sekolah.
Mereka disana tampak sangat senang sekali, hingga waktupun sudah senja lalu Clesia di ajak pulang ke rumahnya Tio untuk makan dan dikenalkan dengan keluarganya Tio.
Namun setelah sampai disana, Clesia tidak mau karena takut merepotkan. Kemudian, Clesia pergi meninggalkan Tio. Lalu Tio pun mengejarnya.
Clesia lari menuju ke sebuah jalanan lurus dan mengikuti arah jalan tersebut, karena memang ini adalah jalan yang pernah ia tempuh ketika pertama kali naik mobil menuju rumah Tante.
Dan ternyata benar, Clesia menemukan perbukitan dengan penuh rumah-rumah yang tertata rapih.
Namun ketika sampai disana Clesia tampak bingung seperti orang lupa ingatan, ia celingak celinguk sambil bengong, sebenarnya ini dimana? Mana rumah Tante?
Hingga akhirnya ada yang memanggil dari dalam rumah “Cel … sini masuk, ayok makan!” itu adalah suara Tante yang memanggil, dan Clesia baru teringat itu rumahnya.
Sementara Tio sedang mengejarnya, karena Clesia takut tidak bisa memenuhi keinginan Tio yaitu bercerita di hadapan Tio akhirnya Clesia langsung masuk menuju rumah Tante nya.
Namun apa yang Clesia lihat? Tio langsung menuju tempat belakang rumahnya dan tidak pernah kembali dari sana.
“Cel .. bangun … kamu tidur lelap sekali, ayok bangun hari ini kan kamu pertama kali ke sekolah yang baru, Tante akan antar kamu tapi sebelumnya kita sarapan dulu”
Clesia tidak bisa berkata apa-apa, jadi itu semua hanya mimpi atau apa?
Tio itu siapa? Akhirnya Clesia memberanikan diri untuk bertanya pada tante nya.
“Tan, ini hari pertamaku sekolah?” tanya Clesia dengan bingung.
“Iya, kamu kan memang pindahan sekolah, memangnya kenapa?” jawab Tante.
“Enggak kok, Tan .. “
“Kamu kaya bingung gitu mukanya .. udah sana mandi, terus sekolah” perintah Tantenya.
Setelah semuanya sudah beres, Clesia berangkat ke sekolah bersama Tante nya.
Sesampainya di sekolah yang Clesia cari itu adalah lelaki bernama Tio, yang selalu membuatnya tertawa, mengerti dengan Clesia, sangat pengertian terhadap Clesia.
Namun, usaha Clesia tidak membuahkan hasil.
Clesia kemudian di antar menuju kelas oleh wali kelasnya, sambil menuju ke kelas Clesia bertanya pada guru tersebut.
“Bu, di sekolah ini ada yang bernama Tio?” tanya Clesia.
“Memangnya kenapa? Kalau sekarang sudah tidak ada lagi yang bernama Tio” tanya Guru tersebut.
“Emang dulu ada yang namanya Tio, Bu?” tanya Clesia dengan penasaran.
“Tio itu sudah meninggal, Cel .. sejak kejadian dia tenggelam di sungai dekat sekolah ini, kamu kenal dengan Tio?” balas Guru tersebut dengan penuh keyakinan.
Clesia mendengar itu hanya bisa terdiam sambil memikirkan, kok bisa seperti itu.
“Oh .. enggak Bu”
Mereka melanjutkan ke kelasnya, dan Clesia menuju ruang kelas.
Pulang sekolah Clesia bertanya pada Tante nya, tentang ada apa tidak tetangga nya yang bernama Tio.
“Yang tante tau, Tio itu anak seumuran kamu Cel .. tapi dia sudah meninggal sekitar 5 bulan yang lalu kalau tidak salah, karena tenggelam di sungai dekat dengan sekolahmu” jelas Tantenya.
“Oh gitu ya, Tan. Aku berasa kenal dengan Tio”
“Kamu ngalamin itu lagi ternyata. Pantas saja ayahmu menyuruh pindah kesini” lanjut Tantenya.
Clesia hanya mengingat – ingat dengan apa yang di katakan oleh Tante nya .
Setelah mengingat cukup lama, akhirnya Clesia baru ingat. Ternyata dia bisa melihat apa yang tidak bisa orang lain lihat, waktu berbincang dengan Tio itu memang ada, tetapi itu hanyalah mimpi Clesia.
Bahkan Clesia bisa merasakan hadirnya Tio di dekat rumah Tante nya.
Tetap saja meskipun hanya mimpi, Clesia hanya gadis pemalu yang tak bisa berkata banyak dengan Tio meskipun ia sudah tahu bahwa Tio dan dirinya tidak lagi satu alam.
BERSAMBUNG…
Selang sekitar setengah tahun Clesia sekolah di daerah tempat Tantenya, kini Clesia menuju masa tenggang di sekolahnya yaitu sedang sibuk-sibuknya dengan ujian akhir, karena ia akan lulus sekolah.
Clesia pindah sekolah ketika ia kenaikan kelas ingin menuju kelas XII, seharusnya sudah tidak boleh pindah namun dengan alasan darurat karena Clesia selalu mengalami gangguan yang tidak orang lain rasakan atau bahkan tahu, jadi sekolah pun mengizinkan Clesia demi kesehatan psikis nya nanti.
Tetapi, ketika pindah sekolah justru Clesia mengalaminya lagi. Namun, entah kenapa justru Clesia malah bahagia ketika mengalami itu saat ini.
Clesia sekarang mengalami masa-masa dimana ia harus belajar dan cepat-cepat pergi dari tempat itu ketika lulus nanti.
Anehnya, ada hal yang sepertinya mengganjal di pikiran Clesia saat ini. Ia memang ingin pergi, namun sepertinya ada hal yang harus ia selesaikan terlebih dahulu sebelum ia benar-benar pergi dari tempat itu.
Clesia mencoba mengingatnya namun tidak ada satupun yang ingat, entah itu kejadian nyata atau mimpi sekalipun. Clesia terus mencoba mengingat itu, namun tetap tidak bisa. Akhirnya, Clesia hanya mengubur dalam-dalam pikiran itu tidak mau terlalu memikirkan hal sekecil apapun yang tidak ia ingat.
Suatu malam setelah Clesia selesai belajar untuk persiapan Try Out terakhir nya nanti, Clesia menuju tempat tidur. Sebelum tidur, ia selalu menghela nafas berharap hal yang selalu mengganjal di pikirannya bisa menemukan petunjuk di mimpinya.
##
“Cel .. masih ingat tentangku yang buang air di celana?”
Clesia seperti mendengar ada orang mengucapkan itu, ia sedikit ingat tentang kisah itu.
Tapi siapa yang mengatakan itu?
Clesia mencoba mencari tahu sumber suara itu, tiba-tiba ada yang memanggil Clesia dari kejauhan.
“Cel .. Cel .. sini, kamu ngapain disitu? Di bilang jangan jauh-jauh!”
Clesia seperti melihat ada orang yang tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu pendek, dia lelaki tapi siapa dia? Lalu, Clesia mendekat ke arah lelaki tersebut.
Herannya, Clesia seperti menerka-nerka dan terus melihatnya dari ujung rambutnya sampai ke ujung kaki. Clesia seperti sudah tidak asing dengan lelaki itu, seperti sudah mengenal dan pernah berbicara dengannya.
“Cel .. kenapa sih? Malah ngelamun, ganteng yahh? Heheh” tanya lelaki itu sambil mengusap rambutnya yang seperti idol kpop.
“Hm, Kamu tuh siapa?” tanya Clesia dengan penuh kebingungan.
“Ini Aku loh, lelaki yang pernah di bandingin sama Sule terus juga pernah buang air di celana waktu SD” jawab lelaki itu dengan santai.
“Hahhh ... “ respon Clesia dengan penuh kebingungan.
Clesia tetap tidak ingat apa-apa, ia mengingat semua hal yang di bicarakan oleh lelaki itu sangat familiar namun dengan penuh samar. Seperti ia mengalami dejavu, namun tidak tahu pelaku dari kejadian itu tadinya siapa.
Lelaki itu kemudian membawa Clesia dengan menariknya menuju gang sempit yang ada di perbukitan.
“Kamu lagi make celana, jadi pasti bisa dong naik kesini .. awas jangan nginjek tanah rata itu lagi ntar ada bapak-bapak yang marah” ucap lelaki itu pada Clesia.
Clesia melangkah dengan penuh kebingungan dan heran, seperti ia pernah mengalami kejadian ini namun kapan waktunya? Akhirnya, Clesia menaiki bukit itu menuju gang sempit.
Sesampainya diatas, mereka mencoba untuk berdekatan dan saling menatap.
“Cel ... udah lama yah, sejak itu” ucap lelaki itu sambil menatap dan senyum dengan lesung di pipinya.
Clesia sempat memalingkan wajahnya dan menunduk dari tatapan lelaki itu. Namun, lelaki itu langsung memegang dagu Clesia dan mengangkat kembali agar tatapan mata Clesia ke arahnya lagi. Lalu, lelaki itu seperti ingin menanyakan pada Clesia karena menurut lelaki itu Clesia sangat aneh sejak pertama bertemu lagi.
“Cel .. kalo Aku ngasih tahu namaku, kamu akan ingat nggak?” tanya lelaki itu sambil masih memegang dagu Clesia.
Clesia kemudian langsung menyingkirkan tangan lelaki itu, namun matanya masih menatap ke arah lelaki itu. Kemudian Clesia mengangguk pada lelaki itu.
“Aku Tio, Cel .. masa kamu nggak inget sih?” ungkap lelaki itu dengan nada sedikit kesal.
Clesia nampak bingung dan berusaha mengingat nama Tio.
“Tio .. hmm”
Clesia selalu berusaha mengingat namun tak berhasil.
Tetapi, Clesia mulai merasakan kehadiran seseorang yang ia cari selama ini.
“Aku satu sekolah denganmu .. Cel”
Clesia seperti mulai ingat dengan lelaki itu.
##
“Cel .. bangun, sudah jam setengah 6” ucap Tantenya sambil menggoyangkan tubuhnya yang masih terlelap tidur.
Clesia langsung terbangun dan sempat melamun dengan mimpinya semalam.
Apa yang ia mimpikan tampaknya itu adalah hal yang ia cari selama ini, ia akan pergi ke sekolah untuk menanyakan pada teman-temannya tentang orang yang bernama Tio.
Clesia langsung bergegas menuju kamar mandi, lalu sarapan terus berangkat ke sekolah untuk mencari tahu siapa Tio itu.
Setelah mandi, Clesia langsung sarapan dengan sangat cepat hingga membuatnya tersedak makanan.
“Uhuuuukk .. “ Clesia langsung mengambil minum.
“Pelan-pelan Cel, kenapa sih? Buru-buru banget, masih jam setengah 7” pungkas Tante yang sedari tadi memperhatikan Clesia.
“Maaf, Tan .. Clesia harus dateng pagi-pagi karena Clesia ada piket kelas”
Tante hanya mengangguk tanda mengerti.
Setelah makan Clesia langsung berpamitan pada Tante nya, dengan sangat buru-buru Clesia langsung lari meninggalkan rumah.
Sesampainya di sekolah, Clesia langsung menuju ke kelas dan menanyakan tentang Tio pada teman sebangku nya yaitu Dine.
(Dine dibaca seperti kata ‘EMAS’ bukan ‘ERA’ )
“Dine .. untung kamu udah berangkat pagi-pagi” dengan buru-buru sambil menanyakan.
"Saya kan emang berangkat pagi terus, emangnya kamu berangkat pagi kalo ada PR doang, eh tar dulu deh .. sekarang kan nggak ada PR, kok pagi? Tumben”
“Apa sih ? Oh iya Dine, kenal sama yang namanya Tio?”
Dine sempat kaget mendengar itu, dan berusaha untuk menutupi apa yang dia tahu.
“Hmm .. enggak, siapa dia? Gebetanmu ?”
“Ih bukan .. yaudah deh kalau nggak tahu”
Clesia bingung mencari tahu lewat siapa lagi, tapi Clesia ingat bahwa ia harus menanyakan itu kembali pada wali kelasnya, karena sepertinya wali kelasnya tahu tentang Tio.
Bel pun berbunyi tanda masuk pelajaran. Kemudian, ada guru masuk sambil memberi tahu bahwa mulai lusa akan ada Try Out pertama untuk kelas XII.
Setelah mengikuti pelajaran, Clesia menuju ke ruang guru untuk mencari wali kelasnya dengan tujuan mencari tahu informasi tentang Tio.
Dari luar ruang guru Clesia mencoba untuk mencari wali kelasnya lewat jendela disana dengan cara melihat-lihat setiap sudut ruangan. Tampaknya wali kelas tak ada dalam ruang guru. Lalu, Clesia sempat berpaling dari ruang guru itu dan bertemu dengan wali kelasnya.
Clesia langsung menghampiri wali kelasnya untuk menanyakan tentang Tio.
“Ibu .. mau ngobrol sebentar boleh bu?” tanya Clesia
“Mau ngobrolin tentang apa memangnya?”
“Tio, bu”
Wali kelas tersebut langsung berjalan ke tempat duduk di lobby dekat ruang guru, sepertinya itu adalah tempat yang pas untuk membicarakan soal Tio.
“Gini .. Ibu, hanya ingin memberi tahu bahwa ibu tidak tahu betul tentang Tio, jadi kamu coba ke sungai yang dulu pernah ibu ceritakan, mungkin disana kamu bisa tahu tentang Tio, sudah ya .. ibu masih ada pekerjaan lain”
Wali kelas itupun masuk ke dalam ruang guru meninggalkan Clesia. Clesia akan menuju sungai itu setelah pulang sekolah.
Pulang sekolah Clesia menuju ke sungai yang di ceritakan oleh wali kelasnya. Ketika Clesia sampai disana tidak ada jejak apapun.
Tak ada orang disana, sangat damai dan juga sepi. Namun, suasana itu entah mengapa sangat di sukai oleh Clesia.
Tenang dan damai, serta sejuk menikmati udara segar di sungai dekat pegunungan.
♡♡♡
Hari berikutnya, Clesia mencoba ke sungai itu lagi setelah pulang sekolah. Tetapi, tempat itu seperti biasa tidak ada satu orang pun yang sedang beraktifitas disana.
Clesia hanya bisa menatap luas sungai tersebut, burung-burung menemani kesejukan kala itu. Clesia mencari tempat yang pas untuk duduk dan tempat itu berada di bawah pohon besar, kemudian Clesia duduk bersender pada pohon itu sambil menatap sungai itu.
Hampir tertidur ketika melamun, namun ketika ingin menutupkan mata ada seseorang yang tampak memanggilnya.
“Mba, sedang apa disini?” tanya seorang lelaki yang terlihat masih muda bisa di bilang seperti umur 30 an.
Clesia pun terkejut akan panggilan itu dan menyahut pemuda tadi.
“Oh .. lagi lihat-lihat aja mas, soalnya adem” sahut Clesia.
“Oh gitu, yaudah mba saya pergi dulu” ucap pemuda itu
Namun, ini adalah kesempatan Clesia untuk menanyakan sesuatu dari sungai ini siapa tahu ia bisa mendapatkan informasi tentang Tio.
“Mas, maaf saya mau tanya boleh?”
“Oh iya mba silahkan, mau nanya apa?”
“Mas tahu tentang lelaki seumuran saya tenggelam nggak disini?”
“Oh itu, saya yang nemuin mba .. dia itu sepertinya nggak tenggelam cuma kecapean aja terus pingsan, karena saya panik terus saya telfon ambulance, setelah sampai RS katanya dia meninggal”
“Kecapean kok tapi bisa meninggal? Itu gimana mas?”
“Jadi mba sebelum itu, saya lihat dia lagi di tepi sungai seperti orang melamun, terus dia berenang gitu mba .. setelah itu, yang saya lihat dia terkapar di tepi sungai pas saya samperin dia pingsan terus saya telfon ambulance, asumsi saya bukan tenggelam tapi keluarganya bilang itu tenggelam, gatau deh saya”
“Keluarganya dimana sekarang mas?”
“Disini cuma ada pamannya doang, dari sini mba lurus terus belok kanan rumah yang warna orange itu pamannya, tapi jam segini masih kerja mba, agak malem pulangnya”
“Oh makasih ya mas”
Lalu, Clesia langsung pulang menuju ke rumah Tante nya dan bersiap untuk menuju rumah paman Tio ketika malam.
“Mau kemana, Cel? Udah malem loh” tanya Tante Clesia.
“Ahh, Tante masih jam 7 .. belum malem-malem banget, Clesia mau cari makanan dekat sini” rayu Clesia agar di bolehkan keluar.
“Ya udah jam 8 udah di rumah lagi ya .. “
Ucap Tante dengan nada peringatan.
Clesia hanya mengangguk lalu pergi ke rumah paman Tio.
Sesampainya di depan rumah paman Tio, Clesia langsung menuju ke gerbang dan membunyikan gerbang itu apa aja yang bisa di bunyikan agar terdengar oleh pamannya Tio.
Setelah sudah sekitar 5 menit, paman Tio nampaknya mendengar kebisingan dari luar dan membuka pintu untuk melihat siapa yang berisik di depan gerbang nya.
Ternyata itu adalah seorang perempuan yang tidak ia kenal atau tidak tampak familiar di matanya.
Paman Tio pun langsung menuju gerbang dan menanyakan nya.
“Siapa yaa?” tanya paman Tio dengan heran.
“Hmm .. Mas, aku boleh nanya sesuatu nggak?” tanya Clesia.
“B .. boleh ko, ngobrolnya di teras rumah aja ya” ucap paman Tio sambil membukakan gerbang.
Clesia hanya tersenyum sambil mengangguk dan masuk menuju ke teras rumah paman Tio.
“Silahkan duduk, dek” ucap paman Tio
Clesia duduk dan menceritakan maksud dari kedatangannya.
“Mas, aku Clesia ponakan dari Tante Gita”
“Ohh Gita,, iya itu teman saya.. mau nanya apa ya dek?”
“Mas itu pamannya Tio?”
“Ehm .. Iyah, kenapa?” (menjawab dengan heran).
“Apa benar Tio sudah meninggal?” (dengan penuh keseriusan)
Sontak paman Tio pun terkejut mendengar itu, bagaimana mungkin seorang yang baru di desa ini tahu tentang Tio yang sudah tidak ada kabarnya selama 5 bulan ini.
“Iyah dia sudah meninggal, sudah ya .. saya masih ada pekerjaan yang belum selesai, kamu sebaiknya pulang takut ada kesalahpahaman, nggak enak juga saya sm Gita”
Paman Tio langsung mengusir Clesia dengan baik-baik. Dan paman Tio langsung masuk ke dalam rumahnya sambil menutup pintu.
Clesia mendengar itu tampak kecewa karena tidak membuahkan hasil. Akhirnya Clesia pulang ke rumah tante nya.
Ketika pulang, Clesia langsung menuju kamar dan tidur tanpa bilang pada tante nya.
Tante Clesia pun hanya membiarkan itu, karena masih mending dia pulang sebelum jam 8 malam. Karena ini bukan daerahnya dan bisa saja hal yang tak di inginkan terjadi.
♡♡♡
“Tio .. kamu dimana?” panggil Clesia sambil mencari-cari Tio di tepi sungai.
Clesia terus mencari Tio, lalu Clesia menuju pohon besar di tepi sungai siapa tahu Tio ada di sana. Ketika lihat di balik pohon itu, tak ada orang sama sekali apalagi Tio.
“Doorrr .. “ seseorang mengagetkan Clesia ketika sedang berada di bawah pohon besar.
Clesia pun nampak kaget, kemudian melihat ke arah seseorang yang mengagetkannya itu.
Ketika melihat ternyata itu adalah teman sebangkunya yaitu Dine.
“Loh .. Dine? Kok bisa ada di sini?” tanya Clesia dengan sangat heran.
“Yaiyalah saya bisa disini, kita kan lagi main petak umpet, kamu malah kesini-sini”
“Hah? Petak umpet?” (semakin heran, kenapa ada Dine ?)
“Cel .. saya sama Tio itu ngumpetnya sebelah sana, malah ke tepi sungai”
"Apa? Tio?” tanya Clesia dengan heran.
“Iya Tio .. lupa yaa? Kita bertiga kan lagi main petak umpet terus kamu yang jaga.
Tio .. nih Clesia ada disini” (teriak Dine memanggil nama Tio)
Ketika seorang lelaki yang bernama Tio itu muncul, Clesia sempat tak percaya.
“Disini ternyata, Cel ..” pungkas Tio
Clesia hanya menatap Tio dengan rasa tak percaya. Ternyata Tio hadir lagi dan bener ada, tapi kenapa ada Dine juga?
“Aku tahu kamu pasti bingung kenapa Dine ada disini, buat mancing doang, biar Aku bisa kelihatan di matamu” ungkap Tio.
Clesia melongo tak mengerti maksud Tio. Ketika Clesia meihat ke segala arah Dine sudah tidak ada. Pergi tanpa pamit.
“Dine mana? Kok gak ada?”
“Aku kan bilang, Dine buat mancing Aku keluar biar bisa ngeliat kamu”
“Maksudnya?” (bingung tak mengerti apa yang di maksud oleh Tio)
“Nanti kamu akan ngerti, tapi bukan sekarang. Pergi yuk dari sini”
Tio langsung menarik tangan Clesia dan membawanya pergi dari tepi sungai.
Disitu Clesia semakin bingung, jadi ia hanya bisa mengikuti kemana Tio ingin pergi.
Tibalah di suatu tempat yang selalu mereka datangi yaitu gang sempit di perbukitan.
“Cel .. Aku akan ada di sisimu” ucap Tio sambil memegang tangan Clesia dan menatapnya tajam.
Clesia hanya bisa tersenyum, namun entah kenapa ia seperti ingin menangis. Matanya berkaca-kaca.
Belum pernah Clesia merasakan seperti ini, di buat terharu oleh seorang lelaki yang entah darimana datangnya, namun ia hanya senang ketika lelaki itu ada.
Air mata Clesia pecah, tak bisa di tahan lagi. Ketika terisak, Tio langsung memeluk Clesia dengan hangat dan lembut untuk menenangkan Clesia.
Tetapi, Clesia tak membalas pelukan itu, jadi hanya Tio yang memeluknya. Seperti memeluk sebuah tiang listrik namun versi mini, tubuh Clesia hanya kaku ketika di peluk oleh Tio.
♡♡♡
“Yampun nih anak, nyenyak banget tidurnya” ucap tante nya sambil menyipratkan air ke wajah Clesia.
“Emmmm .. apa nih kok basah?”
“Ya air lah kalo basah, bangun sudah jam 6”
“Ahh tante, kenapa mesti pake air sih banguninnya?” (sambil mengusap air di wajahnya)
“Yeu .. tante tuh udah ngebangunin kamu, tetep aja kamu nya gak bangun-bangun. Mangkannya biar kamu bangun, tante cipratin air aja ke wajahmu berhasil deh, yaudah sana sekalian mandi!”
Clesia beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi.
Setelah selesai, Clesia duduk di meja makan untuk sarapan. Namun, Clesia sepertinya memikirkan mimpi nya semalam. Tak percaya bahwa Tio memeluknya, dan anehnya Clesia sangat nyaman dengan pelukan itu hingga menangis.
Kalimat yang di lontarkan Tio membuatnya tersentuh, belum pernah Clesia merasakan ini dengan lelaki namun di mimpi bukan nyata.
Clesia melamun depan meja makan memikirkan kejadian di mimpinya yg membuatnya senang namun sangat mengharukan.
“Cel .. liat jam deh” ucap tante nya yang menghentakkan lamunannya.
Waktu sudah menunjukkan jam 06.45, yang artinya 20 menit lagi jam 7. Hal itu membuat Clesia terburu-buru dan melahap roti isi dengan sekali suap di tambah air mineral di dalam gelas.
“Berangkat, Tan ..” ucap Clesia dengan terburu-buru.
Clesia berangkat menuju sekolah melewati sungai yang ada di mimpinya. Clesia sempat berhenti memandangi sungai itu, tampak sangat mirip detail sungai itu dengan sungai yang ada dalam mimpinya. Terlihat sangat damai, dan sejuk apalagi ketika pagi hari dan sore hari.
Jika saja dia benar-benar ada di dunia nyata, mungkin akan menyenangkan. Bermain kesana kemari, bercerita, tertawa, yahh .. meskipun Clesia masih belum berani untuk menceritakan masa-masa kecilnya depan dia.
Clesia sempat terhentak oleh lamunannya, ketika melihat jam yang ada di tangannya
“Mampus telat .. 5 menit lagi masuk” Clesia langsung berlari menuju ke sekolah dengan se cepat yang ia bisa.
“Paak ... tunggu!! Makasih pak”
Akhirnya, Clesia berhasil menuju ke sekolah tepat sebelum gerbang benar-benar di tutup oleh satpam.
Tiba di kelas, Clesia duduk dengan nafas yang tersenggal-senggal.
“Kemaren pagi, sekarang telat!” oceh Dine pada Clesia
“Berisik deh !!” reflek Clesia merespon Dine
Dine hanya tertawa kecil meledek Clesia.
“Din, ehm .. mau nanya, boleh?” tanya Clesia yang tiba-tiba mengatakan itu.
“Tinggal nanya aja kali, pake permisi segala” celoteh Dine
“Nggak jadi deh, ntar aja” jawab Clesia.
Tatapan Dine seketika jadi cemberut marut memandang Clesia dengan jengkel. Clesia yang melihat itu hanya terkekek tanpa rasa bersalah.
Tadinya Clesia ingin menanyakan tentang Tio lagi, namun sepertinya Dine tak akan menghiraukannya jika bertanya tentang Tio.
Lagipula hubungannya apa dengan Dine?
(Jam istirahat)
“Cel .. kenapa sih? Ngelamun mulu dari tadi” tanya Dine yang heran karena dari awal masuk pelajaran Clesia hanya diam dan menatap penjelasan guru tetapi tatapan yang penuh kekosongan.
“Apa sih? Udah deh gausah ganggu!” jawab Clesia dengan nada membentak.
Di dalam kelas Clesia hanya melamun memikirkan perkataan Tio, kenapa tiba-tiba ada Dine? Tio yang sebelum itu selalu muncul seketika dalam mimpinya, kini harus melibatkan Dine agar bisa bertemu dengannya.
Lalu, kenapa Clesia bisa terisak oleh ucapan Tio? Padahal kenal secara langsung saja tidak, bertemu secara nyata saja tidak pernah, melihat lelaki tampan dengan tubuh ideal dan rambut yang khas bak idol kpop saja tidak pernah. Lantas mengapa bisa se senang itu dekat dengan Tio? Kenapa bisa sehangat itu dengan Tio? Padahal itu hanya mimpi.
Pikiran itu selalu terbayang-bayang di benak Clesia, hingga Clesia terkadang selalu melamun tanpa sadar. Tidak pernah fokus dengan pelajaran, tidak pernah kumpul dengan teman-temannya hanya melamun sambil memikirkan itu. Hingga kepala Clesia terasa seperti ingin pecah karena hal itu.
Mood nya seringkali cepat berubah, tiba-tiba murung, lalu sumringah wajahnya, tiba-tiba semangat, tapi terkadang ia juga tiba-tiba jadi pemalas.
Hingga hal ini membuat Dine teman sebangkunya merasa khawatir dengan sikap Clesia belakangan ini, selalu tiba-tiba emosi tak mau bicara, terkadang tiba-tiba jadi bercanda, itu membuat Dine takut akan sikap Clesia. Melihat itu, Dine mengadu secara diam-diam pada wali kelasnya kalau Clesia sering bersikap aneh.
“Silahkan, ceritakan pada ibu..” tanya Wali kelas pada Dine yang kini tenga
menghadapnya di ruang bk karena memang ruang bk adalah tempat yang pas untuk mengobrol lama.
Dine menceritakan semua mengenai Clesia, belakangan ini memang Clesia sangat bersikap aneh dan itu membuat teman-teman di kelasnya takut terutama Dine sangat khawatir dengannya hingga ia berani untuk menceritakan pada Wali kelasnya.
(Skip Dine bercerita pada Wali kelas)
“Kalau itu, ibu sebenarnya sudah khawatir dengan pertanyaannya sejak dia pindah kesini, yasudah kamu jangan terlalu memikirkan itu, Clesia akan baik-baik saja”.
Respon dari Wali kelas untuk menenangkan Dine.
“Iyah .. terima kasih bu, kalo gitu permisi bu”
jawab Dine sambil meninggalkan ruang bk.
Ketika Dine sudah beranjak keluar dari ruang BK ...
“Dine .. kemana aja?” panggil seseorang dari arah kejauhan, ternyata itu adalah Clesia.
“Hei, enggak kok .. habis ngobrol di dalem” (sambil menunjukkan ruang bk)
“Ada masalah?”
Dine hanya menggelengkan kepalanya, tampaknya Dine terkejut ketika bertemu dengan Clesia. Karena ketika di ruang bk Dine sedang membahas tentangnya.
Melihat respon Dine seperti itu, Clesia tidak menghiraukannya lagi dan mereka berjalan seperti biasanya menuju kelas.
♡♡♡
(via telfon)
*● Halo .. Ini dari wali kelas Clesia, bisa bicara dengan keluarga Clesia? (Tanya wali kelas yang sedang menelfon tante Clesia
○ Iyah halo .. iyah saya Tante nya, ada apa yah bu?
● Begini bu (wali kelas menceritakan sikap Clesia yang memang sedikit aneh belakangan ini)
○ Ohh .. seperti itu, terima kasih bu karena sudah memberitahu, saya akan menghubungi ayah nya
● Harap di perhatikan yah bu, ini sudah
menjelang masa-masa ujian*
Mendengarkan kabar tersebut, Tante Clesia langsung menceritakan dan memberi tahu pada Ayahnya mengenai Clesia belakangan ini.
Ayah Clesia yang mendengarkan itu segera mengirimkan Dokter Psikiater untuk Clesia di desa Tante nya.
♡♡♡
Hari berikutnya, Clesia tengah menghadapi Try Out terakhir di sekolahnya. Namun, tampaknya mood Clesia sedang tidak baik hari itu karena malamnya Clesia tidak mengalaminya.
Karena sedang Try Out, jadi pulang sekolah pun lebih cepat dari biasanya.
Pulang sekolah Clesia tidak langsung menuju rumah Tante nya, yang ia tuju seperti biasa yaitu sungai. Namun, tampaknya suasana di sungai itu sedang tidak sejuk terasa panas karena cuacanya memang panas hari itu.
“Pasti karena kamu tidak hadir” gumam Clesia.
Kemudian, Clesia segera pulang tak ingin berlama-lama di sana.
Setibanya di rumah, Clesia melihat ada seorang lelaki yang terlihat masih muda dengan pakaian yang rapih namun tidak terlalu formal.
Kemeja panjang merah muda dengan celana bahan hitam, di tambah ikat pinggang dan sepatu pantofel hitam, hanya itu .. tidak memakai dasi dan jas. Rambutnya sangat rapih, seperti baru di beri pomade dan terlihat segar, wajahnya pun bersih dan cerah.
Ketika melihat semua pakaian itu, Clesia teringat seseorang. Nampaknya lelaki tersebut sempat memandangnya dan membiarkan Clesia menebaknya, masih ingat atau tidak dengannya? Senyum yang khas dari lelaki itu di tambah lesung pipinya membuat semakin ingat pada ingatan Clesia.
“Mas? Kok bisa disini?” tanya Clesia dengan heran.
“Masih ingat namaku?” tanya lelaki itu dengan senyuman khasnya.
BERSAMBUNG ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!