NovelToon NovelToon

Pengantin Untuk Tuan Edward

BAB 1

Senyum smirk dengan tatapan dingin dan juga terlihat sangat marah tertuju kepada seorang gadis yang duduk berseberangan dengannya. Pria itu berdecih kesal, mulai berbicara setelah sekian detik dia kehilangan kata-kata,"Kalian gila? Dimana gadis yang aku inginkan?!" 

Suara lantang dan juga tegas itu keluar dari mulut seorang pria tampan bernama, Edward Ludrent, 34 tahun. Bukan hanya marah kepada gadis yang duduk berseberangan meja dengannya, dia juga menunjukkan kemarahannya dengan jelas kepada sepasang suami istri dari gadis yang sebenarnya sudah lama dia inginkan. Akan tetapi, gadis di hadapannya bukanlah gadis yang selama ini dia inginkan. 

Sepasang suami istri itu saling menatap, mereka saling melemparkan senyum seolah dia tengah meremehkan ucapan Edward. Dengan percaya diri pria paruh baya bernama, Tuan Dorent tersenyum seolah apa yang dia suguhkan sudah jauh lebih daripada cukup, "Apa maksudmu, Tuan muda Edward? Bukankah kau hanya mengatakan, ingin menikahi putriku?" 

Edward mengepalkan kedua tangannya. Jelas aja dia sangat kesal, bahkan rasanya dia ingin mencekik Wajah pria baru bayar itu. Sungguh, dia sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan dipermainkan seperti sekarang ini. Padahal, Dia sudah memberikan mahar yang sangat banyak, bahkan bisa dibilang separuh dari uang yang dia dapatkan setelah diwarisi harta keluarga. 

Edward mengeraskan rahang. Dia benar-benar sudah tidak bisa mentolerir lagi sikap licik Tuan Dorent juga istrinya. Edward tersenyum kesal lalu berkata,"Jangan bercanda, Tuan Dorent! Sejak kapan kau memiliki Putri yang lain, jelas-jelas kau mempermainkanku dan menipuku!"

Tuan Dorent dan juga Nyonya Dorent terkekeh menertawakan ucapan Edward barusan. Tentu saja perempuan yang ada di hadapan Edward, berseberangan meja dengannya, bisa dibilang memiliki separuh darah dari keluarga Dorent. Iya, gadis itu adalah anak haram dari Tuan Dorent dengan seorang gadis desa. 

Nyonya Dorent tersenyum menatap Edward, dia memicingkan mata sebentar selalu berkata di dalam hatinya, Bukankah mereka berdua sangat cocok? Anak haram menikah dengan anak haram.

Edward menatap Tuan Dorent sebentar sebelum dia mulai berkata,"kembalikan saja uang mahar yang sudah aku berikan, Lebih baik aku tidak jadi menikah daripada aku harus menikahi wanita yang bahkan tidak aku kenal. Aku benar-benar sudah cukup menahan diri untuk kalian berdua, jadi jangan pernah lagi mencoba untuk menipuku apalagi menukar calon pengantinku dengan wanita yang sama sekali jelas tidak ada mirip-miripnya dengan calon pengantinku yang sebenarnya."

Tuan Dorent tersenyum dengan mimik wajahnya yang terlihat tidak begitu peduli sama sekali. Dia menatap Edward dengan tatapan menghina lalu berkata,"Apa kau mampu menghadapi cemoohan orang-orang di luar sana? Dengan menikahi anggota keluarga Dorent, itu juga bisa disebut dengan sebuah kebanggaan untukmu. Lagi pula, kau tahu benar bahwa uang mahar yang sudah dikantongi oleh keluarga Dorent tidak akan pernah bisa dikeluarkan atau dikembalikan lagi bukan?"

Edward, pria itu benar-benar kehabisan kata-kata menghadapi manusia licik seperti Tuan dan Nyonya Dorent. Padahal, sejak awal dia memang sudah tahu benar Bagaimana sifat sepasang manusia itu. Akan tetapi, dia mengabaikan semua itu dan menuruti saja apa yang diinginkan oleh sepasang suami istri keluarga Dorent karena dia benar-benar jatuh cinta kepada putri sah keluarga Dorent yang ia ketahui adalah Putri satu-satunya serta anak tunggal milik sepasang suami istri keluarga Dorent itu. Dia sudah memberikan mahar yang sangat banyak, dia sudah begitu percaya diri akan mendapatkan wanita yang selama ini dia inginkan. Selain bisa mendapatkan dan menikahi wanita yang membuatnya jatuh hati dan terpesona Sejak pertama kali Edward melihatnya, Edward juga akan mendapatkan status sebagai orang yang dihormati karena telah menikahi Putri sah keluarga Dorent. 

Mimpinya itu benar-benar sudah sangat hancur saat sepasang suami istri Dorent itu membawakan seorang wanita yang penampilannya lucu. Wajahnya juga pucat, dan rambutnya tidak disisir dengan rapih seolah dibawa dengan terburu-buru. Belum lagi, kuku tangan gadis itu nampak kotor dan tidak terawat sama sekali, dia lebih mirip seperti seorang budak dibanding seorang putri meski Putri yang tidak sah alias anak haram keluarga Dorent. 

Edward mengepalkan tangannya. Sepertinya, apapun yang dia katakan jelas-jelas tidak akan bisa membuat sepasang suami istri keluarga Dorent itu mengembalikan uang mahar yang sudah dia bayarkan secara tunai satu hari sebelum dia datang ke sana. 

"Kau bukan hanya menghinaku karena memberikan budak keluarga Dorent padaku, tapi kau juga sudah menghina nama keluarga besarku. Walaupun memang aku anak yang lahir di luar pernikahan sah keluarga Ludrent, tapi nama Ludrent menyatu dengan namaku. Aku tidak akan tinggal diam atas penghinaan yang kalian berikan ini, Aku pastikan kalian akan merugi sampai tidak memiliki apapun!" Ucap Edward dengan sorot matanya yang sangat tajam dan ada bicaranya yang begitu lantang serta, mimik wajahnya yang begitu mengancam jelas terlihat saat dia berkata-kata. 

Tuan dan juga nyonya Dorent hanya tersenyum dengan tatapan sinis menanggapi ucapan Edward barusan. 

Nyonya Dorent menghela nafasnya saat kedua bola matanya tak henti menatap Edward yang kebakaran jenggot karena perasaan kesal yang dirasakannya saat itu lalu berkata,"Memang benar aku hanya memiliki uang yang tidak bisa dibandingkan dengan uang milik keluarga Dorent. Aku tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dengan mudah karena, aku tidak memiliki hobi menipu seperti kalian berdua."

Ucapan Edward itu benar-benar membuat sepasang suami istri keluarga Dorent menjadi kesal dan tidak bisa menutupinya lagi dengan dengan jelas memperlihatkannya dari mimik wajah mereka. Tidak ada lagi senyum sinis dan percaya diri seperti sebelumnya, dan hanya tertinggal tatapan penuh emosi tapi mereka begitu bekerja keras untuk menahan emosi yang mereka rasakan. 

Edward menatap sepasang suami istri keluarga Dorent lalu kembali berkata,"aku berjanji kepada diriku sendiri, aku akan menghancurkan kalian sehancur-hancurnya!" 

Tuan Dorent meraih cangkir tehnya lalu menyiramkan isinya ke arah wajah Edward. 

Tentu saja aku terkejut dan juga marah. Akan tetapi, dia cukup puas karena sudah membuat sepasang manusia tukang tipu itu terbawa emosi. 

"Anak haram keluarga Ludrent yang bahkan tidak pernah menginjak kediaman Ludrent sama sekali, berani-beraninya mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu! Walaupun ingin banyak bicara, setidaknya otakmu harus bekerja terlebih dahulu dan berpikir apakah pantas kau berbicara seperti itu ataukah tidak! Bisa menikah dengan salah satu anggota keluarga Dorent, Tentu saja itu adalah sebuah kebanggaan untukmu!" Tuan Dorent terus menatap Edward dengan tetapan dingin lalu kembali berkata,"Putri sah kami, tentu saja akan kami nikahkan dengan putra sah dari keluarga Ludrent sesuai dengan perjanjian keluarga kami berdua sebelumnya."

Senyum miring terbit dari bibir gadis yang sejak tadi menjadi perdebatan. Dia menertawakan tiga orang yang sejak tadi bertengkar untuk hal yang menyebalkan. 

BAB 2

Amaya, itu adalah nama dari gadis yang menjadi perdebatan sejak tadi antara Edward dan juga Tuan serta Nyonya Dorent.

Memang benar dia adalah Putri haram keluarga Dorent. Sejak 2 bulan yang lalu, Amaya di bawah ke rumah keluarga Dorent dengan dalih akan mengurus Amaya seperti yang seharusnya mereka lakukan. Akan tetapi, begitu sampai di kediaman Dorent, dia langsung saja di sambut dengan kain lap dan juga kain pel.

"Lakukan semua pekerjaan yang bisa kau lakukan, jangan bermimpi menjadi Nona keluarga Dorent karena itu sama sekali tidak pantas untukmu!" Seperti itulah kalimat yang keluar dari mulut Ibu tirinya begitu Amaya menginjakkan kakinya di lantai rumah keluarga Dorent.

Pada awalnya, Amaya benar-benar bahagia sekali saat tahu ada dua orang asing yang menjemputnya dan mengatakan jika mereka diperintahkan oleh keluarga Dorent yang adalah orang dari Ayah kandung yang selama ini di rindukan oleh Amaya kehadirannya.

Amaya sudah mengharapkan banyak sekali mimpi indah bersama dengan Ayahnya setelah ditinggalkan oleh Ibunya untuk menghadap kepada sang pencipta. Amaya merasa, Ayahnya adalah seorang malaikat yang akan menyelamatkan Amaya dari keterpurukan dan juga kesedihan. Tetapi, begitu Amaya di hadapkan dengan kenyataan yang dia pikir indah, dia benar-benar merasa begitu tidak sanggup hingga bukan sekali dua kali saja Amaya menyerah dan mencoba untuk melarikan diri meski gagal adalah hasil akhirnya.

Sekarang, Amaya tahu benar kenapa dia dia minta untuk tinggal di sana. Ternyata, dia dijual kepada seorang pria yang usianya cukup jauh darinya sekaligus, sebagai penghinaan kepada pria yang tengah berada di seberang meja dengannya.

"Aku hanya akan menyerahkan Putriku yang itu, karena putriku yang satunya lagi sudah memiliki janji pernikahan dengan putra sah keluarga Ludrent yang artinya, Putriku yang satunya lagi hanya akan menjadi ipar denganmu." Ucap Tuan Dorent lalu tersenyum puas setelahnya mengatakan apa yang ingin dia katakan itu.

Edward tak lagi bisa berkata-kata, jelas saja dia dimanfaatkan habis-habisan juga dihina dengan serendah-rendahnya. Tentu saja dia tidak bisa menerima semua itu, tetapi sialnya dia juga tidak bisa menolak untuk menerima Amaya sebagai istrinya. Edward sudah terlanjur sesumbar ke sana kemari dengan bangga bahwa dia akan menikahi Putri sah dari keluarga Dorent yang selama ini menjadi primadona.

Selain sudah membuang banyak sekali uang untuk mahar, Edward juga tidak bisa asal membuat saja membatalkan pernikahan karena pada akhirnya dia akan menjadi gunjingan jika melakukan pembatalan pernikahan.

Edward menatap Tuan Dorent dengan tetapan serius.

Beberapa saat kemudian.

"Apa terjadi kesalahpahaman yang saya tidak mengerti, Tuan?" Tanya Lukas begitu mengetahui bahwa Edward sang Tuan rumahnya kembali ke rumah.

Edward mengendurkan dasinya, membuka jas yang ia gunakan lalu menyerahkan kepada Lukas sembari melirik ke arah Amaya dengan tatapan jijik lalu berkata,"sepasang rubah licik itu, dia mempermainkanku seenaknya. Yang aku lamar adalah gadis yang bagaikan sebuah berlian berharga, tapi dia malah menyodorkan gumpalan sampah seolah-olah penghinaan ini sangat Pantas untukku."

Lukas menerima jas dari Edward dan bersiap untuk menyimpannya. Sebentar dia menatap ke arah Amaya, lalu kembali menatap tuannya dan berkata, "Mereka terlalu berlebihan, bukankah seharusnya kita memberikan mereka sedikit pelajaran agar mereka jera dan tidak lagi melakukan hal semacam ini? Apalagi, yang mereka lakukan ini adalah penghinaan yang sangat jelas."

Edward menghela nafasnya, dia menatap Amaya dengan tatapan sinis. Sungguh, dia benar-benar ingin sekali mencekik Amaya dan menyingkirkan dia dari muka bumi ini. Akan tetapi, kalau dia begitu mudah menyingkirkan Amaya bukankah emosi yang ia rasakan tidak akan mudah reda hanya dengan semua itu? Yang paling penting adalah, Amaya yang memiliki hubungan darah dengan keluarga Dorent harus mendapatkan balasan dari rasa kesal dan penghinaan yang dia dapatkan.

Edward tersenyum miring sembari terus menatap Amaya lalu berkata, "Pernikahan akan tetap terjadi seperti rencana awal kita, tetapi akan ada banyak kejutan yang akan kita berikan kepada keluarga Dorent. Terlebih, barang rongsokan yang sudah dibeli dengan mahal ini, harus kita gunakan sebaik mungkin agar kita tidak merasa rugi sama sekali bukan?" Ucap Edward dengan seringainya sembari menatap ke arah Amaya dengan tatapan matanya yang begitu penuh rencana licik.

Amaya terdiam tak mengatakan apapun karena dia juga cukup paham benar bahwa, apapun yang akan dia katakan sama sekali tidak akan di dengarkan oleh Edward. Lagi pula, jika dia tinggal bersama dengan Edward artinya dia akan memiliki kesempatan untuk melarikan diri sejauh mungkin dan tidak akan lagi terlibat dengan keluarga Dorent yang sangat tidak memiliki belas kasihan dalam memperlakukannya padahal, bagaimanapun Amaya juga adalah keturunan keluarga Dorent bukan?

"Hei, kau! Cepat, bersihkan dirimu dan ganti pakaianmu! Mataku sakit, paru-paruku seperti menolak udara yang sangat kotor saat ada kau!" Ucap Edward menatap Amaya dengan mimik wajahnya yang terlihat kesal, jijik dan juga marah.

Amaya mengangguk paham dan juga patuh.

Tak lama setelah itu, datanglah dua orang pelayan lalu meminta Amaya untuk mengikutinya menuju ke sebuah kamar untuk membersihkan diri dan juga mengganti pakaian yang digunakan Amaya saat itu.

Edward ini berada di ruang kerjanya bersama dengan Lukas.

Di dalam ruang kerjanya itu, mereka berdua tengah membicarakan rencana-rencana yang akan dilakukan kepada keluarga Dorent. tidak lupa juga, mereka membahas tentang bisnis-bisnis yang akan mereka jalankan, juga tentang laporan dari salah satu perusahaan yang diam-diam telah didirikan oleh Edward beberapa tahun lalu.

"Sampai dengan sekarang ini, perkembangan perusahaan anda sudah benar-benar stabil. Untuk kedepannya, kita membutuhkan beberapa orang yang ahli untuk menuntun orang-orang kita agar bisa segera mengontrol pekerjaan para pegawai dengan baik." Ucap Lukas seraya menyodorkan sebuah dokumen kepada Edward.

Edward tersenyum miring dengan mimik wajahnya yang terlihat cukup puas dengan apa yang dia miliki saat ini. Walaupun memang benar dia telah kehilangan banyak uang karena ditipu oleh keluarga Dorent, juga tidak dapat memiliki wanita yang sejak dulu dia inginkan, tetapi Edward benar-benar yakin jika suatu hari keluarga Dorent melihat dia sukses dan bahkan jauh lebih sukses dibanding keluarga Dorent, maupun Ludrent, Tentu saja dia bisa dengan mudah mendapatkan wanita yang dia inginkan bukan?

Teresa, gadis yang dia inginkan selama ini hingga menggelontorkan banyak sekali uang untuk mahar. Teresa, Gadis itu adalah gadis yang membuat Edward jatuh cinta di saat mereka bertemu untuk pertama kalinya. Sudah beberapa tahun ini, Edward mencoba untuk menahan diri agar bisa melamar Teresa. dulu sekali, alasan yang digunakan oleh keluarga Dorent adalah karena usia Teresa yang masih belum dewasa. Sekarang, ada lagi alasan tidak masuk akal yang digelontorkan oleh kedua orang tua Teresa. Tentu aja Edward tidak akan menyerah sampai dia benar-benar bisa mendapatkan wanita yang dia inginkan yang tidak lain adalah saudari tiri dari Amaya.

BAB 3

Amaya, Gadis itu terdiam tidak tahu apa yang harus dia katakan melihat penampilannya yang begitu sangat tidak mirip seperti sebelumnya. Kedua bola matanya nampak lebih bulat dibanding sebelumnya, dan dengan jelas Amaya mengingat bagaimana lusuh wajahnya. Ternyata setelah dibersihkan dengan benar, warna kulitnya juga nampak lebih cerah dan juga sangat bersih. Sungguh, dia benar-benar sangat cantik hingga dia sendiri tidak percaya dengan wajah itu seolah dia tidak bisa mempercayai bahwa wajah itu adalah miliknya.

Amaya mencengkram kain baju yang ia kenakan, mencoba untuk bangkit dari posisinya dan berdiri dengan tegak untuk melihat bagaimana keseluruhan penampilan. Amaya membuka matanya cukup lebar karena dia benar-benar tidak bisa percaya bahwa, baju yang super mahal dan juga indah dapat melekat dan menyatu dengan anggun pada tubuhnya. Amaya mengepalkan tangannya, meskipun itu terlihat sangat cantik dan juga anggun, tapi dia juga tidak bisa bohong bahwa sebenarnya semua itu bukanlah sesuatu yang bisa dia miliki dan juga bukan miliknya sejak awal.

Teresa.....

Saudari tirinya itu benar-benar memang orang yang paling beruntung karena disukai oleh banyak orang dan dikagumi bahkan dipuja-puja. Pakaian yang melekat di tubuhnya sekarang ini jelaslah sudah sering dipakai oleh Teresa. Bahkan, sedikit saja ada kecacatan Teresa pasti akan segera menyingkirkannya dan tidak membiarkan siapapun memperbaiki karena dia tidak menyukai pakaian rusak lagi diperbaiki dan untuk dipakainya lagi.

"Anda bisa menemui Tuan Edward, Nona. Beliau pasti menyukai penampilan anda yang seperti ini." Ucap pelayan yang sejak tadi membantu Amaya untuk merapikan dirinya dan juga membersihkan dirinya.

Amaya tersenyum kelu, jemarinya semakin bergerak menyentuh telapak tangannya, mengepal semakin kuat hingga gemetar. Kedua mata indahnya itu kini meredup, sedikit merah dan berair karena dia juga cukup tahu diri dan sadar benar bahwa apapun dan bagaimanapun penampilannya, dia bukanlah orang yang memiliki kesempatan untuk disukai oleh orang lain.

"Tidak perlu, dia pasti tidak akan pernah Sudi bertemu denganku. Biarkan aku sendiri dulu, tolong tinggalkan aku." Pinta Amaya.

Pelayan rumah itu dengan segera mematuhi apa yang diucapkan oleh Amaya. Walaupun memang benar nanti akan dipertanyakan kenapa Amaya tidak menemui Tuan rumahnya, setidaknya dia akan berusaha untuk menjelaskan bagaimana menolaknya dan untuk alasan yang sebenarnya, tentu saja nelayan rumah hanya bisa mengangkat bahunya dan berkata bahwa, dia tidak tahu isi hati dari Nona rumah yang baru di bawa oleh Tuannya.

Begitu pelayan rumah itu pergi meninggalkan dirinya seorang diri, Amaya kembali menjatuhkan dirinya dan duduk di kursi meja riasnya sembari menatap wajahnya dengan tatapan marah. Padahal, dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan pernikahan ini. Dia tidak ingin menikah, dia tidak ingin dijadikan budak oleh seseorang yang pasti hanya akan memperlakukannya seperti itu.

"Teresa, dan kalian semua keluarga Dorent. Kalian yang menatapku seperti menatap tumpukan kotoran, bagaimana mungkin aku bisa melupakan cara kalian menatap ke arahku? Karena kalian sangat membenciku, maka aku bersumpah akan terus mencuri hadapan kalian dan membuat kalian mati dengan rasa muak yang kalian miliki saat melihat wajah menjijikan ini." Gumam Amaya.

Setetes air mata itu jatuh dari kedua bola matanya, dia tidak ingin menangis tapi matanya tak bisa melakukan apa yang ingin dilakukan. Walaupun hatinya mencoba untuk tegar setiap waktu, nyatanya air mata bukanlah sesuatu yang bisa diatur untuk menjadi tegar. Sudah berbulan-bulan dia hidup seperti sampah menjijikan dan tidak berguna, dan sekarang adalah waktunya dia membalas semua penderitaan yang dia dapatkan semenjak dia dilahirkan hingga detik Sebelumnya dia sampai di rumah itu. Walaupun memang benar, penderitaan baru akan dia dapatkan begitu dia tiba di rumah itu sebagai calon pengantin dari Tuan Edward, nyatanya itu lebih baik dibanding harus tinggal bersama dengan keluarga Dorent.

Jika suatu hari nanti Tuan Edward merasa muak dan membenci dirinya karena dia tak bisa memiliki kemiripan sedikitpun dengan Teresa, bukankah itu bisa disebut surga bagi Amaya? Dia bisa melepaskan diri dari keluarga Dorent, dan akan melepaskan diri juga dari Tuan Edward.

Amaya tersenyum miring lalu bergumam,"Aku benar-benar akan menjadi anjing gila. Tunggulah aku, Dorent famili. Aku akan menyuguhkan penderitaan yang sangat mengesankan kepada kalian semua."

Di sisi lain.

Edward meraih jasnya, lalu bangkit dari posisinya dan segera menuju ke pintu utama diikuti oleh asisten sekretarisnya dan juga satu pengawal pribadinya. Kekayaan yang diberikan oleh keluarga Ludrent memang tidak bisa dibandingkan dengan apa yang didapatkan oleh saudara tirinya yang lahir dari pernikahan sah orang tuanya. Maka dari itu, Edward benar-benar bersusah payah keluar dari lubang kotoran untuk cuma dengan susah payah menciptakan mesin uang dengan cara membuka usaha.

Tekad yang ia miliki semakin menggebu-gebu Setelah dia bertemu dengan Teresa untuk pertama kalinya di sebuah pertunjukan balet yang awalnya malas sekali Edward datang ke sana.

"Apa wanita sialan itu masih belum selesai membereskan dirinya?" Tanya Edward yang sebenarnya tidak terlalu penasaran.

Lukas terdiam sebentar sebelum menjawab pertanyaan dari Tuannya itu. Sebenarnya, Lukas tidak mencari tahu tentang hal itu terlebih dulu karena dia merasa bahwa Tuannya tidak akan perduli lagi tentang wanita yang sebenarnya tidak Sudi untuk dia bawa ke rumah. Lukas menatap punggung tuanya lalu berkata,"Saya tidak menanyakan tentang itu, tapi jika memang benar Tuan ingin tahu bagaimana kesiapan Nona itu, Saya akan menghubungi pelayan yang membantu Nona itu untuk memberikan informasi tentang persiapan Nona itu."

Nona itu?

Lukas benar-benar mengutuk dirinya sendiri karena sepanjang dia berbicara dia hanya menyebut Nona alias calon Nyonya mudanya dengan sebutan Nona itu. Sungguh, informasi tentang Amaya yang ternyata adalah anak haram dari keluarga Dorent benar-benar tertutup rapat sehingga dia tidak bisa mendapatkan informasi apapun.

Edward membuang nafasnya sebentar menatap ke arah Lukas selalu berkata,"Aku bertanya bukan berarti aku ingin tahu dan merasa penasaran tentangnya. Walaupun dia memang tidak pantas untuk menjadi calon istriku, setidaknya dia harus menyesuaikan diri untuk Jangan membuatku malu dan berguna bagiku entah sebagai penyeka sepatuku, atau pembuang kotoranku!"

Lukas menganggukkan kepalanya, sungguh dia tidak tahu harus bagaimana bereaksi tentang ucapan Tuannya sendiri. Walaupun wanita yang dibawa oleh Tuannya ke rumah begitu lusuh seolah-olah tidak pernah mandi, rambutnya yang sangat berantakan, kukunya yang kotor dan tidak terawat, serta telapak tangan yang terasa sangat tebal seolah begitu banyak mengerjakan pekerjaan berat. Tapi, tetap saja Lukas sedikit merasa bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dari wanita itu.

"Ini hanya saran saja, Tuan. Saya harap anda jangan terlalu membenci Nona itu, karena biasanya benci itu menjurus ke arah cinta." Ujar Lukas menahan tawanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!