NovelToon NovelToon

You Are My Love

PERTEMUAN (SELESAI DIREVISI)

Di sebuah perusahaan megah, terlihat seorang CEO yang sudah berumur tetapi masih memiliki kharisma nya tersendiri sedang memanggil salah satu karyawannya.

''Vina kemarilah!" panggilnya

"Iya Tuan?" sahut Vina

"Tolong panggilkan nona Nadya keruangan saya sekarang." suruh Tuan Riko.

"Baiklah Tuan." ujar Vina lalu berlalu pergi kearah ruangan Nadya.

Diruangan lain tepatnya di ruangan Nadya, dia terlihat sangat serius mengerjakan tugas tugasnya yang tanpa ia sadari, ada yang membuka pintu ruangannya.

"Nona Nadya?" panggil Vina disana.

"Astaga! apakah kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk." jawab Nadya disana sambil mengelus dadanya dengan kedua tangannya.

"Maaf nona tapi saya sudah berulang kali mengetuk bahkan memanggil nama nona Nadya dengan cukup keras, karena tidak ada jawaban oleh sebab itu saya langsung masuk saja, maaf atas kelancangan saya nona." ujarnya menunduk.

"Tapi aku merasa tidak ada suara apapun, oh ya ampun aku sudah memarahinya." batin Nadya kesal dengan dirinya sendiri.

"Ya sudah, mungkin aku saja yg tidak dengar, ada keperluan apa kau ke ruangan saya?" tanya Nadya.

"Nona dipanggil ke ruangan tuan Riko, mungkin Ada yang ingin dibicarakan nya nona." jawabnya.

"Oh baiklah, saya segera datang, kalau begitu kamu bisa kembali ke ruangan mu!" suruh Nadya.

"Baiklah nona." jawab Vina sambil memutar badannya dan melangkah kan kakinya keluar ruangan.

Ditempat lain nampak sekretaris tuan vino sedang membacakan jadwal untuk tuan vino.

"Baiklah tuan, hari ini tuan akan pergi ke cafe XXX untuk

membahas kerjasama dengan perusahaan yang sudah disepakati Minggu lalu tuan." ujar sekretaris Vino dengan buku jadwal di tangannya.

"Jam berapa?" tanya vino dengan dinginnya.

"1 jam lagi tuan." jawab Vina tanpa berani menatap tuannya.

"Kalau begitu siapkan keberangkatan kita sekarang!" jawab vino tegas.

"Baik Tuan." jawab sekretaris vino lalu melangkah cepat pergi dari ruangan yang penuh hawa menyeramkan dari tuannya.

Disisi lain tepatnya di cafe XXX, terlihat semua orang telah berkumpul untuk membahas tentang kerja sama dua perusahaan tersebut tapi hanya Nadya dan vino yg belum juga ada disitu. Di depan cafe nampak Nadya sedang bertelepon dengan ibunya yang membuat dia terakhir masuk ke dalam karena handphone berdering, dan saat sedang menuju ke dalam cafe setelah usai bertelepon, dia tidak sengaja menabrak seseorang....

Brukk....

Nadya jatuh tepat diatas seseorang itu, dan siapa lagi kalau bukan Vino yang baru saja keluar dari toilet.

"Ah!" mata mereka bertemu setelah 5 detik akhirnya mereka tersadar.

"Apa kau tidak menggunakan mata mu ketika berjalan tuan!" ketus Nadya dengan sorot mata tajamnya.

"Apa kau buta, kau yang menabrakku duluan nona!" jawab vino dingin.

"Ah sudahlah! kau selamat tuan karena aku sedang ada acara penting sekarang, kalau tidak kau akan habis padaku." bicara sambil memutar badan nya dan melangkah pergi meninggalkan pria itu yang masih diam.

"Sedikit menarik." gumamnya pelan lalu berlalu pergi masuk kedalam cafe itu.

Setelahnya, Vino akhirnya sampai di tempat berkumpulnya mereka, betapa terkejutnya dia saat melihat wanita yang menabrak nya tadi ada di sini begitu juga dengan Nadya.

"Dia lagi!" batin mereka berdua.

"Baik, mari kita mulai." ujar Riko sesaat setelah ia memberi hormat singkat kepada vino.

"........."

"Baiklah, dari semuanya tadi saya memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan anda tuan." ujar Vino dengan menampilkan senyum tipisnya.

"Huh.. mengapa harus dia orangnya. Sialan!" batinnya.

"Yasudah pertemuan ini kita akhiri, kalau begitu terima kasih atas kepercayaan anda tuan." ucap tuan Riko sopan.

"Sama sama tuan, Sinta bacakan semua hasil nya." ujar tuan vino kepada sekretaris nya.

"Baiklah tuan, untuk membahas kerja sama kita yang berada di London maka dua hari lagi kita akan pergi kesana untuk membahas ulang sekaligus untuk membahas proyek dan bisnis kita." ucap sekretaris tuan vino

"Baiklah tuan, kami akan bersiap untuk keberangkatan dua hari lagi." ujar tuan riko disana.

"Mungkin nasib buruk sedang berpihak padaku." batin Nadya pasrah. Ia sedikit kesal mendengar mereka harus pergi jauh dari negara tempat tinggalnya. Dan dapat dipastikan pula bahwa waktunya tidak akan singkat.

"Yasudah jika begitu, meeting ini kita akhiri." ujar vino sambil bangkit dari posisi duduknya.

"Sekali lagi terima kasih tuan." ujar tuan Riko sembari menjabat tangan tuan vino dan dibalas pula oleh tuan vino.

Setelah kepergian tuan vino, Nadya langsung saja bertanya mengungkapkan semua rasa penasarannya yang sedari tadi dia tahan kepada tuan Riko yang tak lain juga ialah papa angkatnya.

"Pa, berapa lamakah kita untuk menyelesaikan kerjasama ini di negara London?" tanya Nadya antusias.

"Sepertinya dalam jangka waktu yang tidak singkat seperti sebulan atau bahkan lebih nak." jawab tuan Riko

"Sial!" batinnya kesal.

Keesokan harinya, seorang gadis cantik tengah duduk sepulang kerja di apartemen nya sambil memainkan handphonenya

Grup Chat

"Nona Nadya: hello?"

"Nona Floretin: iya nad?"

"Nona Sista: ada apa nad?"

"Nona Dinda: apa ada masalah nad?"

"Nona Nadya: Begini, aku cuman ingin mengatakan sesuatu ke kalian semua😔."

"Nona Sista: kok mukanya ditekuk, emang ada masalah apa nad?"

"Nona Nadya: aku mau pergi ke London dalam waktu yang seperti nya lumayan lama."

".........."

"Nona Dinda: Jangan bercanda Nadya!"

"Nona retin: memang ada urusan apa Nadya, mengapa lama sekali?!"

"Nona Nadya: ada hubungan kerjasama dengan perusahaan long crader."

"Nona Sista: Yah... gimana kalau memang harus, aku gak bisa bilang apa apa."

"Nona Dinda: benar juga."

"Nona Nadya: yasudahlah, jangan sedih ya, kita kan masih bisa berkomunikasi walau jaraknya jauh."

"Nona Sista: iya iya."

"Nona Dinda: tentu saja."

"Nona Nadya: Mari pergi merayakannya?"

"Nona Dinda:Tentu saja, ayo!"

"Nona Floretin:Ayo!"

"Nona sista: go! naik mobil sendiri?"

"Nona Nadya: lebih cepat lebih baik."

"Nona Dinda: Tempat biasa (club')."

"Nona Sista: baiklah."

"Nona Floretin: baiklah."

Di Club'.

Terlihat empat pria tampan nampak asyik dengan sahabat sahabatnya, siapa lagi kalo bukan Vino bersama sahabatnya yaitu Gerald, Andre dan juga Fernando. Setelah beberapa saat terlihat mereka terpaku ketika melihat empat gadis cantik yg tengah seperti mencari sesuatu.

"Hai nona?" sapa andre dan dijawab senyuman oleh keempat gadis itu.

"Apa kalian tengah mencari tempat duduk disini?" tanyanya lagi.

"Benar Tuan." jawab sista

"Kalau begitu kalian bisa duduk bersama kami, karena kebetulan tidak ada lagi kursi kosong disini." ujar Andre.

"Baiklah, terima kasih atas penawarannya tuan." ujar sista sembari duduk di kursi yang ditunjuk oleh Andre.

Semua gadis yang ada disitu melihat mereka dengan tatapan sinis karena merasa iri kepada keempat gadis itu, karena mereka bisa duduk dengan orang tampan dan kaya seperti mereka. Sementara mereka melirik saja langsung mendapat tatapan tajam dari mereka.

Yah, Nadya dan juga Vino belum saling melihat karena keduanya sedang asyik bermain handphone. Dan setelah beberapa saat, secara bersamaan mereka saling menatap sekitar.

"Kau?" ucap mereka bersamaan

"Apa kalian berdua sudah saling mengenal?" tanya Andre.

"Belum!"

"Begitu kompak." goda Fernando tersenyum menggoda.

".........."

"Yasudah, mari sedikit bergoyang?" tanya Andre dan dibalas anggukan kecil oleh mereka terkecuali Vino dan juga Nadya.

"Nadya ayo." ajak sista.

Ini adalah novel pertama author dan author berharap kalian semua menyukai cerita pertama author ini juga dengan mendukung terus author ya.

KEBERANGKATAN (SELESAI DIREVISI)

"Tidak! kalian saja!" ujarnya menoleh sebentar lalu kembali fokus ke handphone nya.

"Baiklah." seru sista

"Vin, ikut tidak bersama kami semua?" tanya Andre menatap ke arah vino.

"Tidak, aku sedang sibuk, pergilah!" usirnya tak tanggung tanggung.

"Eum." sahut andre sambil melangkahkan kakinya ke tengah tengah kerumunan orang yg sedang bergoyang disana sini.

Tinggallah mereka berdua di tempat duduk itu, hingga akhirnya Vino yang bosan dengan handphonenya lalu mendongakkan kepalanya dan melihat Nadya yang sedang senyam-senyum sendiri menatap layar handphonenya.

Tiba tiba Vino punya ide gila untuk mengganggu Nadya dengan beberapa pertanyaan yg ia lontarkan dan itu berhasil membuat senyum yang ada di wajah Nadya berubah menjadi muka padam yang menahan kekesalan dan emosinya.

"Wanita seperti apa yang pergi ditengah malam seperti ini walaupun dia tau sebentar lagi dia akan pergi jauh dari negara ini." ujar vino sinis sambil tersenyum licik di wajah tampan nya itu tapi tidak kelihatan karena lampu yang remang remang.

"Kalo tuan tidak tau kejadiannya seperti apa, lebih baik diam saja tuan." tekan Nadya sambil menatap tajam Vino seperti ingin menerkam mangsanya.

"Tapi sepertinya apa yang kukatakan itu tidak salah karena memang benar sepertinya kau bukan wanita baik!" tekannya juga sambil menyesap kopi yang ada di atas mejanya.

"Saya itu kesini hanya sedang merayakan perpisahan saja dengan sahabat saya karena besok kita akan pergi, jadi apa kulakukan ini salah tuan?" ujarnya tak suka.

"Oh." sahutnya singkat.

"Tuan mengatakan wanita tidak baik yang pergi keluyuran ditengah malam begini lalu bagaimana dengan tuan sendiri hm?" tanya Nadya menatap vino sinis.

"Saya kesini hanya ingin memeriksa club' saya saja." jawabnya

"Oh." jawab Nadya santai.

Setelah mendengar jawaban singkat dari Nadya, vino hanya kesal sendiri mendengar jawabannya dan kemudian dia kembali fokus ke handphone nya.

Sementara di kerumunan orang banyak, terlihat sista yang sedang bergoyang bersama andre dan yang lain nya hanya melihat melihat mereka dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Re, Din ayo ikut bersama kami semua, jangan hanya diam, ayo kita bersenang-senang." ajak Sista dengan posisinya yg gerak sana gerak sini.

"Iya, ayolah Gerald, Nando." ujar Andre dengan gerakan sama seperti Sista.

Sementara mereka semua hanya terdiam memikirkan kenapa mereka begitu akrab padahal baru pertama kali bertemu.

Sedangkan Dinda, dia merasa gelisah karena dia merasa ada yang melihatnya sedari tadi. Ketika dia mendongakkan kepalanya, nampak mata mereka bertemu dengan Fernando, dan tak lama kemudian Fernando berjalan ke arah Dinda dan semakin lama semakin dekat yang membuat jantung Dinda berdegup kencang tidak seperti biasanya.

"Apa yang ingin dia lakukan?" batin Dinda.

Lalu setelahnya, Fernando sekarang tepat dihadapan Dinda. Dia membisikkan sesuatu di samping telinganya Dinda.

"Apakah kau mau berdansa denganku nona?" tanya Fernando tepat di telinga Dinda.

Setelah mendengar itu, wajah Dinda berubah seketika menjadi merah merona seperti kepiting goreng. Dan sebenarnya ketika Dinda melihat Fernando, dia sudah jatuh hati pada pandangan pertama dan sama sebaliknya, Fernando juga begitu karena merasakan jantung berdetak begitu kencang saat saling berdekatan.

Dan tanpa menunggu lama dinda hanya menganggukkan kepala tanda dia mau berdansa dengan Fernando.

Keempat orang itu hanya menatap satu sama lain, mereka sangat penasaran dengan bisikan yang Fernando katakan kepada Dinda, dan mereka semakin penasaran dan terkejut pula ketika melihat mereka mulai berdansa, mereka hanya bertanya dalam hati masing masing.

"Apa yang dibisikkannya kepada Dinda, mengapa tiba tiba mereka langsung berdansa?" tanya Sista dan mereka semua hanya menaikkan bahunya acuh tanda tidak tahu.

Setelah beberapa saat mereka kembali bergoyang kecil tetapi tidak dengan Retin dan Gerald, mereka hanya sama sama saling cuek.

Sampai akhirnya mereka merasa lelah dan akhirnya mereka kembali ke tempat duduk mereka.

"Vin, apa kau tak bosan duduk terus seperti itu?" tanya Fernando

"Tidak!"jawabnya dingin

"Benar, kau juga Nadya, apa kau tak bosan bermain handphone terus?" tanya Dinda

"Tidak." jawaban sama keluar lagi dari mulut Nadya yang membuat mereka heran karena mereka terus saja berbicara yang sama, tetapi tidak dengan dua orang itu, mereka tidak menyadari itu karena mereka terlalu fokus kepada handphone nya.

Setelahnya mereka kembali terduduk di kursi masing masing.

"Oh yah, kita belum berkenalan." ucap andre

"Benar juga, mari berkenalan." ucap sista

"Perkenalkan namaku Andreas biasa dipanggil Andre." ujar Andre

"Namaku Fernando." ujar Fernando.

"Gerald." singkat Gerald.

"Vino." ujar vino yang dipukul pelan oleh Andre karena belum menyadari acara perkenalan sekarang.

"Namaku Sista." senyum manis Sista.

"Floretin biasa dipanggil Retin." ujar Retin.

"Namaku Dinda." ujar Dinda.

"Nadya." ujar Nadya yang sudah tidak memainkan handphone nya lagi.

"Yasudah, sepertinya ini sudah larut malam sekali, kami pulang dulu ya." ujar Sista sembari bangkit berdiri dari posisi duduknya.

"Baiklah." ujar Andre sambil melambaikan tangan nya kepada mereka yang mulai menjauh.

Keesokan harinya

Terlihat Nadya sudah siap dengan persiapan nya untuk pergi ke london, dan tiba tiba terdengar suara klakson mobil tuan Riko dari luar apartemen nya.

"Sepertinya papa Riko sudah datang." gumamnya lalu beranjak keluar.

Setelahnya sampai di depan mobil tuan Riko, Nadya langsung masuk setelah menyimpan semua barangnya kedalam bagasi mobil.

"Sudah siap nak?" tanya tuan Riko.

"Sudah pa, mari berangkat." jawab Nadya sambil menampilkan senyum manisnya yang menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi dan bersih.

Bandara

Setelah sampai di bandara, mereka langsung pergi menuju ruang tunggu bandara.

Vino berangkat menaiki jet pribadinya, sementara Nadya dan tuan Riko menaiki pesawat umum karena atas permintaan Nadya yang tidak mau merepotkan tuan Riko.

Di Apartemen (London)

"Selamat malam tuan nona, mari saya antarkan ke kamar tuan dan nona." ucap salah seorang pelayan di apartemen mewah itu dengan gaya bahasa Londonnya.

Ya, vino memang sudah memberitahu para pelayan itu untuk melayani mereka karena apartemen itu adalah apartemen milik Vino dan apartemen itu adalah salah satu apartemen termewah dan terbesar di london.

"Terima kasih." ucap Nadya dengan gaya bahasa Londonnya karena ia yang mengerti hampir semua gaya bahasa di dunia sambil tersenyum manis.

Di Kamar Nadya

Nadya terbaring di tempat tidur nyaman itu dan tak membutuhkan waktu lama, Nadya sudah berada di alam mimpi. Ya...berarti dia sudah tidur karena Nadya sangat lelah dengan perjalanan mereka yang jauh.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

MEMPERSIAPKAN PERESMIAN HOTEL (SELESAI DIREVISI)

Keesokan harinya

Nadya tengah bersiap untuk pergi ketempat yang sudah diberitahu oleh tuan Riko, ketika dia ingin keluar dan setelah sampai di depan pintu, Nadya terkejut karena Vino juga baru keluar dari kamarnya, dan yang semakin membuat nya terkejut sekaligus kesal adalah kamar vino bersebelahan dengan kamarnya.

"Oh ****! mengapa kamarnya dan kamarku bersebelahan?" batinnya kesal.

Sebenarnya vino memilih kamar bersebelahan dengan Nadya itu hanya karena ia semakin penasaran saja dengan Nadya. Yah..dia sepenasaran itu teman!

Dengan tampang datarnya, Nadya berjalan tanpa menoleh ke arah Vino yang tengah melihatnya dan sikap Nadya itu seolah olah menganggap tidak ada orang disekitarnya yang membuat Vino semakin kesal dan semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Nadya.

"Tch! tingkah nya itu seolah tidak melihat aku saja, semakin menarik!" gumamnya pelan.

Di ruang istimewa

Semua tempat duduk sudah ditempati oleh masing masing orang termasuk vino dan Nadya. Mereka akan mengadakan meeting untuk membahas lebih lanjut kerjasamanya.

Setelah beberapa jam, akhirnya meeting pun selesai dan satu per satu orang itu bubar meninggalkan ruang istimewa di apartemen vino yang mewah itu.

Di malam hari

Nadya baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi dan sudah terlihat cantik walaupun dia hanya menggunakan kaos oblong hitam, celana jeans, dan polesan makeup tipis yang menambah kecantikan nya.

Sementara dari kejauhan nampak seseorang sudah sedari tadi memerhatikan Nadya, siapa lagi kalau bukan Vino yang baru saja keluar dari kamar tuan Riko untuk mengambil berkas penting. Raut wajahnya menunjukan tatapan mengagumi dan tatapan penasaran.

"Dia akan kemana malam malam begini!" batin vino.

Didepan pintu ketika Nadya melangkahkan kakinya keluar dari apartemen itu, ia memberhentikan langkahnya karena ada seseorang yang memanggilnya.

"Nak." panggil Tuan Riko

"Papa, ia ada apa pa?" tanya Nadya menoleh kearah tuan riko

"Kamu mau kemana malam malam

begini?" tanya tuan Riko.

"Oh ia pa, aku belum beritahu papa kalau aku akan pergi bersama kak Raka untuk keliling keliling kota london ini, bolehkan?" pintanya.

"Yasudah boleh nak, hati hati ya, jangan terlalu larut pulangnya!" nasehat tuan Riko.

"Siap pa." ujarnya tegas.

Raka adalah teman kerja Nadya dulu sewaktu bekerja di perusahaan tuan Riko tapi karena keluarganya yang ingin pindah ke london jadi dia ikut saja. Raka itu pria yang tampan, putih, dan berkecukupan juga. Raka itu sangat dekat dengan Nadya dan Raka juga sebenarnya sudah jatuh hati pada Nadya sejak pandangan pertama dan dia pernah menyatakan perasaannya kepada Nadya tetapi Nadya menolaknya karena Nadya sudah mengganggap Raka itu saudara kakak lelakinya. Tetapi jika bisa jujur, Raka masih tetap mencintai Nadya karena Nadya adalah wanita pertama yang dapat menarik pesona Raka bahkan sampai sekarang dia masih belum bisa melupakannya.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya mobil Raka sudah sampai dan Nadya langsung saja naik ke dalam mobil Raka.

"Hai kak, bagaimana kabarmu hm?" tanya Nadya

"Seperti yang kau lihat, aku baik baik saja. Bagaimana denganmu hm?" tanya balik Raka.

"Aku juga baik, kita akan kemana malam ini?"

"Aku mau mengajakmu kerestoran terenak di negara ini." ujarnya

"Wah benarkah? aku sudah tidak sabar kak. Mari pergi sekarang!"

Sementara dari kejauhan, Vino yang melihat mereka semakin penasaran karena kedatangan Raka dan dia berniat mengikuti mereka karena rasa penasarannya itu

Restoran Xl

"Wah, tempat indah sekali." puji Nadya melihat seluruh isi dari restaurant mewah itu. la juga bisa melihat banyaknya pengunjung di restoran ini.

"Tentu. Makanannya juga jangan diragukan lagi."

"Kalau begitu langsung pesan saja kak."ujar Nadya

"Yasudahlah, biar kupesankan."

Setelah selesai makan, mereka pun langsung pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 10:30 dan Nadya teringat dengan nasehat tuan riko untuk tidak terlalu larut malam pulang.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di apartemen vino, Nadya langsung masuk ke kedalam apartemen setelah mengucapkan pamit kepada Raka.

Ketika Nadya ingin melewati pintu untuk masuk ke dalam, tiba tiba Nadya memberhentikan langkahnya karena seseorang yg melontarkan beberapa pertanyaan yang membuatnya harus memberhentikan langkahnya.

"Dari mana saja kamu, kamu sudah lihat jam berapa sekarang, kamu malah keluyuran dengan kekasihmu itu." ujar seseorang itu dengan dinginnya yang tak lain ialah Vino.

"Dia bukan kekasihku." tegas Nadya

"Terus siapanya kamu, jelas jelas kalian itu seperti sepasang kekasih, terlalu dekat." sambung Vino

"Dia itu temanku, lagian urusannya dengan tuan apa ya, tuan siapa saya bisa mengatur ngatur saya dan juga hidup saya." ujarnya mengerutkan keningnya.

"Maksud saya agar kamu bisa fokus dengan proyek kerjasama kita ini bukan dengan kekasihmu." ujarnya sedikit gugup.

"Sudah kukatakan, dia bukan kekasihku, tuan begitu sulit untuk mengertinya." ujarnya tak suka lalu meninggalkan langsung.

"Aneh!" gumam Vino.

Dua Minggu Kemudian

"Sudah siap nak?" tanya tuan Riko kepada Nadya

"Sudah pa, mari kita pergi." sambung Nadya

Mereka akan pergi ke sebuah hotel untuk membahas peresmian hotel yang mereka kerjakan dengan sama sama.

"Aku ikut naik mobil papa bukan?" tanya Nadya

"Ia nak." jawab tuan Riko

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam akhirnya mereka sampai di sebuah hotel mewah dan begitu megah dengan hiasan hiasan perak dan emas yang menambah kemegahan dan kemewahannya.

Setelahnya mereka duduk di ruang aula besar yang ada di hotel itu, mereka mulai membahas peresmian hotel itu.

"Jadi begini tuan dan nona sekalian, kita akan meresmikan hotel ini dua hari lagi." ujar sekretaris Vino.

"Baiklah urus semuanya dengan baik tanpa ada sedikit pun kesalahan, mengerti?"

"Baik tuan." ucap sekretaris Vino.

Keesokannya

"Nak, kemarilah sebentar." panggil tuan Riko.

"Iya pa, ada apa?" tanya Nadya mendekat kepada tuan Riko

"Pergilah berbelanja pakaian dan yang lain sesuka hatimu untuk peresmian besok." bicara sambil memberikannya sebuah kartu tanpa batas.

"Iya pa, aku tau aku juga sebentar lagi akan pergi bersama kak Raka, tapi aku punya uang sendiri pa jadi papa tidak perlu berlebihan seperti ini." jawab Nadya sambil mengembalikan kartu itu ketangan tuan Riko.

"Terimalah nak, ini belum seberapa dengan apa yang kau lakukan dengan istriku, jika bukan karena kau mungkin sampai sekarang istri ku tidak akan mendampingiku di masa tuaku ini." ujar tuan Riko.

Flashback On

Suatu hari istri tuan Riko yang bernama Damitri ingin menemui tuan Riko untuk mengantarkan makan siang kepada tuan Riko. Tetapi ketika Damitri ingin menyebrang ia tidak memperhatikan jalan yang dari seberang sana kebetulan ada mobil yang lewat dengan kecepatan tinggi.

"Ahhh...aduh!" Damitri jatuh ke pinggir pasar dengan Nadya karena Nadya yang telah menyelamatkan Damitri dengan mendorong nya tadi. Disitu Nadya ingin membeli makanan, jadi dia turun kebawah. Setelah dia membeli makanan, dia tidak sengaja melihat Damitri yang sedang menyebrang dan dia melihat ada mobil lewat yang mengarah kepadanya, jadi dia dengan sekencang kencang berlari untuk menyelamatkannya.

"Nyonya! nyonya tidak apa-apa bukan?" tanya Nadya panik kepada Damitri yang masih diam.

"Ia nak, saya tidak apa apa terimakasih karena kamu telah menyelamatkan saya, mungkin jika tidak ada kamu saya mungkin sudah tiada." ujar Damitri.

"Jangan ngomong begitu nyonya, sudah sudah sekarang lebih baik kita ke ruangan tuan Riko saja." ujar nya bangkit berdiri.

"Benar! ayo." sahutnya

Di Ruangan Tuan Riko

ceklek...

"Mama? ada apa ma, mengapa datang kesini?" tanya tuan Riko. Tapi bukannya menjawab Damitri malah memeluk tuan Riko.

"Pa, tadi mama hampir saja ketabrak oleh mobil tapi karena ada dia yang menyelamatkan mama makanya mama bisa selamat dan masih bisa untuk memeluk papa."

"Apa! terus mama tidak apa apa kan?" cemas tuan Riko

"Iya pa, mama tidak apa apa, kan sudah mama bilang mama diselamatkan oleh gadis cantik ini." ujarnya menunjuk Nadya.

"Ah syukurlah, Nadya terima kasih ya, kalo bukan karena kamu mungkin saya tidak bisa lagi bertemu dengan istri saya." ujarnya tulus

"Iya, sama sama tuan."

"Mulai sekarang jangan panggil kami dengan sebutan itu, panggil kami dengan sebutan mama dan papa karena kami sudah menganggap kamu sebagai anak kami." ujar tuan riko.

"Baiklah pa ma." ujar Nadya melukis senyum di wajahnya. Sedangkan mereka yang mendengar itu hanya tersenyum puas saja.

Flashback off

Jangan lupa tinggalkan jejak

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!