NovelToon NovelToon

Hot Daddy's Bad Girl

Bab 1. Winter

"Winter!!" teriak Raina saat dia masuk ke dalam kamar putri satu-satunya. Dia hanya memiliki seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang bernama Glen Alexander Smith yang sangat pendiam sekali. Entahlah, kedua anaknya memilki sifat yang sangat berbeda.

Winter yang mendengar suara ibunya kembali berteriak seperti itu membuatnya langsung bangkit dari tempat tidur dan pergi berlari ke kamar mandi sebelum mendapatkan amukan dari wanita identik dengan warna rambut warna-warninya itu kembali mengamuk dan mengacak-acak kamarnya hingga habis berantakan tak bersisa.

Melihat putrinya yang langsung berlari ke kamar mandi seperti itu membuat Raina hanya bisa menghela nafasnya dengan. Entah dosa apa yang dilakukannya di masa lalu hingga dia bisa menghadapi putri yang sangat menyebalkan seperti Winter.

Brandon yang mendengar keributan di kamar putrinya pun langsung menghampiri ruangan tersebut karena dia tahu bahwa istrinya pasti sedang mengamuk di sana. Dia datang menghampiri wanita yang berambut panjang tersebut dan memeluknya. Tak lupa dia juga memberikan kecupan manis di pipi wanitanya hingga membuat Raina kembali merasa tenang karena dia selalu merasa tenang setiap kali mendapatkan pelukan dari buaya Belanda kesayangannya.

"Kenapa terus-terusan marah setiap hari? apa kamu tidak bosan heum?" tanya Brandon pada istri tercintanya. Bagaimana pun dia juga tidak ingin melihat Reina terus-terusan seperti ini setiap harinya. Banyak hal yang ingin mereka lewati bersama dan selama ini kehidupan mereka penuh dengan sukacita dan warna-warni yang luar biasa. Ada Winter dengan segala tingkah lakunya yang membuat mereka geleng-geleng kepala. Lalu ada juga Glen yang sangat sulit sekali untuk di ajak bicara. Usianya masih 15 tahun, tapi banyak hal yang sudah di kuasainya.

"Entahlah, aku benar-benar tidak habis pikir dengan kamu! dia selalu saja tidak bisa bangun pagi. Kamu juga tahu sendiri bagaimana lelah hanya aku saat mereka sekolah dulu. Bahkan yang lebih menyebalkan lagi Winter bisa tidur di ruangan kelasnya saat jam pelajaran masih berlangsung. Luar biasa sekali memang anak itu!" ucap Raina dengan penuh kekesalan. Entah bagaimana lagi caranya menghadapi Winter. Kini Dia baru saja kuliah dan menjalani 2 semester, tapi setiap harinya dia akan terlambat saja. Tak jarang itu membuat Raina merasa kesal dan sering menghukumnya.

Melihat wajah istrinya yang cemberut seperti itu membuat Brandon kembali memberikan banyak kecupan agar Raina tidak marah lagi.

"Jangan marah lagi oke! Ingat, kamu tidak boleh marah-marah seperti itu terus. Bagaimana pun mereka itu anak kita, jadi-"

"Aku tidak bilang jika itu anak tetangga! lagi pula mana kita memiliki tetangga tinggal di sini. Jadi itu sudah pasti bahwa Winter anak kita!" potong Raina langsung hingga membuat Brandon hanya bisa tertawa saja melihat wajah cemberut istrinya.

"Hahaha, sudahlah ayo kita sarapan. Hari ini aku harus ke Berlin. Ada pekerjaan di sana, apa kamu ingin ikut?" tanya Brandon yang mengajak istrinya untuk pergi bersamanya.

"Kamu bisa berbelanja dan menghabiskan waktu di sana daripada terlihat stres di sini. Soal Winter, biar aku yang bicara dengannya. Sekarang ayo lihat putra kita, dia pasti sudah selesai sekarang." Akhirnya Raina mau dibujuk oleh Brandon dan itu membuat Winter yang berada di dalam kamar mandi merasa tenang karena Daddy-nya memang yang terbaik.

"Oke aku akan ikut kamu. Jika perlu kita laburan saja dari pada aku harus menghadapi anak itu. Jika dia bukan anakku, sudah ku hanyutkan dia di lautan!" Raina terus saja mengomel hingga keluar dari dalam kamar putrinya.

Sedangkan Winter yang berada di dalam kamar mandi hanya bisa mendesah lelah. Dia terus saja memukuli kepalanya yang tidak bisa bangun pagi.

"Astaga, jika seperti ini tersedia paginya maka kepalaku bisa botak! Lagian bagaimana bisa Mommy ku terlihat seperti singa betina seperti itu sementara Daddy yang terlihat seperti malaikat. Ya Tuhan, di mana aku bisa mendapatkan laki-laki seperti Daddy? Memiliki tatto, keren dan juga tampan. Huh, andai saja aku tidak terlalu di awasi oleh para penjaga itu, mungkin saja aku bisa pergi ke club' dan bersenang-senang di sana. Ini apa? Bahkan aku bernafas saja beritanya bisa sampai pada mommy!" Winter menggerutu sepanjang kegiatannya di dalam kamar mandi.

Setelah dia selesai di kamar mandi, Winter langsung turun ke meja makan dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari mommy-nya.

"Hehehe, maaf mom. Tadi Winter-"

"Makan dan habiskan sarapan kamu! Ingat, jika sampai kamu berbuat ulah lagi di kampus maka kali ini mommy tidak akan mengampuni kamu. Kali ini kamu tidak akan selamat lagi walau ada Daddy! Atau kamu ingin Mom kirim ke London dan tinggal bersama Uncle Sky?"

"No!" teriak Winter yang langsung menolak tawaran dari mommy-nya. Menurutnya Uncle Sky itu sangat menyeramkan walau memiliki istri yang seperti malaikat bak ibu peri. Tapi ya tetap saja, dia tidak berani untuk menatap langsung pada kakak tertua dari Mommy-nya

"Lalu dengan siapa? Uncle Thunder dan Aunty Alisa? Biar kamu berteman dengan Leo. Mau?"

"Mom ampun, jangan kirimkan Winter kemana pun. Jika Mom ingin mengirimkan Winter, tolong kirimkan saja Winter ke Uncle Jupiter agar-"

"Tidak dengan Jupiter! Itu sama saja membuat mommy semakin stres nantinya! Kamu dan Jupiter itu sebelas dua belas! Jadi mommy tidak akan setuju jika kamu tinggal bersamanya! Sekarang silahkan pilih, ada Uncle Matheo, Uncle Sky, Uncle Thunder atau Uncle Cloud? Silahkan pilih tapi tidak dengan Jupiter karena dia tidak masuk dalam pilihan Mommy!" Winter terlihat lemas karena pilihan yang Mommy-nya berikan itu adalah pilihan sulit.

Jika dia tinggal dengan Uncle Matheo di Indonesia, dia lebih tidak mungkin karena sepengetahuannya pria bule itu terlihat sangat disiplin yang tidak menerima kesalahan apa pun. Orangnya sangat perfeksionis sekali. Lalu Uncle Sky, oh tidak. Winter tidak akan pernah mau tinggal bersama laki-laki menyeramkan itu. Hanya dengan melihat matanya saja sudah membuat seluruh tubuhnya bergetar. Jadi mana mungkin dia tinggal di sana?

Nah, terus Uncle Thunder itu sedikit lebih asyik, dan tenang, tapi istrinya itu Aunty Alisa, ah Winter tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya jika tinggal bersama wanita itu. Dan terakhir Uncle Cloud di Indonesia? Ah, banyak pertimbangan lagi yang harus di pikirannya karena saudara kembar Mommy-nya itu dosen di universitas ternama di sana dan tau bagaimana pintarnya dia bukan? tidak, Winter tidak siap jika harus di ajak belajar setiap hari.

"Tidak ada pilihan lain kah Mom?" masih berusaha menawar anaknya mendapatkan penawaran terbaik di sini.

"Tidak ada! Jadi silahkan pilih saja. Sekarang!"

"Tidak ada pilihan lain bukan selain tinggal di rumah ini?" jawab Winter dengan bertanya.

"Ya karena hanya itu saja pilihannya! Jika tidak ingin Mom kirimkan ke rumah paman kamu, maka berubah dan menurutlah!"

...****************...

Hay semuanya, aku kembali hidup dengan cerita keluarga klan Alexander selanjutnya. Ayo kepoin semuanya dan kita kembali bernostalgia dengan keluarga sang penguasa 🙏🏽

Aku butuh dukungan kalian semua 💛

Bab 2. Kampus

Seperti biasa, kehadiran Winter di kampus menjadi pusat perhatian banyak orang karena mereka tahu siapa gadis mungil berambut pirang tersebut. Banyak laki-laki yang menyukainya tapi dia sama saya tidak menganggap kehadiran mereka. Dia lebih suka bermain dengan gitarnya dan mengikuti olahraga ekstrem seperti hanggar ataupun berkuda.

"Winter ...!" panggil salah satu temannya ketika dia sampai di kampus.

"Heum?" jawabnya biasa saja karena dia sudah tau jika Catherine pasti mengajaknya bergosip. Ini masih pagi tapi dia sudah ingin mengajaknya bergosip saja.

"Hah, kenapa kamu terlambat lagi? beruntung Sir Edgar tidak masuk dan katanya akan datang gantinya hari ini. Mata kuliah akan di mulai 20 menit lagi. Jadi ayo masuk ke kelas."

"Itu artinya belum terlambat. Jika aku terlambat maka kamu juga akan terlambat saat ini karena kamu juga di luar!" Catherine hanya bisa menghela mendesah malas dengan jawaban dari Winter. Menurutnya anak orang kaya ini aneh bin ajaib. Dia orang kaya, tapi tidak terlihat mencolok seperti beberapa mahasiswi yang ada di kampus mereka saat. Hanya saja memang mereka sudah tahu siapa keluarga besar Winter .

"Hey, tunggu aku Win!" teriak Catherine saat Winter meninggalkannya begitu saja dan masuk ke ruangan mereka. Tak lama setelah mereka masuk dosen pengganti Sir Edgar datang dan beberapa dari mereka bersorak ketika melihat dosen pengganti hari ini. Sementara Winter hanya bisa fokus pada buku miliknya.

Dia terus saja fokus pada buku miliknya yang ternyata itu sebuah novel yang membuat dosen pengganti tersebut langsung menghampirinya saat ini.

"Hey!" pekik Winter saat novelnya di ambil oleh seseorang dan dia kaget ketika melihat siapa yang mengambil novelnya itu.

"Apa kau tah jika aku sedang menjelaskan tentang mata kuliah saat ini?" tanya Darius ketika melihat gadis asia berambut pirang ini.

Entah mengapa rasanya dia kembali merasa Dejavu dengan apa yang di lihatnya saat ini. Rambut pirang, mengingatkannya pada sosok yang sangat membekas di hatinya hingga saat ini. Bahkan saat dia sudah menjadi duda pun dia masih memikirkan wanita itu.

"Tau," jawab Winter dengan menganggukkan kepalanya sambil terus menatap ke arah pria berambut coklat dengan mata yang sangat indah.

Mendengar jawaban dari mahasiswi ini membuat Darius langsung tersadar dari lamunannya tentang sosok wanita yang pernah ada dalam hidupnya di masa lalu.

"Jelaskan jika kamu tau dan mendengarkan apa yang saya jelaskan tadi!" Winter tersenyum untuk itu dan di saat seperti ini ingatannya berjalan dengan begitu baik. Dia bisa mendadak pintar saat terdesak dan itu bisa menolongnya.

"Nilai pertumbuhan ekonomi tahun berapa yang anda inginkan sir?" tanya Winter yang sengaja menantang pada dosennya.

"Sebutkan dampak positif dan negatif dari perekonomian atas pandemi beberapa tahun yang lalu!" jelas Darius yang sudah berpikir bahwa gadis kecil ini tidak akan bisa menjawabnya.

"Apa imbalan bagi saya jika saya dapat menjawabnya?" semua orang yang ada di ruangan itu terkejut ketika melihat Winter yang berani menantang dosen pengganti hari ini. Mereka memang mengetahui bagaimana sepak terjang keluarga besar Winter, hanya saja mereka tidak percaya ini jika Winter berani menantang seperti itu.

"Apa yang kau inginkan?" tantang Darius balik.

"Nomor ponsel dan akun Instagram anda!" semua bersorak ketika mendengar keinginan Winter yang tidak masuk akal itu. Mereka benar-benar tidak percaya jika Winter sangat berani seperti ini. Sungguh di luar perkiraan cuaca pusat kota Amsterdam hari ini.

Merasa tidak terima di tantang seperti itu membuat Darius langsung mengeluarkan ponselnya tepat di depan wajah mahasiswi sombong itu. Namun, saat Winter hendak mengambil ponsel Darius, dengan cepat pula pria itu menariknya lagi karena dia belum mendapatkan jawaban apa pun dari mahasiswi menyebalkan itu.

"Berikan jawabannya!"

"Di sisi ekonomi, pandemi Covid-19 meskipun cukup memberikan pukulan, namun kesehatan keuangan negara cukup baik sehingga masih dapat diatasi. Belanda memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat. Tahun 2020 Belanda mengalami pertumbuhan ekonomi negatif 3,8%, yang mana tidak terlalu dalam jika dibanding negara lain. Peningkatan angka pengangguran juga dinilai tidak terlalu signifikan. Kami optimis pada tahun ini ekonomi Belanda akan tumbuh positif," jawab Winter dengan begitu percaya diri karena dia tau pasar saham dan nilai pertumbuhan ekonomi negara mereka. Apalagi keluarganya semua pebisnis handal, jadi jika tentang nilai ekonomi sudah menjadi bahan makanannya setiap hari.

"Apa tidak sekalian pasar saham? Jika anda ingin mendengar pasar saham juga, saja bisa menjelaskannya dengan sangat mudah dns terinci. Jadi apa masih ingin membahas tentang ini?" tanya Winter sambil merampas ponsel dosennya begitu saja dan scan barcode di aplikasi kirim pesan di ponsel pria itu hingga membuat Darius hanya bisa menatap datar pada gadis itu.

"My name is Winter. Jangan lupa menyimpannya dengan baik karena Winter itu indah, sama seperti aku Sir!" Darius merasa geram dan dia langsung meninggalkan gadis itu begitu saja dan kembali ke depan untuk menjelaskan kembali mata kuliahnya.

Sedangkan Winter sendiri terus saja menatap pada dosennya itu dengan tatapan memuja karena dia sangat menyukai tiga laki-laki seperti itu. Matanya indah, tubuhnya kekar berotot dan lebih parahnya lagi dia itu pria matang yang sangat disukainya karena winter lebih menyukai laki-laki dewasa daripada seumuran dengannya. Menurutnya laki-laki dewasa itu jauh lebih bisa diandalkan dan jauh lebih menantang, karena Winter sangat menyukai yang namanya tantangan.

Darius sendiri hampir saja kehilangan fokusnya ketika menjelaskan mata. Apalagi dengan tatapan gadis itu yang terus saja menatap ke arahnya sejak tadi. Sungguh, rasanya dari sumbernya tidak habis pikir bahwa masih ada gadis-gadis nakal seperti itu. Ponselnya bergetar dan itu masik pesan dari Winter.

"Jangan lupa di save!"

Karena terlalu kesal akhirnya Darius menyimpan nomor ponsel Winter dengan nama Bad Girl. Dia tidak membalasnya karena tidak ingin menanggapinya lebih apalagi masih berada di ruangan saat ini.

"Mata kuliah selesai. See you!" Darius meninggalkan kelas begitu saja setelah dia selesai karena dia tidak ingin berurusan dengan yang namanya Winter itu. Entah mengapa dia juga terus teringat akan seseorang yang memiliki arti nama sebuah musim.

"Tidak! mana mungkin gadis menyebalkan itu memiliki hubungan keluarga dengannya. Tidak! Dunia ini lebar dan setahuku dia tinggal di Jerman, jadi tidak mungkin dia ada di Belanda walau kemungkinannya pasti ada." ucap Darius yang masuk ke ruangan kerjanya setelah selesai menyelesaikan kelasnya tadi.

Di dalam ruangannya, Darius mulai membiasakan dirinya karena mulai saat ini dia akan sering berada di kampus dan juga harus bekerja di perusahaan milik kelurganya.

...****************...

Genks, cuma mau kasih tau aja sih sama kalian buat klik dan tonton iklan ya. Kalian bisa dapetin point' untuk di tukarkan nantinya. Jadi dukungan kalian berarti banget buat aku agar up terus cerita ini🙏🏽

Makasih atas support kalian yang mengikuti kisah keluarga Alexander tersayang kita semua walau sang penguasa sudah tiada 🥺

Bab 3. Curiga

Raina menatap putrinya yang sejak tadi terus saja memegang ponselnya bahkan saat di meja makan sekalipun Winter tetap saja aktif dengan ponsel hingga membuat sang ibu kesal.

"Bisa matikan ponselmu tidak? nggak bisa mematikan manusia mommy akan menghancurkan!" ucap Raina dengan kesal Sudah sejak tadi dia memperhatikan putusnya itu namun yang diperhatikan tidak merasa sama sekali dan hanya berfokus pada ponselnya saja. Ini meja makan dan dia paling membenci yang namanya ada orang aktif di meja makan dengan ponselnya. Bahkan sejak dulu saja pun mereka tidak pernah memegang ponsel saat sudah duduk di meja makan.

"Oke mom," jawabnya yang langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celana miliknya sebelum sang hujan badai menerjang. Winter tidak ingin hidup yang berada di dalam ancaman hujan badai, jadi lebih baik dia mengalah saja walau saat ini dia sedang menunggu balasan dari dosen baru yang menjadi idolanya. Ah, memikirkan tentang dosen itu sudah membuatnya merasa gila.

Sebagai seorang gadis yang mulai tumbuh dewasa, Winter bertanya-tanya dalam hatinya apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? tapi bagaimana jika dosen itu sudah memiliki kekasih atau bahkan istri. Apa dia harus menerjang badai kali ini?

Tidak, dia harus mencari informasi yang lebih dulu dan jika dia sudah mendapatkan informasinya maka dia baru akan memikirkan rencana selanjutnya. Raina sendiri paham betul dengan isi pikiran putrinya. Dia masih ada sesuatu yang telah direncanakan putrinya saat ini maka dari itu dia harus mencari tahunya nanti.

Tapi jika dipikir-pikir lagi, hari ini dia belum mendapatkan laporan apapun dari anak buahnya tentang apa yang dilakukan Winter di kampus. Apa hari ini putrinya tidak berbuat ulah? Entahlah, tapi yang pasti Raina harus tetap waspada dengan Winter. Bagaimana pun dia harus tetap menjaganya agar tidak sesat. Apalagi dia tau segila apa Winter jika sudah penasaran itu terlihat sangat mirip sekali dengannya dan mungkin itu juga yang membuat mereka selalu berdebat hingga berakhir dengan pertengkaran.

"Mom, kenapa sejak tadi menatap ku seperti itu?" tanya Winter saat melihat tatapan mata sang mommy yang terus saja menatap ke arahnya sejak tadi.

"Tidak ada! hanya penasaran aja apa yang sedang kamu rencanakan saat ini. Ingat apa yang mommy katakan ini baik-baik Winter, jika sampai kamu berbuat ulah di luar sana, maka rumah Uncle Sky selalu terbuka lebar untuk kamu!" Winter hanya bisa mendesah lelah ketika mendengar ancaman yang selalu sama dari sang mommy. Sebuah ancaman yang berakhirnya di rumah uncle Sky. Pria menyeramkan itu.

"Hem, iya mom," jawabnya dengan lesu. Jika sudah berhubungan dengan yang namanya rumah uncle Sky yang mewah itu, rasanya Winter lebih memilih tinggal di gubuk derita saja. Tapi mana mungkin dia di biarkan tinggal di gubuk derita.

Makan malam kembali berlanjut dengan hikmat sampai dengan selesai. Saat Winter ingin kembali ke kamarnya, ponsel miliknya bergetar dan itu pesan dari Catherine yang mengatakan jika mereka ada kelas besok pagi.

"Jangan sampai terlambat besok pagi. Jika sampai kamu terlambat besok pagi aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasibmu di tangan dosen itu!" isi pesan dari Catherine membuat Winter langsung tersenyum dan itu kembali membuat Raina penasaran dengan apa yang terjadi pada putrinya saat ini. Tapi saat dia hendak mempertanyakan hal itu pada Winter, suaminya langsung menghalangi dan membiarkan Putri mereka untuk berkembang.

"Biarkan saja sayang, mungkin dia mulai merasakan yang namanya jatuh cinta. Kita tidak perlu ikut campur dan menekannya. Tapi gunakan dengan cara halus, dan mengawasinya saja seperti yang sering kita lakukan." Brandon berusaha untuk meyakinkan istrinya bahwa Putri mereka tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak. Lagi pula banyak pengawal yang menjaga Putri mereka di setiap sudut jadi tidak mungkin Winter melakukan hal yang aneh di luar sana.

"Jika sampai apa yang kamu katakan ini salah, maka aku sendiri yang akan mencari tahu apa yang terjadi padanya. Aku memang nakal dulunya, tapi aku-"

"Sama sayang, sama. Sudah, jangan terus membahasnya. Intinya kamu dan Winter itu sama. Jika pun ada perbedaan, ini hanya berbeda sehelai saja rambut kalian. Tapi itu juga tidak berbeda karena kamu lihat sendiri jika Winter pun mengikuti gaya kamu dengan rambut uang seperti itu. But it's oke, kamu ibunya jadi tidak masalah jika dia mengikuti gaya ibunya. Sekarang ayo pergi ke kamar, tolong pijat punggungku."

"Hah, kamu sih paling tau tentang diriku!" gerutu Raina. Dia berjalan lebih dulu untuk pergi ke kamar meninggalkan buaya Belanda itu.

Sedangkan Brandon hanya tersenyum saja ketika melihat reaksi istrinya yang seperti itu. Raina akan selalu begitu jika berurusan dengan Winter karena dia takut putrinya akan mengikuti jejaknya dulu.

"Dad, apa mom marah?" tanya Winter pada Daddy-nya yang hendak menyusul sang mommy.

"Tidak sayang, mommy tidak marah. Jika kamu tidak ingin mommy kamu terus-terusan marah seperti itu jangan membuatnya kesal. Percayalah, bawa apa yang dilakukannya saat ini hanya untuk kebaikan kamu. Di luar sana, banyak hal yang belum kamu ketahui dan mommy kamu sudah mengetahuinya lebih dulu. Kehidupan kalian saat ini jauh lebih mudah dengan apa yang dijalaninya dulu. Kalian bisa mendapatkan apapun yang kalian inginkan tapi bukan berarti mommy kalian tidak mendapatkannya dulu. Hanya saja cara dia mendapatkan apa yang diinginkannya dulu tidak semudah dengan apa yang kalian dapatkan. Dia harus hidup dan tumbuh di asrama sampai tamat, lalu memilih menetap di New York. Jadi Daddy mohon, jangan membuat mommy kalian merasa bersalah karena tidak bisa menemani kalian di setiap waktu. Dia adalah wanita hebat dan perusahaan fashion miliknya berkembang pesat. Mulailah belajar dengan giat untuk membantunya di perusahaan. Setidaknya jika kamu tidak bis membantu banyak hal, jadilah temannya saat dia lelah."

Kata-kata yang daddy-nya katakan sangat membekas di hati Winter. Dia merasa bahwa dirinya tidak menjadi anak yang baik saat ini. Dia tidak tau seperti apa perjuangan mommy-nya di masa lalu. Tapi dari apa yang daddy-nya katakan, Winter bisa mengambil kesimpulannya jika mommy-nya juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dia rasakan saat ini. Hanya saja mungkin memang caranya yang berbeda.

"Iya dad, aku mengerti."

"It's oke baby, jangan merasa bersalah. Tapi belajarlah dari kesalahan. Karena belajar dari kesalahan karena dari kesalahan lah kamu tau bagaimana caranya untuk maju dan berubah." jelas Brandon pada putrinya.

...****************...

Guys, jangan lupa tonton iklannya ya🙏🏽 karena dari nonton iklan, kalian bis kasih dukungan ke aku agar aku terus semangat buat melakukan semuanya. Kalian tau, kalau nyawa aku tuh di keluarga Alexander, jadi tolong dukung aku lewat klik dan tonton iklannya ya😊

Karena kalian juga bisa dapat point' dari hasil nonton iklan💛

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!