Hai...hai..hai... Bertemu lagi dengan aku author abal abal. kali ini aku mencoba membuat karya bergenre action romantis sama hebat. Dan disini juga nanti akan diselipkan cerita anak anak sikembar dan aksi nakal mereka. Lanjutan dari Seven R Anak genius dan Tujuh CEO muda. Bagi yang belum membaca dua karya tersebut gak ada salahnya untuk dibaca dan bagi yang sudah membacanya aku ucapkan terimakasih.
Langsung aja ya...
.
.
.
Seorang gadis sedang memberontak meminta untuk dilepaskan. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tapi nihil.
"Tolong... tolong aku," teriak seorang gadis yang diseret oleh beberapa orang pria dengan berpakaian kerajaan zaman dulu. Lina lah gadis itu.
"Hahaha, gadis ini sangat cantik," ucap salah satu pria dari delapan orang pria yang ada disitu.
"Tolong.... jangan apa apa kan aku," pinta Lina memohon.
"Ya Tuhan, tolong hambamu kirim malaikat penolong untukku," batin Lina.
Kemudian datang pria berkuda dengan pakaian seperti pangeran zaman dulu.
"Lepaskan gadis itu," perintah pria itu dengan nada dingin. Pria itu selalu memakai topeng wajah, sehingga tidak dikenali.
"Siapa kamu berani mencampuri urusan kami?" tanya ketua mereka.
"Aku bilang lepaskan sebelum aku menghabisi kalian semua," ucap pria itu penuh penekanan.
"Hahaha, tidak semudah itu, gadis ini adalah bagian kami," ucapnya lagi.
"Baik kalau begitu," pria itu pun turun dari kudanya dan tanpa ampun menghajar semuanya, mereka yang berjumlah 8 orang hanya dalam sekejap sudah terkapar di tanah.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya pria itu, Lina menggeleng.
"Terimakasih karena menolongku," ucap Lina.
"Tidak perlu berterimakasih, sudah kewajibanku untuk menjagamu." ucap pria.
Kemudian pria itu membuka topeng wajahnya, dan terpampang lah wajah tampan pria itu. Seketika Lina melotot melihat wajah pria itu.
"Randy...? Itu benar kamu?" tanya Lina yang tanpa sadar memeluk tubuh gagah Randy.
"Jadi pria bertopeng itu kamu?" tanya Lina lagi. Randy pun mengangguk dan membalas pelukan Lina.
Sesaat Lina tersadar kalau dirinya memeluk Randy. Dengan cepat ia melepaskan diri dan tersenyum kikuk.
"Maaf...!" ucap Lina menetralkan kegugupannya.
"Tidak apa-apa, aku malah senang," jawab Randy. Seperti biasa Randy mengantarkan Lina kejalan menuju pulang.
"Kembalilah, telusuri jalan ini. Dan suatu saat nanti aku akan datang menjemputmu untuk kujadikan ratu dalam hidupku," ucap Randy lalu melepaskan pegangan tangannya kepada Lina.
Lina perlahan berjalan menyelusuri jalanan yang ditunjuk oleh Randy. Seketika Cahaya putih menyilaukan mata membuat Lina tersadar.
"Woy bangun, udah siang nih," teriak Lica sambil menarik gorden kamar Lina.
Lina bangun dan duduk diatas ranjang.
"Kenapa aku bermimpi seperti itu berulang ulang? Apa maksudnya?" batin Lina. Lina mencoba mengurai mimpi yang ia alami berulang kali itu. Tapi otak jeniusnya tidak menemukan titik terang.
"Woy...kok bengong?" tanya Lita juga masuk kedalam kamar Lina.
Hari ini mereka akan kembali ketanah air setelah menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelar S3. Gadis berusia 19 tahun itu sudah berhasil menyelesaikan kuliahnya karena kejeniusan yang mereka miliki dan mendapatkan nilai terbaik dalam setiap akademik.
"Sana mandi, hari ini kita akan jalan jalan beli oleh oleh untuk keponakan lucu kita," perintah Lica.
"iya nih, aku sudah tidak sabar ingin segera kembali ke tanah air, aku rindu keluarga kita," ucap Lita.
"iya, iya bawel," jawab Lina segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan masuk kedalam kamar mandi.
Didalam kamar mandi Lina berdiri dibawah shower dan menyiram tubuhnya dengan air dingin, karena cuaca di negara ini saat ini lagi musim panas.
"Kenapa aku selalu bermimpi yang sama? Apa maksudnya?" batin Lina. Lina memang jenius tapi untuk memecahkan teka-teki dalam mimpi tersebut masih buntu di otaknya.
"Nanti aku cari tau bila sudah tiba di Indonesia," gumam Lina. Mimpi yang sama dan berulang kali selalu menjadi pikirannya.
"Ah sudahlah, aku akan mencoba cari tau nanti," monolog Lina.
20 menit berlalu Lina sudah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe. Kemudian ia mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer, setelah itu baru berganti pakaian, sedangkan kedua adiknya sudah menunggu dibawah. Karena kamar Lina berada diatas, mereka sengaja membeli apartment sederhana hanya ada tiga kamar saja.
Dengan pakaian sederhana dan tanpa polesan wajah atau make-up hanya menggunakan liptint sudah membuatnya terlihat cantik. Lina memang tidak suka berdandan ia lebih suka memakai apa adanya tanpa barang barang mewah ditubuhnya.
Lina berjalan menuruni anak tangga dan kedua saudaranya sudah duduk anteng di sofa ruang tamu.
"Lama amat dandannya, cantik juga enggak," ejek Lica.
"Jangan lupa ya kita itu kembar identik, kalau aku jelek berarti kamu juga jelek," balas Lina.
"Aduh kalian ini, bisa tidak sehari saja tidak berdebat dan saling mengejek," bentak Lita.
"Jangan marah marah, lihat tuh sudah terlihat garis garis penuaan dini," ucap Lina dan Lica serentak. Sontak Lita mengusap keningnya dan bercermin melihat ada kerutan atau tidak, ternyata kedua saudaranya hanya ngerjain.
Sebenarnya mereka bukan debat sih, hanya saja lebih banyak bercandanya. Karena saling mengejek jadi seperti orang sedang berdebat.
"Yuk berangkat," ajak Lica.
Selama disini mereka hanya membeli satu buah mobil. Itupun mobil hasil rancangan Roy Abangnya.
Akhirnya mereka pun keluar dari apartment mereka yang berada dilantai atas. ketiganya masuk kedalam lift. Saat pintu lift hendak tertutup seorang pria berlari menerobos hingga pintu lift kembali terbuka.
triple A bersikap biasa saja tapi tidak dengan pria itu.
Mata pria itu menelisik penampilan triple A dari atas sampai bawah sehingga membuat mereka menjadi risih.
Pria itu mencoba mengelus p****t Lina, tapi belum sempat tangan itu menggapainya, Lina dengan cepat memelintir jari jari tangan pria itu.
"Aaaaaakkh," pria itu menjerit kesakitan. Hingga jari pria itu berbunyi kreek barulah Lina melepaskannya.
Kedua saudaranya tertawa cekikikan melihat wajah merah pria itu.
"Makanya jangan mes*m bang," ucap Lica dalam bahasa negara ini.
Pria itu hanya mampu meringis menahan rasa sakit, sudah dipastikan jari pria itu patah dan tidak bisa memegang benda apapun.
Sampailah mereka dilantai paling bawah dan pintu lift terbuka, sebelum mereka keluar Lina dengan tanpa hati menendang perut pria itu hingga pria itu tidak sadarkan diri karena terbentur keras pada dinding lift. Kemudian ketika keluar sambil bertos ria.
Triple A tidak memakai high heels hanya memakai sepatu biasa. Itupun sudah membuat mereka dilirik banyak pria meskipun dengan penampilan sederhana.
Tiba diparkiran apartemen, ketiganya pun masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya dengan perlahan, setelah keluar dari gerbang apartemen barulah mereka menyetir mobil dengan kecepatan tinggi. mereka sudah terbiasa menyetir mobil dengan kecepatan tinggi sehingga terlihat seperti seorang pembalap profesional.
.
Masih tahap awal belum seru. Tunggu bab selanjutnya, semoga kalian suka.
.
.
.
.
.
.
Triple A tiba disebuah mall terbesar di negara ini. ketiganya keluar dari mobil dan tidak sengaja bertemu dengan teman satu kampus mereka dulu.
(Maaf ya, karena aku kurang tau bahwa asing jadi aku translate langsung bahasa Indonesia saja)
"Heh cewek miskin, belagu kamu ya?" tanya Briana. Mereka tidak sengaja bertemu diparkiran.
Briana, Charlotte dan Beatrice adalah teman seangkatan kuliah mereka hanya beda umur saja. Mereka iri pada triple A karena mereka kalah saing semenjak kehadiran triple A.
Ketiganya sudah lama lulus tapi kebencian mereka masih membara kepada triple A. Triple A kuliah selama 8 tahun dan langsung mendapatkan gelar S3.
"Apa sih masalah kalian?" tanya Lina.
"Cih, dari kecil hingga sekarang masih belagu, orang miskin sok pintar." kata Charlotte.
"Sudahlah, kami tidak ada urusan dengan kalian, kami datang ke negara ini hanya untuk belajar dan sekarang kami mau belanja untuk di bawa pulang besok," kata Lica.
"Dasar orang miskin, hahaha....!" ucap Beatrice.
"Sebenarnya mau kalian apa?" tanya Lina.
"Kami hanya ingin membuat kalian menyesal karena sudah berurusan dengan kami," ancam Briana.
"Bukannya kalian yang mulai duluan?" tanya Lita.
"Banyak omong," ucap Briana lalu menendang kearah Lica. Lica sontak menghindar.
Selama mereka di negara ini mereka tidak memperlihatkan keahlian mereka dalam ilmu beladiri. Jadi orang mengira triple A hanya gadis lemah yang mudah ditindas. Kalau mereka mau menghajar orang harus sembunyi sembunyi. Mereka sadar kalau mereka berada di negara orang.
"Oh, ternyata bisa menghindar," ejek Briana. Briana adalah pemegang sabuk hitam taekwondo sebab itu ia sangat berani.
"Kami tidak ingin mencari masalah dengan kalian," ucap Lina yang masih terus menghindari serangan Briana. Lina yang geram melihatnya pun tidak tinggal diam.
Buugh.... Lina menendang tubuh dari samping Briana membuat ia terpental menabrak mobil yang ada didekat situ.
"Aww," jerit Briana.
"Kalian...?" tanya Charlotte yang belum mengetahui keahlian triple A.
"Kenapa?" tanya Lina.
"Jangan kira kami mengalah selama ini kami orang yang lemah? Tidak... Kami mengalah karena kami tidak mau mencari masalah di negara kalian," tunjuk Lina pada Charlotte.
"Tunggu apalagi hajar mereka," perintah Briana. Meskipun Briana pemegang sabuk hitam tapi kekuatan dan keahliannya masih dibawah triple A. cara bertarung dan strategi menjatuhkan lawannya masih banyak kekurangan.
Charlotte dan Beatrice maju hendak melawan Lina dan Lita. Kini mereka bertiga saling berhadapan dengan lawan masing-masing.
Beatrice meninju wajah Lina tapi Lina dengan gesit menghindar dan menangkap tangan Beatrice lalu badannya berputar kebelakang dan menyikut tulang rusuk Beatrice.
"Aakh," Beatrice menjerit kesakitan. Kemudian Lina menendang Beatrice dari belakang sehingga Beatrice terdorong kedepan.
(Oh ya untuk pengetahuan readers semua, Roy bukan hanya bisa mendesain pesawat tapi ia juga bisa mendesain mobil untuk membantu Rakha).
Beatrice terbentur pada mobil sehingga hidungnya berdarah. Sedangkan Lica melawan Briana yang ternyata tangguh. Tapi bukan Lica namanya kalau bukan dengan cara licik. Kalau ia sudah kualahan pasti ia akan menggunakan cara yang licik. Briana terus menyerang Lica, untuk sementara Lica hanya menangkis dan menghindar.
"Mengapa tidak melawan hah," ucap Briana disela sela pertarungan mereka.
"Belum saatnya," jawab Lica santai. Briana sudah terlihat ngos ngosan dan kesempatan itu tidak Lica sia siakan, Lica menyerang Briana tanpa jeda yang sudah terlihat lelah.
Bruuk... satu tendangan mendarat sempurna diperut Briana. Tapi Briana tidak terjatuh hanya mundur beberapa langkah.
Lica kemudian memutar tubuhnya dan mengangkat kakinya menendang kali ini Briana tidak bisa menghindar.
Tendangan Lica mendarat sempurna dikepala Briana sehingga telinganya berdarah. Briana kehilangan keseimbangannya dan terjatuh tersungkur didekat mobil.
Lica menyeringai dan mengangkat jari jempolnya kebawah pertanda KO. Kemudian Lica menghampiri Lita yang bertarung dengan Charlotte.
Awalnya Lita santai saja menghadapi Charlotte tapi kali ini Lita tidak ingin main-main lagi, dibantu oleh Lica keduanya menghajar Charlotte tanpa ampun.
Akhirnya Charlotte terkapar berlumuran darah diwajahnya. Dan tidak sadarkan diri.
Lina juga sudah selesai melawan Beatrice yang juga babak belur, dan tidak sadarkan diri.
"Sok jagoan," ucap Lina sambil menginjak tubuh Beatrice yang sudah tidak berdaya. Kemudian mereka meninggalkan parkiran mall tersebut hendak berbelanja keperluan oleh-oleh untuk dibawa pulang ketanah air.
Sedangkan ketiga wanita sok jagoan itu masih tergeletak tidak ada yang menolong mereka. Di negara ini kejadian seperti itu sudah lumrah terjadi jadi tidak ada yang peduli dan tidak heran lagi.
"Kita kesana yuk," ajak Lica seolah olah tidak terjadi apa-apa dengan mereka.
"Selamat datang nona nona, silahkan," sapa pelayan itu ramah.
"Hmmm," jawab Lina sambil mengangguk.
Pelayan itu memperkenalkan produk yang dijual di toko itu. Dengan telaten dan sabar iya melayani pelanggan.
"Dek, dari Indonesia?" tanya pelayan itu.
"Ehh, iya kami dari Indonesia," jawab Lica.
"Saya juga dari Indonesia, kuliah disini dan bekerja part time untuk biaya sehari hari. Karena kuliah ditanggung oleh pemerintah." jawab pelayan itu.
"Oh ya, kebetulan nama ku Angelica, panggil Lica," ucap Lica memperkenalkan diri.
"Nama saya Saskia, maaf kalian nampak lebih muda dari saya jadi dipanggil adek," ucap pelayan itu.
"Gak apa-apa, ini saudara-saudaraku, Angelina dan Angelita," ucap Lica memperkenalkan saudara saudaranya.
"Kalian kembar? Sangat cantik," tanpa Saskia.
"Kakak juga cantik kok," kata Lica.
Kemudian mereka pun berbelanja apa saja yang menarik dimata mereka.
Setelah selesai membayar belanjaan mereka, Lina menghampiri Saskia dan menyerahkan amplop berisi uang kepada Saskia.
"Maaf, saya tidak menerima tips," tolak Saskia sopan.
"Ini bonus dari kami sebagai layanan memuaskan dari kami," kata Lina.
Saskia menoleh kearah bosnya, meskipun bosnya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan tadi bosnya itu mengerti kalau gadis yang memberi amplop kepada Saskia adalah orang yang baik. bos Saskia pun mengangguk. Barulah Saskia menerimanya.
"Oke, kalau begitu kami permisi pamit, nanti malam kami akan pulang ke negara kelahiran kami," ucap Lina sambil menjabat tangan Saskia dan memeluk Saskia. Saskia menangis diperlakukan seperti itu. Padahal mereka baru kenal juga tidak tahu asal usul Saskia. Lina Lita dan Lica bergantian memeluk Saskia. Dan melambaikan tangan kepada bos Saskia itu.
Saskia perlahan menghapus air matanya, perlahan bosnya menghampiri Saskia dan memeluknya untuk menenangkan karyawannya itu.
"Terimakasih madam," ucap Saskia. Bos itu mengangguk.
"Sahabat kamu?" tanya si bos.
"Iya, sama sama dari Indonesia," jawab Saskia. Bos itu mengangguk.
Bos itu melihat amplop yang dipegang oleh Saskia dan mengambilnya serta melihat isinya, bos itu terkejut karena banyak uang didalamnya.
"Sepertinya mereka orang kaya?" tanya si bos.
"Entahlah, aku juga kurang tau," jawab Saskia.
"Simpanlah, pergunakan bila perlu," kata si bos lalu menyerahkan kembali amplop tersebut.
Sedangkan triple A sudah berada didalam mobil dalam perjalanan pulang ke apartemen milik mereka.
"Aaaaa, malam ini kita pulang ketanah air," teriak Lica didalam mobil.
"Berisik," kata Lina yang tidak suka adiknya teriak teriak.
.
.
.
.
.
.
Triple A sudah bersiap siap untuk kembali ke tanah air, mereka begitu antusias karena sudah 8 tahun tidak melihat negara kelahiran mereka. dengan keluarga mereka pun hanya setahun sekali berkunjung kesini untuk menemui mereka.
Ponsel Lina bergetar pertanda panggilan masuk, ternyata dari sang Mommy yang melakukan video call.
"Halo Mom," sapa Lina ketika ia menjawab panggilan video tersebut, tidak ada terlihat siapa siapa diseberang sana.
"Halo aunty....!" teriak sikembar bocil serentak. mereka saling berebut ingin memperlihatkan wajah mereka.
"Jangan rebutan," pinta Lina. Lita dan Lica masuk kedalam kamar Lina dan duduk didepan ponsel milik Lina.
"Halo ponakan aunty," sapa Lita dan Lica serentak.
"Halo aunty," sapa Qirani.
"Ehh ini siapa sih Kok cantik banget," kata Lica.
"Aku Qirani aunty," jawab Qirani.
"Wah sudah besar ya, sekolah kelas berapa?" tanya Lica lagi.
"Kelas 6 aunty." jawab Qirani.
"Aunty aku Ale, aunty jadi pulang gak?" tanya Aleta.
"Jadi dong, tunggu aunty ya," Jawab Lica.
"Kapan kalian pulang?" tanya Darmendra.
"Malam ini Dad," jawab Lina.
"Kenapa gak mau dijemput menggunakan pesawat pribadi?" tanya Darmendra.
"Kami ingin menikmati perjalanan, akan lebih senang kalau beramai ramai dengan penumpang lain dalam pesawat," jawab Lita.
"Kalian berhati hati dalam perjalanan, jam berapa kalian berangkat nanti?" tanya Diva.
"Jam 7 malam Mom," jawab triple A serentak.
"Ya sudah, sampai jumpa nanti. Mommy menunggu kedatangan kalian," ucap Diva.
"Oke Mommy, Daddy kami tutup dulu teleponnya kami ingin siap siap," ucap Lina. Kemudian sambungan telepon pun terputus. Lina pun kembali berkemas kemas memasukkan barang barangnya kedalam koper milik mereka masing-masing.
"Masih ada waktu beberapa jam lagi, masih bisa santai." ucap Lina.
Iseng iseng Lina mengambil laptop miliknya dan mengutak-atik keyboard laptop miliknya. jarinya yang terampil terus menekan tombol di laptop tersebut.
"Hmmm, lebih baik aku mencari tahu silsilah keturunan keluarga Randy, aku penasaran kenapa dalam mimpiku dia berpakaian seperti seorang pangeran," gumam Lina. Lina terus berkutat-atik dengan laptopnya.
"Dapat," teriak Lina tanpa sadar. Lina memperhatikan foto keluarga Randy, tapi tidak ada yang aneh. Hingga akhirnya ia menemukan foto jadul, wajahnya sangat mirip dengan Opanya sedang berangkulan tangan dibahu seseorang. Lina mengamati foto tersebut, tapi Lina belum menemukan titik terang tentang mimpinya itu.
"Nanti aku akan tanyakan kepada Opa siapa yang ada dalam foto ini," gumam Lina. kemudian Lina menutup laptopnya dan berbaring sejenak. menunggu waktu kepulangan mereka nanti.
"Lin, ehh kok tidur sih, ini sudah jam berapa?" tanya Lica yang memang sudah tidak sabar ingin kembali ketanah air.
"masih ada waktu beberapa jam, kamu ini gak sabaran banget sih," jawab Lina yang merasa terganggu.
Kemudian Lica pun berbaring disamping Lina. Datang lagi Lita dan langsung berbaring juga disamping Lina alhasil Lina berada ditengah tengah.
"Boleh aku curhat gak?" tanya Lina tiba tiba.
"Apa? Curhat aja kalau ada masalah yang mengganjal di hatimu," jawab Lita.
"Iya, kaya sama siapa aja?" tanya Lica.
"Begini..." lalu Lina menceritakan tentang mimpinya yang berulang kali ia alami.
"What...? Yang benar?" tanya Lita.
"Aku juga heran, aku juga tidak mengerti apa maksudnya?" tanya Lina.
"Kamu sudah cari tau?" tanya Lica.
"Sudah, tapi aku belum menemukan titik terang, tapi aku menemukan foto Opa sewaktu masih muda bersama seorang pria yang mungkin seumuran dengan Opa," jawab Lina.
"Kita harus tanya Opa, bisa jadi Opa mengenal orang tersebut," ucap Lita.
"Aku berpikir juga begitu, tadinya aku ingin rahasiakan ini semua dari kalian, tapi aku tidak sanggup menahannya sendiri," ucap Lina.
"Jahat banget sih kamu, sama saudara saja mau rahasia rahasiaan," ucap Lita.
"Ah sudahlah kita bahas nanti saja setelah tiba di Indonesia," kata Lina.
"Aku mau mandi," ucap Lina lagi lalu bangkit dari pembaringannya dan melompat melangkahi saudaranya.
"Lin jangan bilang kamu mulai suka sama Randy?" tanya Lita menggoda Lina yang berada didalam kamar mandi.
"Ngaco," jawab Lina. Lalu Lita dan Lica tertawa cekikikan.
"Kita mandi juga, nanti kita ketinggalan pesawat," ucap Lita, kemudian keduanya keluar dari kamar Lina dan turun kebawah untuk kekamar mereka masing-masing. Lita masuk kedalam kamar miliknya, dan terduduk diatas ranjang.
"Gak terasa 8 tahun sudah berlalu, bagaimana dengan mereka semua? Randy, Zaidan, dan teman teman lainnya apa kabar kalian?" gumam Lita. kemudian Lita bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi, perlahan Lita melepaskan pakaiannya dan menghidupkan shower, Lita menguyur tubuhnya dengan air dingin. kemudian menggosok tubuhnya dengan sabun cair dengan wangi khas miliknya (sabun buatan sendiri).
triple A sangat ahli dalam membuat parfum, dan mereka juga diam diam mempelajari ilmu pengobatan kuno dengan sistem akupunktur.
Meskipun mereka bukan seorang dokter, tapi mereka mempelajari ilmu tersebut untuk kemungkinan yang terjadi. Ibarat sedia payung sebelum hujan.
Setelah selesai mandi, Lita pun keruang ganti dan tidak lama ia keluar dengan pakaian lengkap. Lita juga mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Kemudian ia keluar dari kamar untuk menemui saudaranya.
"Kita makan dulu, sejak tadi kita belum makan," ucap Lica saat mereka berkumpul diruang tamu.
"Pesan pizza aja biar praktis," saran Lita.
"Boleh," jawab Lina. Kemudian mereka pun memesan pizza 2 porsi, kalau 3 porsi takutnya tidak habis. Setengah jam kemudian pesanan mereka pun sampai.
"Ting tong... Ting tong... bunyi bel pintu, Lita segera membuka pintu apartemen dan terlihat seorang pria berpakaian seragam khusus pengantar makanan.
"Atas nama Angel?" tanya pria itu.
"iya, saya sendiri," jawab Lita. Pria itu terpana melihat gadis asia didepannya. selama ia mengantar makanan baru kali ini pelanggan mereka orang asia.
"Dari Asia?" tanya pria itu.
"Ya, Indonesia," jawab Lita.
"Wow, saya juga ingin pergi ke Indonesia, tapi tidak cukup ongkos," jawab pria itu.
"Oh ya, seandainya kamu bisa ke Indonesia tempat mana yang akan kamu tuju?" tanya Lita.
"Bali..." jawab pria itu singkat.
"Banyak tempat yang menarik di Indonesia, Raja Ampat juga bagus," ucap Lita.
"Oh ya," jawab pria itu kagum. Kemudian Lita membayar pesanan tersebut. Dan pria itupun pergi karena takut bosnya marah.
"kok lama?" tanya Lina.
"Itu bule ngajak ngobrol," jawab Lita.
"Tumben kamu mau ngobrol dengan orang asing?" tanya Lina lagi.
"Entahlah, asik aja bicara dengannya," jawab Lita sekenanya.
Kemudian mereka pun makan pizza itu sampai habis. Setelah selesai makan mereka pun pergi ke bandara menggunakan taksi.
Hanya butuh waktu satu jam mereka sudah tiba di bandara.
Triple A pun naik kedalam pesawat karena sebentar lagi pesawat akan lepas landas. Triple A duduk berdekatan, mereka disambut ramah oleh pramugari di pesawat tersebut. Tidak berapa lama pesawat pun terbang diudara.
.
Diusahakan update setiap hari, difavoritkan ya biar dapat notifikasi setiap kali update. Soalnya waktu aku update tidak menentu. Harap dimaklumi ya....
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!