NovelToon NovelToon

Cinta Tulus Mantan Preman

1. Ajakan menikah

Apa kah ini tidak salah pria ini mengajak ku menikah, ahhh aku bahkan tidak mengenalnya secara baik, tapi... Kenapa aku meminta pertolongan pada nya, ah.. aku memamg bodoh, seharusnya aku mendatangi Dimas, bukan nya malah meminta bantuan pria ini." Batin wanita itu.

"Dek..., Dek Rena" pria itu menepuk bahu Rena pelan.

"Ah.. iya, ada apa tadi." Tanya wanita itu yang ternyata bernama Renata

"Ah.... Tidak lupakan saja." Riki kemudian meneguk teh hangat yang sedari tadi di buatnya. Mata Rena menatap pria di depan nya itu intens sejenak dia tersenyum.

"Dia pria yang baik, aku yakin tuhan menggerakkan hati ku ke arah nya, mungkin memang dia adalah jodohku, ah.. kalaupun kami tidak berjodoh aku bisa memintanya bercerai nanti setidaknya aku bisa terbebas dengan rumah neraka itu." Batin Renata

"Yah.. aku bersedia menikah dengan mu, jika kau serius kau bisa melamar ku pada ibuku."

Ukhuk... Riki kesedak oleh air teh yang sedang di minum nya, tak percaya dengan jawaban wanita itu. Padahal Riki tak berharap pada jawaban iya, dia hanya mencoba mencari solusi untuk masalah wanita hitam manis itu.

"Kenapa...., Kenapa kau kaget aku pikir kau serius dengan tawaran mu menikah, ternyata kau hanya iseng, baik lah lupakan." Renata menggigit roti gabin tawar yang di sediakan Riki, ia bangun dan berdiri di depan gudang penyimpanan bahan bangunan itu sambil melihat beberapa pekerja mulai lalu lalang ke dalam gudang untuk mengangkut semen dan besi yang di simpan di dalam sana.

"Wah.. ada cewek.., istrinya Riki yah dek." Tanya bapak bapak yang sedang mengangkat semen ke lori.

"Calon istri mang asep, belum jadi istri" Jawab Riki dari dalam gudang.. mendengar jawaban Riki membuat Rena sedikit tersenyum.

"Jadi dia serius." Gumam Rena sambil tersenyum di sudut bibirnya.

****

Flashback on

Awal mula

Renata dan Riki adalah dua orang asing yang tak sengaja berkenalan karena sms nyasar di hp wanita itu. Saat itu ayah tiri Rena yaitu pak Agus (gendeng), itu adalah julukan untuk ayah tiri Renata membelikan sebuah ponsel bekas untuk anak tirinya itu.

"Fi.... Fira,? Teriak Pak Agus mencari putri bungsunya, yang satu satunya anak kandung nya dengan buk Fatma

"Apa pak" Jawab gadis cilik bernama Safira itu.

"Ini tadi bapak dapat bonus dari bos, bapak belikan Hp untuk kalian, berikan hp ini pada Kak Rena" Ucap Agus pada putri kesayanganya itu.

"Hp, abang beli hp duit dari mana?" Tanya buk Fatma yang baru saja datang dari dapur.

"Kebetukan seminggu ini aku lembur sampe malam, dan bos ku memberikan gaji lemburnya Ma, aku pikir lebih baik aku belikan hp buat Rena kasian dia kadang kalau mo menghubungi bos nya harus ke wartel dulu." Pak Agus meneguk air putih yang di bawakan buk Fatma hingga tandas.

"Terima kasih ya bang, kau perhatian sekali pada Rena dan Rani" Buk susi terharu hingga menitikkan air mata.

"Eh.. kau jangan seperti itu, aku tau aku ini bajingan, tapi aku tetap seorang ayah dan aku akan melakukan apa pun untuk membahagiakan kalian."

Uwekkk.. Rena yang tak sengaja mendengar pun merasa mual dengan kalimat bapak tirinya itu.

"Penipu ulung" gumam gadis itu. Entah kenapa semenjak tinggal bersama ibu dan ayah tirinya Rena tak pernah menyukai ayah tirinya itu, walau ayah nya tidak pernah berbuat jahat padanya.

"Kak Rena, aku mencari kakak dari tadi, ini bapak membelikan kita hp, tapi kata bapak kakak yang pegang, karena kakak yang lebih butuh." Ucap Fira senang.

"Baik lah terima kasih, " Rena menarik tangan Fira untuk ke kamar nya, dan mereka pun mencoba coba ponsel seken bermerek kokia tipe jadul itu,

Saat mereka mengoperasikan ponsel tersebut tiba tiba seorang gadis berusia kira kira 17 tahun masuk ke kamar dan berbaring di samping Rena

"Dari mana kau" Tanya Renapada adiknya itu.

"Dari rumah teman ku" Gadis itu menatap pada ponsel milik sang kakak.

"Wih... Beli hp nih" Ucap nya sambil ikut melihat kegiatan sang kakak yang menekan nekan setiap tombol di hp itu.

"Ini hp di beliin bapak untuk kita bertiga, tapi kata bapak yang pegang kak Rena saja, karena kak Rena butuh buat menghubungi teman kerjanya." Ucapan polos Fira di sambut wajah masam Rani sambil memonyongkan bibirnya.

"Pilih kasih." Gumam Rani dan kemudian menarik hp dari tangan Rima.

"Is.. kau ini tidak sopan" Rena menepuk tangan adiknya itu, Rani cuek sambil memainkan ponsel itu.

"Rani kau lihat kak Dimas gak" Tanya Rena pada adek nya itu.

"Ada , tadi kulihat dia nongkrong di rumah mas Gilang" Ucap Rani tetap fokus memainkan game ular di ponsel nya.

"Antarin kakak le rumah mas Gilang yah" Rayu Rena

"Ogah, makanya belajar bawa motor, lagian repot amat, bukannya nanti malam itu malam minggu yah, mas Dimas pasti kesini tuh, bawa martabak atau sate padang kesukaan Fira" Ucap Rani lagi.

"Tidak, dia sedang marah padaku sudah tiga hari ini dia tak pernah mengantar kan ku ke tempat kerja, aku temui di rumah Sri dia juga menghindar, aku hanya ingin minta maaf padanya." Rena mulai berkaca kaca.

"Kak, kamu itu jadi perempuan kok bego amat yah, masih pacaran aja udah mau di injak injak, jika dia gak mau nemuin kamu, ya udah gak perlu kamu temui, nanti aku kenalkan sama teman ku, banyak yang ganteng dan keren." Rani sampai membentak Rena saking kesal sama kelakuan bodoh kakak nya itu.

"Tapi.. kakak gak bisa Rani, kakak sangat mencintai mas Dimas, lagi pula keluarga mas Dimas juga menerima kakak apa adanya, dia gak pernah mempermasalahkan adal usul keluarga kita yang hanya dari keluarga miskin." Lirih Rena.

"Tapi ibu tidak menyukai mas Dimas kak, " Rena menatap tajam Rani seolah mencari kebenaran ucapan Rani

"Kau tau dari mana?" Rima mulai merasa khawatir tentang hubungan nya dan Dimas.

"Apa kakak tidak menyadari, setiap mas Dimas datang, bapak pasti akan selalu mengawasi gerak gerik kalian dari jauh."

Deg.... Rena terpaku seolah mengingat moment dimana Dimas datang untuk sekedar ngobrol malam minggu.

" Ah.. iya, aku ingat sekarang, kadang bapak berpura pura menyapu di bawah batang mangga, kadang bapak mengajak temannya main domino di bawah batang mangga, iya aku ingat ada beberapa kejadian yang mencurigakan, bahkan kadang bapak sengaja mematikan lampu rumah seolah menyuruh kita masuk dan tidur." Rena ternganga menyadari kegilaan ayah tirinya itu.

"Apa maksud tua bangka itu, dia sengaja mengawasi ku selama ini." Gumam Rena.

"Aku juga tidak tau, tapi yang aku dengar dari ibuk, kata bapak, bapak gak suka kakak berhubungan dengan mas Dimas, karena mas Dimas itu bajingan." Ucap Rani berbisik.

"Bajingan kok teriak bajingan" sinis Rena.

********

Hai hai .... Semua, salam kenal dengan ku, yang pemula belajar menulis ini, semoga suka dan terhibur...

2 Janji Rena

Pagi itu Rena sudah siap dengan seragam kerjanya, baju batik khas kota J, dan rok panjang bewarna hitam dan jilbab senada.

"Rani, cepatlah" teriak Rena pada sang adik yang masih di kamar mandi.

"Ya Allah sabar dikit kak, lagi boker nih, tanggung " Teriak Rani dari kamar mandi.

"Ya ampun gadis itu, jorok sekali" Gumam Rena.

"Kak ibu ninggalin duit jajan buat aku nggak" Fira yang sudah siap dengan seragam nya kini berdiri di hadapan Rena.

"Gak tau, tanya bapak sana." Jawab Rena cuek.

" Bapak masih tidur kak, bagi duit dong." Gadis itu mulai memelas.

"Is...., " Rena membuka tas kerjanya dan mengeluarkan lembaran seribuan dua lembar.

"Makasih kak, Fira berangkat ya" Gadis kecil itu pun mencium punggung tangan kakak nya.

Tin..tin...

Suara klakson motor terdengar dari luar rumah, Renata melongok ke luar melihat siapa yang datang.

"Pak riko" Senyum Rena mengembang melihat teman sesama pengajar di sebuah teka islami.

"Tumben," Rena melangkah keluar rumah.

" Yok, naik" Riko memberikan helm pada Rena.

" Ups... Bentar," Rena berlari ke dalam Rumah.

"Ran, nanti kau langsung bantu ibu aja di pasar yah, aku di jemput teman ku." Teriak Rena dari arah dapur.

"Siap kak.." jawan Rani dari dalam kamar mandi.

"Ys... Bisa nyambung tidur satu jam lagi" Rani pun segera menuntaskan kegiatannya di kamar mandi dan menuju kamar menutup pintu dan memulai aksinya mengukur kasur dengan panjang badannya.

Sementara itu

"Sialan"

Jadi benar Rena telah mengkhianati ku" Dimas mengepalkan tangannya menahan amarah di dadanya. Saat melihat wanita yang sangat di cintainya itu berboncengan dengan pria lain.

********

Dua minggu semenjak kejadian itu Dimas dan Rena tak pernah bertemu lagi, berkali kali Rena berusaha mencari Dimas, bahkan Rena datang ke rumah orang tua Dimas namun tak pernah ia menemukan Dimas.

Malam minggu akhir mei 2006

"Jadi mas Dimas tak pernah kesini Sri?" Rima tampak sangat berharap akan bertemu Dimas di rumah Sri sahabat nya.

"Ada sih Ren, kemaren sore dia ke sini , hanya saja suamiku lupa menyampaikan pesan mu." Ucap Sri merasa tak enak.

"Hingga saat ini aku tak mengerti Sri, kenapa dia menjauhiku, apa salah ku." Lirih Rena.

"Sebentar aku akan meminta mas Dayat untuk mencarinya di rumah nya." Mata Rena berbinar mendengar ucapan sahabat nya itu.

"Terima kasih Sri" Sri pun memanggil suaminya tak lama Dayat keluar sambil menatap Jengkel pada Rena.

"Kamu itu, jadi perempuan kok goblok sih Ren, aku itu udah sampai ka sama Si Dimas itu kalau kamu pengen ketemu, tapi dianya gak menanggapi omongan ku, kamu mau sampe kapan kek gini Ren," Dayat pun berlalu melajukan motornya menuju rumah Dimas.

"Maafkan suami ku yah Ren, dia bicara seperti itu karena kasian sama kamu, sudah hampir satu bulan loh kamu di abaikan sama Rena, tapi kamu masih aja mencarinya." Sri pun ikut greget sama Rena. tapi ia tak bisa berbuat apa, ia sangat mengerti sahabat nya itu sudah terlanjur mencintai pria bajingan itu.

15 menit berlalu, Dayat datang bersama seorang pria hitam manis berboncengan di belakang nya.

"Mas Dimas" Rima tersenyum melihat sang kekasih yang sangat di rindukannya itu.

"Dek, kau sudah lama." Pria itu duduk di teras tepat di sebelah Rena.

"Kalian bicaralah, aku akan ke dalam dulu." Dayat pun mengajak istrinya masuk ke rumah, memberi ruang Pada Dimas dan Rena.

"Mas,.. " Rena menatap pria itu penuh haru.

"Lama gak jumpa yah dek, " Dimas berusaha mencairkan suasana, ia tak ingin menatap mata Rena yang kini sudah mulai berkaca kaca.

"Kamu apa kabar, " Akhirnya hanya kalimat itu yang keluar dari bibir Rena.

"Aku baik dek, kau terlihat berbeda sekarang, tambah cantik." Rena menunduk malu karena di puji oleh sang kekasih.

"Jam tangan mu baru yah dek, sangat bagus" Tatapan Dimas tertuju pada jam tangan milik Rena.

"Oh.. ini.." belum sempat Rima menjawab terdengar suara ponsel dari kantong jaket yang di kenakan nya

"Sebentar ya mas," Rena pun menjauh beberapa langkah untuk menerima panggilan tersebut.

"Jadi... Itu yang membuat mu menduakan ku Ren, jam tangan mahal, ponsel baru, ah.. aku memang tak bisa membelikan mu semua itu.." Gumam Dimas dengan mata berkaca kaca.

" Mas..."

Rena kembali duduk di samping Dimas, Senyum bahagia tampak di wajah gadis 21 tahun itu.

"Ponsel baru dek, kelihatannya kau sukses semenjak jadi adminstrasi di Teka islami itu." Sindiran tajam itu keluar dati bibir Dimas.

"Ngak mas, ini ponsel dari .."

"Dek, aku tinggal bentar yah, ambil rokok." Ucap Dimas memotong kalimat Rena

"Mas kita harus bicara" Renaa memelas pada Dimas

"Ya, aku hanya sebentar, " Pria itu lalu meninggalkan Rima sendiri di teras rumah Sahabatnya.

Tiga puluh menit berlalu tak ada kabar dari Dimas" Dari sini ke rumah Mas Dimas kalau berjalan kaki paling hanya lima menit, tapi kenapa lama sekali yah" Batin Rena

"Loh Rena...? Kamu sendirian, Dimas mana?" Tanya Sri yang tadinya hendak menawarkan kopi pada Dimas.

"Balik Sri, katanya ambil Rokok."Rena menunduk malu pada sahabat nya itu. Sri yang mengerti perasaan Rena kembali duduk di samping Rena.

"Ren, tolong jawab jujur, sejauh mana hubungan mu dengan mas Dimas?" Rena menatap lekat wajah sahabatnya itu lalu mengeleng, "aku berhubungan normal Sri gak aneh aneh."

"Kau yakin...?" Sri  bukannya tak percaya pada sahabat nya itu, namun ia tau betul siapa Dimas, jangan kan seorang gadis perawan bahkan pria bajingan itu pernah bermain gila dengan istri RT setempat.

Rena mengangguk.

"Syukurlah," kalau begitu dengar nasihat ku ini Rena, lupakan Dimas, banyak pria lain yang jauh lebih baik dari nya, aku yakin kau bisa mendapatkan pria baik baik.

"Keluarga baik baik yang mana, yang mau menerima anak seorang preman dan pemabuk seperti ku Sri" Rena berusaha menahan bulir yang hendak keluar dari sudut matanya.

"Kau percaya takdir kan Rena, lihat lah aku, aku hanya anak seorang petani miskin dan bahkan aku tak tamat sekolah, tapi lihatlah Allah tidak tidur Rena, dia mengirimkan mas Dayat yang dari keluarga terpandang menjadi jodoh ku." Sri berusaha meyakin kan Rena.

"Aku tidak tau Sri, aku begitu mencintainya, hingga aku rasa tak mampu bernafas tanpa Dia." Butiran bening itu akhirnya mengalir deras di pipi Rena. Sri kini memeluk sahabat nya itu, hingga Rena sedikit merasa tenang

"Sudah malam, sebaiknya aku pulang," Rena melonggarkan pelukannya. Dan segera bangun dari teras .

"Akan ku minta mas Dayat mengantar kan mu."

"Tidak, kalian baru saja punya bayi aku rasa kalian butuh istirahat, aku tak ingin merepotkan lagian masih banyak ojek di sana." Rena segera pergi sebelum sahabat nya itu memaksa.

"Ah.. kau ini, pastikan cari ojek yang kau kenal" Teriak Sri, Rena hanya melambaikan jempol kanan nya dari jauh.

Rena berjalan dengan wajah tertunduk ke tanah tanpa ada yang tau, ia berjalan sambil menangis, tak ada niat untuk mencari ojek seperti yang ia katakan , ia ingin menikmati kesedihannya seorang diri.

"Aku bersumpah, tak akan pernah lagi mencari mu, aku pastikan suatu saat kau adalah orang pertama yang akan aku undang saat pernikahan ku nanti." Janji Rena pada dirinya.

3. Rencana ke rumah Agus gendeng

Satu mingu berlalu bertepatan dengan datang nya lebaran idul adha, Rena sedang sibuk membantu sang ibu menata makanan di piring karena beberapa tamu yang tak lain adalah teman bapak tiri rena datang sekedar bersilaturahmi.

Makanan itu di susun di meja kayu di bawah batang pohon mangga yang memamg di buat oleh ayah tiri Rena untuk menerima tamu tamunya yang tak lain adalah preman wilayah itu, dan aturan dari ayah tiri Rena makanan itu harus tersedia sebelum teman temannya datang, karena setelah mereka datang ke dua anak tirinya itu tak boleh lagi keluar dari kamar. Mungkin itu salah satu caranya menjaga anak anaknya.

Sebenarnya Rena sangat muak demgan rutinitas kumpul para preman tersebut, karena itu sangat menganggu aktifitas nya, ia jadi tak bebas untuk keluar rumah, sedangkan kamar nya hanya petakan berukuran 3x3 meter yang di isi oleh  satu lemari lusuh tanpa ada sesuatu yang menarik untuk sekedar penghibur.

Tiba tiba ponsel Rena berdering

Ting... Sebuah sms masuk

'Minal Aidin walfaidzin bang, salam sama seluruh keluarga.' isi pesan tersebut.

"Sms  dari siapa ini, apa dia salah satu teman dari pemabuk itu." Batin Rena.

'maaf dengan siapa? Bapak lagi ada tamu jadi gak bisa balas sms nya' Jawab Rena di kotak pesan.

'o, saya Riki teman pak Agus di tempat kerja' jawab dari seberang.

'Baik lah pak nanti saya sampaikan pesan nya sama bapak.' jawab Rena kemudian.

'Maaf dek, saya masih muda dan imut panggil saja abang, belum bapak bapak kok " Rena tergelak membaca pesan dari nomor tak di kenal nya itu.

"Kenapa kak"Tanya Rani penasaran

"Ini ada sms dari teman bapak, namanya Riki aku pikir bapak bapak, pas aku bilang pak, dianya gak terima , katanya masih muda dan imut" Rena tertawa

"Lah ., " Rani mengerutkan dahinya Rena pun memperlihatkan isi pesan dari nomor tersebut yang membuat mereka tertawa..

"Lagian kakak langsung bilang pak saja " hahaha Rani tertawa kencang

"Lah terus kakak mana tau dia masih muda atau sudah tua" Tawa mereka tak henti henti membahas ha yang di anggap lucu.

*******

Sore harinya Semua preman anak buah Pak Agus gendeng sudah pada bubar, Rena pun memberitahu kan tentang sms teman kerjanya bapak tirinya tersebut.

"Kak bilang sana orang itu, salam dari bapak, dan ajak singgah semua anggota ke rumah" Titah pak Agus pada Rena.

"Ya pak" Rena pun mengetikan balasan sesuai perintah pak Agus.

'Assalamualaikum Riki, Minal Aidin walfaidzin , salam buat keluarga juga ya, sekalian ajak anak dan istrimu ke rumah " Ketik Rena di layar ponselnya sesuai titah sang ayah tiri, tapi ia menuliskan seolah olah pak Agus sendiri lah yang menulis pesan tersebut.

"Waalaikumsalam pak Agus, insyaallah salam nya sudah sampai pada keluarga besar di sini pak, nanti insyaallah kami akan bersilaturahmi, ke rumah bapak dengan teman teman di sini, masalah anak istri belum bisa di ajak pak, soalnya belum punya ,hehehe" jawab no tak di kenal itu.

Lagi lagi Rima tergelak dengan balasan si pengirim pesan.

"Kirian teman nya dah punya istri dan anak, rupanya bujangan tua toh, dari pada mikirin cari istri mending kamu pikirin liang lahat tu." Rena meletakkan ponselnya di lemari tanpa berniat membalas lagi.

Riki

"Lucu sekali pak Agus ini bukannya dia tau aku masih bujangan, ah.. jangan jangan ini kelakuan anak gadis nya itu, yah kata pak Agus ponsel itu kan untuk anak nya,hummm" Riki menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ada apa a" tanya seorang pemuda berusia kira kira 23 tahun.

"Gak, ini pak Agus minta kita silaturahmi ke rumah nya"

"O, lah emang a a' tau rumah nya" tanya pemuda itu lagi.

"Gak begitu tau sih, cuma katanya dia tinggal di sekitar daerah puskes atas, tepatnya di belakang SD samping bedeng Wak Hasanuddin" Riki

"Ada anak gadis nya nggak?" Pemuda itu menaik turunkan alisnya.

"Kau ini..." Riki melemparkan bantal yang ada di samping nya pada pemuda yang tak lain adik nya itu.

"Yah, gak papa lah a', sekalian cari cari jodoh buat a a', kalau aku mah udah pasti setia sama bebeb ku Salamah."

"Mana berani aku sep, kau tau sendiri pak Agus gendeng itu preman yang sangat terkenal di kampung ini, bisa di gorok leherku berani bermain main dengan anak gadisnya." Riki meninggalkan Asep yang masih menikmati rokok nya.

"Sep siap siap, habis mahgrib nanti kita bersilaturahmi ke rumah nya pak Agus, siapa tau makan rendang daging kita di sana." Pekik Riki dari luar gudang tempat tinggal mereka.

"Malas ah.., " jawab Asep asal.

Selesai solat mahgrib, para kuli bangunan itu berkumpul di depan gudang, sekedar menikmati angin malam karena di dalam gudang udara terasa panas.

"Karno kamu kenapa gak pulang, gak rindu sama anak dan istrimu?" Tanya Asep pada salah satu kuli.

"Mo balik gimana sep, sep... Kau kan tau sendiri gaji kita Minggu ini cuma di bayar separoh, buat ongkos di jalan juga udah habis, kasian istriku kalau gak kebagian duit, mending duit nya aku kirim saja." Ucap Karno sambil menghisap rokok di tangannya.

"Oh ya, itu bang Agus gendeng ngundang kita ke rumah nya, mau pada ikut nggak" Ucap asep kemudian.

"Wah, boleh juga tuh... Siapa tau dapat rendang daging qurban." Timpal Ridwan bersemangat.

"Kamu itu, makanan aja yang ada di otak mu." Karno terkekeh melihat kelakuan teman senasib nya itu.

"Jadi jam berapa kita berangkat" Sambung Ridwan.

"Tunggu a Riki dulu." Asep melongok le dalam gudang menunggu kehadiran abang nya itu.

"A, jadi pergi nggak" ucap asep berteriak.

"Iya jadi, bentar aku SMS anak nya pak Agus dulu, tar kita ke sana orang nya lagi pada keluar lagi." Riki mengambil hp tulalit nya dan mengirim pesan pada Rena.

'Assalamualaikum dek, bapak nya ada di rumah gak, kami mau mampir ke rumah' sms pun di kirim.

Tulalit.. tulalit....  Bunyi sms masuk ke ponsel nya Riki.

'Ada pak, iya di tunggu sama bapak' jawaban dari Rena.

"Ok, yok semua berangkat kita pakai dua motor aja, aku sama Asep kau boncengan sama Karno yah wan." Riki mengunci pintu gudang rapat memastikan aman agar barang barang di dalam tak di curi orang.

Di rumah Agus Gendeng.

"Itu teman teman bapak mu ada berapa orang sih kak?" Tanya buk Fatma pada Rena.

"Gak tau buk, tanya bapak aja langsung." Rena masuk ke kamarnya.

"Buk katanya teman bapak paling dua atau tiga orang, itu yang biasa jaga gudang tempat bapak kerja." Fira masuk sambil berteriak pada sang ibu.

"Oo, ya udah kakak mu suruh masak nasi, biar nanti pada makan bersama sekalian rendang nya di panasin, ibuk mau ke depan dulu" buk Fatma duduk di bangku kayu yang ada di bawah batang mangga menemaninya suaminya sambil ngobrol menikmati kopi hitam pahit nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!