8 Tahun sebelumnya
“sha. Kamu mau ikut pulang bareng ngga?” tanya ine pada
sahabatnya yang masih menunggu jemputan
Biasanya Allesha atau yang biasa disapa shasha oleh
teman-temannya
“duluan aja beb, aku tunggu shaka aja bentar lagi sampai
katanya” ucap sasha pada ine agar tak ikut repot menungunya karena waktu juga
sudah semakin sore
“engga ahh, kamu nanti sendirian! Lagian aku juga mau
ketemu shaka ganteng!!” canda ine pada sasha
“shaka ganteng?? Dihhh dari mananya tau segi
ketampanannya!!” ucap sasha tak terima adiknya dipuji oleh ine
“mata loe ngga bisa liat yang berpotensi. Pantes aja loe
jomblo” ejek ine sembari menemani sasha menunggu adiknya
“lagian shaka tuh msih kecil banget ne, emang kamu mau
gitu sama brondong” ucap sasha memastikan pada ine
“kamu ngga mau ya kalau aku jadi adik iparmu?” tanya ine
dengan tatapan pada sasha
“ogah!! Emang ngga ada gitu cowo lain. Please deh jangan
buat persahabatan kita hancur gara-gara tuh bocah” kesal sasha
“maaf kak telat!!” shaka dengan buru-buru menghampiri kakakanya yang sudah menatapnya
dengan mata yang hampir lepas dari tempatnya
“kebiasaan banget sih dek. Kamu mau buat kakakmu lumutan
disini!!” sasha marah pada adiknya
“sha!! Jangan marah-marah cepet tua nanti” ucap ine
menengahi “ hai shaka! Lain kali tepat waktu ya jemputnya. Takutnya
Sasha diambil om-om senang” ucap ine
“iya kak, maaf kak. Tadi ada kegiatan dan baru selesai”
ucap shaka memohon maaf pada kakaknya
“oke, awas lain kali telat lagi! Ayo pulang nanti ayah
marah” ucap sasha
“kak ine duluan ya, hati-hati dijalan” ucap shaka pada
ine
“iya sayang, ehh shaka maksudnya” jawab ine dengan
candaan membuat sasha menoyor lengannya karena kesal
Sasha dan shaka pulang kerumahnya dengan sepanjang jalan
penuh ceramah pada adiknya, karena orang tua sasha yang cukup sulit mengerti
anak muda zaman sekarang
“assalamualaikum bunda” ucap sasha masuk ke dalam rumah
sederhananya yang penuh Kehangatan dan menyalami tangan ibunya diikuti oleh
adiknya, shaka
“walaikumsalam sayang, mandi dan bantu ibu ya di dapur!
Mba tika hari ini ngga masuk kerja” ucap bunda hana
“iya bunda, sasha
ke kamar dulu!!” ucap sasha
Shaka langsung menuju kamarnya juga.
“anak-anak kemana bun?” tanya ayah Ruby pada istrinya
yang tangannya sedang asik dengan olahan bahan makanan di dapur
“ada yah, baru pada pulang shaka ada kegiatan di kampus
jadi telat mereka pulangnya” ucap bunda hana yang memang sudah diberitahu oleh
shaka agar tak mendapatkan omelan dari ayah dan bundanya
“ohh ya sudah!!” jawab ayah ruby lalu duduk di sofa ruang
tv
Sasha yang sudah terlihat segar setelah mandi ia membantu
bundanya untuk memasak, meski tak masih memasak ia tetap membantu
“ini berikan kopi untuk ayahmu. Setelah sholat magrib
kita makan malam bersama” ucap bunda hana
“baik bunda” sasha tergolong anak yang rajin dan penurut
pada orang tuanya
“sudah sholat?” tanya ayah pada shaka dan sasha
“sudah yah” jawab shaka dan sasha bersamaan
Bunda hana menyiapkan makan untuk suaminya, dan mengambil
makanan untuk dirinya sendiri. Tak ada suara saat makan malam berlangsung
Beberapa saat setelahnya, selesai makan malam semua
keluarga duduk bersama di ruang keluarga
“sha, kapan mulai menyusun skripsi?” tanya ayah saat
obrolan santai dimulai
“bulan depan yah. Ini sasha sudah mulai mengajukan judul
pada dosen” jawab sasha dengan tatapan matanya menonton tv
“selesaikan dengan cepat. Kalau mau lanjut S2 ayah masih
ada sedikit tabungan” ucap ayah ruby
“engga deh yah, sasha mau kerja dulu aja! Lagian shaka
juga masih banyak butuh biaya kan!!” ucap sasha dengan bijak
“ya sudah terserah kalian saja, tapi kalian harus
bertanggung jawab dengan pilihan kalian. Dan kamu shaka jangan banyak
main-main. Kamu tahu kan biaya kuliah itu tidak murah” ucap ayah ruby lagi menasehati
“iya ayah. Shaka akan serius belajar dan menyelesaikan
dengan cepat. Setelah itu shaka aja yang kerja biar bunda sama ayah pensiun”
ucap shaka dengan semangat
“hahahaha” sasha menertawakan adiknya yang begitu
sombongnya
“kak” tegur bunda hana
“maaf bunda, dia aja ngurusin bajunya sendiri belum bisa”
ucap sasha meledek adiknya dan menjulurkan lidahnya
“kamu harus bantu adikmu juga. Jangan saling bersaing
dalam keluarga” pesan ayah ruby
“jangan lupa sholat dan tidur jangan larut malam. Besok
ayah ada rapat kerja keluar kota selama tiga hari. Jadi kalian jaga bunda
kalian ya!!” ucap ayah ruby sebelum beristirahat di kamarnya
“iya ayah” jawan shaka dan sahsa
Shaka merasa senang jika ayahnya tak dirumah maka ia
sedikit merasakan kebebasan untuk bermain keluar rumah.
3 Bulan Kemudian
"selamat ya nak, semoga apa yang kamu cita-citakan dapat terlaksana" ucap bunda hana kepada sasha yang telah menerima gelar sarjananya saat ini
sasha memeluk bunda, ayah dan tak lupa juga adiknya yang juga ikut mengantarnya dalam acara wisuda
"makasih bunda, ayah, berkat kalian aku jadi seperti ini" ucap sasha yang menirima penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi
"aku engga kak?" tanya shaka yang merasa tak dianggap oleh kakaknya
"tentu saja, kalau bukan karenamu yang antar jemput. kakak ngga bisa kuliah sampai selesai" jawab sasha yang juga berterima kasih pada adiknya
"ya sudah kita pulang ya, dirumah saja kita bahasnya lagi" ajak ayah ruby mengajak keluarganya untuk kembali ke rumah dan meminta untuk menunggu di gerbang universitas karena parkirannnya terlalu jauh
*******
"alhamdulillah anak ayah satu sudah selesai studynya. tinggal satu lagi semoga bisa lancar" ucap ayah ruby saat tiba dirumah
"aamiin" jawab shaka, sasha dan bunda hana
"kalian ganti baju, bunda siapin nasi tumpeng buat kita makan dan syukuran kecil-kecilan" ucap bunda hana pada anaknya
shaka dan sasha mengangguk
dan menuruti perintah bundanya tanpa drama, karena memang keduanya juga sudah merasa lapar
bunda hana berganti baju dan menyiapkan makan, begitu juga dengan ayah ruby.
"gimana yah?" tanya bunda hana saat anaknya belum berkumpul lagi
"kita tanyakan saja pada anaknya bun, ayah ngga mau memaksakan kehendak kita. walaupun menurut kita itu baik" ucap ayah ruby
"ayah sama bunda kenapa?" sasha yang hafal dengan sifat orang tuanya paham ada yang sedang dirahasiakan darinya
"kita makan dulu baru nanti bahas ini ya" ucap bunda hana
semua setuju dan menikmati nasi tumpeng yang bunda hana pesan untuk anaknya yang baru saja menyelesaikan jenjang pendidikannya di perguruan tinggi
"shaka, kamu bantu di toko dulu ya, ayah sama bunda ada yang mau dibicarakan dengan kakakmu!" titah ayah ruby
"yahh, shaka ada janji sama teman kampus yah. mau carikan kosan" ucap shaka yang memang sudah berjanjian dengan temannya yang ternyata dari luar kota
dan ingin mencari kosan untuk tinggal selama kuliah dikota B.
"ya sudah tidak apa-apa jangan pulang terlalu malam" pesan ayah ruby
shaka menyalami tangan bunda dan ayahnya lalu berpamitan untuk pergi bersama temannya
"ada apa yah? bunda?" sasha tak sabar
"allesha, ayah dan bunda tak akan memaksa namun kamu bisa fikirkan ini baik-baik" ayah ruby agak berat mengatakannya
lalu bunda hana mengusap punggung ayah ruby agar lebih tenang untuk menyampaikan pada allesha
"nak, sebagai seorang wanita yang kita tinggal di kampung begini, usiamu bukanlah yang ukuran terbilang muda.
maksud ayah. kemarin pak lurah datang dan meminta untuk menojodohkanmu dengan anaknya yang saat ini bekerja di pertambangan di luar pulau" ucap ayah ruby sembari menghela nafasnya
"bunda dan ayah setuju saja kalau kamu mau nak, tapi ini bukan paksaan. sebagai orang tua kami harus pastikan calon suami kamu adalah orang yang baik dan juga mapan dalam finansial" ucpa bunda hana menambahkan
saat ini sasha hanya masih terdiam dan menahan apa yang ingin ia ucapkan " alllesha harus menikah sekarang yah, bun?" tanya sasha
"engga nak, kalaupun kamu mau kita adakan pertemuan dulu dengan Ilham. dan mereka tak menuntut segera. ayah dan bunda sudah mengenal ilham sejak kecil dia sopan, baik dan sekarang punya pekerjaan yang baik" lanjut bunda hana
"gimana sha?" tanya ayah ruby
"sasha pernah ketemu sama kak ilham bun, yah! dan sasha tau kalau kak ilham sudah punya calon" ucap sasha yang memang benar adanya
"kalau sasha menolak apa ayah dan bunda akan kecewa?" sasha juga tak mau membuat orang tuanya sedih dan terluka karenanya
bunda hana menggelengkan kepalanya " tidak sayang, kami akan dukung keputusanmu apapun itu" jawab bunda hana
"iya ayah juga tak akan memaksa jika kamu tidak mau dengan nak ilham" sahut ayah ruby
"maaf ya yah, bun! sasha masih ingin mengejar karir dan masa depan sasha dulu" ucap allesha dengan yakin kepada orang tuanya
"baiklah kalau begitu, ayah akan sampaikan pada pak lurah. semoga beliau bisa menerima dengan lapang dada
"terima kasih yah, bunda" alesha meras bangga karena orang tuanya selalu mendiskusikan apapun dan tak pernah memaksakan
"emmm, yah. Bunda
Sasha boleh ngga kerja diluar kota?. Dari kampus ada rekomendasi untuk disalah satu perusahaan besar dan sasha salah satunya yang terdaftar untuk dapat wawancara minggu depan!" dengan ragu alesha menyampaikan keinginannya
"kamu yakin mau jauh dari kita?" tanya bunda hana sebelum menjawap pertanyaan anaknya
"bisa bunda, nanti sebulan sekali sasha pulang kok!" jawab sasha
"apa kamu ngga mau jadi pns aja kayak ayah nak? Bulan depan ada pembukaan cpns!" tanya ayah ruby
alesha menggelengkan kepalanya
"sasha mau coba yang lain dulu yah. Nanti kalau memang alesha ada waktu dan belum kerja juga
sasha coba tes cpns juga yah!" jawab alesha bijak
"baiklah jika kamu sudah bulat tekadnya. Ayah izinkan nanti biar ayah yang antarkan tesnya.
Dan kamu harus tahu tanggung jawabmu akan bertambah ketika tinggal sendiri jauh dari orang tua!" pesan ayah pada sasha
"iya ayah. Bunda!"
**********
1 minggu berlalu
"siapa anak ayah?" tanya ayah ruby yang sudah menyiapkan mobil untuk mengantarkan putri sulungnya
"siap dong!" ucap sasha bersemangat
"yah, sekalian antar shaka boleh?
Motor shaka rusak tiba-tiba yah!" ucap shaka yang juga akan berangkat ke kampusnya
"bisa ayok buruan nanti kamu telat!" ajak ayah ruby
Bunda hana tidak ikut mengantarkan sasha karena harus menjaga toko sembako miliknya
karyawannya sedang izin untuk hari ini
******
"silahkan peserta selanjutnya dengan nomer 40!" ucap seorang pegawai wanita yang memanggil
Peserta yang hadir untuk tes
"saya bu, saya nomer 40!" sasha berdiri dan mengikuti arahan pegawai
Untuk masuk ke ruanga tes
Sasha deg-degan karena baru pertama kalinya ia akan tes wawancara dan didalamnya ada beberapa penguji yang salah satunya wanita cantik dengan usia yang tak lagi muda
"selamat pagi nama saya allesha Ruby!" ucap alesha menyapa para penguji
"selamat pagi!
Kamu bisa mengendarai mobil? Tanya soorang penguji wanita
"bisa bu! Dan ada sim nya!" ucap sasha dengan jelas dan tegas
"sesuai jurusan. Jika kamu diterima adalah bagian keuangan! Bagaimana cara kamu untuk memcegah terjadinya korupsi?" tanya seorang lagi penguji
Dengan santai sasha menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan jobdesk yang akan dikerjakan nantinya.
"menurut saya paling tepat pertama adalah adanya transparansi laporan,
Selain itu alur laporan yang sistematik dan tentunya kerapihan!" sasha sangat lancar dan beberapa pertanyaan lanjutan ia jawab
Dengan tenang
"baiklah. Kami akan hubungi dalam waktu dua puluh empat jam!
Jika anda diterima bergabung dalam perusahaan kami.
Terima kasih waktunya!"
Sasha berpamitan keluar ruangan dengan hati lega namun juga makin gelisah dengan keputusan para penguji
"gimana nak?" tanya ayah ruby yang setia menunggu anaknya
"nanti dikabarin yah. Sekarang kita pulang aja yah!"
"iya ayo kita pulang, semoga apapun keputusannya adalah yang terbaik!" ucap ayah ruby sembari mengandarai mobil
Butuh dua jam perjalanan untuk menepuh perjalanan pulang
8 tahun kemudian
"pi, mi! Reva udah ngga tahu lagi gimana mau bantuin ravi, jika tahun ini ngga selesai kuliahnya dia akan di DO dari kampusnya!" ucap reva mengadu pada orang tuanya
"kak! Gitu aja ngadu sih dasar ngeselin!" ucap ravi tak terima dengan aduan kakaknya yang menuruntnya saat ini lebih
Cerewet sejak mengandung anak pertamanya
"ravi!" tegur mami nabila pada anak bungsunya
"kakakmu benar, walaupun sambil kerja kamu tetap harus fokus pada kuliahmu!
Papi akan pindahkan kamu ke perusahaan kakekmu yang jauh dari rumah.
Dan selesaikan kuliahmu atau papi kirim kamu keluar negeri sekalian selesaikan S2 disana saja!" ucap papi gala
Yang juga sudah cukup sabar pada anaknya yang dikenal dengan banyak teman wanitanya
"mami! Papi jahat mau kirim ravi keluar negeri!" adu ravi berharap mendapatkan bantuan dan pembelaan
"kali ini mami dukung papi!! Kamu mau pilih selesaikan kuliah dan pindah ke luar kota! Atau mami dan papi kirim kamu biar kuliah sama di luar negeri!" mami nabila pun tak kalah kesalnya
"ada apa ini pagi-pagi sudah pada ribut!" ucap oma maya
Ibu dari mami nabila
"mama! Kok ngga bilang kan bisa gala jemput!" ucap gala menyambut mertuanya
"ngga perlu mama masih kuat! Ini ada apa kalian ribut sampai ke luar mama bisa dengar!" tanya oma maya
"itu nek! Biasa ravi bikin ulah lagi!" ucap reva menyampaikan pada omanya
"ravi kamu kalau ngga betah dirumah sama oma aja, ada chiko sama bentar lagi citra pulang sudah selesai kuliahnya!" ajak oma maya
Memperkeruh suasana
"mama!!" kesal nabila
Karena selalu membela cucunya
"ssstttt diam ayo rav mau ikut oma?" tanya oma maya
Ravi tahu tinggal dirumah omanya akan membuatnya makin sulit.
Disana ada om nya yang juga sangat galak sama seperti papinya. Ditambah oma maya
Yang sulit untuk diajak negosiasi meski sering membela cucunya
"gimana rav?" tanya mami nabila yang tahu anaknya ngga akan mau
"oma! Kayaknya kata papi bener. Ravi harus selesaikan kuliah dan fokus kerja
Iya kan pi, mi!" ravi berlindung
"iya ma, biar kita yang urus bocah tua satu ini. Bahkan bulan depan usianya dua puluh delapan tahun!" ucap mami nabila
"ya sudah, terserah kalian saja
Mama kesini mau bawain ini buat calon cicit mama!
Jhon kemana sayang?" tanya mama maya pada reva
"jhon sedang keluar kota oma, makannya reva menginap disini!
ini apa oma?" tanya reva
"ini kata mami kamu, kamu pingin makan masakan oma!
Jadi oma buatkan.
Tadi pagi oma ke rumahmu dan kosong!" ucap oma maya
"makasih banyak ya oma! Oma terbaik pokoknya!" ucap reva memeluk omanya
"ya sudah papi berangkat ke kantor dulu!" pamit gala pada anak dan istrinya
"ma gala pamit ya mau ke kantor!" lanjut gala
"iya hati-hati!!"
Mami nabila mengikuti suaminya dan menghantarkan sampai ke parkiran mobil
"rav, kamu ngga kasihan apa sama papi harusnya sudah pensiun dan kamu bisa meneruskan perusahaan menggantikan papi!
Kamu tahukan kakakmu ngga bisa kerja bantu papi kayak dulu!" ucap mami nabila dengan sabar pada anak laki-lakinya
"iya mi, ravi janji tahun ini selesaikan kuliah lagian tinggal Tesis aja kok yang belum.
Dan akan mulai bantu papi diperusahaan!" jawab ravi yang mulai sadar
ravi juga berpamitan pada oma dan maminya untuk berangkat ke kantor.
Dan siap menerima dipindah tugaskan ke luar kota seperti kata papinya
*****
"selamat pagi, perkenalkan ini kepala bagian keuangan kita yang baru!
Silahkan bu Alesha perkenalkan diri!"
Ucap pegawai bagian HRD yang memperkenalkan sasha pada pegawai lainnya
"baik bu terima kasih!
Nama saya alesha Ruby. Sebelumnya saya dari kantor cabang dan mulai hari ini saya akan bergabung dengan tim keuangan kantor pusat.
Mohon bantuan dan kerjasamany!" ucap sasha dan menjabat tangan semua pegawai yang ada dibagian keuangan
"saya meri bu yang akan jadi asisten kepala bagian!" ucap meri
"saya ravi,
Saya toni
Saya meera
saya Oki bu"
Semoga betah bu!
Semua memperkenalkan diri kepada sasha
"kalau begitu saya tinggal ya bu!" ucap pegawai bagian HRD yang mengantarkan sasha
"terima kasih bu!" ucap sasha
"ruangannya nyaman! Saya ke ruangan saya dulu!"
ucap sasha masuk ke ruangan yang lebih tertutup diantara yang lain
"baik bu!" semua serentak menjawab
"silahkan bu, jika ada yang diperlukan saya diluar bu!" ucap meri sebagai asisten sasha
"saat ini belum, terima kasih bu merri!" ucap sasha
"baik bu!" meri meninggalkan ruangan sasha
[halo, bunda! Sekarang alesha sudah mulai kerja dikantor pusat sebagai kepala bagian keuangan bun, kasih tau ayah ya bun!]
Sasha dengan hati yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata menghubungi orang tuanya terlebih dahulu
[alhamdulillah ya allah, selamat ya sayang. Nanti bunda sampaikan pada ayah!
Kamu baik-baik kerja yang jujur dan ingat selalu jangan tinggalkan sholat ya nak!] bunda hana merasa ikut bahagia
Suaminya kini sudah pensiun dan penghasilannya hanya dari toko miliknya. Namun anak-anaknya kini sudah bekerja
[iya bunda, ya sudah nanti sasha telfon lagi kalau sudah istirahat ya bun] sasha memutuskan panggilan telfonnya
Kini waktunya ia bekerja
"permisi bu! Boleh saya masuk!" ucap ravi yang sedang ada yang mau dibicarakan
"silahkan, maaf saya belum hafal!" ucap sasha
"saya ravi bu,
Ini surat dari bagian HRD. hari ini saya terakhir bekerja disini dan akan dipindahkan ke perusahaan cabang lainya.
Pengganti saya akan masuk mulai besok bu!" ucap ravi menyerahkan sebuah amplop coklat dan menyampaikan pada sasha
"emm, sayang sekali saya baru masuk sudah ada pergantian tim, baiklah
Dimanapun kita berada tetap lakukan yang terbaik.
terima kasih informasinya!" sasha menjabat tangan ravi
"terima kasih bu, saya izin pulang dulu untuk bersiap pindah bu!" pamit ravi
"iya hati-hati!" sasha mengingat adiknya yang kurang lebih usianya sama seperti ravi
ravi mengangguk dan meninggalkan ruangan sasha.
Sasha melanjutkan pekerjaannya untuk mempelajari tugasnya
*****
"mami, papi.
Kak reva, kak jhon! Ravi pamit ya!" ravi membawa koper dan berpamitan pada keluarganya
"rav kamu hanya keluar kota! Dan bisa pulang seminggu sekali jangan lebay deh!" ucap reva
Kesal adik laki-lakinya yang manja pada maminya meski usianya sudah dewasa
"kak! Kamu kan ngga pernah pisah lama sama mami dan papi!" ucap ravi tak terima
"sudah! Ayo berangkat kami akan antarkan kamu ke apartemen!" ucap papi gala
Meski terlihat galak dan juga tegas ia juga tak begitu tega pada anaknya. Yang memang baru kali ini akan hidup berpisah
"yang bener pi, oke ravi semangat kalau begini!" ravi
Tak merasa sedih karena ia takut alasan membiarkannya mandiri adalah cara membuangnya.
Ravi, papi dan mami berangkat dengan satu mobil
Reva yang masih hamil usia mudah dilarang untuk ikut. dan tetap dirumah bersama suaminya
di perjalanan
"inget ya rav, kamu harus jaga diri! Jangan sekali-kali kasih tau siapa kamu sebenarnya.
Kamu harus belajar dari nol san juga sebagai pengawas perusahaan opa yang di luar kota. Bantu chiko yanh sebentar lagi akan mengelolanya setelah
Tugasnya mengabdinya selesai!" ucap papi gala di sela-sela waktu perjalanannya
"jadi ravi ngga boleh sebut nama papi atau opa gitu?" tanya ravi
"iya, sama seperti chiko dia juga dulu menjalani apa yang akan kamu lakukan.
Biar kalian tahu ngurus perusahaan itu ngga semudah itu.
Dan kalian harus tahu bagaimana para pegawai bekerja membantu kita!" lanjut papi gala
"baik boss! Mami nanti sering ke apartemen ravi kan mi?" tanya ravi
"hemm, atas persetujuan big bos tentunya!" jawab mami nabila
Papi gala melirik istrinya sinis. Bahkan istrinya adalah keputusan diatas bigbos yang dimaksud ravi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!