Drettt...Drettt...Drettt...
Entah sudah berapa kali ponsel milik Dona berdering di dalam tas yang dia pakai dari rumah tadi.tetapi wanita 39 tahun ini tetap fokus melaksanakan tanggung jawab nya kepada salah satu pasien yang sedang berbaring di atas brankar.
" Nggak papa kok Dok! Di angkat saja telpon nya.siapa tahu sangat urgent." ucap wanita yang memang rutin melakukan check up kepada Dona yang merupakan Dokter kandungan nya.
" Nanti saja Bu! Sedikit lagi." jawab Dona tetap tersenyum dan melanjutkan pekerjaan nya.Dona berusaha tetap fokus meskipun pikiran nya acap kali bercabang mendengar nada dering ponsel yang tiada henti berbunyi memekakkan telinga.begitu pasien nya sudah keluar dari ruangan kerja nya.Dona bergegas mengambil ponsel nya lalu melihat nomer baru yang tidak tersimpan di ponsel nya.bahkan panggilan yang di lakukan nomer baru itu sudah lebih dari 20 kali.Dona mengernyit heran dan lantas kembali menghubungi nomer tersebut.
" Halo, assalamualaikum." ucap Dona begitu sambungan telepon yang dia lakukan sudah tersambung.
" Ibu! Ini Alena Bu." jawab orang yang berada di sebrang sana.seketika darah Dona langsung berdesir hebat ketika mengetahui putri nya tak lagi memakai nomer ponsel yang biasa dia gunakan selama ini.
" Dimana ponsel Kamu, sayang? Kenapa pakai nomer ini jika ingin menghubungi nomer Ibu? Mbak lagi di mana sekarang?" tanya Dona beruntun membuat Alena yang merupakan putri sulung nya terdengar menarik nafas panjang.
" Tolong datang ke kantor polisi sekarang juga Bu,Mbak ada di sini." jawab Alena lirih.ketakutan yang sejak tadi dia tahan-tahan akhirnya pecah sudah ketika kata itu terucap juga.
" Untuk apa Ibu ke sana Mbak? Apa yang sudah terjadi." tanya Dona cemas.
" Nanti akan Aku jelaskan sama Ibu,Aku tunggu di sini ya Bu." ucap Alena lalu mematikan sambungan telepon tersebut.detik berikut nya Alena bergegas mengirim alamat kantor polisi tempat dia di tahan saat ini.untuk berbicara panjang lebar sejati nya gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA ini belum punya mental yang cukup, terlebih lagi dia sangat sadar jika perbuatan nya ini akan membuat malu sang Ibu.wanita yang paling dia cintai dalam hidup nya.
Dona terdiam sambil memijit pelipisnya yang sedang berdenyut nyeri,ingin meminta tolong dan menghubungi suami nya.namun Dona sangat sadar bahwa suami nya beberapa hari yang lalu pamit tugas ke luar kota dan tidak ada yang tahu kapan akan kembali ke rumah mereka.setelah membereskan semua alat tempur nya.Dona akhirnya terpaksa meminta izin kepada pihak manajemen dengan alasan urusan keluarga yang sangat mendadak, tidak mungkin rasa nya untuk dia mengatakan bahwa putri nya sedang di tahan di kantor polisi,itu sama saja membuat nama Putri nya jelek di hadapan rekan kerja nya yang lain.
Setelah mendapatkan izin,Dona bergegas menemui Dokter pengganti nya dan menitipkan banyak pasien langganan nya kepada Dokter Mutia yang memiliki perbedaan usia 15 tahun di bawah dia.
" Maaf ya Dokter Muti! Gara-gara Saya, Dokter jadi harus double job seperti ini." ucap Dona sungkan.
" Tidak perlu merasa bersalah seperti itu Dok,bukan kah Dokter Dona selama ini juga selalu menolong Saya,harus nya Saya yang merasa malu karena terlalu sering melimpah kan pekerjaan kepada Dokter.Saya akan mengurus semua nya.pergi lah Dok,semoga saja urusan nya bisa cepat selesai dengan baik." Mutia lantas tersenyum manis menatap Dona yang masih saja merasa tidak nyaman dengan keputusan nya.tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak karena saat ini putri sulungnya sangat membutuhkan kehadiran nya di sana.
" Saya pamit dulu Dok, terimakasih banyak." Dona berjalan cepat menuju tempat parkir mobil nya.meskipun sedang was-was dan gelisah,Dona yang memang terkenal ramah ,baik dan pintar dalam menganalisa setiap tindakan tetap membalas sapaan atau pun senyuman yang di berikan oleh rekan kerja atau pasien yang dia temui.Dona merupakan Dokter senior dengan umur yang masih terbilang cukup muda.berkat kepintaran nya lah rumah sakit ini berkali-kali mendapatkan penghargaan dan juga donatur yang melimpah.sehingga keberadaan nya di rumah Sakit besar ini sangat di perhitungkan sekali.
Dona melajukan mobil nya menuju ke alamat yang sudah di kirim oleh putri nya.Alena berada di sana atas laporan dari seorang wanita yang menuduh Alena sebagai biang kerok dari rusak nya ponsel dan juga rambut yang baru saja di rawat di salon kecantikan yang sangat mahal.sebelum Alena beranjak untuk merusak mobil mewah milik wanita tersebut.beberapa orang sudah datang menghentikan aksi nekat gadis cantik tersebut.Alena lalu di bawa paksa oleh polisi yang kebetulan sedang berpatroli di dekat tempat kejadian.
Dengan langkah lebar dan mulut yang komat-kamit memohon pertolongan,Dona masuk dan menemui putri nya yang sedang duduk di depan pihak penyidik.
" Maaf permisi Pak! Saya orang tua dari Alena." ucap Dona begitu sampai di depan pintu ruang penyidik,di kursi sana tampak Alena yang duduk tegak menjawab pertanyaan yang di lemparkan kepada nya.Alena hanya menoleh sebentar dan setelah itu kembali fokus dengan orang yang berada di depan nya.
" Silahkan masuk Bu! Kami memang sejak tadi sudah menunggu kedatangan anda.tolong dampingi putri ibu untuk tahap penyelidikan ini." jawab seorang polisi yang berada di ruangan tersebut.
" Silahkan duduk di sini Bu." imbuh pak polisi memberitahu.
Dona hanya mengangguk dan segera duduk di samping putri nya.tak ada suara yang mereka keluarkan berdua selain saling menatap dan Dona dengan cepat menggenggam tangan putri nya yang terasa begitu dingin dan juga bergetar hebat.
" Kenapa putri Saya bisa sampai di sini Pak?" tanya Dona membuka suara.
" Putri anda di laporkan atas tuduhan tindakan kriminal dan pengrusakan benda berharga lain nya milik pelapor.kerugiaan yang di alami pelapor cukup besar dan bahkan menuntut putri anda segera di tahan di sini untuk mempertanggung jawab kan perbuatan nya." jawab Pak polisi membuat dada Dona seketika terasa sesak tak mampu lagi berpikir jernih.setahu nya putri yang dia jaga dan dia rawat selama ini tidak pernah berbuat kasar dan mencari masalah kepada orang lain jika orang tersebut tidak terlebih dahulu mengganggu hidup nya.Dona menatap putri nya berusaha meminta jawaban atas rasa tak percaya nya saat ini.
Alena yang di tatap seperti itu oleh Ibu nya hanya bisa menggigit bibir bawah sambil menggeleng dengan pelan.
" Apa Pak polisi tidak salah orang? Anak Saya tidak mungkin berani menyakiti orang lain.Saya tahu betul bagaimana sifat dan sikap anak Saya selama ini." bela Dona lagi.
" Tapi bukti yang kami terima memang seperti itu Bu! Putri Ibu seperti nya sudah merencanakan semua nya dan menelisik dari Cctv yang kami lihat, ternyata Putri ibu sudah mengikuti pelapor sejak dari tadi pagi dan bahkan sampai rela berdiri di depan salon kecantikan berjam-jam lama nya demi bisa menyakiti pelapor.seperti yang Saya bilang tadi.Pelapor mengalami kerugian yang cukup besar dan sekarang sedang berada di salon untuk membenarkan kembali rambut yang sudah di tarik dan di siram oleh putri ibu menggunakan air comberan."
Dona terhenyak membekap mulut nya sendiri, wanita cantik ini langsung menatap sang putri untuk mencari jawaban atas apa yang sudah di tuduh kan kepada nya.
" Ibu mohon tolong katakan jika itu salah Mbak! Bukan kah Ibu selalu mengajarkan Mbak dan Adek untuk saling menolong terhadap orang lain.lantas kenapa bisa mereka berkata seperti itu? Jelaskan Mbak." Dona memelankan nada suara nya agar Alena tidak semakin merasa tertekan.meskipun cukup syok dengan semua yang terjadi saat ini.tapi Dona yang berprofesi sebagai Dokter cukup mampu mengontrol emosi dan juga sikap nya di hadapan semua orang.
Gadis yang sedang duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah atas itu hanya bisa diam dengan sorot mata penuh beban.tak sedikit pun dia membuka suara karena tidak tahu harus berkata apa.
" Apa semua nya bisa di selesaikan secara kekeluargaan? Bolehkah Saya bertemu dengan korban nya?" tanya Dona lagi yang harus merendah agar putri nya bisa segera ikut pulang ke rumah mereka.
"Tentu saja sangat bisa Bu! Apalagi terlapor masih duduk di bangku sekolah.tunggu lah sebentar lagi karena pelapor baru sampai di parkiran depan."jawab Polisi tersebut membuat Dona seketika menghirup nafas panjang nya.
" Terimakasih banyak Pak." ucap Dona.sambil menunggu kedatangan pelapor yang kata nya sedang berjalan menuju ruangan pemeriksaan ini.Dona langsung memeluk putri nya dengan amarah yang sengaja di simpan rapat-rapat.tubuh wanita tersebut bahkan sampai bergetar menahan emosi yang sudah tidak terbendung lagi oleh akal sehat nya.
"Apa yang mendorong Mbak bisa melakukan semua ini? Apa dia berbuat sesuatu kepada Mbak? Apa Mbak sudah mengenal dekat pelopor ini?" tanya Dona dengan suara bergetar nya.entah datang dari mana air mata itu akhirnya jatuh juga mendinginkan wajah nya yang terasa sangat panas sekali.tidak ingin semua orang menganggap di sebagai ibu dan wanita yang lemah.Dona dengan gerakan cepat menghapus air mata nya secara kasar.Alena yang melihat semua itu juga ikut berkaca-kaca.
" Jika Aku cerita semua nya! Mungkin kah Ibu bisa tegar menerima semua ini?" batin Alena lalu memeluk tubuh ibu nya semakin erat dan kuat.seolah saat ini dia sedang menyalurkan segala rasa yang sudah satu Minggu ini dia tahan sendiri.
Dona bolak balik mengecek ponsel nya menunggu suami nya menelpon dia terlebih dahulu.biasa nya jika berada di luar kota,sang suami akan selalu merijek panggilan yang dia lakukan dan bahkan sengaja tidak mengaktifkan ponsel nya selama berada di luar kota.tak sedikit pun Dona menaruh rasa curiga karena selama ini suami nya masih bertanggung jawab kepada dia dan juga anak-anak nya.entah Dona yang terlalu polos atau suami nya yang terlihat sangat pintar menyimpan rapi rahasia yang begitu busuk sekali.
" Ibu tahu jika Mbak pasti punya alasan kuat dari tindakan Mbak ini,tapi Ibu minta tolong dengan sangat, beritahu Ibu apa alasan nya Mbak." todong Dona begitu lembut.sudah lama dia memilih menyibukkan diri di dunia medis nya.tapi baru kali ini Dona merasa gagal menjadi ibu untuk kedua putri nya.ingin berteriak tapi Dona tahu betul di mana mereka berada saat ini.
Alena yang sudah tidak tahan lagi akhirnya terisak dalam diam.dan detik berikutnya sang pelapor akhirnya menampakkan wajah nya di depan Dona.seorang wanita tinggi yang cukup modis dengan pakaian yang dia kenakan.rambut panjang terurai dengan warna kulit yang cukup kontras sekali.dandanan wajah wanita pelapor juga terlihat begitu spektakuler membuat Dona semakin berasumsi lebih. Wanita itu kelihatan masih cukup muda dari Dona.
" Perkenalkan Saya Dona, Ibu dari Alena." ucap Dona mengulurkan tangan tapi di tolak mentah-mentah oleh wanita yang terlihat begitu angkuh sekali.
Alena yang melihat kejadian tersebut kembali beraksi hebat tetapi Dona dengan cepat menggeleng kepala nya dan meminta putri nya untuk tetap tenang di tempat nya.
" Saya Monik." balas wanita tersebut dengan sangat ketus.
Dona hanya bisa meringis sambil menatap wajah wanita ini dengan serius.
Cukup lama mediasi berlangsung di dalam ruangan tersebut.hingga pada akhirnya otak pintar Dona lah yang bisa menguasai semua nya.
" Anak Saya juga kelihatan nya terluka.bukan kah kalian sama-sama melakukan tindakan kriminal.di tambah lagi tali tas nya juga putus seperti ini.apa perlu Saya juga menyeret kasus ini sekarang juga?" ucapan Dona sontak saja membuat Monik terdiam dengan segala amarah nya.
" Tapi Saya jauh lebih besar kerugian nya ketimbang putri anda yang tidak tahu sopan santun ini." kecam Monik dengan berteriak lantang.
" Jaga ucapan anda nyonya yang terhormat, Saya Ibu yang sudah membesar kan dia. selama ini putri Saya tidak pernah melakukan kejahatan apapun kecuali kepada anda, sebenarnya apa yang sudah terjadi kepada kalian berdua sampai bisa seperti ini?" Monik membeku dengan wajah cemberutnya.ingin sekali dia berkata jujur saat ini tapi pria yang menjadi suami siri nya sudah mewanti-wanti tegas mulut nya untuk tidak membuka semua nya di hadapan wanita yang menjadi lawan nya saat ini.jika tidak mengingat dia sangat membutuhkan suami siri nya mungkin sejak pertama bertemu Monik sudah mengumumkan identitas diri nya yang sebenarnya.
"Tanya kan saja kepada putri anda.Saya rasa dia lebih tahu segala nya dari pada Saya." jawab Monik sengaja melempar bola panas kepada Alena yang sedang menatap tajam ke arah nya.
Alena hanya menggeleng kepala saat sang ibu menatap ke arah nya.
" Tentu saja Saya akan bertanya kepada anak saya,tapi nanti setelah dia tenang dan damai.jadi apa mau anda sebenarnya?" tanya Dona to the point.lama- lama berada di kantor polisi membuat kepala Dona semakin terasa pusing dan kian berasap tebal.
" Saya tidak ingin apa-apa karena Saya sudah punya semua nya.putri anda tetap harus di hukum sesuai dengan perbuatannya kepada Saya." kekeuh wanita itu dengan kasar.
" Baiklah jika itu mau anda, sekarang juga Saya akan melapor balik anda dengan pasal yang sama.biar kita sama-sama impas dalam hal ini." ucapan Dona lagi-lagi membuat Monik membelalakkan mata nya dengan besar.niat hati ingin menjatuhkan lawan nya.namun siapa sangka dia sendiri lah yang di buat ketar-ketir.tidak mungkin dia rela tidur di dalam sel penjara jika saat ini sudah memiliki rumah yang cukup mewah dari lelaki yang berani menikahi nya 6 bulan yang lalu.
" Lantas bagaimana dengan ponsel dan kerugian yang Saya alami?" tanya Monik tajam.
" Saya yang akan membayarnya." jawab seseorang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan penyelidikan.membuat Dona sontak saja tersenyum bahagia melihat suami nya tiba-tiba saja datang menolong mereka.berbeda dengan Alena dan juga Monik yang langsung terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.
" Pandai sekali Ayah memainkan drama ini." batin Alena tak Sudi memandang pria yang berada di belakang nya.
" Mas." panggil Dona dan di balas senyuman manis dari suami nya.
Satu jam telah berlalu, sangking sibuk nya memikirkan masalah yang menimpa putri nya,Dona bahkan sampai lupa menanyakan kepada suami nya mengapa bisa dia datang dan tahu jika mereka berada di kantor polisi saat ini.
" Kamu sama Alena ke mobil duluan saja ya,Aku akan menyelesaikan masalah ganti rugi nya saat ini juga." ucap Bram yang merupakan suami dari Dona dan ayah dari Alena dan juga Priska adek nya.
" Iya Mas." jawab Dona yang langsung menuntun putri nya keluar dari ruangan tersebut.Alena yang tahu betul apa yang akan di lakukan oleh sang ayah hanya bisa tersenyum kecut saat melihat ayah nya begitu berani memeluk istri sirinya di belakang punggung sang Ibu.
" Kurang ajar." Alena mengepalkan kedua tangan dengan begitu erat.
Semua ini tidak akan terjadi jika saja waktu itu Alena dan adik nya memergokinya ayah nya yang kata nya sedang dinas keluar kota tapi bukti nya sedang jalan berdua bersama wanita muda yang baru mereka ketahui sebagai ibu tiri mereka.
Sejak itu pula lah Alena tak lagi berkonsentrasi dalam belajar dan selalu memikirkan cara untuk membawa sang ayah segera pulang ke rumah mereka dan meninggalkan wanita yang tidak mereka sukai itu.
Puncaknya tadi pagi saat Alena sengaja bolos sekolah dan melihat secara langsung sang ayah sedang berciuman dengan istri siri nya.Alena mengikuti kemana pun mereka pergi menggunakan taksi online yang dia pesan di depan sekolah nya tadi.Alena cukup kecewa saat melihat sikap ayah nya yang memilih tetap bersama wanita simpanan nya meskipun dengan tegas dia meminta ayah nya untuk pulang waktu itu.bahkan Bram tanpa mengenal rasa bersalah malah sengaja mengajak kedua anak nya untuk ikut makan siang bersama dengan wanita yang sudah merebut ayah mereka dari sang Ibu.dengan nada ancaman pula Bram meminta kedua putri nya untuk tetap diam sampai dia sendiri lah yang akan mengatakan kebenaran nya nanti.
Jangan lupa like, Vote dan Komen ya guys...Mampir juga di cerita Saya yang lain nya ya.
" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."
" Terhalang Restu Orang Tua.
" Terpaksa Menjadi istri kedua.
" Rumah tangga ku hancur di tangan ibu mertua."
" Permainan licik suami ku."
Begitu sampai di rumah mereka,Alena masih saja tetap diam membisu karena sejati nya gadis remaja ini tidak tahu harus memulai dari mana.terpeleset sedikit saja mental sang ibu yang akan menjadi taruhan nya.
Dona yang bisa melihat jika raut wajah putri nya masih memendam amarah yang cukup besar.terpaksa mengalah dan mengambil sikap diam sampai dia menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah ini berdua.
" Sekarang Mbak istirahat saja dulu,Ibu tidak akan memaksa Mbak untuk bercerita jika Mbak merasa tidak nyaman.tapi Ibu mohon nak! Cerita dan jangan pernah memendam sendiri masalah yang Mbak hadapi,itu lah guna Ibu di samping Mbak.tenangkan pikiran Mbak dan lain kali coba lah untuk mengontrol emosi." tutur Dona begitu lembut sehingga bisa meresap ke kepala putri nya.
" Iya Bu! Maaf." setelah itu Alena bergegas masuk ke kamar nya dengan rasa sesak dan juga air mata yang tidak terbendung lagi.
Dona menghembuskan nafas lega nya sambil menjatuhkan diri di atas sofa empuk.setidak nya malam ini putri sulungnya tidak perlu menginap di sel penjara.setelah menyimpan tas kerja nya.Dona lantas masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk kedua putri dan juga suami nya yang diam-diam sudah kembali ke ibu kota.
Namun sayang sekali,sudah dua jam sejak kepulangan mereka dari kantor polisi tadi,Bram yang beralasan akan segera menyusul mereka ke rumah.tanpa merasa bersalah mengirim pesan singkat kepada Dona dengan alasan jika dia hanya bisa pulang sebentar dan harus segera kembali ke luar kota detik itu juga.
" Baiklah! Hati-hati di jalan nya Mas.jangan lupa sholat dan jaga pola makan Kamu selama berada di luar rumah." hanya itu yang bisa Dona sampai kan dan tanpa merasa curiga sedikitpun.sikap manis Bram selama ini benar -benar bisa membuat Dona tidak bisa mencium kebusukan nya selama ini.
Dona lalu masuk ke dalam kamar nya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum mengajak kedua putri nya untuk makan malam bersama.semenjak perusahaan yang di jalankan oleh suami nya semakin berkembang pesat.Dona adalah sosok ibu yang berusaha melengkapi semua tanggung jawab nya.sewaktu- waktu dia bisa mengambil alih tugas seorang ayah dan di waktu yang tepat,Dona menjelma menjadi sosok Ibu yang bisa menenangkan hati kedua putri nya.
" Ayah belum pulang juga ya Bu?" tanya Alena sambil melirik sang adik yang berjalan di samping nya.
"Tadi kata Ayah harus kembali ke luar kota lagi.dan nggak bisa pulang ke rumah untuk berpamitan kepada kalian."ucap Dona sambil melukis senyum di wajah lelah nya.
" Oh..." Alena dan Priska dengan kompak ber oh ria tapi tidak bisa di pungkiri kalau hati kedua nya sangat sakit sekali mendengar keputusan sang ayah.sosok yang selama ini selalu mereka nanti kepulangan nya setiap waktu,sosok yang selalu berhasil memanjakan mereka dengan materi dan juga kasih sayang yang penuh.tapi jauh sebelum kebenaran ini terbongkar.sakit sangat sakit sekali hati kedua gadis remaja ini.
Di dalam kamar tadi,kakak beradik ini sudah membahas banyak hal.termasuk juga cara elegan untuk membalas wanita yang sudah mengusik rumah tangga orang tua mereka.Alena yang sedang emosi memang sulit untuk di tenang kan oleh adik nya.tapi berkat kegigihan Priska .akhir nya Alena mau mendengar dan akan mencari cara halus untuk kembali membuat ayah nya sadar dengan apa yang telah dia lakukan kepada mereka.bahkan kakak beradik ini juga sampai menangis membayangkan jika sang Ibu mengetahui lebih dulu perselingkuhan terkutuk ini sebelum mereka berdua sempat melakukan sesuatu.
" Licik memang Ayah! Pasti wanita simpanan nya itu melarang dia untuk pulang ke sini." batin Alena dan di balas anggukan kepala oleh Priska.kedua nya seolah berbicara melalui batin dan tatapan mata yang begitu tajam.tanpa sepengetahuan Dona juga.Alena dan priska sudah sering kali menyelinap keluar malam-malam demi mengintai rumah yang di jadikan ayah mereka sebagai tempat persinggahan nya.sebuah rumah dengan desain minimalis dan tidak kalah mewah dari rumah yang mereka huni sekarang.
"Kasihan Ibu harus di bohongi sama Ayah setiap hari." Priska juga ikut membatin dan tak lama kembali menikmati makan malam agar sang Ibu tak menaruh curiga kepada mereka berdua.
Di dalam ponsel kedua gadis yang memiliki selisih umur 4 tahun ini juga tersimpan rapi bukti-bukti perselingkuhan sang ayah di berbagai tempat yang ada di ibu kota.
Setelah makan malam selesai,Alena dan Priska segera pamit ke kamar dengan alasan ingin mengerjakan tugas sekolah yang harus di serahkan pagi besok.Dona mengangguk membiarkan kedua putri nya kembali ke kamar mereka, sedang kan dia sendiri ikut membantu asisten rumah tangga merapikan kembali meja makan.sedangkan asisten rumah tangga yang satu nya lagi sedang sibuk di lantai atas dengan tumpukan cucian baju kotor nya.
" Apa ini punya Tuan ya!" gumam Bi Nunung sambil membaca bukti pembelian satu set perhiasan dengan harga yang tidak bisa terbaca lagi oleh Bi Nunung.bukan hanya ada satu bukti pengeluaran saja.melainkan ada 4 buah kertas dengan total yang sangat fantastis.Bi Nunung memilih menyelipkan kertas tipis itu di lemari samping mesin cuci. hanya untuk berjaga-jaga saja jika nanti majikan nya membutuhkan kertas yang dia temukan barusan dari saku celana milik sang Tuan yang bernama Bramantyo Diningrat.
Dona yang sudah merasa sangat lelah langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang cukup luas jika hanya di tempati seorang diri.menjadi wanita pintar dan serba bisa sejak duduk di bangku sekolah dan tanpa kehadiran kedua orang tua nya.membuat Dona tumbuh menjadi sosok yang begitu mandiri dan tidak cengeng jika menemui satu kerikil dalam perjalanan hidup nya.kehilangan orang tua sekaligus karena sebuah kecelakaan membuat Dona semakin bertekad untuk mencurahkan semua kasih sayang nya kepada kedua putri nya.dia tidak ingin kedua putri nya merasakan apa yang pernah dia rasakan dulu.sebisa mungkin Dona akan menjadi seorang ibu yang bijak di tengah kesibukan nya meniti karir di sebuah rumah sakit ternama.
Sejak tadi sore menjelang tengah malam ini.tak ada lagi pesan yang di kirim oleh suami nya kepada Dona, begitu juga dengan Dona sendiri yang tidak berniat mengirim pesan karena tidak ingin lancang mengganggu kesibukan suami nya.
Tak butuh waktu yang lama.akhir nya Dona yang sudah sangat lelah akhirnya tertidur pulas sambil memeluk guling sebagai teman tidur nya beberapa hari ini.
Sedangkan di dalam kamar Alena.malam ini Priska sengaja memilih tidur di kamar sang Kakak untuk melanjutkan pembicaraan yang sempat terhenti oleh kedatangan sang Ibu.
" Dek ,apa Kamu punya ide untuk menuntaskan misi kita?" tanya Alena menatap wajah adik nya yang terkenal memang lebih pendiam dari dia.
"Belum Mbak! Tapi Aku mohon jangan seperti kemarin lagi.kasihan Ibu kalau harus kembali berurusan dengan polisi." tegur Priska dengan nada cuek nya.
" Iya.Mbak janji nggak bakal seperti itu lagi.itu pun jika betina gatal itu nggak berulah dan sadar dengan posisi nya.awas saja kalau Papa selalu dia tahan di sana dengan alasan keluar kota lagi.Mbak bakar sekalian rumah tempat berselingkuh itu.kapan perlu kita bawa warga untuk menggerebek mereka berdua." tegas Alena dengan wajah emosi nya.
" Jangan gegabah Mbak! Gimana kalau dia kembali mengancam dan melaporkan kita ke polisi.Ayah pasti nggak akan berpihak kepada kita dan lebih membela gundik nya itu."
" Biarkan saja.kita lihat saja nanti,apa perlu kita minta tolong Nenek sama Kakek saja ya Dek?" tanya Alena dengan penuh pertimbangan.selama ini kedekatan yang terjadi di antara mereka tidak lah begitu harmonis.latar belakang ibu nya menjadi alasan nenek dan kakek mereka memusuhi kedua nya.dan sangat berbanding terbalik kepada sepupu mereka yang lain nya.meskipun sang Ibu sudah menjadi Dokter terkenal dengan karir yang mentereng.tak membuat nenek dan kakek nya serta merta mengubah pandangan mereka terhadap sang Ibu.bahkan setiap kali bertemu dan ada pertemuan keluarga,Dona dan kedua anak nya selalu di kucil dan di sindir dengan kata-kata yang sangat menohok.
" Mbak lupa bagaimana sikap mereka kepada kita selama ini? Bukan nya menolong Ibu,yang ada mereka malah semakin membantu Ayah untuk lepas dari Ibu." jawab Priska lirih.sebenar nya ada rasa sesak yang di tahan gadis yang masih berumur 14 tahun ini.masih memilih kakek dan nenek yang utuh.tapi tak pernah sekalipun bisa merasakan kasih sayang mereka dengan hangat.mata priska semakin berkaca-kaca mengingat kembali hinaan demi hinaan yang acap kali keluar dari mulut sang Nenek.
" Kamu benar, lebih baik kita berusaha sendiri tanpa melibatkan keluarga mereka yang sangat terhormat itu." ketus Alena.
Entah jama berapa kakak beradik ini tertidur semalam.yang pasti ketika jam menunjukkan pukul 11 malam.kedua nya masih asyik berdiskusi dan tak lupa mengunci pintu kamar agar pembicaraan mereka tidak di dengar oleh sang Ibu dari arah luar.
Jangan lupa Like ,Vote dan Komen ya guys 😍🥰😍
Mampir juga di karya saya yang lain nya ya bestiie
" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."
" Permainan licik suami ku."
" Terhalang Restu Orang Tua."
" Rumah tangga ku hancur di tangan ibu mertua."
" Yolanda."
Dua hari sudah berlalu.semenjak kejadian Alena di bawa ke kantor polisi.kini Dona dan kedua anak nya mulai menjalani hari mereka seperti biasa nya.selama itu pula mereka tak pernah menuntut Bram untuk menerima panggilan telepon yang di lakukan oleh Dona.wanita mandiri ini selalu berbaik sangka dan malah mendoakan suami nya agar sehat dan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan mudah.Alena yang sedang ujian semester di sekolah juga tak lagi sibuk mengintai rumah simpanan ayah nya.gadis remaja ini lebih fokus pada jadwal mata ujian nya.walaupun sebenernya susah sekali bagi dia untuk menghapus semua bukti perselingkuhan yang di lakukan oleh sang ayah.
" Mas,besok pagi Kamu sudah bisa kembali ke ibu kota kan? Kasihan anak-anak karena sudah terbiasa belajar dengan di temani Kamu kalau lagi ujian.tolong ya Mas." entah sudah berapa kali Dona mengirim pesan kepada suami nya.tapi nyata nya sampai jam 10 pagi ini tak ada satupun yang di balas oleh Bram.kadang pernah terlintas di kepala Dona untuk ikut jika suami nya ingin melakukan perjalanan bisnis ke luar kota dan melihat sendiri seperti apa kesibukan suami nya yang membuat dia dan anak nya tak bisa berkomunikasi sedikit pun dengan suami nya.lagi-lagi aktivitas padat nya sebagai Dokter handal selalu saja membelenggu langkah kaki wanita yang masih terlihat cantik di usia yang sudah tidak muda lagi.
Bram yang sudah membuka pesan tersebut hanya bisa terdiam dengan posisi sambil berbaring di samping istri muda nya.10 menit yang lalu mereka berdua baru saja selesai meneguk manis nya hubungan diam-diam yang sudah sangat lama mereka tutupin dari publik.bukan untuk mencetak calon generasi baru untuk keluarga Diningrat.melainkan hanya untuk bersenang-senang dan melepas hasrat yang terus saja terbakar jika mereka sedang bersama.sebelum mengesahkan pernikahan diam-diam ini,kedua nya sudah sepakat satu sama lain di atas perjanjian yang terdapat materai di atas nya.akan menjalani pernikahan child free tanpa kehadiran orang lain selain mereka berdua saja.entah apa yang mendorong kedua insan ini mengambil keputusan aneh tersebut,yang jelas Monik tidak ingin tubuh indah dan langsing nya melar hanya karena melahirkan anak untuk Bramantyo yang jelas-jelas sudah memiliki keturunan dari istri pertama nya.kalau untuk masalah harta, dia bisa menghandle nya sendiri karena selama ini Bramantyo selalu tunduk di bawah goyangan nya.sedangkan untuk Bram sendiri lebih ke sudah merasa cukup dengan kedua putri nya.jika nanti pernikahan kedua nya memiliki seorang anak.otomatis Bram akan semakin di buat pusing dan Dona bisa saja mengetahui rahasia besar dalam hidup nya.dia tidak ingin itu terjadi karena bagaimana pun juga Dona adalah wanita yang sangat dia cintai dan merupakan ibu dari kedua anak nya yang sangat dia sayangi.sejak bersama Dona juga lah hidup nya semakin berada di atas dengan usaha yang terus saja berkembang pesat melampaui ekspektasi nya.
" Maaf ya sayang,Mas lagi sibuk banget dan baru siang ini sempat balas pesan Kamu.nanti Mas lihat dulu gimana caranya supaya bisa pulang lebih cepat dan Mas nggak bisa janji ya.titip anak-anak ya sayang." balas Bram yang tidak berani menelpon secara langsung,dia takut jika istri muda nya dengar dan bangun, apalagi kemarin Bram sudah berjanji akan bersama Monik selama satu bulan penuh sebagai pengganti atas apa yang sudah di lakukan oleh putri nya kemarin.sebenarnya dalam hati kecil nya saat ini,Bram juga sangat merindukan suasana kehangatan di dalam rumah nya.tapi membayangkan wajah marah,kesal dan cemberut dari kedua putri nya setelah mengetahui kebohongan yang dia simpan selama ini.Bram rasa nya sudah tidak punya wajah lagi untuk bertemu mereka.untuk meninggalkan simpanan nya belum bisa dia lakukan karena hati nya juga sudah jatuh ke pelukan wanita muda tersebut.wanita yang sempat menggantikan posisi sekretaris nya yang cuti hamil akhirnya menjadi istri kedua setelah wanita yang bernama Monik itu berjuang keras menggoyahkan iman Bram sewaktu mereka berada di kantor dulu.kini Bram melarang keras Monik untuk kembali bekerja dan berjanji akan mengabulkan semua keinginan nya tanpa batas sedikit pun.
" Baiklah! Jangan lupa sholat,jangan lupa makan dan hati-hati ya Mas." balas Dona sambil mendesah kecewa.selama ini Alena dan Priska memang sudah terbiasa bergantung kepada sang ayah untuk membahas soal yang masih belum mereka mengerti.kedekatan yang terjalin di antara ketiga nya begitu kuat karena di dalam rumah ini hanya ada Bram sebagai sosok pelindung mereka.meskipun Alena dan Priska tak pernah mengeluh atau meminta secara langsung kepada dia.Dona sudah bisa menebak raut kekecewaan itu dari sorot mata yang di pancarkan oleh kedua putri nya.tapi dia juga tak bisa berbuat lebih karena semua keputusan memang berada di tangan suami nya.
Sementara di dalam ruangan kelas nya.Alena nampak khusyuk mengisi satu persatu lembar ujian yang ada di depan nya.sedikit pun dia tak pernah menoleh ke kiri atau pun ke kanan.terlahir dari kedua orang tua yang memiliki kecerdasan otak yang sangat mumpuni membuat Alena juga mewarisi gen kepintaran itu.Alena yang memiliki cita-cita sama seperti sang Ibu bahkan rela belajar siang dan malam demi bisa meraih juara unggul di sekolah nya.semua usaha nya terbukti nyata karena mulai dari TK dan sampai sekarang.Alena selalu berhasil meraih juara satu di kelas nya dan juara umum di sekolah nya.
Bangga ,itu lah yang di rasakan oleh Dona dan Bram melihat putri mereka yang sangat berprestasi di sekolah nya.bahkan sejak masuk SMA.Alena sudah bercita-cita akan melanjutkan sekolah nya nanti ke London dan akan mencari sekolah kedokteran yang paling bagus dan juga terkenal.
" Al! Bagi jawaban satu dong." bisik Soraya yang merupakan tekan dekat Alena.
" Ogah! Maka nya belajar,jangan kebanyakan main tak- tik mulu." tolak Alena dengan suara lebih pelan lagi karena takut di usir dari ruangan ujian nya.
" Ye...pelit amat sih Lo." gerutu Soraya semakin pusing karena satu pun belum ada yang bisa dia jawab, padahal sebentar lagi jam istirahat akan datang membubarkan konsentrasi nya.
" Nay! Bantuin gue ...Pliss." Soraya kembali merengek kepada teman yang satu nya lagi yang juga merupakan teman dekat Alena.mereka bertiga selalu kemana-mana bersama.bahkan sejak dari SMP selalu satu kelas dan tak pernah terpisahkan sedikit pun sampai mereka duduk di kelas 3 SMA Bumi Harapan ini
" Gue juga lagi mumet Aya! Jawaban gue aja hasil karya bebas dan Gue yakin nggak ada yang benar sama sekali.udah mending Lo asal tulis aja dari pada pengawas marah ntar." ucap Nayla yang sama payah nya dengan Soraya.di antara mereka bertiga memang Alena yang paling unggul dan merupakan gadis yang cukup Populer di Bumi Harapan.
Dona menyimpan kembali ponsel nya ke dalam laci meja kerja dan setelah itu keluar dari ruangan untuk mengecek kondisi pasien yang sudah beberapa hari menginap di rumah sakit ini di bawah pantauan nya sebagai dokter kandungan.
Satu jam lebih dia berkeliling melakukan visit dari satu ruangan ke ruangan yang lain nya.lelah tentu saja di rasakan oleh wanita mandiri ini.tapi tak membuat dia sedikit pun bermalas-malasan karena menjadi Dokter kandungan adalah cita-cita nya sejak kecil dan juga cita-cita sang Ibu yang sudah lebih dulu meninggal kan nya sejak dia masih sangat butuh kasih sayang dari mereka sebagai orang tua kandung nya.
Sore akhirnya nya begitu cepat menyapa.Dona yang sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah dan menemani kedua putri nya.di kaget kan dengan suara ponsel yang tiada henti bergetar dari dalam tas yang dia pakai saat ini.sebuah tas yang cukup mewah hasil kerja keras nya selama ini.apalagi Bram selalu melimpahkan dia dengan uang bulanan yang tiada batas dan juga sebuah kartu sakti tanpa limit.diam-diam Dona menyimpan uang bulanan pemberian suami nya selama ini dan lebih memilih menggunakan kartu sakti yang jelas-jelas di bayar langsung tagihan nya oleh Bram sebagai pemilik kartu sakti tersebut.
Drt...Drt...Drt..
Sudah 7 pesan masuk ke ponsel nya dengan nama pengirim yang sama.
" Marwa! Tumben dia ngirim pesan ke Aku? Bukan kah dia masih di luar negeri?" batin Dona dengan perlahan membuka pesan tersebut dan membacanya dengan sangat hati-hati agar tak ada satupun yang terlewati.
Degh...
Brak...
Ponsel Dona terjatuh di lantai dengan wajah syok Dona yang tak bisa terkendali kan lagi.air mata jatuh begitu saja dan tanpa terasa semakin deras mengalir membasahi pipi nya.
Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 🥰🥰😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!