Tubuh Weiwei yang kurus seperti bayangan bergerak pelan di bawah terik matahari, langkah kakinya yang gemetar mengarahkan langkahnya menuju pinggiran gunung yang jauh. Keinginan untuk mengisi perutnya yang kosong sudah menjadi mantra dalam dirinya selama beberapa hari.
Hingga akhirnya, dia melihat sebatang pohon yang jenisnya tidak diketahui. yang jelas ada beberapa untaian buah di ujung nya
"Ada buah?"pikir Weiwei yang langsung menelan air liurnya sendiri.
Sebuah pohon, satu-satunya makhluk hidup yang tampak begitu hidup di padang tandus ini. Pohon itu seperti anugerah, dahan-dahannya yang ramping beralun seperti tangan yang mengundang. Di ujungnya tergantung beberapa buah yang menggoda.
"tinggi banget" katanya ketika dia mencoba menggapai ke arah pohon tersebut. Jika saja Weiwei memiliki sedikit kekuatan dia tidak perlu menggapai seperti ini.
Tapi maaf, Weiwei sudah beberapa hari tidak menemukan sesuatu untuk masuk ke dalam perutnya.
Weiwei memaksakan dirinya untuk menggapai buah itu, namun tubuhnya yang sudah terlalu lemah akhirnya menyerah. Dia jatuh dengan berat badan sendiri, segera dia berguling-guling di tanah yang keras.
Bruk...
Kepalanya dengan kasar menabrak batu besar, menghasilkan bunyi seperti dentingan besi yang patah.
"Akhhhh...!"
Semuanya menjadi gelap. Weiwei terkapar tak berdaya, pingsan di bawah bayang-bayang pohon yang dia impikan tadi.
Weiwei yang pingsan tiba-tiba mendapati dirinya dalam keadaan yang aneh. Matanya perlahan terbuka, dan dia menemukan dirinya terbaring di tengah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh sebuah layar besar yang tergantung di depannya. Layar itu, tanpa identitas asalnya, memancarkan cahaya biru yang memancar dengan intensitas. Weiwei merasa terperangah, bingung, dan rasa ketakutan mulai merayap di dalam dirinya.
"Ada seseorang di sini?!" teriaknya dengan suara gemetar, mencoba mencari jawaban dalam kegelapan. Tapi tak ada jawaban, kecuali gema hampa yang memantul kembali padanya.
Weiwei meraih kepala yang terasa berdenyut akibat benturan tadi, dan pandangannya kembali tertuju pada layar biru yang menyala di depannya. Pikirannya dipenuhi dengan kebingungan, dan dia merasa terjebak dalam situasi yang tak masuk akal. "Siapa kau? Kenapa aku di sini?" desisnya, wajahnya pucat dan matanya penuh dengan kepanikan.
Namun, layar itu tetap bisu, tidak memberikan tanda-tanda keberadaan manusia atau kejelasan apapun. Weiwei merasa sendirian dalam ketidakpastian, ketakutan nya semakin memuncak.
Dalam kegelapan yang mencekam, dia terus bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya, dihadapkan pada rasa ketakutan yang tumbuh di dalam dirinya seperti cahaya biru yang tak berujung di hadapannya.
**[NAMA LENGKAP]**
Weiwei Chen
Usia 16 thn.
"Akar spiritual... 0
"Akar qi.. 0
**[NAMA ORANG TUA]**
Ayah: Xiaohui Chen
Ibu: Mingyu Fang
**[TEMPAT LAHIR DAN DOMISILI]**
Tempat Lahir: Xingling, Kota kecil di tepi perbukitan Yinshan
Domisili: Xingling, Kota Xingling yang terpencil
**[RIWAYAT HIDUP]**
Weiwei Chen lahir pada tanggal [TANGGAL LAHIR] di Xingling, sebuah kota yang berada jauh dari pusat peradaban, dikenal sebagai tempat tinggal para petani. Namun, keluarganya adalah salah satu dari sedikit yang terlibat dalam dunia kultivasi yang keras di tengah lingkungan yang sebagian besar terpencil ini. Kehidupan Weiwei, bersama orang tuanya, Xiaohui dan Mingyu Chen, dipenuhi dengan tantangan.
Lahir dalam lingkungan kultivasi, Weiwei terlahir tanpa akar spiritual, demikian juga ayah dan ibunya.Tidak ada akar spiritual yang memadai. Kelemahan ini membuat mereka menjadi sasaran intimidasi tidak hanya dari masyarakat umum, tetapi juga dari beberapa anggota keluarga mereka sendiri.
Sebulan yang lalu, mereka diusir dengan cara yang memalukan dari keluarga kelahiran mereka. Mereka diminta untuk menjalani kehidupan mandiri tanpa hak untuk membawa embel-embel nama keluarga yang pernah mereka miliki. Tanpa akar spiritual yang memadai, mereka terjebak dalam lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian.
Terdengar suara gema yang bergema di dalam ruangan yang gelap dan misterius ini setelah Weiwei berteriak, tetapi tak ada jawaban yang datang. Layar biru yang menerangi ruangan hanya menampilkan informasi tentang dirinya, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan manusia atau identitas pemilik layar tersebut.
Weiwei, dengan hati yang berdebar, merasa ketakutan tapi juga bertekad untuk menjaga keberaniannya. Dia mencoba lagi, kali ini dengan suara yang lebih mantap, "Siapa kalian? Kenapa kalian tahu semua ini tentangku?"
"Halo, tolong tunjukkan diri kalian!" teriak Weiwei lagi, suaranya terdengar bergetar di dalam ruangan yang sepi.
Namun, ruangan tetap sunyi, dan ketidakpastian yang menggelayuti Weiwei semakin mendalam. Dia merasa seperti sedang diuji, tetapi dia tidak akan menyerah begitu saja. .
Setelah menunggu lama dalam keheningan, Weiwei merasa lelah untuk terus berteriak. Putus asa hampir merayap pada dirinya, tetapi tiba-tiba telinganya menangkap sebuah informasi yang muncul di layar di depannya.
"Sistem game online, Weiwei bersedia menjadi tuan rumah dengan mengikat diri pada sistem game online?"
Tulisan itu berkedip-kedip beberapa kali, tanpa ada gerakan atau suara lain selain dari pesan di layar tersebut. Weiwei merasa heran dan tidak yakin apa yang harus dia lakukan. Namun, dia merasa bahwa layar ini ingin mendapatkan jawaban darinya.
Tanpa keraguan, Weiwei bertanya, "Apakah kamu merupakan bagian dari perkumpulan gelap yang akan memaksa aku melakukan hal-hal yang tidak baik?"
Tiba-tiba, layar berubah lagi dengan cepat, "Tidak."
"Siapa tuanmu?" tanya Weiwei lagi.
"Kamu tidak memiliki tuan, sistem game online ini mandiri," begitu yang tertera di layar.
Weiwei merasa tidak percaya dengan jawaban itu, tetapi rasa ingin tahunya tidak bisa dibendung. "Jika aku ingin bergabung denganmu, apa yang kamu inginkan sebagai ganti ritual ini?"
Layar berubah lagi, dan tulisan yang baru muncul: "Kristal energi."
Weiwei terkejut. Kristal energi bukanlah mata uang biasa. Ini adalah sumber kekuatan untuk orang-orang yang memiliki akar spiritual, untuk memperkuat kemampuan mereka. Mendapatkan kristal energi bukanlah tugas yang mudah, bahkan bagi orang yang berkultivasi, apalagi Weiwei yang jelas-jelas tidak memiliki akar spiritual.
Namun, Weiwei segera sadar diri dan berkata, "Maaf, kau mencari orang yang salah. Tolong keluarkan aku dari sini dan temukan orang yang cocok."
Suasana sejenak menjadi hening, dan layar berkedip-kedip lagi, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan. Weiwei merasa terjebak, tidak bisa keluar dari tempat ini kecuali dengan menunggu layar memberikan jawaban atau petunjuk lebih lanjut.
Lebih dari satu jam berlalu sejak Weiwei pertama kali berinteraksi dengan layar misterius tersebut, dan akhirnya, tiba-tiba layar berubah dengan sebuah tulisan yang baru. Bahkan kali ini ada sebuah suara yang sedikit aneh.
"Sistem game online sudah meneliti dan anda memiliki kecocokan sebanyak 98%. Silakan menerima sistem dan dapatkan keuntungannya."
Weiwei tidak pernah mendapatkan penawaran semacam ini sebelumnya, tetapi saat ini, sebagai seseorang yang lemah dan tidak memiliki cara untuk mengisi perutnya yang kosong, dia merasa harus mempertimbangkan tawaran ini. Apalagi jika ada potensi negosiasi yang bisa dia lakukan.
"Oke, jelaskan dulu keuntungan apa yang akan kau beri jika aku bersedia mengikat diri denganmu!" tanya Weiwei dengan penuh pertimbangan.
Kali ini, sistem memberikan jawaban dengan cepat, "Dapatkan keuntungan 10% setiap kali mendapatkan kristal energi. Dapatkan juga beberapa keuntungan perolehan resmi sebagai tuan rumah."
Weiwei hampir tersedak mendengar keuntungan 10%, tetapi masalahnya adalah bagaimana dia bisa mendapatkan kristal energi tersebut. Dia tidak mungkin berjalan keluar dengan perut kosong hanya untuk mencari kristal energi.
"Demi Tuhan, aku tidak mampu mendapatkan kristal energi itu untukmu. Aku terlalu lemah," keluh Weiwei.
Namun, sistem menjawab lagi dengan mantap, "Cukup buka sebuah toko permainan game, sistem akan mengurusnya untuk tuan rumah agar semuanya masuk akal, termasuk tempat tinggal dan makanan."
Dalam daftar subsidi yang diberikan kepada tuan rumah, di antara banyak hal lainnya, rumah dan makanan menarik perhatian Weiwei. Tetapi demi keselamatan dirinya dan keluarganya, Weiwei masih merasa perlu bertanya lebih lanjut, "Apakah benar kamu tidak akan menghisap darahku sampai habis atau memintaku melakukan hal-hal yang tidak masuk akal?"
"Tidak, tapi akan ada tugas dari waktu ke waktu," jawaban layar bergulir dengan cepat.
Terpesona oleh potensi keuntungan dan imbalan, Weiwei akhirnya membuat keputusan tegas, "Oke, aku siap mengikat diri dengan sistem game online."
Tiba-tiba, sistem mengeluarkan suara renyah, "Sistem segera mengikat diri dengan hitungan mundur: 3, 2, 1, pengikatan diri selesai."
Weiwei merasa adrenalinnya berlari liar. Dia tidak tahu apa yang menantinya, tetapi dia tahu bahwa pilihan ini telah membuka pintu menuju dunia yang baru, bahkan jika itu adalah dunia yang penuh dengan misteri.
Meskipun ada sedikit keraguan di dalam hatinya, Weiwei harus bergantung pada sehelai benang ketika dirinya akan tenggelam.
Setelah mengikat diri dengan sistem, seketika Weiwei membuka matanya dan melihat bahwa dia masih berada di tempat yang sama ketika dia jatuh sebelumnya.
"Oh, rupanya aku sedang bermimpi?" gumam Weiwei dalam hatinya. Namun, segera dia menyadari bahwa ini bukanlah mimpi. Ini adalah kenyataan yang baru ditemukan. Weiwei adalah gadis yang tidak memiliki harapan lain, dan tiba-tiba, dia menemukan secercah harapan. Jadi, ini bukanlah sekadar mimpi dalam tidurnya; ini adalah kenyataan yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Sistem? Apakah kau ada?" bisik Weiwei, hampir tidak yakin apakah dia sedang berbicara pada dirinya sendiri atau pada entitas misterius yang telah menghubunginya.
Tiba-tiba, suara itu terdengar lagi, "Ya." Jawaban singkat itu cukup untuk merilekskan hati Weiwei. "Ah, syukurlah, kau nyata," katanya dengan senyum di wajahnya.
Segera, sejumlah informasi mulai mengalir ke dalam benaknya. Informasi-informasi itu jelas berasal dari sistem, termasuk alamat yang telah didedikasikan untuk dirinya sendiri. Alamat itu terletak di kota terdekat, meskipun untuk mencapainya tanpa kekuatan spiritual mereka harus berjalan cukup jauh.
Orang yang memiliki kemampuan berkultivasi dapat berjalan dengan cepat berkat kemampuan spiritual mereka. Mereka yang berduit bisa pergi dengan kuda, dan yang lebih kaya akan menggunakan kapal terbang yang memanfaatkan suntikan spiritual sebagai bahan bakarnya. Tetapi Weiwei tidak masuk dalam salah satu kategori itu. Satu-satunya pilihan yang dia miliki adalah berjalan kaki.
Weiwei bertanya pada sistem apakah ada celah atau jalan pintas untuk mencapai tujuannya, tetapi sistem tetap diam. Ini adalah tanda bahwa jalan terdekat adalah satu-satunya opsi yang dia miliki.
Dia menarik nafas panjang dan memulai perjalanan panjangnya menuju kota, dengan satu tujuan dalam pikirannya: menemukan orang tuanya.
Setelah diusir dari keluarga mereka, tidak ada tempat yang dapat mereka panggil rumah lagi. Mereka juga tidak memiliki keluarga yang bersedia menerima mereka sebagai pekerja atau budak. Mereka yang tidak memiliki akar spiritual dianggap sebagai sampah, bahkan lebih rendah daripada sampah.
Kini, satu-satunya tempat yang menjadi tempat perlindungan bagi keluarga tiga orang ini adalah sebuah lorong kecil yang sederhana.
Setelah berjalan lebih dari satu jam dengan perut yang kosong dan kaki yang letih, Weiwei akhirnya tiba di lorong kecil tempat kedua orang tuanya berbaring dengan lemah. Mereka berdua juga kelaparan, dan wajah mereka mencerminkan penderitaan yang mendalam.
Weiwei hampir saja menitipkan air matanya melihat kondisi kedua orang tuanya yang begitu mengenaskan. Namun, dia menyadari bahwa sekarang dia memiliki harapan baru, berkat sistem yang telah dia ikat.
Meskipun belum ada kejelasan mengenai masa depan, Weiwei berusaha untuk tetap kuat. Dia tahu bahwa mereka harus terus bergerak menuju kota, untuk melihat apakah benar-benar ada tempat yang dapat mereka jadikan sebagai rumah setelah ini.
Orang tuanya, meskipun lemah, menyambutnya dengan senyuman lembut.
Mereka tidak melihat putrinya membawa makanan di tangan tapi mereka juga tidak bisa memaksa Gadis ini meminta makanan dengan menadah tangan pada orang asing. jadi jangan tanyakan Weiwei tentang makanan lagi.
Ibu Weiwei, dengan tatapan penuh kekhawatiran, bertanya, "Bagaimana perasaanmu, Weiwei? Apakah kau merasa baik-baik saja?"
Weiwei mencoba tersenyum, meskipun dirinya merasa lapar dan lelah. "Aku baik, Ibu. Aku ada di sini, dan kita akan segera pergi ke kota untuk mencari tempat yang lebih baik."
Ayah Weiwei, yang duduk di sampingnya, meletakkan tangan hangat di pundak Putri nya,Weiwei. "Kamu sangat berani, anakku. Kami berdua yang sudah membuatku menderita, tapi Kami sangat beruntung memilikimu nak."
Weiwei menggenggam tangan ibunya dengan lembut. "Kalian berdua adalah segalanya bagiku. Kita akan melalui ini bersama-sama."
Ibu Weiwei mencoba menyembunyikan air mata dalam matanya, tetapi rasa terharu yang mendalam tidak bisa disembunyikan. "Kami tahu ini tidak mudah bagimu, Weiwei, terutama setelah kehilangan segalanya."
Weiwei menggelengkan kepala. "Yang terpenting sekarang adalah kita bertiga bersama. Kita akan menemukan tempat yang aman untuk tinggal dan membangun hidup baru. Kita tidak akan pernah terpisahkan."
Ayah Weiwei mengangguk setuju. "Kita adalah keluarga, dan keluarga selalu bersama dalam kesulitan. Kami akan melalui ini bersama-sama."
Mereka bertiga tersenyum satu sama lain, menguatkan satu sama lain dengan perut lapar.
Weiwei memegang tangan ibunya dengan lembut dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Kita akan baik-baik saja, ibu. Aku akan melakukan yang terbaik untuk kita semua."
Ibu Weiwei dengan hati-hati mengeluarkan sebuah cincin dari balik sakunya. "Hanya ini yang bisa aku selamatkan dari mahar pernikahanku dulu," kata ibunya, suaranya lemah. "Weiwei, pergilah mencari makanan dengan menjual ini," lanjutnya.
Weiwei menatap cincin giok murni itu dengan rasa hormat. Ia tahu betapa berharga cincin itu bagi ibunya. Meskipun mereka berada dalam situasi yang sulit, ibunya masih memikirkan keberlanjutan hidup Weiwei.
"Ayah, ibu," kata Weiwei dengan lembut, "aku bertemu dengan kenalan dan dia berkata ada rumah kosong di kota. Kita bisa tinggal di sana untuk sementara waktu, bagaimana jika cincin ini digunakan sebagai biaya untuk kita pergi ke kota dulu?"
Ayah Weiwei mengenal putrinya dengan baik. Meskipun ia belum pernah mendengar tentang teman yang baru ditemui oleh Weiwei, ia tahu bahwa putrinya adalah gadis yang jujur dan tulus. Sekarang, mereka tidak memiliki harapan lagi; tidak hanya makanan yang sulit ditemukan, bahkan tempat untuk berteduh pun tidak ada. Mereka merasa hampa, terbuang, dan ini adalah saat-saat terburuk dalam hidup mereka. Tidak ada apa-apa bagi mereka sebagai orang tua, tetapi Weiwei masih seorang gadis yang belum menemukan pasangan hidupnya. Akan sangat memalukan jika seseorang mengetahui bahwa mereka tinggal di lorong kecil tanpa atap ini.
Percaya atau tidak, mereka harus mencoba. Ayah Weiwei mengangguk, mengelus rambut putrinya yang telah menjadi keras dan kering akibat kesulitan yang mereka hadapi. "Pergilah, lakukan apa yang kau pikir baik," katanya dengan nada penuh dorongan.
Weiwei merasa bersemangat mendengar jawaban dari orang tuanya. Meskipun perutnya masih kosong, ia merasa bersemangat untuk mencari solusi. Ia buru-buru meninggalkan tempat itu, berusaha menemukan sekelompok orang yang akan bepergian dengan kuda ke kota.
Orang-orang ini biasanya adalah para pedagang di kota. Di dunia kultivasi ini, mereka tidak akan melihat gerobak yang mengangkut barang, karena segala sesuatunya bisa diatasi dengan tas Qiankun, yang lebih dikenal sebagai "tas ruang angkasa." Semakin mahal tas tersebut, semakin luas ruang di dalamnya.
Namun, meskipun memiliki tas Qiankun, pedagang juga harus menggunakan kuda untuk perjalanan dari kota ke kota. Ini adalah kenyataan di dunia mereka.
Weiwei melihat dari kejauhan seseorang yang wajahnya sudah beberapa kali dia lihat di pasar. Orang itu adalah pemimpin kelompok pedagang yang sering bepergian di wilayah ini. Meskipun ini adalah dunia kultivasi, perampokan dan penjarahan adalah hal yang biasa terjadi. Oleh karena itu, beberapa pedagang perlu melindungi diri mereka dengan membayar sekelompok orang sebagai pengawal setia.
Dengan hati-hati, Weiwei mendekati pemimpin kelompok pedagang tersebut. Ketika ia sampai di dekatnya, pemimpin tersebut mengenali Weiwei dan menyambutnya dengan senyuman ramah. "Hei, Weiwei, apa yang membawa kamu ke sini?"
Weiwei menjawab dengan suara lembut, "Saya tahu bahwa Anda dan kelompok Anda akan pergi ke kota. Saya sangat membutuhkan bantuan untuk sampai ke sana bersama keluarga saya. Saya bersedia membayar dengan cincin giok ini sebagai imbalan."
Pemimpin pedagang itu mengangguk, memperhatikan cincin giok yang Weiwei tawarkan. "Cincin ini sangat berharga. Apakah kamu yakin ingin menggunakannya sebagai pembayaran?"
Weiwei mengangguk dengan mantap. "Ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk pergi ke kota dan mencari tempat yang lebih baik untuk tinggal. Saya sangat berterima kasih jika Anda bersedia membantu kami."
Pemimpin kelompok pedagang itu menimbang-nimbang dan akhirnya mengatakan, "Baiklah, Weiwei. Karena kita sudah beberapa kali bertemu, saya akan membantu kamu dan keluargamu. Mari bergabung dengan kelompok kami, dan saya akan memastikan kalian selamat sampai di kota."
Weiwei merasa lega dan berterima kasih. "Terima kasih banyak, Pak. Kami sangat berhutang budi pada Anda."
Pemimpin pedagang itu tersenyum. "Keluarga adalah hal yang penting, Weiwei. Kita harus saling membantu dalam saat-saat sulit. Sekarang, ayo bergabung dengan kelompok kami. Kami akan segera berangkat menuju kota."
Dengan persetujuan ketua pedagang, Weiwei segera menjemput kedua orang tuanya untuk bergabung dalam kelompok pedagang tersebut.
Meskipun tampak tua dan lemah akibat kesulitan hidup, ayah dan ibu Weiwei masih memancarkan antusiasme dan senyuman ketika mendengar kabar bahwa mereka akan segera berangkat menuju kota bersama putri mereka.
"Ayah Weiwei, Ayo pergi, tidak baik menunda orang lain"
"Oke, kita pergi "kata ayah Weiwei yang masih melirik ke jalan yang dia kenal. Walaupun dia sudah terusir tapi di sini lah tempat dia dilahirkan dan dibesarkan.
Ada perasaan yang mengiris di dalam hatinya, Padahal dia juga memiliki darah keluarga itu tapi kenapa dirinya memiliki perbedaan yang cukup besar.
Semua saudara memiliki akar spiritual tapi dia lahir tanpa itu, ini membuat keluarganya selalu di ejek karena nya.
di jalan ini juga dia merasakan, kesedihan ketika melihat anak dan istrinya diintimidasi oleh orang-orang sekitar.
Karena itu tidak ada lagi alasan untuk mereka tinggal di sini, selamat tinggal Tanah kelahiranku selamat tinggal kerabat.
Pada akhirnya,Keluarga tiga orang ini dengan hati-hati bergabung dalam kelompok pedagang. Mereka tahu bahwa kehadiran mereka mungkin akan menyusahkan yang lain, jadi mereka memilih untuk tidak banyak berbicara selama perjalanan, hanya menahan diri dan berharap bahwa semuanya akan berjalan dengan baik.
Perjalanan menuju kota memakan waktu satu hari penuh. Sebelum meninggalkan karavan, ketua pedagang dengan baik hati memberikan mereka sekeranjang roti kukus sebagai bekal perjalanan. Weiwei dan kedua orang tuanya sangat bersyukur atas kebaikan dan keramahan yang mereka terima dari kelompok pedagang ini.
Saat matahari terbenam, kelompok pedagang tiba di gerbang kota yang ramai. Jalan jalan yang lebar dengan rumah rumah yang berderetan rapi,membuat Weiwei, ayah, dan ibu merasa seperti mereka telah tiba di dunia yang baru. Kota itu begitu hidup dan penuh dengan harapan.
Ketua pedagang itu menghampiri Weiwei dengan senyum ramah. "Kami telah sampai di kota, Weiwei. Selamat datang di tempat baru ini. Saya tidak bisa membantu kalian menemukan tempat tinggal sementara karena ada kesibukan lain."
"tidak apa-apa Tuhan, kami juga punya kenalan yang memberikan tempat tinggal sementara "kata Weiwei.
"Oh syukurlah jika begitu, ayo Weiwei,kami pergi dulu "kata pedagang itu dengan ramah.
Weiwei mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada ketua pedagang dan kelompoknya. Tanpa kelompok ini mereka tidak akan pernah sampai ke kota.
Dalam kota yang ramai itu, keluarga Weiwei dan kelompok pedagang mereka berpisah, tetapi dengan saling mengucapkan harapan terbaik.
Ada juga sekeranjang roti yang ditinggalkan oleh pedagang, ini bisa membuat keluarga 3 orang ini bertahan untuk beberapa hari.
"Weiwei, Ke mana kita pergi nak?"tanya ibu nya .
karena tidak memiliki akar spiritual keluarga 3 orang ini tidak pernah keluar dari lingkungannya. Tidak ada perjalanan yang mendebarkan seperti yang terjadi pada orang-orang yang belajar kultivasi.
Ini adalah pengalaman pertama mereka jauh dari tempat kelahiran. Tentu saja akan ada rasa tidak nyaman dan perasaannya sedikit aneh.
Weiwei sebenarnya juga tidak tahu harus pergi ke mana, tapi dia memiliki sistem untuk memandu nya.
"Ibu mari pergi ke timur dulu" kata Weiwei setelah mendapatkan pengarahan dari sistem.
Ayah dan ibu weiwei segera mengganggu dan mereka berjalan kaki dengan tujuan yang tidak pasti.
Keluarga Weiwei berjalan menuju ujung kota dengan petunjuk dari sistem game online yang berbicara dalam benak Weiwei. Mereka harus berjalan kaki selama lebih dari satu jam sebelum akhirnya sampai di sebuah daerah yang agak sepi. Sistem terus memberikan petunjuk, mengarahkan Weiwei ke toko kecil yang diberi nama "Pavilion Game Online."
"Apakah kita akan menemukan toko ini, Weiwei?" tanya ibu Weiwei, suaranya penuh kekhawatiran.
Weiwei menjawab dengan tekad, "Kita harus mencoba, Ibu. tuan ku ini berniat tulus ingin membantu kita bu, masak kita menyerah begitu saja kan"
"Ya sih tapi udah cepek jalan,nggak ketemu juga "keluh ibu nya lagi.
"Ini sebentar kita tiba bu ,sabar dulu " kata ayah Weiwei yang tidak kalah khawatir nya.Tapi dia tau hanya ini saja harapan mereka untuk hidup di masa depan.
Mau tidak mau, ibu Weiwei diam lagi.
Mereka berjalan melewati jalan-jalan kecil yang terlihat serupa satu sama lain, tetapi sistem terus memberikan arahan yang jelas. Sistem menunjukkan kepada Weiwei langkah demi langkah yang harus diikuti.
Ayah Weiwei menggaruk kepalanya yang tidak botak dengan kebingungan. "Weiwei ini benar-benar luar biasa.Ayah tidak tahu apa yang akan kami lakukan jika tidak ada yang menolong. Tapi kenapa tempat nya nggak ketemu juga ya"
Tetapi Weiwei tetap optimis. "Kita tidak boleh menyerah. Biar aku ingat ingat lagi."
"Sistem masih jauh kah?" tanya weiwei lagi.
Sistem diam, mungkin pertanyaan ini tidak relevan bagi nya.Karena itu, Weiwei masih berjalan dengan arah yang di berikan oleh sistem .
Mereka melanjutkan perjalanan mereka, mengikuti petunjuk sistem yang semakin mendekatkan mereka ke toko yang mereka butuhkan. Semua arahan sistem terbukti akurat, dan mereka akan tidak pernah tersesat.
Saat matahari mulai terbenam dan kegelapan mulai turun, mereka akhirnya tiba di depan toko kecil yang di atas pintu masuknya terpampang jelas tulisan "Pavilion Game Online."
"Weiwei apa di sini?" tanya ibu weiwei dengan ragu.
"Ya Bu disini lah dia"kata Weiwei meski ada sedikit keraguan di hati nya.
"Benar kah ini tempatnya?"Tanya ibu nya dengan ragu.Tempat ini agak kecil tapi ada tiga tingkat.
Di dunia kultivasi, anda bisa menemukan beberapa toko umum tapi pembeli rata rata berada di golongan yang sama.
Orang yang mampu berkultivasi tidak kuatir akan kelaparan. Jika pun mereka ingin makan itu hanya rasa keingintahuan untuk memuaskan Indra perasanya saja.
Para wanitanya juga tidak memerlukan kosmetik, semakin tinggi kemampuan kultivasi ,maka semakin membaiklah warna kulit .Di samping itu mereka juga akan semakin awet muda dan berumur panjang.
Di sini ada toko roti dan toko pakaian, artinya mereka ada di lingkungan orang orang biasa .
Tapi apakah ini sudah tempat yang benar?
Sistem sudah memverifikasi nya tapi Weiwei agak kesulitan untuk meyakinkan kedua orang tuanya.
Sementara mereka berdiri di depan Pavilion Game Online yang ramai, seorang wanita yang tampaknya memiliki usia yang sama dengan ibu Weiwei mendekati mereka dengan langkah kecil . Seperti nya dia juga orang biasa.
Orang yang bisa berkultivasi tidak akan mau menjadi penjaga toko.Mungkin dia juga berasal dari keluarga cabang.
Dengan sopan, dia menyapa mereka dan bertanya, "Apakah kalian adalah keluarga Chen?"
Ayah Weiwei mengangguk dan menjawab, "Iya, kami adalah keluarga Chen. Maaf, tapi dari mana Anda tahu tentang itu?"
Wanita itu tersenyum lembut saat dia memperkenalkan diri, "Saya adalah pemilik toko yang tidak jauh dari sini. Beberapa waktu yang lalu, toko ini sudah lama kosong. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang datang dan mengemasnya menjadi Pavilion Game Online. Katanya pemilik baru akan tiba dengan keluarga tiga orang."
Weiwei dengan cepat mengakui, "Iya, itu kami. Kami baru pindah ke sini sebagai tetangga baru. Senang bertemu dengan Anda."
Wanita itu tampak bersahabat dan ramah. "Saya juga senang bertemu kalian. Semoga Pavilion Game Online menjadi tempat yang menyenangkan, dan kami sangat menghargai kedatangan kalian sebagai tetangga baru di lingkungan ini."
Orang tua Weiwei juga mengungkapkan rasa terima kasih mereka. "Oh senang menemukan tempat yang cocok untuk kami di sini. Kami berharap dapat menjadi bagian dari komunitas ini."
Wanita itu menjawab dengan tulus, "Saya yakin kalian akan merasa seperti di rumah di sini. Jika kalian memiliki pertanyaan atau membutuhkan bantuan apa pun, jangan ragu untuk bertanya. Kami adalah tetangga yang baik di sini."
Wanita ini pemilik toko pakaian, kata nya ,ini toko keluarga , karena dia tidak bisa berkultivasi,maka dia di kirim ke sini untuk menjadi penjaga toko.
Mereka melanjutkan percakapan dengan wanita itu, merasa lebih nyaman dengan lingkungan baru mereka. Setelah berbicara, Weiwei mengajak orang tua nya masuk ke dalam Pavilion Game Online dengan perasaan harap dan semangat baru untuk memulai segalanya dari awal.
Weiwei dan orang tuanya memasuki toko yang hanya memiliki beberapa meja dan kursi. Di atas setiap meja terdapat kotak hitam yang aneh, sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Ayah Weiwei, yang tidak mengerti apa itu benda kotak-kotak tersebut, bertanya, "Weiwei, apa ini, nak?" Dia tampak bingung, karena ia benar-benar asing dengan teknologi modern.
Weiwei sendiri juga tidak mengenali perangkat tersebut, namun, dia tidak ingin menunjukkan ketidaktahuannya kepada orang tuanya yang sudah cukup bingung. Dengan berusaha menjaga ketenangan, dia menjawab, "Ayah, ibu, kita benar-benar lelah hari ini. Bagaimana jika kita melanjutkannya besok? Sekarang mari kita cari tempat tidur."
Ibu Weiwei segera setuju dengan usulnya, mengingatkan mereka bahwa tempat ini adalah milik mereka, jadi mereka memiliki banyak waktu untuk memahami hal-hal ini. Mereka sudah sangat lelah, terutama karena hari telah gelap.
"Ibu akan pergi ke dapur dulu," kata ibunya, "jika ada dapur yang bisa digunakan, ibu akan menghangatkan roti kukus untuk makan malam."
Weiwei menyetujui rencana ibunya. "Baik, ibu. Ayah, mari kita lihat apa yang ada di lantai atas." Mereka berdua bergerak menuju lantai atas untuk menjelajahi tempat yang akan menjadi rumah mereka untuk waktu yang akan datang.
Lantai kedua Pavilion Game Online memiliki penampilan yang sederhana. Ruang tamu dilengkapi dengan lantai kayu keras dan perabotan yang terbuat dari kayu alami, seperti sofa tanpa bantalan empuk dan meja makan sederhana.
Di samping ruang tamu, terdapat dapur yang juga mengusung nuansa kuno. Kompornya menggunakan kayu bakar, dan perabotan dapur terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kayu dan batu.
Weiwei tertawa riang, "Ayah, lihat, ibu mencari dapur, tapi dapur sudah ada di sini."
Ayahnya ikut tersenyum, "Hahaha, biarkan ibumu sendiri di bawah, jika dapurnya tidak ditemukan, dia pasti akan naik ke atas juga."
Weiwei setuju, "Benar sekali, ayah."
Setelah bercanda sejenak, mereka melanjutkan penjelajahan. Kali ini, mereka menemukan kamar mandi yang sederhana. Terdapat bak mandi besar yang terbuat dari batu pualam dan area toilet dengan desain jongkok yang minimalis.
Namun, mereka memiliki pertanyaan yang belum terjawab, "Di mana airnya?"
Ketika seseorang mampu berkultivasi mereka belajar mantra dasar, yaitu pembersihan.Tubuh dan pakaian akan bebas dari debu dan bakteri.
Karena Weiwei dan kedua orang tuanya tidak berkultivasi,mereka masih memerlukan kamar mandi dan toilet. Tapi sekarang mereka memiliki masalah air.
Weiwei segera mendapatkan penjelasan dari sistem, "Ada keran air di sana, yang terhubung dengan tanah. Cukup putar kerannya, maka akan keluar air dari sana."
Tanpa ragu, Weiwei memutar keran air dan melihat air mengalir keluar. Ayahnya tertawa, "Oh, jadi airnya ada di sini."
Mereka merasa lega setelah menemukan sumber air ini. Tidak ada lagi masalah untuk mencuci dan membersihkan diri. Ketika ibu Weiwei naik ke atas dan mengeluh tentang ketidakadanya dapur di bawah, mereka tertawa bersama lagi.
Ibu Weiwei awalnya tidak mengerti mengapa ayah dan anak ini tertawa, namun setelah mendapatkan penjelasan, dia menyadari hal tersebut dan ikut tertawa bersama.
"Jadi dapur tidak ada di bawah tapi di lantai 2, oh begitu, hahaha," kata ibu Weiwei dengan tawa yang penuh kegembiraan.
Hari ini adalah hari pertama mereka tertawa dengan bebas setelah diusir dari rumah besar mereka. Dalam sekejap, semua beban dan kesedihan yang mereka alami seolah lenyap.
"Weiwei, mungkin di lantai atas itu ada kamar tidur. Mari kita cek, tetapi jangan lupa turun untuk makan nanti," kata ibu Weiwei, menghapus air mata kebahagiaan yang tanpa sadar mengalir di pipinya.
Weiwei tersenyum dan mengangguk, "Baik, ibu."
Weiwei naik ke lantai 3 dengan tangga yang berada di sudut ruangan. Ketika dia sampai di lantai 3, dia melihat ada dua buah kamar tidur yang tertutup.
Karena ingin tau, Weiwei membuka pintu kamar pertama,dan dia juga membuka pintu kamar yang lainnya.
Kamar tidur-kamar tidur ini memiliki dekorasi yang sama dengan tampilan sederhana, tapi sesuai dengan lingkungan . Tempat tidur terbuat dari kayu dengan selimut tebal , dan lemari sederhana terbuat dari kayu alami. Di sudut kamar terdapat sebuah lilin yang memberikan cahaya lembut.
Weiwei merasa senang melihat kamar tidur ini. Ini mungkin sederhana, tapi merupakan tempat yang nyaman untuk istirahat setelah perjalanan panjang mereka.
"Ini lebih baik daripada tidur di lorong kecil,paling tidak,kami tidak akan kehujanan dan kedinginan di malam hari"gumam Weiwei.
"Weiwei,ayo makan dulu "panggil ibunya dari lantai dua.
Weiwei tersenyum dengan penuh harapan di benak nya.Dengan rumah tinggal ini,dia akan melakukan apa yang di minta oleh sistem game online .
Asal tidak untuk menjual jiwa dan hati nurani nya.
Segera Weiwei turun untuk bergabung dengan ibu dan ayahnya dan menikmati hidangan malam yang sudah siap.
Meskipun hanya roti kukus yang di panaskan, itu sudah lebih baik daripada perut yang kosong.
Weiwei memahami apa yang dimaksud oleh ibunya. "Ibu, kita sekarang berada di tempat yang berbeda, dan kita belum tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Tapi ibu bisa mengatur itu," kata Weiwei dengan penuh pengertian. "Kita akan bersama-sama melewati ini."
Ibu Weiwei tersenyum lega mendengar kata-kata putrinya. "Sudah memiliki tempat tinggal ini sudah lebih baik dari yang kami harapkan. Jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, ayah akan keluar untuk mencari pekerjaan," kata ayah Weiwei, mencoba memberikan semangat pada keluarganya.
Weiwei yakin dengan sistem game online yang telah membimbing mereka sampai ke tempat ini, tetapi dia tidak tahu bagaimana meyakinkan kedua orang tuanya. Selain itu, dia juga belum memahami benar cara kerja game online ini.
Pada akhirnya, keluarga tiga orang itu duduk bersama dan makan sepotong roti kukus per orang untuk mengisi perut mereka. Setelah makan, mereka naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar untuk istirahat.
Hari ini adalah perjalanan yang panjang dan melelahkan, namun juga penuh arti. Satu hari sebelumnya, mereka bertiga masih tinggal di lorong sempit yang tidak pernah ditempuh oleh orang lain. Sekarang, mereka memiliki sebuah hunian sederhana yang hangat. Mengikat diri dengan sistem game online mungkin tidak buruk sama sekali.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!