NovelToon NovelToon

Suami Rahasia

Bab 0 Perkenalan Tokoh

Evano Daniel Kalanda

Vano. Vano merupakan anak pertama, saat ini vano berusia 23 tahun, Vano memiliki wajah yang sempurna hingga tak heran bila banyak sekali wanita yang ingin mendekatinya. Vano merupakan CEO di salah satu Perusahaan besar di kota, dimana Perusahaan tersebut dibangun oleh dirinya sendiri. Nama Perusahaan Vano adalah Vano’DK Crop.

Bianca Zea Gavaputri

Caca. Caca merupakan anak pertama, saat ini Caca berusia 18 tahun dan masih duduk di kelas 12 SMA, Caca memiliki paras yang cantik jadi tak heran jika banyak yang menginginkannya.

Kaila Zanna Elvia

Kai. Kai merupakan adik Perempuan dari Vano, saai ini Kai berusia 17 tahun dan dia masih duduk di kelas 11 SMA. Kai memiliki wajah dan tubuh yang cantik.

Vania Salsabila

Vania. Vania merupakan adik Perempuan dari Caca, Vania saat ini berusia 14 tahun dan dia masih duduk di kelas 8 SMP.

Affranda Baron Danantya

Andra. Andra merupakan ayah dari Vano dan Kai, Andra saat ini berusia 45 tahun, Andra merupakan seorang CEO di salah satu Perusahaan besar di kota, nama Perusahaan Andra adalah PT. Danantya Tkn

Edrea Lovata Kirania

Rea. Rea merupakan mama dari vano dan kai, Rea saat ini berusia 41 tahun, Rea merupakan seorang ibu rumah tangga dan ibu sosialita

Candra Malik

Candra. Candra merupakan bapak dari Caca dan Vania, Candra saat ini berusia 40 tahun, Candra merupakan seornag petani dan peternak sapi

Nirwasita Sanjani

Sita. Sita merupakan ibu dari Caca dan Vania, Sita saat ini berusia 38 tahun, Sita merupakan ibu rumah tangga

Kavindra Alterio Syauqi

Indra. Indra merupakan sahabat Vano dan Rian sedari kecil, Indra saat ini berusia 24 tahun, Indra merupakan seorang pemilik toko sembako terbesar dan sudah terkenal di kotanya.

Hadrian Syahreza

Rian. Rian merupakan sahabat Vano dan Indra sedari kecil, Rian saat ini berusia 24 tahun, Ria merupakan seorang pengacara hebat dan terkenal.

Dalila Priyanta

Ila. Ila merupakan sahabat Caca sedari mereka SD, Ila berusia 1 tahun lebih tua dari Caca yaitu 19 tahun, saat Ila masih duduk di kelas 12 SMA sama seperti Caca

Salam kenal semuanya – Vano, Caca, Andra, Rea, Kai, Vania, Candra, Sita, Indra, Rian, Ila

🍓🍓🍓

⚠️⚠️Disini tidak akan ada visual tokoh!! Kalian bebas berimajinasi sesuka kalian⚠️⚠️

...Spoiler Bab??...

"Maaf om, om ini siapa ya? Kok ada di rumah saya?" Tanya remaja berpakaian putih abu abu yang tak lain adalah Caca

Vano menatap lekat gadis mungil di depannya itu, seketika rasa aneh menjalar perlahan di jantung Vano.....

......................

"Kalau memang bapak tidak ingin memberikan sawah itu pada saya untuk saya beli, maka bapak harus menyerahkan salah satu anak perempuan bapak pada saya...."

"TIDAK!! Saya tidak ingin mengorbankan anak saya....."

"Lagipula anak saya dua duanya masih sekolah, saya tidak setuju!" Ucap Candra

"Kalau gitu rahasiakan saja pernikahan ini dari anak bapak yang bernama (....) itu"

Candra berfikir sampai pada akhirnya Candra me....

......................

"Saya terima nikah dan kawinnya (........) binti Candra Malik dengan maskawin yang telah disebutkan dibayar tunai!"

"SAH!"

"SAH!"

"Sah!"

"Alhamdulillah, sekarang nak Vano sudah resmi menjadi suami......." Ucap pak penghulu

🍓🍓🍓

Wes lah author pamit lari dulu sampai ketemu di bab bab selanjutnya hehe BAYYYYYYY

...----------------...

Bab 1

Disebuah perusahaan besar di kota ada seorang pria yang terburu buru memasuki kantornya.

“Nio, kapan kita akan berangkat ke desa kembang sari?” Tanya Vano sambil terus berjalan cepat

“Besok pagi boss” Jawab nio sekretaris vano

“Baik, saya mau kamu menyiapkan semuanya, tidak boleh ada yang tertinggal, kamu harus benar benar teliti” ucap Vano tegas

“Siap boss” jawab Nio

🍓🍓🍓🍓

-Keesokan Harinya

Pagi hari Nio dan Vano sudah berada di perjalanan menuju sebuah desa yang sangat jauh dari kota, mungkin bisa menghabiskan waktu 5 jam lebih.

Selama perjalanan Vano hanya diam menatap layar laptop yang berada di pangkuannya, karena Vano memang tipikal orang yang tidak banyak bicara bila sedang diluar. Vano berbicara hanya karena ada yang memang perlu dibicarakan.

Sedangkan Nio, Nio menatap jengah sang bos yang sedari tadi hanya menatap layar laptopnya saja. Nio termasuk orang yang banyak bicara namun ada kalanya dia tidak banyak bicara, seperti sekarang contohnya Nio tidak banyak bicara karena sekali dia bicara pasti sang bos akan memarahinya.

‘Gini amat yak nasib gue, kerja sama bos yang ngomong aja pelit’ Batin Nio menatap sang bos sinis.

Vano yang menyadari tatapan sini Nio langsung menoleh kearah Nio dan seketika Nio menciut dan kembali membuang mukanya kearah jendela mobil.

“Ada masalah? Sampai kamu menatap saya seperti tadi?” Tanya Vano dingin

“Tidak ada bos, saya cuma sedikit lelah saja karena perjalanan ini panjang dan lama sekali” Jawab Nio berusaha untuk tidak terlihat gugup di depan Vano

Vano menatap Nio aneh dan kembali fokus pada laptopnya

‘Bener bener ni bos, kalau bukan gaji gede gamau dah gue ngikutin dia’ batin Nio

‘sabar Nio, sabar tahan sedikit lagi nanti pasti lo akan bias ngomong sepuasnya’ ucap nio pada dirinya sendiri

“Nio apakah kamu sudah menghubungi orang yang mempunyai sawah itu?” Tanya Vano tiba tiba memecah keheningan di dalam mobil tersebut

“Belum bos” jawab Nio

“Bagus, jangan dulu hubungi pemilik sawah itu, karena saya ingin berbicara langsung” ucap Vano dengan seringai di bibirnya

“Siap bos” jawab Nio seadanya

🍓🍓🍓🍓

5 jam 30 menit sudah berlalu sekarang Vano dan Nio sudah berada di depan rumah minimalis bercat putih dengan banyak sekali tanaman di sekeliling rumah itu.

Vano dan Nio turun dari mobil lalu melangkah menuju depan pintu rumah minimalis itu

Tok tok tok

“Permisi”ucap Nio sambil lalu mengetuk pintu rumah tersebut

Tak ada jawaban dari dalam Nio mengetuk dan memanggil kembali

Tok tok tok

“Permisi pak”

Lagi lagi tidak ada jawaban dari dalam

“Bos sepertinya sedang tidak ada orang, atau mereka sedang tidur siang kali ya bos ini kan jam tidur siang bos” cap Nio pada Vano yang berada di sampingnya

“Ketuk sekali lagi, saya yakin pasti ada orang” ucap Vano dingin

"Siap bos"

Nio kembali mengetuk dan memanggil berulang ulang kali namun belum juga ada jawaban, sampai pada akhirnya ada seorang remaja perempuan yang datang menghampiri mereka dengan berpakaian sekolah putih abu abu

"Maaf om, om ini siapa ya? Kok ada di rumah saya?" tanya remaja perempuan itu yang tak lain adalah Caca

"Ini saya sedang mencari pak Candra, apakah pak Candra ada di dalam" ucap Nio

Vano menatap lekat gadis mungil di depannya itu, seketika ada rasa aneh yang menjalar perlahan lahan di jantung Vano, namun Vano langsung menepis hal itu.

"Bapak saya lagi ke sawah om, biasanya bentar lagi udah pulang, kalau gitu tunggu di dalam aja om disini panas soalnya" Ucap Caca

"Gapapa nih saya dan boss saya masuk?" Tanya nio memastikan

"Gapapa kok om, ayo masuk" Caca mempersilahkan vano dan nio masuk ke dalam rumahnya

"Duduk dulu om, aku mau ganti baju sama nyiapin minuman buat om" Ucap Caca langsung pergi dari hadapan Vano dan Nio

Tak lama Caca kembali dengan baju kaos lengan panjang dan celana panjang membawa nampan berisi dua cangkir teh di tangannya

"Ini om diminum dulu, maaf disini cuma ada teh" ucap Caca merasa tak enak

"Tidak apa apa, maaf merepotkan" ucap nio

"Ah tidak merepotkan sama sekali om" jawab Caca

"Silahkan diminum om" ucap Caca

Vano dan Nio langsung meminum teh bikinan Caca itu, tidak ada yang berbeda dari rasa teh buatan Caca, rasanya sama seperti teh pada umumnya.

"Maaf om boleh tanya ga?" tanya Caca sopan

"Boleh silahkan" Jawab Nio

"Om ada perlu apa dengan bapak saya ya om?" Tanya Caca

"Ini mau bahas kerja sama dengan bapak adek" jawab Nio

"Ooooo gitu" ucap Caca

Seketika ruang tamu itu menjadi sepi karena ketiga manusia yang duduk di kursi itu tidak ada yang berbicara mereka sama sama berdiam diri

"Rumah ini memang sepi seperti ini?" Tanya Nio menghilangkan keheningan yang ada

"Nggak om, saya tinggal sama ibu dan adek saya, cuman ibu saya lagi jemput adek saya yang sekolah karena jarak rumah ke sekolah adik saya itu jauh om, jadi adik saya kalau sekolah pasti antar jemput" jawab Caca panjang lebar

Nio hanya menganggukkan kepalanya mendengar penuturan Caca tadi

"Om, om di sebelah om itu siap_" ucapan Caca terpotong karena ada yang membuka pintu

"Assalamualaikum" sapa seorang pria yang tak lain adalah bapak dari Caca yaitu Candra

"Loh ada tamu toh" Ucap Candra

"Waalaikumsalam, iya pak om om ini mau ketemu bapak katanya" Jawab Caca

"Loh ketemu bapak, tak kirain tamu kamu nduk"Ucap Candra

"Bukan pak hehe, kalau gitu Caca ke dalam dulu ya pak" ucap Caca

"Iya kamu istirahat dulu sana di dalam pasti kamu baru pulang sekolah" ucap Candra

"Iya pak, om saya permisi dulu ya" ucap Caca

Vano hanya menampilkan wajah datarnya sedangkan Nio menampilkan sedikit senyum di bibirnya

"Silahkan duduk pak" ucap Candra pada Nio

"Panggil Nio saja pak, dan ini bos saya namanya Vano" ucap Nio memperkenalkan diri

"Baik den Nio" ucap Candra

"Loh panggil Nio saja pak tidak usah ada embel embel den ataupun pak atau apalah cukup panggil Nio saja" ucap Nio memaksa

"Bapak ga enak den kalau manggil aden hanya dengan nama saja" ucap Candra

"Yasudah kalau gitu terserah bapak saja"

"Baik kita mulai saja, jadi kedatangan saya dan bos saya kesini untuk meminta persetujuan pada pak Candra selaku pemilik sawah di pinggir jalan sana" ucap Nio memulai pembicaraan

Candra hanya mendengarkan dan berusaha mencerna ucapan Nio

"Maaf den kenapa minta persetujuan bapak? Memangnya sawah itu mau diapakan den?" Tanya Candra sedikit takut

"Saya rencananya akan membangun pabrik di daerah sini, dan sawah anda cocok untuk pembangunan itu, karena selain dekat jalan, sawah anda juga dekat dengan beberapa bahan bahan yang dibutuhkan" ucap Vano

"Tapi den kenapa harus sawah saya den, saya tidak bisa menyetujui itu den" ucap Candra

"Pak Candra tenang saja bapak akan dapat komisi yang sangat sangat sangat besar bila bapak mau menyerahkan sawah bapak pada kami" ucap Nio

"Maaf den tapi saya benar benar tidak bisa dan tidak mau, silahkan aden cari sawah lain saja" ucap Candra menolak

"Saya kasi waktu bapak 1 Minggu, bapak fikirkan sekali lagi tentang tawaran saya, saya permisi dulu" ucap Vano langsung berdiri diikuti oleh Nio dibelakangnya

Sedangkan Candra sedang dilanda kebingungan karena sawah itu sangat tidak mungkin dia tukar dengan apapun entah itu uang atau apapun karena sawah itu merupakan sawah turun temurun dari keluarga Candra

'Yaallah tolong hamba, tolong beri hamba petunjuk' batin Candra

🍓🍓🍓🍓

Bab 2

1 Minggu kemudian

Satu Minggu telah berlalu, seperti yang dijanjikan minggu lalu saat ini Vano dan Nio sedang berada di perjalanan menuju rumah Candra.

5 jam perjalanan akhirnya Vano dan Nio sampai, mereka turun dan langsung jalan menuju pintu rumah bercat putih itu

Tok Tok Tok

"Permisi, pak Candra" panggil Nio

Ceklek

Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita yang tak lain adalah istri Candra yaitu Sita

"Maaf, bapak bapak ini siapa? dan ada perlu apa?" Tanya Sita

"Saya Nio dan ini bos saya Vano, saya dan bos saya kemari untuk membicarakan masalah sawah yang ingin kami beli untuk kebutuhan pembangunan pabrik terbaru kami" jelas Nio

"Masuk dulu kalau gitu bicara di dalam lebih enak" Ucap Sita

Vano dan Nio masuk ke dalam rumah itu lagi dan langsung duduk di kursi ruang tamu

"Sebentar ya saya panggilkan suami saya dulu" ucap Sita berjalan meninggalkan vano dan Nio

Tak lama Sita kembali dengan Candra dan juga dua cangkir teh di tangannya

"Maaf cuma ada teh, silahkan diminum" ucap Sita meletakkan dua cangkir teh itu di meja, lalu Sita berlalu pergi ke dalam rumah

"Baik pak Candra langsung saja, bagaimana apakah bapak mau menyerahkan sawah bapak ke kami untuk kami beli?" Tanya Nio to the point

"Seperti yang saya bilang sebelumnya den, saya tetap tidak ingin menjual sawah saya, mau itu dengan harga yang sangat mahal sekalipun" ucap Candra

Nio menghela nafas berat lalu menatap Vano dengan tatapan penuh tanya

"Saya minta tolong bapak untuk berfikir lagi, ini sangat menguntungkan bagi bapak" ucap Caca nio

"Tetap saja den saya tidak mau menjual sawah itu, mending Aden mencari yang lain saja" tolak Candra dengan halus

"Saya mohon pak Candra un_" ucapan Nio terpotong karena yang mengucap salam dari pintu

"Assalamualaikum" Ucap seorang anak perempuan yang tak lain adalah Caca

"Waalaikumsalam, sudah pulang nduk?" Tanya pak Candra

"Iya pak" ucap Caca menyalami tangan sang bapak

"Loh kok om kesini lagi?" Tanya Caca saat melihat Nio dan Vano

"Iya nduk aden aden ini ada kepentingan sama bapak, mending kamu masuk gih istirahat" ucap Candra

"Yasudah Caca kedalam dulu ya pak, Caca kedalam dulu om" ucap Caca sebelum berlalu dari ruang tamu

Nio hanya tersenyum tipis dan vano hanya menampilkan wajah datarnya seperti biasa.

Setelah Caca tidak lagi terlihat Nio melanjutkan kembali pembicaraannya.

"Pak Candra benar benar tidak ingin memberi sawah bapak ke bos saya? Atau bapak ingin harga yang lebih tinggi lagi, bos saya bisa kasi pak" ucap Nio masih berusaha untuk merayu Candra

"Tidak aden bapak benar benar tidak mau menjual sawah bapak itu" ucap Candra sedikit tegas

"Kalau memang bapak tidak ingin memberikan sawah bapak pada saya untuk saya beli, maka bapak harus menyerahkan salah satu anak perempuan bapak pada saya, untuk saya nikahi" ucap Vano tiba tiba

Mendengar itu tentu Nio dan Candra kaget, apalagi Nio dia sangat kaget dan bingung karena sebelumnya Vano tidak pernah membicarakan hal ini pada Nio

"TIDAK! saya tidak ingin mengorbankan anak saya hanya karena masalah ini" ucap Candra mulai emosi

"Tenang saja bapak Candra, anak bapak bakalan aman jika menjadi istri saya" ucap Vano

Sedangkan Nio dia hanya mendengarkan perkataan sang bos karena dia masih bingung dengan jalan pikir sang bos kenapa tiba tiba ingin menjadikan anak perempuan pak Candra sebagai istrinya

"Saya tetap tidak mau, anak saya masih sekolah mau itu Caca ataupun Vania mereka masih sama sama sekolah, saya tidak setuju!" Ucap Candra tegas

"Kalau gitu rahasiakan saja pernikahan ini dari anak bapak yang bernama Caca itu" ucap vano

Candra berfikir kembali sampai pada akhirnya Candra me.....

🍓🍓🍓🍓

"Saya terima nikah dan kawinnya Bianca Zea Gavaputri binti Candra Malik dengan maskawin yang telah disebutkan dibayar Tunai!"

"Bagaimana para saksi sah?"

"SAH!"

"SAH!"

"Sah!"

"Sah!"

"Alhamdulillah, sekarang nak Vano sudah resmi menjadi suami dari nak Caca" ucap pak penghulu

Candra dan juga Sita menatap Vano dengan tatapan yang susah diartikan

"Den tolong jangan sakiti Caca, beri dia kasih sayang, kalau memang aden kepikiran untuk menyakiti Caca mending aden kembalikan Caca pada saya"Ucap Candra

"Iya pak saya akan berusaha untuk tidak menyakiti anak bapak bila nanti pernikahan ini sudah diketahui oleh Caca" ucap Vano

"Oh ya bapak jangan panggil saya dengan embel embel den lagi, bapak panggil saya langsung Vano saja" ucap Vano

"Siap nak Vano" ucap Candra tersenyum tipis

Candra berlalu dan sekarang giliran Sita yang ingin berbicara dengan Vano

"Nak Vano ibu minta tolong ya kamu jaga Caca" ucap sita

"Ibu tenang saja, tapi ibu harus jaga rahasia ini sampai waktu yang tepat untuk memberitahu Caca tentang pernikahan ini" ucap Vano

"Pasti ibu akan merahasiakan ini, tenang saja selama pernikahan ini bersifat rahasia ibu akan menjaga Caca dengan baik" ucap Sita

"Terima kasih bu" ucap Vano

"Sudah ayo kita pulang" ucap Candra

Akhirnya Candra, Sita, Vano, Nio dan yang lainnya pulang dari tempat Vano mengucapkan ijab Kabulnya yaitu di masjid besar di desa kembang sari

🍓🍓🍓🍓

Tak lama Candra, Sita, Vano dan Nio sampai di depan rumah Candra

"Nak Vano ga mau mampir dulu?" Tanya Candra

"Nggak pak, Vano langsung pulang ke kota saja, karena masih ada kerjaan di kota. Oh ya pak ini kartu nama saya di dalamnya berisi alamat rumah dan nomor telepon saya" ucap Vano mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya pada Candra

"Ooo iya nak, nak Vano dan nak nik hati hati dijalan ya" ucap Candra menerima kartu nama yang disodorkan menantunya padanya

"Siap pak"

"Pamit ya om" ucap Nio

"Iya iya" ucap Candra

Nio kembali menyalakan mobilnya lalu menjalankannya meninggalkan halaman rumah Candra

Selama di perjalanan seperti biasa tidak ada yang bersuara, Vano sedang melamun entah apa yang di lamunkan sedangkan Nio fokus menyetir

"Kita langsung ke kantor" ucap Vano

"Gamau istirahat dulu boss?" Tanya Nio

"Tidak" ucap Vano singkat

"Jangan terlalu cuek boss entar istri boss gabetah lagi sama bos dan berakhir minta pisah deh" ucap Nio bermaksud meledek sang bos

"Enak aja, udahlah nyetir aja kamu gausah meledek saya" ucap Vano

"Cieee udah jadi suami nich" ucap Nio terus meledek sang bos

"Diam jika tidak ingin gajimu bulan ini saya kurangi lima puluh persen" ancam Vano

Mendengar itu nyali Nio langsung menciut "eh eh jangan bos, iya iya maaf ga ngeledek lagi deh "ucap Nio

"Kita pulang ke apartemen dulu saja sebentar saya ingin ganti baju" ucap Vano lagi

"Siap bos Vano" jawab Nio

"Boss saya boleh tanya?" Ucap Nio

"Silahkan" jawab Vano

"Kenapa bos tiba tiba ingin menikahi anak dari om Candra, mana mintanya Caca lagi kenapa tidak Vania?" Tanya nio

"Tidak usah kepo" ucap Vano singkat

Nio lagi lagi tidak puas dengan jawaban sang bos, padahal dia sudah kepo mengapa sang bos tiba tiba ingin menikahi seorang gadis karena Vano yang selama ini dikenal Nio adalah Vano yang anti wanita tapi ini tiba tiba saja sang bos melakukan pernikahan dengan wanita yang bahkan lulus sekolah saja belum.

🍓🍓🍓🍓

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!