NovelToon NovelToon

Dinikahi Sang Aktor

Episode 1

...Selamat datang dikarya terbaru Author dan selamat membaca....

...🌹🌹🌹🌟🌟🌟🌹🌹🌹...

Suara tepuk tangan meriah dihadiahkan oleh para penonton dan tamu undangan yang hadir di acara malam puncak Film dan Drama Award untuk sang aktor yang masih tetap mempertahankan piala penghargaan sebagai top 1 best aktor of the years selama sepuluh tahun terakhir.

"Wah wah, bahkan setelah sepuluh tahun berlalu best aktor kita tetap masih di pegang oleh mas Danish Okta Batara." sahut host yang memandu acara tersebut saat Danish mulai naik ke panggung megah super bintang itu.

"Memang tidak diragukan, mas Danish selalu totalitas di setiap memerankan karakternya dalam Film maupun sinetronnya." sahut host yang satunya juga ikut memuji sang aktor.

Danish tiba di panggung dengan tersenyum dan sedikit menundukkan kepala tanda memberi hormat pada rekan rekan seprofesi yang juga hadir di acara itu.

"Selamat mas Danish!" Seru seorang model cantik yang memberikan piala penghargaan dan buket bunga untuk Danish.

"Terimakasih, Lisa." Danish menyambut uluran tangan Lisa dan juga memberikan cipika cipiki pada model cantik itu yang pernah menjadi lawan mainnya di salah satu film yang dibintanginya.

Sorak sorai terdengar dari para penonton khususnya penggemar Danish dan Lisa saat idola mereka melakukan interaksi lagi setelah sekian lama tak saling terlihat bersama.

"Pasangan yang serasi.." Ujar dua host pemandu acara yang juga ikut gemas melihat interaksi Danish dan Lisa yang hanya tersenyum malu malu mendapat perhatian dari semua orang.

Setelah memberikan buket bunga dan piala, Lisa kembali ke belakang panggung dan Danish mulai berdiri di depan untuk mulai memberikan pidato ucapan terimakasihnya.

"Assalamualaikum. Alhamdululillah, pertama saya mengucapkan rasa syukur pada Allah yang selalu memberi saya kesehatan untuk terus berkarya. Mmm, terimakasih papa." Danish mengangkat pialanya diarahkan ke kamera seakan dia memperlihatkan piala itu pada papanya yang mungkin melihat acara itu di suatu tempat.

"Terimakasih juga pada semua rekan rekan, tim kreatif, produser dan semua orang yang terlibat dalam setiap karya karya saya. Terkhusus untuk menejer saya Gama, thaks karena selalu setia menemani saya dari awal karir saya hingga sekarang setelah lima belas tahun berlalu." Danish berhenti sejenak untuk mengatur napasnya.

"Untuk fans, kalian hebat. Kalian luar biasa, penghargaan yang saya dapatkan selain dari kerja keras saya, bantuan semua pihak, tentunya juga karena kalian yang hebat. Terimakasih Dan's.."

Sorak sorai serta tepukan tangan kembali terdengar saat Danish menyebutkan nama khusus untuk para penggemarnya.

"Sekali lagi terimakasih semuanya. Wassalam." Danish mengakhiri pidatonya dengan kembali menundukkan kepalanya. Kemudian dia berlalu meninggalkan panggung.

Setibanya di belakang panggung Danish kembali disambut oleh para wartwan.

"Mas Danish bagaimana perasaannya masih bisa mempertahankan sebutan aktor top 1 of the year untuk yang ke sepuluh kalinya?" Tanya salah satu wartawan.

Danish tersenyum manis sebelum menjawab. Dia bahkan tampak mengatur posisi duduknya dengan menyilangkan kakinya.

"Mmm.. tentunya saya merasa bersyukur dan bahagia pasti." Jawabnya singkat dengan nada bicara yang tenang seperti biasanya.

Aura tampan dan manly benar benar membuat siapa saja yang berhadapan dengan sang aktor akan terbuai olehnya.

"Apa mungkin tahun ini mas Danish akan kembali membintangi film terbaru atau mungkin malah sinetron setelah istirahat hampir lima bulan terakhir?"

"Tentu. Saya akan kembali berkarya, hanya belum bisa saya sampaikan apakah nanti saya akan kembali kesinetron atau malah film seperti biasa yang saya lakukan." Jawabnya santai.

"Berarti kalau ada tawaran main sinetron lagi ada kemungkinan mas Danish terima."

Sebelum menjawab Danish tersenyum terlebih dahulu. Dia tampak membenarkan lagi posisi duduknya.

"Saya akan senang jika ada tawaran untuk sinetron asalkan episodenya cukup sampai seratus episode saja. Saya tidak suka syuting sinetron yang terlalu panjang dan berlarut larut." sahutnya sekaligus memberitahukan pada produser yang ingin kerjasama dengannya dalam projek sinetron agar membuat sinetron yang lebih pendek untuknya.

"Oh ya, sekarangkan mas Danish sudah kepala tiga. Apa nggak kepikiran untuk menikah atau setidaknya berkencan.."

Pertanyaan kali ini sedikit membuat Danish tidak suka, wajah tak senangnya terlihat namun hanya sekilas, lalu wajah itu kembali tenang dan tersenyum ramah.

"Ada hal yang menjadi rahasia dalam hidup kita. Pertama rezeki, lalu maut dan jodoh. Jadi, untuk urusan jodoh saya benar benar belum bisa memberikan jawaban apapun. Karena untuk saat ini, alhamdulillah saya masih menikmati kesendirian saya dengan terus berkarya dan mengasah lagi potensi diri saya menjadi lebih dan lebih baik lagi untuk karya karya saya berikutnya."

Statmen yang diberikan Danish barusan dia kira adalah jawaban yang bagus untuk membuat para wartawan berhenti menanyakan hal yang menurutnya sangat privasi. Tapi, nyatanya statmennya itu malah dijadikan oleh oknum oknum yang merasa dengki dan iri pada popularitasnya untuk menjatuhkan popularitas sang aktor.

Hingga ke esokan harinya, hampir semua stasiun tv menyiarkan bahwa sang aktor itu terlibat hubungan menyimpang atau suka sesama laki laki.

"Oh wajar saja, usianya sudah 38 tahun dan tidak pernah pacaran sama sekali. Terus lihat deh cara duduknya selalu menyilangkan kaki.. iiihhh begindang." Ujar salah seorang fans yang membicarakan idolanya itu bersama temannya di dalam bus yang mereka tumpangi pagi itu.

Tepat di kursi belakang para wanita yang bergosip itu, seorang gadis bermata bening juga sedang menonton siaran berita seputar selebritis yang memperlihatkan beberapa fakta mengenai sang aktor.

"Tidak selamanya popularitas itu selalu di atas. Ada masanya akan jatuh. Jatuh dari tempat yang paling tinggi justru sangat menyakitkan." Bisiknya dalam hati.

Gadis dengan hijab pasmina abu abu-nya itu tampak senang melihat berita yang membuat sang aktor akan kehilangan popularitasnya.

💕

Salam kenal dari Author. 😍👋

...Jangan lupa tinggalkan jejak ya manteman. ...

...😄😁😍...

Episode 2

...🌹🌹🌹🌟🌟🌟🌹🌹🌹...

Rumah megah nan mewah.

Kediaman Roy Batara, pemilik salah satu agensi entartaiment yang telah melahirkan banyak artis ternama termasuk putranya Danish Okta Batara.

Kini dia sedang berada di salah satu ruangan bawah tanah rahasia dirumahnya. Roy Batara sedang mengintrogasi seorang laki laki separuh baya dalam keadaan kaki dan tangan terikat di kursi kayu.

"Tolong jangan bunuh saya tuan, beri saya kesempatan lagi. Saya janji akan membayar semua hutang hutang saya…"

Suara serak pria paruh baya itu menggema di ruangan rahasia bawah tanah kediaman Roy Batara.

Plaakkk..

Satu tamparan kuat menyentuh wajah pria paruh baya itu sekali lagi hingga bibirnya mengeluarkan darah segar.

"Kau berani meminjam uang milyaran untuk menjadikan putrimu artis, tapi putrimu menolak masuk keperusahaan saya. Lalu kau tidak bisa membayar hutangmu kembali. Dan putrimu pun juga tidak menjadi artis sungguhan. Kau berani membohongi saya.. cuih.." Roy meludahi wajah pria paruh baya yang sudah tak berbentuk itu.

"Kalian seret putrinya ke hadapan saya. Akan saya jual putrinya itu pada induk ayam sebelum menjadikannya artis.." Titahnya pada anak buahnya.

"Tidak tuan.. saya mohon jangan lakukan apapun pada putri saya tuan.." Pekik histeris pria paruh baya itu. "Tuan.. saya mohon jangan sentuh putri saya.." Teriaknya sekeras yang dia bisa, sebab Roy sudah jauh melangkah di depan sana.

"Saya akan memberikan putri saya yang lain.. tapi tolong jangan sentuh Naumi-ku tuan.." Jeritnya histeris sambil menangis berharap Roy akan mendengarkannya.

Sayangnya Roy tidak perduli. Dia pun sudah keluar dari ruangan rahasianya itu. Kini dia sudah duduk di kursi kebesarannya di ruang kerjanya yang cukup luas.

"Tuan, ada berita lagi hari ini." Ujar seorang wanita cantik berusia sekitar empat puluh tahunan dengan penampilannya yang rapi.

"Berita apa lagi?"

"Mohon maaf sebelumnya tuan. Berita ini adalah milik tuan muda Danish. Ini trending topik nomor satu hari ini." wanita itu memperlihatkan layar tabletnya pada Roy.

#Danish g**

"Siapa yang membuat berita seperti ini?" Teriak Roy setelah melihat tagar berita tak berdasar itu.

"Awalnya artikel ini di tulis oleh salah satu media berita tak bernama, tuan. Tapi tiba tiba ini menjadi tranding setelah seseorang mengunggah pengakuan bahwa dia pernah dibayar oleh tuan muda untuk menemaninya.."

"Bodoh! Cepat hilangkan berita berita itu. Dan tuntut orang yang memberi pengakuan palsu itu, segera." Teriaknya murka.

"Baik tuan."

Kemudian Roy langsung pergi meninggalkan ruangannya. Dia melangkah menuju ruang rahasia kembali untuk menemui pria paruh baya tadi.

"Dimana putrimu yang akan kau berikan pada saya?" Roy menarik paksa dagu pria itu.

"Dia ada di rumah saya, tuan. Dia putri angkat saya, Ratu Amara." Ujarnya dalam keadaan setengah sadar.

"Kalian dengar itu. Pergi cari gadis itu. Bawa segera kehadapanku!" Titahnya.

"Baik tuan."

Beberapa anak buahnya mulai bergerak untuk mencari gadis yang dimaksud.

"Sekalian bawa pria tidak berguna ini. Kembalikan dia pada keluarganya."

"Baik tuan."

Pria paruh baya itu juga dibawa oleh anak buahnya untuk dikembalikan ke keluarganya karena tuan mereka sudah mendapatkan apa yang dia inginkan dari pria itu.

*

*

Ratu Amara sedang melipat pakaian di ruang tengah sambil menonton tv bersama ibu angkatnya dan juga adiknya putri tunggal pria paruh baya yang terlilit hutang pada Roy Batara.

"Kak pinjam uang dong." Naumi gadis cantik dengan wajah yang sudah begitu banyak dia rombak itu kini meminta uang pada kakak angkatnya.

"Untuk apa lagi kali ini.. bagian mana lagi yang mau kamu ubah Naumi?" Sahut Marni, ibu dari gadis bernama Naumi itu.

"Bukan untuk itu, bu. Tapi besok aku akan ikut casting lagi. Nah produsernya minta aku untuk bayar uang muka lebih dulu." tuturnya dengan polos tak sadar dia ditipu orang.

"Itu penipuan dek. Mana ada ikut casting harus bayar dimuka." Amara menjelaskan pada adik angkatnya itu bahwa dia telah ditipu.

"Suara mobil siapa itu.. kok banyak sekali mobil berhenti di depan rumah kita!" Seru Marni bingung dan juga merasa khawatir. Karena tiba tiba banyak mobil di depan rumahnya. Segera saja dia mengintip dibaik jendela.

"Nak, ayah kalian!" Teriaknya sambil membuka pintu.

Ratu dan Naumi langsung berlari ke depan untuk menyusul ibu mereka.

"Mas, ya ampun.. apa yang terjadi." Marni memeluk erat tubuh rapuh suaminya yang wajahnya penuh dengan luka.

"Ayah…" Naumi dan Ratu pun berlari menghampiri ayah mereka.

"Cepat katakan, putrimu yang mana yang harus kami bawa!" Teriak salah seorang pria berbadan tegap itu.

"Mas, apa yang dia katakan? Kenapa dengan purti putri kita?" Tanya Marni bingung. Dia juga menggengan tangan kedua putrinya.

"Maafkan aku, Marni. Salah satu putri kita harus ikut mereka untuk menggantikan aku." Sahut Paijo terbata bata.

Mendengar penuturan ayahnya, Naumi langsung kabur berlari masuk ke dalam rumah. Sementara Amara masih tetap diam menatap iba wajah mengenaskan ayahnya.

"Amara, kamu harus ikut mereka, nak. Tolong bantu ayah. Ini demi kebaikan kita semua anggap saja ini pengorbanan-mu karena telah ayah rawat hingga kau sebesar sekarang." Paijo menatap wajah Amara yang memang sepertinya sudah mengira ayahnya akan menyerahkan dirinya pada orang orang itu.

"Tidak." Bantah Marni. Dia memeluk erat tubuh Amara. "Jangan bawa putriku." Bentak Marni pada dua pria yang mencoba mendekati Amara.

"Tidak apa bu. Aku akan baik baik saja. Terimakasih sudah menyayangi aku seperti putri kandung ibu sendiri. Terimakasih ayah." Itulah yang diucapkan Amara pada kedua orangtua angkatnya itu.

"Marni, lepaskan Amara. Dia harus menggantikan aku untuk ikut mereka menemui tuan Roy. Kalau tidak tuan Roy akan membunuhku dan akan menjual Naumi." Paijo mencoba melepaskan tangan istrinya yang memeluk erat tubuh Ratu.

"Cepat ikut kami!" Teriak pria tegap itu menarik paksa Amara dari pelukan Marni.

"Tidak, jangan bawa putriku.." Marni hendak mengejar Ratu yang semakin jauh darinya.

"Lepaskan putriku!" Teriak Marni histeris, sementara tangannya dipegang erat oleh Paijo.

Dan Amara kini sudah berada di salah satu mobil mewah itu. Dia tidak bersuara sama sekali, matanya menatap sendu keluar mobil untuk melihat betapa sedihnya Marni melihat kepergiannya.

Mobil terus melaju cepat. Para pria pria tegap itu juga tidak mengatakan apapun. Mereka hanya diam dan fokus menjaga agar Amara tidak mencoba kabur dan terjun dari mobil.

Hingga akhirnya, mobil itu berhenti tepat di perkarangan rumah megah nan mewah milik seorang Roy Batara pemilik perusahaan entertaimen terbesar setanah air.

Amara keluar dari mobil dalam keadaan dikawal oleh dua orang pria berbadan tegap itu. Mereka hendak menyentuh tangan Amara untuk memastikan gadis itu tidak mencoba kabur, tapi Amara menatap mereka dengan tatapan setajam mata Elang.

"Saya bisa jalan sendiri. Jangan coba coba menyentuh saya!" Gertak Amara memperingatkan pada mereka yang dibalas dengan senyum seringai mengejek gadis yang mereka kira lugu dan lemah itu.

Amara berjalan melangkah masuk ke rumah megah itu, hingga dia tiba di ruangan tengah rumah itu. Disana Roy duduk dengan penuh wibawa menatap kedatangan Amara. Di sofa sebelah kanan, Danish putranya sang aktor superstar duduk santai sambil menyilangkan kakinya.

"Selamat datang cantik, calon menantuku." Roy menyambut kedatangan Amara dan langsung mengklaim sebagai calon menantunya.

Mata Amara yang tadi tampak datar menatap kesembarang arah kini menatap tajam pada pria tua itu, begitu juga dengan Danish yang tatapannya begitu tajam menatap wajah sang ayah yang secara tiba tiba mengklaim seorang gadis asing sebagai calon menantunya.

💕

...Jangan lupa tinggalkan jejak manteman....

...😍😁😄...

Episode 3

...🌹🌹🌹🌟🌟🌟🌹🌹🌹...

Sebelum kedatangan Amara di kediaman Roy Batara. Roy mengundang putranya Danish Okta Batara untuk datang ke rumahnya dengan alasan akan membahas tentang gosip yang sedang beredar.

"Perasaanku tidak enak, mas. Aku merasa tuan Roy sedang merencanakan sesuatu.." Ujar Gama, menejer Danish yang kini mengemudikan mobilnya di jalan raya menuju kediaman ayahnya.

"Selama pria itu tidak memerintahkan anak buahnya untuk membunuh orang lagi, aku rasa masih tetap baik baik saja." Sahut Danish datar.

"Tapi, kenapa berita rendahan seperti ini bisa mencuat dengan mudah kepermukaan ya? Padahal mas Danish tidak pernah terlibat hubungan seperti apapun dengan siapapun." Celoteh Gama.

"Selama lima belas tahun berkarir, aku belum pernah sekalipun mendapat gosip miring. Jadi, wajar saja kalau gosip rendahan seperti ini mencuat, karena banyak orang orang yang mencoba menjatuhkan popularitasku." Jawabnya santai.

Danish memang sangat santai menanggapi berita berita rendahan tak berdasar itu. Mengapa dia harus merasa stres atau terpojok? Toh apa yang diberitakan tidaklah benar sama sekali.

"Mas Danish sih, makanya coba gitu kencan sekali saja dengan lawan mainnya atau artis mana gitu, supaya gosip rendahan seperti ini tidak mencuat ke publik." Ocehnya yang membuat Danish memejamkan matanya malas.

"Apa mas Danish tidak merasakan sedikit saja misalnya, memiliki rasa ketertarikan pada wanita manapun gitu?" Gama mulai menyelidik.

"Aku tidak punya waktu untuk merasakan hal hal remeh seperti itu Gama." sahutnya yang masih memejamkan mata.

"Hal remeh?" dahi Gama mengkerut. Dia tidak habis pikir, mengapa Danish menganggap jatuh cinta atau menyukai seorang wanita sebagai hal yang remeh.

"Kalau mas Danish terus seperti ini, bagaimana berita rendahan itu akan menghilang. Yang ada berita itu akan semakin menyebar dan semua orang akan percaya kalau mas Danish benar benar telah menyimpang dan bukan pria normal." rutuk Gama mencoba membuat Danish memahami situasi yang sedang terjadi.

Gama menatap wajah Danish dari kaca spion depan mobil. Wajah gagah dan manly serta tubuh kekar berotot seperti Danish sungguh tidak menampakkan ada kelainan pada pria itu. Tapi, makin ke sini Gama malah makin ikut curiga terlebih setelah membaca artikel artikel yang sedang trending itu.

"Astaga apa yang aku pikirkan?" Gama menggeleng gelengkan kepalanya dan sesekali menepuk jidadnya mencoba menepis apa yang baru saja terlintas di kepalanya.

Huh…

Terdengar suara hembusan napas kasar dari Danish yang tetap memejamkan matanya. Tapi dia memahami apa yang dimaksud oleh Gama barusan.

"Sebenarnya, ada seorang gadis cantik yang aku simpan dalam hatiku. Aku selalu merasa iba dan bersalah pada gadis kecil itu. Aku sangat merindukannya, tapi aku terlalu pengecut untuk mencari tahu keberadaanya dan untuk datang menemuinya. Matanya berbinar dan aku rasa saat bertemu dengannya aku akan langsung mengenalinya." tutur Danish dengan suara pelan, namun jelas dan memiliki makna yang sangat dalam.

Mata Gama membola saat mendengar penuturan penuh ketulusan itu. Baru kali ini dia mendengar Danish mengungkapkan hal seperti itu. Anehnya juga, entah mengapa Gama dapat merasakan ada luka yang mendalam tersimpan dibalik makna pengakuan Danish barusan.

"Gadis cantik bermata bening?" Ulang Gama yang mulai penasaran.

Danish membuka matanya untuk menatap tajam punggung Gama. Dia mulai kesal karena Gama masih terus berceloteh dan mulai penasaran dengan apa yang dikatakannya.

"Menyetir saja yang benar. Aku masih ada syuting besok. Jadi jangan sampai terjadi kecelakaan sedikitpun." Titah Danish membuka matanya menatap Gama dengan tatapan melotot.

"Siap mas Danish!" Seru Gama semangat.

*

*

Setibanya di rumah papanya. Danish masuk sendiri ke rumah itu, sementara Gama memilih menunggu di mobil. Dia tidak punya keberanian untuk bertemu langsung dengan seorang Roy Batara.

"Kau datang sendiri?" Tanya Roy yang ikut duduk di sofa ruang tengah bersama putranya.

"Bersama Gama. Dia menunggu di mobil seperti biasa." sahut Danish seadanya.

"Kau begitu pintar membuat orang orang mendapatkan berita miring yang sangat amat rendahan seperti ini." Roy mulai bertutur dan Danish hanya diam mendengarkan tanpa mau memberi tanggapan ataupun protes.

"Apa benar kau sudah tidak normal?" Tanya Roy to the point.

"Tidak." Jawabnya satu kata tapi benar benar jujur, Roy tahu itu. Dia begitu mengenal putranya.

"Lalu, mengapa sampai berita rendahan itu tersebar luas? Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api."

"Biasa pa, mereka semua orang orang pansos." Jawabnya santai.

Suasana menjadi hening sejenak.

"Papa punya solusi bagus untuk membungkam media dan menepis tuduhan tak berdasar itu."

Mendengar kalimat itu membuat Danish memperbaiki posisi duduknya. Dia menegapkan badannya dan menatap tajam pada papanya.

"Apa papa akan memerintahkan aku memakai cara yang sama seperti lima belas tahun yang lalu?" tanya Danish dengan nada suara serak menahan luapan emosinya.

Bukannya langsung menjawab, Roy malah tersenyum sinis. Dia berdiri sebentar untuk mengambil sesuatu didalam saku celananya. Dia melemparkan benda itu diatas meja tepat dihadapan Danish.

"Menikahlah dengan Lisa."

Benda yang dilemparkannya tadi adalah foto Lisa. Model yang bernaung dibawah agensinya dan juga model yang sangat ternama, cantik dan tentunya Lisa juga sangat tergila gila pada Danish sejak lama. Terlebih Danish juga sudah pernah beberapa kali satu projek dengan Lisa.

"Never." Danish kembali merebahkan punggungnya kesandaran sofa, lalu menyilangkan kaki kanannya diatas kaki kiri.

"Tidak ada penolakan, Danish. Kamu harus menikah, entah menikahi Lisa ataupun menikahi gadis pilihan papa." Roy menegaskan bahkan sampai menggertakkan rahangnya.

Saat bersamaan dua orang anak buah Roy tiba membawa seorang gadis memakai piyama one set dengan jilbab sorongnya yang terlihat besar seperti ibu ibu yang sudah punya banyak anak. Tubuhnya juga terlihat kurus, dan wajahnya jelas tidak terawat.

"Selamat datang manis, calon menantuku." Sambut Roy yang mengatakan gadis itu sebagai calon menantunya.

Mata gadis itu sedikit bergetar kala retinanya menangkap wajah Danish yang masih terlihat sama dimatanya meski sudah lima belas tahun berlalu.

"What?! Papa sudah gila.." Teriak Danish tidak terima papanya menjodohkannya dengan gadis lusuh itu.

"Tenanglah Danish. Kamu harus berkenalan lebih dulu dengan si cantik ini." Roy berdiri untuk menghampiri gadis itu.

"Halo, manis. Siapa namamu?" Tanya Roy ramah.

"Sa-saya Ratu Amara, tuan." Jawabnya terbata.

"Oh nama yang indah, Ratu Amara." Ulang Roy sambil menatap pada putranya yang tampak malas menatap kearah Ratu Amara.

"Tidak ada penolakan, Danish. Seminggu lagi kamu harus menikahi gadis ini untuk mengubur berita miring tentang kamu. Percuma perjuangan kamu selama lima belas tahun berkarir kalau harus jatuh hanya karena gosip rendahan itu." tutur Roy terang terangan dihadapan Amara.

Ya, Roy tentu juga tidak sudi bermenantukan gadis lusuh seperti Amara. Tapi, setidaknya gadis ini berguna untuk menutupi gosip miring tentang Danish dan juga sekaligus itung itung untuk menjadi pembantu gratis buat putranya itu.

💕

...Semoga kalian suka karya Author kali ini. ...

...😁😄😍...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!