NovelToon NovelToon

CURSE EYE

Chapter 1

Alarm handphone keyla berbunyi seketika membangunkan gadis itu, dengan mengusap-usap mata sembari meraba-raba handphonenya di samping bantal, dia menatap layar hp-nya dengan mata setengah terbuka sudah pukul 05.00 pagi. hari ini ada pelajaran olahraga di sekolahnya yang di mulai pukul 06.00 tinggal satu jam lagi. Gadis itu itu mulai beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. tanpa membasuh badannya dia hanya mencuci wajah, karena setelah jam pelajaran olahraga selesai dia punya waktu luang untuk pulang dan mandi.

Dengan menaiki sepeda motornya gadis itu pergi melesat menuju sekolahnya yang tak jauh dari rumahnya hanya beberapa menit saja. langit masih gelap, sesampainya di sekolah Keyla sudah mendapati beberapa teman sekelasnya duduk di depan gerbang sekolah. seperti biasa gadis itu selalu sendirian jarang sekali bergaul dengan teman-temannya.

"Hey Keyla" terdengar suara yang memanggil gadis itu dari belakangnya, Keyla menoleh ada Monic temannya, yang berjalan menuju arah dia berdiri.

"hey monic, baru datang?" balas Keyla.

"iya nih, tumben lo gak telat datang pelajaran penjas hari ini? biasanya juga lo selalu dapat hukuman karena datang jam tujuh haha" tertawa monic meledek Keyla.

Keyla hanya diam tidak ikut tertawa. dia tau monic tidak bercanda tapi malah meledek dia karena seminggu yang lalu dirinya kena hukuman dari guru penjas karena terlambat hadir dan hari itu monic juga tertawa keras melihat Keyla lari keliling lapangan sebanyak Tiga puluh putaran.

Seperti hari-hari sebelumnya, Keyla duduk menyendiri sambil mendengarkan music dengan earphone-nya. Keyla melihat sekelilingnya memperhatikan circle-circle teman sekelasnya yang sudah memiliki teman ngobrol masing-masing, ada yang ber-lima, ber-enam dan seterusnya. gadis itu menunduk di tengah keramaian dia merasa sepi karena hanya diam sendiri. beberapa menit kemudian datang Rico. Rico adalah teman sebangku keyla, dia satu-satunya orang yang masih mau bergaul dengan Keyla sejauh ini. dia melihat Rico mulai memasuki gerbang sekolah dengan melambaikan tangannya pada Keyla. Keyla tak membalas lambaian tangan Rico, tapi dia terkejut melihat Rico yang jalan-Nya mulai membungkuk, Keyla melihat Rico yang menggendong seorang gadis remaja dengan seragam sama seperti diri-Nya.

Keyla terus mengusap-usap matanya.

"Rico ngapain gendong cewek? dia kan anak nolep, jangankan punya pacar, temannya aja cuma gue" gerutu keyla dalam hatinya.

Rico mulai berjalan mendekat tempat Keyla duduk. Cowok itu langsung memegang pinggang di depan Keyla.

"Lo kenapa Co?" keyla bertanya pelan.

"Gak tau tiba-tiba pinggang gue sakit banget pas sampai disini" balas Rico.

"priiiitttttt" peluit guru penjas berbunyi dari arah lapangan basket.

Siswa-siswi kelas XII - 3 mulai berkumpul dan membuat barisan di tengah lapangan.

"Keyla sudah datang?" tanya bu ida, guru penjas.

"Sudah bu" jawab Lina, ketua kelas XII - 3.

Keyla di ingat guru penjas karena memang sangat sering telat datang di saat pelajaran penjas.

Keyla melihat jam tangannya sudah pukul 08.30 pagi. pelajaran penjas telah berakhir untuk hari ini. dia bergegas kembali ke parkiran mengambil ranselnya dan meminum seteguk air putih.

beberapa menit kemudian gadis itu sudah sampai di depan rumahnya. Keyla bergegas ke kamar dan menggangti seragam olahraganya. Tiba-tiba handphone-nya berbunyi ada satu notif chat dari Rico.

"Key, tadi lo kenapa? gue lihat lo melamun sendirian pas gue datang, bahkan lo gak balas lambaian tangan gue sama sekali dengan wajah lo yang datar itu"

- Rico.

"Gue gapapa"

- Keyla.

Keyla tidak mungkin memberi tahu Rico tentang apa yang terjadi tadi pagi karena itu tidak mungkin di percaya Rico, matanya mulai melihat hal mistis. Keyla merebahkan tubuhnya lalu terpejam beberapa menit.

...***...

"Keyla!!" suara Rico membuat gadis itu kaget.

"Apa sih? Lo ngagetin gue aja!! sanss aja kali manggil gak usah teriak, gue gak budek!"

"Hehe maafin, habisnya gue udah manggil lo berkali-kali, lo sama sekali gak noleh, sibuk melamun aja lo awas kesambet!"

"Amit-amit, enggak lah. Ada apa?"

"Lo tahu gak tentang yang lagi heboh di twitter? katanya Amel siswi kelas XII - 2 kemarin sore kerasukan akhirnya dia kasih cuti oleh pak kepala sekolah sampai minggu depan".

"Kerasukan? kok gue sama sekali gak tau sih?" Keyla bertanya sambil mengernyitkan alisnya.

"Gimana bisa tau, lo kan gak pernah bergaul sama teman-teman yang lain apalagi sama anak-anak kelas XII - 2.

"Permisi.. " Keyla melangkahkan kaki melewati pintu kelas XII - 2. siswa-siswi disana menatap Keyla dengan tatapan seakan hal aneh datang. bagaimana tidak? Keyla selama ini benar-benar tidak pernah mencoba bergaul ke kelas lain, gadis itu terkenal dengan keperibadian tertutup di sekolahnya, mungkin hanya Rico yang bisa membuatnya mengeluarkan beberapa patah kata dalam lima menit.

"Lo Keyla anak XII - 3 kan?" Bryan ketua kelas XII - 2 memulai pembicaraan.

"Ya gue kesini cuma... "

"Tentang amel kan?" Bryan langsung memotong.

"Gue tau lo datang karena ada sesuatu heboh di kelas ini, tentang Amel yang viral di twitter pastinya" disini ribut, lo gak akan bisa nyimak informasi dari gue dengan baik, ayo pergi ke dekat kolam sana biar lebih hening" Bryan bangun dari tempat duduknya dan keluar mendahului Keyla. Keyla mengikuti Bryan menuju kolam ikan di samping ruang guru.

"Jadi gini, Amel itu emang udah sering sakit-sakitan selama jam pelajaran, gue pernah berkunjung ke rumah dia buat jenguk, kata orang tuanya dia menderita gangguan psikis. Jelas Bryan.

" Gangguan psikis? tapi kemarin dia serius kerasukan? awalnya gimana? keyla mulai mengutarakan beberapa pertanyaan kepada Bryan.

"Iya, semua warga sekolah bilang dia kerasukan. awalnya dia tiba-tiba teriak pas jam pelajaran kosong yang bikin semua siswa-siswi jadi heboh lalu pingsan, gue dan beberapa guru membopong dia, mengajak dia dia kerumahnya.

" Rumah dia dimana? gue mau jenguk dia nanti sore" ucap Keyla dengan wajah penasaran.

"Lo mau kesana? entar gue share lok. kebetulan pulangnya gue lewatin rumah dia" jawab Bryan.

"Tapi maaf, gue gak bisa anterin lo soalnya gue entar ada ekskul" Bryan menepuk pundak keyla sekaligus mengakhiri percakapan mereka.

...***...

"Darimana lo key?" Rico yang dari tadi celingukan mencari Keyla.

"Dari tadi gue telfonin lo, tapi ternyata handphone lo ada di dalam tas di kelas. gue juga cari lo di perpustakaan tumben lo gak ada di sana"

"Gue tadi di kolam dekat ruang guru" jawab Keyla singkat.

"Ngapain lo disana? Jangan-jangan lo melamun lagi di sana?"

"Gue gak melamun, gue ngobrol sama Bryan"

"Ngobrol sama Bryan? sejak kapan lo akrab sama dia? atau jangan-jangan lo kencan sama dia di kolam? Rico meledek Keyla sambil tertawa.

" Ihhh amit-amit, enggak lah. tadi gue kepo gara-gara cerita lo"

"cerita tentang Amel?"

"Iya, Gue tadi ke kelas XIi - 2 buat nyari informasi tentang Amel. kebetulan disana gue cuma di respon sama Bryan"

"Terus kenapa jadi ke kolam?" Rico masih bertanya seputar tempat mereka ngobrol.

"Astaga elo, bukannya lo nanya tentang Amel ke gue, malah nanya ngapain gue sama Bryan ngobrol di kolam, aneh lo!" Keyla meneriaki Rico.

"Enggak.. gue cuma merasa aneh aja lo tumben sampai se-kepo itu sama berita tentang Amel, sampai-sampai lo nyari tempat enak buat ngobrol" Rico menjelaskan maksudnya.

"Iya, gue masih gak percaya selama ini gue lihat Amel siswi yang populer di sekolah, tapi kata Bryan, Amel ternyata punya gangguan psikis.

" Gangguan psikis? gue gak paham" Rico bertanya sambil menatap Keyla dengan penasaran.

"Gue juga belum paham, nanti sore gue mau jenguk dia ke rumahnya"

"Gue ikut ya, biar gue anterin, rumah lo kan jauh dari rumah dia" Rico menawarkan pada sahabatnya itu.

"Gue udah bisa bawa motor, bensin gue juga full kok. thanks tawaran lo" gadis itu menolak halus ajakan Rico.

"Apa sih lo key, ini bukan perkara bensin lo yang full atau yang lainnya, tapi gue juga ingin tau tentang Amel, jalan ke rumah dia juga rusak, gue tahu lo gak akan berani bawa motor di jalanan yang rusak, masak iya lo mau ninggalin motor lo di tengah jalan dan lo lewatin jalanan rusak itu dengan berjalan kaki" Rico tertawa sambil membayangkan perkataannya.

"Ya udah nanti gue hubungi lo lagi Co" jawab Keyla kemudian pergi meninggalkan Rico.

Chapter 2

Keyla duduk di depan laptopnya di kamar, dia berpikir untuk membuka buku pelajaran dan memulai latihan soal. Tapi handphone nya lebih dulu berdering, notif dari Rico.

"Key gue di depan rumah lo"

-Rico.

"Apasih, Tiba-tiba udah di depan rumah aja, bahkan gue belum sama sekali hubungin dia lagi, nerima atau enggak ajakan dia ke rumah Amel" Keyla berguman sembari menutup kembali buku pelajarannya.

Keyla berjalan menuju pintu depan rumah nya, dia melihat Rico dari jendelanya, cowok itu datang dengan membawa benda aneh yang dia gantungkan di sepeda motornya bagian depan.

Keyla membuka pintunya, dan langsung meneriaki Rico yang yang menghisap rokoknya di atas motor.

"Rico, gue belum hubungin lo sama sekali kok lo udah nongol gitu aja sih?! Dan itu apa yang lo bawa?"

"Oh.. Ini, ini jimat key". Jawab Rico santai sembari menghisap kembali rokoknya.

" Hah?! Jimat apaan? Ngapain lo sampe bawa jimat? Kita kan cuma mau jenguk Amel, seharusnya lo bawa roti tawar sama buah kalo jenguk orang sakit" Keyla berkata sambil menggeleng-geleng menatap Rico.

"Udah lo cepet prepare, entar gue ceritain sambil jalan"

"Okey tunggu lima belas menit gue kembali, inget lo jangan masuk, cukup tunggu di luar" Keyla sinis sambil berlari menuju kamar mandi.

Keyla risih jika ada teman cowok datang ke rumah, apalagi kondisinya dia di rumah sendiri.

Beberapa menit kemudian gadis itu menghampiri Rico. Rico menatap temannya itu beberapa detik.

"Hey lo ngapain natap gue kayak gitu? Gue tau gue cantik tapi lo.. "

"Gue gak natap lo karna cantik" Rico memotong.

"Lah? Terus kenapa? Gak ada alasan kan lo haha"

Keyla meledek nya.

"Udah buruan keburu malam entar orang tua lo datang, kita gak di kasih keluar"

brummmmm sepeda motor Rico yang membonceng keyla melaju.

Keyla melirik benda yang di bilang jimat oleh Rico tadi, bentuknya seperti sapu lidi yang di tancapkan bawang merah pada ujung-ujungnya.

"Co, itu jimat apa?" Keyla langsung bertanya penasaran.

"Ini tadi gue cerita ke mama gue, gue bilang kita bakalan pergi jenguk amel yang sakit, terus mama gue nanya amel sakit kenapa, gue bilang kerasukan terus pingsan. Mama gue langsung ke dapur buat ini dan dikasih ke gue disuruh bawa katanya buat penangkal jin" jelas Rico.

beberapa menit berlalu.

"Masih lama co? Jauh banget ya rumah amel ternyata" Gumam keyla.

"Iya makanya gue nawarin lo biar kita kesini berdua, gue gak yakin lo berani bawa motor sejauh ini sendiri" Jawab Rico.

"Beberapa menit lagi sampai kok, sabar.. Mungkin sekitar sepuluh menitan lagi, lo masih kuat kan key?"

"Iya kuat kok"

"Co, gue belum beli sesuatu buat di bawa ke rumah Amel , kita berhenti dulu di supermarket depan ya, gue mau beli roti tawar buat dia" Keyla menepuk pundak Rico dari belakang.

"Siappp nyonya!! " Rico mengegas motor nya menuju supermarket beberapa meter di depan.

Keyla menaruh beberapa belanjaannya di meja kasir, namun kasirnya malah bengong menatap wajah gadis itu.

"Hallo.. Kak, ini belanjaan saya" Keyla memecah suasana di supermarket sore itu.

Keyla menuju keluar supermarket di susul Rico di belakangnya.

"Co.. Penampilan gue aneh ya hari ini? Kenapa orang-orang pada ngeliatin gue kayak gitu? Apa make-up gue terlihat menor? " Keyla menarik lengan Rico dengan wajah cemas merasa ada yang salah pada dirinya sore itu.

"Penampilan lo keren kok, gak ada yang salah menurut gue, udah jangan pikirin itu mungkin mereka ngira lo puteri dari negeri dongeng kali" Rico tertawa menghibur keyla supaya tidak cemas.

"Apasih lo!! Ngeledek lo ya" Teriak keyla.

"Astaga.. Gak pernah positif thinking lo sama gue.. Selalu bilang gue ngeledek aja" Rico mulai geregetan.

"Ya habisnya lo keluar makek dress kayak di film-film barbie jadi mungkin aja mereka ngira lo tuan puteri dari negeri dongeng hahaha" Rico kembali tertawa.

Beberapa menit kemudian mereka berdua tiba di rumah Amel.

Bangunan tua, seperti rumah zaman dulu jauh dari kesan modern.

"Co.. Lo yakin ini rumah Amel? " Keyla mengernyitkan alisnya seakan tak percaya Amel seorang siswi yang populer di sekolah memiliki rumah yang terkesan tradisional seperti ini.

"Yakin, dari share lok yang lo kirim ke gue kan arahnya memang benar kesini" Lagi pula dulu gue juga pernah nanya sama Amel kalau jalan rumah dia memang di jalan yang di share lok ini" Jawab Rico meyakinkan sahabat nya itu.

"Ya udah lo turun, gue mau parkirin motor gue di sebelah sana dulu, takutnya entar ada mobil masuk kalo gue taruh motor tepat di depan gerbang rumah ini"

Keyla turun dan mengintip dari celah gerbang rumah itu, dia masih tidak percaya rumah tua ini milik amel.

"aaakkkhhhhh" Seketika keyla berteriak dan mundur beberapa langkah dari tempat dia berdiri.

Rico yang mendengar teriakan keyla langsung berlari menghampiri gadis itu.

"Key.. Lo kenapa? Wajah lo tiba-tiba pucat gini, ada apa? " Rico memegangi badan keyla yang mulai lemas seakan tak sanggup berdiri.

"Co.. Tadi gue gak sengaja ngintip di celah-celah pintu gerbang ini dan gue ngeliat sesuatu" Keyla menjelaskan dengan nada yang sangat lemas.

Rico yang sedikit paham dengan maksud keyla langsung mengintip dari celah pintu gerbang rumah tua itu. Namun dia tidak melihat apapun disana, bahkan rumah itu seperti tak berpenghuni, sangat sepi.

"Ya udah key.. sebaiknya kita balik aja ke rumah.. Lain kali mungkin bisa kesini sama teman-teman yang lain buat jenguk amel" Rico mengajak keyla yang mulai lemas itu menuju ke tempat dia memakirkan motornya.

"Key.. Lo gapapa kan?" Lo pegangan yg erat ya gue mau ngebut supaya cepet sampai rumah dan lo bisa istirahat" Rico melaju dengan cepat.

"Permisi.. Om, tante" Rico memanggil-manggil di depan rumah keyla.

"Rico, dari mana saja kalian? Dari tadi tante telfonin keyla gak di angkat-angkat, kenapa Keyla nak? Pulang malem-malem lemas pucat begini" Mama keyla menatap Rico dengan wajah kesal.

" Ma.. Jangan marah dulu. Tadi aku sama Rico keluar mau jenguk Amel, dia sakit" Keyla berusaha menjelaskan dengan pelan kepada mamanya.

"Kita masuk aja dulu, bicaranya di dalam ayo" Mama Keyla mengajak mereka berdua menuju ruang tamu.

"Maaf tante, sepertinya Rico mau pulang dulu.. Udah larut malam juga"

"Oh, iya nak. Hati-hati pulangnya." Jawab mama keyla, sambil memegang lengan putri nya yang lemas menuju ke dalam rumah.

"Keyla, ceritain ke mama, apa yang terjadi? Kenapa kamu lemas begini? " Kamu gak di apa-apain sama Rico kan? " Mama Keyla terlihat sangat cemas menatap Keyla.

"Enggak lah ma.. Ini semua gak ada hubungannya sama Rico, tadi rico cuma nganter keyla aja kok" Jelas keyla meyakinkan sang mama.

"Udah ma.. Keyla pusing, besok aja ya cerita nya, Keyla mau rebahan dulu" Gadis itu beranjak dari sofa meninggalkan mama nya yang masih duduk menatapnya bingung.

"Key.. Lo gapapa kan? "

-Rico.

Notif dari Rico membuyarkan lamunan keyla malam itu.

"Gue lagi belum bisa ceritain yang terjadi hari ini sama lo, besok gue bakal cerita di sekolah" - Keyla.

Setelah membalas chat dari Rico, keyla kembali merebahkan badannya. Namun matanya tidak Terpejam, dia benar-benar masih mengingat sosok perempuan mengerikan di halaman rumah tua tadi.

Gadis itu mulai gelisah.. Dia benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi sore, bagaimana bisa? Bukankan selama ini sosok-sosok seperti itu hanya muncul di film horror? Tapi.. Dia justru hari ini menyaksikan langsung dengan matanya bagaimana sosok itu berdiri nyata di hadapannya.

Chapter 3

"Nak, keyla.. Bangun hari ini kamu sekolah kan? Ini sudah jam setengah tujuh, nanti kamu telat lo nak" Mama keyla memanggil dari luar pintu kamarnya dan mengetuk pintu itu beberapa kali.

Teriakan mamanya membangunkan tidur gadis itu, seketika dia terbangun dan mengambil handphonenya yang ternyata tertindih di bawah bantal nya.

Sudah pukul 07:28, bahkan keyla tidak terbangun mendengar alarm yang sudah terlewat beberapa kali.

"Iyaaa maa, waitttt " Gadis itu mengambil handuk kemudian berlari ke kamar mandi. beberapa menit kemudian setelah sampai di depan sekolahnya Keyla memarkirkan motornya paling dekat dengan pintu masuk parkiran sekolah, gadis itu nyaris tidak dapat tempat parkir karna datang kesiangan.

"Keyla.. " Suara lembut menyapa keyla, keyla menoleh ke belakang arah suara itu memanggilnya, dia penasaran siapa yg memanggil nya, ini sudah jam 07.45, mustahil masih ada siswi di parkiran. Langkah Keyla tersendat, seharusnya dia bergegas menuju lapangan sekolah, bahkan siswa-siswi yang lain sepertinya sudah berbaris di tengah lapangan.

"Amel..!! Lo udah sembuh?" Keyla membalas sapaan amel dengan sumringah, dia merasa amel sembuh lebih cepat dari perkiraannya, bahkan dia belum sempat jenguk Amel kemarin ternyata gadis itu sudah sembuh.

"Thanks ya key.. Lo udah perhatian sama kondisi gue" Jawab amel singkat.

Keyla baru saja ingin melangkahkan kakinya ke dekat Amel, namun teriakan Rico dari gerbang sekolah membatalkannya.

"Hey, lo ngapain disana? Lo gak denger bel masuk udah bunyi? Gue gak mau liat lo di hukum lagi dan jadi bahan ejekan satu sekolah cepet sini" Rico meneriaki sahabatnya dengan wajah kesal. Bahkan Rico tidak pernah senang melihat keyla selalu saja melanggar aturan sekolah yang membuatnya selalu menjadi bahan ejekan teman-teman yang lain.

"Sampai jumpa nanti ya mel, gue masuk dulu" Sambil melambaikan tangannya pada Amel dan tersenyum.

"Rico, keyla!! Dari mana saja kalian? Selalu saja datang terlambat dan perasaan tadi ibu sudah liat kamu datang lebih awal Rico, tapi kenapa baru masuk kelas?" Tegur bu Mia, guru mata pelajaran mereka hari itu.

"Maaf Bu.. Tadi saya ke kamar mandi sebentar" jawab Rico sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Rico silahkan duduk, tapi keyla berdiri dulu disini"

Bu Mia berkata tegas sambil mengancungkan jari telunjuknya kepada gadis itu.

"Sekarang apa lagi alasan kamu? Telat datang pas jam pelajaran? Bahkan semingu kamu bisa telat sampai lima kali" Bu Mia mulai memarahi keyla tapi masih dengan nada yg rendah.

Keyla hanya menunduk, Dia tidak bisa menjawab pertanyaan bu Mia, karena alasannya memang tidak masuk akal, dia memang terlambat bangun.

"Silahkan menuju lapangan! dua puluh putaran saja pagi ini" Tegas bu Mia lagi.

Keyla berlari di lapangan basket itu, dia mulai tertatih-tatih, kondisinya memang tidak sehat pagi ini, sejak kejadian kemarin sore yang membuatnya jadi lemas dan seakan tidak punya tenaga lagi buat hanya sekedar berlari dua puluh putaran.

Setelah jam pelajaran dari bu Mia selesai, Rico menghampiri keyla.

"Nih gue beliin tadi buat lo"

Rico menyodorkan sebotol lemon dingin pada Keyla.

"Thanks Co" Keyla mengambilnya dari tangan Rico.

"Gue udah habis Kata-kata buat lo key, dari pagi gue celingukan nyari lo gak ketemu, bahkan gue telfonin lo berkali-kali juga gak lo angkat telfon gue, eh taunya lo telat datang lagi dan malah bengong di parkiran" Gumam Rico sambil meminum sebotol lemon dingin.

"Maaf co gue.. "

"Udah-udah gak usah di jelasin gue tahu lo telat bangun" Potong Rico.

"Tapi gue punya kabar buruk buat lo pagi ini" Rico menatap keyla.

Keyla menoleh wajah Rico dengan ekspresi penasaran.

"Amel meninggal kamerin malam key" Jelas Rico.

"Gue gak suka ya candaan bawa-bawa nyawa orang gini Co gak lucu tau gak" Amel dengan kesal menjawab.

"Apasih lo key? Apa wajah gue keliatan bercanda? Gue baru tau dari pak kepala sekolah tadi pagi pas kumpul di lapangan, siapa suruh lo telat datang gak tahu info penting kan jadinya" Rico balik memarahi keyla.

Keyla merasa jantungnya seakan berhenti berdetak. Nafasnya tersendat, baru beberapa jam yang lalu dia dan amel saling sapa di parkiran sekolah, bahkan baru saja Keyla merasa senang karna amel sembuh lebih cepat dari perkiraannya.

"Amel meninggal kenapa? Dan kemarin kita mau ke rumah dia bahkan disana tidak ada orang" Keyla mulai penasaran dengan semua ini.

"Tadi gue dengar dari pak Kepala sekolah kalau tadi pagi sekitar jam 04.00 dini hari beliau di telfon keluarga Amel, dan di kabarkan kalau Amel sudah meninggal pukul 02.30 tadi key.. Dan soal meninggalnya amel gue belum tau penyebab nya". Jelas Rico.

Keyla bingung apa dia harus memberi tahu Rico tentang smua yang terjadi? Dan tentang dia dengan amel yang tadi pagi saling sapa di parkiran?.

Setelah beberapa menit suasana hening antara mereka berdua, Keyla akhirnya memutuskan untuk memberi tahu Rico.

"Rico, gue mau ngasih tau lo sesuatu.. " Keyla menatap Rico yang duduk di sampingnya.

" Sebenarnya gue tadi pagi ketemu amel di parkiran, Makanya gue telat masuk jam pelajaran" Keyla menjelaskan.

"Hah?!! Ketemu Amel? Lo gak denger gue tadi bilang Amel meninggal pukul 02.30?"

"Gue gak bohong co.. Makanya barusan gue kaget pas lo bilang Amel udah meninggal dan gue gak percaya, karena baru tadi gue ketemu dia di parkiran, bahkan tadi gue sempat ngomong sama dia" Ujar keyla.

Rico meremas botol plastik bekas lemon dingin yang dia pegang tadi sambil menunduk dan merasakan semua kejanggalan yang terjadi.

"Sebenarnya ada apa ini key? Gue benar-benar gak paham sama semua ini" Rico seakan bingung dengan kondisi pagi itu.

"Dan soal kemarin.. Gue lihat sosok perempuan mengerikan di rumah Amel"

Akhirnya keyla memberi tahu Rico tentang hal itu.

"Gue kaget.. Tiba-tiba pintu rumah itu kebuka, gue pikir salah satu keluarga Amel yang keluar dari pintu itu, tapi yang gue lihat disana sosok perempuan dengan rambut terurai dan luka leher yang seperti di gorok" Jelas Keyla.

"Gue lihat dia natap gue, dia lihat gue yang ngintip dari celah-celah pintu gerbang itu" Tambah keyla menjelaskan.

"Astaga key.. Pantes aja lo sepucat itu kemarin, bahkan masih sampai hari ini gue lihat lo masih pucat" Rico memegang lengan keyla, dia tidak percaya keyla melihat hantu disana, bahkan sebelum berangkat keyla masih tidak percaya dengan jimat yang di bawanya dan bahkan hal-hal mistis lainnya, sejauh ini Rico mengenal keyla, gadis itu adalah gadis yang selalu berpikir logis, jadi aneh jika dia melihat sesuatu yang berbau mistis seperti ini.

"Tapi seharusnya gue tadi juga bisa berpikir, Buat apa Amel datang ke sekolah tapi hanya berdiri di parkiran?, bahkan amel tidak mengenakan pakaian sekolah" Keyla masih menjelaskan kekeliruannya pada Rico.

Keyla beranjak bangun dari samping Rico, dan mulai melangkah hendak pergi.

"Lo mau kemana key? " Rico menghentikan langkah keyla.

"Kelas XII-2" Keyla menjawab singkat.

"Tunggu, gue mau ikut" . Rico menyusul Keyla.

Mereka berlari menuju kelas XII-2.

Mereka berdua tiba di kelas XII-2 dan mendapati Bryan disana.

"Bryan" Keyla memanggil ketua kelas XII-2 itu dengan spontan.

"Hei, keyla ada apa? " Bryan langsung menyapa gadis itu tapi matanya menoleh ke arah Rico yang menatapnya dengan wajah sinis.

"Sorry, gue tadi telat datang sekolah jadi gak dengar pengumuman dari pak kepala sekolah tentang Amel" Keyla berkata dengan nada pelan dan duduk di samping Bryan.

"Sorry.. Key, kalo lo kesini mau nanya tentang kematian Amel sama gue, gue belum bisa ngasih tahu, karena gue pun baru tahu pagi ini" Jelas Bryan.

"Ayo balik" Rico menarik lengan keyla keluar dari kelas XII-2.

"Co, lo apaan sih?, gue masih mau nanya sama Bryan" Keyla berusaha melepaskan tangan Rico.

"Gak ada gunanya lo nanya sama Bryan, dia gak bakal tau apa-apa soal Amel. Entar gue antar lo ke rumah amel biar kita sama-sama tau tentang kasus kematian Amel" Jelas Rico.

Jam pelajaran terakhir hari ini sudah selesai, keyla melihat jam tangannya sudah pukul 14.00, dia bergegas memasukkan buku-buku pelajarannya kedalam tas lalu menuju parkiran di depan sekolahnya.

Sesampai di parkiran keyla termenung menatap ke arah tadi Amel berdiri. Dia masih merasa tidak percaya ternyata Amel sudah meninggal, dan yang dia lihat tadi hanyalah arwah Amel.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!