...****Prolog****...
****Hallo****
Namaku Sefanya Maheswari Anderson Aku anak tunggal dari pasangan sederhana Bapak Maheswari Anderson dan Ibu Caroline Anderson. Orang tua ku hanya pasangan yang sederhana tidak berlebih dan tidak kurang, kehidupan kami sebelum kejadian yang menimpah saya lima tahun silam sangatlah bahagia. bagaimana tidak Aku menjadi anak yang sangat disayangi di keluarga ku setiap hari Ayah mengantar dan menjemputku kesekolah yang jaraknya memang cukup jauh. Ayah mempunyai mobil satu dan di perkampungan kami bisa dibilang Ayah menjadi orang yang berkecukupan saat itu. tapi setelah kejadian yang mengerikan menimpahku membuat semuanya berubah perekonomian keluarga ku menjadi sangat sulit Kami semua diusir dari kampung dan dituduh menjadi pembawa Mala petakan untuk kampung itu. Ayah pergi meninggalkan Aku dan Ibu akibat dari kejadian itu untuk selamanya. Ayah mengalami serangan jantung saat mendapati putri kesayangannya nya di lecehkan oleh orang yang tak di kenal. Hati Ayah mana yang tidak terisi saat putri semata wayangnya pulang-pulang membawah air mata dan baju yang lusuh serta robek akibat perbuatan laki-laki bajingan yang tidak bertanggung jawab itu pada Sefanya.
bagimana kisah Sefanya Maheswari Anderson selanjutnya Mari kita lanjutkan.......
Visual Sefanya Maheswari Anderson.
Visual Lucas Alexander Davidson.
Visual Dewandra Maheswari Anderson
mampir di karya baruku ya jangan lupa + kan ke favorit dan gift nya juga like komen nya
♥️♥️♥️
Sore itu Sefanya duduk dikamar menghadap keluar jendela melihat burung-burung berterbangan kesana kemari tanpa sibuk memikirkan apa kah mereka akan dapat makanan? apa mereka akan dapat tempat tinggal?. berbeda dengan gadis yang duduk di kursi kayu yang sedari satu jam yang lalu duduk dengan lamunan entah kemana lamunan itu membawah dirinya pergi. Suara pintu yang di bukan oleh tangan mungil itu juga tidak dirasakan nya.
"Bunda " panggilannya pelan
Tidak ada jawaban dari wanita yang kini berusia 24 tahun itu. perlahan kaki kecil itu melangkah dengan berjinjit agar tidak menimbulkan suara dan akan menggangu perempuan yang sering Ia panggil Bunda itu. memeluknya dari belakang membuat perempuan kaget.
"Hei siapa ini ya" ucap nya
Ia buru-buru menghapus air matanya agar tidak terlihat oleh buah hatinya itu.
"Bunda Nangis?" tanya nya polos
"Ngak sayang, bunda hanya kelilipan. keknya debu masuk dalam kelopak mata Bunda de" ucap nya berbohong
"Hei debu pergilah jangan gangu Bunda nya Dewan kalau tidak kamu akan melawanku" gerutu boca berusia lima tahun itu.
"Dewandra !!!!!" suara paru baya itu terdengar oleh mereka berdua
"Aduh gawat, nenek akan menemukan ku" ucap nya
"Bunda tolong sembunyikan Dewan" ucap nya polos
Caroline masuk kedalam kamar putrinya dan melihat putry itu.
"Menangis lagi Nak?" tanya nya
Sefanya memberikan kode agar tidak bicara karena ada Dewandra disana. Ibu nya mengerti dan berpura-pura mencarinya kembali
"Nenek akan mencari Dewan dimana ya? Bunda apa Dewan ada disini?" tanya perempuan paru baya itu sembari menepuk punggung anak perempuan nya mengisyaratkan untuk tetap kuat
"Inggat Dewandra" ucap nya lagi
Caroline mencari Dewandra dan menemukan nya.
"Dorrrr nenek menemukan mu" ucap Ibu Caroline
Ia mengendong cucunya itu.
"Waktunya mandi"
"Dewan gak mau mandi sama nenek, Dewan mau dimandiin Bunda" rengek Dewandra
"Ok baiklah sini mandi sama Bunda" ucap Sefanya Ia mengendong putranya itu masuk kekamar mandi.
"Nenek akan memasak makan malam ya kalian mandi saja dulu.
......................
Jam dinding sudah menunjukan pukul 18:00
Keluarga besar Alexander Davidson telah bersiap pergi makan malam bersama kawan lama Tuan Alexander Davidson yaitu Mahendra Siregar. Jam dan tempat sudah di tentukan oleh keduanya yaitu di Hotel mewah milik Keluarga Lucas yaitu ADHotel.
"Vier sudah beritahu kakak mu bahwa kita akan makan malam bersama diluar?" tanya Tuan Alexander
"Sudah Pah, kata kakak nanti dia akan datang mungkin agak telat katanya" jawab Xavier Davidson
"Tamara !!! coba rapikan dasiku" ucap lelaki paruh baya itu
"Apa kamu tidak bisa melakukanya sendiri?" ucap Tamara Davidson
"Sudah ada kamu, untuk apa aku lakukan sendiri " jawab nya
mereka memang selalu seperti ini tapi Tuan Alexander Davidson sangat mencintai Tamara Davidson. terkadang Xavier ingin memiliki hubungan seperti mereka selepas dari apa ya di nilai buruk oleh orang diluar pada Ibu nya tetap saja Ia mendambakan istri seperti Ibu nya suatu saat nanti yang sangat mencintai Ayah sambungnya itu.
Xavier Davidson memang bukan anak Tamara dan Alexander Davidson tapi Alexander memperlakukan Xavier sama seperti anak kandung nya sendiri.
Mereka semuanya berangkat untuk makan malam bersama. beberapa menit diperjalanan mereka akhirnya tibah di Hotel Mega milik mereka sendiri.
pelayan ada dimana-mana, Ruangan khusus untuk mereka sudah di siapkan oleh karyawan disana. selang beberapa waktu mereka duduk keluarga Mahendra tiba disana.
Kalista begitu sangat cantik malam ini Ia tau akan bertemu Xavier sengaja Ia berdandan canti begitu. Ia berharap Xavier lah yang melihat dirinya lebih dahulu sebelum Lucas dan ternyata benar.
Sebuah mobil mewah berplat khusus masuk kedalam parkiran orang-orang penting disana keluar dari sana seorang lelaki dengan gaga memakai kaca mata hitam dan jas hitam membuat semua tamu disana berpaling menatapnya.
Ia berjalan kedalam ruangan yang telah diberitahu kan padanya. melepas kacamata dan jasnya lalu masuk kedalam.
"Akhirnya kami sudah datang" ucap Sanga Ayah
"Ada pertemuan apa? saya sibuk jika ingin bicara cepatlah" ucap nya ketus
"Lucas ! jaga bicara mu, ini Papa kamu yang bicara" ucap Tamara
"Maaf ya jeng biasa anak muda memang seperti itu. soalnya dia banyak kerjaan dan proyek jadi mungkin capek" ucap Tamara lagi
Makanan sudah dibawah semua mereka sambil makan membicarakan tentang rencana Alexander dan Mahendra.
"Kamu tau kan perusahaan kita itu makin hari makin berkembang dan juga makin hari kami makin tua Papa ingin kamu segeralah menikah dan berikan Papa cucu pewaris kita kedepanya" ucap Alexander
tidak ada jawaban dari Lucas.
"Papa ingin kamu menikah dengan Calista. kalian juga sudah lama kenal jadi tidak salah jika kalian menikah saja biar lebih erat tali persaudaraan kedua keluarga" lanjut Alexander
"Lebih erat persaudaraan atau bisnis kalian lebih lama lagi kerja sama nya?" jawab Lucas
"Saya tekankan sekali saja. saya tidak mau menikah dan saya tidak akan menikah itu saja" lanjut Lucas
"Kenapa kamu tidak mau? bukan kah dulu kamu sangat menginginkan Callista?" tanya Mahendra
"Itu dulu, lima tahun lalu bukan saat ini" jawab Lucas
"Apa bedanya dulu sama sekarang? lagi pula Calista juga sering datang dirumah kalian kan?"
"Sekali lagi saya tidak mau. Dan saya juga sudah punya kekasih jadi tidak usa repot-repot Carikan saya perempuan " tegas Lucas
"Nikahkan saja Calista dengan Xavier, bukan ka dia juga putra mu" ucap Lucas
"Lagi pula saya tidak mau menikah dengan gadis yang saya belum tau dia masih utuh atau sudah di pakai" kata-kata Lucas membuat rahan Xavier mengeras Calista menahan tangisnya. Lucas pergi dari sana tanpa perduli dengan perasaan orang-orang disana.
......................
Tuan Alexander duduk di kursi kebesaran nya sembari memegang kepalanya.
"Anak itu lancang sekali berbicara dihadapan orang tua Calista seperti itu" ucap nya
"Saya kan sudah peringatkan kamu, jangan terlalu keras pada Lucas tapi kamu abaikan peringatan itu sekarang apa? dia menjadi keras bahkan lebih keras dari dirimu" ucap Tamara
"Mungkin ini juga salahku karena keras padanya tapi tidak memberikan kasih sayang ku sebagai ayah padanya. setelah Ibunya tiada dia menjadi keras kepala seperti sekarang ini. ini semua salah ku" ucap Alexander dengan suara gemetar
"Bukan salahmu saja, tapi juga salahku sebagai ibu sambungnya tidak dekat padanya dan tidak memberikan dia kasih sayang seperti yang diberikan ibunya"
mereka memeluk satu sama lain mencoba saling menguatkan. seharus nya masa tua mereka tinggal duduk dirumah sembari bermain dengan cucu apa daya kedua putra mereka belum juga ingin menikah. Xavier sudah berusia 30 tahun yang engan juga menikah.
Lucas. jangan tanya Dia pasti jawabanya sama tidak mau dengar perkataan orang lain.
......................
Ini novel baru ku di like, komen yang membangun +kan ke favorit ya biar bisa lebih gampang dapat update baru novel ku💜💜💜💜
Lucas mengendarai mobil dengan kencang. jalanan ibu kota saat ini sedang sepi mobil mewah itu bebas melaju diatas aspal dan membawanya ke suatu tempat. hanya melihat dari kejauhan beberapa menit lalu pergi lagi hanya itu saja yang Ia lakukan selama 5 tahun belakangan itu.
Ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk di ponsel miliknya. Ia melihat sejenak lalu menyimpan nya kembali dan melakukan kendaraannya meninggalkan tempat yang Ia datangi itu.
Lucas masuk kedalam Bar milik teman nya
banyak sekali gadis yang mengodanya saat pertama kali masuk, siapa yang bisa menolak pesona dari seorang Lucas Alexander Davidson itu pengusaha ternama di kota J membuatnya terkenal dimana-mana.
Teman nya melambaikan tangan dari meja tempat mereka biasa minum bersama. sebenarnya Lucas bukanlah Pria yang suka mengonsumsi alkohol tapi semenjak penghianatan yang dilakukan oleh kekasihnya lima tahun silam membuat Ia mengonsumsi alkohol. Ia bisa meminum berbagai jenis alkohol dan sekarang dia bisa mengendalikan dirinya untuk tidak mabuk.
"Dari mana lu rapi begini?" tanya Charlie
"Paling juga dari makan malam sama kekasih" ucap Fernando
"Siapa yang makan malam, gue habis dari acara perjodohan bokap gue" jawab Lucas
"Bokap lu married lagi?" tanya Charlie
"Bukan bokap gue, tapi gue yang dijodohkan" jawab Lucas malas
"Dengan?" tanya Fernando
"Siapa lagi" jawab Lucas
"Calista?" tanya Fernando
Lucas menjawab dengan anggukan.
"Bagus tu kan lu dari dulu suka sama dia" ucap Charlie
"Gak. gue gak akan menikah sama wanita itu tidak akan pernah. karena dia gue menghancurkan masa depan se------"
"Masa depan Se------?" tanya Fernando
Lucas berhenti dan memili meneguk alkohol dihadapannya entah sudah berapa botol yang mereka habiskan.
......................
"Hemm anak Bunda sudah harum" ucap Sefanya
"Bunda ayok kita makan malam, Dewan sudah lapar sekali" ucap boca kecil itu
"Baiklah ayok berangkat"
Sefanya dan Dewandra duduk di meja makan menunggu Ibu Caroline membawah nasi goreng untuk mereka makan malam ini.
"Yeiiii nasi goreng" ucap Dewandra
"Hahaha Dewan suka nasi goreng?" tanya Bunda nya sembari mengambilkan makanan untuk Dewandra
"Suka dong Bunda apa lagi yang buat Nenek jadi makin enak" ucap Dewandra
"Bu ini tadi gak ada bawah putih nya kan?" tanya Sefanya
"Iya Nak jadi Dewan bisa makan sepuasnya" ucap Neneknya
"Horeee"
Mereka sudah makan malam dan menonton tv diruang tamu, tiba-tiba rumah diketok oleh seseorang Sefanya membukanya.
"Selamat malam Nak Fanya" ucap wanita tua itu
"Eh Ibu, iya selamat malam" jawab Sefanya
"Mari masuk Bu" lanjut Sefanya mempersilakan Ibu pemilik rumah kontrakan itu.
"Ibu disini aja Nak cuma mau ingatkan untuk uang sewa rumah soalnya udah nunggak sebulan" ucap nya
"Em iya Bu Fanya tau, em besok baru aku nyari kerjaan sampingan bisa kan saya bayar bulan depan nanti saya lunasi sekalian sama bulan ini. dagangan ibu juga kurang laku jadi mohon kesabarannya ibu" ucap Sefanya
"Saya tunggu ya Nak bulan depan. kalau tidak terpaksa kalian harus pergi dari sini" ucap pemilik rumah kontrakan itu
"Iya Bu, makasih Bu dan maaf merepotkan" ucap Sefanya
"Siapa Nak?" tanya Ibu Caroline
"Ibu yang punya kontrakan Bu" jawab Sefanya
"Ini ada uang sedikit kita bayar setengah dulu ya Fan" ibunya memberikan beberapa uang lembar berwarna biru.
"Bu ini kan uang belanja kita gak usa Bu, besok Fanya akan nyari kerjaan apapun kerjaanya Fanya kerjakan asal dapat uang halal" ucap Sefanya.
......................
Malam berganti pagi, fajar menyingsing pertanda hari sudah pagi. Dewandra yang di bantu oleh neneknya untuk bersiap-siap untuk kesekolah hari ini dia pertama kali masuk TK.
"Bu udah belom?" panggil Sefanya
"Sudah Bunda" jawab boca dengan senyum manis di bibirnya itu
Sefanya melihat putranya itu dan terpana.
"Wow,,, Anak siapa ini ganteng banget" puji nya
"Anak Bunda Fanya dong" jawab nya lugu
"Hah gak terasa sekarang kamu makin besar ya sayang, Bunda janji akan melakukan apapun agar kamu bahagia dan bisa sekolah setinggi-tingginya" ucap Sefanya
"Dewan juga janji akan jagain Bunda dari apapun yang mengancam Bunda. seperti nama Dewandra. Dewandra akan menjadi kekuatan untuk Bunda" ucap boca kecilnya itu membuat Sefanya sedikit terenyuh
"Dewan jadi anak baik, pintar dan juga berakal saja Bunda sudah senang sayang" ucap Sefanya
Mereka pamit kepada Ibu Caroline dan berangkat.
"Bu aku berangkat ya, doakan aku dapat kerjaan hari ini" ucap Sefanya
"Ibu selalu mendoakan mu Sayang" ucap sang Ibu
Mereka akhirnya berangkat meninggalkan Ibu yang menjaga warung kecilnya itu. Ibu Caroline menjual jajanan kue basah di pagi hari didepan rumah kontrakan nya karena usianya tidak mudah lagi tidak mungkin baginya menjajahkan keliling komplek atau kepasar jadi mereka buka didepan rumah saja.
Sepanjang perjalanan Dewandra menyanyi kan lagi yang membuat Sefanya kaget.
"Satu satu Dewan sayang Bunda,
Dua dua Dewan sayang nenek
tiga tiga Dewan sayang kakek
satu dua tiga Dewan sayang semuanya" kata-kata dari nyanyian Dewan membuat Sefanya tercengang.
"Sayang liriknya bukan seperti itu" ucap Sefanya
mereka mengobrol karena lagi lampu merah. seseorang wanita tua melihat mereka dengan lekat dari dalam mobil mewahnya.
"Tapi kan Dewan emang punya Bunda nenek juga almarhum kakek aja kan, Dewan gak punya Ayah" jawabannya membuat Sefanya terdiam
"Benarkan Bunda?" ucap dewan lagi
"I,, Iya Nak" dada Sefanya menjadi nyeri dan suaranya seperti tercekik
Akhirnya lampu hijau menyala menandakan kendaraan bisa berjalan sekarang.
Didalam Mobil wanita tua itu bercaoan dengan suaminya.
"Lihat anak itu" menunjuk kearah Sefanya dengan Dewandra
"Kenapa?" jawab pria paru baya disampingnya
"Dia sangat imut, dan juga wajahnya sangat familiar seperti aku pernah lihat susuatu tempat" ucap nya lagi
"Tamara orang di dunia ini punya tujuh kembaran jadi tidak heran jika memiliki persamaan" jawab nya
"Alex tapi kamu lihat dulu, mungkin kamu akan berfikir yang sama denganku" ucap nya lagi
"Ya mereka sudah pergi, kamu terlalu sibuk dengan ponsel mu itu" Tamara Davidson
"Iya iya maafkan Aku, mana anak itu" Alexander Davidson mencari keberadaan anak yang dimaksud istrinya itu
"Sudah pergi, biarkan kamu terlalu masa bodoh" ucap Tamara
"Ayoklah, ini masalah Lucas saya harus meluruskan dulu dengan Mahendra" ucap Alexander
"Hentikan perjodohan ini Alex atau kamu makin menjauh dari Lucas atau Dia tidak akan pernah kembali kerumah lagi" ucap Tamara
"Saya akan membuat Dia setuju tanpa harus marah lagi padaku, lagi pula mereka sudah lama kenal bisa saja mereka hanya malu saat itu kan" ucap Alexander
"Terserah, saya sudah peringatkan lagi jangan sampai dia akan membeci kamu lebih lagi "
......................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!