NovelToon NovelToon

Reincarnation System

Zoya

STARLLETA ZOYA QIRANI, itu adalah namaku. Nama cantik yang di berikan orang tuaku 24 tahun yang lalu.

Aku anak tunggal ibu dan ayah, kini aku hanya seorang anak yatim piatu, yang di tinggalkan kedua orang tuaku sejak masih berusia 15 tahun dan harus berjuang seorang diri tanpa adanya sanak saudara di Ibukota.

Karena kedua orang tuaku adalah anak tunggal, jadi tidak ada sanak saudara yang aku punya saat ini. Kakek nenek dari pihak ayah dan ibuku sudah meninggal, bahkan sebelum kedua orang tuaku tiada.

Meskipun begitu, masalah biaya hidupku selama beberapa tahun ini. Aku tidak memikirkannya, ya setidaknya sampai aku lulus kuliah. Kedua orang tua ku tidak kaya, namun juga tidak miskin.

Dulu mereka bekerja di bidang pendidikan, ayahku dulu adalah dosen di salah satu universitas ternama di Ibukota. Sedangkan ibuku adalah seorang guru di sebuah sekolah menengah. Saat mereka meninggal karena kecelakaan, mereka meninggalkan tabungan dalam jumlah yang cukup besar untukku.

Ada sekitar 120 juta dalam rekening tabungan atas nama ayah, sebuah rumah minimalis berlantai satu, dan memiliki Kost-kostan total enam kamar kost yang mereka tinggalkan untukku.

Di usiaku yang begitu muda, aku di tuntut untuk mandiri dan dewasa sebelum waktunya.

Untungnya semasa hidup kedua orang tuaku tidak pernah memanjakanku, jadi aku tidak terlalu sulit mengurus diri sendiri saat aku berusia remaja kala itu. Aku juga harus bisa mengatur kebutuhan hidup dari uang sewa kost-kostan yang sebulannya bisa mencapai tiga juta itu.

Sedangkan tabungan tabungan yang orang tua tinggalkan untukku, tidak pernah aku pakai. Aku akan menggunakannya di saat genting saja.

Keberuntungan selalu memihakku, aku tetap melanjutkan pendidikannya. Di sekolah menengah atas aku mendapatkan beasiswa karena nilai akademisku sangat baik. Bahkan kuliah pun dengan beasiswa dan aku lulus kuliah dengan nilai terbaik di universitas terbaik dalam negeri, 2 tahun yang lalu.

Dan kini aku bekerja di salah satu perusahaan besar yang bernama Orlando Group. Sebuah perusahan besar yang ada di Ibukota dan aku baru di promosikan sebagai General manager 2 Minggu yang lalu. Sungguh prestasi yang sangat mengagumkan bukan?

Kehidupan bahagia ku tidak cukup sampai di sana. Aku memiliki seorang sahabat dari awal aku masuk kuliah, namanya Janette Zetana. Dan aku juga memiliki seorang kekasih bernama David Aleron, selisih usia kami hanya satu tahun saja.

David adalah kakak tingkatku sewaktu kuliah, dan kita bertiga bekerja di perusahaan yang sama. Hanya saja di sini aku yang lebih unggul dan dengan cepat mendapatkan promosi, hingga kini aku berhasil menjadi seorang General manager termuda.

....

Tapi kebahagiaan yang aku alami selama ini, ternyata hanya sebuah ilusi yang aku ciptakan sendiri. Semuanya berubah berantakan! Tepat saat aku di lamar David kala itu.

Siapa yang menyangka jika lamaran yang aku kira adalah hal paling romantis dan berkesan bahagia dalam hidupku. Justru menjadi momen di mana aku kehilangan segalanya, cinta dan kepercayaan ku sirna saat itu juga.

Ya, seperti tebakan kalian semua, aku di khianati oleh dua orang yang paling aku percayai dan aku sayangi.

Tepat setelah aku di lambungkan ke atas karena merasa di cintai aku di jatuhkan ke dalam jurang yang tidak berdasar. Rasa sakit tidak cukup mampu mewakili perasaan ku saat ini.

"Maukah kamu menikah denganku? Melewati setiap suka dan duka bersamaku, selama empat tahun ini sudah cukup bagiku mengenalmu. Dan aku yakin kamu yang terbaik di antara milyaran wanita yang ada di muka bumi. Aku mencintaimu..." ucap David, David berlutut di depan Zoya.

Kini mereka berada di dalam apartement milik David yang di beli dengan uang mereka berdua, ah... Lebih tepatnya uang Zoya. Sampai Zoya rela menggunakan tabungan orang tuanya untuk menutupi kekurangan uang untuk membeli apartemen ini.

"Yes, i do... Sayang aku sangat bahagia, aku sangat mencintaimu" ucap Zoya dengan penuh perasaan gembira yang membuncah, akhirnya selama empat tahun bersama. Mereka akan segera menikah, Zoya sangat bahagia saat ini, namun kebagian itu tidak bertahan lama.

"Aku belum selesai" ucap David dengan nada terkesan dingin. Namun Zoya tidak menyadarinya karena terlalu bahagia.

"Ya, silahkan lanjutkan sayang" ucap Zoya yang tidak sabar mendengar rangkaian ucapan manis lainnya yang akan kekasihnya itu ucapkan padanya.

"Aku sangat mencintaimu, dan aku ingin memilikimu sepanjang usiaku. Terimalah bukti cintaku yang sangat besar ini untukmu..." Ucap David membuat Zoya tidak melunturkan senyum lebar di wajahnya.

"Janette!" Ucap David dengan yakin dan senyum paling manis penuh cinta.

Deg!

Detak jantung Zoya seakan berhenti saat ia mendengar nama sahabatnya yang di sebut oleh David, bukan nama dirinya. Di tambah saat ini Janette terlihat berjalan dari belakang punggung Zoya dan menyambut baik uluran tangan David. David pun mengambil cincin menyematkannya di jari manisnya, lalu mengecup jemari tangan Janette.

"Aku bersedia sayang, aku sangat sangat bahagia. Terimakasih honey, aku mencintaimu" ucap Janette memeluk David dan di balas tak kalah eratnya oleh David.

"Aku akan melakukan apapun untuk calon istriku yang cantik ini" ucap David mencium bibir Janette dengan lembut namun dalam.

Zoya yang melihat itu membolakan kedua matanya, rasa sakit menyebar ke dalam dadanya. Awalnya ia mengira jika dirinya sedang di prank, tapi mana ada adegan prank sembari berpelukan dan berciuman secara intens dan terlihat alami?

"Apa-apaan ini?" Teriak Zoya, sesaat setelah ia sadar dengan semua yang terjadi di hadapannya.

"Ouuuppss aku lupa, ada itik buruk rupa di sini dan juga seorang pengacau" ucap Janette sinis sembari bergelayut manja di tubuh David.

"Apa maksudnya ini, Janette? David? Kalian?" Ucap Zoya tidak menyangka jika Janette justru mengoloknya sebagai itik buruk rupa.

Apa dia lupa jika dia yang membuat dirinya berdandan menor seperti ini, sekalipun sebenarnya Zoya tidak nyaman dengan itu semua selama ini. Namun karena bujukan dan juga nasehat Janette, dia mengikuti saran Janette hingga ia menutupi kecantikan yang ia punya.

"Masih tidak sadar juga? Cih, percuma juga kau terkenal pintar kalau kau bahkan tidak paham maksud kami yang sudah sangat jelas" ucap Janette mencibir.

"Sayang, jelasin! Biar dia sadar diri dengan posisinya" Ucap Janette dengan suara manjanya yang menjijikan di telinga Zoya.

David mencium pipi Janette, kemudian ia menatap dingin dan jijik ke arah Zoya.

"Aku dan Janette adalah sepasang kekasih, dia yang memintaku mendekatimu saat kuliah dulu. Aku sama sekali tidak pernah mencintai kamu, Cih! Harusnya kamu sadar diri, lihatlah ke cermin! Kenapa pula aku yang tampan dan sempurna seperti ini harus berpasangan dengan wanita jelek seperti mu. Kalau bukan karena permintaan Janette aku tidak Sudi melakukannya" ucap David sarkas, membuat rasa sakit di hati Zoya makin terbuka lebar.

"Asal kamu tahu, aku menyuruh David mendekatimu karena aku ingin kamu menjadi babu gratis kami. Well, benar saja aku bisa lulus dengan nilai yang sangat memuaskan karena bantuanmu, bahkan di terima di perusahaan besar juga karena kamu. Terimakasih sahabatku tersayang, kamu memang babu ku yang paling setia. Atau aku panggil saja kamu Kacung?! Ha-ha" lanjut Janette.

"Tapi sayangnya kamu sendiri yang merusak segalanya, aku pikir aku bisa berbaik hati agar kamu bisa merasakan bahagia sedikit lagi bersama dengan David sepanjang tahun ini. andaikan kamu mau dengan rela memberikan jabatan mu di perusahaan itu padaku, sayang nya kamu gila jabatan dan ingin paling bersinar sendiri. Cih, asal kamu tahu, semua orang di kantor tidak ada yang menyukaimu, bahkan aku sudah menyebarkan gosip secara tidak langsung. Kalau kamu merupakan simpanan direksi, dan hingga membuatmu mudah di promosikan ke jabatan yang lebih tinggi" ucap Janette dengan ekspresi marah lalu tertawa.

Ya, dia sangat menginginkan posisi Zoya saat ini. Sebagai general manager di perusahaan besar ternama, selain mendapatkan ketenaran ia juga mendapatkan pundi-pundi uang yang banyak. Bayangkan saja gajinya saja cukup untuk membeli motor gede.

Sedangkan dirinya dan David? Hanya menjadi staff di bagian marketing dan David di angkat menjadi supervisor gudang. Yang hanya bisa menerima gaji kurang dari sepertiga gaji Zoya.

Sebenarnya bukan karena Zoya tidak mau memberikan posisinya pada Janette ataupun David, tapi itu karena memang ia yang di pilih langsung untuk posisi itu oleh atasannya. lagian Janette tidak memiliki kualifikasi untuk naik jabatan.

Hanya saja manusia seperti mereka terus saja merasa tidak cukup, Zoya kini tahu dirinya selama ini hanya di manfaatkan saja oleh pasangan ini dan dengan bodohnya ia tidak menyadarinya selama bertahun-tahun.

Setelah nya pandangan tidak mengenakan ia saksikan di depan matanya, kedua orang pengkhianat itu tengah asik bercumbu ria di dalam apartement.

Melihat itu Zoya tidak lagi merasakan sakit, ia justru begitu jijik melihat keduanya. ia berbalik ingin pergi dari sana, ia sudah sangat muak. Namun saat ia berbalik untuk pergi sebuah timah panas menembus jantungnya dari belakang.

DOR!!!

Zoya terkejut saat itu sebelum akhirnya ia ambruk dengan memuntahkan seteguk darah. Terdengar suara tawa bahagia dari Janette, setelah berhasil menembak dirinya.

"ka..kali..an..." Ucap Zoya, ia merasakan sakit yang amat sangat, di khianati dan di bunuh oleh orang yang ia anggap sangat penting dalam hidupnya.

David terlihat terkejut juga saat melihat Zoya di tembak oleh tunangannya itu, bagaimana pun selama 4 tahun ini Zoya memperlakukannya dengan sangat baik. Bohong jika ia tidak pernah merasakan getaran dalam hatinya untuk Zoya, tapi rasa cintanya pada Janette menutupi perasaan yang ia rasakan.

"Selamat tinggal Zoya" ucap Janette dengan senyum puas, saat melihat Zoya sudah tidak lagi bergerak.

"Tuhan inikah akhir hidupku? Kau bahkan tidak memberikan kesempatan untukku membalaskan rasa sakit ini pada mereka. Yang aku sesali adalah memberikan uang milik orang tuaku, hanya untuk membantunya membeli apartemen ini. Tapi mungkin ini yang terbaik, aku bisa bertemu dengan kedua orang tua ku dan tidak lagi merasa yang namanya penderitaan dalam hidup ini... Ayah... Ibu... Aku akan datang menemuimu" gumam Zoya dalam hati, saat ia menutup kedua matanya.

[Ding!!!]

[Melakukan proses pemindaian....]

[DING!!!]

[Selamat tubuh anda sangat cocok untuk menjadi agen dari sistem iOX....]

[Proses pemasangan di mulai.....]

[1%....20%...34%....49....68%...81....%...100%]

[Ding!!!]

[Pemasangan sistem selesai....]

...•••••••...

Misi pertama - Azura

Zoya mendengar dengan jelas suara dalam kepalanya itu, namun ia tidak tahu apa itu. Saat ia ingin membuka matanya. Itu terasa sangat berat seperti ada lem kuat yang merekat di kedua kelopak matanya, hingga membuatnya tidak bisa membukanya sedikit pun.

Akhirnya Zoya hanya pasrah, sampai akhirnya ada perasaan aneh yang ia rasakan. tubuhnya menjadi sangat ringan dan ia sama sekali tidak lagi merasakan sakit. Zoya berfikir mungkin saat ini ia sudah berada di alam akhirat, namun ia terkejut saat ada sebuah suara robot yang memintanya untuk segera bangun.

[Tuan, ayo bangun! Jangan menjadi pemalas!]

Zoya pun mau tidak mau mencoba membuka matanya lagi, namun anehnya kali ini ia dengan mudah membuka kelopak matanya. Namun ia merasa silau dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

Saat sudah menyesuaikan cahaya itu masuk ke dalam matanya, Zoya pun akhirnya bisa melihat dengan jelas di sekelilingnya. Zoya bingung, karena ia hanya melihat sekeliling nya adalah putih semua dan tanpa terlihat ujungnya. Tak ada apapun di sana selain warna putih di sekelilingnya.

[Selamat datang Tuan]

Sebuah suara datang ke telinga Zoya, membuat nya sangat terkejut dan hampir jatuh terduduk saling kagetnya.

"Si..siapa di sana?" Tanya Zoya menoleh ke kanan dan ke kiri, namun ia tidak mendapatkan sosok suara itu.

[Tuan jangan takut, perkenalkan saya adalah sistem iOX. Saya yang yang membangunkan anda tuan dan mengikat tuan sebagai agen atau host sistem]

"Sistem? Agen? Host?" Beo Zoya

[Ya tuan, saya adalah sistem dari planet zeoxfxt dan memilih anda menjadi agen atau dari sistem iOX di bumi]

Zoya berpikir dengan keras tentang apa yang sebenarnya terjadi, tiba-tiba ia terlintas suatu hal yang sangat mustahil.

Apa ini salah satu sistem yang sering ia baca di Novel-novel? Yang mendapatkan kekayaan dan juga kemampuan super? Begitu kira-kira yang di pikirkan Zoya.

Mengingat kemungkinan itu ada perasaan senang di dalam hati Zoya, ia berpikir jika ia mungkin masih hidup karena sudah memiliki sistem bersama dengannya.

"Aku mengerti, jadi aku sekarang masih hidup kan sistem?" Tanya Zoya.

[Ya]

Jawaban sistem membuatnya sangat senang, akhirnya ia masih bisa menuntut balas pada dua orang pengkhianat itu.

"Kalau begitu bagaimana caranya aku keluar dari sini? Aku ingin segera menjadi kaya dan membalaskan pada dua pengkhianat itu" ucap Zoya menggebu.

[Anda tidak bisa kembali ke tubuh anda sekarang tuan]

"Eh kenapa?" Tanya Zoya, seketika euforia dalam dirinya meredup, bahkan padam.

[Tujuan sistem di sini memang untuk membantu tuan hidup kembali dan memiliki kehidupan lebih baik di kehidupan kedua. Tapi sebelumnya tuan harus menjalankan beberapa misi dan mengumpulkan point agar bisa kembali ke tubuh asli anda]

"Aku harus menjalankan beberapa misi? Misi apa itu? Tapi kalau tidak kembali ke tubuhku, lalu bagaimana aku menjalankan misinya Tem?" Tanya Zoya lagi.

[Tuan tidak perlu khawatir, tuan akan di tempatkan ke tubuh secara acak dari berbagai belahan dunia dan menjalankan misi itu di sana]

"Ah, sepertinya aku paham sekarang" ucap Zoya manggut-manggut

"Sistem bisa kah kau mengganti panggilan mu padaku? Aku merasa seperti laki-laki jika kau panggil tuan, bos kek, nona kek, atau yang enak di dengar gitu" ucap Zoya menggerutu.

[DING!!!]

[Permintaan di terima]

[Sistem akan mengubah panggilan.... Nona]

"Nah, itu lebih baik" ucap Zoya puas.

"Kalau begitu jangan sia-sia kan waktu, mari kita lakukan misi yang pertama, Tem" ucap Zoya tidak sabar.

[Ding!!!]

[Permintaan Nona sedang di proses...]

[Ding!!!]

[Tugas pertama : Mengubah takdir dari seorang pemeran figuran, menguak misteri tersembunyi dan membuka kedok asli pemeran utama wanita dari novel yang berjudul Pelabuhan Terakhir]

[Cerita dari novel akan di transfer setelah anda masuk]

[Hadiah misi : 2.000 poin, Tubuh yang sempurna, Skill Taekwondo level master]

[Sistem rabat 10x di aktifkan.....]

[Sedang memproses....]

[1%...15%...28%...50%...71%...89%....100%... Pemasangan sistem Rabat selesai]

[Note : Hadiah kemampuan, barang, Jumlah uang atau kekayaan dan hadiah lainnya yang sudah di kumpulkan nona di setiap misi. Akan di akumulasi dan bisa di gunakan di misi selanjutnya dan bisa di gunakan saat kembali tubuh asli anda di dunia nyata.]

"Hah?" Zoya tidak bisa tidak bengong melihat deretan huruf dan angka dan juga ucapan dari sistem.

"Tunggu sistem!!" Ucap Zoya

[Ya, nona]

"Apa maksudnya sistem Rabat 10x? Dan berapa point yang aku butuhkan agar bisa agar bisa bereinkarnasi ke tubuh asli ku?" Tanya Zoya.

Sebenarnya ia tahu dan pernah melihat itu di sebuah novel tentang sistem, yakni SISTEM DEWI yang di tulis oleh Wiindy Aras di sebuah platform Novel online, yang pernah ia baca. hanya saja ia ingin memastikannya lebih jelas lagi.

[ Sistem Rabat adalah Setiap pengeluaran biaya yang anda lakukan, akan di kembalikan sebanyak 10 kali lipat]

"Jadi maksudmu, aku bisa mengumpulkan uang juga di setiap misi? Uangnya bisa aku gunakan juga di misi berikutnya dan juga saat aku kembali ke tubuhku nanti" Tanya Zoya dengan semangat

[Benar nona]

"Oke aku mengerti. Ayo kita lakukan sekarang sistem!!" Ucap Zoya dengan energi full dan semangat tinggi.

Tiba-tiba tubuh Zoya seperti tersedot ke sebuah ruangan hampa, dan itu hanya membutuhkan waktu kurang satu detik.

.....

Saat ini Zoya sudah berada di sebuah kamar kecil berukuran 2 x 3 meter, ruangan itu tampak rapih meskipun terlihat semua barang di sana sudah sangat jelek dan usang.

"Aaakkhhh....!!" Zoya berteriak kecil saat dua kepingan memori yang berbeda masuk ke dalam kepalanya. Nafasnya tersengal saat rasa sakit itu mulai menghilang.

"Gila sistem, nggak pake permisi lagi mau masukin memori. Sakit banget tahu nggak...." Ucap Zoya menggerutu.

"Jadi aku sekarang masuk ke tubuh seorang pemeran figuran novel yang bernama Azura Gumilang... Sepertinya kisahmu lebih menyedihkan dari kisahku di dunia nyata Zura, haaaahhh... Dulu aku merasa aku yang paling menderita, sampai aku lupa jika di luar sana banyak yang lebih menderita dari diriku" ucap Zoya tersenyum pahit.

Azura Gumilang, adalah sosok gadis yatim piatu yang di buang sejak bayi merah di sebuah gerobak sampah dan di temukan oleh orang lewat kemudian di serahkan ke sebuah panti asuhan.

Selama hidup Azura di panti, ia merasa sangat tertekan karena selalu di bandingkan dengan anak asuh lainnya. Banyak teman sebayanya mendapatkan orang tua karena di adopsi, meninggalkan dirinya tidak ada yang menginginkan dirinya untuk menjadikannya anak.

Apalagi dia di cap sebagai pembawa sial oleh ibu asuh dan penghuni panti lain, hingga membuatnya selalu terabaikan di sana. Ia hanya mendapat makanan sisa dari anak-anak panti setiap harinya, namun Azura selalu sabar menjalaninya..

Sampai akhirnya ia di usir saat dirinya masih berusia 15 tahun, ia yang tidak memiliki tempat tinggal sampai tidur di jalanan. Ia yang masih kelas satu SMA pada saat itu, tapi harus menopang dirinya sendiri untuk tetap menjalani hidup.

Beruntung ia mendapatkan beasiswa karena kepintaran nya, jadi ia tidak memikirkan biaya sekolah. Ia memulung untuk menyambung hidup dan saat ini ia berusia 18 tahun, ia sudah lulus sekolah menengah dan akan melanjutkan kuliahnya di ibukota.

Dan di sinilah Azura berada, berbekal uang yang ia kumpulkan dari memulung, yang hanya mendapatkan paling banyak 500 ribu dalam sebulan. Ia menyewa sebuah kontrakan kecil di sudut pinggiran ibukota, biasa sewanya 200 ribu perbulan, itu berada di wilayah yang kumuh hingga harganya masihlah sangat murah.

Ia tidak memiliki pilihan lain, sudah beruntung ia mendapatkan kost dengan harga murah. Jika di ibukota, yang murah saja di atas 500 ribu, bahkan yang mewah bisa jutaan perbulannya.

Itu adalah memori milik Azura yang Zoya dapat, sedangkan di memori alur cerita Novel. Azura yang menjadi pemeran figuran, hanya muncul satu atau dua kali di dalam cerita itu. Ia kemudian memiliki akhir yang tragis yang sangat misterius, ia di temukan meninggal tergeletak di pinggir jalan dalam keadaan tak berbusana dan luka lebam di sekujur tubuhnya.

Ya, sepertinya Azura mendapatkan pelecehan sebelum kematiannya jika di tilik dari cerita di dalam novel. Lalu misteri tersembunyi apa tentang dirinya? Itu yang harus Zoya cari tahu dan kematian harus Zoya hindari. Karena keberadaannya di sini memiliki misi untuk mengubah akhir tragis itu dan berakhir bahagia.

Selain itu ia harus membongkar kebusukan pemeran utama wanita dan juga sebuah misteri yang terjadi, lalu apa hal ini ada hubungannya dengan kematian Azura? Entahlah....

....

Zoya yang kini kita sebut Azura, tengah melihat sekeliling kamar kost yang ia tinggali, ia menghela nafas saat melihat betapa sempitnya itu. Apalagi di sana hanya ada kasur lantai dan satu bantal yang begitu tipis.

Saat melihat cermin kecil di atas meja kayu usang ia terkejut, ia kini melihat penampilan dirinya yang jauh dari kata cantik. Sama seperti dirinya dulu yang menutupi kecantikannya.

"Ini PR sekali..." Azura lagi-lagi menghela nafas melihat penampilannya.

Azura memiliki tinggi 163 Cm, kulitnya sedikit gelap karena pekerjaan yang ia geluti adalah mencari barang bekas dan sudah pasti setiap saat terpapar sinar matahari. Kacamata bulat yang sebenarnya tidak minus sama sekali, jangan lupakan rambut yang di kepang satu ke belakang.

Pakaian? Jangan di tanya, bukan hanya gaya pakaiannya kuno tapi juga usang karena warnanya sudah pudar. Azura mengambil dompet kecil usang nan tipis yang sudah hampir jebol jahitannya di atas meja, ia kemudian mengeluarkan semua isinya.

Di sana hanya ada kartu identitas dan uang sebanyak seratus dua puluh ribu. Tidak ada yang lain lagi! Bahkan ponsel pun ia tidak punya. Entah sudah berapa kali Azura menghela nafasnya hari ini. Ia tidak habis pikir bagaimana hidup Azura bisa semenyedihkan ini.

"Nasibmu Ra... Tapi nggak apa-apa, aku bakal ubah hidupmu menjadi lebih baik dari ini. Kita mulai lakukan dari penampilan, dan sepertinya memang harus aku rombak sedemikian rupa" gumam Azura yakin.

"Tapi sebaiknya aku cari makan dulu, perutku meminta di isi. Aku tidak bisa mikir kalau perutku dalam keadaan kosong" ucap Azura.

Ia lalu mengambil KTP dan uang itu dari dompet dan mengantonginya di saku celana, lalu ia pun keluar dari kamar kost nya. Bau semerbak memenuhi indra penciumannya.

Ah, memang di daerah ini terdapat sampah di mana-mana hingga baunya begitu menusuk. Azura bergegas keluar dan mencari penjual makanan. Ia menemukan warung nasi setelah berjalan sepuluh menit, beruntung di sana tidak lagi tercium bau sampah itu.

Azura pun segera memesan makanan, ia makan dengan lahap karena lapar. Entah sudah berapa lama Azura asli tidak makan, hingga ia begitu lahap makan, hingga makanan di piring kosong tak bersisa. Ia pun nyeruput es teh manis itu hingga tandas.

"Ah kenyangnya... Eh banyak sekali aku makan" ucap Azura terkejut sendiri saat melihat setidaknya ada da tiga piring dan tiga gelas kosong di depannya.

Ia melihat orang di samping kanan kirinya beberapa orang menatapnya aneh, mungkin mereka tidak menyangka jika gadis kurus sepertiku bisa menghabiskan begitu banyak makanan.

"Berapa semuanya Bu?" Tanya Azura, ia ingin segera pergi karena malu.

"Semuanya jadi 99 ribu neng" ucap ibu penjual.

Azura kaget saat mendengar harganya yang nyaris mendekati 100 ribu kurang seribu perak, tapi ia teringat jika ia makan tiga porsi dengan lauk ayam dan juga daging. Jadi wajar harganya hampir seratus ribu.

"Ini Bu uangnya" ucap Azura menyodorkan uang seratus ribu dari kantongnya.

"Kembaliannya nggak ada neng, seribunya pake permen atau kerupuk aja ya" ucap ibu penjual.

Azura hanya mengangguk namun hati nya berdecih, ternyata di dunia nyata dan novel sama aja.

[Ding....]

[Terdeteksi, nona sudah menghabiskan uang sebesar 100.000]

[Selamat mendapatkan bonus rabat 10x. Bonus anda sebanyak 1.000.000]

[Hadiah sudah di letakan di saku kanan celana]

Suara sistem terdengar dalam benaknya.

...••••••...

Misi Pertama - Azura 2

Azura yang mendapat notifikasi dari sistem langsung meraba saku celananya, ia merasa ada tumpukan uang di dalam saku celananya membuatnya semangat.

"Woaaahh lumayan, eh tunggu.... Kalau uang yang aku keluarkan terus di kalikan sepuluh, bukannya uangku nggak bakal ada habisnya ya?" Gumam pelan Azura mengetuk kan jarinya ke dagu.

"Berarti nanti pas aku balik ke tubuh asli aku, bisa jadi orang kaya dong" ucap Azura cekikikan dan menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan.

Membayangkan hidupnya nanti akan bergelimang harta dan tidak lagi pusing memikirkan untuk makan dan lain sebagainya.

Tawa Azura terhenti saat ia melihat orang-orang yang kebetulan ada di sepanjang jalan itu menatapnya dengan tatapan aneh. Ia mendengar sekilas jika orang-orang mengucapkan kata kasihan karena di usia muda, dirinya sudah gila karena bicara seorang diri dan tertawa.

"****..." Azura merutuki ucapan orang-orang itu dan juga tindakannya yang tanpa sengaja itu membuat imagenya buruk.

....

Azura kini sudah berada di sebuah pasar rakyat atau sebuah pasar grosir di daerah tempat ia tinggal, setelah sebelumnya ia mandi terlebih dahulu dan memakai pakaian yang di rasa lebih baik karena tidak ada tambalan dan juga warnanya lebih cerah di banding baju lain yang sangat pudar.

Hari ini ia memutuskan untuk membeli baju baru dan barang lainnya.

Awalnya ia ingin ke mall, hanya saja ia pikir itu ide yang buruk. Jika ia pergi ke mall dengan penampilannya saat ini, ia pasti akan mendapatkan cibiran dan bisa jadi ia di usir sebelum masuk.

Meskipun ia tahu di dalam mall bukan semuanya orang kaya yang bisa masuk, setidaknya ia tidak ingin malu saat orang-orang melihatnya dengan pakaian pudar dan sangat rapuh. Yang bahkan jika di tarik sudah pasti mudah robek, apalagi sandal dan sepatu yang ia miliki sudah jebol dan juga terlihat tidak layak di gunakan.

Dan pasar rakyat atau pusat grosir seperti ini lebih cocok untuk ia kunjungi dengan penampilannya yang sekarang.

"Belanja apa dulu ya enaknya? Ponsel gitu? Ponsel satu juta dapet yang model kaya gimana?" Gumam Azura

"Nah pas banget, mending beli itu dompet sama tas dulu. Biar nih uang bisa beranak pinaknya gampang, masa iya nanti bawa duit semuanya di kantong" ucap Azura langsung beranjak menuju ke stan yang menjual beraneka dompet dan aneka tas.

Azura memilih sebuah dompet dan tas gendong dengan bahan yang cukup bagus dan lembut berwarna hitam.

"Yang ini bagus, lumayan buat sementara sambil ngumpulin duit beli yang sekalian mahal" ucap pelan Azura.

Kemudian bertanya pada penjual dan menawar harganya dan berhenti di harga 300 ribu untuk tas dan 100 ribu untuk dompet. Cukup mahal memang, karena itu tas yang Ori meskipun merek-nya bukan merek brand internasional.

Bahan yang di gunakan tas dan dompet itu juga bagus, tidak kalah dengan tas dari merek internasional yang harganya selangit.

Azura tidak sungkan langsung membayarnya dan langsung memakai tas itu.

[Ding....]

[Terdeteksi, nona sudah menghabiskan uang sebesar 400.000]

[Selamat mendapatkan bonus rabat 10x Sebanyak 4.000.000]

[Uang di letakan di dalam dompet anda]

Mendengar itu Azura tersenyum karena sudah menebak jika uang itu akan di taruh di dalam tas.

"Sekarang ayo ke toko pakaian!" Ucap Azura dengan semangat.

Ia pun seharian ini berkeliling untuk membeli keperluan sehari-hari yang ia perlukan saat ini. Ia membeli perlengkapan seperti body mask, hair mask dan serangkaian produk skincare. Tak lupa ia membeli ponsel Android untuk keperluannya nanti.

"Uangku sudah penuh di tas, lebih baik pulang dulu. Besok baru pergi ke Bank untuk bikin ATM dan cari tempat tinggal baru" ucap Azura.

....

Keesokan paginya...

"Astaga pinggangku, leher ku sakit semua" ucap Azura merasakan sakit di badannya karena tidak terbiasa tidur di atas kasur lipat tipis dengan bantal yang keras.

"Ayah.. Ibu.. Zoya kangen, ternyata ucapan ibu benar kalau hidup itu harus tetap di syukuri apapun yang kita miliki saat ini. Melihat aku jadi Azura sekarang dan tahu kehidupan nya yang jauh lebih buruk dariku, entah mengapa aku malu pada Tuhan, dulu aku sering mengeluh jika ia tidak menyayangiku dengan mengambil kalian ibu, ayah... Namun aku tidak pernah menengok ke luar, di luaran sana masih banyak yang jauh lebih menderita" Gumam Azura kala mengingat kedua orang tuanya.

[DING!!!...]

[Semangat nona, hidup itu selalu berjalan!]

"Astaga sistem bikin jantungan aja, nongol nggak bilang-bilang" ucap Azura mengelus dada.

"Tentu aku harus semangat dong, ini baru misi pertama masa udah nyerah" ucap Azura tersenyum semangat.

[Semangat yang bagus nona]

"Mandi dulu deh" ucap Azura, beranjak mengambil peralatan mandi dan baju ganti.

"Astaga, ni kamar mandi apa nggak kurang jauh ya??" Ucap Azura ngomel saat harus berjalan cukup jauh hanya untuk mandi.

Setelah berjuang untuk mandi dengan jarak cukup jauh, Azura kini sudah berada di kamarnya lagi untuk menghitung uang yang ada di Di dalam tasnya.

"Woaahhh serius ini ada 100 juta lebih dua ratus ribu?" Ucap Azura syok melihat tumpukan uang yang sudah ia hitung di sana.

"Ini mah bisa buat sewa apartemen, oke kalau gitu mari cari apartemen yang bagus yang nggak jauh dari kampus si pemilik tubuh ini nanti kuliah" ucap Azura lagi.

Azura kemudian berselancar di internet, ia mencari apartement di daerah pusat ibukota yang dekat dengan kampusnya. Setelah pencarian cukup lama, ia menemukan yang di kira cocok untuknya.

Galaxy Park, itu menjadi tujuan Azura untuk tinggal saat ini, namun ia memutuskan untuk ke Bank lebih dulu.

Saat ini ia sudah rapih dan wangi, ia mengenakan kemeja dengan warna soft dan celana jeans juga sneaker. Tak lupa ia menggunakan masker dan memesan taxi online.

Azura bertekad untuk mengubah semua tentang dirinya, baik itu dari segi penampilan dan juga gaya hidup. Ia memiliki waktu 17 belas hari sebelum ia mulai masuk sebagai mahasiswi baru di universitas.

Meskipun di kehidupan Zoya sebelumnya, ia bukanlah orang kaya, ia juga juga bukan orang miskin. Tapi ia tidak pernah menjadi diri sendiri, karena Janette selalu mengomentari nya dalam berpenampilan dan dengan bodohnya ia mengikuti saran mantan sahabat busuknya itu.

Mengingat hal itu membuat Zoya marah dan juga menyesal. Namun ia tidak ingin berlarut, ia akan membalas semuanya dengan cantik setelah ia kembali nanti.

Azura sampai di sebuah Bank swasta terbesar di negara itu, ia kemudian langsung ke customer service untuk membuka rekening baru. Setelah dua jam di sana karena mengantri, ia pun mendapatkan kartu debet yang ia inginkan.

Setelah nya ia memesan taxi kembali dan bergegas ke kantor agen properti. Ia di sambut dengan baik di sana, salah satu agen memberikan sebuah gambar apartemen yang di sewakan. Lalu ia di ajak untuk melihat langsung apartemen itu.

Azura menyukai salah satu apartemen convertible yang hanya memiliki satu kamar di dalamnya, ia hanya tinggal sendiri dan itu pas untuk kebutuhannya.

Selain itu apartemen ini memiliki pemandangan langsung ke kolam renang dan memiliki design yang cantik. Pintunya juga sudah smart lock sudah pasti aman, jadi Azura memilihnya.

Setelah menandatangani kontrak sewa dan membayarnya sebesar 65 juta untuk sewa satu tahun penuh termasuk biaya maintenance dan listrik. Azura langsung kembali ke kost an kumuhnya untuk mengambil barang-barang miliknya yang sekiranya penting saja.

[Ding....]

[Terdeteksi, nona sudah menghabiskan 65.000.000]

[Selamat mendapatkan bonus rabat 10x. Sebanyak 650.000.000]

[Hadiah sudah berhasil masuk ke akun rekening bank anda]

Ting!

Sebuah pesan masuk dari bank di ponsel Azura, ia menerima uang 650 juta. Azura tersenyum melihat notifikasi itu, kini ia tidak perlu pusing memikirkan biaya hidupnya masa kini dan masa depan.

.....

Azura melakukan rutinitas seperti biasanya selama hampir dua Minggu ini, ia melakukan olahraga, treatment kecantikan dan juga menikmati hari-harinya dengan berjalan-jalan sore.

Kulitnya yang dulu gelap karena seringnya terpapar sinar matahari sekarang sudah cerah karena perawatan mahal yang ia lakukan. Hampir setiap orang yang melihatnya yang sekarang, tidak bisa mengalihkan pandangan dari dirinya.

Di tambah tubuh ramping yang padat berisi di tempat yang memang semestinya, membuat nilai plus sendiri untuk Azura.

"Bosen juga sih kemana-mana sendiri, tapi nggak apa-apa sih. Seperti ini juga nyaman, dari pada punya teman tapi hanya manis di luar saja" gumam Azura, saat ia duduk di tepi danau di area taman dekat apartementnya di sore hari.

BYUR!!!

Suara benda jatuh di air membuat atensinya mencari keberadaan asal suara itu. Mata Azura membola saat melihat se grombolan laki-laki di tepi danau dan juga melihat ada orang yang hampir tenggelam di Danau.

Gerombolan laki-laki itu pergi membuat Azura reflek berlari dan terjun langsung ke danau untuk menyelamatkan orang yang hampir tenggelam tadi.

Dengan susah payah Azura menggapai orang itu dan menariknya kembali ke permukaan. Ia tadinya ingin minta tolong, namun keadaan di sana saat ini benar-benar sepi.

"Huuufftt... Haaahhh..." Azura mengontrol nafasnya karena menarik seorang laki-laki yang tubuhnya lebih besar dari dirinya dengan susah payah.

"Hei... Bangun!!" Ucap Azura sembari menepuk pipi dan menekan dada orang itu.

Namun orang itu tidak juga sadar, Azura pun dengan sigap memberikan nafas buatan dan menekan dada itu kembali. Ia melakukan hal itu beberapa kali hingga...

"Uhuuuukkk....." Laki-laki muda itu memuntahkan air dan sadar.

"Syukurlah..." Ucap Azura merasa lega, saat laki-laki mudan nan tampan itu sadar..

Laki-laki itu menatap Azura dengan pandangan cukup buram, perlahan pandangannya sudah mulai jelas. Dan ia bisa melihat siapa yang sudah menolongnya.

"Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Azura menatap laki-laki tampan, yang memiliki beberapa luka lebam di wajahnya yang baru saja ia selamatkan itu.

"Ak...." Belum sempat laki-laki tampan itu menjawab, sebuah seruan terdengar dari arah belakang.

"ARSEN!!!" Ucap tiga orang yang berjalan mendekat.

Azura memundurkan langkahnya saat teman-teman dari orang yang ia tolong itu datang. Salah satu orang yang berjalan di belakang memperhatikan Azura.

"Lu nggak apa-apa Sen? Ada yang luka? Kita ke rumah sakit yok" Tanya salah seorang dari ketiganya

"Bener kata Galang Sen, kita ke rumah sakit. Kita khawatir lu kenapa-kenapa, wajah lu udah pucet banget" ucap teman lainnya.

"Udah ayo kita bawa aja Pras!" Ucap orang yang bernama Pras.

Azura mendengar nama yang tidak asing, tapi di mana? Arsen? Galang? Pras? Tiba-tiba mata Azura membola saat mengingatnya.

"Jangan bilang yang aku tolong itu Arsenio Bagaskara, tokoh utama pria? Dan tiga cowok ini, Galang, Prasetyo dan Adrian. Ketiga sahabat tokoh utama, ya Tuhan....." Ucap Azura dalam hati.

Azura memundurkan langkahnya kemudian berbalik hendak pergi, namun tangannya di cekal oleh orang yang sejak tadi memperhatikannya.

"Mau kemana?" Ucap pelan orang yang Azura yakini bernama Adrian.

...•••••••...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!