NovelToon NovelToon

Hunting Demon'S

PROLOG

Apa sebenarnya Iblis itu? bagaimana mereka tercipta? bagaimana mereka ada? Apakah mungkin mereka tercipta dari keserakahan manusia? Ataukah dari Emosional manusia?

Ketika manusia marah, mereka akan terlihat sangat menakutkan. ketika manusia melakukan perbuatan yang keji, apakah itu ulah parah iblis? Ataukah Iblis itu adalah MANUSIA itu sendiri?!

Kebanyakan manusia tahu, jikalau Iblis berbeda dari Manusia. Mereka adalah Roh, yang tidak kelihatan tetapi berada di sekitar kita. Ketika kita berbuat sesuatu yang jahat, maka Iblis akan datang untuk membantu mereka yang berbuat jahat.

Jadi pada dasarnya, Manusia adalah mahkluk yang mengundang Iblis itu hadir. Iblis tidak akan datang dengan cepat jika tidak ada yang memanggil mereka.

Hal itu terbukti dari kata pepatah, "Tidak mungkin akan berasap, kalau tidak ada apinya." artinya Manusialah yang mengundang mereka untuk menjadi asap dari perbuatan mereka.

Akan tetapi banyak penolakan kalau Manusia bukanlah Iblis. Iblis harus dipersalahkan karena menggoda Manusia! benarkah seperti itu? lalu bagaimana dengan Manusia yang dengan niatnya sendiri ingin Membunuh? Merampas milik orang lain? Menginginkan milik orang lain? bahkan sampai menjatuhkan orang lain agar mereka sendiri bisa berkuasa.

Bukankah itu bukti bahwa tanpa adanya Roh Iblis, MANUSIA pada dasarnya telah berubah menjadi SETENGAH IBLIS?! sisanya adalah menunggu Roh Iblis itu datang akibat Kemauan dan Keserakahan mereka.

Lalu bagaimana dengan Malaikat? Mereka dipanggil atau dikenal oleh banyak manusia. mereka memanggil Angel or The Angel. malaikat adalah Roh Kebaikan yang ingin menjauhkan Iblis dari Manusia agar Manusia tidak berbuat lebih jahat.

Parah Malaikat tahu, bahwa manusia memiliki sifat yang jahat. untuk itu malaikat berusaha menangkap mereka dan menggagalkan para Roh Iblis untuk bertindak.

Malaikat dan Iblis memiliki tempat yang berbeda. Malaikat memliki tempat yang dikenal dengan Heaven Realm (Alam Surga). sedangkan Iblis memiliki tempat yang dikenal dengan Hell Realm (Alam Hancur/Neraka.)

...****************...

Ini adalah sebuah kisah, dimana Roh Iblis atau Evil Spirit menggoda manusia dan ingin mengambil Tubuh Manusia, agar Roh Iblis mendapatkan wadah mereka sendiri supaya mereka bisa bergerak lebih bebas dari sebelumnya.

Agar hal itu tidak terjadi, maka para Roh Realm Heaven, mengontrak Manusia dengan membentuk sebuah pasukan untuk melawan Roh Iblis. mereka dikenal dengan EVIL HUNT! (Pemburu Iblis).

...****************...

Di Sebuah gang kecil, Kota Seoul.

Seseorang berlari dengan cepat. Dia terengah-engah seperti sedang dikejar oleh sesuatu. Dia berusaha mencari tempat persembunyian.

Di dalam gang yang dia lewati, dia diperhadapkan dengan dua jalur. Jalur kiri dan jalur yang berada di sebelah kanannya.

Dia melihat ke arah belakang. Seseorang yang sedang mengejarnya semakin dekat. Melihat orang tersebut dia semakin panik dan putus asa.

Lelaki bertopi hitam yang mengejar mangsanya tersebut hanya berjalan perlahan sambil memegang sebuah tongkat Bisbol. Dia berjalan perlahan sambil mengayunkan tongkat bisbol itu ke kiri dan ke kanan, kemudian memutar-mutarnya.

Lelaki bertopi hitam melihat mangsanya yang berada di depan sana. Dia tersenyum jahat karena senang melihat mangsanya sedang ketakutan.

Sementara itu…

Sebuah mobil sedang melaju menuju ke tempat dimana mereka merasakan adanya Evil Spirit (Roh Iblis).

“Chul Moo! Menyetirlah dengan cepat.” Ucap Iseul yang merupakan ketua team mereka.

“Baik ketua. Ini sudah pada kecepatan yang maksimal.” balas Chul Moo.

Mereka semua bisa merasakan pergerakan Iblis tersebut. Artinya mereka semakin dekat dengan tujuan mereka.

***

Lelaki yang sedang dikejar itu memutuskan untuk mengambil gang sebelah kiri. Dia terus berlari dengan cepat tanpa henti dan rasa Lelah. Dia tahu kalau dirinya sedang dikejar oleh pembunuh.

“Pembunuh Sialan!” ucapnya dengan kesal.

“Haruskah aku juga membunuhnya?” sambungnya lagi.

Dia menggelengkan kepalanya. Dia tidak memiliki benda apapun untuk dijadikan sebagai senjatanya. Dia terus berpikir bagaimana dia bisa berakhir di situasi ini.

Satu Jam yang lalu.

Tokoh toserba tempat untuk makan dan minum.

Dirinya sedang berjalan ke arah kasir untuk membayar makanan dan minumannya, namun tidak sengaja bahunya bertabrakan dengan seorang pemuda.

“Hei bajingan! Hati-hati kalau mau jalan.” ungkapnya kepada pemuda tersebut.

Pemuda yang dia katakan bajingan itu hanya terdiam. Dan lanjut membayar ke arah kasir juga. Sedangkan pria yang memarahinya itu sudah keluar dari Tokoh tersebut.

Pria yang memarahinya itu berjalan kembalinya ke rumah. Tetapi karena kebanyakan minum, dirinya lambat sekali untuk berjalan karena tidak bisa berjalan dengan benar.

Tak lama dia keluar dari tokoh tersebut. Seseorang mendatanginya dan berkata, “Ahjussi. Kenapa kamu bertingkah seperti itu tadi?”

Ternyata dia adalah Pria muda yang dimarahi si paman tersebut.

Paman itu mendengar tetapi pikirannya sangat kacau akibat kebanyakan minum.

“Apa yang kamu katakan brengsek? Bersikap? Harusnya kau yang bersikap karena menghalangi jalanku!” balas si paman ini dengan tangan menepuk dada pemuda itu.

“Begitukah? Ternyata kamu sedang tidak sadar. Haruskah aku membuat dirimu sadar?”

Balas pemuda itu sambil tersenyum lebar.

“Apa maksudmu?” tanya paman itu lagi.

Pukulan!

Bug…!

Arght….! Erangan si paman itu.

Pria muda itu menghajar badan paman tersebut dengan tongkat bisbol. Dan seketika itu juga si paman tersadar dari mabuknya.

“Sakit! Arght!”

Paman itu mengerang kesakitan.

“Itu belum seberapa.” ucap pria muda itu.

Dia menghantam kaki si paman itu dengan keras seperti menghantam sebuah bola dalam permainan bisbol.

Arght…! Teriakannya semakin kuat.

Karena sangat menyakitkan, paman itu berdiri dengan cepat dan langsung melarikan diri dengan kaki yang pincang.

***

Akhirnya dirinya berakhir di gang ini sambil berlarian. Kenapa dirinya bisa sampai terkejar? Karena kaki miliknya sedang pincang akibat hantaman keras dari tongkat bisbol milik si pemuda yang mengejarnya.

“Ahjussi!”

Terdengar suara panggilan dari gang itu. Suara itu berasal dari pemuda yang mengejarnya.

Dirinya menoleh sekali lagi kebelakang, tetapi dia tidak melihat adanya pemuda itu di belakangnya. Dirinya berpikir itu karena gang ini membuat suaranya menjadi sangat dekat.

Usai terus berlari, dirinya dihadapkan pada sebuah tembok yang cukup tinggi. Tidak mungkin bagi dirinya untuk memanjat tembok tersebut.

Dia melihat kearah lain yang ada disitu. Tidak ada jalan keluar, ini adalah sebuah gang yang berakhir dengan jalan buntu.

Dirinya semakin gelisah dan bingung. Keringat miliknya tidak berhenti bercucuran. Dia terus berpikir jalan mana yang akan dia ambil agar tidak terbunuh.

Dia melihat dinding yang ada di kanan-nya memiliki beberapa tangga. cukup tinggi, tetapi jika dia berusaha dia bisa meraihnya.

Dia melakukan hal tersebut, dia berusaha untuk meraih tangga itu. Tangga yang berada di belakang sebuah Gedung. Mungkin tempat bagi para pekerja yang melakukan perbaikan sebuah Gedung.

Melompat!

Meraih besi tangga itu.

Tangannya kanan-nya berhasil meraih besi tangga itu. Selanjutnya diikuti dengan tangan kirinya. Kedua tangannya berhasil meraih besi tangga itu.

“Akhirnya.” gumamnya dengan pelan.

Arght…!

Dia berusaha menarik badannya untuk naik, namun rasanya sulit sekali. Ditambah kakinya yang tidak bisa meraih apapun karena pincang.

Tiba-tiba terasa genggaman tangan memegang kaki paman itu. Paman itu terdiam. Jantungnya berdegup kencang.

“Ampuni aku! Tolong ampuni aku. Aku akan melakukan apapun yang kamu mau.”

Ungkap paman tersebut sangking takutnya.

“Paman, apa yang sedang kamu lakukan disini?

Terdengar suara pemuda yang berbeda dari yang dia dengar sebelumnya. Suara ini bukanlah seorang pembunuh yang sedang mengejarnya.

Dirinya berusaha melihat ke bawah tetapi terlalu sulit. Akhirnya dia meminta pemuda itu untuk memegang badannya agar dia bisa turun dengan baik.

“Nak. Bisakah kamu membantu paman?”

“Tentu.”

“Tolong pegang badan paman. Paman akan turun.”

“Baik.”

Pemuda itu membantu paman tersebut untuk turun.

Karena dirinya berhasil turun. Dia melihat ke arah pemuda itu. Ternyata pemuda itu cukup tinggi untuk seorang anak.

“Nak cepat pergi dari sini! Kamu akan mati jika Bersama-sama dengan paman.”

“Memangnya kenapa Ahjussi?”

“Ada seorang pembunuh yang ingin membunuh paman.”

“Begitukah?” balasnya dengan santai.

“Tapi nak.”

Dia melirik ke arah paman.

“Bagaimana kamu bisa berada disini? Jalan ini buntu. Aku tidak melihat siapapun disini saat aku sampai disini.”

“Itu…” kebingungan menjawab.

“Sial. Aku tidak memikirkan-nya. Aku kemari karena merasa ada Iblis di sekitar sini. Aku hanya melompat dan akhirnya sampai disini.” pikir dalam benaknya.

Pemuda yang bertemu dengan paman itu adalah Lee Jung Yung.

“Ahjussi!”

Sekali lagi terdengar suara dari si pembunuh itu.

“Nak ayo cepat pergi. Kita berdua bisa mati disini.”

“Paman, apakah jika paman naik ke atas tangga itu dan berjalan ke atasnya bisa selamat?” tanya Jung Yung.

“Tentu saja. Ehm…aku juga kurang yakin. Tapi aku tahu kalau diatas sana pasti ada tangga agar bisa menuruni-nya.”

“Baiklah kalau paman berpikir seperti itu.”

Tanpa berlama-lama Jung Yung mengangkat paman itu dan membantu menaikkannya ke atas tangga tersebut.

“Pergilah paman.”

Dalam sekejap paman itu menaiki tangga sampai ke atas dan meninggalkan Jung Yung.

Tidak lama berselang...

Iblis pemuda yang ingin membunuh paman tiba di tempat dimana dia melihat mangsanya itu berlari.

Dia melihat Jung Yung yang sedang berdiri.

"Siapa kamu? Kemana paman itu pergi?"

“Aku tidak tahu. Yang pastinya aku tahu kenapa kamu mengejarnya.”

Iblis Manusia itu mengenduskan hidungnya.

"Segar! Tubuh yang segar!" gumam Iblis tersebut kepada Jung Yung. "Menyerah-lah. Maka aku akan membunuh-mu tanpa rasa sakit!" sambil mengeluarkan lidahnya.

Jung Yung tertawa kecil.

“Tidak baik bagi seorang Iblis mengatakan hal tersebut.”

Iblis Manusia kebingungan mendengar apa yang diucapkan oleh manusia yang ada didepannya.

"Siapa kamu? Kamu mengetahui siapa aku. Jadi siapa kamu?" tanya Iblis itu dengan penasaran.

“Hanya seseorang yang ingin membersihkan sampah.” balas Jung Yung dan langsung berlari ke arah Iblis manusia itu.

Kekekeke. Iblis tersebut tertawa.

"Kemarilah," panggil Iblis itu kepada Jung Yung.

Iblis Manusia itu menguatkan tangannya yang sedang memegang tongkat bisbol untuk memukul Jung Yung.

Mengayunkan!

Pukulan itu mengarah tepat ke wajah Jung Yung.

Jung Yung menangkalnya dengan mudah sehingga tongkat bisbol tersebut hancur.

Iblis itu terkejut tongkat yang telah dia perkuat hancur begitu saja.

Jung Yung tersenyum. Dia menangkap Iblis manusia itu dengan tangan kanannya dan mengangkat ke atas.

“Bukannya kamu terlalu lemah?” ucapnya dengan raut wajah yang meremehkan.

Iblis itu merasa kesal dengan ucapan manusia yang ada di hadapannya. Dia mulai bergerak untuk melepaskan diri tetapi tidak bisa lepas sama sekali.

Jung Yung menarik jiwa Iblis yang berada di tubuh manusia itu. Dia membuka telapak tangannya dan menarik keluar jiwa tersebut.

Arght…! Arght…!

Erangan Iblis tersebut yang jiwanya akan diambil.

Jung Yung menarik dengan kuat mengeluarkan jiwa itu dan akhirnya berhasil. Setelah dia berhasil menarik jiwa itu, dia menghancurkan jiwa tersebut.

Artinya tidak ada tempat lagi bagi mereka, baik di Heaven Realm maupun Hell Realm. Jiwa mereka benar-benar lenyap.

Keberadaan Iblis menghilang!

Jung Yung merasakan ada beberapa orang yang sedang menuju ke arahnya. Karena itu dia dengan cepat menghilang dari tempat itu.

Jiwa Iblis tersebut menghilang bagaikan hembusan angin.

Suara beberapa orang sedang berlari dengan cepat!

“Kami merasakan Iblis itu berada disini.”

Mereka semua juga merasakannya. Tetapi sekarang tidak lagi.

“Keberadaan Iblisnya. Menghilang!"

Ucap Ji Ah salah satu Evil Hunt.

[Mereka adalah Orang-orang yang berhasil Kontrak dengan Roh Heaven Realm.]

“Semuanya. Coba lihat kesana.” tunjuk Hana Ya

Mereka semua melihat ke arah yang diberitahukan. Mereka dengan cepat berlari ke situ. Mereka melihat tubuh manusia yang tergeletak.

“Apa mungkin ini Iblisnya? Tapi bagaimana bisa dia menghilang?” tanya Hana Ya.

“Tidak dia tidak menghilang begitu saja.” ucap Chul Moo sembari melihat tongkat bisbol yang hancur.

“Mereka bertarung.” sambungnya lagi.

“Bertarung? dengan siapa? Apakah ada Evil Hunt lain di Korea? Terutama di Seoul?” tanya Ji Ah.

“Tidak ada. Jika ada seorang Evil Hunt yang baru di Korea, pasti kita juga mengetahuinya lewat Roh Heaven Realm.

“Ini benar-benar aneh. Iblis itu lenyap beserta jiwanya.”

Iseul sebagai ketua mereka mempertanyakan bagaimana Jiwa Iblis itu lenyap.

“Ini semakin menarik.” sambungnya lagi sambil tersenyum kecil.

^^^To be Continued...^^^

Chapter 1

Di bulan kedua Tahun 2024, Sekolah Menengah Atas, Korea Selatan Seoul.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 siang. Lee Jung Yung sedang duduk disebuah kursi kecil sambil meletakkan tangannya di atas meja kecil. Pandangannya menatap ke arah luar jendela. Dia sedang berada di bawah lamunan yang membuat dirinya begitu tenang.

Angin berhembus memasuki ruangan Lee Jung Yung. Dia menutup matanya sambil merasakan angin yang sedang bertiupan itu.

Terdengar suara dari teman-temannya memanggil.

“Lee Jung Yung!”

Teman-teman yang memanggilnya ternyata adalah sahabat Lee Jung Yung. Mereka adalah Heejin dan Minji. Keduanya adalah seorang Wanita. Mereka telah berteman sejak mereka dari Kelas satu SMA.

“Jung Yun!” teriak Minji kepadanya.

“Lagi-lagi kamu melamun seperti ini!” sambung Heejin memarahinya.

Jung Yung tetap menghiraukan mereka, karena dia sedang berada dalam suasana yang tenang.

Tepukan!

“Aww!” suara erangan Jung Yung.

Minji menepuk badan Jung Yung, seketika itu juga dia tersadar dari lamunan yang tenangnya tersebut sambil melihat ke arah sahabatnya itu.

“Bisakah kalian memanggilku dengan tenang? Sekali saja.” ucap Jung Yung kepada kedua sahabatnya.

Heejin dan Minji memasang raut wajah yang sangar. Terlihat mereka ingin memarahi Jung Yung.

Dan benar, hal tersebut terjadi.

“Apa katamu? Memanggil dengan tenang?” Minji meninggikan suaranya.

“Jung Yung! Kami selalu berusaha memanggilmu dengan tenang. Tapi kamu (Sambil menunjuk ke arah Jung Yung) tidak pernah mendengarkannya!” sambung Heejin.

Anak-anak di kelas mereka terdiam sejenak sambil menatap mereka bertiga, terutama Jung Yung.

Jung Yung menatap sekitarnya dan melihat teman-teman sekelasnya menatap dirinya dan kedua sahabatnya. Dia merasa tidak enak adegan ini ditunjukkan.

“Baiklah aku salah. Aku minta maaf. Kalau begitu ayo kita pergi makan.”

Ucapnya sambil tersenyum kepada kedua sahabatnya itu dan langsung menarik mereka keluar dari kelas.

Usai mereka terlihat telah jauh dari kelas. Kedua sahabatnya melepaskan tangan mereka dari Jung Yung.

“Tidak mau!”

Heejin dan Minji memasang raut wajah yang masih terlihat sedang marah terhadap Jung Yung.

“Kita akan ke kantin untuk makan. Apa kalian tidak lapar?” tanya Jung Yung.

“Kami tidak nafsu untuk makan.” balas Minji.

Heejin menganggukkan kepalanya setelah Minji mengatakan hal tersebut.

“Apa karena kalian sedang marah kepadaku? Ayolah, jangan seperti itu. Situasi ini sudah biasa terjadi bukan?” ucap Jung Yung sambil mencubit pipi kedua sahabatnya itu.

“Sakit tau!” Minji dan Heejin mengatakan hal yang sama secara bersamaan lagi.

Jung Yung tertawa dan melepaskan pipi mereka.

“Kami akan makan, jika kamu yang mentraktir kami. Bagaimana?”

Heejin meminta Jung Yung mentraktir mereka.

“Setuju!” sambung Minji.

“Hei..hei. jangan seperti itu. Bukannya aku tidak mau. Tapi kalian lebih kaya dariku dan sekarang kalian meminta aku mentraktir kalian?”

Heejin dan Minji tetap diam dengan wajah yang cemberut.

Jung Yung menatap sakunya. Dalam benaknya mengatakan “Sepertinya hari ini aku harus jalan kaki lagi.”

“Baiklah-baiklah. Aku akan melakukannya.”

Tos!

Minji dan Heejin melakukan itu sambil mereka tertawa.

Kantin Sekolah.

Mereka sampai di kantin sekolah yang terlihat mewah, rapi dan bersih.

Kantin sekolah mereka banyak sekali menjual jajanan. Pihak sekolah memperbolehkan bagi penjual untuk masuk. Akan tetapi masakan mereka harus selalu bersih dan tidak menggunakan bahan-bahan yang membahayakan para siswa mereka.

Heejin dan Minji langsung berlarian mencari makanan kesukaan mereka.

“Hei Minji.” panggil Heejin.

“Ya?”

“Apakah kamu suka ayam goreng? Nampaknya ini terlihat enak.”

“Ya aku suka. Belikan aku ayam itu ya.”

“Baik.”

Heejin berbalik melihat Jung Yung. Dia mengulurkan telapak tangannya dengan terbuka.

Jung Yung mengangguk kepalanya ke atas seperti sedang mengisyaratkan kata “Apa?”

Heejin menggoyangkan telapak tangannya.

Jung Yung sekali lagi ingat kalau dia yang akan mentraktir mereka.

Jung Yung mengambil uang dari sakunya dan memberikannya kepada Heejin. Kemudian Heejin langsung berbalik lagi dan meminta kepada penjual Ayam goreng itu untuk membungkus ayam yang dia pesan.

“Ahjussi (Paman). Tolong bungkus Lima ayam goreng ya.”

“Baik.”

Heejin membeli ayam goreng, sedangkan Minji melihat minuman yang ingin mereka minum.

Minji memikirkan minuman seperti apa yang kali ini dia akan minum.

“Haruskah aku memesan chocolate kali ini? Tapi apakah Heejin suka? sambil berpikir. “Heejin.” panggil Minji.

“Ya.” sahut Heejin.

“Kamu ingin aku memesan minuman apa?”

“Chocolate.” jawab Heejin dengan senyuman manis.

“Seperti yang kuduga. Kita memikirkan hal yang sama.” Jawab Minji sambil tersenyum.

Minji memesan minuman yang sudah mereka rencanakan.

“Ahjumma (Bibi). Berikan kami dua cup minuman rasa Chocolate.”

“Baik.”

Sementara itu Jung Yung bingung untuk membeli makanan apa. Nampaknya uangnya tidak akan cukup jika dia membeli makanan atau minuman seperti kedua sahabatnya tersebut.

“Ahjussi. Berapa total harga ayam goreng ini?” tanya Heejin.

“Semuanya, 10.000 ribu won. (Rp 115.000)”

Uang yang dipegang Heejin usai diberi oleh Jung Yung sebesar 20.000 won.

Heejin memberikan sejumlah uang sesuai dengan harga dari Ayam goreng itu.

“Ahjumma. Berapa total kedua cup ini?” tanya Minji.

“Harga satu cupnya, 5.000 ribu won. Jadi kalau dua cup totalnya 10.000 ribu won. (Rp 115.000)”

Heejin mendengar total dari belanjaan minuman mereka dan langsung memberikan kepada Minji sisa uang daripadanya untuk dibayarkan kepada Ahjumma.

“Terima kasih.”

Ucap Heejin dan Minji secara bersamaan.

Setelah mereka membeli makanan dan minuman mereka, mereka mencari Jung Yung.

“Kemana perginya Jung Yung itu?”  tanya Heejin.

“Bukannya tadi dia berada di belakangmu Heejin.” jawab Minji.

Mereka berdua berusaha mencari Jung Yung. Mengarahkan pandangan ke kiri dan ke kanan. Beberapa detik kemudian mereka menemukan Jung Yung.

“Di Sana.” 

Tunjuk keduanya ke arah Jung Yung.

Terlihat Jung Yung sedang membeli roti dan susu. “Ini dia Ahjumma.” Dia membayarkan 2.000 won (Rp 23.000) untuk sepasang roti dan susu.

Minji dan Heejin menghampiri Jung Yung.

“Kamu hanya membeli roti dan susu? Hari ini sudah siang, bagaimana bisa kamu membeli roti dan susu. Itu tidak akan membuatmu kenyang.” Ucap Heejin.

Minji mengangguk.

“Ini lebih baik daripada tidak sama sekali. Uangku sudah habis untuk mentraktir kalian berdua.” Jawab Jung Yung.

Minji dan Heejin saling melirik satu sama lain. Mereka merasa kasihan terhadap Jung Yung, sekaligus merasa bersalah karena meminta dia untuk mentraktir mereka. Padahal mereka sendiri tahu kondisi ekonomi keluarganya yang sedang tidak baik-baik saja.

Jung Yung melihat raut wajah mereka berdua. Dia berpikir pasti mereka berdua merasa bersalah. Untuk menghilangkan itu, Jung Yung berbicara, “Tidak usah khawatir. Anggap saja itu hadiah dariku karena telah membuat kalian berdua marah.”

“He! Benar juga. Itu salahmu.”

“Benar. Kami akan menerimanya.”

Minji dan Heejin menjawab sambil menunjukkan raut wajah yang tidak bersalah. Namun dalam hati mereka,“Aku meminta maaf karena tidak memikirkan ini.” Mereka berdua merasa bersalah.

Kemudian mereka mencari  tempat duduk untuk menghabiskan makanan mereka. Selagi mereka mencari tempat duduk, terdengar beberapa pria yang berada di situ memanggil kedua sahabat Jun Yung.

“Cantik, disini saja. Kami memiliki tempat untukmu.”

“Bergabunglah Bersama kami.”

Minji dan Heejin. Keduanya merupakan wanita yang cantik. Bisa dilihat kalau mereka berdua merupakan bunga sekolah yang ada di sekolah mereka. Itulah sebabnya, para lelaki merasa iri kepada Jung Yung yang berhasil menjadi sahabat mereka berdua.

Selain itu, Minji dan Heejin berasal dari keluarga yang kaya. Setiap hari mereka datang dengan mobil Limosin, dengan begitu bisa menunjukkan betapa kayanya mereka berdua.

Hanya saja tidak ada yang tahu kenapa Heejin dan Minji mau berteman dengan Jung Yung. Ada rumor yang mengatakan kalau Minji dan Heejin sangat suka dengan lelaki tampan.

^^^To be Continued…^^^

...ILUSTRASI KEDUA SAHABAT JUNG YUNG...

...⏬⏬⏬...

Chapter 2

**

“Tidak mau. Kami tidak ingin dengan kalian!” balas Minji dengan keras kepada para lelaki itu.

“Kemari!” ucap tegas salah satu lelaki yang berada disitu.

Lelaki lain melirik ke arah lelaki yang mengucapkan kata tersebut dengan tegas. Kemudian para lelaki itu tersenyum.

“Hei kalian berdua. Kalian tahu siapa yang memanggil kalian? Dia adalah ketua kami. Jadi, mari kita percepat dan kemarilah.”

“Tidak mau! Kami katakana tidak mau! Apakah kalian tidak bisa memahami Bahasa kami?” Balas Minji dengan tegas lagi.

“Tarik mereka!”

Ketua mereka menyuruh bawahannya untuk menarik tangan mereka dan membawa mereka kepada Ketua.

Salah satu lelaki berdiri dan menangkap tangan Minji. Dia memegang tangan Minji dengan kuat sambil berkata, “Kemari jika tidak ingin terjadi suatu masalah.”

Anak-anak yang ada di kantin tidak mencampuri urusan mereka, mereka hanya diam dan melihat para lelaki bajingan yang ada di sekolah mereka melakukan sesuatu.

Tidak lama kemudian datanglah salah satu Paman yang berjualan disitu dan mencoba untuk memberikan mereka pengertian.

“Jangan seperti itu. Ini membuat para siswa lain tidak nyaman.” ucap paman tersebut.

Para lelaki bajingan itu melirik ke arah paman tersebut, satu persatu dari mereka berdiri dan mulai menghadang paman itu.

“Ahjussi! Sebaiknya jangan ikut campur jika ingin berjualan disini dengan tenang.” ucap kata salah satu lelaki yang menghadang paman itu sambil menepuk pipi papan tersebut.

Ancaman mereka membuat si paman itu tidak dapat berbuat banyak dan kembali ketempat dimana dia berjualan.

Jung Yung melihat tingkah mereka dan berkata dalam benaknya, “Tidak bisakah ini berakhir dengan tenang?” sambil menghela nafas, karena dirinya merasa malas untuk meladeni mereka.

Lelaki yang memegang tangan Minji menarik Minji ke arah ketua mereka, tetapi Heejin menarik tangan Minji yang satunya.

“Sialan kalian. Lepaskan tangan Minji. Apakah kalian tidak tahu kalau kalian sedang mencari masalah dengan siapa?”

Ha…ha…ha! Tawa para lelaki-lelaki itu.

“Apa karena dia pikir dirinya kaya, jadi kami takut menyentuhnya? Memiliki tubuh yang indah seperti ini tidak boleh di sia-siakan.” ucapnya sambil melirik ke badan Minji yang indah itu.

Sesaat dia berkata dan melirik Minji dengan tatapan tersebut, Jung Yung langsung mencolok kedua matanya dengan jarinya.

Arght…!

Lelaki lain terkejut melihat Jung Yung melakukan itu, begitu juga dengan Minji. Para lelaki tersebut sangat marah kepada Jung Yung karena telah melakukan hal itu.

“Sialan kau!” teriak salah satu teman para bajingan tersebut.

Lelaki itu mengarahkan pukulan ke wajah Jung Yung, tetapi dengan mudah Jung Yung menghindari itu. Jung Yung membalas dengan menendang salah satu kakinya.

Ahh…!

“Kalian ini tidak ada kerjaan? Mengganggu teman-temanku saat mereka ingin makan?” ucap Jung Yun dengan santai.

“Hei Pria miskin! Jika kamu miskin lebih baik jauhi mereka. Mereka tidak cocok bergaul denganmu.” Balas ketua mereka dengan muka yang kesal.

Jung Yung tersenyum mendengar kata-kata itu dan dia mengabaikan mereka sambil menarik tangan Minji dan Heejin.

Menahan Pundak!

Ketua mereka menahan pundak Jung Yung.

“Kamu mau kemana? Aku tidak menyuruh kalian pergi.”

Dia menatap Jung Yung dengan tajam.

Parah bawahannya terlihat senang dan gembira karena ketua mereka sendiri yang akan mengatasi si pria miskin itu (Jung Yung).

“Hajar dia ketua!”

“Beri dia Pelajaran ketua! agar dia mengetahui tempatnya.”

Mereka terus menerus menyemangati ketua mereka serta memanas-manasi situasi yang ada saat itu.

Minji dan Heejin semakin takut dengan situasi yang ada. Mereka takut Jung Yung akan kenapa-napa karena mereka.

“Jung Yung.” panggil Heejin dengan tatapan sedih.

Jung Yung melihat Heejin.

“Biarkan saja untuk kali ini. Mereka hanya meminta kita duduk dengan mereka, tidak lebih.”

Minji pun mengikuti saran dari Heejin.

“Itu benar. Kita hanya duduk dengan mereka. Lagi pula tidak akan terjadi apa-apa karena kita sedang berada di kantin sekolah.”

Ketua para lelaki bajingan itu melihat Minji dan Heejin. Dia tersenyum dan menegaskan lagi kepada Jung Yung, “Hei pria miskin. Apakah kamu sudah mendengar apa yang mereka berdua katakan? Jika tidak mau berakhir buruk, pergilah dan biarkan mereka berdua menemani kami.”

Mata ketua mereka melihat Heejin dan Minji sekali lagi. Tetapi kali ini dengan tatapan yang berbeda. Mata itu menunjukkan nafsu yang ingin dia lakukan kepada Heejin dan Minji.

Jung Yung melihat ketua mereka itu dengan emosional. “Bajingan brengsek ini tidak hanya ingin duduk dengan tenang di kantin.” katanya dalam benaknya.

Jung Yung mendekatkan diri kepada ketua para bajingan itu. Dia melihat ke bawah. Karena Jung Yung lebih tinggi dari ketua mereka.

Ketua mereka langsung tidak senang dengan tingkah Jung Yung atau pria miskin itu.

Sambil menghadap wajah Jung Yung di atasnya dia berkata, “Apalagi yang ingin kamu lakukan? Mau cari masalah?” sambil tersenyum di hadapan Jung Yung.

“Tidak. Aku hanya ingin melihat pria brengsek yang sedang merengek soal Wanita.” balas Jung Yung dengan senyuman sinis.

Ketua mereka langsung menunjukkan raut wajah sangat emosional.

Para bawahannya pun tidak senang mendengarkan ucapan itu. Mereka juga marah karena mengatakan hal yang sangat memprovokasi mereka.

Diam-diam ketua mereka langsung melayangkan tinjunya ke arah Jung Yung.

Swoosh…!

Jung Yung telah memiliki refleks yang cepat, dengan mudah dia menghindar tinju itu ke arah kanan.

Para bawahan mereka terkejut melihat kecepatan Jung Yung menghindar.

“Wahh…dia bisa menghindari pukulan ketua?” ucap mereka dengan terkejut.

“Pria miskin itu ternyata tau menghindar juga.” sambung yang lain.

Ketua mereka mendengar ucapan para bawahannya, tidak ingin menanggung malu, dia kembali menyerang Jung Yung dengan kaki kanan miliknya.

Sekali lagi, Jung Yung menahan tendangan kaki dari ketua mereka menggunakan kaki kiri miliknya.

“Sialan! Pose (gaya) itu, bukanlah gaya seorang yang tidak tahu berkelahi. Nampaknya pria miskin sepertimu bisa bela diri juga.” ucap ketua mereka.

Para bawahannya lagi dibuat terkejut dengan pose itu. Gaya menahan kaki itu memang benar dipelajari dalam ilmu seni bela diri.

Heejin dan Minji kagum dengan Jung Yung, ternyata dia bisa bela diri. Tidak hanya bermodalkan tampang saja.

Bahkan Minji dan Heejin terkejut melihat mereka berdua. selama ini mereka tidak pernah melihat Jung Yung terlihat masalah ataupun berkelahi.

Ketua mereka tersenyum lagi. Dia melirik ke arah Jung Yung, lalu berkata. “Tapi beladiri tidak hanya seni untuk bertahan, tapi juga menyerang!”

Dengan kecepatan penuh dia menyerang Jung Yung menggunakan tangannya. Kiri dan kanan, sebuah gerakan boxing atau tinju.

Jung Yung tidak tinggal diam, dia juga menghindar serangan cepat dari itu. Usai berhasil menghindarinya, dia juga langsung membalas serangan itu dan berkata, “Benar! Menyerang juga sangat diperlukan dalam bela diri.”

Jung Yung mengangkat kakinya dengan tinggi ke atas, dan mematuknya ke bawah.

“Ketua awas!.”

Teriak bawahannya untuk memperingati ketua mereka.

Dalam sekejap mata ketua mereka terkejut dengan serangan balik Jung Yung. tidak ada yang dapat dia pikirkan selain menahan dengan kedua tangannya.

Urght…!

Erangan ketua mereka karena menahan serangan kaki milik Jung Yung. Dia juga tersungkur ke bawah untuk menahan serangan itu.

Dalam benaknya mengatakan, “Sialan! Tendangannya kuat dan berat. Aku rasa tanganku sedikit retak. Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan seperti ini.”

Wajahnya memerah karena kesakitan.

Para bawahannya langsung bergegas menghampiri ketua mereka, tetapi Jung Yung menegaskan kepada para bawahan itu.

“Jangan kemari kalau kalian tidak mau melihat ketua kalian tergeletak di lantai.” ancam Jung Yung kepada para preman sekolah itu.

Sekejap pergerakkan mereka berhenti.

Raut wajah yang mereka tunjukkan merasa sangat kesal dan marah. Mereka ingin memukul Jung Yung.

Jung Yung tersenyum, sekali lagi dia melihat para bawahan itu dan berkata, “Tapi bohong.”

Jung Yung mengangkat kakinya sekali lagi dan cepat menekan ketua mereka sekali lagi.

Menekan!

Crack...!

Bunyi yang berasal dari tangan ketua mereka. Tangan ketua mereka dalam sekejap langsung Patah dan ketua mereka tergeletak di lantai karena kesakitan.

“Bajingan kamu!” teriak para lelaki-lelaki brengsek itu.

Karena perkelahian ini tidak bisa dihindari, Jung Yung meladeni mereka satu persatu.

Memukul…!

Menendang…!

Menghajar wajah…!

Arght…! Urght…!

Dalam sekejap Jung Yung merobohkan semua lawannya. Enam orang dari mereka termasuk ketua mereka jatuh ke lantai.

Semua siswa dan siswi yang ada disitu kagum dengan apa yang dilakukan Jung Yung.

Mereka semakin mencintai Jung Yung. Dalam benak mereka melihat lelaki tampan, baik dan jago berkelahi adalah sebuah impian semua Wanita.

Heejin dan Minji juga demikian. Melihat situasi itu, mereka berdua langsung menarik Jung Yung dan membawanya kembali menuju ke kelas mereka.

^^^To be Continued...^^^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!