NovelToon NovelToon

Angle Devil Rose

BAB 1 : Orland university

...Happy Reading...

...❤️...

...********...

Kring, , , kring, , , kring,

Bunyi alarm sedari tadi terdengar di satu salah satu kamar dengan nuansa putih. Tidak ada tanda tanda orang itu akan bangun padahal ini adalah hari pertama dia masuk kuliah.

Kring, , , kring, , kring.

"Eemmmm".

Gumaman kecil keluar dari mulut gadis cantik yang masih terbungkus selimut.

Suara alarm kini masuk ke gendang telinganya yang membuat tidur cantiknya terganggu.

Dengan mata masih terpejam seperti ada lem di kelopak mata yang sama sekali gak bisa dibuka. Tangan gadis cantik itu berusaha meraih jam weker di atas nakas samping tempat.

Setalah menjangkaunya, gadis itu mematikan alarm itu lalu perlahan membuka mata untuk melihat jam sudah menunjukan pukul berapa.

Susah payah membuka mata, hal pertama yang terjadi seketika mata gadis itu terbuka lebar melihat jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi.

"Sial gue kesiangan, , ".

Brak.

Seketika jam weker yang ada ditangan sudah berserakan hancur di atas lantai sekali lemparan saja. Sementara pelakunya sudah ngacir masuk ke kamar mandi yang melompat dari tempat tidur.

Dengan cepat kilat, gadis itu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk kimono dengan rambut digulung acak.

Tidak ada waktu untuk lama lama di kamar mandi karena kepastian dia akan terlambat datang ke kampus. Apalagi sekarang hari pertama dia masuk kuliah.

Setelah memakai pakaian rapi dengan rambut digerai, gadis cantik itu langsung berlari turun untuk berpamitan kepada orang tuanya yang kepastian sudah tidak ada lagi di meja makan.

"Sayang jangan lari lari nanti kamu jatuh". Ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik yang sedang membereskan piring kotor di meja makan.

"Buru buru mi udah siang". Jawab gadis itu dengan mencium tangan serta pipi sang mami, lalu berlari lagi keluar dari menuju pintu utama.

"Sayang sandwich nya buat sarapan". Teriak sang mami kepada anak gadisnya.

"Sarapan di kampus aja mi, udah siang". Balas gadis itu dengan teriakan juga yang sudah menghilang dari pandangan.

.

.

.

.

15 menit berkendara dari rumah ke kampus akhirnya gadis itu sampai dengan tepat waktu. Mobil Lamborghini masuk ke pekarangan kampus yang membuat semua mata tertuju kepada mobil yang baru masuk itu.

"Wah siapa tuh, kayanya anak baru ya".

"Iya dari dulu lihat anak anak masuk gak ada tuh yang pakai mobil itu kecuali Yuda cs".

"Mobil nya sama dengan Yuda cs, , ".

"Perempuan atau laki laki ya?? Gue penasaran".

Begitulah ucapan beberapa mahasiswa yang melihat kedatangan mobil baru yang mereka lihat di parkiran.

"GEA~ ".

Teriak salah satu gadis yang ada di palkiran setalah gadis cantik yang mengendarai mobil Lamborghini keluar.

Ya, dia Gea Xaviera Agatha. Gadis cantik pindahan dari luar negri yang akan melanjutkan kuliahnya di Orland university.

Gea baru kemarin tiba di Indonesia atas pemintaan nyokapnya dengan alasan tidak ingin jauh dari anak satu satunya. Awalnya Gea memilih sekolah di London sedari kecil karena alasan tertentu.

Dia keturunan Inggris-Indonesia. Dari ayahnya yang berasal dari London. Inggris. Sejak kecil Gea tinggal di Indonesia dan memutuskan untuk sekolah di London tinggal dengan sang nenek.

Tapi sekarang, nenek dari ayahnya sudah meninggal dunia dan meminta Gea untuk tinggal di Indonesia bersama dengan orang tuanya tanpa ada penolakan lagi.

.

.

.

.

Mendengar namanya dipanggil. Gea berjalan ke arah 2 gadis cantik yang sedang melambaikan tangan dengan heboh ke arah dia.

"Aakkhhh akhirnya lo datang juga.. sekian lama gue nungguin lo balik ke sini". Pekik salah satu gadis itu langsung memeluk Gea dengan erat.

"Kamila gue gak bisa nafas".

"Hehe maaf gue kangen sama lo". Cengengesan Kamila/Mila melepaskan pelukan itu.

"Lo gak tahu aja kelakuan dia jemput gue pagi pagi buta buat datang ke kampus cuma ingin cepat ketemu sama lo". Keluh gadis satunya yang berwajah dingin tanpa ekspresi bernama Jessica.

"Kenapa kalian gak datang ke rumah gue aja. Ngapain nunggu disini??". Ucap Gea heran.

"Cantiknya aku. Gimana kita mau datang ke rumah Lo kalau alamatnya juga kita gak tahu".

"Oh iya sorry gue lupa". Ucap Gea menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal.

Mila benar, memang mereka bertiga sahabatan sedari kecil tapi Mila dan Jesica tidak pernah main ke rumah Gea dengan alasan tertentu.

Mereka bertiga selalu bertemu di sekolah atau ketika ada kerja kelompok, rumah Mila lah yang menjadi tempat mereka berkumpul.

Setelah lulus sekolah dasar barulah gea pindah ke London. Tapi saat mereka berjauhan mereka selalu tukar kabar satu sama lain tanpa ingin putus persahabatan.

"Nanti pulang kampus gue ajak kerumah deh". Lanjut Gea yang merasa bersalah.

"Oke, tapi hari ini kita ada janji jadi lain kali". Tolak Mila halus.

"Btw lo gak kangen sama gue Je??". Tanya Gea menatap ke arah Jesica.

"Nggak". Ucap Jesica langsung meninggalkan mereka masuk terlebih dahulu. Gea dan Mila yang mendengar itu hanya tertawa ngakak. Mereka berdua tahu akan sifat sahabat yang satunya ini sedari dulu.

Ketiga gadis itu berjalan masuk ke dalam kampus dengan banyak orang menatap ke arah Gea cs.

Di kampus itu Jesica dan Mila memang dikenal dengan gadis yang susah dideketin atau jarang bergaul dengan siapapun. Mereka selalu menolak setiap cewek yang ingin bergabung atau menjadikan mereka sahabat.

Tapi sekarang. Mereka bersama dengan gadis cantik yang baru datang ke kampus dan bisa dibilang anak baru.

Masuk ke ruang kelas bertepatan dengan dosen yang juga masuk. Akhirnya mereka langsung belajar dengan tenang memperhatikan dosen yang sedang mengajar di depan kelas.

Gea, Jesica dan Mila mengambil jurusan yang sama yaitu manajemen bisnis. Mereka bertiga sama sama anak tunggal di keluarga nya yang dituntut menjadi penerus orang tuanya nanti.

Dengan banyak tuntutan itu tapi mereka melakukannya dengan ceria dengan berjalannya waktu mungkin mereka akan sibuk masing masing.

.

.

.

.

Berada di kelas selama 3 jam mata kuliah pertama membuat Gea bosan. Ditambah dengan perutnya yang sudah keroncongan sedari pagi karena tidak sarapan saat berangkat tadi.

"Gue lapar banget tahu gak. Kenapa tu dosen malah tambah mata kuliah sih. Gak ngerti banget kalau gue belum sarapan". Keluh Gea disepanjang jalan.

"Kenapa suruh lo gak sarapan pagi tadi".

"Gue kesiangan". Ucap Gea dengan cemberut. "Ini lagi kenapa kantinnya pake jauh banget sih".

"Berisik,, bisa diem kagak". Ucap Jesica yang sudah mulai terganggu.

"Bodo amat mulut mulut gue kenapa lo yang ribet".

"Tapi gue denger".

"Kalau gak mau denger tutup aja telinga lo pakai batu". Celetuk Gea membuat Mila tertawa ngakak.

Hanya Gea yang berani dengan Jesica sedari dulu. Bukannya dia tidak berani tapi saat melihat tatapan Jesica yang sangat tajam membuat Mila tidak biasa membuka mulut untuk berdebat.

Gea berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jesica dan Mila tapi bukannya jalan lurus, Gea malah belok membuat mereka kebingungan.

"Gea lo mau kemana?? Kantin disana??". Teriak Mila sambil menunjuk ke arah kantin.

"Gue mau ke toilet dulu, Lo gak bisa baca tuh tulisan". Ucap Gea lalu pergi masuk ke dalam toilet yang ada disana.

Di dalam toilet, Gea hanya cuci tangan tanpa melakukan apapun. Lalu keluar lagi masuk ke area kantin mencari keberadaan kedua sahabatnya yang sudah masuk terlebih dahulu.

"GEA". Teriak Mila mengangkat tangan yang membuat seluruh mahasiswa yang ada di kantin menatap ke arah mereka semua.

"Ck malu maluin kenapa gak teriak pakai toa aja sekalian biar seluruh kampus denger". Batin Gea menatap Mila dengan tatapan tajam.

Mila yang melihat itu hanya# bisa nyengir tanpa dosa mengacungkan dua jari pertama minta maaf.

Walaupun Gea tidak seperti Jesica, tapi tatapan Gea akan lebih menyeramkan ketika sedang marah. Dua kali lipat menakutkan dari Jesica.

Maka dari itu Mila maupun Jesica gak pernah membuat Gea marah dengan alasan apapun itu. Mereka akan melakukan apapun agar tidak membuat Gea marah.

"Nih gue udah pesan buat lo, bakso spesial dan es teh manis". Ucap Mila setelah melihat Gea duduk di hadapan dia dan disamping Jesica.

"Makasih".

Bukannya makan, Gea malah bangkit lagi menuju ke arah penjual yang memang mila kebingungan. Sementara Jesica asik memakan bakso di hadapannya tanpa ingin tahu. Atau mungkin Jesica sudah tahu apa yang akan Gea lakukan.

Beberapa menit kemudian Gea kembali ke tempat duduknya membawa satu piring nasi goreng dan air mineral.

"Lah kalau lo mau pesan itu ini biar buat gue aja ". Ucap Mila ingin mengambil mangkuk yang berisi bakso di hadapan Gea. Tapi mangkuk itu langsung diambil Gea untuk dijauhkan dari Mila.

"Gue makan nasi karena belum sarapan. Bakso ini milik gue bukan milik lo".

Mendengar itu Mila langsung menatap Gea dengan tidak percaya. Dia lupa kalau sahabat yang satunya ini doyan makan tapi tubuhnya tetap ideal tanpa ada kata diet.

Sedangkan untuk dirinya. Setalah makan banyak keesokan harinya pasti akan diet sampai berat badannya turun ke angka sebelumnya.

Gea menghabiskan nasi goreng itu lalu berlanjut dengan bakso. Tapi baru memakan bakso yang besar, perut Gea udah merasa kekenyangan alhasil dia berikan saja sisanya kepada Mila.

.

.

.

.

.

Sore hari pulang dari kampus. Ketiga gadis cantik itu berpisah di palkiran kampus dengan tujuan masing masing.

Awalnya Gea ingin ikut tapi nyokapnya tiba tiba menelpon agar menjemputnya yang sedang arisan. Alhasil Gea langsung pergi agar maminya tidak mengomel terus.

Gea yang ada perjalanan menuju tempat yang maminya share Lok merasa kesusahan. Mungkin karena dia baru pulang dari London jadi gak tahu jalanan di sekitar sana.

"Dimana sih!". Keluh Gea menjalankan mobil nya dengan kecepatan sedang mencari alamat yang nyokapnya kirim.

Tapi saat di pertigaan mobil Gea ingin membelokan mobilnya tapi dari arah berlawan melesat mobil yang sama dengan warna yang berbeda mendahului Gea.

Chitttt, , ,

Bhug, , ,

.

.

To be continued, , , ,

BAB 2 : Keliling Kompleks

...Happy Reading...

...❤️...

...****************...

.

Suaraa decitan rem mobil yang secara tiba tiba membuat kepala Gea terbentur dengan stir kemudi.

"Sialan tu orang gak lihat apa ada mobil lain yang mau belok juga". Gerutu Gea menatap mobil yang mulai menjauh.

"Kalau tahu orangnya gue bejek bejek tahu rasa lo". Emosi Gea mulai meluap. Moodnya sudah berantakan ditambah dengan kejadian seperti itu membuatnya tambah kesal. Apalagi alamat yang maminya kirim tidak kunjung ketemu dari tadi.

Jadi, Gea memutuskan untuk menelpon maminya untuk memberitahu keberadaannya sekarang.

"Hello mi, alamatnya dimana sih?? Gea udah muter muter gak ketemu juga". Ucap Gea langsung saat panggilan itu terhubung.

"Kamu sekarang dimana?? Mami tungguin dari tadi". Ucap sang mami di sebarang sana.

"Ya makanya, Gea gak tahu Gea dimana sekarang. Pokonya Gea udah ada di kompleks perumahan yang mami kirim tapi alamat itu gak ketemu".

"Kamu di kompleks mana??".

"Cempaka I".

" Kamu belok kiri di ujung taman lalu belok ke kanan. Jangan ke kiri lagi nanti ujung ujungnya kamu bakal muter-muter". Ucap mami Lisa dengan dibarengi tawa diujung telpon.

"Ck mami mah. Kalau ini gak sampai juga Gea bakal pulang dan mami tunggu papi jemput aja disana". Ucap Gea sungguh sungguh.

"Ah baiklah mami tunggu". Ucap mami Lisa masih dengan tawa bersama seseorang disana tanpa Gea tahu.

"Gea tutup telponnya dulu, bye mi".

"Bye sayang".

PIP*

Setelah panggilan dimatikan Gea melanjutkan kembali mobilnya menelusuri jalanan yang diberitahu sang mami.

Ternyata benar. Gea akhirnya memberhentikan mobilnya di depan gerbang besar yang ada diujung jalan.

Walaupun rumah itu diujung jalan tapi rumah itu yang paling besar diantara yang lain. Bahkan tempat itu langsung menghadap ke arah area golf yang ada di daerah itu.

Rumah di ujung tapi bukan diujung jalan buntu melainkan ujung jalan yang disebelahnya terbentang lapangan luas.

Melihat gerbang tinggi dibuka secara otomatis membuat Gea memasukan mobilnya menuju pekarangan rumah.

Jarak dari gerbang ke rumah utama sangat jauh yang membutuhkan beberapa menit untuk sampai ke pintu.

Saat dari mobil pertama yang gea lihat adalah mobil yang terpalkir disana.

"Bukannya itu mobil yang tadi". Ucap Gea melihat mobil itu dengan seksama.

Tidak ingin memikirkan mobil itu, Gea langsung masuk untuk menjemput sang mami.

Gea menekan bel yang ada disana dan terbukalah pintu dengan lebar oleh maid yang ada dirumah itu.

"Permisi bi saya ingin bertemu dengan nyonya rumah ini'. Ucap Gea sopan.

Gea bilang seperti itu karena ia tahu maminya datang ke rumah itu untuk arisan yang tentu saja pasti diadakan oleh nyonya rumah itu.

"Dengan nona Gea, silahkan masuk nona, nyonya sudah menunggu di dalam".

Mendengar itu Gea gak kaget karena mungkin sang mami sudah bilang. Dia berjalan mengikuti maid menuju salah satu ruangan.

"Mi". Panggil Gea saat melihat maminya yang duduk sendirian di ruang tamu.

"Hai sayang, ketemu juga kan". Ucap mami Lisa dengan senyum mengembang.

"Ck mami mah bikin kesal tahu gak.. udah yuk pulang Gea belum makan lapar banget apalagi habis keliling kompleks". Ucap Gea dengan wajah kesal duduk disamping sang mami.

"Hehe maafin mami sayang.. tunggu sebentar nyonya rumah ini lagi ke atas dulu. Kita pamit dulu baru pulang".

"Hm lama". Gumam Gea pelan sambil menyandar tubuhnya kesandaran sopa tapi masih didengar oleh mami Lisa.

Tak, , tak , , tak,

Suara langkah kaki menuruni anak tangga tidak membuat Gea mengalihkan pandangan nya dari ponsel tapi saat mendengar suaranya Gea langsung menatap ke arah sana.

"Sudah datang jeng anaknya". Ucap seorang paruh baya yang seumuran dengan sang mami.

"Udah jeng, ini Gea yang tadi aku ceritain". Ucap mami Lisa memperkenalkan Gea.

"Gea Tante".

"Anak kamu cantik banget ya ngalahin kamu saat remaja dulu". Ucap orang itu yang bernama Kinara, sahabat mami Lisa.

"Iya dong harus itu". Ucap mami Lisa dengan senyum mengembang. "Ya udah kalau gitu aku pulang dulu ya, udah lama takutnya papinya gea udah pulang dari kantor". Pamit mami Lisa.

"Iya jeng hati hati ya. Sayang kapan kapan main ke rumah tante lagi ya jangan sungkan". Ucap nyonya rumah itu kepada Gea.

"Iya tante".

Setelah berpamitan dengan nyonya rumah itu. Ibu dan anak itu bergandengan tangan meninggalkan rumah untuk pulang.

"Mami Gea lapar jadi mami harus masakin Gea makanan kesukaan Gea nanti dirumah". Ucap Gea saat ada diperjalanan pulang.

"Iya sayang nanti mami buatkan tapi sekarang kita mampir di supermarket dulu ya ada yang mami harus beli".

"Ck mami, Gea udah lapar tahu gak, ah mami mah". Keluh Gea tapi tetap saja menuruti apa yang maminya ucapkan. Walaupun mulutnya terus saja mendumel tanpa henti.

.

.

Pukul 8 malam pas jam makan malam Gea tidak cepat turun. Dia sibuk dengan pekerjaan yang papinya berikan tadi sore.

Gea memang selalu meminta pekerjaan kepada papinya agar mendapatkan uang tambahan sekaligus belajar.

Dulu Gea hanya iseng karena bosan tidak ada pekerjaan apapun saat di London tapi lama kelamaan gea mulai terbiasa dan sering membantu papinya bekerja.

Tok, , tok, , tok

Suara pintu diketuk membuat Gea bangun dari tempat tidur untuk melihat siapa yang datang.

"Maaf mengganggu, non Gea ditunggu nyonya sama tuan di meja makan sekarang". Ucap maid yang ada didepan pintu kamar Gea.

"Baik bi Gea nanti turun".

Setalah gak ada lagi yang mau diucapkan Gea kembali masuk ke dalam kamar untuk melihat pekerjaan tadi takutnya belum di save.

Gea menuruni anak tangga sambil bersenandung ria terdengar ke area meja makan.

"Anak papi kayanya lagi senang nih?? Gimana kuliahnya??". Ucap sang papi kepada anaknya yang baru duduk di meja makan.

"Biasa aja Pi gak ada yang spesial".

"Baiklah sekarang kita makan nanti kita lanjut bicaranya. Ada yang ingin papi bicarakan". Ucap sang papi diangguki oleh anak dan istrinya.

Papi Phoenix memang menerapkan peraturan saat dimeja makan. Peraturan itu harus dipatuhi tanpa ada alasan apapun sedari Gea kecil.

Setalah makan malam, keluarga Agatha duduk di ruang keluarga dengan tangan memegang beda masing masing.

Sedangkan sang mami baru datang setalah mengambilkan laptop dari ruang kerja suaminya.

"Papi mau bicara apa!?". Tanya Gea membuka pembicaraan.

"Hm,, biar mami kamu yang bilang".

"Kok mami". Ucap mami Lisa kaget. "Papi yang punya rencana kok mami yang kena".

"Tapi mami juga andil dalam rencana ini ya".

"Iya mami tahu, tapi-".

"Kenapa mami papi malah berantem sih,, apa yang ingin kalian bicarakan sana Gea". Potong Gea bertanya kepada orang tuanya yang terlihat ragu akan ucapan mereka.

"Papi mau bilang, gimana dokumen yang tadi papi berikan apa udah selesai?!". Pertanyaan itu yang keluar dari mulut papi Phoenix yang membuat alis Gea diangkat heran.

"Sedikit lagi". Jawab Gea tapi matanya menatap ke arah orang tuanya dengan menyelidik.

"Kalau gitu kamu istirahat gih udah malam besok kuliah kan.. nanti kamu kesiangan lagi kaya tadi pagi". Sahut mami Lisa membuat Gea tambah heran.

"Mi Pi sebenernya apa yang ingin kalian ucapkan. Andil, rencana. Jangan buat Gea bingung deh". Cerca Gea.

"Gak ada papi cuma bilang gitu aja".

"Ayolah Pi, gea tahu mami papi ingin bicara serius sama Gea kan". Ucap Gea tidak percaya.

"Gak ada sayang, udah sana tidur". Ucap sang mami.

Mau tidak mau Gea menuruti perintah orang tuanya untuk masuk ke dalam kamar telah mengucapakan selamat malam dan tak lupa mencium kedua pipi orang tuanya bergantian.

.

.

.

Didalam kamar sebenernya Gea masih kepikiran dengan ucapan tadi tapi Gea gak mau pusing dan hanya memilih melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

Ting,

Pesan masuk di ponsel Gea terlihat dari grup yang dibuat Mila. Padahal grup itu hanya disini dengan 3 orang. Buat apa bikin grup hanya berisi 3 orang saja, pikir Gea.

...Beautiful girl (3)...

Mila

|Guys besok gue mau pamer

|Jangan lupa siapkan kamera saat dipalkiran oke.

|Bye bye guys selamat malam

|Mimpi indah.

"Ck kenapa nih anak, palingan juga abis beli tas baru atau sepatu baru". Gumam Gea langsung meletakan handphone nya kembali tanpa membalas pesan itu.

Setalah pekerjaannya selesai, gea mengirim file itu ke email bokapnya lalu langsung tidur. Kebetulan jam sudah menunjukan pukul 10 malam.

.

.

To be continued, , ,

BAB 3 : Hanya mirip, bukan dia

...Happy Reading...

...❤️...

...*************...

Keesokan harinya, tidak seperti kemarin. Gea bangun lebih awal lalu langsung bersiap siap untuk pergi ke kampus karena ada mata kuliah pagi.

Pukul 7 kurang Gea turun untuk sarapan bersama orang tuanya yang akan berangkat bekerja.

"Pagi mi, papi". Sapa Gea langsung duduk di meja makan.

"Pagi sayang". Balas mami papinya bersamaan.

"Sayang mau sandwich apa nasi goreng?". Tanya mami Lisa kepada sang anak.

"Sandwich aja mi, gea lagi gak pengen nasi".

"Tumben, takut gendut ya". Ucap sang papi dengan senyum meledek.

"Nggak ya Gea gak akan bisa gendut walaupun banyak makan". Ucap Gea dengan percaya diri.

Gea meminum susu nya lalu pamitan berangkat duluan daripada mendengarkan ledekan sang papi yang gak akan habis.

"Loh kok buru buru, gak mau berangkat sama papi". Ucap papi Phoenix saat anaknya sedang mencium tangan.

"Gea bawa mobil sendiri saja. Bye mami papi". Ucap Gea langsung meninggalkan meja makan.

"Jangan ngebut bawa mobil nya". Teriak sang mami.

"Iya mami ku sayang tapi Gea gak janji". Balas Gea dengan teriakan juga karena sudah jauh dari tempat orang tuanya duduk.

"Ck anak itu kebiasaan". Pekik mami Lisa menggeleng-gelengkan kepala dengan kelakuan sang anak yang hobinya balapan.

Sampai di palkiran kampus Gea hanya melihat Jesica yang menunggu di dalam mobil. Tanpa melihat keberadaan mila disana.

"Mila mana tumben gak bareng lo??". Tanya Gea yang keluar bersama dengan Jesica yang baru keluar juga.

"Dia chat gue katanya berangkat sendiri tadi pagi". Jawab Jesica duduk di dasboard mobil diikuti Gea.

Gak lama masuk mobil Lamborghini yang sama dengan milik Gea bahkan warnanya juga sama, warna putih.

Gea dan Jesica mengerutkan kening saat mobil itu masuk ke palkiran yang ada disamping mobil milik Gea. Tapi saat orang itu keluar langsung saja Gea dan Jesica berjalan menghampiri orang itu.

"Gimana mobil baru gue?? Bagus kan sama kaya punya Gea". Ucap Mila dengan ceria memamerkan mobil barunya.

"Ada angin apa lo beli mobil baru. Bukannya Lo selalu nebeng sama Jessi". Ucap Gea heran.

"Jangan bilang karena kemarin lo tahu bokap gue beliin mobil yang sama kaya Gea, Lo juga minta sama bokap lo". Tebak Jesica yang membuat Mila nyengir karena ketahuan.

"Hehe iya kemarin gue langsung minta sama bokap dan langsung dikirim kerumah. Kebetulan juga lagi ada di diler yang biasa". Pekik Mila pelan.

"Oh ya kenapa lo gak pakai mobilnya biar kita samaan". Lanjut Mila kepada Jesica.

"Belum terbiasa. Gue biasa pake mobil itu".

"Ya udah terserah lo pada. Mending kita masuk sebentar lagi bel". Ajak Gea masuk ke dalam kampus dengan diikuti kedua sahabatnya berjalan di kanan kiri.

Posisi mereka jalan Gea berada ditengah, Mila di kanan dan Jesica di kiri. Dengan style yang sama, simpel nan elegan.

.

.

.

.

Hari ini hanya satu mata kuliah. Artinya mereka gak ada lagi mata kuliah setelah istirahat nanti.

Saat ini ketiga gadis cantik itu sedang berada di kantin menikmati makanan yang mereka pesan. Mereka selalu duduk di meja paling pojok dengan ajakan gea agar tidak ada yang mengganggu dan lebih tertutup.

"Mau kemana nih kita hari ini??". Ucap Mila disela makan.

"Gak tahu gue ikut aja, lagian gue gak ada acara apapun hari ini". Ucap Gea.

"Lo je??". Tanya mila beralih kepada Jesica.

"Gue juga ikut".

"Oke, gimana kalau kita shopping atau nonton ke mall gimana??". Usul Mila yang diangguki oleh Gea dan Jesica.

Gea setuju dengan usulan Mila karena ia juga ingin tahu lebih banyak tempat yang ada disana. Sudah lama dia tinggal di London dan hanya melihat kiriman yang mereka kirimkan lewat chat.

Seperti yang mereka ucapkan tadi. Sekarang ketiga gadis itu sedang berada di mall dengan keliling mencari barang yang mereka cari.

Ketiga gadis itu masuk toko satu ke toko lain. Rencananya mereka hanya akan lihat lihat saja tapi ternyata hari ini banyak benget barang yang baru keluar.

Jadi, yang awalnya tidak ingin berbelanja. Sekarang tangan mereka sudah memegang beberapa paper bag dengan banyak barang yang dibeli.

"Gue capek, makan dulu yuk sebelum pulang". Ajak Mila kepada kedua sahabatnya.

"Boleh lagian ini udah sore nanti gue dicariin nyokap". Ucap Gea.

"Iya anak mami". Ledek Mila yang langsung diberi tatapan tajam oleh orang nya. "Hehe fist". Ucap Mila mengangkat dua jari keatas sambil nyengir.

Ketiga gadis itu masuk ke dalam restoran yang tidak terlalu ramai. Steak adalah menu yang Gea pilih saat ini dengan minumnya ice cappucino.

Drrrttt,, drrrttt,,, drrrttt

Panggilan masuk ke ponsel Mila membuat pandangan semua orang tertuju ke sana. Mila langsung mengangkat nya dengan cepat.

"Hello mah".

"......".

"Mamah dimana emangnya?".

"......".

"Ya udah Mila ambil sekarang. Mamah tunggu disana nanti Mila jemput sekalian pulang".

Pip,,!!

"Gue harus pulang sekarang, nyokap gue minta ambilin barang dan jemput di kantor". Ucap Mila memasukan ponselnya kedalam tas.

"Kenapa dijemput. Emang pulangnya gak bareng bokap lo?!." Tanya Gea.

"Bokap gue harus lembur. Gue pergi duluan ya bye".

"Iya hati hati". Ucap Gea, sedangkan Jesica hanya melambaikan tangan.

.

.

.

.

Hanya berdua di restoran itu Gea meminta Jesica untuk lebih lama disana.

Awalnya Gea akan langsung pulang tapi gak lama sang mami mengirim chat bahwa mereka sedang ada acara diluar dan kemungkinan akan pulang tengah malam.

Jadi Gea mengajak Jesica yang tidak memiliki kegiatan lagi untuk nongkrong sebentar.

Tempat duduk mereka ada di dekat kaca yang bisa melihat area mall yang banyak orang wara wiri.

Pandangan Gea terkunci dengan seseorang yang familiar bejalan bersama teman temannya. Mungkin..

"Gea Lo liat apa?? Kenapa melamun". Ucap Jesica memegang bahu gea yang sesuai tadi menatap ke arah luar.

"Hah..!!!". Gea sedikit tersentak dengan sentuhan Jesica di bahunya dan langsung mengalihkan pandangannya menatap ke arah Jesica.

"Lo liat apa??".

Bukannya menjawab. Gea menatap ke arah luar lagi tapi orang itu sudah hilang.

"Gue lihat apa apa". Ucap Gea tidak berbicara apa adanya karena dia juga gak yakin dengan orang itu.

"Mungkin salah lihat atau hanya mirip saja". Batin Gea.

.

.

.

.

Sebelum langit digantikan dengan bulan, Gea sudah sampai di rumah. Saat masuk ke rumah, rumah itu terlihat sepi karena orang tuanya sedang ada diluar.

"Bi untuk makan malamnya bibi antar saja ke kamar ya. Gea ingin makan dikamar aja". Ucap Gea kepada salah satu maid.

Gea tahu pasti orang tuanya sudah memberi pesan kepada maid bahwa mereka tidak akan makan malam dirumah dan hanya akan ada Gea saja di rumah itu.

"Baik nona nanti saya antar ke atas".

Tanpa bicara apapun lagi, Gea menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan tangan yang penuh membawa belanjaan tadi.

Sampai dikamar, Gea langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sangat kelelahan. Lama kelamaan gea ketiduran dengan posisi seperti itu.

Tok,, tok,, tok.

Tidur Gea terganggu dengan suara ketukan pintu. Dia melihat dirinya yang masih menggunakan pakaian tadi.

Cklek

"Ini nona makan malamnya. Mau bibi taruh dimana??". Ucap salah satu maid yang membawa nampan berisi makan malam Gea.

"Biar Gea aja yang bawa bi, makasih ya".

"Iya nona. Kalau sudah selesai panggil bibi kembali".

"Iya bi".

Pintu ditutup menggunakan kaki karena tangannya memegang nampan yang berisi makanan.

Nampan itu Gea letakan di atas meja. Lalu dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan terlebih dahulu.

Gea ingin berendam tapi perutnya sudah sangat lapar. Jadi Gea urungkan.

Memakai piyama tidur polos. Gea duduk di sopa untuk makan malam dengan ditemani sahabat nya yang melakukan video call.

Gea yang sedang makan hanya mendengarkan Mila yang terus bercerita. Sedangkan Jesica hanya menanggapinya sesekali.

Untuk Mila apapun selalu ada pembahasan untuk diceritakan. Hal itu membuat Gea dan Jesica kebingungan. Ada aja topik pembicaraan dalam segi apapun. Padahal topik itu tidak ada yang terlintas di pikiran Jesica maupun gea.

"Mil emang lo capek apa ngomong terus dari tadi gak ada berhentinya. Gue yang denger aja cepek". Ucap Gea memotong ucapan Mila yang sedang berbicara di ujung telepon.

"Dah lah, dia punya stok mulut banyak". Sahut Jesica yang membuat Mila mengerutkan bibirnya.

"Sialan lo". Ucap Mila kesal.

"Udah ah daripada dengerin lo bicara gak ada paedahnya mending gue kerja aja. Banyak kerjaan yang menanti gue".

"Gak ada akhlak emang lo pada.. gak ada yang mau nemenin gue. Padahal gue bosan banget tahu gak".

"Bodo amat gue gak peduli. Bye". Ucap Jesica langsung mematikan panggilan itu dengan cepat.

"Sialan lo pada-".

Pip, ,

Panggilan itu segera Gea matikan daripada mendengarkan Omelan Mila yang sedang kesal. Dia tahu saat Mila kesal dia akan terus bicara tanpa henti mengomeli siapapun yang ada didekat dia.

Setelah makanan habis. Gea pergi ke balkon sambil membawa laptop ditangannya untuk mengerjakan beberapa file yang bokapnya kirim.

Sebelumnya Gea juga menyimpan piring kotor itu ke dapur terlebih dahulu karena jam sudah menunjukan pukul 9 lebih. Jadi maid sudah tidak ada disekitar rumah utama. Semua maid sudah ada di rumah paling belakang.

Kepastian ketika pukul 9 malam - 4 pagi hanya ada penjaga yang berlaku lalang di luar rumah tanpa ada yang berani masuk.

Untuk siapapun yang pulang lewat jam 10 malam pasti akan membawa kunci rumah karena pintu utama sudah akan dikunci pada pukul segitu.

Hanya kepala pelayan yang akan datang mengecek rumah pada jam 10 malam untuk sekedar memastikan.

Maka dari itu jam batas Gea keluar hanya sampai jam 10 malam. Jika lebih dia tidak akan bisa masuk ke rumah karena Gea tidak diizinkan untuk membawa kunci rumah agar tidak seenaknya jika pulang.

.

.

.

.

To be continued, , , , , ,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!